BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian dan Analisis Data
Pada hasil penelitian ini, peneliti akan menjelaskan pada beberapa analisis yaitu diantaranya : 1) Deskripsi data variabel penelitian, 2) Pengujian instrumen data, 3) Pengujian persyaratan analisis, dan 4) Pengujian hipotesis. Penjelasan hasil penelitian ini akan diinterpretasikan dengan menggambarkan data obyektif dari hasil penyebaran kuesioner yang telah diolah secara statistik melalui analisis deskripsi data varibel penelitian. Pengujian instrumen data meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian persyaratan analisis adalah sebuah pengujian untuk melihat apakah jawaban responden yang telah dikonversikan layak untuk diberi perlakuan pengujian hipotesis penelitian. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan dengan uji asumsi klasik. Sedangkan pengujian hipotesis adalah penggunaan-penggunaan teknik-teknik analisis data untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan oleh peneliti pada penelitian ini.
Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini.
1. Statistik Inferensial Kuesioner
Penelitian ini menggunakan statistik inferensial yang merupakan pengembangan dari statistik deskriptif yang dapat memberikan informasi lebih luas dan kompleks. Oleh karenanya pemakai statistik ini dapat melakukan generalisasi yang didasarkan pada hasil analisis. Statistik inferensial atau induktif bertujuan menaksir secara umum suatu populasi dengan menggunakan hasil sampel, termasuk didalamnya teori penaksiran dan pengujian teori.
Penyajian data-data dilakukan dalam bentuk tabel. Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori yang ada sehingga memudahkan untuk menganalisis data.
Dari jumlah 100 kuesioener yang disebarkan, kuesioner yang diisi dan dikembalikan sebanyak 91 kuesioner atau dengan tingkat respon 91%. Setelah dilakukan editing untuk persiapan pengolahan data, terdapat 4 kuesioner yang tidak memenuhi syarat untuk diolah karena pengisiannya tidak lengkap. Dengan demikian tingkat respon akhir adalah sejumlah 87 atau 87% yang seluruhnya telah merepresentasikan populasi dan memenuhi kriteria pemilihan sampel penelitian.
Tabel 4.1 Tingkat Respon
Jumlah Kuesioner
Kuesioner yang disebarkan 100
Kuesioner yang tidak kembali 9
Kuesioner yang kembali 91
Kuesioner yang tidak dapat diolah 4 Kuesioner yang dapat diolah 87 Sumber : Hail pengolahan data primer, 2014
2. Statistik Deskriptif Responden
Statistik deskriptif responden digunakan untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai responden agar dapat diketahui secara keseluruhan berdasarkan karakteristiknya. Dalam statistik deskriptif ini yang dilakukan oleh peneliti adalah mengelompokkan data yang diperoleh serta menentukan nilai dan fungsi statistik.
Data yang diolah pada statistik demografi responden penelitian ini adalah
a) Jenis Kelamin
Berdasarkan data pada LAMPIRAN 1, responden perempuan sebanyak 17,2% dan laki-laki sebanyak 82,8%. Dari informasi ini diperoleh keterangan bahwa responden laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan.
Gambar 4.1
Grafik Batang Berdasarkan Jenis Kelamin b) Usia Responden
Berdasarkan data pada LAMPIRAN 1, data responden yang telah dikelompokkan berdasarkan usia sebanyak 56,3% dari usia 20-30 tahun, usia 31-40 tahun sebanyak 17,2% dan usia 41-50 tahun sebanyak 26,4%. Dari informasi ini diperoleh keterangan bahwa responden usia 20-30 tahun paling banyak.
Gambar 4.2
Grafik Batang Berdasarkan Usia Laki-laki Perempuan 0 20 40 60 80 100
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin 0 10 20 30 40 50 6020-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun
Usia Responden
c) Tingkat pendidikan
Berdasarkan data LAMPIRAN 1, data responden yang telah dikelompokkan berdasarkan tingkat responden adalah 1,1 % untuk responden dengan pendidikan SLTA, responden dengan tingkat pendidikan D1/D3 sebanyak 54 %, responden dengan tingkat pendidikan D4/S1 sebanyak 26,4 % dan responden dengan tingkat pendidikan S2/S3 sebanyak 18,4%.
Gambar 4.3
Grafik Batang Berdasarkan Tingkat Pendidikan
d) Jabatan
Berdasarkan data pada LAMPIRAN 1, data responden berdasarkan jabatan di kantor sebanyak 11,5% untuk Pejabat Pembuat 0 10 20 30 40 50 60 SLTA D1/D3 D4/S1 S2/S3
Tingkat Pendidikan
Tingkat PendidikanSPM (PPSPM), sebanyak 41,4% untuk jabatan Bendahara dan sebanyak 33,3% untuk Pelaksana Anggaran. Dari informasi ini dipereloh keterangan bahwa responden terbanyak adalah yang mempunyai jabatan Bendahara sebanyak 41,4%.
Gambar 4.4
Grafik Batang Berdasarkan Jabatan
e) Pengalaman Kerja
Berdasarkan data pada LAMPIRAN 1, data responden berdasarkan pengalaman kerja yang sudah dikelompokkan sebanyak 37,9% untuk yang mempunyai pengalaman kerja 1-5 tahun, sebanyak 28,7% untuk lama bekerja 6-10 tahun, yang mempunyai pengalaman kerja 11-15 tahun sebanyak 16,1% dan sebanyak 17,2% untuk yang mempunyai pengalaman kerja >15 tahun. Dari informasi ini diperoleh 0 10 20 30 40 50
Jabatan
Jenis Kelaminketerangan bahwa responden terbanyak yang mempunyai pengalaman kerja 1-5 tahun.
Gambar 4.5
Grafik Batang Berdasarkan Pengalaman Kerja
3. Statistik Deskriptif Data
Deskripsi statistik data akan menunjukan ukuran statistik seperti nilai minimum, milai maksimum, mean dan standard deviation. Nilai minimum adalah nilai terendah dari sejumlah data yang dianalisis pada data kuesioner dari suatu variabel.Nilai maksimum adalah nilai tertinggi dari sejumlah data yang dianalisis pada data kuesioner dari suatu variabel. Mean adalah nilai rata-rata dari sejumlah data yang dianalisis pada data kuesioner dari suatu variabel.
Standard deviation adalah suatu ukuran yang digunakan untuk data para
metrik. Statistik desktiptif pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 0
10 20 30 40
1-5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun > 15 tahun
Pengalaman Kerja
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Total Kppbk 87 28 40 32.70 2.977 Total GoodG 87 24 38 30.90 2.812 Total Kppn 87 10 20 15.80 2.271 Valid N (listwise) 87
Sumber : Output SPSS V 20, diolah tahun 2014
Berdasarkan tabel 4.2 untuk pertanyaan mengenai penerapan prinsip
Good Governance (GoodG) terdapat nilai minimum 24 dan nilai maksimum
38. Nilai rata-rata yang terdapat pada tabel adalah 30,90 yang menunjukkan rata-rata jawaban responden terhadap pertanyaan Good Governance adalah setuju. Sedangkan standar deviasi sebesar 2,812.
Untuk pertanyaan mengenai kompetensi KPPN (KPPN) terdapat nilai minimum 10 dan nilai maksimum 20. Nilai rata-rata yang terdapat pada tabel adalah 15,80 yang menunjukkan rata-rata jawaban responden terhadap pertanyaan kompetensi KPPN adalah cenderung setuju. Sedangkan standar deviasi sebesar 2,271.
untuk pertanyaan mengenai persepsi keberhasilan PBK (Kppbk) terdapat nilai minimum 28 dan nilai maksimum 40. Nilai rata-rata yang terdapat pada tabel adalah 32,70. Sedangkan standar deviasi sebesar 2,977.
C. Uji Kualitas Instrumen Penelitian dan Asumsi Klasik
1. Uji Kualitas Instrumen Penelitian
Uji kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji realibilitas dan uji validitas. Pengujian reliabilitas dan validitas wajib dilakukan ketika suatu penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hal ini berguna untuk mengetahui instrumen tersebut sudah reliabel dan valid (sah) untuk mengukur variabel yang diukur, sehingga dapat mendukung hipotesis yang diajukan.
a) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
cronbach alpha>0,70 (Ghozali, 2011 : 47-48). Berikut disajikan hasil
pengujian reliabilitas data atas semuabutir pertanyaan pada setiap variabel.
Uji Reliabilitas Pertanyaan Penerapan prinsip Good Governance, Kompetensi KPPN dan Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK
Standard Coefficient Reliability Reliability Statistic Cronbachs Alpha Jumlah Butir Pertanyaan Keterangan X – Penerapan Good Governance 0,7 0,769 10 Reliabel M – Kompetensi KPPN 0,7 0,845 5 Reliabel Y– Persepsi Keberhasilan PBK 0,7 0,798 10 Reliabel Sumber : Output SPSS V 20, diolah tahun 2014
Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa seluruh pertanyaan menunjukkan hasil yang reliabel karena masing-masing pertanyaan tersebut nilai Cronbachs Alpha lebih besar dari 0,7 antara lain Penerapan Good Governance sebesar 0,769 atau 76,9% , Kompetensi KPPN sebesar 0,845 atau 84,5%, dan Persepsi Keberhasilan PBK sebesar 0,798 atau 79,8%.
b) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011 : 52).
Pengujian validitas pada setiap butir pertanyaan kuesioner dapat dilakukan dengan cara membandingkan rhitungdengan rtabel. Nilai
rhitung dapat diperoleh dengan menggunakan nilai corrected item total
correlation melalui menu analyze, scale dan pilih reliability analysis.
Jika corrected item total correlation>rtabel maka butir pertanyaan
tersebut dinyatakan valid. Berikut ini disajikan hasil pengujian validitas data :
Tabel 4.4 Uji Validitas
Pertanyaan Penerapan Good Governance df = n-2 rtabel 0,218 Corrected Item Total Correlation Keterangan GoodG1 0,218 0,403 Valid GoodG2 0,218 0,575 Valid GoodG3 0,218 0,301 Valid GoodG4 0,218 0,428 Valid GoodG5 0,218 0,401 Valid GoodG6 0,218 0,538 Valid GoodG7 0,218 0,237 Valid GoodG8 0,218 0,327 Valid GoodG9 0,218 0,603 Valid GoodG10 0,218 0,502 Valid
Sumber : Output SPSS V 20, diolah tahun 2014
Berdasarkan uji validitas pada tabel 4.4, diketahui bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan telah valid, yang ditunjukkan dengan nilai dari masing-masing item pertanyaan memiliki nilai koefisien positif dan lebih besar daripada rtabel.
Uji Validitas Pertanyaan Kompetensi KPPN df = n-2 rtabel 0,218 Corrected Item Total Correlation Keterangan Kppn1 0,218 0,488 Valid Kppn2 0,218 0,675 Valid Kppn3 0,218 0,771 Valid Kppn4 0,218 0,645 Valid Kppn5 0,218 0,700 Valid
Sumber : Output SPSS V 20, diolah tahun 2014
Berdasarkan uji validitas pada tabel 4.5, diketahui bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan telah valid, yang ditunjukkan dengan nilai dari masing-masing item pertanyaan memiliki nilai koefisien positif dan lebih besar daripada rtabel.
Tabel 4.6 Uji Validitas
Pertanyaan Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK df = n-2 rtabel 0,218 Corrected Item Total Correlation Keterangan Kppbk1 0,218 0,459 Valid Kppbk2 0,218 0,300 Valid Kppbk3 0,218 0,456 Valid Kppbk4 0,218 0,456 Valid Kppbk5 0,218 0,330 Valid Kppbk6 0,218 0,623 Valid Kppbk7 0,218 0,466 Valid Kppbk8 0,218 0,490 Valid Kppbk9 0,218 0,650 Valid Kppbk10 0,218 0,551 Valid
Berdasarkan uji validitas pada tabel 4.6, diketahui bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan telah valid, yang ditunjukkan dengan nilai dari masing-masing item pertanyaan memiliki nilai koefisien positif dan lebih besar daripada rtabel.
2. Uji Asumsi Klasik
Model regresi dapat digunakan untuk analisis data jika telah memenuhi beberapa asumsi klasik. Asumsi klasik yang harus dipenuhi meliputi :
a) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel dalam model regresi.Multikolinieritas dapat diuji dengan menghitung nilai tolerance dan VIF. Nilai tolerance >0,10 atau VIF lebih kecil dari 10 menujukkan bahwa asumsi non-multikolinieritas terpenuhi.
Uji Multikolinieritas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.
Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 18.581 3.164 5.872 .000
Total GoodG .271 .124 .256 2.180 .032 .669 1.496 Total Kppn .363 .154 .277 2.358 .021 .669 1.496 a. Dependent Variable: Total Kppbk
Sumber : Output SPSS V 20, diolah tahun 2014
Berdasarkan uji multikolinieritas pada tabel 4.7 maka nilai
tolerance dan VIF masing-masing variabel penelitian sebagai berikut :
1) Nilai tolerance variabel Good Governance sebesar 0,669 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,469 < 10, sehingga variabel Good
Governance dinyatakan tidak ada masalah multikolinieritas
2) Nilai tolerance variabel Kompetensi KPPN sebesar 0,669 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,469 < 10, sehingga variabel kompetensi KPPN dinyatakan tidak ada masalah multikolinieritas
Semua variabel di atas memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan VIF lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan tidak ada masalah multikolinieritas dengan kata lain asumsi non-multikolinieritas terpenuhi.
b) Uji Autokorelasi
Autokorelasi umumnya terjadi pada data time series. Hal ini karena observasi-observasi pada data time series mengikuti urutan alamiah antar waktu sehingga observasi-observasi secara berturut-turut mengandung interkorelasi, khususnya jika rentang waktu diantara observasi yang berurutan adalah rentang waktu yang pendek, seperti hari, minggu atau bulan Gujarati (2012).
Istilah autokorelasi adalah korelasi di antara anggota seri dari observasi-observasi yang diurutkan berdasarkan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi OLS (Ordinary Least Square) , autokorelasi merupakan korelasi antar satu variabel gangguan dengan variabel gangguan lain.
Konsekuensi autokorelasi menurut Gujarati (2012), keberadaan autokorelasi pada OLS memiliki konsekuensi antara lain : estimasi OLS masih linier dan tidak bias, serta konsisten dan secara asumtotis terdistribusi secara normal, namun estimator-estimator tersebut tidak lagi efisien (memiliki varian terkecil).
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara residual pada suatu penelitian dengan residual pada penelitian sebelumnya. Autokorelasi dapat diuji dengan menggunakan
du, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi
Sumber : Output SPSS V 20, diolah tahun 2014
Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 4.24 nilai
Durbin-Watson sebesar 1,908. Sedangkan dari tabel DW dengan
signifikansi 0,05 dan jumlah data (N) = 87, serta K = 1 (K adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dU sebesar 1,703. Karena du <dw< 4-du (1,703 < 1,908 < 4-1,703), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi, positif atau negatif sehingga asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .473a .224 .206 2.653 1.908 a. Predictors: (Constant), Total Kppn, Total GoodG
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji ini pada dasarnya bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dasar pengambilan keputusan pada Uji Heteroskedastisitas yakni jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, kesimpulannya adalah terjadi heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini, Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser maksudnya adalah Glejser ini mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen dengan persamaan regresi : |Ut| =a + BXt + vt
Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .102 1.743 .058 .953 Total GoodG .024 .069 .045 .344 .732 Total Kppn .084 .085 .131 .995 .323 a. Dependent Variable: RES2
Sumber : Output SPSS V 20, diolah tahun 2014
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.9 diketahui bahwa nilai signifikasi variabel GoodG sebesar 0,732 lebih besar dari 0,05, artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel GoodG. Sementara itu, diketahui nilai signifikasi variabel KPPN yakni 0,323 lebih besar dari 0,05, artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel KPPN.
d) Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah variabel pengganggu (residual) dalam model regresi memiliki distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Uji Grafik
Normalitas data dapat diuji dengan melihat normal
probability plot.Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.6
P-P Plot Hasil Uji Normalitas Data
Berdasarkan hasil uji menggunakan P-P Plot menunjukkan bahwa data mengikuti garis diagonal sehingga dinyatakan bahwa data mempunyai distribusi normal.Hasil ini menujukkan bahwa model regresi sudah memenuhi asumsi normalitas.
Normalitas data dapat diuji dengan menggunakan One
Sample Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 dan jika nilainya dibawah 0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak normal.
Tabel 4.10
Uji Normalitas – Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 87
Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.62228200 Most Extreme Differences Absolute .122 Positive .122 Negative -.081 Kolmogorov-Smirnov Z 1.137 Asymp. Sig. (2-tailed) .150 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS V 20, diolah tahun 2014
Dari tabel 4.10, sig. 2-tailed adalah 0,150 atau probabilitas diatas 0,05 (0,150 > 0,05). Residual data terdistribusi normal jika signifikansi kolmogorov smirnov test > 0,05. Hal ini diperjelas
dengan grafik normal plot yang terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mendekati dari garis diagonal. Grafik ini menjelaskan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas, berarti ini menunjukkan H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi secara normal.
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan atas lima hipotesis yaitu :
1. H1 : Terdapat pengaruh signifikan Penerapan prinsip-prinsip Good
Governance terhadap Kompetensi KPPN.
2. H2 : Terdapat pengaruh signifikan Kompetensi KPPN terhadap Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK.
3. H3a : Terdapat pengaruh signifikan Penerapan prinsip-prinsip Good
Governance terhadap Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK.
4. H3b : Terdapat pengaruh signifikan Penerapan prinsip-prinsip Good
Governance terhadap Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK yang
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Penelitian ini menggunakan koefisien determinasi dengan R Square. Nilai R2 adalah antara nol dan 1. Semakin mendekati 1 maka nilainya semakin baik yang berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Tabel 4.11 Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .473a .224 .206 2.653 1.908 a. Predictors: (Constant), Total Kppn, Total GoodG
b. Dependent Variable: Total Kppbk
Sumber : Output SPSS V 20, diolah tahun 2014
Dilihat dari tabel 4.11 diatas, maka diketahui bahwa R Square sebesar 0,224 yang artinya adalah sebesar 22,4% hubungan variabel dependen yaitu variabel Persepsi Keberhasilan PBK dapat diterangkan secara signifikan oleh Good Governance dan Kompetensi KPPN sedangkan sisanya yaitu 77,6% (100% - 22,4%) diterangkan oleh
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap variabel Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK.
2. Uji Kesesuain Model (F-test)
Uji Kesesuaian model digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen dan intervening secara simultan terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi yang telah ditentukan sebesar 0,05. Apabila tingkat signifikansi uji F < 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Jika tingkat signifikansi uji F > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.12
F-test
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 170.863 2 85.431 12.135 .000a
Residual 591.367 84 7.040 Total 762.230 86
a. Predictors: (Constant), Total Kppn, Total GoodG b. Dependent Variable: Total Kppbk
Sumber : Output SPSS V 20, diolah tahun 2014
Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh nilai F hitung sebesar 12,135 dengan probabilitas 0,000. Probabilitas lebih kecil dari batas nilai
independen yaitu modal Good Governance dan variabel intervening berupa Kompetensi KPPN berpengaruh terhadap Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK, sehingga variabel Good Governance dan Kompetensi KPPN dapat digunakan secara bersama-sama.
3. Uji Signifikan Parsial (t-test)
Uji t-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen dan variable intervening terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan untuk memeriksa lebih lanjut manakah di antara variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen (Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK). Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0,05 maka suatu independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap dependen. Berikut hasil uji t dalam penelitian ini :
Tabel 4.13 t-test Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 18.581 3.164 5.872 .000
Total GoodG .271 .124 .256 2.180 .032 .669 1.496 Total Kppn .363 .154 .277 2.358 .021 .669 1.496 a. Dependent Variable: Total Kppbk
Sumber : Output SPSS V 20, diolah tahun 2014
Berdasarkan Tabel 4.13, Variabel Good Governance (GoodG) memiliki nilai t sebesar 2,180 dan nilai sig. sebesar 0,032 < α (0,05). Hal ini menunjukan bahwa variabel Good Governance berpengaruh terhadap Persepsi Keberhasilan Pelaksanan PBK (Kppbk). Sedangkan variabel Kompetensi KPPN (KPPN) memiliki nilai t sebesar 2,358 dan nilai sig. sebesar 0,021 < α (0,05). Hal ini menunjukan bahwa variabel Kompetesni KPPN berpengaruh terhadap Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dari variabel independen dan intervening yang dimasukan dalam model dengan signifikansi 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel Good Governance dan Kompetensi KPPN berpengaruh terhadap variabel Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK.
Dari tabel 4.13 dipereoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Kppbk = 18,581 + 0,271 GoodG + 0,363 Kppn
Dari persamaan regresi diatas dapat diartikan Constant = 18,581 , artinya bila Good Governance dan Kompetensi KPPN konstan atau tetap maka Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK sebesar 18,581.
5. Analisis Jalur (Path Analysist)
Berikut ini adalah hasil analisis jalur dalam penelitian ini : Tabel 4.14 Analisis Jalur Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .473a .224 .206 2.653 a. Predictors: (Constant), Total Kppn, Total GoodG
Sumber : Output SPSS V 20, diolah tahun 2014
Hasil analisis pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai
standardized beta modal Good Governance (GoodG) sebesar 0,576
dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,000 hal ini berarti Good
Governance berpengaruh positif pada Kompetensi KPPN, yang artinya
H2 diterima. Nilai standardized beta Good Governance (GoodG) sebesar 0,576 merupakan nilai path atau jalur P2.
Pada tabel 4.8 nilai standardized beta Kompetensi KPPN (KPPN) sebesar 0,256 dengan nilai signifikansi > 0,05 yaitu 0,032. Hal ini berarti bahwa Good Governance berpengaruh pada Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK yang berarti hipotesis H1 diterima. Nilai standardized
beta Good Governance sebesar 0,256 merupakan nilai jalur P1.
Untuk hipotesis ke tiga yaitu Kompetensi KPPN berpangaruh terhadap Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK, berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui nilai standardized beta Kompetensi KPPN sebesar 0,277 dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,021 yang berarti hipotesis H3a diterima. Nilai standardized beta Kompetensi KPPN 0,277 merupakan nilai jalur P3. Besarnya nila e1 = (1- 0,331) = 0,817 dan besarnya nilai e2 = (1- 0,224) = 0,880.
Gambar 4.7 Jalur Path Penelitian
berikut:
KPPN = 0,576GoodG+ 0,817
Kppbk = 0,256GoodG+ 0,277KPPN+ 0,880
Besarnya kontribusi pengaruh Good Governance pada Kompetensi KPPN yaitu (0,406)2 = 0,164 atau 16,4%. Kontribusi pengaruh langsung
Good Governance pada Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK adalah
= 0,065 atau 6,5%. Kontribusi pengaruh Kompetensi KPPN pada Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK yaitu = 0,076 atau 7,6%. Hal ini berarti Kompetensi KPPN sebagai variabel intervening memberikan kontribusi tambahan yang cukup besar yaitu 7,6%, sehingga kontribusi pengaruh Good Governance pada Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK melalui Kompetensi KPPN adalah + = 0,142 atau = 14,2%.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Good Governance tidak berpengaruh secara tidak langsung pada Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK melalui Kompetensi KPPN sebagai variabel antara. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin meningkat Good
Governance pada satker DJP maka akan meningkatkan Kompetensi
KPPN, akan tetapi Kompetensi KPPN yang meningkat tidak terlalu berpengaruh pada penerpan prinsip-prinsip Good Governance satker DJP
dalam mewujudkan persepsi keberhasilan Pelaksanaan PBK dalam pengelolaan anggaran..
Tabel 4.15
Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total
VARIABEL GoodG Kppn Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh Total Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh Total Kppn 0,576 - 0,576 - - - Kppbk 0,256 0,159 0,415 0,277 - 0,277
Sesuai tabel 4.15 besarnya pengaruh langsung Good Governance pada Kompetensi KPPN adalah 0,576. Besarnya pengaruh langsung
Good Governance pada Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK adalah
0,256. Pengaruh Kompetensi KPPN pada Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK yaitu 0,277. Besarnya pengaruh Good Governance pada Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK melalui Kompetensi KPPN sebagai variabel antara yaitu 0,159 (0,576 x 0,277) sehingga pengaruh totalnya menjadi 0,415 (0,256 + 0,159). Pengaruh tidak langsung Good
Governance pada Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK sebesar 0,159
lebih kecil dari koefisien hubungan langsung sebesar 0,256, berarti dapat disimpulkan bahwa Kompetensi KPPN sebagai variabel antara (intervening) tidak mampu memediasi hubungan antara Good
0,224 atau 22,4%. Angka ini menunjukkan bahwa sebesar 22,4% variabilitas Kompetensi KPPN dan Persepsi Keberhasilan PBK dipengaruhi Good Governance. Sedangkan sisanya sebesar 77,6% (100% - 22,4%) variabilitas Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Variabilitas lain tersebut antara lain komitmen dari seluruh komponen satuan kerja; penyempurnaan sistem administrasi;Sumber Daya Manuasia dan Sumber Daya lain yang cakap dan mencukupi; dan penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) yang jelas dan konsisten (Baik Sembiring, 2009).
E. Pembahasan
1) Pengaruh Good Governance Terhadap Kompetensi KPPN
Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) menunjukkan bahwa Good
Governance berpengaruh positif terhadap Kompetensi KPPN. Hal ini
menjelaskan bahwa penerapan prinsip-prinsip Good Governance yang telah diprogramkan oleh Kementerian Keuangan yang tertuang dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan telah secara langsung mampu meningkatkan kompetensi KPPN dalam menjalankan tugas, pokok dan fungsinya. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Governance, KPPN dapat meningkatkan kualitas pelayananya melalui aspek peraturan yang lebih memudahkan satker
dan menambah keamanan internal dalam pencairan dana, aspek akuntabilitas dan transparansi yang mampu membantu satker dalam menyusun Laporan Keuangan yang transaparan dan akuntabel, aspek kapasitas, aspek kompetensi teknis dan manajerial pegawai yang mampu menambah kualitas SDM para pegawi KPPN, aspek kapasitas organisasi yang mampu meningkatkan pengelolaan anggaran lebih baik dan aspek teknologi informasi yang dapat memudahkan pekerjaan penyusunan maupun pencairan anggaran. Penerapan prinsip-prinsip Good Governance secara efektif dan efisien akan berkontribusi signifikan terhadap pencapaian keunggulan kompetitif dan selanjutnya akan tercermin dalam Kompetensi KPPN yang lebih baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa jika prinspi-prinsip Good Governance diterapkan dengan baik oleh KPPN maka dapat meningkatkan Kompetensi KPPN dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya.
Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Dini Deistiana (2013) yang menyatakan bahwa Good Governance berpengaruh positif pada kualitas kinerja suatu organisasi. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin efektif suatu organisasi menerapkan prinsip-prinsip Good
Governance (Peraturan dan kualitas peraturan; akuntabilitas, transparansi dan
partisipasi; kompetensi teknis dan manajerial pegawai; kapasitas organisasi dan teknologi informasi) akan membuat pelayanan kepada satuan kerja dapat dilakukan secara prima sehingga target dapat dipenuhi (Dini Deistiana, 2013).
Pelaksanaan PBK
Pengujian hipotesis kedua (H2) berhasil membuktikan bahwa Kompetensi KPPN berpengaruh langsung terhadap Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK. Hal ini berarti kompetensi KPPN sebagai pelaksana tugas untuk mengelola anggaran seluruh satuan kerja Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan PBK. Tugas dan fungsi pokok KPPN dalam melakukan pelayanan dalam hal verivikasi SPM dan juga rekonsiliasi laporan keuangan mampu menjaga akuntabilitas dan transparansi anggaran yang bersumber dari APBN dan laporan yang dihasilkan mampu dipergunakan dengan baik dalam mengambil kebijakan masing-masing satuan kerja DJP. Dengan demikian, kualitas pelayanan yang diberikan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan PBK satuan kerja DJP.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sriharioto (2012) yang berhasil memberikan bukti bahwa kompetensi, integritas dan komitmen KPPN untuk memberikan pelayanan prima merupakan suatu keharusan untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan PBK yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik.
3) Pengaruh Good Governance Terhadap Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK
Pengujian hipotesis ketiga huruf a (H3a) menunjukkan bahwa Good
Governance berpengaruh terhadap Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK,
organisasi dapat memecahkan permasalahan agensi dan asimetri informasi. Korupsi dan buruknya pengelolaan keuangan pemerintah karena adanya asimetri informasi dan perbedaan kepentingan antara pihak yang melaksankan tugas (agents) dan pemangku kepentingan antara pihak yang melaksanakan tugas (principles) (Leruth dan Paul,2007) dapat dipecahkan dengan Good Governance.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sriharioto (2012) yang mengemukakan bahwa penerapan prinsip-prinsip Good Governance berpengaruh signifikan terhadap Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK khususnya peraturan pemerintah dan kualitas peraturan (The rule of law and
regulation quality)dan informasi teknologi (Information technology).
4) Pengaruh Good Governance melalui Kompetensi KPPN Terhadap
Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK
Pengujian hipotesis ketiga huruf b (H3b) menunjukkan bahwa Kompetensi KPPN sebagai variabel intervening tidak mampu memediasi hubungan antara Good Governance dan Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK. Besarnya pengaruh tidak langsung Good Governance pada Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK adalah 0,159. Nilai tersebut tidak lebih besar dari koefisien hubungan langsung yaitu 0,256 yang berarti Kompetensi KPPN merupakan bukan variabel yang memediasi hubungan Good Governance dan Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK. kompetensi KPPN terbukti secara empiris tidak mampu memediasi penerapan prinsip good governance
1) pemerikasaan atas tagihan dana APBN yang dilakukan KPPN hanya bersifat normatif dan administratif, penggunaan dana oleh satker DJP bukan menjadi wewenang KPPN untuk memeriksa lebih jauh; 2) pelaporan perencanaan kas bulanan oleh satker DJP belum berjalan dengan baik; 3) pengawasan dari pihak internal dan eksternal belum optimal dilakukan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sriharioto dan Ratna Wardhani (2012) yang berhasil membuktikan bahwa Kompetensi KPPN sebagai variabel moderate belum mampu memediasi hubungan antara Good
Governance dan Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK..
Secara keseluruhan hasil hipotesis adalah sebagai berikut: Tabel 4.16
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Kode Hipotesis Kesimpulan
H1 Good Governance berpengaruh terhadap Kompetensi KPPN
Diterima H2 Good Governance berpengaruh terhadap
Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK
Diterima H3a Kompetensi KPPN berpengaruh terhadap
Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK
Diterima H3b Good Governance melalui Kompetensi KPPN
berpengaruh terhadap Persepsi Keberhasilan Pelaksanaan PBK