• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KERJASAMA DALAM SISTEM MONETISASI YOUTUBE ANTARA YOUTUBER DENGAN YOUTUBE PARTNER PROGRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KERJASAMA DALAM SISTEM MONETISASI YOUTUBE ANTARA YOUTUBER DENGAN YOUTUBE PARTNER PROGRAM"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KERJASAMA

DALAM SISTEM MONETISASI YOUTUBE ANTARA

YOUTUBER DENGAN YOUTUBE PARTNER PROGRAM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh: Siti Kholipah NIM: 11150490000086

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2020 M/1441 H

(2)

i

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KERJASAMA

DALAM SISTEM MONETISASI YOUTUBE ANTARA

YOUTUBER DENGAN YOUTUBE PARTNER PROGRAM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh: Siti Kholipah NIM: 11150490000086

Pembimbing:

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2020 M/1441 H

(3)

ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi berjudul “Analisis Hukum Islam Terhadap Akad Kerjasama Dalam Sistem Monetisasi Youtube Antara Youtuber Dengan Youtube Partner Program” oleh Siti Kholipah, NIM 11150490000086, telah diajukan dalam sidang skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum Program Studi Hukum Ekonomi Syariah pada Selasa, 15 Desember 2020. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Hukum (S.H).

Jakarta, 15 Desember 2020

Dekan,

Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H., M.H., M.A.

NIP. 19760807 200312 1 001

Panitia Sidang:

Ketua : AM. Hasan Ali, M.A. (...) NIP. 197512012005011005

Sekretaris : Dr. Abdurrauf, L.c., M.A. (...) NIP. 197312152005011002

Pembimbing I : Mustolih Siradj, SHI, MH, CLA. (...) NIDN. 2009088001

Penguji I : Dr. Isnawati Rais, M.A. (...) NIP. 195710271985032001

Penguji II : Faris Satria Alam, M.H. (...) NIDN. 0325038802

(4)

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Desember 2020

(5)

iv

ABSTRAK

Siti Kholipah. Analisis Hukum Islam Terhadap Akad Kerjasama Dalam Sistem

Monetisasi YouTube Antara Youtuber Dengan YouTube Partner Program.

“Skripsi”. Jakarta: Hukum Ekonomi Syariah. Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014/2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan akad kerjasama dalam sistem monetisasi Youtube antara Youtuber dengan Youtube Partner Program dalam perspektif hukum Islam. Serta untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap akad kerjasama dalam sistem monetisasi Youtube antara Youtuber dengan Youtube Partner Program.

Jenis Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, peneliti menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library research), dan bersifat deskriptif analisis. Adapun sumber data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder.

Berdasarkan hasil penelitian dalam skripsi ini, akad kerjasama dalam perspektif Islam memiliki konsep perjanjian berupa akad untuk bekerjasama yaitu mengiklankan suatu produk antara Youtuber dengan Youtube Partner Program, sehingga nanti Youtuber dapat melakukan pencairan uang (Monetisasi) melalui Program Google AdSense. Kemudian seorang Youtuber dilindungi oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008.

Kata Kunci : Hukum Islam, Youtube, Monetisasi Dosen Pembimbing : Mustolih Siradj, SHI, MH, CLA. Daftar Pustaka : 1984-2019

(6)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, kepada keluarga dan kepada para sahabatnya.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan karena dengan pertolongan dan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Hukum Islam Terhadap Akad Kerjasama Dalam Sistem Monetisasi Youtube Antara Youtuber dengan Youtube Partner Program” dengan lancar. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Strata I Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan serta dukungan sejak awal sampai akhir dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis sampaikan ucapan terimasih banyak kepada: 1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H., M.H., M.A. Selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. dan Dr. Abdurrauf, Lc., M.A., Selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan arahan dan saran yang terbaik untuk penulis.

3. Bapak Mustolih Siradj, SHI, MH, CLA. Selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan semangat, arahan, dukungan, serta meluangkan waktu untuk memberikan masukan yang baik kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Teristimewa kepada orang tua tercinta ayahanda H. Chaidir (Alm) dan ibunda Hj. Mastu’ah (Almh) serta kaka-kaka tersayang Muhammad Zulfikar, dan Siti Khoeriyah dan kepada kaka ipar ku Arvi Nurbaitillah, terimakasih atas segala doa, cinta, kasih sayang, dukungan dan semangat yang telah kalian berikan untuk penulis.

(7)

vi

5. Kepada om dan tante serta saudara-saudara yang turut mendo’akan sehingga skripsi ini selesai.

6. Kepada sahabat-sahabat seperjuangan Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2015, dan kepada Khairika Nurahmah, S.Pd. yang telah membantu serta memberikan semangat kepada penulis dalam penulisan skripsi ini, dan tidak lupa teruntuk Masnun Manarul Huda yang selalu menyemangati dalam suka maupun duka dalam penulisan skripsi ini.

7. Serta teman-teman yang tidak bisa Penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas doa-doa terbaiknya.

Semoga segala kebaikan yang diberikan kepada penulis dapat menjadi amal baik dan kembali menjadi suatu kebaikan kepada pihak yang sudah membantu penyelesaian skripsi ini. kemudian terlepas dari itu, penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Saran dan kritikan yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Penulis sangat berharap, hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca.

Jakarta, 15 Desember 2020 Penulis

(8)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

E. Metode Penelitian ... 5

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 9

G. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II: LANDASAN TEORI ... 12

A. Akad dalam Bisnis Islam ... 12

1. Pengertian Akad ... 12

2. Dasar Hukum Akad ... 14

B. Akad Syirkah... 16

1. Pengertian Akad Syirkah... 16

2. Dasar Hukum Akad Syirkah ... 16

3. Rukun Akad Syirkah ... 17

4. Syarat Akad Syirkah ... 17

5. Jenis-Jenis Akad Syirkah ... 19

6. Batal dan Berakhirnya Akad Syirkah ... 20

C. Perjanjian Elektronik ... 21

BAB III: GAMBARAN UMUM SISTEM MONETISASI ANTARA YOUTUBER DENGAN YOUTUBE ... 25

A. Pengertian Youtube dan Youtuber ... 25

B. Sistem Monetisasi Youtube ... 28

C. Google Adsense ... 30

D. MCN (Multi Channel Network) ... 32

E. Cara Bergabung Dengan Youtube Partner Program ... 35

F. Pembayaran Sistem Monetisasi Youtube ... 36

(9)

viii

BAB IV: ANALISIS SISTEM DAN HUKUM DALAM YOUTUBE ... 44

A. Analisis Hukum Islam Terhadap Sistem Monetisasi Youtube . 44 1. Sighat Ijab Qabul... 44

2. Para Pihak Yang Melakukan Akad ... 45

3. Objek Akad ... 45

B. Analisis Pelaksanaan Kerjasama Dalam Sistem Monetisasi Youtube Antara Youtuber Dan Youtube Partner Program ... 49

C. Analisis Perlindungan Hukum Antara Youtuber Dengan Youtube Parner Program ... 51

BAB V: PENUTUP ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran-saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi bermedia menggunakan media baru dalam bentuk internet atau yang dikenal dengan sebutan media sosial mulai menggeser posisi media lama dalam penyampaian informasi. Media sosial diakses kapan dan dimana saja dan memiliki sumber tanpa batas membuat posisinya lebih mendominasi. Misalnya, media televisi yang menyampaikan audio-visual mulai bersaing dengan kehadiran

YouTube.

YouTube merupakan situs berbagi media (media sharing), yakni jenis media

sosial yang memfasilitasi penggunannya untuk berbagi media, mulai dari video, audio, dan gambar. YouTube adalah media sosial yang mulai naik daun 5 tahun yang lalu. Dilansir dari situs resmi YouTube, saat ini YouTube telah memiliki lebih dari satu milyar pengguna yang merupakan hampir sepertiga semua pengguna internet. Tiap hari pengguna YouTube bisa menonton ratusan juta per jam video dan menghasilkan milyaran kali penayangan. Beragam konten video bisa diakses dalam YouTube, mulai dari musik, film, berita dan informasi, olahraga, life style,

gaming, serta vlog (Video Vlog).1

Saat ini YouTube bukan hanya sebuah situs, karena dengan YouTube, seseorang dapat menghasilkan uang. Dengan perkembangannya yang pesat ini, makin banyak orang membuat akun YouTube untuk dijadikan sebagai lapangan pekerjaan. YouTuber, adalah seseorang yang menggunggah, memproduksi, atau tampil di video yang ada disitus berbagi (YouTube).2 Menjadi seorang YouTuber

pun tidak sulit, dan modalnya pun tidak terlalu banyak. Jika seseorang memiliki alat perekam seperti smartphone, maka dengan dibantu internet berkecepatan tinggi, setiap orang dapat menjadi seorang YouTuber.

1

Erbika Ruthellia D., Mariam Sondakh, dan Stefi Harilima, Pengaruh Konten Vlog Terhadap

Pembentukan Sikap Mahasiswa FISIP Universitas Sam Ratulangi (e-Journal “Acta Diurna” Volume

VI No.1 Tahun 2007), h.3. https://ejournal.unsart.ac.id/index.php/actadiurna/article/view/15479 (diakses pada 26 Desember 2019, pukul. 15:27 WIB), dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

2

(11)

2

Para Youtuber memanfaatkan YouTube untuk mendapatkan penghasilan, baik secara langsung yang didapat dari YouTube maupun dari pihak lain. Ada berbagai cara untuk mendapatkan uang dari YouTube atau di sebut monetisasi, yaitu antara lain:

1. Bergabung dengan YouTube Partner Program. Untuk bisa bergabung dengan Youtube Partner Program syarat utamanya yaitu akun YouTube harus memiliki setidaknya 10.000 penayangan.

2. Pendapatan dari endorsement, yakni dengan mempromosikan produk atau jasa orang lain.

3. Berjualan produk atau jasa sendiri di akun YouTube milik pribadi. 4. Gabungan dari pendapatan-pendapatan diatas.3

Dalam penelitian ini yang akan dibahas yaitu akad kerjasama dalam sistem monetisasi dengan cara bergabung ke YouTube Partner Program. Untuk dapat memonetisasi video di akun mereka, para YouTuber harus melakukan perjanjian kerjasama dengan YouTube Partner Program. Ada dua macam YouTube Partner

Program, yaitu Google Adsense dan MCN (Multi Channel network).

Google Adsense adalah program periklanan yang disediakan oleh Google,

dan para Youtober harus menaati peraturan yang dibuat oleh Google Adsense.4 Sedangkan MCN (Multi Channel Network) adalah jenis network youtube yang berdiri sendiri, artinya jaringan ini memiliki kendali penuh pada akses manajemen jaringan.5 MCN merupakan penyedia layanan pihak ketiga yang

berafiliasi dengan beberapa Channel YouTube untuk menawarkan layanan seperti pengembangan penonton, pemprograman konten, kolaborasi creator, pengelolaan hak digital, monetisasi, dan atau penjualan.

Kerjasama bisnis dengan YouTube Partner Program ini adalah hal yang baru, sehingga masih banyak kelemahan didalam sistemnya sebagai contoh untuk bergabung didalam YouTube Partner Program, maka pemilik akun YouTube wajib membuat kesepakatan yang dibuat secara sepihak oleh YouTube Partner

3 Jubille Enterprise, Kitab YouTuber (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018) h. 19-20. 4 Jefferly Helianthusonfri, Ibid, h. 135.

5 Denny Setyawan, Rahasia Mendapat Dollar dari Youtube (Jakarta: PT Elax Media Komputindo, 2016), h.9.

(12)

Program, sehingga akad sepenuhnya dibuat oleh YouTube Partner Program

tersebut. Dan orang yang akan bekerjasama atau bergabung didalam YouTube

Partner Program harus menyepakati paraturan yang telah dibuat oleh YouTube Partner Program dengan cara mengklik kebijakan tersebut.

Hak Cipta dalam hukum Islam, merupakan urf yang diakui sebagai jenis dari suatu kekayaan dimana pemiliknya berhak atas semua itu. Boleh diperjual-belikan dan merupakan komoditi (Qarar Majma Al-Fiqh Al-Islam No. 5, Muktamar Kelima, 10-15 Desember 1988, Kuwait) 21 hak cipta dalam Islam, Islam mengakui hak cipta sebagai hak milik atau kekayaan yang harus dijaga dan dilindungi. Menurut MUI, perlindungan hak cipta tidak bertentangan dengan syariat Islam. MUI bahkan mengeluarkan fatwa khusus berkaitan dengan perlindungan hak kekayaan intelektual, yaitu fatwa MUI No. 1 Tahun 2003 tentang Hak Cipta. Pendapat MUI menggolongkan hak cipta sebagai barang berharga yang boleh dimanfaatkan secara syara’ (hukum Islam).

Namun dalam praktiknya, para YouTuber sering melakukan peraturan yang disepakati, seperti membuat dan mengunggah video yang melanggar hak cipta, membuat dan mengunggah video tentang kekerasan dan atau ketelanjangan. Kelemahan lain yaitu YouTube Partner program berhak mengeluarkan banned atau mengeluarkan akun YouTube apabila dicurigai melakukan kecurangan. Iklan yang ditampilkan oleh YouTube Partner Program bersifat acak sehingga iklan yang ditampilkan bersifat sangat umum, dari iklan penjualan buku sampai pada penjualan minuman keras, ponografi, judi, kredit, atau sebagainya yang dilarang Islam.

Kerjasama bisnis dengan YouTube Partner Program ini sedang booming karena dengan prosedur yang mudah dan tanpa biaya dapat menghasilkan penghasilan yang menjanjikan. Fenomena ini sekarang banyak diikuti oleh masyarakat di seluruh dunia bahkan di Indonesia, yang notabennya mempunyai masyarakat muslim terbesar di dunia, juga ikut melakukan kerjasama bisnis dengan YouTube Partner Program tersebut. Kerjasama yang terjadi antara pemilik akun YouTube dengan YouTube Partner Program berupa akad untuk mengiklankan sebuah produk, dalam Fiqh Muamalah disebut dengan Syirkah

(13)

4

Abdan yaitu kerjasama antara dua orang atau lebih untuk melakukan suatu usaha

atau pekerjaan lalu hasilnya dibagi sesuai kesepakatan bersama.6

Namun apakah kerjasama yang terjadi antara pemilik akun YouTube atau disebut Youtuber dengan YouTube Partner Program telah sesuai dengan Syari’at Islam. Maka dari itu, berdasarkan latar belakang masalah diatas perlu diadakan penelitian lebih lanjut yang akan dibahas dalam skripsi yang berjudul “ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KERJASAMA DALAM

SISTEM MONETISASI YOUTUBE ANTARA YOUTUBER DENGAN YOUTUBE PARTNER PROGRAM”

B. Identifikasi Masalah

Latar belakang masalah diatas, menunjukan apakah kerjasama yang terjadi di antara pemilik akun YouTube atau disebut Youtuber dengan YouTube Partner Program telah sesuai dengan Syari’at Islam. Adapun identifikasi masalah yang penulis dapatkan dalam kajian ini antara lain:

1. Apa yang dimaksud akad kerjasama dalam hukum Islam.

2. Bagaimana akad kerjasama yang diterapkan pada sistem monetisasi dalam pandangan hukum Islam.

3. Apa yang dimaksud dengan monetisasi dalam YouTube. 4. Bagaimana cara monetisasi dalam YouTube.

C. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi dan pembatasa masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana akad kerjasama dalam perspektif hukum Islam?

b. Bagaimana perlindungan hukum antara YouTuber dengan Youtube

Partner Program?

6

(14)

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, mengingat keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini fokus pada analisis perspektif hukum Islam pada sistem monetisasi Youtube Indonesia.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui akad kerjasama antara Youtuber dan pihak YouTube dalam perspektif hukum Islam.

b. Untuk mengetahui perlindungan hukum antara Youtuber dan pihak

Youtube Partner Program.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan kiranya dapat memberikan beberapa manfaat atau kegunaan, baik manfaat teoritis maupun secara praktis:

a. secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai pandangan hukum Islam terhadap pelaksanaan akad kerjasama dalam sistem monetisasi Youtube. Dan diharapkan dapat memperkaya khazanah pemikiran Keislaman pada umumnya civitas Akademi Fakultas Syari’ah, Jurusan Muamalah pada Khususnya.

b. Secara praktis penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi penulis guna menambah wawasan dan pengetahuan serta menambah rujukan kepada para peneliti berikutnya.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian

a. Jenis Penelitian

penelitian ini termasuk penelitian kualitatif kepustakaan , yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur

(15)

6

(kepustakaan), baik berupa buku-buku referensi atau hasil penelitian lain untuk menunjang penelitian. Dalam studi kepustakaan diakatakan baik, ketika telah memenuhi 3 kriteria berikut:7

1) Relevansi, kecocokan antara variabel-variabel yang diteliti dengan teori-teori yang dikemukakan.

2) Kelengkapan, semakin banyak kepustakaan yang dibaca maka studi kepustakaannya akan menjadi baik.

3) Kemutahakhiran, semakin baru kepustakaan yang digunakan, maka semakin mutakhir kepustakaan tersebut.

Terdapat banyak jenis penelitian kualitatif kepustakaan, diantaranya adalah tentang kajian pemikiran tokoh, analisis buku teks, dan kajian sejarah. Dalam penelitian ini, penulis mengadakan penelaahan terhadap buku-buku, artikel, web, forum-forum umum di internet, dan sumber lainnya yang ada hubungannya dengan objek penelitian.

b. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif yakni penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secermat mungkin sesuatu yang menjadi objek, gejala, atau kelompok tertentu. Penelitian deskriptif analisis bersifat mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Dengan kata lain, penelitian deskriptif analisis mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan, lalu hasil penelitiannya diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan yang berlaku untuk umum. Dan penelitian ini akan mendeskripsikan tentang pelaksanaan akad kerjasama dalam monetisasi YouTube antara YouTuber dan pihak YouTube Partner

Program.

7 Susiadi, Metode Penelitian (Lampung: Pusat Penelitian Peneribitan LP2M Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung,2015), h.63.

(16)

2. Data dan Sumber Data

Data adalah sekumpulan bukti atau fakta yang dikumpulkan dan disajikan untuk tujuan tertentu. Data sangat memegang peranan penting dalam pelaksanaan penelitian. Pemecahan suatu permasalahan dan penelitian sangat tergantung dari keakuratan data yang diperoleh. Berdasarkan sumbernya data dapat digolongkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.8

a. Data primer

Data primer dalah data yang diperoleh langsung dari buku, data, dan internet atau objek yang diteliti atau ada hubungannya dengan objek yang diteliti. Data tersebut bisa diperoleh langsung dari buku, data, dan internet yang diteliti. Sumber data primer pada studi kepustakaan, berasal dari sumber bahan yang dikemukakan oleh para pihak, pada waktu terjadinya peristiwa atau mengalami peristiwa itu sendiri. Adapun sumber data primer dalam skripsi ini yaitu buku-buku yang berkaitan dengan sistem monetisasi youtobe, buku-buku yang berkaitan dengan Hukum Islam mengenai akad bisnis dalam Islam, serta Al-Qur’an dan Hadits.

b. Data Skunder

Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak langsung dari masalah penelitiannya. Data sekunder bisa diperoleh dari instansi-instansi, perpustakaan, maupun pihak lainnya. Penelitian menggunakan data ini sebagai data pendukung yang berhubungan dengan masalah penelitian.9 Adapun sumber data sekunder dalam skripsi ini

diperoleh dari jurnal, skripsi, web, Youtobe dan artikel-artikel, dan forum-forum umum di internet, yang terkait dengan masalah penelitian ini.

8 Muhammad Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis (Jakarta: Bumi Aksara, 2006) h. 57. 9

(17)

8

3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data diperlukan.10 Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan pengumpulan data dengan metode library research yaitu dengan membaca dan mengidentifikasi dari buku-buku, makalah atau artikel, majalah, jurnal, web, ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penulisan untuk mencari hal-hal yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya tentang akad penghasilan dalam sistem monetisasi YouTube. Maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data-data yang ada baik melalui buku-buku yang berkaitan dengan sistem Monetisasi YouTube, buku-buku yang berkaitan dengan hukum Islam mengenai akad bisnis dalam Islam, serta dari Al-Qur’an dan Hadits.

b. Pengumpulan data dari jurnal, skripsi, web, artikel, buku-buku, dan forum-forum diinternet yang terkait dengan masalah penelitian ini.

c. Menganalisis data-data tersebut sehingga peneliti bisa menyimpulkan masalah yang dikaji.

4. Teknik Analisis Data

Setelah data terhimpun melalui penelitian selanjutnya data dapat dianalisis secara kualitatif, yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan atau lisan orang-orang yang berprilaku yang dapat dimengerti. Dianalisis menggunakan metode berfikir induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dilapangan yang lebih umum mengenai fenomena yang diselidiki.

5. Teknik Penulisan

Pada skripsi ini, penulis menggunakan teknik penulisan skripsi yang mengacu pada pedoman penulisan skripsi tahun 2007 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Buku ini diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah.

10

(18)

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Didalam penelitian ini, ada beberapa literatur yang penulis menjadikan sebagai acuan dan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menentukan sisi menarik atau sisi lain dan kegunaan dari penelitian skripsi yang sedang penulis teliti. Beberapa tinjauan pustaka yang penulis temukan sebagai instrument perbandingan dalam melakukan penelitian mengenai analisis hukum Islam terhadap akad kerjasama pada sistem monetisasi YouTube adalah:

Skripsi yang di tulis oleh Husain Muhammad Arsyad, dengan judul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Bisnis Adsense YouTube”.11

Menyimpulkan bahwa Hukum Islam memandang hak cipta sebagai suatu langkah untuk melindungi karya seseorang, karena hal itu dianggap sebagai bagian dari harta.

Google memungkinkan para pengguna untuk melaporkan kepada pihak Youtube

jika terdapat pelanggaran hak cipta, selain itu Youtube menawarkan proses penghapusan yang terpisah untuk video yang melanggar merek dagang, rahasia dagang, atau hukum lainnya. Usaha Youtube dalam menghargai hasil karya orang lain merupakan salah satu upaya membina keserasian dan kerukunan hidup antar manusia agar terwujud kehidupan masyarakat yang saling menghormati dan menghargai sesuai dengan harkat dan derajat seseorang sebagai manusia seperti perintah dari agama Islam.

Skripsi yang ditulis oleh Mohamad Yakub, dengan judul “Analisis

Hukum Ekonomi Syariah terhadap Monetisasi Karya Hak Cipta Pada Portal YouTube”.12 Menyimpulkan bahwa Analisis hukum ekonomi syariah terhadap

karya hak cipta pada portal YouTube adalah melanggar hukum syariah, karena praktek tersebut dilakukan untuk mencari kebutuhan ekonomi dengan mengambil hak orang lain. Memonetisasi karya orang lain dan mengaransemen ulang diperbolehkan dengan mendapatkan izin terlebih dahulu kepada pencipta, serta pencipta juga mendapatkan hak royalty dari ciptaanya tersebut.

11 Husain Murammad Arsyad dalam skripsi berjudul tinjauan hukum islam terhadap bisnis adsense youtube, (t.d.).

12 Muhammad yakub.dalam skripsi Analisis hukum ekonomi syariah terhadap monetisasi karya hak cipta pada portal youtube, (t.d.).

(19)

10

Perbedaan penelitian ini, terletak pada objek masalah. Penelitian sebelumnya meneliti tentang karya hak cipta, sedangkan peneliti hanya meneliti tentang sistem monetisasi antara Youtuber dengan Youtube Partner Pogram.

Skripsi yang di tulis oleh Dinda Qorina Iskandar, dengan judul

“Monetisasi Karya Seni Musik yang Dinyanyikan Ulang (Cover Lagu) pada YouTube Tinjauan Fatwa DSN-MUI dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta”.13

Hukum monetisasi karya seni musik yang dinyanyikan ulang (cover lagu) pada YouTube menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta tidak dikategorikan sebuah pelanggaran hak cipta. Persoalan hukum monetisasi karya music yang dikreasikan ulang illegal atau tidak ini tergantung pada kerelaan pemilik hak ciptanya, apabila pemegang hak cipta atau sang pemilik lagu asli merasa tidak pernah dirugikan dengan adanya eksploitasi karyanya berbentuk penggandaan karya melalui video/audio cover dinikmati sendiri atau dikomersilkan, maka hal tersebut bukan termasuk pelanggaran hak cipta. Namun apabila monetisasi karya music yang dikreasikan ulang tersebut dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi dengan cara mencurangi pemilik karya asli dan tidak melakukan komunikasi sebelumnya dengan pihak pemegang hak cipta. Apabila terjadi yang demikian maka hal tersebut sama halnya dengan menjiplak karya orang lain dengan sengaja dan ini dilarang oleh undang-undang tercantum dalam pasal 112 UU No. 28 Tahun 2014 dan bagi pelaku akan dikenai hukuman pidana penjara selama 2 tahun atau denda Rp. 300.000.000,00 serta bagi pembuat konten atau content creator dan pemilik akun yang bersangkutan tersebut akan dikenai sanksi tambahan berupa penutupan akses internet.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara umum dari penelitian ini secara menyeluruh perlu adanya sistematika penulisan yang dibuat oleh penulis. Dengan demikian, sistematika penulisan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

13 Dinda Korina Iskansar dalam skripsi yang berjudul “ Monetisasi Karya Seni Musik yang Dinyanyikan Ulang (Cover Lagu) pada Youtube Tinjauan Fatwa DSN-MUI dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta”, (t.d.).

(20)

BAB I Pendahuluan, Bab ini membahas tentang latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan kajian terdahulu, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori, Bab ini membahas tentang teori-teori seperti akad dalam bisnis islam, pengertian akad, dasar hukum akad, akad syirkah, pengertian akad syirkah, dasar hukum akad syirkah, rukun akad syirkah, syarat akad syirkah, jenis-jenis akad syirkah, batal dan berakhirnya akad syirkah, juga sedikit tentang perjanjian elektronik.

BAB III Gambaran Umum Sistem Monetisasi Antara Youtuber Dengan Youtube, bab ini membahas tentang pengertian Youtube dan Youtuber, sistem monetisasi

Youtube, google adsense, MCN (Multi Channel Network), cara bergabung

dengan Youtube Partner Program, pembayaran sistem monetisasi youtube, dan macam-macam pelanggaran youtube.

BAB IV Analisis Sistem dan Hukum Dalam Youtube, bab ini membahas tentang Analisis Hukum Islam Terhadap Sistem Monetisasi Youtube, Analisis Pelaksanaan Kerjasama Dalam Sistem Monetisasi Youtube antara Youtuber Dengan Youtube Partner Program, dan Analisis Perlindungan Hukum Antara

Youtuber Dengan Youtube Partner Program.

(21)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Akad Dalam Bisnis Islam 1. Pengertian Akad

Akad dalam bahasa arab berarti “ikatan” (atau pengencangan dan penguatan) antara beberapa pihak dalam hal tertentu, baik ikatan itu bersifat konkret maupun abstrak, baik dari satu sisi maupun dari dua sisi. Dalam kitab Mishbah Munir dan kitab-kitab bahasa lainnya disebutkan: „aqada

habl (mengikat tali) atau „aqada bay‟ (mengikat jubeli) atau „aqada al-„ahd (mengikat perjanjian) fan aqada (lalu ia terikat).

Menurut fuqaha, akad memiliki dua pengertian: umum dan khusus. Pengertian umum lebih dekat dengan pengertian secara bahasa dan pengertian ini yang tersebar dikalangan fuqaha malikiyyah, syafi’iyyah dan hanabillah yaitu setiap sesuatu yang ditekadkan oleh seseorang untuk melakukannya baik muncul dengan kehendak sendiri seperti wakaf, ibra‟ (pengguguran hak) talak, dan sumpah. Maupun membutuhkan dalam menciptakannya seperti jual-beli dan sewa-menyewa. Adapun pengertian khusus yang di maksudkan disini ketika membicarakan tentang teori akad adalah hubungan antara ijab efek terhadap objek.14

Adapun al-aqd‟ menurut bahasa berarti ikatan, lawan katanya pelepasan atau pembubaran. Mayoritas fuqaha mengartikannya gabungan ijab dan qabul, dan penghubungan antara keduanya sedemikian rupa sehingga terciptalah makna atau tujuan yang diinginkan. Dengan demikian akad adalah sesuatu perbuatan untuk menciptakan apa yang diinginkan oleh dua belah pihak yang melakukan ijab dan qabul.15

14 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 4, (Cet.1, Jakarta: Gema Insani, 2011), H 420.

15 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh al-Imam Ja‟far ash-Shadiq juz 3&4, (Jakarta: Lentera, 2009) H 34.

(22)

Mustafa Ahmad Az-Zarqa (tokoh fikih Yordania asal Suriah) menyatakan bahwa tindakan hukum yang dilakukan manusia terdiri atas dua bentuk yaitu:

a. Tindakan berupa perbuatan b. Tindakan berupa perkataan16

Tindakan yang berupa perkataan pun terbagi menjadi dua, yaitu bersifat akad dan yang tidak bersifat akad. Tindakan berupa perkataan yang bersifat akad terjadi bila dua atau beberapa pihak mengikatkan diri untuk melakukan suatu perjanjian.

Menurut az Zarqa dalam pandangan syarak, suatu akad merupakan ikatan secara hukum yang dilakukan oleh dua atau beberapa pihak yang sama-sama berkeinginan untuk mengikatkan diri. Kehendak atau keinginan pihak-pihak yang mengikat diri tersebut sifatnya tersembunyi dalam hati. Oleh sebab itu untuk menyatakan kehendak masing-masing harus diungkapkan dalam suatu pernyataan. Pernyataan pihak-pihak yang berakad itu disebut dengan ijab dan Kabul. Ijab adalah pernyataan yang dikemukakan oleh salah satu pihak, yang mengandung keinginan secara pasti untuk mengikatkan diri. Adapaun qabul adalah pernyataan pihak lain setelah ijab yang menunjukan persetujuannya untuk mengikatkan diri.

Sedangkan perikatan dan perjanjian dalam konteks fiqh muammalah dapat disebut dengan akad. Kata akad berasal dari bahasa Arab al-aqd‟ bentuk jamaknya al-„uqud yang mempunyai arti antara lain:

a. Mengikat (al-rabith), yaitu :

“mengumpulkan dua ujung tali dan mengikat salah satunya dengan yang lain sehingga bersambung, kemudian keduanya menjadi sepotong benda”

b. Sambungan (al-„aqd), yaitu:

“sambungan yang memegang kedua ujung itu dan mengikatnya”

16 Nasrun Haroen dkk, Ensiklopedia Hukum Islam, ( Cet. 1, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Hoeve, 2003) H 63.

(23)

14

c. Janji (al-„ahd) sebagaimana yang dijelaskan Al-Qur’an dalam surat Ali Imran 76 :

َ ت

َ ُّةِحُيَ ّٰاللَّ ٌَِّا فَىٰقَّتا َٔ ِِٖذْٓ عِتَىٰفْٔ اَ ٍْ يَىٰه

َ ٍْيِقَّتًُْنا

٦٧

“(bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuatnya) dan bertaqwa. Maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.”(Q.S. Ali Imran [3] : 76).

Dalam akad pada dasarnya dititik beratkan pada kesepakatan antara kedua belah pihak yang ditandai dengan ijab dan qabul. Demikian ijab-qabul adalah suatu perbuatan atau pernyataan untuk menunjukan suatu keridhaan dalam berakad yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, sehingga terhindar atau keluar dari suatu ikatan yang tidak berdasarkan syara’. Karena itu, dalam islam tidak semua bentuk kesepakatan atau perjanjian dapat dikategorikan sebagai akad, terutama kesepakatan yang tidak didasarkan pada keridhaan dan syari’ah Islam.17

2. Dasar Hukum Akad

Ibnu Taimiyah dalam al-Fatwa al-Kubra‟ sebagaimana dikutip Hannan binti Muhammad Husein Jastaniah berpendapat bahwa sesungguhnya “akad” itu harus ditepati karena syara‟ sendiri mewajibkannya secara mutlak, terkecuali terdapat dalil yang mengkhususkannya. Akad yang harus ditepati itu termasuk “akad” yang disepakati kebolehannyaoleh syara‟ begitu pula oleh akal manusia. Dan prinsip dari akad itu adalah adanya keridhaan kedua belah pihak yang mengadakan akad dan hasilnya apa yang saling ditentukan dalam akad tersebut.18

Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah menyebutkan dalil-dalil yang menunjukkan keumuman wajibnya memenuhi “akad” adalah sebagai berikut:19

17 Qamarul Huda, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta, Teras, 2011), h 25-26. 18 Enang Hidayat, Transaksi Ekonomi Syariah (Bandung: Rosda, 2016), h. 7. 19

(24)

a. Q.s Ali-Imron [3] : 76

َىٰه ت

َ ٍْيِقَّتًُْناَ ُّةِحُيَ ّٰاللَّ ٌَِّا فَىٰقَّتا َٔ ِِٖذْٓ عِتَىٰفْٔ اَ ٍْ ي

٦٧

Terjemahannya:

“Bukan demikian, sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuatnya) dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang bertakwa.”20

b. Q.s Al-Maidah [5] : 1

ىٰهْتُيَا يَ َّلِْاَِوا عَْ ْلْاَُح ًْيِٓ تَْىُك نَ ْتَّهِحُاَ ِِۗدُْٕقُعْناِتَإُْفْٔ اَا ُُْٰٕٓ يٰاَ ٍْيِذَّناَا ُّٓي آٰٰي

َ

َُذْيِزُيَا يَُىُكْح يَ ّٰاللٌََِّّاَ ِۗ وُزُحَْىُتَْ ا َِٔذْيَّصناَىِّهِحُيَ زْي غَْىُكْي ه ع

١

Terjemahannya:

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah

menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”21

c. Q.s Al-Anfal [8] : 58

َ ٍْيُِِ ىۤا خْناَ ُّةِحُيَ لَْ

ّٰاللٌََِّّاَ ٍِۗءۤا ٕ سَىٰه عَْىِْٓي نِاَْذِثَْْۢا فًَح َا يِخٍَوْٕ قٍَِْيٍََّ فا خ تَاَّيِا ٔ

َ

٨٥

Terjemahannya:

“Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

yang berkhianat.”22

B. Akad Syirkah

1. Pengertian Akad Syirkah

20 Departemen Agama RI, Al-qur‟an dan Terjemahannya (Semarang, Toha Putra, 2002), h. 36. 21 Departemen Agama RI, Al-qur‟an dan Terjemahannya (Semarang, Toha Putra, 2002), h 811. 22

(25)

16

Syirkah menurut bahasa berarti al-ikhtilah yang artinya percampuran.

Maksud percampuran disini ialah seseorang mencampurkan hartanya dengan harta orang lain, sehingga tidak dibedakan antara keduanya.23 Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, syirkah adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah.24 Akad syirkah berprinsip pada mekanisme bagi hasil, sehingga dalam usaha yang dilakukan mendapatkan keuntungan maupun kerugian akan dibagi masing-masing pihak berdasarkan besar dana yang diinvestasikan.

2. Dasar Hukum Akad Syirkah

Syirkah diisyaratkan berdasakan Al-Qur’an Surat Shad [38] ayat 24, yaitu sebagai berikut:

َ ك ً ه ظَْذ ق نَ لا ق

َ َّلِْاٍَطْع تَىٰه عَْىُُٓضْع تَْيِغْث ي نَِءۤا ط هُخْناَ ٍِّيَاًزْيِث كٌََِّا َِِّٖٔۗجا عََِىٰنِاَ كِت جْع ََِلا ؤُسِت

َ ََّّٔٗت رَ ز فْغ تْسا فَُُّّٰ ت فَا ًََّ اَُد ٗٔا دٍََّ ظ َٔ ِْۗىَُْاَّيَ مْيِه ق َِٔت ٰحِه ّٰصناَإُهًِ ع َٔإُُْ يٰاَ ٍْيِذَّنا

ًَعِكا رََّز خ

َ۩َ با َ أََّا

٤٢

Artinya: “… Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat

itu sebahagian dari mereka berbuat dzalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan amat sedikitlah

mereka itu.”25

Dalam Hadits Rasulullah SAW, bersabda:

Artinya: “dari Abu Hurairah yang dirafa’kan kepada Nabi Muhammad, bahwa Nabi SAW bersabda “sesungguhnya Allah SWT berfirman “Aku adalah yang ketiga dari dua orang yang bersekutu selama salah seorang dari keduanya tidak mengkhianati temannya, aku akan keluar dari persekutuan tersebut apabila salah seorang mengkhianatinya” (HR. Abu Dawud dan Hakim dan menyahihkan sanadnya).26

3. Rukun Akad Syirkah

23

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. rajagrafindo Persada, 2014), h. 125. 24 Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana, 2012), h. 218.

25 Departemen Agama RI, Al-qur‟an dan Terjemahannya (Semarang, Toha Putra, 2002),h. 454. 26 Ibnu Hajar Al-Asqani, Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam, Terjemahan Asep M. Abdullah

(26)

Menurut ulama Hanafiyah, berpendapat bahwa rukun syirkah ada satu, yaitu sighat. Namun, mayoritas ulama berpendapat bahwa rukun syirkah ada empat, yaitu:

a. Sighat, yaitu ungkapan yang keluar dari masing-masing dari dua pihak yang bertransaksi yang menunjukkan kehendak untuk melaksanakannya. Sighat terdiri dari ijab qabul yang sah dengan semua hal yang menunjukkan maksud syirkah, baik berupa perbuatan maupun ucapan.

b. „Aqidain, adalah dua pihak yang melakukan transaksi. Syirkah tidak sah kecuali dengan adanya kedua belah pihak yang melakukan transaksi. Disyaratkan bagi keduanya adalah, baligh, berakal, pandai, dan bebas untuk membelanjakan harta.

c. Objek syirkah, yaitu modal pokok, yaitu berupa harta maupun pekerjaan.

d. Modal pokok syirkah, dalam bentuk tunai dari orang-orang yang berserikat.

4. Syarat Akad Syirkah

Adapun yang menjadi syarat syirkah, menurut kesepakatan ulama, yaitu: a. Orang-orang yang berserikat harus berakal, baligh, dan atas

kehendaknya sendiri.

b. Orang-orang yang berserikat sepakat untuk mencampurkan modal-modalnya menjadi satu.

c. Modal yang diberikan oleh orang-orang yang berserikat harus tunai. d. Apabila terdapat keuntungan atau terjadi kerugian, maka harus diukur

dari modal yang diserahkan oleh masing-masing pihak yang berserikat. Beberapa syarat syirkah secara rinci menurut Utsmani yang dikutip Askaranya, antara lain:

a. Syarat Akad

Karena syirkah merupakan hubungan yang dibentuk oleh para mitra melalui kontrak/akad yang telah disepakati bersama, maka otomatis

(27)

18

syarat akad berlaku. Misalnya, para mitra usaha harus memenuhi syarat pelaku akad, yakni akad harus dilaksanakan atas persetujuan para pihak tanpa adanya tekanan, penipuan, atau penafsiran yang keliru, dan sebagainya.

b. Pembagian Proposal Keuntungan dan Kerugian

Menurut para ahli hukum Islam, setiap mitra menanggung kerugian sesuai dengan besaran investasinya. Dalam pembagian proporsi keuntungan harus dipenuhi hal-hal berikut:

1) Proposal keuntungan yang dibagikan kepada mitra usaha harus disepakati diawal kontrak/akad. Jika proporsi belum ditetapkan, akad tidak sah menurut syariah.

2) Rasio/nisbah keuntungan untuk masing-masing usaha, harus ditetapkan sesuai dengan keuntungan nyata yang diperoleh dari usaha, dan tidak ditetapkan berdasarkan modal yang disertakan. c. Penentuan Proporsi Keuntungan

Dalam menentukan proporsi keuntungan untuk kedua belah pihak yang berserikat, dijelaskan ketika akad, seperti 50:50 atau 30:70 dan lain sebagainya.

d. Sifat Modal

Sebagian besar ahli hukum Islam berpendapat bahwa modal yang diinvestasikan oleh setiap mitra harus dalam bentuk tunai. Hal ini berarti bahwa akad syirkah hanya dapat dengan uang, dan tidak dapat dengan komoditas.

e. Manajemen Syirkah

Prinsip normal syirkah, adalah setiap mitra mempunyai hak untuk ikut serta dalam manajemen dan bekerja untuk perusahaan dilakukan secara bersama-sama. Namun demikian, para mitra dapat pula sepakat sepakat bahwa manajemen perusahaan akan dilakukan oleh salah satu pihak.

(28)

Dalam kasus ini pihak yang hanya menyertakan modal atau disebut

sleeping partners, akan memperoleh bagian keuntungan sebatas

investasinya saja. Jika semua mitra sepakat untuk bekerja bersama-sama, maka masing-masing mitra harus diperlakukan sebagai agen dari mitra yang lain dalam semua urusan usaha, dan semua pekerjaan yang dilakukan oleh setiap mitra dalam urusan usaha, harus disetujui oleh semua mitra.27

5. Jenis-Jenis Akad Syirkah

Secara umum, para ulama Fiqh klasik. Membagi akad syirkah menjadi dua jenis, yaitu:

Syirkah amlak, dan syirkah akad. Syirkah amlak (milik), adalah kepemilikan terhadap beda tersebut tanpa adanya maksud berserikat. Sedangkan syirkah akad, adalah syirkah diantara dua orang atau lebih yang berserikat serta diiringi adanya maksud berserikat dalam harta dan keuntungan.28

Syaid Sabiq, membagi lagi syirkah akad dibagi menjadi empat bagian antara lain:

a. Syirkah Inan

Syirkah inan, yaitu kerjasama antara dua belah pihak atau lebih dalam hal permodalan untuk melakukan suatu usaha bersama dengan cara membagi keuntungan dan kerugian sesuai dengan jumlah modal masing-masing. Syirkah Inan, pada dasarnya tidak disyaratkan para anggota serikat harus menyetor modal yang sama besarnya, begitu juga dalam masalah wewenang manajemen dan keuntungan yang diperoleh.

b. Syirkah mufawadhah

Syirkah mufawadhah yaitu kerjasama antara dua orang atau lebih dimana setiap pihak memberikan dana dan mengambil bagian dari kerjasama tersebut. Semua pihak akan membagi untung yang diperoleh dan kerugian yang dialami ditanggung bersama. Persyaratan pertama

27 Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 219-221. 28

(29)

20

dari musyarakah jenis ini adalah dana, kerja dan tanggung jawab terhadap hutang-hutang perusahan dibagi antara dua pihak menurut bagian yang sama.29

c. Syirkah abdan

Syirkah abdan adalah perjanjian antara dua orang atau lebih untuk melaksanakan suatu pekerjaan dan membagi keuntungan yang diperolah dari pekerjaan tersebut. Misalnya, dua orang yang memiliki profesi yang sama dan memiliki keahlian yang sama bersedia untuk bekerja sama dan membagi keuntungan yang diperoleh dari pekerjaan itu. Dalam kerjasama ini, para pihak menyumbangkan keahlian dan tenaganya untuk mengelola bisnis tanpa memberikan modal.

d. Syirkah wujuh

Syirkah wujuh adalah suatu perjanjian antara dua orang atau lebih yang memiliki keahlian dan reputasi yang tinggi. Para pihak yang terkait dalam perjanjian tersebut membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan (pemasok barang) berdasarkan reputasi mereka. Setelah mereka mendapat barang tersebut secara kredit, selanjutnya mereka menjual barang tersebut kepada pihak lain secara tunai. Baik keuntungan maupun kerugian dari transaksi tersebut, dibagi secara proporsional diantara mereka. Dalam kerjasama ini para pihak tidak perlu memiliki modal karena modalnya kredit yang diberikan oleh pihak yang menyediakan barang.30

6. Batal dan Berakhirnya Akad Syirkah

Hal-hal yang menyebabkan batal dan berakhirnya, yaitu sebagai berikut:

a. Salah satu pihak membatalkan perjanjian syirkah, meskipun tanpa persetujuan pihak lain. Sebab syirkah terjadi atas dasar rela sama rela darip pihak-pihak yang berserikat, maka apabila salah satu pihak tidak lagi menginginkan perjanjian tersebut, maka dapat membatalkan perjanjian syirkah tersebut.

29 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenamedia Group, 2014), h. 357. 30

(30)

b. Salah satu pihak kehilangan kecakapan untuk ber-tasharuf (kehilangan kemampuan mengelola harta), baik karena gila, boros, ataupun karena hal lainnya.

c. Salah satu pihak meninggal dunia, tetapi apabila anggota syirkah lebih dari dua orang, maka yang batal hanyalah yang meninggal saja, sedangkan yang lain tetap berjalan terus usahanya. Adapun ahli waris dari anggota yang meninggal menghendaki untuk turut serta dalam syirkah tersebut, maka perlu dilakukan perjanjian baru ahli waris yang bersangkutan.

d. Usaha para pihak yang berserikat jatuh bangkrut yang mengakibatkan tidak berkuasa lagi atas harta yang menjadi objek syirkah.31

C. Perjanjian Elektronik

Dipandang dari sudut pandang komunikasi suatu perjanjian atau transaksi eletronik pada dasarnya adalah suatu kegiatan pertukaran informasi melalui sistem komunikasi elektronik yang ditujukan untuk melakukan suatu perbuatan hukum tertentu. Perbuatan hukum tersebut dapat dilaksanakan dalam konteks, hubungan penyelenggaraan Negara kepada public, hubungan perdata para pihak untuk melakukan perikatan atau kontrak elektronik.

Konsekuensinya terhadap komunikasi tersebut, dipersyaratkan adanya jaminan suatu komunikasi yang aman dari berbagai aspek seperti, keauntetikan suatu pesan, otoritas kewenangan atau kapasitas hukum pihak yang melakukan, kerahasiaan informasi, dan keutuhan pesan yang dikomunikasikan.

Fakta sekarang ini, perjanjian atau transaksi elektronik sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, baik secara domestik maupun lintas Negara. Dengan berpedoman pada kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPdt) dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE), maka suatu perjanjian dapat dibuat secara elektronik dalam bentuk perjanjian elektronik. Menurut KUHPdt, suatu perjanjian dapat dibuat baik secara lisan maupun tertulis selama memenuhi syarat-syarat yang ditentukan

31 Khumedi Ja’far, Hukum Perdata Islam di Indonesia (B. Lampung: Permatanet Publishing, 2016), h. 150.

(31)

22

dalam Pasal 1320 KUHPdt. Suatu perjanjian dapat dibuat secara elektronik, selama syarat-syarat umum tersebut terpenuhi. Selain syarat umum, perjanjian elektronik juga harus memenuhi syarat khusus sebagaimana yang dimaksud dalam UU ITE, yaitu dibuat dengan menggunakan sistem elektronik.

Yang dimaksud dengan sistem elektronik adalah sistem komputer dalam arti luas, yang tidak hanya mencakup perangkat keras dan perangkat lunak komputer, tetapi juga mencangkup jaringan telekomunikasi dan/atau sistem komunikasi elektronik. Sistem elektronik juga digunakan untuk menjelaskan keberadaan sistem informasi yang merupakan penerapan teknologi informasi yang berbasis jaringan telekomunikasi dan media elektronik, yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis, menampilkan, dan mengirimkan atau menyebarkan informasi elektronik. Kegiatan melalui media sistem elektronik yang disebut juga ruang siber (cyber space), meskipun bersifat virtual dapat dikatagorikan sebagai tindakan atau perbuatan hukum yang nyata. Agar perjanjian eletronik dapat sah memenuhi syarat-syarat yang diatur dalam hukum perdata. Syarat-syarat yang ditentukan dalam Pasal 1320 KUHPdt tentang perikatan, yaitu:

a. Adanya kesepakatan kehendak (Consensus, Agreement)

Dengan syarat kesepakatan kehendak dimaksudkan agar suatu kontrak dianggap sah oleh hukum, kedua belah pihak harus ada kesesuaian pendapat tentang apa yang diatur oleh kontrak tersebut. Setiap pelaku perikatan yang mengadakan perikatan harus:

1) Ada kebebasan menyatakan kehendaknya sendiri 2) Tidak ada paksaan dari pihak manapun.

3) Tidak ada penipuan dari salah satu pihak

4) Tidak ada kekhilafan pihak-pihak yang bersangkutan.

b. Wenang/kecakapan berbuat menurut hukum (Capacity)

Syarat wenang berbuat maksudnya adalah bahwa pihak yang melakukan kontrak haruslah orang yang oleh hukum memang berwenang membuat kontrak tersebut. Setiap pihak dalam perikatan harus memenuhi

(32)

syarat-syarat wenang berbuat menurut hukum yang ditentukan oleh Undang-Undang sebagai berikut:

1) Sudah dewasa, artinya sudah berumur 21 tahun penuh. 2) Walaupun belum dewasa, tetapi sudak pernah menikah. 3) Dalam keadaan sehat akal (tidak gila).

4) Tidak berada dalam pengampuan.

5) Memiliki surat kuasa jika mewakili pihak lain.

c. Objek perikatan

Objek perikatan dalam hukum perdata selalu berupa benda. Benda adalah setiap barang dan hak halal yang saat dimiliki dan dinikmati orang. Dapat dimiliki dan dinikmati orang maksudnya memberi manfaat atau mendatangkan keuntungan secara halal bagi orang yang memilikinya, misalnya kendaraan bermotor, rumah, perhiasan, makanan, hak kekayaan intelektual, dan piutang.

Apabila benda dijadikan objek perikatan, benda tersebut harus memenuhi syarat seperti yang ditetapkan oleh Undang-Undang, yaitu sebagai berikut: 1) Benda dalam perdagangan.

2) Benda tertentu atau dapat ditentukan.

3) Benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud. 4) Benda itu tidak dilarang oleh Undang-Undang atau benda halal. 5) Benda itu ada pemiliknya dan dalam penguasaan pemiliknya. 6) Benda dapat diserahkan oleh pemiliknya.

7) Benda itu dalam penguasaan pihak lain berdasarkan atas hak salah.

d. Kuasa yang diperbolehkan

Maksudnya adalah bahwa suatu kontrak haruslah dibuat dengan maksud atau alasannya sesuai hukum yang berlaku. Tujuan pihak-pihak melakukan perikatan adalah terpenuhinya prestasi bagi kedua belah pihak. Prestasinya yang dimaksud harus halal, artinya tidak dilarang Undang-Undang. Tidak bertentangan dengan ketertiban umum, dan tidak bertentangan dengan kesusilaan masyarakat (Pasal 1234) KUHPdt.

(33)
(34)

25

BAB III

GAMBARAN UMUM SISTEM MONETISASI ANTARA YOUTUBER DENGAN YOUTUBE

A. Pengertian Youtube dan Youtuber 1. Pengertian Youtube dan Youtuber

Youtube merupakan salah satu situs website yang menggunakan internet

untuk menjalankan fitur, dimana dengan Youtube, seorang pengguna dapat memposting atau menampilkan vidio maupun animasi agar dapat dilihat dan dinikmati orang banyak. Banyaknya pengguna, sangat menguntungkan sebuah promosi dengan menggunakan media tersebut.

Namun banyaknya pengguna Youtube, tentunya akan menimbulkan sebuah persaingan yang ketat, khususnya dalam hal melakukan kegiatan promosi. Disinilah diperlukan sebuah media yang dapat menampilkan sebuah keunikan di dalam proses promosi.32

Youtube adalah video online dan yang utama dari kegunaan situs ini

ialah sebagai media untuk mencari, melihat dan berbagi vidio yang asli ke dan dari segala penjuru dunia melalui suatu web. Kehadiran Youtube membawa pengaruh luar biasa kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki gairah di bidang pembuatan video, mulai dari film pendek, dokumenter, hingga video vlog, tetapi tidak memiliki lahan “untuk mempublikasikan karyanya”.

Youtube mudah dipergunakan, tidak memerlukan biaya tinggi, dan dapat

diakses dimanapun, tentunya dengan gadget yang kompatibel. Hal itu membuat pembuat video amatir dapat dengan bebas menggunggah konten-konten video amatir mereka untuk dipublikasikan. Jika video mereka mendapat sambutan baik, jumlah viewers akan bertambah. Viewers banyak akan mengundang pengiklan untuk memasang iklan dalam video-video mereka selanjutnya. Senada dengan televisi, konten program televisi yang disukai masyarakat, dalam hal ini ratingnya tinggi, akan menarik pengiklan secara otomatis.

32 Gede Lingga Ananta Kusuma Putra, Pemanfaatan Animasi Promosi Dalam Media

(35)

26

Diluncurkan pada bulan Mei 2015, Youtube telah memudahkan miliaran orang untuk menemukan, menonton, dan membagikan beragam video. orang untuk menemukan, menonton, dan membagikan beragam video. Youtube menyediakan forum bagi orang-orang untuk saling berhubungan, memberikan informasi, dan menginspirasi orang lain diseluruh dunia, serta bertindak sebagai platform distribusi bagi pembuat konten asli dan pengiklan, baik yang besar maupun yang kecil. Youtube merupakan salah satu perusahaan milik

Google, youtube diciptakan oleh 3 orang mantan karyawan PayPal (website

online komersial), ChadHurley, Steve Chen, dan Jawed Karim pada Februari 2005. Sejak awal diluncurkan, Youtube langsung mendapat sambutan baik di masyarakat. Adapun kelebihan Youtube sebagai media bisnis, diantaranya:

a. Informatif. Karena Youtube dapat memberikan informasi terkait perkembangan ilmu, teknologi, dan lainnya.

b. Cost Effective. Karena Youtube dapat diakses secara gratis. c. Potensial. Karena situs ini sangat populer.

d. Praktis dan lengkap. Karena Youtube dapat digunakan dengan mudah oleh semua kalangan dan juga terdapat fasilitas editing video.

e. Sharelable. Karena link Youtube dapat dibagi diberbagai situs lainnya. Dengan kelebihan dan kepopuleran Youtube tersebut banyak orang ingin menjadi Youtuber untuk memperoleh ketenaran bahkan menjadikannya sebagai lahan bisnis untuk menghasilkan uang.

Youtuber merupakan istilah untuk menyebut seseorang yang membuat

konten video yang unik, lucu, dan menarik kemudian video terebut diunggah melalui akun youtube mereka. Sebagai youtubers mereka memiliki akun

youtube yang selalu aktif mengunggah video yang mereka buat setiap hari atau

setiap minggunya. Seseorang yang mengunggah, memproduksi, atau tampil di video yang ada di Youtube. Sederhananya seseorang dikatakan Youtube, jika sudah memproduksi dan tampil di sebuah video yang diungguah (uload) di

Youtube. Motivasi setiap orang untuk menjadi Youtuber berbeda-beda, berikut

(36)

pandangan, opini, atau sikap tertentu, melakukan hobi, berbagai pengetahuan, menjadi terkenal, dan untuk promosi bisnis.

2. Langkah-Langkah Menjadi Youtuber

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menjadi seorang Youtuber:

a. Mendapatkan Tema untuk Channel Youtube

Seseorang dapat menentukan tema untuk Channel Youtubenya dari hobi yang dimiliki, seperti hobi memasak, menyanyi, main musik, membaca, game, make up, atau hobi lainnya. Seperti seseorang yang hobi memasak, dapat membuat video tutorial masak di saluan Youtubenya. Seseorang yang hobi main game, dapat membuat video tentang rekomendasi game, tip dan trik, dan video saat bemain game, dan contoh yang lainnya.

Dari pengalaman seseorang pun dapat dijadikan inspirasi saluran Youtube. Contohnya, seseorang mahir berbahasa Inggris, maka ia dapat membuat akun Youtube yang berisi video-video pembelajaran bahasa Inggris. Dan adapun beberapa tema lainnya yaitu, Vlog (Video Blog) tentang keseharian seseorang, video tingkah laku binatang, video tutorial, video kampanye politik, video galeri photo, review produk-produk yang berkaitan dengan tema yang diangkat, video daftar mengenai sesuatu, video info terbaru, video promosi bisnis, video opini tentang suatu hal, video cover nyanyi, video ceramah, video kolaborasi, dan video lainnya.33

b. Membuat Channel Youtube

Channel Youtube pada dasarnya adalah “rumah” untuk para Youtuber di Youtube, jika para penonton Youtube melakukan Subscribe, mereka dapat

melihat seluruh video yang ada di Channel Youtube tersebut, dapat melihat informasi-infomasi lainnya.34 Membuat Channel Youtube sangatlah mudah,

seseorang hanya perlu mempunyai akun di Google. Jika seseorang mempunyai akun e-mail di Google, maka ia sudah akun di Google.

33 Jefferly Helianthusonfri, Passive Income dari Google AdSence (Jakarta:PT Elax Media Komputindo, 2018), h. 170-172.

34

(37)

28

c. Membuat video

Untuk dapat menjadi seorang Youtuber, seseorang harus mulai membuat video sesuai tema yang sudah ditentukan sebelumnya.

d. Promosi

Setelah langkah-langkah diatas selesai dilakukan, langkah selanjutnya yaitu promosi. Agar video dan Channel Youtube seseorang dapat dilihat oleh banyak penonton, maka para Youtuber harus publikasi secara gencar, seperti membagikan dan mempromosikan via media sosial lainnya, seperti

Instagram, Facebook, Twitter, Whatsapp, ataupun Blog.

e. Mengembangkan Channel Youtube

Agar dapat hasil yang memuaskan, maka Youtuber harus mengembangkan Channel Youtube-nya, dengan cara melakukan optimalisasi, bahkan juga dapat me-monetisasi Channel Youtube tersebut.

B. Sistem Monetisasi YouTube

Monetisasi merupakan cara untuk menghasilkan uang dari Youtube, dapat menghasilkan iklan, menerima sponsor dari pihak lain, menjual produk sendiri, dan lain sebagainya. Sebagai seorang Youtuber, agar dapat me-monetisasi video harus bergabung dengan Youtube Partner Program (YPP).

Untuk dapat bergabung dengan Youtube Partner Program harus memenuhi syarat-syarat berikut:

1. Channel Youtube harus mempunyai setidakya 10.000 penayangan. Artinya, jika ingin me-monetisasi Channel Youtube, video-video di Channel Youtube tersebut harus ditonton setidaknya 10.000 kali.

2. Video-video di Channel Youtube sudah ditonton 4.000 jam dalam jangka 1 Tahun dan memiliki minimal 1.000 pelanggan (Suscribers). Pada tahun 2018

Youtube merubah persyaratan kelayakan untuk me-monetisasi menjadi 4.000

(38)

perubahan persyaratan monetisasi Youtube ini dilakukan untuk memperbaiki pedoman kebijakan Youtube.35

3. Menaati Pedoman Komunitas Youtube, Menurut pedoman komunitas

Youtube,berikut hal-hal yang tidak boleh ditampilkan di video Youtube:

a. Konten yang berisi muatan seksual atau ketelanjangan

b. Konten yang merugikan atau berbahaya, misalkan konten yang mendorong orang-orang untuk melakukan hal-hal bebahaya, hal-hal yang menyebabkan terluka, atau tindakan yang merugikan lainnya

c. Konten kekerasan atau vulgar

d. Konten yang melanggar hak cipta, atinya Youtuber tidak diperbolehkan mengunggah video milik orang lain tanpa izin penggunaan dari pemilik video asli.

e. Konten yang mengandung kebencian, sepeti ujaran kebencian, mempromsikan kekerasan terhadap individu atau kelompok berdasarkan ras atau etnis, disabilitas, jenis kelamin, usia, kebangsaan, status veteran, atau orientasi seksual ataupun identitas gender.36

f. Konten yang mengandung spam atau informasi menyesatkan.

4. Mempunyai Hak Komersial atas Video-Video di Channel Youtube Video yang dapat hak komersial yakni, video-video hasil produksi sendiri. Termasuk gambar dan audio adalah buatan sendiri. Jika menggunakan gambar, audio, ataupun elemen dari pihak lain, maka harus dapat hak untuk memakainya demi kepentingan komersial.37 Hampir semua jenis video dapat didaftarkan untuk

di-monetisasi, mulai dari video tutorial, komedi, musik, cuplikan film, review

produk, dan lain sebagainya. Namun demikian, Youtube memberikan aturan yang ketat, khususnya mengenai hak cipta. Hak cipta meliputi gambar, suara, musik, materi video, merek, dan lain sebagainya. Jika aturan ini dilanggar

Youtube tidak segan-segan menonaktifkan Channel Youtube tersebut.

35 Jefferly Helianthusonfri, Passive Income dari Google AdSence (Jakarta:PT Elax Media Komputindo, 2018), h. 165.

36 Kindarto Asdani, Belajar Sendiri YouTube (Jakarta:PT Elax Media Komputindo, 2018), h.5.

37 Jefferly Helianthusonfri, Yuk Jadi YouTuber (Jakarta:PT Elax Media Komputindo, 2018), h. 47.

(39)

30

Pemegang hak cipta juga diberi kesempatan untuk melayangkan keberatan video mereka yang di-upload oleh orang lain tanpa izin. Jika terdapat pelanggaran hak cipta didalam video.38 Berikut ini adalah contoh video yang

dapat di-monetisasi:

a. Video yang berisi musik tanpa royalti, dan dapat membuktikan hak penggunanya

b. Video hasil buatan orang lain, namun dapat izin untuk menggunakan serta mendapatkan hasi dari video tersebut.

c. Video yang menampilkan musik buatan sendiri dan tidak di kontrak oleh sebuah label

Dan berikut ini adalah contoh video yang tidak memenuhi syarat untuk

di-monetisasi:

1) Video yang berisi musik yang dibeli disitus musik, atau video yang direkam dari televisi, dan lain sebagainya

2) Mengedit kompilasi video yang dibuat oleh orang lain tanpa izin 3) Video tentang kekerasan dan/atau ketelanjangan

C. Goggle Adsense

1. Pengertian Goggle Adsense

Adsense adalah layanan periklanan Google dengan sistem Pay-Per-Click ataupun Adsense for Search. Pemilik blog yang telah menjalin kerjasama

dapat memasang iklan untuk mendapatkan pemasukan dari setiap iklan yang diklik visitor dan tergantung kesepakatannya. Kegunaannya bisa menjadi salah satu cara untuk memonetisasi blog publisher.39 Dalam periklanan online ini,

Google akan membayar para pemilik website, blog, yang menayangkan

iklan-iklan Google berdasarkan jumlah klik iklan-iklan oleh pengujung dengan tarif yang berbeda-beda berdasarkan jenisnya. Oleh sebab itu, syarat utama untuk

38

Deny Setyawan, Rahasia Mendapat Dollar dari YouTube (Jakarta:PT Elax Media Komputindo, 2016) h. 3.

39 Kadek Aric, “30 Macam Produk Google”, dalam

http://kadekaricsmpn1bwi.blogspot.co.id/2012/06/03-macam-produk-dari-google.html, (diakes pada tanggal 16 Agustus 2020, pukul 14.11.

(40)

memperoleh penghasilan dari Google AdSense adalah memiliki website, atau

blog. Di website dan akun tersebut iklan dari Google AdSense akan

ditempatkan. Pemilik website, blog tersebut menyisipkan iklan-iklan dari

Google AdSense dibeberapa tempat.40

Dalam periklanan online ini, Google AdSense akan membayar para pemilik website seperti akun Youtube yang menayangkan iklan-iklan Google berdasarkan jumlah klik iklan oleh pengunjung situs dengan tarif yang berbeda-beda berdasarkan jenisnya.

Maka, nantinya pada halaman hasil pencarian yang muncul akan terdapat bagian iklan produk yang berada di sisi kanan atau bagian atas halaman hasil pencarian tersebut. Bila diklik pada salah satu tampilan iklan tersebut, maka akan masuk ke halaman promosi produk tersebut dan seseorang dapat melakukan transaksi di halaman tersebut. Iklan-iklan semacam ini pun dapat dijumpai di halaman website, blog, maupun yang telah mejadi anggota

Google AdSense.

Iklan-iklan yang disajikanpun, tidak hanya erupa baris-baris kata melainkan bisa pula berupa gambar, banner, bahkan video. Iklan tersebut dipilih tidak secara acak melainkan diseleksi sesuai dengan isi halaman website dan blog. Sehingga memiliki relevansi. Misalnya sebuah situs mengenai hewan peliharaan juga akan memuat iklan yang berkaitan dengan hewan peliharaan, seperti iklan makanan hewan, program training untuk hewan, dan lain sebagainya. Google AdSense di youtube sama dengan yang ada di website. Bedanya adalah iklan yang muncul berada di dalam video. Setiap jumlah tayangan, lama durasi dan jumlah klik menjadi penentu bagian pembayaran untuk pemasang video.

Jika pemilik website, blog, maupun akun Youtube, telah menjadi anggota Google AdSense maka nantinya besar jumlah pendapatan bergantung pada iklan yang terpasang. Masing-masing iklan tersebut memiliki nilai yang berbeda-beda berkisar antara 0,5 hingga 30 Dollar untuk satu kali klik ini

40 Fahrizal Alamsyah dan SmitDev Community, Easy Money from Internet Meraih

Referensi

Dokumen terkait

Permasalah yang terjadi dalam penerapan sistem akad di Hafa adalah pemberlakuan dua sistem perjanjian investasi yang dapat membuat ketidakseimbangan keuntungan pihak

Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka disarankan: pertama, kepada pihak Kitabisa hendaknya memperbaiki akad perjanjian dan memberikan informasi yang jelas mengenai jasa

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mekanisme dalam pelaksanaan akad perjanjian pada pemberian dana kredit Usaha Ekonomi Produktif pada Unit Pengelola Kecamatan

Dari latarbelakang di atas maka penulis bermaksud melakukan penelitian tentang akad perjanjian khususnya pada akad perjanjian pembiayaan kredit dengan judul

Kedua, Transaksi sewa joki menaikkan jam tayang YouTube dalam grup Facebook menurut hukum Islam dapat menjadi tidak sah atau akad nya dianggap batal karena,

Prosedur keanggotaan dan akad perjanjian perusahaan Halal Network Internasional (HNI) cabang Kecamatan Muara Bulian kabupaten Batanghari adalah Sebelum seseorang menjadi

Pihak BMT dalam memberikan pembiayaan kepada anggota dibuatlah suatu akad atau perjanjian di mana dalam akad tersebut terdapat beberapa ketentuan-ketentuan yang harus

Berdasarkan pengertian akad Ijarah Muntahiya Bittamlik baik oleh para tokoh dan Undang-Undang yang berlaku maka dapat disimpulkan bahwa: Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah