• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Rizal Efendi| NPM. 12.2.05.01.0036 FIK – Prodi D-III Keperawatan

simki.unpkediri.ac.id || 1||

STUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS

APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN

KOTA KEDIRI

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan Pada Program Studi D-III Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nusantara PGRI Kediri

Oleh: RIZAL EFENDI NPM. 12.2.05.01.0036

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

(2)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Rizal Efendi| NPM. 12.2.05.01.0036 FIK – Prodi D-III Keperawatan

simki.unpkediri.ac.id || 2||

(3)

Rizal Efendi| NPM. 12.2.05.01.0036 FIK – Prodi D-III Keperawatan

simki.unpkediri.ac.id || 3||

(4)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Rizal Efendi| NPM. 12.2.05.01.0036 FIK – Prodi D-III Keperawatan

simki.unpkediri.ac.id || 4||

STUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS

APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN

KOTA KEDIRI

RIZAL EFENDI NPM. 12.2.05.01.0036 FIK – Prodi D-III Keperawatan

Dosen Pembimbing 1 : Ns. M. Mudzakkir, M.Kep. Dosen Pembimbing 2 : Norma Risnasari, S.Kep., Ns.

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Apendiksitis adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 m (4 inci), melekat pada sekum tepat di bawah katub iloesekal disebabkan oleh hyperplasia folikel, limfosid, fekalit, benda asing, struktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya beberapa keluhan dari apendiks adalah nyeri kuadran kanan bawah, demam, mual, muntah dan hilangnya nafsu makan (Harnawatiaj, 2008). Tujuan penulisan adalah untuk menerapkan dan mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis apendiksitis melalui pendekatan proses keperawatan secara komprehensif. Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu studi kasus pada salah satu pasien apendiksitis yang dirawat di ruang Flamboyan RSUD Gambiran Kota Kediri.

Hasil studi kasus pada Sdr. S didapatkan keperawatan diagnosa nyeri. Adapun tindakan keperawatan yang dilakukan adalah: Mengkaji skala nyeri, mengontrol lingkungan, mengajarkan teknik teknik relaksasi nafas dalam. Hasil evaluasi masalah nyeri belum teratasi dan dilanjutkan kolaborasi pelaksanaan operasi.

Nyeri pada Sdr S disebabkan karena nyeri sebagai sensasi yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosi yang berhubungan dengan kerusakan jaringan potensial atau menggambarkan terminologi suatu kerusakan.

Diharapkan klien Apendiksitis untuk menjaga kondisi dan asupan nutrisi dalam persiapan menghadapi operasi.

(5)

Rizal Efendi| NPM. 12.2.05.01.0036 FIK – Prodi D-III Keperawatan

simki.unpkediri.ac.id || 5|| I. LATAR BELAKANG

Apendiksitis merupakan kasus gawat darurat bedah abdomen yang paling sering terjadi. Apendiksitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Apendiks disebut juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang selama ini dikenal dan digunakan dimasyarakat kurang tepat, karena yang merupakan usus buntu yang selama ini dikenal dan digunakan di masyarakat kurang tepat, karena yang merupakan usus buntu sebenarnya adalah sekum. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa fungsi apendiks sebenarnya. Organ ini sering sekali menimbulkan masalah kesehatan (Monica, 2002).

Apendiksitis merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat, kira-kira 7% dari populasi akan mengalami apendiksitis dalam hidup mereka dengan angka kejadian pria lebih sering dari pada wanita dan remaja lebih sering dari pada orang dewasa (Kartika Sari, 2012).

World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2014 Apendiksitis menempati urutan delepan sebagai penyebab utama kematian di dunia dan diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi penyebab kematian kelima di seluruh dunia. Menurut perkiraan WHO, terdapat 20 juta orang menderita apendiksitis derajat sedang sampai dengan berat. Lebih dari 3 juta orang sakit karena

apendiksitis pada tahun 2014, sekitar 5% dari jumlah semua secara global. (Boughman, 2011). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2011, penyakit Apendisitis menduduki peringkat keempat penyebab sakit di Indonesia setelah sistem sirkulasi, infeksi, dan parasit. Hasil survei penyakit di 5 Rumah Sakit Propinsi di Indonesia pada tahun 2011, menunjukkan Apendisitis menempati urutan kelima penyumbang angka kesakitan (25%) (Depkes RI,2012). Data dari Ruang flamboyan RSUD Gambiran Kediri ditemukan data penderita Apendiksitis yang menjalani rawat inap pada tahun 2012 sebanyak 70 orang dan tahun 2013 sebanyak 66 orang dan pada tahun 2014 sebanyak 65 orang (Rekam Medis RSUD Gambiran Kediri).

Apendiksitis terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat, kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intra luminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang terinflamasi berisi pus (Tamsuri, 2007).

Nyeri kuadran kanan bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam, mual, muntah, dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan lokal pada titik MC. Burney tekanan

(6)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Rizal Efendi| NPM. 12.2.05.01.0036 FIK – Prodi D-III Keperawatan

simki.unpkediri.ac.id || 6|| bila dilakukan tekanan nyeri tekan lepas

(hasil atau intensifikasi dari nyeri bila tekanan dilepaskan) mungkin dijumpai. Derajat nyeri tekan, spasme otot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi apendiks. Bila apendiks melingkar di belakang sekum, nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di daerah lambung, bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini dapat diketahui hanya pada pemeriksaan rectal. Nyeri pada defekasi menunjukkan ujung apendiks berada dekat rektum, nyeri pada saat berkemih, adanya kekakuan pada bagian bawah otot rektus kanan dapat terjadi. (Brunner dan Suddarth, 2002).

Berdasarkan keluhan yang terjadi pada pasien apendisitis akut masalah keperawatan utama yang bisa terjadi adalah nyeri berhubungan dengan adanya proses inflamasi, disamping itu resiko terjadinya penyebab infeksi pada daerah salurannya juga perlu di pertimbangkan, perawat perlu memberikan asuhan keperawatan tentang mengenai nyeri secara mandiri maupun kolaboratif dengan tim kesehatan lain.

Peran perawat dalam memberi askep pada pasien apendiksitis yaitu melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif meliputi pemberian pendidikan kesehatan tentang penyakit apendisitis, upaya preventif yaitu mencegah infeksi pada luka dengan cara perawatan luka dengan teknik aseptik dan antiseptik,

upaya kuratif yang merupakan tindakan kolaboratif berupa pemberian pengobatan dan menganjurkan pasien untuk mematuhi terapi, serta upaya rehabilitatif meliputi perawatan luka di rumah dan menganjurkan pasien meneruskan terapi yang telah diberikan.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul ”Studi Kasus pada pasien dengan Diagnosa Medis Apendiksitis Di Ruang Flamboyan RSUD Gambiran Kota Kediri”.

II. METODE A. Interview

Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan komunikasi langsung dengan pasien dan keluarga yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan pasien, data biologi, psikologi social dan spiritual.

B. Observasi

Yaitu pengamatan langsung pada pasien yang meliputi: keadaan umum atau gejala yang timbul pada pasien terdiri dari tingkat kesadaran, tanda- tanda vital, dan pemeriksaan fisik

C. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan mulai inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendapatkan data fisik pasien secara keseluruhan.

(7)

Rizal Efendi| NPM. 12.2.05.01.0036 FIK – Prodi D-III Keperawatan

simki.unpkediri.ac.id || 7|| Yaitu suatu teknik pengumpulan data

yang diperoleh dengan mempelajari catatan medik keperawatan dan hasil pemeriksaan penunjang untuk mengetahui perkembangan pasien.

E. Studi Kepustakaan

Yaitu Kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relavan dengan topik.

III. HASIL DAN KESIMPULAN A. Pengkajian

Nama Tn. S umur 17 tahun, jenis kelamin laki- laki dengan diagnosa medis Apendiksitis, dengan alasan kunjungan nyeri perut bagian bagian kanan sejak tanggal 27-06-2015. Sebelum ke IGD RSUD Gambiran Kota Kediri, pasien memeriksakan ke puskesmas, kemudian disarankan untuk langsung ke IGD RSUD Gambiran Kota Kediri. . Setelah dilakukan USG Abdomen pasien di diagnosa Apendiksitis. Saat dilakukan pengkajian didapatkan pasien mengatakan nyeri perut bagian kanan, nyeri perih terasa tajam,nyeri semakin terasa jika di buat bergerak, skala nyeri 6.

Berdasarkan teori,pengkajian pada pasien Apendiksitis akan didapat nyeri terus menerus dan bertambah berat sampai adanya penyumbatan lumen apendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalid, benda asing, struktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma.

Berdasarkan diagnosa ada kesenjangan, bahwa tidak semua diagnosa yang ada pada teori juga terdapat pada studi kasus begitu pula sebaliknya. Karena diagnosa keperawatan merupakan respon klien terhadap perubahan patologis dan fisiologis, perubahan itu timbul akibat dari proses penyakit yang setiap orang akan mengalami suatu perubahan yang berbeda sehingga kesenjangan antara teori dan studi kasus sangatlah mungkin terjadi.

Dari beberapa literatur menyebutkan bahwa tindakan apendiksitis ini dapat timbul berbagai masalah, salah satunya nyeri. Akhirnya timbul reaksi terhadap sensasi nyeri dalam bentuk sikap dan perilaku verbal maupun non verbal untuk mengemukakan apa yang dirasakan (Sjamsuhidajat, 2005). Hal itulah yang menyebabkan nyeri pada pasien apendiksitis B. Diagnosa Keperawatan

Pada kasus apendiksitis yang dialami Tn. S ini penulis menemukan diagnosa keperawatan nyeri, Ansietas, intoleransi aktifitas. Masalah-masalah keperawatan pada tinjauan teori antara lain Nyeri berhubungan dengan obstruksi dan peradangan apendiks. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahun dan intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan aktifitas.

Pada kasus ini penulis mengambil masalah keperawatan sesuai kondisi kondisi

(8)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Rizal Efendi| NPM. 12.2.05.01.0036 FIK – Prodi D-III Keperawatan

simki.unpkediri.ac.id || 8|| yang dialami Tn. S. Penulis hanya

menemukan 3 masalah keperawatan yaitu nyeri berhubungan dengan obstruksi dan peradangan apendiks ,Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan , Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan aktifitas .Masalah keperawatan yang lain tidak penulis munculkan karena hal ini disebabkan kecepatan penanganan tim medis dalam melakukan tindakan keperawatan dan adanya pasien dan keluarga yang kooperatif.

Dengan diagnosa dan masalah tersebut, diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan pasien tidak mengalami inflamasi apendiks.

C. Intervensi Keperawatan

Pada masalah keperawatan nyeri berhubungan dengan ostruksi dan peradangan, direncanakan pemberian tindakan sebagai berikut : Kaji nyeri, intensitas, lokasi dan lamanya. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan seperti suhu ruang, kebisingan, dan pencahayaan. Ajarkan penggunaan teknik relaksasi. Kolaborasi dengan medik untuk pemberian anlgesik. Sedangkan untuk diagnosa Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan intervensi sebagai berikut : Gunakan pendekatan yang menenangkan. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien. Jelaskan semua prosedur dan apa yang yang dirasakan selama prosedur.

Untuk diagnosa ke tiga Intoleransi aktifitas. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan, Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang. Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien atau orang terdekat Kolaborasi dalam pemberian antibiotic (Doengoes, E. 2010).

Dalam tahap ini penulis mendapatkan fakta bahwa rencana tindakan pada diagnosa pertama tersebut ada kesejangan, seperti : 1) Kaji nyeri untuk mengetahui intesitas, lokasi, nyeri 2) Kontrol Lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, kebisingan, dan pencahayaan 3) Ajarkan penggunaan teknik relaksasi. Hal ini terjadi karena intervensi direncanakan berdasarkan dengan kebutuhan dan masalah pasien,sehingga intervensi tersebut dapat mengatasi masalah yang dialami pasien D. Implementasi Keperawatan

Semua intervensi yang ada dalam tinjauan pustaka tidak semuanya dilakukan dalam tinjauan kasus karena menyesuaikan kondisi klien dengan situasi yang ada. Masalah yang menghambat untuk dilakukannya semua intervensi diantaranya harus menyesuaikan prosedur kerja yang diberlakukan pihak rumah sakit. Pada tindakan keperawatan yang dilaksanakan selama 3 hari, dengan mengobservasi ulang nyeri, intensitas, lokasi dan lamanya. Pasien masih merasakan nyerinya sudah berkurang, menggunakan pendekatan yang menenangkan. Pasien mampu kooperatif dan

(9)

Rizal Efendi| NPM. 12.2.05.01.0036 FIK – Prodi D-III Keperawatan

simki.unpkediri.ac.id || 9|| menunjukkan berkurangnya kecemasan.

Membantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan, pasiem bisa mengatur posisi miring kanan dan kiri E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosa keperawatan, rencana intervensi dan implementasinya . Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor apa yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan implementasi intervensi.

Langkah terakhir dari proses keperawatan yang dilakukan pada Sdr S dengan masalah utama Apendiksitis adalah dengan melakukan evaluasi dengan membandingkan data yang ada dikriteria hasil dengan data dievaluasi subjektif,objektif,assessment/analisa,plannin g).Evaluasi penulis lakukan sejak tanggal 30 juni 2015 dengan hasil evaluasi hari ke -3 pasien belum pulang pada diagnosa keperawatan : nyeri berhubungan dengan obstruksi dan peradangan apendiks.yaitu setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 3x24 jam diperoleh hasil : subjektif S: Pasien mengatakan nyeri berkurang S: skala nyeri 4.Assesment/Analisa; masalah belum teratasi . Planing : intervensi dilanjutkan. Kekuatan dari evaluasi yang penulis lakukan adalah evaluasi yang dilakukan penulis sesuai dengan kondisi

klien setelah penulis memberikan asuhan keperawatan selama tiga hari . Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa semua masalah telah teratasi

F. DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. (2002). Definisi Apendiksitis dan Penyebabnya. Edisi III Volume 2. Jakarta: EGC.

Betz & Sowden, (2002). Perkembangan dan Gejala Penyakit Apandiks. Jakarta: Pustaka Pelopor.

Doenges Marilynn E, dkk, (2002). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III. Jakarta: EGC.

Ester, Monika, (2002). Penyakit Apendiksitis Secara Garis Besar. Jakarta: Media Aesculapius.

Kartika Sari, (2012). Standart Asuhan Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Nanda, (2013). Asuhan Keperawatan Berdasarkan, Edisi Revisi. Jakarta: Media Hardy.

Nasution, (2010). Klasifikasi dan Farmakologi Penyakit Apendiktis Praktek Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta.

Marrie, (2002). Organ Pencernaan Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Smelzer dan Bare C. Buku Ajar Medikal Brunner and Suddarth , Volume 2, Jakarta: EGC.

Smeltzer & Bare, (2003). Metode Evaluasi SOAP Keperawatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil data penelitian di atas, menujukkan bahwa daya tanggap dalam memberikan pelayanan memperoleh tanggapan yang beragam dari mahasiswa, namun secara

Penelitian ini menggunakan uji statistik paired sample T-test pada peningkatan kemampuan daya ingat diperoleh nilai p= 0,000(p<0,05), artinya ada peningkatan yang signifikan

Untuk menghadapi fenomena ketersediaan lahan subur yang makin sempit dan terus mengalami degradasi lahan, maka penelitian terkait dengan teknologi konservasi tanah dan air

Dari hasil pengujian tersebut bisa dilihat bahwa multithreading sangat berperan penting dalam pemrosesan data yang berskala besar, contoh dari grafik diatas bisa

Sebagai sebuah bentuk nyata atas manfaat yang didapatkan selama mengenyam pendidikan di Politeknik Negeri Sriwijaya yaitu suatu institusi yang menuntut setiap

Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada proyek konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan karekteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru bidang studi (guru reguler) dalam menciptakan kooperatif, mempergunakan metode yang bervariasi seperti dalam menyampaikan

Pada Gambar 6 peneliti melakukan filter pada flag kosong dapat dilihat sama seperti serangan FIN dan XMAS serangan NULL memiliki beberapa pola yang berbeda yang terletak