• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEEPALIVE DISASTER RECOVERY CENTER DENGAN METODE FAILOVER PADA PT SYB JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI KEEPALIVE DISASTER RECOVERY CENTER DENGAN METODE FAILOVER PADA PT SYB JAKARTA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KEEPALIVE DISASTER RECOVERY

CENTER DENGAN METODE FAILOVER PADA PT SYB

JAKARTA

Angga Nugraha1 , Anggi Puspita Sari², Pas Mahyu Akhirianto3

1

STMIK Nusa Mandiri Jakarta e-mail: angga.nugraha@outlook.com

2

AMIK BSI Bekasi e-mail: anggi.apr@bsi.ac.id

3

AMIK BSI Tegal e-mail: pas.pma@bsi.ac.id

Abstrak

Disaster Recovery menjadi fasilitas pengganti pada saat Data Center (pusat data) mengalami gangguan atau tidak dapat berfungsi karena tidak adanya aliran listrik, kebakaran, ledakan, kerusakan dan gangguan lainnya. Failover merupakan proses peralihan ke sebuah komponen cadangan, elemen, atau operasi, sementara dilakukan perbaikan untuk mengatasi gangguan yang sedang berlangsung atau berjalan. Prosedur failover ditentukan menurut berlangsungnya operasional jaringan jika terdapat dan ditemukan hal ketidakwajaran agar layanan jaringan tetap diberikan. Ketika terjadi Failover, Cluster Server otomatis bisa melakukan Takeover sistem yang bekerja pada Server tanpa intervensi dari Administrator atau Server Operator. Mekanisme failover yang dirancang dapat segera mungkin bertindak setelah gangguan muncul. Beberapa persyaratan untuk memenuhi metode Failover yang dibuat haruslah bersifat responsif, efektif dan efisien. Sedangkan Keepalive yaitu pesan yang dikirim oleh satu perangkat ke perangkat lain yang berhubungan untuk berusaha tetap hidup dan mencegah link dari kebobolan. Impementasi yang dirancang pada PT SYB Jakarta memberikan beberapa manfaat layanan jaringan komputer yang berkitan dengan teknologi informasi.

Keywords: Disaster Recovery, Failover dan Keepalive.

1. Pendahuluan

Bisnis dan industri cenderung berkembang semakin kompleks dari masa ke masa, baik dari segi proses bisnis yang terjadi, struktur organisasi yang berlaku, hingga ukuran data dan jumlah personel yang terlibat di dalamnya. Begitu juga dengan peranan unsur teknologi dalam mendukung operasi bisnis yang semakin lama semakin besar. Sistem informasi, jaringan telekomunikasi, dan basis data misalnya, sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kelangsungan operasi suatu badan bisnis.

Namun tidak hanya itu, ancaman yang berpotensi mengganggu berfungsinya unsur-unsur teknologi pendukung bisnis ini pun semakin bervariasi seiring dengan perkembangan zaman. Ancaman-ancaman ini antara lain mencakup pembobolan keamanan jaringan, ketiadaan daya, dan banyak lagi. Karena perannya yang cukup besar, ancaman bagi unsur teknologi ini

dapat dikatakan merupakan ancaman bagi keberlangsungan perusahaan juga. Dalam keadaan darurat yang mungkin ditimbulkan oleh beberapa bentuk ancaman tersebut, dalam pengambilan keputusan yang tepat sangatlah penting untuk kelangsungan perusahaan.

Tidak hanya tepat atau tidaknya, kecepatan atau responsif saat pengambilan keputusan pun sangat berpengaruh. Keputusan tepat yang dieksekusi terlambat tidak akan membantu sama sekali. Hal ini dikarenakan perusahaan harus mampu mengembalikan fungsi-fungsi pentingnya dengan secepatnya mungkin. Semakin banyak waktu pemulihan yang dibutuhkan, semakin tinggi pula tingkat kerugian yang diderita. Kerugian yang dialami misalnya dapat berupa dengan ditandai menurunnya tingkat kepuasan pelanggan, hilangnya pelanggan, atau bahkan pembatalan transaksi penting. Menjawab pertanyaan dan menghindari kerugian seperti di atas

(2)

akan lebih mudah jika perusahaan memiliki rencana pemulihan. Rencana ini dapat berupa urutan tahapan yang harus dilakukan jika suatu keadaan darurat terjadi. Rencana yang tersusun dengan baik akan sangat membantu perusahaan dalam melewati keadaan darurat dan kembali menjalankan fungsinya, namun jika rencana yang digunakan sebagai pegangan ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan sebenarnya, maka yang terjadi kemungkinan besar justru merupakan kebalikannya. Proses penyusunan rencana pemulihan ini disebut Disaster Recovery. Berdasarkan Afif dan Tito[2013/04:65] Data Center Standards Overview, data center dapat diklasifikasikan menjadi beberapa Tier. Tier 1 merupakan model data center yang paling simpel dan biasanya dapat disebut juga ruang server. Tier 4 merupakan model data center paling ketat dimana data center Tier 4 dilakukan proses design khusus untuk menampung sistem komputer yang bersifat kritikal. Tier 4 ini, dilengkapi dengan komponen redundant. Dalam rencana pemulihan pada situasi total disaster, pemulihan dapat dilakukan secara efektif. Yang dimaksud dengan dapat dilakukan secara efektif adalah operasional teknologi informasi dapat berjalan kembali segera setelah gangguan terjadi sehingga tidak mengganggu pelayanan kepada nasabah [Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/15/PBI/2007 pasal 13 ayat 1]. 2. Metode Penelitian

Disaster Recovery Center (DRC) merupakan suatu fasilitas pada perusahaan yang berfungsi untuk mengambil alih fungsi suatu unit ketika terjadi gangguan serius yang menimpa, baik satu atau beberapa unit kerja penting perusahaan seperti pusat penyimpanan serta pengolahan data dan informasi. Disaster Recovery Center sudah bukan hal yang baru di dunia informasi teknologi Indonesia, bahkan Bank Indonesia telah mengharuskan seluruh bank di Indonesia agar memiliki Disaster Recovery Center sebagai pemulihan data seperti ketentuan peraturan Bank Indonesia Nomor : 9/15/PBI/2007.

Pemulihan pusat data dengan waktu yang relatif singkat tidak akan berjalan jika tidak dibantu dengan sistem jaringan yang saling backup, dalam hal ini kita menggunakan failover sebagai jaringan operasional. Karena menggunakan metode failover

memudahkan quality of service pertukaran data akan termonitor dengan baik.

Menurut Dr. P. Rajamohan [2014/11:554] VRRP is a popular protocol for providing device redundancy, for connecting redundant WAN gateway routers or server access switches. It allows a backup router or switch to automatically take over if the primary (master) router or switch fails. VRRP uses dynamic failover to ensure the availability of an end node’s default router. This is done by assigning the IP address used as the default route to a “Virtual Router”, or VR.

3. Pembahasan

Setelah menganalisa sistem jaringan PT Sarana Yukti Bandhana (SYB), maka penulis menambahkan usulan penambahan colocation router, switch dan firewall pada

Gambar 1. Topologi berjalan provider untuk penggunaan failover antara

pusat data dengan pusat pemulihan data Disaster Recovery Center (DRC) sebagai

(3)

Gambar 2. Topologi Jaringan Usulan pemanfaatan minimalis time out pada koneksi jaringan yang dilakukan proses access oleh biller dan keepalive pada server PT SYB. Jadi dalam pembahasan manajemen jaringan usulan ini, tidak akan membahas mengenai manajemen jaringan secara keseluruhan. Akan tetapi hanya akan fokus membahas mengenai keepalive pusat data dengan metode failover yang akan dilakukan proses implementasi pada perusahaan tempat penulis melakukan riset. Topologi berjalan dapat diperlihatkan pada gambar 1. Dan bentuk usulan topologi jaringan komputer pada gambar 2.

Dalam membangun minimal time out antara pusat data dan Disaster Recovery Center (DRC), pengaturan konfigurasi dilakukan pada primary router dan secondary router, sedangkan pada server PT SYB sistem operasinya menggunakan CentOS. Pada server inilah yang akan dilakukan konfigurasi dengan keepalive pada server Primary dan Secondary sbb:

Gambar 3. Konfigurasi keep alive pada Primary Server

Gambar 4. Konfigurasi keep alive pada Secondary Server

(4)

Pada database server konfigurasi yang digunakan terdapat di master server, hal ini dikarenakan agar slave server atau backup mendapatkan informasi data dari master server.

Gambar 5. Konfigurasi database server Hal yang perlu diperhatikan Sebelum mengaktifkan aplikasi adalah hostname antara server DC dan server DRC harus sesuai dengan penamaan server yang akan digunakan sebagai tujuan.

Pengujian Awal

Dalam pengujian ini penulis akan melakukan proses keepalive server yang terdapat di pusat data saat server primary mati, kemudian server secondary yang berada di DRC akan menjadi Master.

Gambar 6. Master database pada pusat data awal.

Pengujian pada koneksi jaringan, menggunakan failover yang sudah di rancang dengan pengujian ping dan tracert dari server yang ada pada biller ke server pusat data dengan kondisi konekasi normal.

Gambar 7. Putus koneksi

Ketika terjadi putusnya koneksi atau terjadi kerusakan pada primary router dan link, maka router secondary akan menjadi primary router dengan mnggunakan backup link. Pada gambar 7 dijelaskan putus koneksi atau terjadi kerusakan pada primary router ditandai dengan arah panah warna merah. Kemudian dilakukan tracert. Hasil tracert dari biller ke server PT SYB, koneksi sudah menggunakan backup link seperti pengujian pada gambar 8.

Gambar 8. Tracert route dari biller ke server Perpindahan pada koneksi jaringan primary router ke secondary router, menghasilkan sedikit time out pada koneksi ketika switch ke backup link / secondary router.

Pengujian Akhir

Pada pengujian akhir pada ketika server primary sudah aktif, server secondary akan menjadi backup kembali.

Sama halnya dengan create pada database, data yang di hapus akan sama antara data pada server DC dan data pada server DRC.

Ketika primary link / router primary sudah normal kembali, ada sedikit waktu untuk kembali recovery, seperti pengujian pada gambar berikut:

(5)

Gambar 9. Kondisi primary yang kembali normal

4. Kesimpulan

Dari pembahasan implementasi keepalive disaster recovery center dengan metode failover pada PT Sarana Yukti Bandhana (SYB) Jakarta, berdasarkan uraian di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:

1. Dengan adanya penerapan teknologi keepalive pada server dan database, peralihan data secara mudah dan cepat antara Data Center (pusat data) dan Disaster Recovery Center (DRC). 2. Dengan pemanfaatan Failover maka kita

dapat mengurangi data paket jaringan yang hilang pada operasional perusahaan secara real time.

Perkembangan teknologi informasi terus berkembang dengan penerapan Failover memberikan kemudahan dalam autoswitch

jaringan, ketika terjadi kerusakan pada primary router tidak harus switch manual ketika terjadi kerusakan pada router maupun jaringan.

Referensi

Afif, Muhammad Faruq, Suryanto, Tito. 2012. Implementasi Disaster Recovery Plan dengan Sistem Fail Over Menggunakan DRDB dan Heartbeat pada Data Center FKIP UNS. ISSN : 2302-5700. Indonesian Jurnal on Networking and Security (IJNS) Volume 2, No. 2 April 2013: 64-69.

Srinivas, Mr.A, Ramayya, Y. Seetha, Venkatesh, B. 2007. A Study on Cloud Computing Disaster Recovery. ISSN : 2320-9798. International Journal of Innovative Research in Computer and Communication Engineering Volume 1, Issue 6 August 2013: 1380-1389.

Rajamohan, Dr. P. 2007. An Overview of Virtual Router Redudancy Protocol Techniques and Implementation for Enterprise Networks. ISSN : 2348-7968. International Journal of Innovative Science, Engineering & Technology Volume 1, Issue 9 November 2014: 554-562.

Rizky, Soetam. 2008. Disaster Recovery Planning. Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher.

Daryanto. 2010. Teknik Jaringan Komputer.

Gambar

Gambar 1. Topologi berjalan  provider untuk penggunaan failover antara
Gambar 2. Topologi Jaringan Usulan  pemanfaatan  minimalis  time  out  pada  koneksi  jaringan  yang  dilakukan  proses  access  oleh  biller  dan  keepalive  pada  server  PT  SYB
Gambar 5. Konfigurasi database server  Hal  yang  perlu  diperhatikan  Sebelum  mengaktifkan  aplikasi  adalah  hostname  antara  server  DC  dan  server  DRC  harus  sesuai dengan penamaan server yang akan  digunakan sebagai tujuan
Gambar 9. Kondisi primary yang kembali  normal

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda untuk menguji pengaruh karakteristik komite audit terhadap pengungkapan modal intelektual dengan

Hasil perhitungan bahwa nilai rata-rata peningkatan tes akhir dibandingkan dengan test awal adalah 16,5, sehingga dapat diambil kesimpulan terdapat peningkatan

Direktorat PLB dalam Budiyanto (2005:18) mengatakan bahwa pendidikan inklusif adalah model pendidikan yang mengikutsertakan anak-anak yang berkebutuhan khusus untuk

Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa orang dengan DM memiliki resiko lebih besar untuk terkena stroke iskemik daripada orang yang tidak memiliki riwayat DM, karena dapat

Fabric slashing adalah salah satu teknik dari memanipulasi kain dengan cara menumpukkan beberapa kain lalu memotong satu atau beberapa lapis dari tumpukan kain tersebut

Dengan dilakukan asuhan kebidanan secara berkelanjutan pada ibu hamil Trimester III sampai dengan perawatan masa nifas diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

Interface pada kasus kristal fotonik satu dimensi tanpa defek periodik baik untuk satu layer sampai lima layer memiliki pengaruh yang sama pada variasi jumlah lapisan periodik

Dari Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa energi yang dibutuhkan oleh plat logam untuk melepaskan elektronnya tergantung pada panjang gelombang, dan