• Tidak ada hasil yang ditemukan

KENDALI PID DAN LOGIKA FUZZY UNTUK OPTIMALISASI PERGERAKAN MOBILE ROBOT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KENDALI PID DAN LOGIKA FUZZY UNTUK OPTIMALISASI PERGERAKAN MOBILE ROBOT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

KENDALI PID DAN LOGIKA FUZZY UNTUK OPTIMALISASI

PERGERAKAN MOBILE ROBOT

M.Fahmi Ibnu Mas’ud

2)

M.Nasrul Hafidz

1)3)

Harianto 4)Madha Christian Wibowo 1) Program Studi S-1 Sistem Komputer, STIKOM Surabaya. Email: nasrul.hafidz@gmail.com 2) Program Studi S-1 Sistem Komputer, STIKOM Surabaya. Email: fahmi.roboticsystem@gmail.com

3) Program Studi S-1 Sistem Komputer, STIKOM Surabaya. Email: hari@stikom.edu 4) Program Studi S-1 Sistem Komputer, STIKOM Surabaya. Email: madha@stikom.edu

Abstract

KRI (Indonesian Robot Contest) is one of the race-level colleges both private and state in

Indonesia. Most robots are contest is the type of mobile robot. Obstacles often encountered in the

race KRI is the intensity of light that enters the sensor photodioda causing impaired. To overcome this

optocoupler can be used with this sensor the robot can walk with relying on the motor right and left

motor. Optocoupler is issuing digital voltage sensor by exploiting holes contained disc motor.

Distance and time the robot is used to analyze how much the speed of the robot by using fuzzy

methods, while the method of PID is used to control the motor rotation right and left in order to go

hand in hand and the same. Programming is used to enter the program to a minimum system is to use

a software system codevision Avr.

Keywords : Photodiode, microcontroller, Optocoupler, Fuzzy method, PID method, Codevision Avr.

1. PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

KRI (Kontes Robot Indonesia) adalah

salah satu perlombaan tingkat nasional untuk

level perguruan tinggi. Perlombaan ini

diadakan setiap tahun dengan tema yang

berbeda–beda. Contohnya pada tahun 2010

temanya adalah “Bersama Membangun Candi

Prambanan”, pada tahun 2011 adalah

“Larungan”, pada tahun 2012 adalah “Grebeg

Berkah Kedamaian dan Kesejahteraan”. Jenis

robot yang diperlombakan pada KRI

kebanyakan adalah mobile robot yang harus

mencapai poin-poin tertentu pada arena yang

sudah ditentukan dengan akurat dan cepat.

Pada umumnya, robot yang dibuat

menggunakan garis lapangan sebagai

panduan(line follower). Sehingga supaya robot

dapat mengikuti garis lapangan, robot

dilengkapi dengan sensor garis, yaitu sensor

photodioda. Sensor photodioda adalah sensor

yang tegangan outputnya sesuai dengan

intensitas cahaya yang diterimanya, karena

itu sensor tersebut sangat sensitif terhadap

cahaya.

Penggunaan sensor photodioda pada

robot di KRI memiliki permasalahan, yaitu

lampu sorot yang digunakan sangat terang

sehingga mengganggu sensor meskipun

sensor sudah diberi tutup sebagai langkah

pengamanan. Untuk mengatasi masalah

tersebut, sensor alternatif yang dapat

digunakan pada mobile robot dalam

perlombaan KRI tersebut adalah rotary

encoder,

yang dapat digunakan untuk

menghitung putaran motor. Dengan demikian,

jarak yang sudah ditempuh dapat diketahui.

Dengan menggunakan jarak dan

waktu sebagai input, dibuat sistem fuzzy untuk

mengatur kecepatan robot agar jarak yang

sudah ditentukan dapat ditempuh dengan

(2)

2

waktu yang diinginkan. Output kecepatan dari

fuzzy akan diolah oleh pengendali PID

(Proporsional Integral Derivative) untuk

mengatur kecepatan putaran motor kanan dan

kiri dengan menggunakan sinyal PWM(Pulse

With Modulation).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan kendali

mobile robot adalah sebagai berikut:

1. Untuk merancang sistem fuzzy yang

digunakan untuk optimalisasi kecepatan

sesuai dengan jarak dan waktu tempuh

robot.

2. Untuk merancang pengendali PID yang

digunakan untuk mengendalikan putaran

motor pada mobile robot.

1.3 Pembatasan Masalah 

Dalam perancangan dan pembuatan alat

ini, terdapat beberapa pembatasan masalah,

antara lain :

1.

Perancangan dan pembuatan mobile robot

ini menggunakan minimum system AVR

(Alf and Vegard’sRisc processor) yang

diproduksi oleh ATMEL.

2.

Proses kecepatan robot menggunakan

fuzzy logic.

3.

Proses pengendalian putaran motor pada

mobile robot menggunakan metode kontrol

PID.

4.

Sistem yang dikontrol adalah motor DC

12V.

II. DASAR TEORI

2.1 Kendali Fuzzy

Fuzzy berarti samar, kabur atau tidak

jelas. Fuzzy adalah istilah yang dipakai oleh

Lotfi A Zadeh pada bulan Juli 1964 untuk

menyatakan kelompok / himpunan yang dapat

dibedakan dengan himpunan lain berdasarkan

derajat keanggotaan dengan batasan yang tidak

begitu jelas (samar), tidak seperti himpunan

klasik yang membedakan keanggotaan

himpunan menjadi dua, himpunan anggota atau

bukan anggota.

Kendali logika fuzzy dilakukan dalam

tiga tahap, yaitu fuzzyfication, evaluasi aturan

(basis pengetahuan) dan mekanisme

pengambilan keputusan dengan metode rerata

terbobot.

Metode Sugeno

Metode ini diperkenalkan oleh

Takagi-Sugeno Kang pada tahun 1985,

sehingga metode ini sering juga dinamakan

dengan metode TSK.

Menurut Cox (1994), metode TSK

terdiri dari 2 jenis yaitu :

1.

Metode Fuzzy Sugeno Orde-Nol

secara umum bentuk model fuzzy Sugeno

Orde-Nol adalah :

IF (x1 is A1)*(x2 is A3)*(x3 is A3)*...*(xN

is AN) THEN z = k

Dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i

sebagai anteseden, dan k adalah suatu

konstanta (tegas) sebagai konsekuen.

2.

Metode Fuzzy Sugeno Orde-Satu

Secara umum bentuk model Fuzzy

Sugeno Orde-Satu adalah :

IF (x1 is A1)*...*(xN is AN) THEN z =

p1*x1 + ...+ pN*xN + q

Dengan Ai adalah himpunan Fuzzy ke-i

sebagai anteseden, dan pi adalah suatu

konstanta (tegas) ke-i dan q juga merupakan

konstanta dalam konsekuen.

Apabila komposisi aturan

menggunakan metode SUGENO, maka

defuzzyfication dilakukan dengan cara

mencari nila rata-ratanya (Kusumadewi,

2010).

2.2 Kotrol PID (Proporsional Integral

Derivatif )

Pengendali PID (Proporsional

Integral Derivatif), merupakan gabungan dari

tiga sistem kendali yang bertujuan untuk

mendapatkan keluaran dengan risetime yang

tinggi dan galat yang kecil. Seperti yang kita

ketahui bahwa sistem kendali Proporsional

memiliki keunggulan yaitu risetime yang

cepat tetapi sangat rentan dengan

overshot/undershot, sistem kendali integral

(3)

memili

sedang

keungg

mereda

implem

dan d

dengan

capaci

sedang

secara

suatu

dijalan

Dalam

(setting

sensor

sehingg

(nol),

presen

mengim

digital,

persam

2.3 Mi

CMOS

RISC

Hampi

siklus

genera

dengan

ekstern

watchd

(Analo

With M

progra

memor

sistem

Periph

Komu

Interfa

memili

Komun

pada

microc

(Slave

iki keunggul

gkan sistem k

gulan untuk m

am overshot/u

mentasinya d

digital, PID

n kompone

tor, dan

gkan PID

program.

PID digital

proses dar

nkan dengan

prosesnya

g point), da

saat ini

ga galat yang

atau nilai se

t value

mplementasik

, maka PID

maan diskrit (E

icrocontroller

AVR meru

S 8-bit buatan

(Reduced I

ir semua instr

clock. AVR

al-purpose,

n mode comp

nal, serial

dog timer, dan

og to Didital C

Modulation) in

AVR jug

ammable flash

ri program un

menggunak

heral Interface

nikasi SP

ace)

Microcontro

iki kemampu

nikasi SPI (S

microcontro

controller Ma

Select). K

lan untuk m

kendali Deriv

memperkecil d

/undershot. PI

dibedakan m

analog diim

en elektron

operationa

digital diim

pada dasarn

ri suatu p

n menggunak

nilai yang k

an nilai ha

(present v

g didapatkan

etting point

e. Untu

kan kendali P

D harus diu

Embedded, 20

r ATmega16

upakan seri m

n Atmel, ber

Instruction S

ruksi dieksek

R mempuny

timer/count

pare, interrup

UART,

n mode powe

Converter) da

nternal.

a mempuny

h on-chip yan

ntuk diprogra

kan hubunga

e) (ATMEL, 2

PI

(Serial

oller kelu

uan untuk kom

Serial Pheriph

oller ini b

aster merese

Kemudian m

meredam gal

vative memili

delta error at

ID berdasark

menjadi anal

mplementasik

nika

resisto

al amplifie

mplementasik

nya merupak

program ya

kan komput

kita masukk

asil pembaca

value) dipros

sama dengan

sama deng

uk dap

PID pada siste

ubah kedala

006).

6

microcontroll

rbasis arsitekt

Set Compute

kusi dalam sa

ai 32 regist

ter fleksib

pt internal d

programmab

er saving, AD

an PWM (Pul

yai In-syste

ng mengijink

am ulang dala

an SPI (Ser

2011).

Pheripher

uarga Atm

munikasi seri

heral Interfac

erjalan keti

t nilai pin S

microcontroll

lat,

iki

tau

kan

og

kan

or,

er,

kan

kan

ang

er.

kan

aan

ses

n 0

gan

pat

em

am

ler

tur

er).

atu

ter

bel

dan

ble

DC

lse

em

kan

am

ial

ral

mel

ial.

ce)

ika

SS

ler

M

dik

SP

me

me

tel

of

bit

int

3.1

ata

dis

dig

ars

be

3.2

aster dan slav

kirim pada r

PDR. Setelah

enghasilkan p

emulai komu

lah dilakukan

f Transmision

t SPIE pad

terrupt.

Gambar 1. In

III.

1 Perancanga

Robot y

as 2 buah rod

sisi kiri dan

gunakan untu

sitektur robot

rikut.

Gambar 1

2 Perancanga

ve menyiapka

register mere

h itu microc

pulsa clock pa

unikasi data.

n maka SPIF

Flag) akan d

a SPCR m

nterkoneksi S

(Saputra, 201

PERANCAN

an Mekanik

yang digunak

da disertai m

n kanan ba

uk menjalank

t secara deta

Desain kesel

an Minimum

an data yang

eka yaitu reg

controller M

ada pin SCK u

. Pertukaran

(Setting The

diset, jika inte

aka akan te

PI Master-sla

10)

NGAN

Robot

kan penulis t

motor yang ter

agian base

kan robot. Be

ail adalah se

luruhan robot

m sistem

3

akan

gister

Master

untuk

data

e End

errupt

erjadi

ave

terdiri

rletak

robot

erikut

bagai

t

(4)

4

Secara garis besar dari keseluruhan

sistem pada alat ini sesuai dengan blok diagram

pada Gambar 2.

Gambar 2. Blok diagram sistem keseluruhan

sistem ini memiliki input berupa jarak

dan waktu yang kemudian akan menjadi

inputan

fuzzy yang diproses oleh

microcontroller ATmega 16 sebagai Master.

Dalam metode fuzzy yang digunakan adalah

metode Sugeno yang juga dikenal sebagai

metode min-max. Setelah proses fuzzy selesai

dilakukan oleh mikro Master, maka mikro

Master akan mengeluarkan output berupa

kecepatan (dalam satuan rpm) yang kemudian

akan dikirim ke microcontroller ATmega 8

sebagai slave. Mikro slave pada tugas akhir kali

ini berfungsi sebagai pengontrol motor kanan

dan motor kiri yang satu sama lain tidak saling

berkomunikasi.

Pada mikro slave dilakukan proses kendali PID

yang digunakan untuk mengontrol motor kanan

dan motor kiri. Di mana proses PID

mendapatkan input berasal dari mikro Master

yang mengirimkan data rpm yang selalu

berubah-ubah sesuai dengan output fuzzy yang

dihasilkan.

3.3 Perancangan Driver Motor L298

Driver motor merupakan salah satu

komponen terpenting dalam pengerjaan tugas

akhir kali ini, di mana driver motor digunakan

sebagai pengendali motor DC. Dalam konteks

tugas akhir kali ini driver motor yang

digunakan penulis adalah komponen driver

motor L298.

Gambar 3. Rangkaian driver motor L298

3.3 Program kendali Fuzzy

Program kendali fuzzy terdiri atas

fuzzyfication, evaluasi aturan, mekanisme

pengambilan keputusan metode Sugeno.

Keluaran pada proses mekanisme

pengambilan keputusan metode Sugeno

merupakan hasil dari proses kendali fuzzy

secara keseluruhan untuk mendapatkan nilai

tegasnya yaitu sinyal kontrol (rpm). Blok

diagram program kendali fuzzy diperlihatkan

pada Gambar 4.

(5)

5

Gambar 4. Flowchart fuzzy logic

Fuzzyfication

Fuzzyfication adalah proses pemetaan

input crisp ke dalam himpunan-himpunan fuzzy

dalam bentuk fungsi keanggotaan. Tujuan dari

fuzzyfication adalah untuk mendapatkan derajat

keanggotaan dari hasil pemetaan input crisp

kedalam fungsi keanggotaan yang bersesuaian.

Derajat keanggotaan bernilai antara 0 dan 1.

Tahapan awal proses fuzzyfication adalah

menentukan parameter-parameter fungsi

keanggotaan pada setiap himpunan fuzzy

masukan. Pada pemrograman fuzzyfication ini

digunakan parameter fungsi keanggotaan

masukan berupa nilai jarak dan nilai waktu.

Gambar 5 dan Gambar 6 merupakan parameter

fungsi keanggotaan jarak dan waktu.

Gambar 5 Fungsi keanggotaan jarak

Gambar 6 Funsi keanggotaan waktu

Sedangkan realisasi proses

memperoleh derajat keanggotaan dari masing

– masing fungsi keanggotaan adalah sebagai

berikut.

dk[0]=derajat_keanggotaan(-900,-800,0,100,s_jarak); dk[1]=derajat_keanggotaan(0,400,40 0,800,s_jarak); dk[2]=derajat_keanggotaan(400,800, 1200,1600,s_jarak); dk[3]=derajat_keanggotaan(1200,160 0,3000,3400,s_jarak); dk[4]=derajat_keanggotaan(-20,-16,0,1,t_waktu); dk[5]=derajat_keanggotaan(0,4,4,8, t_waktu); dk[6]=derajat_keanggotaan(4,8,12,1 6,t_waktu); dk[7]=derajat_keanggotaan(12,16,30 ,34,t_waktu);

Evaluasi Aturan

Rule set / Evaluasi aturan adalah

proses mengevaluasi derajat keanggotaan

tiap-tiap fungsi keanggotaan himpunan fuzzy

masukan ke dalam basis aturan yang telah

ditetapkan. Tujuan dari evaluasi aturan ini

adalah menentukan derajat keanggotaan dari

keluaran fuzzy. Sebelum melakukan evaluasi

aturan terlebih dahulu ditetapkan basis aturan.

Basis aturan merupakan keseluruhan aturan

dari kombinasi dua masukan yang mungkin.

(6)

6

Secara lengkap, jumlah kombinasi yang

mungkin dari dua himpunan fuzzy masukan

dengan masing-masing tiga fungsi keanggotaan

sehingga jumlah aturannya adalah sembilan

aturan. Basis aturan yang dibuat berdasarkan

tingkah laku plant yang diinginkan.

Tabel 1. Basis aturan kendali fuzzy

Jarak

Waktu

Seles

ai

Dekat Seda

ng

Jauh

selesai berhe

nti

berhen

ti

berhe

nti

berhen

ti

Habis berhe

nti

Berhe

nti

Seda

ng

Cepat

Sedang berhe

nti

Lamba

t

Seda

ng

Cepat

Lama berhe

nti

Lamba

t

lamb

at

lambat

pengambilan keputusan yang

digunakan dalam pemrograman ini adalah

implikasi Min. Setelah proses fuzzyfication

dieksekusi, dilakukan proses agregasi dengan

mengambil nilai maksimal dari masing–masing

fungsi keanggotaan variable keluaran. Realisasi

proses evaluasi aturan dalam bentuk program

adalah sebagai berikut :

nilai_penyebut = k = 0; for (i = 0; i < 4; i++) { for (j = 4; j < 8; j++) { u[k]=rule_set(dk[i],dk[j]); nilai_penyebut= nilai_penyebut+u[k++]; } }k=0;

float rule_set(float a,float b) {

float nilai; nilai = fmin(a,b); return nilai;}

Defuzzyfication

Defuzzyfication adalah kebalikan dari

proses fuzzyfication, yaitu mengubah himpunan

fuzzy keluaran menjadi keluaran tegas (crisp).

Pengubahan ini diperlukan karena konstanta

kendali PID hanya mengenal nilai tegas sebagai

variabel sinyal kontrol. Perancangan ini,

menggunakan sebuah himpunan fuzzy

keluaran dengan fungsi keanggotaannya

berupa singleton, dapat dilihat sebagai berikut

:

Gambar 7 Fungsi keanggotaan singleton

Hasil keluaran crisp output akan

dikirim ke slave dengan komunikasi spi

sebagai siinyak control PID. Realisasi proses

pengambilan keputusan metode sugeno

menjadi bentuk crisp output dalam bentuk

program adalah sebagai berikut:

nilai_pembilang = 0; for (i=0;i < 16; i++)

nilai_pembilang = nilai_pembilang + u[i]; if (nilai_penyebut != 0) RPMdata = nilai_pembilang/nilai_penyebut; else RPMdata = 0;

3.4 Kendali PID

(Proportional-Integral-Derivative)

Pada desain tugas akhir kali ini

kontrol PID mendapat inputan yang berasal

dari metode fuzzy yang sebelumnya

melakukan proses perhitungan fuzzyfication

yang menghasilkan output berupa kecepatan.

Dibawah ini merupakan formula kendali

kontrol PID yang digambarkan melalui sebuah

flowchart adalah sebagai berikut :

(7)

7

Start Error = sp - pv P = kp*error sn = sn + error Over flow Y Sn = 0x3ffh N I = ki*sn

D_error = error – error_lm

Over flow Y D_error = 0x3ffh N D = kd*D_error PID = P + I + D error_lm = error pwm = pwm + PID Input : sp=output fuzzy Inisialisasi : kp,ki,kd sn < 0 sn = 0 sn = sn Y N D_error < 0 D_error = 0 D_error = D_error N Y

Gambar 8. Flowchart kontrol PID

Dari program flowchart di atas dapat

dilihat bahwa inputan kontrol PID berasal dari

outputan

fuzzy berupa kecepatan yang

kemudian diolah melalui perumusan kontrol

PID.

Pada kontrol PID terdapat feedback

atau yang disebut dengan PV (Pivot) dari motor

DC yang telah diolah oleh sensor rotary

encoder

yang akan digunakan sebagai

perhitungan kontrol PID. Berikut merupakan

cuplikan program pengambilan feedback oleh

sensor rotary encoder :

Pv = 0;

delay_ms(100); pv = TCNT0*10; pv = (pv/55)*60;

Berikut merupakan cuplikan program

kontrol P, kontrol I, dan kontrol D sebagai

berikut :

1.

Kontrol P kp = 0.5; error = sp - pv; p = kp*error;

2.

Kontrol I Ki = 0.00001; sn = sn_lm + error; if (sn > 1023) { sn = 1023; } else if (sn < 0) { sn = 0; } pi = ki*sn;

3.

Kontrol D kd = 0.0001;

delta_e = error - error_lm; if (delta_e > 1023) { delta_e = 1023; } else if (delta_e < 0) { delta_e = 0; } d = kd*delta_e;

4.

Kontrol PID pid=(kp*error)+(ki*sn)+(kd*d elta_e); pwm = pwm + pid; if (pwm > 1023) { pwm = 1023; } else if (pwm < 0) {pwm = 0;}

IV PENGUJIAN SISTEM

4.1 Pengujian minimum sistem

Pengujian minimum sistem bertujuan

untuk mengetahui apakah minimum sistem

dapat melakukan proses signature dan

(8)

8

download program ke microcontroller dengan

baik.

Gambar 9. Tampilan chip signature

Pada Gambar 9 menunjukan bahwa

minimum sistem telah berhasil men-download

program ke microcontroller sehingga program

telah berhasil dijalankan.

4.2 Pengujian Kontrol PID Tanpa Belt

Pengujian kontrol PID dilakukan untuk

mengetahui apakah rumusan yang digunakan

dalam pembuatan kontrol PID dapat berjalan

sesuai dengan yang diharapkan dan dapat

menjalankan perintah dari inputan fuzzy untuk

mengontrol motor DC.

Dari pengujian yang dilakukan di atas,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil pengujian kontrol PID

Pengujian

Ke-

Setpoint

(Rpm)

Kecepatan

Aktual

Motor

Kanan

(Rpm)

Kecepatan

Aktual

Motor Kiri

(Rpm)

1. 1200 1200

1200

2. 1000 960-1020

960-1020

3. 700 660-720 660-720

4. 500 480-530 480-530

5. 300 180-360 180-360

Gambar 10. Pengujian PID pada motor DC

dengan setpoint 1200 rpm.

Gambar 11. Pengujian PID pada motor

DC dengan setpoint 1000 rpm

Dari pengujian kontrol PID tanpa

menggunakan konversi belt pada motor kanan

dan motor kiri secara bersamaan dapat

terllihat bahwa pengujian terbaik adalah pada

set point 1200 rpm. Dan rata-rata dalam lima

kali percobaan sistem akan stabil pada 8

sampai 10 detik.

4.3

Pengujian Kontrol PID robot

berjalan

Pengujian kontrol PID pada saat robot

berjalan sebagai berikut :

(9)

9

Tabel 3. Hasil pengujian kontrol PID

Pengujian

Ke-

Set

point

(Rpm)

Kecepatan

Aktual

Motor

Kanan

(Rpm)

Kecepatan

Aktual

Motor

Kiri

(Rpm)

1. 1100

1020-1080

1020-1080

2. 900 850-950 850-950

3. 800 780-840 780-840

4. 600 550-660 550-660

5. 300 240-360 240-360

Gambar 11. Pengujian PID pada saat robot

berjalan set point 1100 rpm.

Gambar 12. Pengujian PID pada saat robot

berjalan set point 900 rpm.

Dari pengujian kontrol PID pada saat

robot berjalan dapat disimpulkan bahwa robot

berbelok ke kiri. Hal ini dikarenakan

responstime motor kiri lebih lambat dari pada

responstime motor kanan.

4.3 Pengujian Logika Fuzzy

Dari pengujian yang dilakukan

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil pengujian fuzzy

Pengujian

Ke-

Input

Jarak

(meter)

Input

Waktu

(Second)

Output

(Rpm)

1. 10

10

850

2. 12

12

850

3. 14

15

450

4. 16

15

700

5. 18

20

480

Gambar 13. Pengujian fuzzy logic dengan

input 10 meter dalam 10 detik

Gambar 14. Pengujian fuzzy logic dengan

input 12 meter dalam 12 detik

(10)

10

Dari pengujian fuzzy logic yang

dilakukan penulis selama lima kali percobaan

didapatkan hasil bahwa rpm yang dihasilkan

oleh sistem hampir mendekati nilai yang

diharapkan. Hal ini dikarenakan kurang

sempurnanya dalam pencarian rule set.

4.4 Pengujian Sistem Keseluruhan

Dari pengujian yang dilakukan didapatkan

hasil sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil pengujian fuzzy

Pengujian

Ke-

Input

Jarak

(meter)

Input

Waktu

(Second)

Output

(Rpm)

1. 10

10

1920

(gagal)

2. 12

12

1920

(gagal)

3. 14

15

1960

(gagal)

4. 16

15

1960

(gagal)

5. 18

20

1920

(gagal)

Gambar 15. Pengujian sistem

keseluruhan

Gambar 16.Pengujian sistem

keseluruhan

Dalam pengujian sistem keseluruhan

dilakukan dengan menggabungkan kedua

metode yakni metode fuzzy logic dan metode

kontrol PID. Dalam pengujian penulis

mengalami kegagalan dalam mendapatkan

output yang sesuai yang diharapkan. Hal ini

dikarenakan sistem kontrol PID yang

dijalankan oleh ATmega 8 sebagai mikro

Slave tidak dapat mengolah data yang

diterima dari metode fuzzy logic yang

dijalankan oleh mikro Master Atmega 16.

V PENUTUP

Berdasarkan

pengujian pada

perangkat keras dan perangkat lunak yang

dipergunakan dalam tugas akhir ini, maka

dapat diambil kesimpulan dan saran-saran dari

hasil yang diperoleh.

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian ini,

penulis mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dalam perancangan fuzzy logic dapat

disimpulkan

bahwa pengujian yang

dilakukan dapat berjalan sesuai dengan

waktu dan jarak tempuh yang telah

ditentukan.

2. Dalam perancangan kontrol PID

(Proporsional Integral Derivative) dapat

disimpulkan dalam bahwa pengujian yang

(11)

11

dilakukan, motor kanan dan motor kiri

dapat memenuhi setpoint yang telah

ditentukan oleh user.

3. Dalam pengujian PID antara motor kanan

dan motor kiri, responstime motor kanan

sedikit berbeda, sehingga pada saat uji coba

pertama kali start robot akan berbelok ke

kiri. Hal ini dikarenakan karakteristik

setiap motor berbeda-beda.

4. Hasil pengujian sistem keseluruhan

didapatkan dengan menggabungkan dua

metode yaitu metode fuzzy logic dan

metode kontrol PID. Dan dalam pengujian

yang dilakukan oleh penulis masih

mengalami kegagalan, yang dikarenakan

oleh sistem dari metode kontrol PID tidak

dapat mengolah masukan dari metode fuzzy

logic yang berupa setpoint.

5.2. Saran

Sebagai pengembangan dari

penelitian yang telah dilakukan, penulis

memberikan saran sebagai berikut:

1. Kedepannya dalam pengontrolan motor DC

menggunakan metode kontrol PID lebih

diperhatikan dalam pemilihan motor DC

yang hampir sama, sehingga tidak terjadi

keunggulan responstime antara motor DC

satu dengan yang lainnya.

2. Dalam pencarian konstanta k

p

, k

i

, dan k

d

lebih disarankan menggunakan metode

tuning yang telah ada bukan trial error,

sehingga hasil yang didapatkan bisa lebih

baik dan proses pencariannya lebih singkat.

3. Penyempurnaan program logika fuzzy yang

lebih ditekankan pada pencarian rule set.

Metode yang digunakan saat ini adalah trial

error. Diharapkan kedepannya dapat

ditemukan metode pencarian rule set yang

sampai saat ini belum ditemukan oleh

penulis.

DAFTAR RUJUKAN

ATMEL Corporation. 2011. ATMEGA16.

(Online).

(

http://www.alldatasheet.com/datasheet

pdf/pdf/78532/ATMEL/ATMEGA

32.html

) , diakses 29 Agustus 2012.

Braunl, Thomas. 2006. Embedded Robotics

Second Edition. Perth, WA:

Australia.

Saputra, Riza Rahardian, 2010. “Perancangan

Dan Pembuatanprototipe Senjata

Pertahanan Menggunakan Teknologi

Coilgun”. Surabaya, Sekolah Tinggi

Manajemen Informatika Dan Teknik

Komputer Surabaya.

Sri Kusumadewi, Hari Purnomo, 2010.

“Aplikasi Logika Fuzzy Untuk

Pendukung Keputusan,edisi 2”

.Yogyakarta, Graha Ilmu.

Gambar

Gambar 2.  Blok diagram sistem keseluruhan  sistem ini memiliki input berupa jarak  dan waktu yang kemudian akan menjadi  inputan  fuzzy yang diproses oleh  microcontroller ATmega 16 sebagai Master
Gambar 5 dan Gambar 6 merupakan parameter  fungsi keanggotaan jarak dan waktu.
Gambar 7 Fungsi keanggotaan singleton   Hasil  keluaran  crisp output akan  dikirim ke slave dengan komunikasi spi  sebagai siinyak control PID
Gambar 8. Flowchart kontrol PID  Dari program flowchart  di atas dapat  dilihat bahwa inputan kontrol PID berasal dari  outputan  fuzzy berupa kecepatan yang  kemudian diolah melalui perumusan kontrol  PID
+4

Referensi

Dokumen terkait

Ini dapat dibuktikan dalam penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia tentang membaca bacaan dengan latihan membaca nyaring, yaitu pada siklus I

 Menunjukkan pada stakeholders manfaat suatu kebijakan: apabila tidak dilakukan evaluasi terhadap sebuah kebijakan, para stakeholders, terutama kelompok sasaran tidak

KEPUASAN KONSUMEN MAHASISWA UKWMS PADA WARNET LEGOZ DI KELURAHAN KEPUTRAN SURABAYA di mana tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwapersepsi pelanggan terkait implementasi prinsip etika bisnis islam berpengaruh positif dan

Tujuan penelitian pada penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman matematik peserta didik yang lebih baik antara yang pembelajarannya melalui model

Bogdan dan Taylor, dalam Moleong (2007:248) menyebutkan bahwa “analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan bekerja dengan data, mengorganisasi data,

Pertumbuhan dan hasil kacang tanah budidaya sistem tanam alur menghasilkan nilai interaksi dengan perlakuan ketiga jenis pupuk lebih baik dibandingkan sistem tanam

RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Terdapat Hubungan Faktor yang Berkaitan dengan