5
2.1 Sentral Telepon Digital
Sentral telepon mempunyai tugas utama sebagai tempat menyambungkan peralatan komunikasi dari dua pelanggan untuk dapat saling tukar dua informasi dan memutuskan kembali bila hubungan tersebut tidak diperlukan lagi. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, maka sentral telepon harus dapat memberi tahu pelanggan yang ingin menghubungi pelanggan lain dengan informasi mengenai tersedianya saluran, kondisi pelanggan yang ingin dihubungi dan informasi mengenai telah berakhirnya suatu hubungan. Selain itu sentral telepon harus dapat memberitahu pelanggan mengenai biaya pemakaian saluran yang telah digunakan.
Sentral telepon digital merupakan suatu system yang di kontrol oleh processor, sehingga untuk dapat beroperasi diperlukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
2.1.1 Dasar – dasar switching digital
Switching digital memiliki tiga proses dasar, yaitu : a) Time Switch
Time switch adalah proses switching digital yang hanya dapat
mengubah time slot, tetapi tidak mengubah highway. b) Space Switch
Space switch adalah proses switching yang hanya bisa mengubah
c) Space Time Switch
Proses space-time switch adalah gabungan antara kedua proses diatas, sehingga kanal bicara atau ts pada bagian input dapat di ubah ts maupun highway-nya.
2.1.2 Perangkat Keras Sentral Digital
Agar sentral dapat beroperasi dengan baik maka sentral tersebut harus memiliki unit-unit sebagai berikut:
a. Akses unit yaitu tempat keluar masuk unit luar sentral yang ingin berhubungan dengan sentral (pelanggan atau trunk).
b. Switching unit yaitu tempat menyambungkan suatu pelanggan satu dengan pelanggan lain.
c. Processor unit yaitu tempat memproses segala kegiatan dalam sentral.
d. Signalling unit yaitu tempat menproses pensinyalan. Semua unit-unit fungsional diatas masing-masing mempunyai processor untuk pengontrolannya, semua processor itu dikordinir oleh processor unit.
Akses Unit
Switching Unit Signalling Unit
Processor Unit
2.1.3 Perangkat Lunak Sentral Digital
Sentral digital beroperasi dengan dikontrol oleh processor, oleh karena itu diperlukan perangkat lunak atau software yang berupa program dan data untuk menjalankan sentral.
Dalam sentral digital secara prinsip software dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Operating System ( OS )
Operating system digunakan untuk menjalankan hardware,
status operating system sejajar dan saling terkait dengan user software. Operating system menyediakan semua program yang diperlukan untuk memproses user software. Setiap microprocessor mempunyai operating system ( OS ) sendiri – sendiri, bergantung pada tugasnya.
Operating system terdiri atas : Executive Program
Safeguarding program User Software
b. User software
User software digunakan untuk bermacam aplikasi seperti
mengimplementasikan call processing. Fungsi administrasi dan pemeliharaan serta menyediakan data base yang sesuai untuk aplikasi yang diperlukan. Setiap software mempunyai fungsi yang beragam dan terbagi dalam sub – program. Sub – program ini terdiri dari modul – modul program yang merupakan unit terkecil software yang komplikasi oleh system.
Komponen dari software adalah data, berbagai type data diklasifikasikan sesuai dengan tipe data , scope, lifetime, dan dimana data tersebut perlu disimpan.
User software terdiri atas : Call Processing program Administration Program Maintenance Program Database
2.2 DASAR TRAFFIC
2.2.1 Pengertian Traffic
Trafik dapat di definisikan sebagai perpindahan informasi – informasi dari suatu source menuju destination melalui media telekomunikasi. Besaran dari suatu traffic telekomunikasi di ukur dalam satuan waktu, sedangkan nilai traffic dari suatu kanal adalah lamanya waktu pendudukan pada kanal tersebut. Tujuan perhitungan traffic ini salah satunya adalah mengetahui mutu pelayanan jaringan telekomunikasi ( Quality of Service ) dan unjuk kerja jaringan ( Network Performance ).
Ada 3 ( tiga ) jenis traffic dalam dunia telekomunikasi, yaitu: 1. Offered Traffic, adalah traffic yang ditawarkan atau yang
masuk ke system jaringan.
2. Carried Traffic, adalah traffic yang dimuat atau yang mendapat saluran.
3. Lost Traffic, adalah traffic yang hilang atau yang tidak mendapat saluran.
Ao Ac
Ar
Ao = Ac + Ar Dimana :
G = Jaringan Telekomunikasi ( Switching Network ) Ao = Offered Traffic
Ac = Caried Traffic Ar = Lost Traffic
2.2.2 Satuan Traffic
Erlang adalah satuan intensitas trafik yang diambil dari nama seorang ilmuan Dermark, Agner Krarup Erlang (1878-1929). Erlang juga dapat diartikan sebagai jumlah rata-rata saluran yang diduduki secara bersamaan dalam periode waktu tertentu.
Tetapi selain erlang juga masih ada satuan – satuan lainnya, yaitu Vrkehrseintheit ( VE ), Cent Call Second ( CCS ), Unit Calls ( UC ), Apples Reduitstal Heure Chargee ( ARHC ) dan Equested Busy Hour Call ( EBHC ). Hubungan satuan – satuan traffic diatas dapat di gambarkan sebagai berikut :
1 Erlang = 1 TU = 1 VE
= 36 CCS = 36 HCS = 36 UC = 30 ARHC = 30 EBHC
Tabel 2.1 hubungan satuan traffic.
Erlang / TU / VE CCS / HCS / UC ARHC / EBHC
Erlang / TU / VE 1 36 30
CCS / HCS / UC 1 / 36 1 5 / 6
ARHC / EBHC 1 / 30 6 / 5 1
2.2.3 Besaran Traffic
a. Intensitas Traffic
Adalah jumlah seluruh waktu pendudukan pada N buah saluran per satuan waktu pengamatan T.
N A = 1 Σ tn T n = 1 Dimana : A = Intensitas Traffic
T = Periode waktu pengamatan
tn = total waktu pendudukan saluran ke n (jam) b. Volume Traffic.
Adalah jumlah total waktu pendudukan. t = T
V = ∫ J ( t ) dt t = 0
Dimana :
V = Volume Traffic
T = Periode waktu pengamatan
J(t) = Jumlah kanal yang diduduki saat t
c. Waktu pendudukan rata-rata tiap saluran ( Holding Time ). N
Tr = 1 Σ tn N n = 1 Dimana :
N = Jumlah saluran yang diamati
d. Jumlah penduduk rata-rata per satuan waktu
C = A _ N
tr T
Dimana :
A = Intensitas Traffic
Tr = Waktu pendudukan rata-rata tiap saluran N = Jumlah saluran
T = Periode waktu pengamatan
Dari persamaan - persamaan diatas, maka besarnya lalu lintas traffic dapat di asumsikan sebagai berikut :
A = C × T
Dimana :
A = Arus Traffic ( traffic flow )
C = Jumlah panggilan yang di bangkitkan selama satu periode 1
T = Rata – rata holding time ( jam ) e. Blocking Probability
Adalah rata – rata rasio antara panggilan yang di tolak terhadap total jumlah panggilan datang selama jam sibuk, dan disebut juga Grade of Service ( GOS ). Standart GOS yang direkomendasikan oleh CCITT tidak boleh melebihi 1 %, artinya bila ada 100 panggilan yang datang bersamaan, maka hanya 1 panggilan yang di perkenankan ditolak. GOS = ( Offered Traffic – Carried Traffic ) / Offered Traffic
Dimana :
Average Busy Season Busy Hour ( ABSBH ) adalah rata –
rata traffic di dalam 10 hari tersibuk selama satu tahun. GOS = Grade of Service
Offered traffic = traffic yang ditawarkan ke system jaringan Carried Traffic = traffic yang dimuat
f. Jam Sibuk ( Time Consistent Busy Hour )
Adalah periode satu jam ( 60 menit ) dalam satu hari dimana trafficnya mampunyai nilai tertinggi dalam jangka waktu lama. Jadi jam sibuk ini di dapat dari kurva rata – rata dari banyak kurva ( banyak hari ).
Penentuan TCBH didasarkan kepada :
10 High Day Busy Hour ( 10 HDBH ) adalah rata – rata traffic di dalam 10 hari tersibuk selama satu tahun. High Day Busy Hour ( HDBH ) adalah beban traffic
tertinggi di antara 10 hari tersibuk selama satu tahun. g. Jam Tersibuk ( Busiest Hour atau Bounching Busy Hour )
Adalah periode satu jam tiap hari dimana traffic tertinggi. Dimana jam tersibuk ini di dapat dari satu kurva ( satu hari ). Tiap hari mempunyai jam tersibuk yang berbeda.
h. Penanganan Panggilan Yang Tidak Sukses
Hal ini terjadi pada saat congestion atau biasa disebut dengan kemacetan, Dalam kondisi ini customer
kemungkinan melakukan panggilan ulang atau menunggu. System telepon dapat diklarifikasikan :
1. Loss System : Panggilan yang datang saat sirkit sibuk, akan ditolak atau dibuang dari system. Bila terjadi repeat call ( panggilan ulang ) akan di anggap panggilan baru. System loss ini biasanya digunakan untuk menentukan jumlah saluran antar sentral PSTN.
2. Delay System : panggilan yang tidak dapat dilayani karena seluruh sirkit sibuk, maka panggilan – panggilan tersebut diperkenankan menunggu pada ruang tunggu ( buffer ) yang disediakan. System ini biasanya digunakan untuk menentukan kapasitas (
bandwidth ) saluran antar sentral ISDN ( Intelegence Service Digital Network ) atau untuk
menentukan kapasitas buffer sentral PSTN ( Public
Switching Telephone Network ) .
3. Overflow system : panggilan – panggilan yang tidak terlayani karena seluruh group sirkit kesuatu arah dalam kondisi diduduki, maka diluapkan ( diroutingkan ) atau di-over ke group sirkit arah lain ( alternative routing ).
i. QOS ( Quality of Service ) / Mutu pelayanan
Mutu pelayanan jaringan telekomunikasi dapat dikatakan bekerja dengan baik apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Keberhasilan penyambungan yang tinggi.
b. Keterhubungan bagus ( kualitas suara ) dan terhubung penuh ( dari mana / kemana saja dapat dihubungi ). c. Waktu tunda untuk dapat dial / idle tone sekecil
mungkin
d. Response yang ramah dari provider kepada pelanggan. e. Waktu pelayanan yang cepat untuk pelanggan baru. f. Tersedianya service tone ( busy tone , telephone out of
order, dsb )
2.2.4 Routing
Routing adalah membuat route baru kesuatu destination
melalui satu atau lebih trunk group outgoing dengan memperhatikan ketentuan parameter yang harus disesuaikan dengan signaling ke sentral tujuan.
Routing Traffic adalah pengaturan lalu lintas pembicaraan
telepon dari source ke destination agar suatu panggilan dapat terlayani dengan baik.
Gambar 2.2 konfigurasi SDH lucent arnet kota
Gambar diatas menjelaskan konfigurasi multiplex transmisi SDH Lucent Arnet Kota. Ada beberapa lokasi yang dilalui oleh ruas Kota, salah satu rute transmisi yang dilewati oleh ruas tersebut adalah ruas Kota 2 – Kota 1. Dalam konfigurasi diatas dapat kita lihat bahwa agar informasi Kota 2 menuju Kota 1 dapat terhubung maka pada sistem transmisi harus melewati lokasi Ancol terlebih dahulu yang berperan sebagai penghubung antara Kota 2 - Kota 1 dengan menggunakan kabel fiber optic. Akan tetapi dalam sistem routing traffic, rute tersebut dapat secara langsung ( direct ) tanpa harus melalui lokasi Ancol terlebih dahulu seperti hal yang dilakukan oleh transmisi.
KONFIGURASI TRANSMISI SDH LUCENT ARNET KOTA PERIODE : 2014
64R0301,64R0302 2xSTM-64
CKG JIA TGA PLT KT1 ANC
CID 11.8 km 13 km 13.4 km 4.5 km 6.7 km 2.6 km 6 km 7.2 km MRY GB2 8.24 km 6.09 km 4.15 km 6.58 km 4.84 km 7.4 km 8.6 km KRT SM 2.6 km 2.3 km KPK 4,37 km 64R0101,64R0102,64R0103 64R0104,64R0105,64OLO 6xSTM-64 TB KLG KMY STR 3.9 km 5 km 4.7 km 3.007 km 5.62 km 14 km KDY 6. 212 km KB KT2 6.3 km 7.7 km JT CPP 7.347 km (378-284) (932-502) (252-27) (2313-1314) (529-296)
New Fiber Optic Route 24 core New Fiber Optic Route 48 core
XXX
Equipment Location
XXX Equipment Gateway Location
LEGENDS:
XXX FO Cable Pass Through
Existing Fiber Optic Cable
Shared Fiber Optic Cable bundle
(99-00)E1 TPS-TPK TP CIL MRD PGG MGD 1xSTM-16 New Juni09 4P0304 1xSTM4 16R0303 1xSTM-16 SLP KB GB1 3.37 km
New Fiber Optic Route 96 core
6.2 km 6.5 km 11.2 km 6.38 km 5.9 km 5.9 km SM2 JT