• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Studi pada Siswa Kelas VI di Gugus IV Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(Studi pada Siswa Kelas VI di Gugus IV Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG SANITASI

LINGKUNGAN DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN

PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN

LINGKUNGAN SEKOLAH

(Studi pada Siswa Kelas VI di Gugus IV Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya)

Oleh

Kurniasih, H. Dedi Heryadi, Purwati Kuswarini

Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Pascasarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya

ABSTRACT

The purpose of this research was to know relationship between perception about the sanitation of environment with the student maintain environmental cleanneas; knowing relationship the healthy life motivation with the student behavior maintain environmental cleanneas; and to know the relationship between the ability perceptionabout the sanitation of environment and the healthy life motivation with the student behavior maintain environmental cleanness. This research use method descriptive. The population student 6 th grade in branch IV Cikatomas Tasikmalaya is 154 student. Sampel was taken proporsional random sampling 50 % so that sampel 78 student,. Technique analyse data used linear analysis regresi and duplicate constructively SPSS Version 16 program. The result of this research were relationship between perceptionabout the sanitation of environment with the student behavior maintain environmental cleanness with correlation coefficient equal to 0,462 which the middle of category and give contribution equal to 21,4%, there were relationship the healthy life motivation with the student behavior maintain environmental cleanness with correlation coefficient equal to 0,554 which the middle of category and give contribution 30,6%. that there were relationship between perceptionabout the sanitation of environment the healthy life motivation with the student behavior maintain environmental cleanness with correlation coefficient equal to 0,623 which strong of category and give contribution equal to 38,8%,

Key Word : sanitation of environment, the healthy life of motivation, environmental cleanness

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan dengan perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan mengetahui hubungan antara motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan dan mengetahui hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan dan motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan

Penelitian ini menggunakan metode deskriftif. Populasinya seluruh adalah seluruh siswa kelas VI di Gugus IV Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 154 orang Pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling diambil secara acak dengan proporsi 50 %. yaitu 78 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier dan ganda dengan bantuan program SPSS versi 16.

Berdasarkan hasil penelitian, maka ditemukan bahwa terdapat hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan dengan perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan dengan koefisien korelasi sebesar 0,462 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi sebesar 21,4%, terdapat hubungan antara motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan dengan koefisien korelasi sebesar 0,554 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 30,6%., dan terdapat

(2)

2

hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan dan motivasi hidup sehat dengan siswa memelihara kebersihan lingkungan dengan koefisien sebesar 0,623 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 38,8%.

Kata Kunci : sanitasi lingkungan, hidup sehat, kebersihan lingkungan PENDAHULUAN

Peranan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat mempunyai hubungan dengan lingkungan, tetapi sebaliknya lingkungan dapat pula memberi pengaruh kepada manusia. Pelaksanaan pembangunan menimbulkan perubahan yang dibuat manusia, oleh karena itu sangatlah penting untuk mengusahakan suatu cara, pola dan kebijaksanaan pembangunan yang minimal turut membina lingkungan yang stabil, dinamis dan seimbang dalam membina lingkungan yang beragam.

Pengertian lingkungan hidup menurut UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup No 32 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 1 adalah kesatuan ruang dengan semua benda daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain. Lingkungan hidup merupakan istilah yang digunakan di Indonesia berasal dari istilah environment yang berarti lingkungan.

Lingkungan yang kondusif adalah lingkungan yang memberikan rasa aman, nyaman, dan adanya keseimbangan antara mahluk hidup dengan lingkungannnya serta adanya saling mendukung terhadap kelangsungan hidup manusia serta mahluk lain dan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup pasal 6 ayat 1 yang mengemukakan bahwa setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian, fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan pengrusakan lingkungan hidup.

Kesenjangan atau kendala yang terjadi di Gugus IV Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya masih ada siswa yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan sekolah, kurangnya kesadaran siswa dalam kebersihan lingkungan, Perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah masih kurang, hal ini terlihat dari bangku siswa penuh dengan coretan. Sebagian besar bawah bangku siswa banyak terdapat sampah kertas ataupun sampah bekas jajanan, kebersihan WC yang tidak terjaga, terbukti seluruh WC siswa berbau dan temboknya terdapat coretan, masih

(3)

3

banyak debu diatas meja dan lemari yang tak pernah tersentuh kemoceng, dan alat-alat belajar yang tidak disimpan pada tempatnya.

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang yakni persepsi. Seorang siswa yang memiliki perilaku yang buruk dalam memelihara kebersihan lingkungan kemungkinan disebabkan karena persepsinya tentang sanitasi lingkungan masih kurang positif sehingga mempengaruhi perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan pun masih kurang baik. Persepsi merupakan proses seseorang mengorganisasikan dan menafsirkan stimulus terhadap sesuatu obyek melalui panca inderanya (penglihatan, pendengaran, peraba, dan pencium). Proses terbentuknya persepsi dalam diri seseorang selain melalui pengamatan indera, juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuannya. Jika seseorang mempunyai persepsi yang positif terhadap suatu objek maka perilakunya juga akan baik terhadap objek tersebut.

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor afektif salah satunya motivasi hidup sehat. Motivasi merupakan dorongan bagi seseorang dalam berperilaku. Motivasi merupakan dorongan bagi seseorang dalam berperilaku. Motivasi terdiri dari faktor dalam (intrinsik) dan faktor luar (ekstrinsik). Motivasi intrinsik, timbulnya tidak memerlukan rangsangan luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan motivasi ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar.

Hampir sebagian besar siswa di Siswa Kelas VI Gugus IV Kecamatan Cikatomas memiliki motivasi hidup sehat yang masih kurang. Hal ini terlihat dari kurangnya keinginan untuk memperhatikan kesehatan pribadi mulai dari kebersihan makanan yang akan dikonsumsi, perawatan kebersihan kuku, perawatan kebersihan mulut dan lain sebagainya. Motivasi berkaitan erat dengan perilaku. Siswa yang mempunyai motivasi hidup sehat cenderung akan mempunyai perilaku yang baik dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah.

Dari pernyataan tersebut di atas penulis terdorong untuk meneliti dan mengkaji

Hubungan Persepsi Tentang Sanitasi Lingkungan dan Motivasi Hidup Sehat dengan Perilaku Siswa dalam Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah. (Studi

(4)

4

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. adakah hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah?

2. adakah hubungan antara motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah?

3. adakah hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan dan motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah?

Sejalan dengan masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini adalah :

1. mengetahui hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah;

2. mengetahui hubungan antara motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah;

3. mengetahui hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan dan motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode deskriptif korelasional. Seperti yang dikemukakan dalam Iskandar (2012 : 74) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif ada hubungannya dengan pemaparan suatu fenomena atau hubungan antara dua fenomena atau lebih.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI di Gugus IV Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 154 orang. Teknik sampling yang digunakan penulis adalah Proporsional Random Sampling sebanyak 50 % sehingga jumlah sampel penelitian adalah 78 orang Teknik pengumpulan data penelitian yang dilakukan melalui :

1. Angket persepsi tentang kebersihan lingkungan 2. Angket motivasi hidup sehat

3. Angket perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah. Jika analisis data menggunakan SPSS maka pedoman pengambilan keputusan untuk uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Persyaratan kedua

(5)

5

dalam pengujian persyaratan analisis adalah uji linieritas regresi. Pengujian hipotesis mengunakan rumus korelasi Product momen, uji korelasi ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel atau lebih yang bukan berarti hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat. Sedangkan sifat korelasinya akan menentukan arah korelasinya. PEMBAHASAN

1. Persepsi Tentang Sanitasi Lingkungan

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 78 orang. Kemudian hasil dari tes diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukan bahwa skor minimum sebesar 24 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 88. Dengan rata-rata (mean) 58,02 dengan standar deviasi 18,26 dan nilai tengahnya sebesar 54. Persepsi tentang sanitasi lingkungan termasuk kategori kurang, hal ini terlihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 58,02 < nilai skor min + 2 SD sebesar 60,52. Gambaran skor dapat dilihat pada histogram persepsi tentang sanitasi lingkungan berikut:

Gambar 1.1 Histogram Persepsi Tentang Sanitasi Lingkungan 2. Motivasi Hidup Sehat

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 78 orang. Diperoleh skor minimum 63 dan skor maksimum 155, rata-ratanya sebesar 115,11 standar deviasi sebesar 23,58 dan nilai tengahnya sebesar 113,5. Motivasi hidup sehat termasuk kategori rendah, hal ini terlihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 115,11 < nilai

(6)

6

Gambar 1.2 Histogram Motivasi Hidup Sehat

3. Perilaku Siswa Dalam Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 78 orang. Diperoleh skor minimum sebesar 37 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 138. Dengan rata-rata (mean) 91,83 dengan standar deviasi 27,71 dan nilai tengah sebesar 87,5. Perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah dapat dikategorikan cukup, hal ini dikarenakan nilai rata-rata (mean) 91,83 < nilai skor min + 2 SD sebesar 92,42. Gambaran skor dapat dilihat pada histogram perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah berikut:

Gambar 1.3 Histogram Perilaku Siswa Dalam Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah

Gambaran Pengkategorian data untuk masing-masing variabel terlihat pada Tabel 1.4 dibawah ini.

(7)

7

Gambar 1.4 Pengkategorian data untuk masing-masing variabel

Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Hubungan Antara Persepsi Tentang Sanitasi Lingkungan (X1) Dengan

Perilaku Siswa Dalam Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah (Y)

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan.

Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu

Y= a + bx. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 38,757 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,654. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 38,757 + 0,654X1

Kekuatan hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan (X1) dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah (Y) pada model persamaan Y= 38,757 + 0,654X1 dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 27,4% Ini berarti persepsi tentang sanitasi lingkungan memberikan konstribusi sebesar 27,4% terhadap perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi, minat, dan lingkungan.

Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,524 yang termasuk kategori keeratan sedang. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan.

(8)

8

Gibson, Ivancevich, dan Donnely (1996 : 52) menyatakan ada tiga variabel utama pembentuk perilaku yaitu variabel individual, variabel psikologis dan variabel organisasi. Persepsi merupakan salah satu yang termasuk variabel psikologis yang akan turut mewarnai perilaku seseorang.

2. Hubungan Antara Motivasi Hidup Sehat (X2) Dengan Perilaku Siswa Dalam

Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah (Y)

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan.

Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + bx. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 24,180 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,785. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 24,180 + 0,785X2.

Kekuatan hubungan antara motivasi hidup sehat (X2) dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah (Y) pada model persamaan Y = 24,180 + 0,785X2 dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 0,338 Ini berarti motivasi hidup sehat memberikan kontribusi sebesar 33,8% terhadap perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, minat, dan lingkungan.

Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,582 yang termasuk kategori keeratan sedang. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan.

3. Hubungan Antara Persepsi Tentang Sanitasi Lingkungan (X1) Dan

Motivasi Hidup Sehat (X2) Dengan Perilaku Siswa Dalam Memelihara

Kebersihan Lingkungan Sekolah (Y)

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan dan motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren.

Pengujian hipotesis menggunakan regresi dan korelasi berganda, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + b1X1 + b2X2. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar

(9)

9

13,157 dan koefisien arah regresi b1 sebesar 0,664 dan arah regresi b2 sebesar 0,314. Bentuk hubungan antara ketiga variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 13,157 + 0,664 X1 +0,314 X2

Kekuatan hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan (X1) dan motivasi hidup sehat (X2) dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan.(Y) pada model persamaan Y = 13,157 + 0,664 X1 +0,314 X2 dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 0,375. Ini berarti persepsi tentang sanitasi lingkungan dan motivasi hidup sehat memberikan kontribusi sebesar 37,5% terhadap perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi, minat dan lingkungan.

Analisis korelasi terhadap pasangan ketiga variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,612 yang termasuk kategori keeratan kuat. Dengan demikian, hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan dan motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan dengan perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,524 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 27,4%, artinya bahwa persepsi tentang sanitasi lingkungan memberikan kontribusi sebesar 27,4% terhadap perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan.Semakin baik persepsi tentang sanitasi lingkungan, maka akan semakin baik perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan sekolah.

2. Ada hubungan antara motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,582 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 33,8%, artinya pengetahuan kebersihan lingkungan memberikan kontribusi sebesar 33,8% terhadap perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan. Semakin baik motivasi hidup sehat , maka akan semakin baik perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan sekolah.

(10)

10

3. Ada hubungan antara persepsi tentang sanitasi lingkungan dan motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan sekolah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,612 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 37,5%, artinya persepsi tentang sanitasi lingkungan dan motivasi hidup sehat memberikan kontribusi sebesar 37,5% terhadap perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan sekolah. Semakin baik persepsi tentang sanitasi lingkungan dan motivasi hidup sehat maka semakin baik perilaku siswa memelihara kebersihan lingkungan sekolah.

Saran

Berdasarkan pada simpulan di atas, agar persepsi dan motivasi meningkat ysng perlu duilakukan adalah:

1. Perlu diadakan penyuluhan pada siswa tentang sanitasi lingkungan agar persepsi siswa tentang sanitasi lingkungan dapat ditingkatkan

2. Dalam upaya meningkatkan perilaku siswa untuk memelihara kebersihan di lingkungan akan lebih baik dilakukan kerja sama yang lebih efektif lagi diantara semua unsur terkait, yang bisa memotivasi siswa dalam memelihara kebersihan di lingkungan sekolah.

3. Dengan diternukannya beberapa hasil penelitian ini, dimana motivasi hidup sehat dan perilaku siswa dalam memelihara kebersihan di lingkungan sekolah masih kurang, maka diharapkan pemerintah mulai mengambil langkah-langkah untuk lebih bisa memberikan pemahaman untuk memelihara kebersihan di lingkungan sekolah..

DAFTAR PUSTAKA

Gibson JL. Ivancevich JM dan Donnelly, JH. (1996). Organisasi :

Perilaku-Struktur-Proses. Jakarta : Erlangga.

Gambar

Gambar 1.1    Histogram Persepsi Tentang Sanitasi Lingkungan      2. Motivasi Hidup Sehat
Gambar 1.2   Histogram   Motivasi Hidup Sehat
Gambar 1.4 Pengkategorian data untuk masing-masing variabel

Referensi

Dokumen terkait

Pada tingkat diskon 15 persen yang harus dilakukan untuk menjaga proses keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan Teluk Palabuhanratu, maka Pemerintah Kabupaten

Wilayah Indonesia Timur potensi gempabumi dan tsunaminya lebih tinggi dari wilayah barat namun sumber dan parameter gempanya hanya diketahui pada skala regional saja

Nilai fraksi a yang paling tinggi adalah rumput kolonjono yang telah ditambahkan daun gamal, kemudian rumput gajah mini dan rumput lapang yang masing-masing

Sebagaimana Allah berjanji kepada orang-orang Yahudi melalui nubuatan Yehezkiel, Dia akan memberi kita hati yang baru dan semangat baru, tapi kita masih

Dakwah Maw‘idhat al-Hasanah adalah metode dialog-dialog/pidato yang digunakan oleh komunikator, dimana objek dakwah dapat memahami dan menganggap bahwa yang diberikan itu

Saat peneliti bertanya kepada pegawai Pegadaian Syariah Cabang Singkawang, Pembiayaan Arrum yang diberikan kepada nasabah adalah pembiayaan syariah untuk

Bab I Pendahuluan Hal I - 6 Pembangunan BidangCipta Karya, serta amanat internasional, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Rokan Hilir 20,000,000 APBD Mei 2012 Juni - Agustus 2012 EK 340 - Pengadaan/Pemasangan instalasi dan meteran listrik Perkantoran Kecamatan Rimba Melintang Penunjukan Langsung 1