• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN TUBUH DENGAN RIWAYAT JATUH PADA LANJUT USIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN TUBUH DENGAN RIWAYAT JATUH PADA LANJUT USIA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN TUBUH DENGAN RIWAYAT JATUH PADA LANJUT USIA

NASKAH PUBLIKASI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI

Disusunoleh : Ryan Arianda

J120121022

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

(2)

PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI

Naskah Publikasi dengan Judul Hubungan Antara Keseimbangan Tubuh dengan Riwayat Jatuh Pada Lanjut Usia

Naskah Publikasi Ilmiah ini Telah Disetujui oleh Pembimbing Skripsi untuk di Publikasikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan oleh: Ryan Arianda J120121022

Pembimbing I Pembimbing II

Umi Budi Rahayu, S.Fis, S.Pd, M.Kes Totok Budi Santoso, S.Fis, MPH

Mengetahui,

Ka.Prodi Fisioterapi FIK UMS

(3)

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Ryan Arianda

NIM : J120121022

Fakultas/Jurusan : Ilmu Kesehatan/S1 Fisioterapi Jenis Penelitian : Skripsi

Judul : Hubungan Antara Keseimbangan Tubuh dengan Riwayat Jatuh Pada Lanjut Usia Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :

1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu pengetahuan 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan / pengalih

formatkan,

3. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta,

4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 19 Juli 2014

Yang Menyatakan

(4)

ABSTRAK

Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Skripsi, 16 juli 2014 Halaman: 41 Ryan Arianda

HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN TUBUH DENGAN RIWAYAT JATUH PADA LANJUT USIA

(Dibimbing oleh: Umi Budi Rahayu S.Fis, S.Pd, M.Kes dan Totok Budi Santoso, S.Fis, MPH)

Abstrak: Sekitar 28-35% orang yang berusia 65 tahun dan lebih jatuh setiap tahunnya dan meningkat menjadi 32-42% pada usia 70 tahun. Frekuensi jatuh meningkat seiring dengan bertambahnya umur pada lansia yang terjadi pelemahan pada otot-otot dan dapat juga disebabkan factor degenartif lainnya.Menurunnya kemampuan fisik pada lansia mengakibatkan lansia rawan mengalami kejadian jatuh.Berbagai faktor yang mempengaruhi adanya jatuh atau roboh pada lansia ada beberapa hal, yakni faktor host (diri lansia), faktor aktifitas, faktor lingkungan dan faktor obat-obatan.Faktor host (diri lansia) salah satunya adalah mengenai masalah keseimbangan pada tubuh yang sering menyebabkan lansia tiba-tiba jatuh. Dengan melihat dampak tersebut Sehingga peneliti menganggap perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara keseimbangan dinamis pada lansia dan kejadian jatuh pada lansia yang diukur dengan kuesioner riwayat jatuh dan Time Up& Go Test.

Dari hasi analisis data diperoleh hasil bahwa nilai p 0,001 kurang dari tingkat signifikasi p<0,05 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara keseimbangan tubuh dengan riwayat jatuh pada lanjut usia

(5)

PENDAHULUAN

Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik untuk diamati karenadari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh majunya pelayanan kesehatan, menurunnya angka kematian bayi dan anak, perbaikan gizi dan sanitasi dan meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi (Depkes, 2010). Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2011jumlah penduduk dunia telah mencapai angka tujuh miliar jiwa dan satu miliar di antaranya adalah penduduk lansia. Indonesia sendiri menduduki peringkat keempat di dunia dengan jumlah lansia 24 juta jiwa yang belum terlalu mendapat perhatian.

Lanjut usia adalah orang yang sistem-sistem biologisnya mengalami perubahan-perubahan struktur dan fungsi sehingga mempengaruhi status kesehatannya (Aswin, 2003).Konsep status kesehatan terintegrasi dalam tiga domain utama, yaitu fungsi biologis, psikologis (kognitif dan afektif) serta sosial. (Saladin, 2007). Saat memasuki usia lanjut, manusia mengalami beberapa kemunduran dan kelemahan. Akumulasi defisit pada usia lanjut seperti kelemahan otot, gangguan keseimbangan dan abnormalitas neuromuskular, berakibatturunnya mobilitas yang dapat mengakibatkan roboh dan kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

(6)

Menurunnya kemampuan fisik pada lansia mengakibatkan lansia rawan mengalami kejadian jatuh.Berbagai faktor yang mempengaruhi adanya jatuh atau roboh pada lansia ada beberapa hal, yakni faktor host (diri lansia), faktor aktifitas, faktor lingkungan dan faktor obat-obatan. Faktor host (diri lansia) salah satunya adalah mengenai masalah keseimbangan pada tubuh yang sering menyebabkan lansia tiba-tiba jatuh (Probosuseno, 2009). Seperti diketahui komplikasi akibat jatuh seperti fraktur kolum femorisdapat mengakibatkan gangguan mobilitas pada lansia. Disamping itu akibat darijatuh tidak hanya menimbulkan perlukaan fisik tapi juga menimbulkan masalahpsikis, seperti perasaan takut akan jatuh itu sendiri. Oleh karena itu gangguanberjalan dan jatuh berperan penting dalam kesehatan dan kualitas hidup para lansia (Darmojo, 2006)

Survei komunitas melaporkan, sekitar 30% lansia di atas 65 tahun pernahmengalami jatuh setiap tahunnya dan separuhnya pernah jatuh lebih dari sekali. Bahkan pada lanjut usia di atas 80 tahun, sekitar 50% pernah mengalami jatuh. Walaupun tidak semua kejadian jatuh mengakibatkan luka atau memerlukan perawatan, tetapi kejadian luka akibat jatuh meningkat terutama pada usia di atas 85 tahun. Pada lansia yang jatuh, sekitar 5% mengalami patah tulang, sekitar 1% patah tulang paha dan 5-11% mengalami luka berat. Luka merupakan penyebab kematian nomor lima pada lansia dan sebagian besar luka terjadi alabat jatuh (Probosuseno, 2009).

Dengan melihat dampak dan komplikasi jatuh yang dapat meningkatkanmorbiditas dan mortalitas maka perlu dilakukan evaluasi

(7)

terhadap faktor-faktoryang mempengaruhi kejadian jatuh, salah satunya adalah penilaian terhadap keseimbangan dan gangguan berjalan yang menempati posisi kedua faktor penyebab jatuh (Jonsson, 2006 Fuller, 2000). Sehingga peneliti menganggap perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara keseimbangan dinamis pada lansia dan kejadian jatuh pada lansia yang diukur dengan Time Up & Go Test.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dalam penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keseimbangan tubuh dengan riwayat jatuh pada lanjut usia.

METODE PENELITAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penelitian survei/observasi dengan pendekatan cross sectional yaitu dimana data yang menyangkut variable bebas dan variabel terikat akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Nursalam, 2003). Pada penelitian ini, peneliti mempelajari korelasi antara keseimbangan tubuh dengan riwayat jatuh respondenpada satu saat /point time approach.

(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hubungan antara hasil pemeriksaan keseimbangan tubuh dengan riwayat jatuh pada lansia di Posyandu Lansia Aisyiyah Ranting Pucangan dan Posyandu Lansia Desa Benowo Karanganyar disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Hubungan antara keseimbangan tubuh dengan riwayat jatuh

Riwayat Jatuh

Keseimbangan Tubuh Total

Nilai p Risiko Jatuh Rendah Risiko Jatuh Sedang Risiko Jatuh Tinggi Tidak pernah 12 3 0 15 (25%) Jarang 3 13 0 16 (26,7%) 0,0001 Sering 0 12 17 29 (48,3%) Total 15 28 17 60 (100%)

Tabel 7. Hasil korelasi keseimbangan tubuh dan riwayat jatuh

Korelasi Hasil

Keseimbangan tubuh 0.750

Riwayat jatuh 0.742

Dari data pada tabel 6 diperoleh hasil bahwa responden dengan riwayat tidak pernah jatuh dalam 1 tahun terakhir memiliki Risiko jatuh rendah, untuk responden dengan riwayat jatuh sering yang mana dalam 1 tahun terakhir mengalami jatuh lebih dari 2 kali memiliki Risiko jatuh tinggi.

(9)

Dari data pada tabel 7 diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang kuat antara keseimbangan tubuh dan riwayat jatuh pada lansia dengan hasil 0.750 untuk keseimbangan tubuh dan 0.742 untuk riwayat jatuh.

B. Pembahasan

Dari hasil analisis seperti yang disajikan pada tabel 6 maka dapat dinyatakan bahwa hipotesis asli (Ha) “Ada hubungan antara keseimbangan tubuh dengan kejadian jatuh pada lansia di Posyandu Lansia Aisyiyah Ranting Pucangan dan Posyandu Lansia Desa Benowo Karanganyar”.

Dari hasil analisis data tersebut juga diperoleh nilai p (sig) = 0,0001 kurang tingkat signifikasi yang ditentukan yaitu p<0,05 menyatakan bahwa terdapat tingkat signifikasi antara keseimbangan tubuh dengan riwayat jatuh pada lansia.

Analisis univariat menunjukkan bahwa mayoritas lansia di Posyandu Lansia Aisyiyah Ranting Pucangan dan Posyandu Lansia Desa Benowo Karanganyar mempunyai keseimbangan tubuh dengan Risiko jatuh tinggi 17 responden (28,3%), Risiko jatuh sedang 28 responden (46,7%) dan Risiko jatuh rendah 15 responden (25%).

Menurunnya kemampuan fisik pada lansia mengakibatkan lansia rawan mengalami jatuh. Berbagai faktor yang mempengaruhi adanya jatuh atau roboh pada lansia antara lain faktor host (diri lansia) salah satunya adalah mengenai masalah keseimbangan tubuh yang sering menyebabkan lansia tiba-tiba jatuh (Probosuseno, 2008).

(10)

Sistem efektor juga berperan dalam menjaga keseimbangan pada lansia dimana sistem ini memiliki peranan mempertahankan pusat gravitasi tubuh meliputi duduk, berdiri atau berjalan dalam posisi berdiri respon motor (Effector)mempertahankan atau menyokong sikap dan keseimbangan yang disebut muscle synergi. Komponen efektor yang dibutuhkan adalah LGS (Lingkup Gerak Sendi), kekuatan dan ketahanan dari kelompok otot kaki, pergelangan kaki, lutut, pinggul, punggung, leher dan mata. Gangguan pada komponen efektor ini akan mempengaruhi kemampuan dalam mengontrol postur sehingga akan terjadi gangguan keseimbangan tubuh (Suhartono, 2009).

Sistem persendian merupakan salah satu penyebab utama terjadinya disabilitas pada usia lanjut, disamping stroke dan penyakit kardiovaskuler. Pada sinovial sendi terjadi perubahan berupa tidak ratanya permukaan sendi, fibrilasi dan pembentukan celah dan lekukan di permukaan tulang rawan.Erosi tulang rawan hialin menyebabkan eburnasi tulang dan pembentukan kista di rongga subkondral dan sumsum tulang (Darmojo, 2007).

Menurut Aristo (2007), jatuh terjadi ketika sistem kontrol postural tubuh gagal mendeteksi pergeseran dan tidak mereposisi pusat gravitasi terhadap landasan penopang pada waktu yang tepat untuk menghindari hilangnya keseimbangan. Kegagalan ini antara lain disebabkan oleh pergeseran pusat gravitasi tubuh yang besar, cepat,

(11)

dan tiba-tiba, gangguan lingkungan, serta faktor intrinsik seperti hilang atau berkurangnya sistem sensorik yang esensial untuk mendeteksi gerakan pusat gravitasi tubuh, gangguan sistem saraf pusat untuk mengorganisasikan dan menghantarkan respon postural yang tidak efektif akibat terganggunya sistem neuromuskular, gaya berjalan abnormal, refleks postural tidak memadai, instabilitas sendi, dan kelemahan otot. Proses penuaan juga memiliki peranan dalam hal keseimbangan tubuh pada lansia dimana terjadi perubahan pada kontrol postural yang mungkin memegang peran penting pada sebagian besar kejadian jatuh. Perubahan komponen biomekanik meliputi latensi mioelektrik, waktu untuk bereaksi, propioseptif, lingkup gerak sendi dan kekuatan otot. Selain itu terdapat perubahan pada postur tubuh, gaya berjalan, ayunan postural, sistem sensorik, dan mobilitas fungsional. Usia lanjut dikaitkan dengan input propioseptif yang berkurang, proses degeneratif pada sistem vestibuler, refleks posisi yang melambat dan melemahnya kekuatan otot sangat penting dalam mempertahankan postur. Keseimbangan dapat pula terganggu oleh karena adanya penyakit dan obat- obatan.Semua perubahan tersebut dapat berperan untuk terjadinya jatuh, terutama pada kemampuan untuk mencegah terjadinya jatuh manakala terpeleset atau menghadapi situasi lingkungan yang membahayakan.

(12)

Penelitian ini juga membuktikan bahwa ada korelasi antara keseimbangan tubuh dengan riwayat jatuh pada lansia. Dari hasil analisis data yang diperoleh pada tabel 6 menyatakan bahwa semakin sering kejadian jatuh yang dialami oleh lansia maka risiko jatuh yang lansia juga semakin besar dapat dilihat dari hasil total 29 (48,3%) responden yang memiliki riwayat jatuh sering, 17 responden memiliki risiko jatuh tinggi dan 12 responden memiliki risiko jatuh sedang dan semakin rendah riwayat jatuh yang dialami oleh lansia maka risiko jatuh lansia juga rendah dapat dilihat dari 15 (25%) responden yang memiliki riwayat tidak pernah jatuh, 3 responden memiliki risiko jatuh sedang dan 12 responden memiliki risiko jatuh rendah.

Berdasarkan penjelasan tersebut, berarti ada hubungan yang signifikan (p<0,05) antara hasil pemeriksaan keseimbangan tubuh dengan kejadian jatuh pada lansia di Posyandu Lansia Aisyiyah Ranting Pucangan dan Posyandu Lansia Desa Benowo Karanganyar. Hubungan positif yang signifikan ini berarti semakin tinggi Risiko jatuh (pada pemeriksaan kemampuan keseimbangan), semakin sering pula lansia mengalami kejadian jatuh, dan sebaliknya semakin rendah Risiko jatuh semakin tidak pernah lansia mengalami kejadian jatuh. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Probosuseno, (2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara rerata hasil pemeriksaan keseimbangan tubuh dengan riwayat jatuh atau roboh pada lansia dimana jenis pemeriksaan keseimbangan tubuh

(13)

yang digunakan TUG-test. Pada penelitiannya terhadap 63 subjek lanjut usia, 30 orang mempunyai riwayat roboh dalam satu tahun terakhir dan rerata usia 71 tahun. Hasil penelitiannya juga menyatakan bahwa semakin bertambahnya usia, maka Risiko untuk roboh juga akan semakin besar.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hasil pemeriksaaan keseimbangan tubuh dengan riwayat jatuh di Posyandu Lansia Aisyiyah ranting Pucangan dan Posyandu Lansia Desa Benowo Karanganyar. Dari hasil penelitian yang didapatkan tersebut dapat dilihat bahwa semakin sering lansia mengalami kejadian jatuh dalam setahun terakhir makan akan berpengaruh pada tingkat keseimbangan pada lansia itu.

B. Saran

1. Bagi Posyandu

Saran bagi posyandu perlu mengadakan pemeriksaan keseimbangan pada lansia secara rutin untuk dapat memprediksi sedini mungkin kejadian jatuh pada lansia agar terhindar dari risiko jatuh. Posyandu juga diharapkan untuk memberikan edukasi pencegahan risiko jatuh pada lansia untuk mengurangi terjadinya jatuh pada lansia dan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan

(14)

kemampuan keseimbangan dan penyediaan alat bantu pada lansia agar lansia yang memiliki risiko jatuh tinggi tidak mengalami jatuh yang berulang yang dapat membuat keseimbangan lansia menjadi semakin terganggu.

2. Bagi peneliti lain

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan pemeriksaan kemampuan keseimbangan tubuh terkait dengan fakor ekonomi, sosial, biologis, aktivitas, lingkungan dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi keseimbangan serta kejadian jatuh pada lansia sehingga dapat menjadi rujukan baru pada faktor yang dapat mempengaruhi keseimbangan pada lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Aristo, F. Hubungan Tes Timed Up & Go dengan Frekuensi Jatuh Pada Pasien Lanjut Usia. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Aswin, S. 2003. Pengaruh Proses Menua Terhadap Sistem Muskuloskeletal. Dalam W. Rochmah (ed) : Naskah Lengkap Simposium Gangguan Muskuloskeletal. Fakultas Kedokteran Universias Gadjah Mada. Yogyakarta, hal.10-20.

Barnedh, 2004. Penilaian Keseimbangan Menggunakan Skala Keseimbangan. http://www.uptodate.com, diakses tanggal: 28 maret 2014 jam 19:30

Darmojo, B, Martono, H. 2006. Buku Ajar Geriatri (IlmuKesehatanUsiaLanjut).Edisi ke-3

BalaiPenerbitFakultasKedokteranUniversitas Indonesia, Jakarta; 35-55. Kusuma, W.1997. Merk Manual Of Geriatric. Jilid 1. Binarupa Aksara, Jakarta; 16: 208-213.

(15)

Nugroho, W. 2008.KeperawatanGerontikdanGeriatrik.Edisi 3 BukuKedokteran

EGC, Jakarta; 11-18.

Probosuseno., Sendjaja, S. 2008. Hubungan Antara Pemeriksaan

Keseimbangan Tubuh dengan Timed Up & Go Test (TUG-test) dan Riwayat Roboh (Fall) Pada Populasi Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Pakem Sleman Yogyakarta.

Probosuseno, 2009.MengapaLansiaSeringRoboh.http://www.republika.co.id, diakses tanggal 20 april 2014.

Saladin, K . 2007. Anatomy and physiology the unity of form and function. 4th ed.New York: McGraw-Hill Companies inc:513-561.

Sudoyo, W. 2006.Buku Ajar IlmuPenyakitDalam.Edisikeempatjilid 1 dan 3 DepartemenIlmuPenyakitDalam. FKUI, Jakarta; 317 : 1388-1396. Suhartono,

2009.KalsiumminimalkanresikojatuhpadaUsiaLanjut,http://www.indo nesianursing.com, diakses tanggal 7 Januari 2014jam 14:30

Thorbahn, 2003. Berg Balance Scale : A test of Basic Functional Mobility for Frail Erderly Person. Journal of the American Geriatrics Society; 142-148.

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia dengan memiliki iklim tropis menjadikan produk es krim memiliki potensi pasar yang cukup besar di negeri ini (Indocommercial, 1995). Kandungan susu yang terdapat dalam

Oleh karena itu, dalam penelitian ini agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka peneliti sengaja membatasi khusus pada faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku

Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi. pembelajaran Probing-Prompting untuk kelas eksperimen dan

Upaya penyelesaian dari ganti kerugian konsumen online shop produk fashion sebagai upaya perlindungan konsumen berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

Contoh ditertMcan merumd ke7a_aaman umur.. kelamm dan

The Marine Environment Protection Committee determined, in accordance with article 16(2)(f)(iii) and g(ii) of the 1973 Convention, that the amendments shall be deemed to have

Sampel dari penelitian ini adalah sebagian konsumen Extra Joss yang berusia 17- 50 tahun, baik pria maupun wanita yang pernah mengkonsumsi Extra Joss Active rasa krim soda, yang

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap diferensiasi Extra Joss