• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Erni Fatmawati Universitas PGRI Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Erni Fatmawati Universitas PGRI Yogyakarta"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE TERHADAP FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT

(Studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2016)

Oleh: Erni Fatmawati

Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT

The purpose of this research was to determine the effect fraud triangle in the fraudulent financial statement. Fraud triangle consists of three categories namely pressure, opportunity, and rationalization. Fraud triangle is proxied into several variables such as financial stability, financial target, external pressure, nature of industry, ineffective monitoring, and rationalization.

This research was conducted at a manufacturing company listed on Indonesia Stock Exchange period 2011-2016 with total sample of 138 taken by purposive sampling. The method used is quantitative method using secondary data in the form of company annual report. The analysis technique used is multiple regression analysis followed by one-way T test at significance level α = 0,5.

The results concluded that financial stability, financial targets, and nature of industry significantly influence fraudulent financial statement.While external pressure, ineffective monitoring, and rationalization does not significantly influence fraudulent financial statement. It is important to know the factors that affect the fraudulent financial statement to minimize the act of fraud so that the information used for decision making becomes relevant.

Keywords: fraud triangle, fraudulent financial statement. ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraud triangle terhadap fraudulent financial statement. Fraud triangle terdiri dari 3 kategori yaitu pressure, opportunity, dan rationalization. Fraud triangle diproksikan ke dalam beberapa variabel seperti : financial stability, financial target, external pressure, nature of industry, ineffective monitoring, dan rationalization.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2016 dengan jumlah sampel seluruhnya 138 yang diambil secara purposive sampling. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan data sekunder berupa annual report perusahaan. Teknik analisis yang dipergunakan adalah analisis regresi berganda yang dilanjutkan dengan uji t satu arah pada taraf signifikan α=0,5.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa financial stability, financial target, dan nature of industry berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement. Sedangkan external pressure, ineffective monitoring, dan rationalization tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement. Penting untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fraudulent financial statement untuk meminimalisir tindak kecurangan sehingga informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan menjadi relevan.

Kata kunci : fraud triangle, fraudulent financial statement. PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi yang mencerminkan kondisi suatu perusahaan pada periode tertentu yang disusun berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Tujuan laporan keuangan yaitu untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang akan

membantu pihak pemegang kepentingan untuk membuat suatu keputusan ekonomi sebagaimana dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 2009. Oleh karena itu, para pelaku bisnis harus mampu memberikan informasi yang akurat dan relevan serta terbebas dari kecurangan yang akan menyesatkan para pengguna laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan (Muhammad dan Murtanto, 2016).

(2)

Saat perusahaan publik menerbitkan laporan keuangan, sesungguhnya perusahaan tersebut ingin menggambarkan kondisi perusahaan dalam keadaan yang baik dengan tujuan agar para pengguna laporan keuangan menilai kinerja manajemen selama periode tersebut baik. Hal ini dapat menimbulkan potensikecurangan dengan cara memanipulasi laporan keuangan sesuai dengan yang diinginkan sehingga informasi tersebut tidak valid atau tidak relevan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan karena analsis yang dilakukan tidak sesuai dengan informasi yang sebenarnya. Kesenjangan informasi antara kenyataan dan harapan ini harus menjadi perhatian khusus pihak-pihak terkait sehingga kualitas informasi yang diberikan dapat terjamin kebenarannya.

Skandal akuntansi di Amerika Serikat telah berkembang secara luas. Tahun 2001 terjadi kasus Enron yang melakukan manipulasi laporan keuangan dengan cara menyembunyikan hutang lebih dari U$1 miliar dan mencatat adanya keuntungan sebesar US$600 juta, sedangkan pada saat itu Enron sedang mengalami kerugian. Akibat kasus tersebut Enron merugi sebesar US$50 miliar dan investor merugi sebesar US$32 miliar serta pegawai Enron harus kehilangan dana pensiun kurang lebih US$1 miliar. Manipulasi keuntungan tersebut disebabkan karena adanya keinginan perusahaan supaya saham tetap diminati investor (Laila dan Marfuah, 2015).

Menurut The Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) dalam Theodorus (2014) mengemukakan bahwa tindakan pemanipulasian terhadap laporan keuangan merupakan salah satu dari 3 (tiga) jenis fraud yaitu fraudulent financial statement. Jenis fraud ini merupakan fraud yang paling sering terjadi terbanyak ketiga setelah penggelapan aset (Asset Misappropriation) sebesar 85% dan korupsi sebesar 13% sedangkan fraudulent financial statement hanya sebesar 5%. Walaupun fraudulent financial statement mempunyai persentase yang sedikit dibandingkan dengan jenis fraud yang lain namun kerugian yang disebabkan oleh fraud jenis ini bisa mencapai median kerugian sebesar $ 4,25 juta (Nur dkk, 2015).

Ada banyak faktor yang mendasari tindakan fraud khususnya fraudulent financial statement. Menurut teori Cressey (1953) terdapat tiga kondisi yang selalu hadir dalam

tindakan fraud yaitu pressure, opportunity, dan rationalization yang disebut sebagai fraud triangle. Konsep fraud triangle diperkenalkan dalam literature professional pada SAS No.99, Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit .

Beberapa penelitian mengenai pengaruh fraud triangle terhadap fraudulent financial statement telah dilakukan. Windarti (2015) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa financial stability pressure, financial targets, external pressure memberikan pengaruh yang signifikan terhadap fraudulent financial statement sedangkan personal financial need, nature of industry, ineffective monitoring, dan organizational structure tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap fraudulent financial statement. Selanjutnya menurut Nur dkk (2015) menyatakan bahwa external pressure memberikan pengaruh yang signifikan terhadap fraudulent financial statement sedangkan financial stability, ineffective monitoring, dan personal financial need tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement. Muhammad dan Murtanto (2016) juga mencoba meneliti fraudulent financial statement dengan menggunakan segitiga kecurangan (fraud triangle) yang menemukan bahwa financial stability dan razionalitation memberikan pengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement sedangkan external pressure, personal financial need, financial target, nature of industry, dan ineffective monitoring tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement.

Atas dasar uraian di atas, terdapat inkonsistensi hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini bermaksud untuk menguji kembali faktor-faktor fraud triangle yang mempengaruhi fraudulent financial statement dengan menggunakan 6 (enam) variabel. Komponen variabel yang digunakan yaitu financial stability pressure, financial targets, external pressure, nature of industry, ineffective monitoring, dan razionalitation. Penelitian dengan judul “ Pengaruh Faktor-Faktor Dalam Perspektif Fraud Triangle Terhadap Fraudulent Financial Statement” ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode2011-2016.

(3)

1

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Teori Agensi (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) dalam Kurnia dan Marsono (2014) mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah kontrak di mana satu atau lebih pemegang saham (principal) melibatkan manajemen (agent) untuk melakukan beberapa jasa atas nama pemegang saham. Manajemen adalah pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham dan akan selalu bertindak yang terbaik bagi kepentingan pemegang saham. Perbedaan kepentingan ini yang menyebabkan adanya konflik. Manajemen sebagai pihak internal memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pemegang saham. Manajemen dapat saja menyembunyikan informasi yang dianggap tidak perlu bagi pemegang saham dengan tujuan tertentu. Kurangnya informasi yang didapat oleh pemegang saham mengenai kinerja manajemen menyebabkan asimetri informasi di antara keduanya. Hal ini menjadi celah bagi manajemen untuk melakukan kecurangan.

Pengertian Fraud

Secara harafiah fraud berarti kecurangan. Fraud mempunyai arti yang luas. Dapat disimpulkan bahwa fraud merupakan suatu tindakan penipuan yang dilakukan untuk memperkaya diri sendiri dengan melakukan perampasan hak orang lain. Tindakan kecurangan ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk ataupun jenis. Penelitian ini berfokus pada fraudulent financial statement di mana kecurangan tersebut dilakukan oleh manajemen. Besar kemungkinan bahwa manajemen melakukan tindakan fraudulent financial statement. Kendali penuh manajemen atas segala informasi yang dibutuhkan oleh pemegang kepentingan memudahkan manajemen melakukan berbagai tindakan fraudulent financial statement untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Fraudulent Financial Statement

Menurut American Institute Certified Public Accountant (2002) fraudulent financial statement adalah tindakan yang disengaja ataupun merupakan kelalaian yang berakibat pada salah saji material yang menyesatkan laporan keuangan.

Teori Penyebab Terjadinya Fraud

Fraud di dalam organisasi tidak terjadi begitu saja namun karena didasari oleh berbagai penyebab dan kemungkinan yang dijadikan sebagai alasan untuk melakukan tindakan fraud. Menurut teori Cressey (1953) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya fraud biasanya terdiri atas 3 (kondisi) yang sering disebut “Fraud Triangle”. Pressure . Opportunity Rationalitation Gambar 1 Fraud Triangle 1. Pressure (tekanan)

Pressure adalah suatu kondisi ataupun keadaan mendesak yang memaksa/ mendorong seseorang melakukan fraud. Ada 2 jenis tekanan yaitu tekanan keuangan dan tekanan non keuangan. Sebagai contoh tuntutan ekonomi karena banyak hutang dan gaya hidup. Menurut SAS No.99 dalam Windarti (2015) terdapat beberapa jenis kondisi yang umum terjadi pada pressure (tekanan). Kondisi tersebut adalah financial stability, external pressure, personal financial need, dan financial targets.

2. Opportunity (Peluang)

Opportunity adalah adanya kesempatan atau peluang yang muncul sehingga dapat dimanfaatkan dan memungkinkan manajemen maupun pegawai untuk melakukan kecurangan. Menurut SAS No.99 dalam Prisca (2013) terdapat beberapa jenis kondisi yang umum terjadi pada opportunity (peluang). Kondisi tersebut adalah nature of industry, ineffective monitoring,dan organizational structure. 3. Rationalization (Rasionalisasi)

Razionalitation adalah sikap yang muncul dalam diri pelaku kecurangan yang mencari pembenaran atas perbuatannya dan menjustifikasi bahwa perilaku kecurangan yang dilakukan adalah hal yang wajar terjadi. Rasionalisasi merupakan faktor yang sangat sulit diukur. Namun dapat diukur salah satunya dengan siklus pergantian KAP (Heikal dan Annisa, 2016).

Fraud

Triangle

(4)

Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi faktor-faktor yang mempengaruhi fraudulent financial statement. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori fraud triangle yang dikemukakan oleh Cressey (1953) yaitu pressure, opportunity, dan rationalization. Ketiga faktor ini diduga kuat sebagai faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan kecurangan. Atas dasar uraian di atas, dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat ditarik hipotesis masing-masing proksi sebagai berikut :

Pengaruh financial stability terhadap fraudulent financial statement

Tingkat stabilitas keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu instrumen yang digunakan oleh investor dalam memberikan penilaian atas kinerja perusahaan. Selain dilihat dari segi profitabilitas, perusahaan dengan posisi keuangan yang stabil akan mempunyai nilai tambah yang dapat menarik perhatian investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Menurut SAS No.99 ketika stabilitas perusahaan terancam oleh kondisi ekonomi, manajer akan mengalami tekanan sehingga melakukan kecurangan dalam laporan keuangan dengan menampilkan kondisi keuangan fiktif atau tidak sesuai untuk menutupi ketidakstabilan keuangan yang sedang dialami perusahaan. Menurut Windarti (2015) apabila stabilitas keuangan perusahaan menurun maka fraudulent financial statement akan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut didapatkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Financial stability berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement.

Pengaruh financial targets terhadap fraudulent financial statement

Setiap perusahaan pasti mempunyai target yang harus dicapai dalam periode tertentu. Keberhasilan perusahaan dalam mencapai target dapat dilihat dari jumlah laba yang dihasilkan. Namun apabila target keuangan yang ditetapkan terlalu tinggi, maka manajemen akan mengalami tekanan internal dalam memenuhi target tersebut untuk menampilkan kinerja yang baik. Hal itu dapat memicu munculnya kecurangan laporan keuangan apabila manajemen tidak dapat mencapai target sehingga melakukan manipulasi laba untuk menutupi ketidakmampuan manajemen dalam mencapai target keuangan yang ditetapkan. Menurut Windarti (2015) semakin tinggi financial target yang ditetapkan maka fraudulent financial statement akan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut didapatkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2 : Financial targets berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement

Pengaruh external pressure terhadap fraudulent financial statement

External pressure merupakan tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga. Menurut SAS No. 99, saat tekanan berlebihan dari pihak eksternal terjadi, maka terdapat risiko kecurangan terhadap laporan keuangan. Salah satu tekanan yang seringkali dialami manajemen perusahaan adalah kebutuhan untuk mendapatkan tambahan utang atau sumber pembiayaan eksternal agar tetap kompetitif, seperti pengeluaran pembangunan atau modal. Laila dan Marfuah (2016) menyatakan bahwa semakin besar tekanan dari pihak eksternal maka akan meningkatkan potensi manajemen untuk melakukan kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan uraian tersebut didapatkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H3 : External pressure berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement

Pengaruh nature of industry terhadap fraudulent financial statement

Menurut Laila & Marfuah (2015) nature of industry berkaitan dengan

Pressure

Opportunity

Rationalization

Fraudulent

Financial

Statement

(5)

5

munculnya risiko salah saji material bagi

perusahaan yang berkecimpung dalam industri dalam mengestimasi maupun membuat pertimbangan yang signifikan. Sebagai contoh dalam penentuan piutang membutuhkan pertimbangan secara subjektif yang akan berpengaruh dalam pelaporan keuangan. Transaksi dengan pihak ketiga yang rumit disertai dengan tingginya risiko inheren karena adanya keterlibatan yang tinggi oleh manajemen dalam pengambilan keputusan memberi kesempatan dan peluang bagi perusahaan untuk melakukan fraud. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Nature of industry berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement.

Pengaruh ineffective monitoring terhadap fraudulent financial statement

Ineffective monitoring adalah keadaan dimana perusahaan tidak memiliki unit pengawas yang efektif memantau kinerja perusahaan. Lemahnya pengawasan dapat dimanfaatkan pelaku kecurangan untuk melakukan fraud. Laila dan Marfuah (2016) menyatakan bahwa semakin tinggi efektifitas pengawasan perusahaan akan menurunkan potensi manajemen untuk melakukan kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H5 : Ineffective monitoring berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement

Pengaruh Rationalization terhadap fraudulent financial Statement

Rasionalisasi yaitu pemikiran yang menjustifikasi tindakannya sebagai suatu perilaku yang wajar, yang secara moral dapat diterima dalam suatu masyarakat yang normal. Rasionalisasi adalah aspek ketiga dari fraud triangle dan yang paling sulit untuk diukur secara pasti namun dapat di proksikan kedalam beberapa aspek, salah satunya adalah pergantian KAP oleh klien.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Muhammad (2014) semakin tinggi frekuensi terjadinya pergantian KAP maka kecenderungan perusahaan melakukan financial statement fraud semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H6 : Rationalization berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor dalam perspektif fraud triangle terhadap terjadinya fraudulent financial statement. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif yang menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian yang dinyatakan dalam skala numeric dengan menggunakan alat analisis data berupa metode statistik. Statistik merupakan ilmu yang berhubungan dengan kegiatan seperti pengumpulan,analisis, dan penafsiran data (Algifari, 2003).

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2016. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling . Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2016. 2. Perusahaan manufaktur yang menyajikan

laporan keuangan yang dinyatakan dalam satuan rupiah dan telah diaudit di website resmi BEI (www.idx.ac.id) berturut-turut selama tahun pengamatan.

Variabel Penelitian dan definisi operasional

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah fraudulent financial statement.

Fraudulent financial statement

Fraudulent financial statement sering kali diawali dengan salah saji atau manajemen laba dari laporan keuangan kuartal yang dianggap tidak material tetapi akhirnya tumbuh menjadi fraud secara besar-besaran dan menghasilkan laporan keuangan tahunan yang menyesatkan secara material. Oleh karena itu fraudulent financial statement diproksikan dengan manajemen laba. Dasar akrual dalam laporan keuangan sering dijadikan kesempatan oleh manajer untuk memodifikasi laporan keuangan untuk

(6)

menghasilkan jumlah laba yang diinginkan (Gul and Tsui, 2000). Total accruals (TAC) yang tercermin dalam penghitungan laba terdiri dari nondiscretionary accruals (NDAC) dan discretionary accruals (DAC). Nondiscretionary accruals (NDAC) merupakan komponen akrual yang terjadi seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan sedangkan discretionary accruals (DAC) merupakan komponen akrual yang berasal dari manajemen laba yang dilakukan manajer sehingga manajemen laba dapat diukur melalui discretionary accruals (DAC) yang dihitung dengan cara menyelisihkan total accruals (TAC) dan nondiscretionary accruals (NDAC) yang dalam penelitian ini menggunakan model Modified Jones. Model Modified Jones yang merupakan perkembangan dari model Jones dapat mendeteksi manajemen laba lebih baik dibandingkan dengan model-model lainnya (Dechow et al. ,1995). Model perhitungan sebagai berikut :

Untuk mengukur discretionaryaccruals (DAC) terlebih dahulu menghitung total accruals (TAC) untuk tiap perusahaan i di tahun t dengan rumus :

TACit = Niit – CFOit...(1)

Nilai total accruals (TAC) diestimasi dengan persamaan regresi sebagai berikut:

TACit/Ait-1 = ß1(1/Ait-1)+ß2(ΔREVit//Ait-1)+ß3(PPEit/Ait-1)+e...(2)

Dari koefisien regresi di atas,nondiscretionary accruals (NDAC) dapat dihitung dengan rumus :

NDACit =

ß1(1/Ait-1)+ß2((ΔREVit-ΔRECit)/Ait-1)+ß3(PPEit/ Ait-1)... (3) DACit = (TACit/Ait-1) – NDACit...(4) Keterangan :

TACit :Total accruals perusahaan i pada periode t

DACit : Discretionary accruals perusahaan i pada periode t

NDACit: Nondiscretionary accruals perusahaan i pada periode t

Niit : Net income perusahaan i pada periode t

CFOit : Operating cash flow perusahaan i pada periode t

Ait-1 : Total aktiva perusahaan i pada periode t-1

REVit :Revenue perusahaan i pada periode t RECit : Receivable perusahaan i,pada periode t

PPEit : Nilai aktiva tetap perusahaan i pada periode t

ß1,ß2,ß3: Koefisien e :Error

Variabel independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang membantu menjelaskan varians dalam variabel terikat. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Financial Stability

Menurut Windarti (2015) financial stability adalah suatu situasi atau kondisi yang menggambarkan kestabilan posisi keuangan perusahaan. Financial stability perusahaan dapat dilihat dari perubahan total aset yang dimiliki. Oleh karena itu stabilitas perusahaan dapat diproksikan dengan rasio perubahan total aset (ACHANGE) dengan rumus sebagai berikut:

ACHANGE = Total Asset t – Total Asset t-1 Total Asset t

Financial Targets

Menurut Windarti (2015) financial targets adalah target keuangan atau laba yang ditetapkan oleh direksi yang harus dicapai dalam periode tertentu. Salah satu pengukuran untuk menilai tingkat laba yang diperoleh perusahaan atas usaha yang dikeluarkan adalah dengan menggunakan return of asset (ROA) karena return of asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Oleh karena itu financial targets diproksikan dengan return of asset (ROA) dengan rumus sebagai berikut:

ROA=Net Income before extraordinary items Total Asset t

External Pressure

Menurut Muhammad dan Murtanto (2016) external pressure adalah tekanan yang dihadapi manajemen dalam memenuhi harapan pihak ketiga. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu, external pressure diproksikan dengan leverage (LEV) yang merupakan rasio yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Leverage (LEV) dapat diukur dengan rumus:

(7)

7

LEV = Total Liability t

Total Asset t Nature of Industry

Menurut Laila dan Marfuah (2015) nature of industry adalah keadaan atau situasi ideal yang diciptakan oleh perusahaan itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan munculnya risiko salah saji material bagi perusahaan yang berkecimpung dalam industri dalam mengestimasi maupun membuat pertimbangan yang signifikan. Sebagai contoh dalam pemberian piutang membutuhkan pertimbangan secara subjektif yang akan berpengaruh dalam pelaporan keuangan. Oleh karena itu, nature of industry dapat diproksikan dengan RECEIVABLE yang merupakan rasio perubahan piutang. RECEIVABLE dihitung dengan rumus:

RECEIVABLE=(Receivablet/salest)-(Receivable t-1/sales t-1 )

Ineffective monitoring

Menurut Nur dkk (2016) menyatakan bahwa ineffective monitoring adalah keadaan dimana perusahaan tidak memiliki unit pengawas yang efektif memantau kinerja keuangan. Lemahnya pengawasan yang efektif dalam memantau kinerja perusahan dapat dimanfaatkan pelaku kecurangan untuk melakukan fraud. Dewan komisaris independen dipercaya dapat meningkatkan efektifitas pengawasan karena tidak memiliki hubungan atau keterikatan secara langsung dengan perusahaan. Oleh karena itu, ineffective monitoring diproksikan dengan BDOUT yang merupakan proporsi dewan komisaris independen terhadap total dewan komisaris. BDOUT dihitung dengan rumus: BDOUT=Jumlahdewankomisaris independen Jumlah total dewan komisaris Rasionalization (Rasionalisasi)

Heikal dan Annisa (2016) menyatakan rasionalization yaitu pemikiran yang menjustifikast tindakannya sebagai suatu perilaku yang wajar, yang secara moral dapat diterima dalam suatu masyarakat yang normal. Rasionalization diproksikan dengan AUDCHANGE yaitu siklus pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan variabel dummy sebagai berikut

• Kode 1 jika melakukan pergantian KAP. • Kode 0 jika tidak melakukan pergantian

KAP.

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa annual report perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2016 yang dapat diunduh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu (http://www.idx.co.id). Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian yaitu metode dokumentasi dengan penelusuran dokumen-dokumen yang sudah ada dan melakukan pencatatan informasi yang diperlukan. Informasi dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai literatur dengan teori-teori yang relevan dengan pokok bahasan. Diantaranya didapatkan dari jurnal-jurnal penelitian, buku-buku, serta dari internet . Metode Analisis Data

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan kemudian menyajikan data observasi agar pihak lain dapat dengan mudah memperoleh gambaran mengenai sifat (karakteristik) obyek dari data tersebut. Statistik deskritif gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Algifari,2013).

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Uji Normalitas dapat dilakukan dengan beberapa cara namun dalam penelitian ini akan dilakukan dengan metode analisis grafik dengan menggunakan Normal Probability Plot dari nilai residual. Dasar pengambilan keputusan yaitu jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi syarat asumsi normalitas (Imam,2009).

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi

(8)

antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Masalah multikolinearitas dapat dilihat besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan atau nilai Tolerance lebih dari 0,01 maka dapat disimpulkan dengan tegas bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas (Imam, 2009).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian yang bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur, baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang (Imam, 2009).

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi (Imam, 2009). Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Uji Hipotesis

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi berganda (Multiple Regression Analyze) yang pada dasarnya merupakan ekstensi dari model

regresi dalam analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabeldependen (Imam, 2009). Persamaan regresi berganda sebagai berikut:

DACit = ß0 + ß1 ACHANGE + ß2 ROA + ß3

LEV + ß4 RECEIVABLE + ß5 BDOUT + ß6 AUDCHANGE + εi

Keterangan:

DACit : discretionary accruals perusahaan i

tahun t

ß0 : konstanta

ß1,2,3,4,5,6 : Koefisien

ACHANGE : Rasio perubahan asset ROA : Return On Asset LEV : Rasio hutang

RECEIVABLE: Rasio perubahan piutang BDOUT :Proporsi dewan komisaris independen terhadap jumlah dewan komisaris

AUDCHANGE: Pergantian KAP

εi : Error

a. Uji koefisien Determinan (R)

Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau persentase total variasi dalam variabel terikat yang diterangkan oleh variabel bebas. Jika analisis yang digunakan adalah regresi berganda, maka yang digunakan adalah Adjusted R Square. Pada kolom Adjusted R2 dapat diketahui berapa persentase yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Sedangkan sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian (Imam, 2009).

b.Uji F (Uji Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama–sama terhadap variabel dependen/ terikat (Imam, 2009). Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Apabila nilai F<0,05 maka H0 ditolak.

Artinya semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2. Apabila nilai F >0,05 maka H0 tidakditolak.

Artinya semua variabel independen secara bersama-sama dan signifikan tidak mempengaruhi variabel dependen.

(9)

9

c. Uji t (Uji hipotesis)

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance). Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial (Imam, 2009)

HASIL PENELITIAN Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui bahwa syarat-syarat analisa regresi terpenuhi sehingga hasil analisis regresi dapat digunakan.

1. Uji Normalitas

Hasil pengujian disajikan pada gambar berikut ini :

Gambar 3

Grafik Normal P-P Plot Sumber : hasil data diolah,2017 Berdasarkan grafik normal P-P Plot residual penyebaran data masih mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, residual data berdistribusi normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas

2. Uji Heteroskedastisitas

Hasil pengujian disajikan pada gambar berikut ini.

Gambar 4 Grafik Scatterplot

Sumber : hasil data diolah,2017 Berdasarkan grafik scatterplot menunjukkan bahwa tidak terdapat pola yang jelas serta titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 3. Uji Multikolinearitas

Hasil pengujian disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 1 Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 ACHANGE .909 1.100 ROA .731 1.368 LEV .898 1.114 RECEIVABLE .982 1.018 BDOUT .696 1.436 AUDCHANGE .961 1.041 a. Dependent Variable: FRAUD

Sumber : hasil data diolah,2017

Hasil pengujian yang dilakukkan menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance < 0,10. Begitu pula hasil perhitungan VIF juga menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel yang memiliki VIF > 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi antara masing-masing variabel independen dalam model regresi.

4. Uji Autokorelasi

Hasil pengujian disajikan pada tabel berikut ini:

(10)

Tabel 2

Berdasarkan nilai uji statistik Durbin– Watson dalam penelitian ini nilai DW berada di antara dU dan 4-dU yaitu 1,8134 < 2,091 < 2,1866 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi R

Hasil pengujian disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3

Hasil Uji Koefisien Determinan Model R R Square Adjusted R Square 1 .671a .450 .425

b. Dependent Variable: FRAUD Sumber : hasil data diolah,2017

Berdasarkan pengujian regresi yang dilakukan, diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0.425 menunjukan bahwa variabel independen yang terdiri dari rasio perubahan total aset, return on asset, leverage,rasio perubahan piutang,proporsi jumlah dewan komisaris independen terhadap total dewan komisaris, dan pergantian auditor mampu menjelaskan variabel dependen yakni fraudulent financial statement sebesar 42,5%, sedangkan sisanya 57,5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi ini.

Uji F (Uji Simultan)

Hasil pengujian disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4 ANOVAb Model Sum of Square df Mean Square F Sig. 1 Regression .000 6 .000 17.86 .000a Residual .001 131 .000 Total .001 137

a. Predictors: (Constant), AUDCHANGE, BDOUT, RECEIVABLE, ACHANGE, LEV, ROA

b. Dependent Variable: FRAUD

Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel diatas nilai sig. Kurang dari 0.05, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel-variabel independen yang digunakan berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji t (Uji Parsial)

Hasil pengujian disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 5 Coefficient

Sumber : hasil data diolah,2017

Berdasarkan hasil pengujian di atas, maka model regresi yang digunakan adalah: DACit = 0.001 + 0.008 ACHANGE + 0.006 ROA + 0.000 LEV + 0.042 RECEIVABLE – 0.003 BDOUT + 0.000 AUDCHANGE + εi Model persamaan regresi berganda ini memiliki makna:

a. Nilai konstanta sebesar 0,001 berarti bahwa apabila nilai variabel financial stability, financial target, eksternal pressure, nature of industry , ineffective Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .67 1a .450 .425 .0020245 2.091

a. Predictors: (Constant), AUDCHANGE, BDOUT, RECEIVABLE, ACHANGE, LEV, ROA b. Dependent Variable:FRAUD Model Unstandardiz ed Coefficients t Sig. B Std. Error 1 (Constant) .001 .001 1.941 .054 ACHANGE .008 .002 4.395 .000 ROA .006 .002 2.584 .011 LEV .000 .000 .327 .744 RECEIVABLE .042 .005 8.808 .000 BDOUT -.003 .002 -1.870 .064 AUDCHANGE .000 .001 .759 .449 a. Dependent Variable: FRAUD

(11)

11

monitoring , dan rationalization bernilai

nol, maka tingkat risiko fraudulent financial statement bernilai 0,001 satuan.

b. Variabel financial stability yang diproksikan dengan rasio perubahan total aset (ACHANGE) berpengaruh positif terhadap tingkat risiko fraudulent financial statement dengan nilai koefisien 0,008, artinya setiap pertambahan 1% pada rasio perubahan total aset maka akan menaikan tingkat risiko fraudulent financial statement sebesar 0,008 satuan.

c. Variabel financial target yang diproksikan Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap tingkat risiko fraudulent financial statement dengan nilai koefisien 0,006, artinya setiap pertambahan 1% pada Return On Asset (ROA) maka akan menaikan tingkat risiko fraudulent financial statement sebesar 0,006 satuan.

d. Variabel eksternal pressure yang diproksikan leverage (LEV) berpengaruh positif terhadap tingkat risiko fraudulent financial statement dengan nilai koefisien 0,000, artinya setiap pertambahan 1% pada leverage (LEV) maka akan menaikan tingkat risiko fraudulent financial statement sebesar 0,000 satuan.

e. Variabel nature of industry yang diproksikan rasio perubahan piutang (RECEIVABLE) berpengaruh negatif terhadap tingkat risiko fraudulent financial statement dengan nilai koefisien 0,042, artinya setiap pertambahan 1% pada rasio perubahan piutang (RECEIVABLE) maka akan menaikan tingkat risiko fraudulent financial statement sebesar 0,042 satuan. f. Variabel ineffective monitoring yang

diproksikan proporsi dewan komisaris independen terhadap total dewan komisaris (BDOUT) berpengaruh positif terhadap tingkat risiko fraudulent financial statement dengan nilai koefisien –0,003, artinya setiap pertambahan 1% pada proporsi dewan komisaris independen terhadap total dewan komisaris (BDOUT) maka akan menurunkan tingkat risiko fraudulent financial statement sebesar 0,003 satuan.

g. Variabel rationalization yang diproksikan dengan pergantian KAP (AUDCHANGE) berpengaruh positif terhadap tingkat risiko fraudulent financial statement dengan nilai koefisien 0,000, yang memiliki arti setiap pertambahan 1% pada pergantian KAP (AUDCHANGE) maka akan menaikan

tingkat risiko fraudulent financial statement sebesar 0,000 satuan.

Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Financial Stability Terhadap Fraudulent Financial Statement

Berdasarkan tabel 5 variabel financial stability yang diproksikan dengan rasio perubahan total aset (ACHANGE) menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,008 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 yang mana nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa financial stability berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial statement. Oleh karena itu hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Windarti (2015) yang menyatakan bahwa financial stability berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement. Hal Ini menunjukkan bahwa variabel financial stability akan membantu dalam pendeteksian fraudulent financial statement serta dapat disimpulkan apabila financial stability perusahaan menurun maka fraudulent financial statement akan meningkat. Tindakan kecurangan laporan keuangan dengan menampilkan kondisi perusahaan dalam keadaan baik dilakukan dengan tujuan menarik minat investor untuk berinvestasi. Pengaruh Financial Target Terhadap Fraudulent Financial Statement

Berdasarkan tabel 5 variabel financial target yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,006 dengan tingkat signifikan sebesar 0,011 yang mana nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa financial target berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial statement. Oleh karena itu hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Daniel dan Niki (2013) yang menyatakan bahwa financial target berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Hal ini menunjukkan bahwa apabila financial target yang ditetapkan terlalu tinggi maka tindakan fraudulent financial statement akan meningkat. Perusahaan akan menyajikan laporan secara tidak wajar apabila ternyata laba yang dihasilkan oleh perusahaan adalah rendah.

(12)

Pengaruh Eksternal Pressure Terhadap Fraudulent Financial Statement

Berdasarkan tabel 5 variabel eksternal pressure yang diproksikan dengan leverage (LEV) menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,000 dengan tingkat signifikan sebesar 0,744 yang mana nilai signifikannya lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel eksternal pressure berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap fraudulent financial statement . Oleh karena itu hipotesis ketiga dalam penelitian ini ditolak.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Muhammad dan Murtanto (2016) yang menyatakan eksternal pressure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement. Namun arah koefisien regresi untuk variabel leverage adalah positif sebesar 0,000. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi tingkat leverage yang dimiliki oleh perusahaan maka agent memiliki persyaratan hutang yang akan memotivasi untuk melakukan tindakan fraudulent financial statement.

Pengaruh Nature Of Industry Terhadap Fraudulent Financial Statement

Berdasarkan tabel 5 variabel nature of industry yang diproksikan dengan rasio perubahan piutang (RECEIVABLE) menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,042 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 yang mana nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa nature of industry berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial statement. Oleh karena itu hipotesis keempat dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Summers dan Sweeney (1998) yang menyatakan nature of industry berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement. Hal ini tersebut memiliki arti bahwa receivable merupakan salah satu peluang yang dimanfaatkan agen atau manager dalam memanipulasi laporan keuangan.

Pengaruh Ineffective Monitoring Terhadap Fraudulent Financial Statement

Berdasarkan tabel 5 variabel ineffective monitoring yang diproksikan dengan proporsi dewan komisaris independen terhadap total dewan komisaris (BDOUT) menunjukkan koefisien regresi sebesar –0,003 dengan tingkat signifikan sebesar 0,064 yang mana nilai signifikannya lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa

ineffective monitoring berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap fraudulent financial statement . Oleh karena itu hipotesis kelima dalam penelitian ini ditolak.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nur dkk (2015) yang menyatakan ineffective monitoring tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement. Kemungkinan disebabkan pengangkatan dewan komisaris independen oleh perusahaan hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja, namun tidak dimaksudkan untuk menegakkan good corporate governance. Jadi dapat disimpulkan bahwa keberadaan komisaris independen sebagai kontroler belum berjalan optimal.

Pengaruh Rationalization Terhadap Fraudulent Financial Statement

Berdasarkan tabel 5 variabel rationalization yang diproksikan pergantian KAP (AUDCHANGE) menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,000 dengan tingkat signifikan sebesar 0,449 yang mana nilai signifikannya lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa rationalization berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap fraudulent financial statement . Oleh karena itu hipotesis keenam dalam penelitian ini ditolak.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Laila dan Marfuah (2015) yang menyatakan rationalization tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial statement. Artinya bahwa pergantian KAP yang dilakukan perusahaan tidak dapat digunakan untuk mendeteksi terjadinya kecurangan laporan keuangan dalam perusahaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai ”Pengaruh Faktor-Faktor Dalam Perspektif Fraud Triangle Terhadap Fraudulent Financial Statement” yang dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2016 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Financial stability yang diproksikan dengan rasio perubahan aset (ACHANGE) berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat risiko fraudulent financial statement.

2. Financial targets yang diproksikan dengan rasio return of asset (ROA) berpengaruh

(13)

13

secara signifikan terhadap tingkat risiko

fraudulent financial statement.

3. External pressure yang diproksikan dengan rasio leverage (LEV) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat risiko fraudulent financial statement.

4. Nature of Industry yang diproksikan dengan rasio perubahan piutang (RECEIVABLE) berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat risiko fraudulent financial statement.

5. Ineffective monitoring yang diproksikan dengan proporsi dewan komisaris independen terhadap total dewan komisaris (BDOUT) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat risiko fraudulent financial statement..

6. Rationalization yang diproksikan dengan pergantian KAP (AUDCHANGE) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat risiko fraudulent financial statement.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini adalah 1. Populasi dari penelitian ini hanya terbatas

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2016 sektor aneka industri dan industri barang konsumsi dengan enam tahun masa pengamatan.

2. Sampel perusahaan yang diambil untuk penelitian ini hanya 23 perusahaan dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2016. 3. Variabel bebas untuk penelitian ini hanya

6 variabel. Saran

1. Bagi Peneliti

Menambah referensi untuk penelitian selanjutnya dan juga menambah variabel pendukung yang berkaitan dengan pendeteksian fraudulent financial statement.

2. Bagi Perusahaan

Agar menyajikan laporan keuangan sebagaimana mestinya sehingga tidak ada pihak yang dirugikan serta dapat mengambil keputusan secara bijak di kemudian hari.

3. Bagi Pemerintah

Mempertegas regulasi yang ada dan menindak tegas pelaku-pelaku kecurangan sehingga tidak ada kejadian serupa.

DAFTAR PUSTAKA

Algifari.2003.Statistika Induktif Untuk Ekonomi Dan Bisnis.Yogyakarta:Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. American Institute of Certified Public

Accountants(AICPA).2002.Considerati on of Fraud in a Financial Statement Audit. Statement on Auditing Standards No. 99. New York: AICPA Association of Certified Fraud Examiner.

2014. Report to The Nations On Occupational Fraud and Abuse. ACFE.

Cressey, D. 1953. Other People’s Money; a Study in the Social Psychology of Embezzlement. Glencoe, IL, Free Press.

Daniel M. dan Niki H.. 2013. Detection Fraud of Financial Statement with Fraud Triangle. Proceedings of 23rd International Business Research Conference. Marriott Hotel: Melbourne, Australia

Dechow, P.M., R.G. Sloan, And A.P. Sweeney. 1995. “Detecting Earnings Management.” The Accounting Review 70, 193-225.

Gul, Ferdinand A. and Judy S.L. Tsui. 2000.Discretionary-Accruals Models and Audit Qualifications. City University of Hong Kong Journal. Hong Kong

Heikal M.Z dan Annisa N.2016.Pengaruh Fraud Risk Factors Terhadap Pendeteksian Kemungkinan Fraudulent Financial Statement .Jurnal Akuntansi UNSIKA,Vol.1 No.1. Imam Ghozali. 2009.Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan ke IV. Semarang: Badan Penerbit UNDIP

Jensen, M. C. And W. H. Meckling. 1976. Theory Of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost, And Ownership Structure, University Of Rochester, Rochester.

(14)

Kurnia K.R dan Marsono.2014.Pengaruh Faktor-Faktor Dalam Perspektif Fraud Triangle Terhadap Fraudulent Financial Reporting.Diponegoro Journal Of Accounting ,Vol.3 No.2. Laila T. dan Marfuah.2015.Deteksi Financial

Statement Fraud Dengan Analisis Fraud Triangle Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. JAAI,Vol.19 No. Muhammad I. dan Murtanto.2016.Analisa

Pengaruh Faktor-Faktor Fraud Triangle Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia .Seminar Nasional Cendekiawan. Muhammad N.2014. Analisis Faktor – Faktor

Yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan Financial Statement Fraud Dalam Perspektif Fraud Triangle.Skripsi.Skripsi.Universitas Brawijaya

Nur dkk.2015.Analisis Pengaruh Financial Stability,Personal Financial Need, Eksternal Pressure Dan Ineffective Monitoring Pada Financial Statement Fraud Dalam Perspektif Fraud.Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 16 No. 01. Prisca Kusumawardhani. Deteksi Financial

Statement Fraud Dengan Analisis Fraud Triangle Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI.Jurnal Akuntansi UNESA,Vol.1 No.3.

Summers, S., dan J. Sweeney. 1998. Fraudulently misstated financial statements and insider trading: An Empirical analysis. The Accounting Review 73 (1): 131-146.

Windarti.2015.Pengaruh Fraud Triangle Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol.13 No.2.

Gambar

Grafik Normal P-P Plot  Sumber : hasil data diolah,2017  Berdasarkan  grafik  normal  P-P  Plot  residual  penyebaran  data  masih  mengikuti  arah garis diagonal

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga simbol matematik di atas dapat digunakan bersama dengan variasi yang tepat untuk memperoleh hasil penyaringan yang lebih spesifik sesuai yang diinginkan..

Menyatakan Bahwa Tesis yang berjudul “Faktor Penentu Tingkat Proporsi Dana Tabarru’ pada Asuransi Jiwa Syari’ah (Studi pada Perusahaan Terdaftar pada Otoritas

Standar sukses di sekolah ditentukan sejauh mana siswa dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan secara nyata, sedangkan standar sukses di luar sekolah

1.1 Evaluasi tahap 1 (satu) dilakukan terhadap kesesuaian informasi yang disampaikan pemohon sebagaimana dimaksud pada huruf D angka 1.3 terhadap persyaratan SNI

Berikut adalah hasil perbandingan dari hasil survey sebelum dan sesudah penerapan Service Request Management berdasarkan ITIL yang menilai kepuasan user tehadap kinerja pegawai IT

Hasil pengambilan data awal juga menjelaskan bahwa individu yang dipandang sebagai jomblo memiliki cara yang berbeda untuk memenuhi kebahagiaan, yang tak bisa didapat

Selain bermain, pemain juga dapat berkreasi dengan memasukkan file musik digital (dengan format .mp2, .mp3, .aiff, .mid, .au, dan .wav sesuai dengan format-

Hasil yang telah dicapai dari penelitian ini adalah sebuah sistem pendukung keputusan yang berisikan informasi terkait sertifikasi yaitu biodata calon