• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT PENYARING AIR LIMBAH BATIK MENGGUNAKAN METODE MULTIMEDIA FILTER BERBASIS MIKROKONTROLER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT PENYARING AIR LIMBAH BATIK MENGGUNAKAN METODE MULTIMEDIA FILTER BERBASIS MIKROKONTROLER"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

105

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT PENYARING AIR LIMBAH

BATIK MENGGUNAKAN METODE MULTIMEDIA FILTER

BERBASIS MIKROKONTROLER

Abdul Gofur1,Slamet Supriyadi2, Agus Mukhtar3 JurusanTeknikMesinUniversitas PGRI Semarang Jl. SidodadiTimur No. 24 Kota Semarang, 50232

E-mail : ghofurabdul267@gmail.com; slametsupriyadi@upgris.ac.id; agusmukhtar@upgris.ac.id

ABSTRAK

Perkembangan industri semakin meningkat dari masa kemasa, salah satunya adalah industri batik yang merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang telah turun-temurun. Dalam industry batik, pewarnaan adalah proses yang sangat penting dant tidak mungkin ditinggalkan. Proses ini menggunakan pewarna tekstil yang menghasilkan limbah dan dapat mencemari lingkungan. Keberadaan industri batik di Indonesia menempati kategori industry skala besar, menengah, kecil dan bahkan skala rumahtangga (home industry). Hal ini menyebabkan pencemaran yang ditimbulkan oleh industri batik tidak hanya terjadi pada kawasan industri, tetapi terjadi juga di pemukimaman padat penduduk. Salah satup pengolahan air limbah batik yaitu dengan menggunakan alat penyaring air dengan metode multimedia filter.Dari hasil pengujian menunujukan bahwa variasi susunan pertama atau VS 1 (Ijuk – pasiraktif – karbonaktif – zeolit.) yang paling bagus dalam melakukan filtrasi atau penyaringan dengan rincian nilai kekeruhan 347,37 NTU dengan nilai standar yaitu 400 NTU hamper mendekati namun belum mencapai batas yang ditentukan, sedangkan nilai suhu yaitu 28,50 ºC dengan standar suhu yakni kisaran 20 -30 ºC, kemudian nilai pH yang dihasilkan semuanya sama yaitu 8,4 dan nilai kadar DO (Dissolved Oksigen) yaitu 4.25 mg/L dengan standar parameter yakni 5 mg/L hasil tersebut hamper mendekati standar budidaya ikan air tawar namun belum pas padastandar yang ada.

Kata kunci : Airl imbah batik, efektivitas saringan, multimedia filter, mikrokontroler

ABSTRACT

The development of the industry is increasing from time to time, one of which is the batik industry which is a work of Indonesian cultural art that has been passed down from generation to generation. In the batik industry, coloring is a very important process and cannot be abandoned. This process uses textile dyes which produce waste and can pollute the environment. The existence of the batik industry in Indonesia occupies the category of large, medium, small and even household scale industries (home industry). This causes the pollution caused by the batik industry not only to occur in industrial areas, but also in densely populated settlements. One of the batik wastewater treatment is by using a water filter with the multimedia filter method. The test results show that the variation of the first arrangement or VS 1 (Ijuk – activated sand – activated carbon – zeolite.) is the best in performing filtration or filtration with details of the turbidity value of 347.37 NTU with a standard value of 400 NTU, which is close to but not yet reached. the specified limit, while the temperature value is 28.50 C with the standard temperature in the range of 20 -30 kemudianC, then the resulting pH values are all the same, namely 8.4 and the DO (Dissolved Oxygen) value is 4.25 mg/L with the standard parameters, namely 5 mg/L the results are almost close to the standard for freshwater fish culture but do not fit the existing standards.

(2)

106 PENDAHULUAN

Perkembangan industry semakin meningkat dari masa kemasa, salah satunya adalah industri batik yang merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang telah turun-temurun. Dalam industri batik, pewarnaan adalah proses yang sangat penting dan tidak mungkin ditinggalkan. Proses ini menggunakan pewarna tekstil yang menghasilkan limbah dan dapat mencemari lingkungan. Keberadaan industri batik di Indonesia menempati kategori industry skala besar, menengah, kecil dan bahkan skala rumah tangga (home industry). Hal ini menyebab kan pencemaran yang ditimbulkan oleh industri batik tidak hanya terjadi pada kawasan industri, tetapi terjadi juga di pemukimaman padat penduduk. Salah satu UKM Jogjakarta menghasilkan limbah cair sekitar 125 liter per kilogram batik dan di Pekalongan sekitar 100 liter per kilogram batik.

Upaya untuk memperkecil dampak negatif yang terjadi akibat pembuangan limbah ke lingkungan perairan perlu dilakukan pengolahan limbah. Pertimbangan utama untuk pengolahan limbah cair industri batik rumah tangga adalah biaya, sehingga diperlukan penanganan dengan teknologi yang tepat dan sederhana dengan biaya yang relative murah. Salah satu alternative penanganan limbah cair batik rumah tangga dengan cara kombinasi koagulasi-flokulasi dan filtrasi. Berdasarkan latar belakang tersebut latar diatas peneliti mempunyai ide dan gagasan untuk membuat filter penyaring air limbah batik yang ditambahkan sistem mikrokontroler untuk mendeteksi hasil penyaringan maka peneliti membuat judul“Rancang Bangun

Prototype Alat Penyaring Air Limbah Batik Menggunakan Metode Multimedia Filter Berbasis Mikrokontroler”sebagai pokok bahasan dalam penelitian ini.

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Dari penelitian ini dapat diperoleh data yang isinya adalah angka-angka yang melambangkan dari suatu sampel penelitian. Sampel penelitian yang dipilih haruslah obyek yang bisa diambil datanya serta dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan secara menyeluruh dari obyek penelitian. Data-data yang diperoleh dari sumber penelitian sebagai menunjang sebuah penelitian.

B. Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan melakukan perbandingan variasi filter dengan masing – masing media filter dengan mencari nilai pH, Suhu, Kekeruhan dan Dissolved oksigen.

Berikut variasi susunan fiter yang digunakan :

V1 = ijuk – pasir aktif – karbon aktif - zeolit.

V2 = zeolit – karbon aktif – pasir aktif - ijuk.

V3 = Pasir aktif – ijuk – karbon aktif – zeolit

V4 = Karbon aktif – zeolit – ijuk – pasir aktif.

Dengan masing – masing ketebalan media yang berbeda – beda.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi awal produk

1. Deskripsi alat

Alat penyaringan air limbah batik merupakan alat yang digunakan untuk

(3)

107 menghilangkan bahan-bahan pencema dalam air buangan dari hasil proses pembatikan yang didalamya terdapat pewarna kain, pewarna kain merupakan senyawa yang didalamnya terdapat beberapa zat yang terbentuk melalui proses kimia. Metode penyaringan yang digunakan menggunakan jenis muktimedia filter, media filter yang dipakai terdiri dari empat lapisan yang masing – masing media mempunyai fungsi yang berbeda – beda antara lain media yang digunakan yaitu ijuk, pasir aktif, karbon aktif, dan zeolit.

Prinsip kerja alat ini yaitu dengan mengalirkan air limbah batik menggunakan pompa air melewati alat penyaringan yang didalamnya terdapat ijuk, pasir aktif, karbon aktif, dan zeolit sebagai media penyaringan, kemudian setelah melewati proses penyaringan air dialirkan kedalam bak penampung yang didalamnya terdapat sensor kekeruhan dan sensor suhu untuk mengukur dan memonitoring tingkat kekeruhan air dan suhu setelah melewati proses penyaringan. Bahan-bahan dasar yang digunakan untuk membuat alat ini meliputi: Besi siku, pipa paralon, komponen-komponen pipa paralon, media penyaringan, bak penampung, dan sensor.

2. HasilImplementasi perancangan hardware

Desain rancangan secara keseluruhan rangkaian alat merupakan gambaran secara utuh tentang alat yang akan dibuat.

Berikut adalah rancangan mekanik Prototype Alat penyaring air limbah batik menggunakan multimedia filter.

Gambar 1. Hasil rancangan alat

3. Hasil Implementasi Rangkaian Kelistrikan

Rangkaian sensor turbidity dan suhu ini berisi tentang sistem rangkaian kelistrikan berupa input dan output. Tampian hasil uji alat dapat di tampilkan pada LCD. Bentuk rangkaian kelistrikansensor turbidity dan suhu ada pada gambar dibawah ini:

B. Data Hasil Pengujian

Berdasarkan pengujian yang telah dilaksanakan sebanyak empat kali bahwa perbandingan antara perbedaan variasi susunan, jenis media penyaring, serta tinggi media yang akan berpengaruh terhadap hasil penyaringan air.

1. Berikut hasil pengujian air sampel limbah batik sebelum proses penyaringan

Tabel 1. pengujian air limbah batik sebelum proses penyaringan

(4)

108 Berikut 4 pengujian dengan menggunakan beberapa variasi susunan media filtrasi :Pengujian 1 : variasi susunan ijuk, pasir aktif, karbon aktif, dan zeolitsampel air limbah batik. Pengujian pertama menggunakan variasi susunan filter ijuk, pasir aktif, karbon aktif, dan zeolit pada tabung penyaring berukuran 4inch. Dari pengujian di atas menghasilkan :

Tabel 2. Hasil pengujian pertama Pengujian 2 : variasi susunan zeolit, karbon aktif, pasir aktif, dan ijuks ampel air limbahbatik. Pengujian kedua menggunakan variasi susunan filter zeolit, karbon aktif, pasir aktif, dan ijuk zeolit pada tabung penyaring berukuran 4inch. Dari pengujian di atas menghasilkan :

Tabel 3. Hasil pengujian kedua.

Variasi susunan pertama Nilai Pengujian p H Dissol ved Oksig en (DO) Suh u Kekeru han Zeolit → karbon aktif → pasir aktif aktif → ijuk 8 , 4 4,30 mg/L 28,9 4 ºC 598,28 NTU

Pengujian3 :variasi susunan pasir aktif, ijuk, karbon aktif, danzeolitsampel air limbah batik. Pengujian ketiga menggunakan variasi susunan pasir aktif, ijuk, karbon aktif, dan zeolit pada tabung penyaring berukuran 4inch. Dari pengujian di atas menghasilkan :

Sampel air Parameter pengujian Air limbah batik pH Dissolved Oksigen (DO) Suhu kekeru han 8,4 3,94 mg/L 30,44 ºC 598,28 NTU Variasi susunan pertama Nilai Pengujian pH Disso lved Oksi gen (DO) Suhu Kekeruh an Ijuk → pasir aktif → karbon aktif → zeolit 8,4 4.25 mg/L 28,5 0 ºC 347,38 NTU

(5)

109 Tabel 4. Hasil pengujian ketiga

Variasi susunan pertama Nilai Pengujian p H Disso lved Oksig en (DO) Suh u Kekeru han Pasir aktif → ijuk → karbon aktif → zeolit. 8 , 4 4,11 mg/L 28,5 0 ºC 304,37 NTU

Pengujian4 :variasi susunan karbon aktif, zeolit, ijuk,dan pasir aktif sampel air limbah batik. Pengujian ketiga menggunakan variasi susunan karbon aktif, zeolit, ijuk,dan pasir aktif pada tabung penyaring berukuran 4inch. Dari pengujian di atas menghasilkan.

Tabel 6. Hasil pengujian keempat.

Variasi susunan pertama Nilai Pengujian p H Disso lved Oksig en (DO) Suh u Keker uhan Karbon aktif → zeolit → ijuk → pasir aktif. 8 , 4 4,27 mg/L 30, 44 ºC 469,25 NTU

Perbandingan hasil 4 kali pengujian dengan variasi susunan yang berbeda.

Tabel 7. Perbandingan hasil semua pengujian. N o. Variasi Susunan Parameter Pengujian pH Su hu (ºC ) DO (mg/ L) Keker uhan (NTU) V 1

Ijuk – pasir aktif – karbon aktif – zeolit. 8,4 28, 50 ºC 4,25 347,38 V 2 Zeolit –karbon aktif – pasir aktif – ijuk. 8,4 28, 94 ºC 4,30 598,28 V 3

Pasir aktif – ijuk – karbon aktif – zeolit. 8,4 28, 50 ºC 4,11 304,37 V 4 Karbon aktif – zeolit – ijuk – pasir aktif. 8,4 30, 44 ºC 4,27 469,25 Standar parameter budidaya ikan air tawar

6,5 – 8 20 – 30 ºC 5 – 6 25 – 400

Berikut merupakan grafik hasil masing – masing pengujian Gambar2.Grafikperbandinganpengujiankekeru han air. 7,8 8 8,2 8,4 8,6 VS 1 VS 2 VS 3 VS 4 Variasi susunan

Perbandingan pH

pH pengujian Standar parameter

(6)

110

Gambar 3. Grafik perbandingan Oksigen Terlarut Semua Pengujian.

Gambar 4.Grafik perbandingan Tingkat Kekeruhan Semua Pengujian

Gambar 5. Grafik Perbandingan Suhu Semua Pengujian.

A. Pembahasan

Pada proses penelitian yang menggunakan beberapa susunan variasi filter dengan media ijuk, karbon aktif, pasir aktif, dan batu zeolit dengan masing – masing pengujian antara lain pH, Dissolved oksigen (DO), Kekeruhan, dan Suhu.Berikut merupakan hasil pengujian pada masing – masing susunan filter. 1. pH ( derajat keasamaan )

Derajat keasamaan (pH) adalah ukuran tentang besaranya konsentrasi ion hidrogen dan menunjukan apakah air itu bersifat asam aau basa dalam reaksinya. Derajat keasamaan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap organisme perairan sehingga dipergunakan sebagai petunjuk untuk menytakan baik buruknya suatu cairan.

Alat untuk mengukur derajat keasamaan menggunakan pH meter. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menggunakan sampel air limbah batik diperoleh data pH dengan variasi susunan filter yang berbeda – beda. Diperoleh hasil Ph pada VS 1, VS 2, VS 3, dan VS 4 menghasilkan nilai ph yang sama yaitu 8,4 hal ini menunjukan bahwa pada proses filtrasi warna pada limbah batik tidak begitu berpengaruh pada proses filtrasi namun demikian hasil tersebut sudah memenuhi standar menurut PP RI No 20 Tahun 1990 bahwa

0 0,51 1,52 2,53 3,54 4,55 5,5 VS 1 VS 2 VS 3 VS 4 Variasi susunan

Perbandingan

Oksigen Terlarut

(DO)

DO pengujian Standar parameter 0 200 400 600 VS 1 VS 2 VS 3 VS 4 Variasi susunan

Perbandingan

Tingkat Kekeruhan

Tingkat Kekeruhan Pengujian Standar parameter 25 25,526 26,527 27,528 28,529 29,530 30,531 VS 1 VS 2 VS 3 VS 4 Variasi susunan

Perbandingan Suhu

Suhu pengujian Standar parameter

(7)

111 nilai pH yang baik untuk budidsya ikan air tawar yaitu 6,5 – 9.

2. DO ( Dissolved Oksigen )

Dissolved Oksigen atau oksigen terlarut merupakan salah satu penunjang utama kehidupan di air dan indikator kesuburan perairan. Kadar oksigen terlarut semakin menurun seiring dengan semakin meningkatnya limbah organik di perairan. Hal ini disebabkan oksegen yang ada dibutukan oleh bakteri untuk mengurai zat organik menjadi zat anorganik.

Alat untuk mengukur kada oksigen terlarut yaitu dengan menggunkan DO meter atau dengan metode pengujian Inhouse method. Pada pengujian kada oksigen terlarut ini dilakukan di Balai laboratorium pengujian kesehatan ikan dan lingkungan Dinas kelautan dan perikanan semarang.

Berdasarkan hasil penelitan sampel air limbah batik diperoleh data DO yang berbeda berdasarkan perbedaan susunan variasi filter. Dari hasil pengujian menunjukan bahwa nilai kada DO yang efektif dan mendekati nilai standar yaitu pada variasi 2 ( zeolit, karbon aktif, pasir aktif, dan ijuk ) dengan nilai 4,30 ppm mendekati standar yang ditentukan pemerintah menurut PP RI No 20 Tahun 1990 yaitu 5 -6 ppm atau mg/L

1. Kekeruhan

Air dapat dikatakan keruh, apabila air

tersebut mengandung begitu banyak partikel yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Pengeruhan pada dasarnya terjadi disebabkan oleh adanya zat – zat koloid yaitu zat yang terapung serta terurai secara halus sekali.

Pada penelitian ini alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan yaitu dengan turbidity sensor, sensor turbidity ini merupakan salah satu alat untuk mendeteksi kekeruhan pada air dengan cara membaca sifat optik akibat disperse sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba.

Tingkat kekeruhan yang ditolerir untuk budidaya ikan air tawar sesuai PP RRI No 20 Tahun 1990 yaitu berkisar antara 25 – 400 NTU.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan data pengukuran tingkat kekeruhan yang bervariasi susuanan filter yang hampir memenuhi standar yaitu pada pengujian susunan filter yang pertama yaitu VS 1 (Ijuk – pasir aktif – karbon aktif – zeolit.) dengan nilai 347,38 NTU, Sedangkan nilai yang paling tinggi dihasilkan pada pengujian susunan filter ke 2 yaitu dengan susunan VS 2 (Zeolit –karbon aktif – pasir aktif – ijuk.) k

(8)

112 yang terendah dihasilkan pada pengujian yang ke 3 dengan variasi susunan VS 3 (Pasir aktif – ijuk – karbon aktif – zeolit.) dengan nilai 304,37 NTU. Kolam budidaya ikan air tawar harus secara rutin di cek dan dijaga tingkat kekeruhan airnya, adapun dampak air yang keruh dapat mengganggu ekosistem dan perkembangan fisik ikan bahan dapat juga menyebabkan kematian pada ikan tersebut.

2. Suhu

Suhu air kolam budidaya ikan air tawar mempengaruhi sistem metabolisme dan perkembangan organisme serta jumlah pakan yang dikonsumsi organisme. Suhu air juga dapat mempengaruhi kehidupan biota air secara tidak langsung, yaitu melalui pengaruhnya terhadap oksigen dalam air. Suhu yang terlalu tinggi dapat meningkatkan stres pada benih dan ikan, sementara suhu yang terlalu rendah dapat mempengaruhi kemampuan organisme dan mengikat oksigen sehingga menghambat pertumbuhan ikan.

Pada pengukuran suhu digunakan sensor suhu dalam hal ini menngunakan termokopel dan standar parameter suhu yang ditentukan pemerintah menurut PP RI No 20 Tahun 1990 yaaitukisaran 20 – 30 ºC.

Dari hasilpngujian yang dilakukandidapat

data pengukuransuhu, hasilpenelitianataupengujiandari 4 kali pengujiankeseluruhannyamemenuhistanda r yang telahditentukanberikutrincianhasilpenguku ransuhu VS 1 = 28,50 ºC, VS 2 = 28,94 ºC, VS 3 = 28,50 ºC, VS 4 = 30,44 ºC.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Multimedia filter alat yang digunakan untuk menyaring air limbah batik dengan beberapa komponen media penyaring yakni ijuk, karbon aktif, pasiraktif, dan batu zeolit sebagai media filtrasi atau penyaring, dan dilengkapi dengan sensor turbidity dan sensor suhu termokopel untuk memudahkan dalam memonitoring tingkat kekeruhan dan suhu air setelah melewati proses penyaringan. Desain alat penyaring air limbah batik menggunakan software Solidwork 2015, sehingga memudahkan peneliti dalam merancang dan menghitung kebutuhan komponen yang dibutuhkan pada proses rancang bangun.

2. Dari hasil pengujian menunujukan bahwa variasi susunan pertama atau VS 1 (Ijuk – pasiraktif – karbonaktif – zeolit.) yang paling bagus dalam melakukan filtrasi atau penyaringan dengan rincian nilai kekeruhan 347,37 NTU dengan nilai standar yaitu 400 NTU hamper mendekati namun belum mencapai batas yang ditentukan, sedangkan nilai suhu yaitu 28,50 ºC dengan standar suhu yakni

(9)

113 kisaran 20 -30 ºC, kemudian nilai pH yang dihasilkan semuanya sama yaitu 8,4 dan nilai kadar DO (Dissolved Oksigen) yaitu 4.25 mg/L dengan standar parameter yakni 5 mg/L hasil tersebut hamper mendekati standar budidaya ikan air tawar namun belum pas pada standar yang ada.

Saran

Untuk meningkatkan dari penelitaian yang telah dibuat peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut :

a. Hasil dari beberapa pengujian penelitian belum memenuhi syarat yang ditetapkan PP RI No 20 Tahun1990 , maka diharapkan adanya pengembangan terhadap alat penjernih air tersebut.

b. Pada alat penyaringan perhitungkan tinggi setiap komponen media filter dan komponen media filter yang cocok untuk air yang akan dijernihkan.

c. Perlu dikembangkan dan ditambahkan beberapa komponen seperti sensor ultraviolet agar bakteri yang ada pada air dapat dimatikan.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Andrizala, D. Yendri, “Pengendali Pompa Pengisi Galon Air Berbasis Sensor Waterflow dan Mini PC”, JurnalResti, vol. 1 No. 2, 2017 [2]. Budiyono, & S, S. (2013). Teknik

Pengolahan Air. Yogyakarta: Graha Ilmu

Deissy L.N., Elliza R.C., &Herry S., 2012, Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Secara Biologis

Dengan Media Lumpur Aktif, Jurnal Teknologi Kimia dan Industry Universitas Diponegoro, Vol 1. No 1.

[3]. DikoSusanto, ToibahUmiKalsum, Yanolanda Suzantri H, 2014. “Alat Penyaringan Air Kotor Menjadi Air

Bersih Menggunakan

Mikrokontroller Atmega 32” Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dehasen Bengkulu Jl. Meranti Raya No. 3 Bengkulu.

[4]. Faizal Fatturahman, Irawan , 2019. “Monitoring Filter PadaTangki Air Menggunakan Sensor Turbidity Berbasis Arduino Mega 2560

Via Sms Gateway “ Sistem Komputer, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl. Raya Ciledug, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. [5]. Imam WahyuSaputra, 2018

“Perancangan Alat Penyaringan Air Limbah Botol Plastik Dengan Sistem Filtrasi Bertingkat”Tugas akhir Universitas Nusantara PGRI Kediri. [6]. Megawati, Arman Y., Trianto D.

2016. “Prototype Alat penjernih Air Sumur Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535”.Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan. 4 (1): 11-20. [7]. Mokh. Sholihul Hadi1, Alfin

FIrmanSyah, Fatma Cahyaningrum, Ahmad Sariful Anwar, Dwi Arini Mufarichah (2018) melakukan penelitian dengan judul“Sistem penjernih air limbah rumah tangga dengan kendali PID berbasis arduino” Jurnal Universitas Negeri Malang, Indonesia

[8]. Pambi, R.P. varonika, 2009 “ Penurunan Tingkat Kekeruhan Dan Kesadahan Pada Air Tanah Dangkal Dengan Filtrasi “, Tugas Akhir Universitas PGRI AdiBuana Surabaya.

(10)

114 Mengurangi Kesadahan Air “Staf Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih Dan Limbah Cair, Pusat Pengkajian dan Pererapan Teknologi Lingkungan, BPPT.

[10]. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

[11]. Eswanto, Satri JP Sitompul,Tony Siagian, Iwan Gunawan, Aminur. 2020. Aplikasi PLTMH Penghasil Energi Listrik Di Sungai Lawang Desa Simbang Jaya Kecamatan Bahorok. Dinamika : Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Vol. 11, No. 2, Mei

2020: 56-64. DOI:

10.33772/djitm.v11i2.11678

[12]. VivinAtika, AgusHaerudin, 2013. “Pengaruh Komposisi Resin Alami Terhadap Suhu Peloro dan Lilin Untuk Batik Warna Alam “Balai Besar Kerajinan dan Batik, Jl. Kusumanegara No. 7 Yogyakarta, Indonesia

[13].Barita, Esron Rudianto Silaban, Zainuddin, Eswanto, 2018, Pengaruh Kinerja Kompresor Pada Mesin Pendingin Dengan Penggunaan Variasi Bahan Refrigran, Jurnal Ilmiah “MEKANIK” Teknik Mesin ITM, Vol. 4 No. 1, Mei 2018 : 48 – 55 [14] Wadu, R.A., Ada, Y.S.B. and

Panggalo, I.U., 2017. Rancang Bangun Sistem Sirkulasi Air Pada Akuarium /Bak Ikan Air Tawar Berdasarkan Kekeruhan Air Secara Otomatis. Jurnal Ilmiah Flash, 31, pp.1-10.

Gambar

Gambar 1. Hasil rancangan alat
Tabel 2. Hasil pengujian pertama  Pengujian  2  :    variasi  susunan  zeolit,  karbon aktif, pasir aktif, dan  ijuks ampel  air  limbahbatik
Tabel  7.  Perbandingan  hasil  semua  pengujian.  N o.  Variasi Susunan  Parameter Pengujian  pH   Su hu  (ºC )  DO  (mg/L)  Kekeruhan  (NTU)  V 1
Gambar 5. Grafik Perbandingan Suhu Semua  Pengujian.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara angka melek huruf terhadap jumlah penduduk miskin di

Dalam melakukan pembinaan dengan memberikan pendidikan formal pihak LPKA juga melakukan MOU (memorandum of understanding) dengan dinas pendidikan berupa metode

Oleh karena itu, dapat disimpulkan dari 13 butir pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai apakah mereka mengetahui keberadaan dan pernah menggunakan jasa informasi

Pendidikan dan pelatihan dalam suatu organisasi sebagai upaya untuk pengembangan sumber daya manusia, adalah suatu siklus yang harus terjadi terus menerus. Hal

Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Asam

"Memperhatikan berbagai penafsiran terhadap berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012, khususnya berkaitan dengan pemberian resmisi, asimilasi dan pembebasan

Data pada gambar 3 menunjukkan bahwa dimensi caring yang paling tinggi dipersepsi siswa adalah dimensi memahami siswa, artinya bagaimana kepedulian petugas

Berdasarkan SNI 01.7207-2006, hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa nilai rata-rata kehilangan berat kedua umur contoh uji masih dibawah 3,52% dan