• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGUJIAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK PRANATA INDONESIA BERDASARKAN STANDARD ISO9126 STUDI KASUS: STMIK PRANATA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGUJIAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK PRANATA INDONESIA BERDASARKAN STANDARD ISO9126 STUDI KASUS: STMIK PRANATA INDONESIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

37 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018

ANALISIS PENGUJIAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK PRANATA INDONESIA

BERDASARKAN STANDARD ISO9126

STUDI KASUS: STMIK PRANATA INDONESIA

Imam Zaenuddin1

1Dosen STMIK Pranata Indonesia

Email : imamzaenuddin@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari tesis ini adalah untuk membahas mengenai hasil Analisis Pengujian Sistem Informasi Akademik Pranata Indonesia (SIAP) menggunakan teori Standard ISO 9126. Aspek atau variabel yang dibahas yaitu aspek (Variabel) Functionality, Security, Usability, Efficiency, Maintainability, dan Portability. Hasil yang ingin diperoleh dari Analisis Pengujian Sistem Informasi Akademik Pranata Indonesia (SIAP) menggunakan standard ISO 9126 yaitu untuk mendapatkan gambaran nilai dari sistem yang dibangun apakah sudah dapat ber berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan atau perlu ada pengembangan lain.

Kata Kunci – fungsionalitas, keamanan, kegunaan, efisiensi, kemampuan pemeliharaan, Dan portabilitas.

I PENDAHULUAN

Sistem Informasi Akademik Pranata Indonesia (SIAP) merupakan solusi sistem informasi manajemen perguruan tinggi berbasis open source. Modul-modul yang dikembangkan dalam Sistem Informasi Akademik Pranata Indonesia (SIAP) telah mampu mengakomodir semua transaksi dan interaksi ada dalam perguruan tinggi dari proses front desk sampai back office (transaction & interaction enabler) di lingkungan Pranata Indonesia.

Berbekal analisa dan evaluasi yang dilakukan Tim Teknologi Sistem Informasi (TIS) Pranata Indonesia, akhirnya dari Best practice yang dimiliki, berusaha terus meningkatkan kualitas dan layanannya, dengan melakukan inovasi-inovasi seperti mengintegrasikan dengan SMS Gateway, Card Student, ESBED, Inventory, E-Accounting, E-Human & Resources dan terakhir akan mengintegrasikan E-Learning, E-Library dengan semangat dan inovasi terbuka dengan memanfaatkan jejaring inovasi ABG (Academicians, Businessmen, dan Government Agencies) “Triple Helix” dan dengan mengindahkan legalitas karya cipta yang dapat teruji.

Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain dan pengkodean. Pengujian menyajikan anomali yang menarik bagi perekayasaan perangkat lunak. Pada proses perangkat lunak, perekayasaan pertama-tama berusaha membangun perangkat lunak dari konsep abstrak ke implementasi yang dapat dilihat, baru dilakukan pengujian. Perekayasaan menciptakan sederetan test case yang dimaksudkan untuk “membongkar” perangkat lunak yang sudah dibangun. Pada dasarnya, pengujian merupakan satu langkah dalam proses rekayasa perangkat lunak yang dapat dianggap (paling tidak secara psikologis) sebagai hal yang destruktif dari pada konstruktif (A.S and M.Shalahuddin 2011).

International Standard Organization (ISO) mengembangkan Standar ISO 9126 yang mengidentifikasikan enam faktor kualitas yang menentukan kualitas suatu perangkat lunak (Pressman, 2010). Berikut ini merupakan faktor – faktor kriteria kualitas sebuah perangkat lunak menurut standard ISO 9126: Functionality, Reliability, Efficiency, Usability, Maintainability, dan Portability.

(2)

38 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018

Dari penjelasan yang diuraikan pada latar belakang dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi informasi pada institusi pendidikan perguruan tinggi untuk aspek proses bisnis TI/SI maka kualitas perangkat lunak dapat dinilai melalui ukuran-ukuran dan metode-metode tertentu, serta melalui pengujian-pengujian software.

Salah satu tolak ukur kualitas perangkat lunak adalah ISO 9126, yang dibuat oleh International Organization for Standardization (ISO) dan International Electro technical Commission (IEC). ISO 9126 mendefinisikan kualitas produk perangkat lunak, model, karakteristik mutu, dan metrik terkait yang digunakan untuk mengevaluasi dan menetapkan kualitas sebuah produk software. Standar ISO 9126 telah dikembangkan dalam usaha untuk mengidentifikasi atribut-atribut kunci kualitas untuk perangkat lunak komputer. Faktor kualitas menurut ISO 9126 meliputi enam karakteristik kualitas sebagai berikut:

a. Functionality (Fungsionalitas). Kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan fungsi sesuai kebutuhan pengguna, ketika digunakan dalam kondisi tertentu.

b. Reliability (Kehandalan). Kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan tingkat kinerja tertentu, ketika digunakan dalam kondisi tertentu.

c. Usability (Kebergunaan).

Kemampuan perangkat lunak untuk dipahami, dipelajari, digunakan, dan menarik bagi pengguna, ketika digunakan dalam kondisi tertentu. d. Efficiency (Efisiensi).

Kemampuan perangkat lunak untuk memberikan kinerja yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber daya yang digunakan pada saat keadaan tersebut.

e. Maintainability (Pemeliharaan).

Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi. Modifikasi meliputi koreksi, perbaikan atau adaptasi terhadap perubahan lingkungan, persyaratan, dan spesifikasi fungsional.

f. Portability (Portabilitas).

Kemampuan perangkat lunak untuk ditransfer dari satu lingkungan ke lingkungan lain.

Tabel 1. Karakteristik Kualitas Perangkat Lunak (ISO 9126)

Fokus dari kegiatan penelitian ini adalah mengukur tingkat keberhasilan pemanfaatan Sistem Informasi Akademik Pranata Indonesia (SIAP) untuk mendukung visi dan misi penyelenggaraan institusi pendidikan di STMIK Pranata Indonesia sehingga “

a. Mengetahui kinerja dan harapan organisasi terhadap kinerja departemen Teknologi Sistem Informasi (TSI), sehingga dapat membantu organisasi dalam mengambil langkah strategis bisnis.

b. Dapat mengetahui dan mengatur jumlah investasi Teknologi Sistem Informasi (TSI) berdasarkan timeline atau TSI Road Map yang telah dihasilkan.

c. Metode penilaian kelayakan sistem informasi akademik Pranata Indonesia (SIAP) dapat dijadikan standar dalam hal implementasi setiap proyek.

(3)

39 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018

II LANDASAN TEORI DAN

KERANGKA PEMIKIRAN A. Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dan lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem merupakan suatu hal yang saling terkait satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan yang sama (Indrajit, 2000).

B. Konsep Sistem Informasi Akademik Sistem informasi akademik merupakan suatu sistem yang bertugas mengolah data dan melakukan proses kegiatan akademik yang melibatkan antara Mahasiswa, Dosen, Administrasi akademik (BAA), Administrasi Keuangan (BAU) dan data atribut lainnya. Sistem informasi ini melakukan kegiatan akademik, melakukan proses pada transaksi belajar mengajar antara Dosen dan Mahasiswa, melakukan proses administrasi akademik baik yang menyangkut kelengkapan dokumen dan data-data lain yang bersifat intern berdasarkan kebutuhan masing-masing lembaga pendidikan.

Sistem Informasi Akademik Pranata Indonesia (SIAP) merupakan solusi sistem informasi manajemen perguruan tinggi berbasis open source. Modul-modul yang dikembangkan dalam Sistem Informasi Akademik Pranata Indonesia (SIAP) telah mampu mengakomodir semua transaksi dan interaksi ada dalam perguruan tinggi dari proses front desk sampai back office (transaction & interaction enabler) di lingkungan Pranata Indonesia. Berbekal analisa dan evaluasi yang dilakukan Team Teknologi Sistem Informasi (TIS) Pranata Indonesia, akhirnya Dari best practice yang dimiliki, berusaha terus meningkatkan kualitas dan layanannya, dengan

melakukan inovasi-inovasi seperti mengintegrasikan dengan SMS Gateway, Card Student, EPSBED, E-Inventory, E-Accounting, E-Human & Resources dan terakhir akan mengintegrasikan E-Learning, E-Library. C. Teori Standard ISO 9126

Pengujian adalah proses mengeksekusi program secara intensif untuk menemukan kesalahan-kesalahan. Pengujian tidak hanya untuk mendapatkan program yang benar, namun juga memastikan bahwa program tersebut bebas dari kesalahan-kesalahan untuk segala kondisi (Kristanto, 2008). Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan mempresentasikan spesifikasi, desain dan pengkodean (Pressman, 2010). International Organization for Standarization (ISO) dalam ISO Standard 9126 telah mengusulkan beberapa karakteristik untuk melakukan pengujian terhadap kualitas sebuah perangkat lunak. ISO-9126 mengidentifikasikan enam karakteristik sebuah perangkat lunak dikatakan berkualitas yaitu: functionality, reliability, usability, efficiency, maintability, dan portability (ISO/ IEC, 1991).

D. Software Quality

Menurut Agarwal dkk (2010:89) Software Quality merupakan sebagai kesesuaian terhadap kebutuhan performa dan fungsionalitas, standar pengembangan yang terdokumentasi, serta karakteristik implisit dari sebuah perangkat lunak yang dikembangkan secara profesional. Secara umum, definisi Software Quality yang disebutkan oleh (Pressman 2001) adalah as effective software process applied in a manner that creates a useful product that provides measurable

(4)

40 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018

value for those who produce it and those who use it.

III METODE PENELITIAN A. Penelitian Kualitatif

Penelitian secara kualitatif mempunyai penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas atau frekuensinya. Lebih mengarah kepada pemahaman makna dan sifat dasar dari suatu gejala yang masih belum banyak dikenal. Penelitian jenis ini merupakan suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki masalah manusia dan fenomena-fenomena yang terjadi. Lebih menekan pada sifat realitas yang terbangun hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti. Penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti katakata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Makna dan proses diangkat dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti merupakan instrumen kunci. Oleh sebab itu peneliti diusahakan harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas sehingga bisa bertanya, menganalisis dan merancang objek yang diteliti agar menjadi lebih jelas.

B. Objek Penelitian

Sesuai dengan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka yang ditetapkan sebagai obyek penelitian adalah Pengujian Sistem Informasi Akademik Pranata Indonesia pada unit Pelaksana Teknologi Sistem Informasi dan institusi pendidikan serta seluruh user yang terlibat dengan sistem informasi tersebut.

C. Sumber Data

Dalam proses pengumpulan data terbagi dalam 2 kategori, yaitu:

a. Data primer

Yang didapat adalah dengan cara observasi, wawancara dan melalui kuesioner dengan unit Pelaksana Teknologi Sistem Informasi pada institusi pendidikan. Dimana sumber data yang didapat melalui pihak pertama artinya langsung, berasal dari sumber asli. Data primer berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian.

b. Data Sekunder

Untuk data sekunder yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian yaitu data dari literatur yang berhubungan.

Sumber data dalam penelitian merupakan subjek untuk memperoleh data (Arikunto, 2010, p. 172). Sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Mahasiswa dan Dosen untuk variabel usability.

b. Ahli pemrograman (developer/ programmer) untuk variabel functionality.

c. Dokumentasi terhadap sistem informasi akademik yang dikembangkan untuk variabel reliability, dan efficiency.

D. Skala Pengukuran

Skala Guttman merupakan skala

kumulatif. Skala Guttman mengukur suatu dimensi dari suatu variable yang multi dimensi. Skala Guttman mengukur disebut juga Scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti yang sering disebut dengan atribut universal (Riduwan & Akdon, 2008, p. 20).

Skala Guttman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat

(5)

41 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018

jelas atau tegas dan konsisten. Contoh penggunaan dari skala ini misal:

Yakin – Tidak Yakin, Ya – Tidak,

Benar – Salah,

Positif – Negatif, dan lain-lain.

Penggunaan skala Guttman dalam penelitian bila diinginkan jawaban yang tegas atau jelas dan konsisten terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala Likert merupakan skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Gejala sosial tersebut telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Riduwan & Akdon, 2008, p. 16).

Skala Likert menjadikan variable yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variable dijabarkan kembali menjadi indicator-indikator yang dapat diukur. Indikator yang terukur tersebut dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata.

Interval pada skala Likert dibagi menjadi dua untuk pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Contoh dari interval skala Likert untu kedua pertanyaan tersebut seperti berikut ini:

Tabel 2 Interval Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mendapatkan data pada uji validitas perangkat lunak. Skala Likert digunakan

untuk mengukur faktor validitas perangkat lunak pada pengujian faktor usability.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2010, p. 192).

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan observasi.

Metode kuesioner digunakan untuk pengujian functionality dan usability, sedangkan metode observasi digunakan untuk pengujian efficiency dan reliability. Berikut ini merupakan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Aspek functionality diuji ahli pemrograman (programmer/ developer) dengan menggunakan kuesioner sesuai dengan fungsi pada user requirement list. Sehingga, dapat diketahui fungsi yang berjalan dan tidak berjalan (error).

2. Aspek Efficiency pengujian ini menggunakan alat ukur YSlow yang dikembangkan oleh Yahoo Developer Network dan Page Speed yang dikembangkan oleh Google Developer untuk mengukur performa efisiensi sebuah halaman website. Performa yang akan diukur adalah besarnya bytes data dokumen, jumlah HTTP request, modifikasi, kompresi GZIP, dan score / grade akhir.

Tabel 3 Parameter YSlow (Small Site or Blog)

(6)

42 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018

Pengujian dengan menggunakan alat ukur Page Speed yang direkomendasikan oleh Google Developer untuk mengukur performa suatu website

3. Aspek Reliability diuji menggunakan pengujian stress testing. Stress Testing adalah salah satu jenis pengujian sistem (system testing). Stress testing menjalankan sebuah sistem dengan sumber daya jumlah, frekuensi atau volume yang abnormal (Pressman, 2010). Pengujian untuk aspek Stress akan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan software Web Application Load, Stress and Performance Testing yang meliputi

beberapa parameter pada Error Report yang ada dalam software tersebut:

a. Failed Session b. Failed Hits c. Failed Pages

4. Aspek Usability diukur menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010, p. 194). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan instrument Usefulness, Satisfaction, and Ease of use (USE) Questionnaire yang dikembangkan oleh STC Usability and User Experience Community (Lund, 2001). Kuesioner usability ini menggunakan 5 poin skala Likert positif (Muderedzwa & Nyakwende, 2010).

(7)

43 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018 Keterangan: Sangat Setuju (SS), Setuju (S),

Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

F. Teknik Analisis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari skor pengujian menggunakan instrument penelitian. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik analisa skala Likert. Analisa dengan pendekatan ini sesuai dengan pengukuran yang digunakan pada angket yaitu skala Guttman dan Likert. Proses analisis ini digunakan untuk menghitung data variabel yang diujikan dalam quality faktor ISO 9126 pada efficiency, dan usability.

Data yang didapatkan dari setiap instrumen akan dihitung rata-rata menggunakan rumus berikut:

Dimana:

= skor rata-rata 𝑥 = skor total item 𝑛 = jumlah item Sedangkan untuk menghitung skor persentase kelayakan menggunakan rumus:

Setelah mendapatkan hasil berupa nilai kuantitatif dari perhitungan sebelumnya, kemudian nilai dikonversi menjadi nilai kualitatif berskala 5 dengan skala Likert. Konversi persentase ke pernyataan seperti dalam tabel berikut (Riduwan & Akdon, 2008, p. 18):

Tabel 6 Interpretasi Persentase Likert

Agar konversi persentase ke dalam bentuk pernyataan lebih sesuai dengan penelitian yang dilakukan, maka skala konversi persentase di atas disesuaikan interpretasi nya. Penyesuaian interpretasi tersebut dilakukan karena penelitian ini melakukan uji kelayakan perangkat lunak yang dikembangkan. Skala konversi persentase disesuaikan menjadi seperti berikut ini:

Tabel 7 Penyesuaian Interpretasi Likert

functionality dilakukan dengan melakukan tes pada setiap fungsi perangkat lunak oleh ahli pemrograman (programmer/ developer). Standar yang digunakan dalam menentukan apakah perangkat lunak telah memenuhi syarat faktor kualitas functionality. Skala yang digunakan dalam pengujian faktor functionality adalah skala Guttman. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kelayakan perangkat lunak dari sisi functionality, peneliti menggunakan interpretasi standar yang ditetapkan oleh ISO 9126. Rumus analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut (ISO/ IEC, 2002):

Dimana:

X = functionality

A = jumlah total fungsi yang tidak valid

B = jumlah seluruh fungsi Pengujian faktor efficiency akan dilakukan

menggunakan parameter dasar yang dikemukakan oleh Yahoo Developer Network

dan untuk Page Speed menggunakan parameter yang direkomendasikan oleh Google

Developer. Parameter dasar yang digunakan YSlow adalah ukuran dokumen, http request,

sehingga didapatkan Grade yang sudah ditentukan oleh alat ukur YSlow tersebut. Sedangkan untuk parameter dasar Page Speed

(8)

44 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018

cache dan keep alive. Setelah mendapat score dari hasil pengujian maka dihitung persentase

dengan rumus persentase dan interpretasi sesuai rekomendasi Yahoo Developer Network

yaitu sebagai berikut: Tabel 8 Analisis Data Pengujian Efficiency Berdasarkan Grade

Pengujian faktor reliability akan dilakukan menggunakan parameter dasar yang digunakan dalam WAPT. Faktor yang digunakan adalah failed session, failed pages, dan failed hits. Rumus perhitungan nilai reliability menurut model Nelson sebagai berikut:

Dimana,

R = Reliability f = Total failure

n =Total test case (workload unit) r = Error rate

Pengujian faktor usability diujikan menggunakan kuesioner. Kuesioner akan dibagikan kepada 30 responden sebagai pengguna yang terdiri dari siswa dan guru. Menurut Nielsen (2012), untuk penelitian kuantitatif jumlah responden untuk menguji faktor usability minimal 20 orang (Nielsen J., 2012). Skala yang digunakan dalam pengujian faktor usability menggunakan skala Likert sehingga nanti dapat disimpulkan mengenai kelayakan perangkat lunak dari sisi pengguna.

Dari hasil yang didapat menggunakan kuesioner tersebut maka dilakukan perhitungan reliabilitas

terhadap instrument. Perhitungan Alpha Cronbach dihitung menggunakan perangkat

lunak SPSS dengan interpretasi nilai reliabilitas Alpha Cronbach sebagai berikut (Gliem & Gliem,

2003): Tabel 9 Interpretasi Alpha Cronbach

Pengujian aspek maintainability yang dilakukan adalah dengan menguji perangkat lunak pada aspek instrumentation, consistency, dan simplicity. dan

Pengujian untuk aspek portability ini dilakukan dengan menjalankan sistem pengolah data pada browser berbasis desktop dan pada browser berbasis mobile.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penghitungan Functionality

Berdasarkan hasil perhitungan pengujian functionality, didapatkan nilai functionality sebesar 1. Dari skor tingkat functionality tersebut maka kualitas perangkat lunak dari sisi functionality dapat dikatakan “Baik” sesuai interpretasi dari ISO 9126 yaitu nilai yang baik adalah nilai yang mendekati 1. Dari hasil tersebut maka Sistem Informasi Akademik Pranata Indonesia (SIAP) layak digunakan untuk mendukung pengelolaan akademik mahasiswa karena sistem tersebut telah lolos dalam uji functionality.

Berdasarkan analisis dan perhitungan pengujian efficiency maka diperoleh persentase 83% (Grade B) dengan alat ukur YSlow dan 84% (Grade B) dengan alat ukur Page Speed. Pengujian menggunakan alat ukur YSlow maupun Page Speed menunjukkan hasil yang sama yaitu mendapatkan Grade B, sehingga dapat dikatakan perangkat lunak memiliki nilai efficiency tinggi. Dari score yang didapat maka kualitas perangkat lunak yang dikembangkan dari sisi efficiency mendapatkan “Grade B” jika

(9)

45 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018

disesuaikan dengan aturan yang direkomendasikan oleh Yahoo Developer Network. Berdasarkan analisis dan perhitungan maka diperoleh rata-rata waktu tunggu (load time) untuk tiap halaman web, dimana dengan kecepatan modem 37.1 KB/s rata-ratanya adalah 3.33 detik dan dengan kecepatan modem 3.315 KB/s rata-ratanya adalah 0.862 detik. Berdasarkan data tersebut maka waktu tunggu dapat dikatakan “Diterima” dengan menggunakan interpretasi yang direkomendasikan oleh Microsoft maupun Nielsen. Dari hasil tersebut maka Sistem Informasi Akademik Pranata Indonesia (SIAP) layak digunakan untuk mendukung pengelolaan akademik mahasiswa karena sistem tersebut telah lolos dalam uji efficiency.

B. Penghitungan Reliability

Pengujian reliability dilakukan menggunakan perangkat lunak WAPT versi 8.1. Pengujian tersebut menggunakan 20 user simultan dengan waktu percobaan selama 60 menit. Hasil yang didapat adalah total test case yang diakses adalah 30072 dan total kegagalan yang terdeteksi yaitu 160 kegagalan. Hasil menunjukkan bahwa didapatkan nilai reliability adalah 99, 5% sehingga dapat dikatakan “Memenuhi” kriteria standar reliability yang ditetapkan dalam standar Telcordia. Dari hasil tersebut maka Sistem Informasi Akademik Pranata Indonesia (SIAP) layak digunakan untuk mendukung pengelolaan akademik mahasiswa karena sistem tersebut telah lolos dalam uji reliability.

C. Penghitungan Usability

Berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh persentase 74, 3% dari pengujian usability. Dari skor tersebut, sesuai dengan interpretasi skala Likert, maka dapat dikatakan perangkat lunak ini “Tinggi” dari sisi usability. Dari hasil tersebut maka Sistem Informasi Akademik Pranata Indonesia (SIAP) layak digunakan untuk mendukung pengelolaan akademik mahasiswa karena sistem tersebut telah lolos dalam uji usability. Instrumen yang digunakan yaitu USE Questionnaire juga dapat

dikatakan “Baik” karena memiliki nilai Alpha Cronbach 0.872.

V KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Dengan mengetahui mengetahui kualitas perangkat lunak Dapat membantu Divisi Teknologi Sistem Informasi dalam menilai aplikasi dan memperbaiki merencanakan penentuan anggaran biaya pengembangan aplikasi mendatang.

2. Kualitas perangkat lunak diuji melalui beberapa aspek yaitu functionality, efficiency, reliability, dan usability. Dalam aspek functionality, sistem ini mendapatkan nilai functionality adalah 1 (Baik). Dalam aspek efficiency, sistem ini memperoleh diperoleh persentase 83% (Grade B) dengan alat ukur YSlow dan dengan Page Speed persentase 84% (Grade B) serta waktu tunggu sebesar 3.33 detik (Diterima). Dalam aspek reliability, sistem ini mendapatkan nilai reliability 99.5% (Memenuhi).

3. Penerapan Sistem Informasi Akademik Pranata Indonesia (SIAP) online di STMIK Pranata Indonesia sudah bernilai baik namun belum mencapai nilai maksimal terlihat dari kepuasan responden atas penerapan Sistem Informasi Akademik Pranata Indonesia (SIAP). Hal ini dikarenakan koneksi jaringan pengguna yang belum didukung dengan sarana dan prasarana seperti modem broadband hotspot dengan jangkauan yang luas, quota download yang rendah dan portal akademik.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penerapan yang maksimal Sistem Informasi Akademik Pranata Indonesia (SIAP) : 1. Perlu adanya peningkatan mutu dan penambahan sarana dan prasarana agar Sistem

(10)

46 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018

Informasi Akademik Pranata Indonesia (SIAP) mendapatkan hasil maksimal.

2. Teknik pengujian yang lebih beragam dan mengungkap kualitas perangkat lunak khususnya untuk sistem informasi akademik dapat membantu dan mengukur kinerja team IT. DAFTAR PUSTAKA

Adam, M, Dian, D. Mira, K (2012)Analisis

Kualitas Perangkat Lunak Terhadap Sistem Informasi UNIKOM Bandung:

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Asthana, A., & Olivieri, J. (2009). Quantifying

Software Reliability and Readiness.

Communications Quality and

Reliability, 2009. CQR 2009. IEEE

International Workshop Technical Committee on. Westford: IEEE.

DocForge. (2010). Web Application Framework.

Retrieved December 16, 2013, from

DocForge Software Developent

Resource:

http://docforge.com/wiki/Web_applica tion_framework

Essi Scope. (1991). ISO 9126: The Standard of

Reference. Retrieved December 14,

2013, from ISO/ IEC 9126:

Information Technology - Software

Product Evaluation - Quality

Characteristic and Guidelines for

Their Use:

http://www.cse.dcu.ie/essiscope/sm2/ 9126ref.html

Fatkhurrokhman, M Analisis Pengujian Sistem

Informasi Akademik STMIK El

Rahma Yogyakarta menggunakan International Organization for

Standardization (ISO 9126).

Yogyakarya: STMIK El-Rahma

Gliem, J. A., & Gliem, R. R. (2003). Calculating,

Interpreting, and Reporting

Cronbach‟s Alpha Reliability

Coefficient for Likert-Type Scales.

2003 Midwest Research to Practice Conference in Adult, Continuing, and Community Education, (p. 82).

Hanggara, Y. (2012). Analisis Sistem Informasi

Pengelolaan Data Alumni Sekolah

Berbasis CodeIgniter PHP

Framework. Yogyakarta: Universitas

Negeri Yogyakarta.

Hidayati, A. , Sarwosri, Ririd, A. Analisa

Pengembangan Model Kualitas

Berstruktur Hirarki Dengan

Kustomisasi ISO 9126 Untuk

Evaluasi Aplikasi Perangkat Lunak B2B Malang: UNM

Indrajit, R. E. (2000). Manajemen Sistem

Informasi dan Teknologi Informasi:

Pengantar Konsep. Jakarta:

Gramedia.

ISO/ IEC. (1991). International Standard ISO/

IEC 9126. Switzerland: Joint

Technical Committee.

ISO/ IEC. (2002). Software Engineering: Product

Quality - Part 2 - External Metric.

Canada: International technical report.

(11)

47 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018

McCall, J. A., Richards, P. K., & Walters, G. F. (1977). Factors in Software Quality. US Rome Air Development Center Reports.

Meier, J. D., Farre, C., Bansode, P., Barber, S., & Rea, D. (2007, September).

Quantifying End-User Response

Time Goals. Retrieved January 12,

2014, from Microsoft Developer Network:

http://msdn.microsoft.com/en-us/library/bb924365.aspx

Microsoft Developer Network. (n.d.). Testing for Reliability. Retrieved February 19, 2014, from Microsoft:

http://msdn.microsoft.com/en-us/library/aa292188(v=vs.71).aspx

Muderedzwa, M., & Nyakwende, E. (2010). The

effectiveness of online employment

background screening systems.

African Journal of Business Management Vol. 4(17), (p. 3599). Mmabatho.

Mulyatiningsih, E. (2011). Riset Terapan Bidang

Pendidikan dan Teknik. Yogyakarta:

UNY Press.

Nielsen, J. (1993, January). Website Response

Times. Retrieved January 12, 2014,

from Nielsen Norman

Sabaruddin R, M.Kom. Pengembangan Dan

Analisis Kualitas Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Bekasi:

STMIK Pranata Indonesia.

Setialana, P. Pengembangan Dan Analisis

Kualitas Sistem Informasi Jadwal Akademik Berbasis YII Framework Di

Jurusan Pendidikan Teknik

Elektronika Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta.

Yogyakarta: UNY Press.

Sukoco, A. Penggunaan standard iso 9126

Untuk mengevaluasi keefektifan perangkat lunak Lampung: UBL

Fahmy. S, dkk Evaluating the Quality of

Software in e-Book Using the ISO

9126 Model. Malaysia: TATI

University

Thalheim, B. (2006). Web Information Systems

Analysis, Design, Development, adn Implementation of Business Sites, Collaboration Sites, Edutainment (e-Learning) Sites, and Infotainment (Information) Sites. Germany.

Tian, J. (2004). Evaluating Web Software

Reliability Based on Workload and Failure Data Extracted from Server Logs. IEEE TRANSACTIONS ON

SOFTWARE ENGINEERING, (p. 754).

Tika Novita Sari, Handaru Jati, Ph.D.

Pengembangan Dan Analisis

Kualitas Sistem Informasi Akademik

Berbasis Web Menggunakan

Standard ISO 9126 EJPTI (Jurnal

Elektronik Pendidikan Teknik Informatika)

Triseptian, A. (2010). Pengembangan Sistem

Informasi Tugas Akhir Berbasis Web Untuk Sistem Informasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (Studi Kasus:

Universitas Atma Jaya Yogyakarta). Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

(12)

48 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018

Upton, D. (2007). Codeigniter for Rapid PHP

Application Development.

Birmingham: Packt Publishing.

Yahoo Developer Network. (2011). Best Practices for Speeding Up Your Web

Site.

http://developer.yahoo.com/performa nce/rules.html.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan ini maka diprioritaskanlah pemecahan masalah dengan melakukan pengarahan terhadap petugas kesehatan mengenai pentingnya peranan dan fungsi promotif ASI

Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelolah kelas agar peserta didik dapat belajar

Penyakit apa saja pada anjing geriatri yang terbanyak di beberapa tempat pelayanan kesehatan hewan kota Surabaya pada periode tahun 2011-2014 berdasarkan breed dan jenis

Keragaman, efektivitas, dan perilaku kunjungan serangga penyerbuk pada tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.. Bogor (ID): Institut Pertanian

rance) seperti jaminan keamanan nasabah untuk melaksanakan transaksi; 5) Empati (emphaty) yang mencakup kemudahan yang diberikan dalam mela- kukan hubungan,

Analisis Asosisasi Daun Sang dengan Pinanga speciosa.. Frekuensi hadirnya

Fungsi dan prinsip kerja dari masing-masing alat laboratorium sangat penting untuk diketahui agar hasil yang didapatkan dapat maksimal.. Alat-alat dalam laboratorium memiliki

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu diatur Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten