PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL,
AKUNTABILITAS PUBLIK DAN JOB RELEVANT INFORMATION
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
(Studi Empiris pada SKPD Kabupaten Bangli)
Made Sawitri
[1], I Gusti Ayu Purnamawati
[1], Nyoman Trisna herawati
[2]Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail:
{[email protected]
,
[email protected]
,
[email protected]
}
@ undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh (1) partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial (2) partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan sistem pengendalian internal sebagai variabel pemoderasi (3) partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan akuntabilitas publik sebagai variabel pemoderasi (4) partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan job relevant information sebagai variabel pemoderasi.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bangli tepatnya pada 13 dinas dan 6 badan. Subjek pada penelitian ini adalah kepala dinas atau badan, sekretariat, kepala sub bidang, kepala seksi, kepala sub bagian, dan UPTD. Teknik pengumpulan sampel menggunakan purposive sampling.Sampel pada penelitian ini sebanyak 92 orang.Metode penelitian data dilakukan dengan kuesioner yang menggunakan skala likert 1-5.Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikoloniearitas, analisis sederhana dan Moderated Regression Analysis (MRA) dengan bantuan SPSS 18.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, (2) sistem pengendalian internal tidak bisa memoderasi partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial, (3) akuntabilitas publik tidak bisa memoderasi partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial, (4) job relevant information tidak bisa memoderasi partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.
Kata kunci: partisipasi penyusunan anggaran, sistem pengendalian internal, akuntabilitas
publik, job relevant information, kinerja manajerial, SKPD Abstract
The study was conducted in order to find out the effect of (1) budgetting participation on the managerial performances, (2) budgetting participation on the managerial performances with the internal control systemas moderating variable, (3) budgetting participation on the managerial performances with the public accountability as moderating variable, (4) budgetting participation on the managerial performances with the job relevant information as moderating variable.
This quantitative design study was conducted at the local government works unit offices in particular at 13 agency and 6 body offices, with the subjects involved such as head agency offices, secretariat offices, head sub-sections, head sections, and UPTD. There were about 92 respondents selected as the samples by using purposive sampling. The data were collected by using questionnaires designed based on 5-1 Liker sclaes. The data were analyzed in terms of validity testing, reliability testing, normality testing, heteroskedastisity testing, multiheteroskedastistity testing, simple and moderated regression analysis supported by SPSS. Version 18.0.
The results indicated that (1) budgetting participation had a positive effect on the managerial performances, (2) the internal control system could not became a moderating variable on the budgeting participation on the managerial performances, (3) the public accountability could not become a moderating variable on the budgetting participation on the managerial performances, (4) job relevant information could not become a moderating variable on the budgetting participation on the managerial performances.
Key word: budgetting participation, internal control system, public accountability, and job relevant information, managerial performances, SKPD
PENDAHULUAN
Organisasi sektor publik pada era modern, telah dituntut untuk selalu efektif, efisien dan akuntabel dalam memperhitungkan biaya ekonomi, sosial serta dampak negatif dari aktivitas yang dilakukannya. Dalam organisasi sektor publik maupun swasta, anggaran merupakan hal yang penting dalam kemajuan organisasi, karena anggaran merupakan pernyataan estimasi kinerja yang akan dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu yang dapat dinyatakan dalam bentuk moneter (Mahsun, 2011: 65). Ada tiga aspek yang tercakup dalam anggaran sektor publik yaitu perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas publik (Mahsun, 2011: 65). Sebagai yang dijelaskan oleh Hansen dan Mowen (2004:1) sistem anggaran memberikan kelebihan bagi organisasi berupa mendorong para manajer untuk mengembangkan arahan organisasi, mengantisipasi masalah dan mengembangkan kebijakan untuk masa depan.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2003:13) partisipasi anggaran ada dua baik dari atas ke bawah maupun dari bawah ke atas. Dengan anggaran dari atas ke bawah, manajemen senior membuat anggaran
untuk level yang lebih rendah. Dengan anggaran dari bawah ke atas, manajer tingkat rendah berpartisipasi dalam menentukan besarnya anggaran. Bagaimanapun juga pendekatan dari atas ke bawah jarang berhasil, karena hal ini menunjukkan kurangnya kerjasama dari tiap bagian dari pembuat aggaran dan hal ini dapat membahayakan keberhasilan sebuah anggaran. Anggaran dari bawah ke atas dapat membangkitkan kerjasama untuk pencapain tujuan dari anggaran, bagaimanapun juga jika dikendalikan dengan tujuan keseluruhan dari organisasi.
Dalam setiap perencanaan, selalu dituntut adanya akuntabilitas yang dapat menjadi tolak ukur keberhasilan tujuan dari organisasi tersebut. Akuntabilitas merupakan istilah yang terkait dengan tata kelola pemerintahan sebernarnya agak terlalu luas untuk dapat didefinisikan. Akan tetapi hal ini sering dapat digambarkan sebagai hubungan antara yang menyangkut saat sekarang atau masa depan antar individu, kelompok sebagai sebuah pertanggungjawaban kepentingan merupakan sebuah kewajiban untuk memberitahukan, menjelaskan terhadap tiap-tiap tindakan dan keputusannya agar dapat disetujui maupun ditolak atau dapat diberikan hukuman bilamana diketemukan
penyalahgunaan wewenang (Atmadja et all, 2013:11).
Untuk tercapainya akuntabilitas publik, tidak terlepas dari adanya pengendalian intern yang kuat dalam organisasi tersebut Pengendalian intern merupakan suatu proses yang diajalankan dengan dewan komisaris, maanajemen, dan personil usaha lainnya yang dirancang untuk mendapatkan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan (IAI, 2004).
Menurut Yusfaningrum dan Ghozali (2005), tersedianya informasi yang berhubungan dengan tugas akan meningkatkan pilihan terhadap tindakan yang direncanakan untuk mencapai tujuan.
Job relevant information menunjukkan
peran informasi dalam memudahkan pembuatan keputusan yang berhubungan dengan jabatan informasi yang diberikan manajer dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kemampuan individual terhadap kinerja. Hal ini karena adanya partisipasi manajer tingkat bawah memiliki kesempatan untuk memberikan adanya informasi yang mereka miliki untuk membantu dalam pembuatan keputusan. Sehingga dengan adanya infromasi yang relevan dengan tugas maka tujuan yang diharpkan dapat tercapai.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial, sistem pengendalian internal, akuntabilitas publik dan job relevant information berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bangli.
Menurut Sardjito dan Muthaher, (2007) dalam Arifin (2012) Anggaran yang telah ditetapkan berfungsi sebagai perencanaan dan sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial. Untuk mencegah dampak fungsional atau disfungsionalnya, sikap dan perilaku anggota organisasi dalam penyusunan anggaran perlu melibatkan manajemen pada level yang
lebih rendah sehingga anggaran partisipatif dapat dinilai sebagai pendekatan manajerial yang dapat meningkatkan kinerja setiap anggota organisasi sebagai individual karena dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap individu mampu meningkatkan kinerjanya sesuai dengan target yang telah ditentukan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial
Jika pengendalian intern suatu perusahaan telah dilaksanakan dengan baik maka manajer dapat mengambil keputusan dengan lebih baik guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan. Suatu organisasi perlu meningkatkan pengendalian intern agar pengendalian intern dalam organisasi tersebut dapat terlaksanan secara dan efisien dalam mencapai tingkat kinerja manajer. Semakin tinggi pelaksanaan pengendalian intern yang baik maka akan meningkatkan kinerja manajerial (Andriyanto, 2013). Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Sistem pengendalian internal berpengaruh positif terhadap hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial
Menurut Deddi (2010:24) kinerja pemerintah daerah yang dilihat dalam laporan kinerja, akan memperlihatkan sejauhmana pemerintah daerah dalam menjalankan kegiatan yang telah direncanakan. Pelaporan kinerja sangat penting karena kinerja pemerintah daerah diukur dan dinilai melalui laporan kinerja, untuk itu dalam peningkatan kinerja pemerintah daerah, diperlukan adanya akuntabilitas manajerial dan akuntabilitas kinerja. Hal ini menegaskan dengan adanya akuntabilitas publik, pemerintah daerah memberikan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilaksanakan sehingga kinerja pemerintah daerah dapat diniai baik oleh pihak internal, maupun pihak eksternal, dengan demikian
akuntabilitas publik mempengaruhi peningkatan kinerja pemerintah daerah. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3: Akuntabilitas publik berpengaruh positif terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.
Menurut Kern, (1992) dan Early (1987) dalam Arista (2005) menemukan bahwa dengan partisipasi penganggaran akan diperoleh informasi yang berhubungan dengan tugas, dan juga JRI akan meningkatkan kinerja manajerial. Kren (1992) mengemukakan bahwa partisipasi dalam penyusunan penganggaran akan menciptakan lingkungan yang mendorong perolehan JRI. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4: Job relevant information berpengaruh positif terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian yang besifat kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Bangli dengan mengmabil 19 sampel yang terdiri ats 13 dinas dan 6 badan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data bersifat primer dan sekunder karena data yang didapatkan merupakan hasil data penyebaran kuesioner serta dari struktiur organisasi masing-masing SKPD.
Subjek dalam penelitian ini adalah kepala dinas atau badan, sekretariat, kepala sub bidang, kepala seksi, kepala sub bidang dan unit pelaksana teknis daerah (UPTD) pada masing-masing bidang dan badan pad SKPD Kabupaten Bangli. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah masalah yang terkait dengan partisipasi penyusunan anggaran, sistem pengendalian internal, akuntabilitas publik, job relevant information, serta kinerja manajerial.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 389 orang.Jenis sampel yang
digunakan adalah purposive sampling. Kriteria dalam penelitian ini yaitu pejabat struktural di SKPD yang berperan dalam proses penyusunan anggaran, yang memiliki masa kerja minimal 1 tahun dan memiliki pendidikan terakhir S1 dan berstatus sebagai PNS. Penelitian ini mengambil 19 SKPD yang terdiri dari 13 dins dan 6 badan, alasan teknisnya dipilih sampel tersebut adalah karena sampel yang dipilih mampu mewakili dari populsi yang ada di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Bangli. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 197 orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Hasil analisis korelasi bivariate dengan melihat output Pearson Correlation, jika nilai signifikasinya < 0.05 maka kuesioner tersebut dapat dikatakan valid, begitu pula sebaliknya (Ghozali, 2011:52).
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha () > 0,70 (Nunnally, 1994) dalam (Ghozhali, 2011:47).
Uji normalitas
Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan analisis grafik dan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Data terdistribusi normal apabila nilai dari Kolmogorov-Smirnov < 1 (Sig. > 0.05) (Ghozali, 2011:160).
Tabel 1. Hasil uji normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 92
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 5.11780477 Most Extreme Differences Absolute .084
Positive .049
Negative -.084
Kolmogorov-Smirnov Z .808
Asymp. Sig. (2-tailed) .531
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil uji SPSS 18 diatas, maka dapat dilihat nilai Kolmogorov-Smirnov
Zsebesar 0,808 dengan nilai probabilitas
signifikansi sebesar 0,531 karena nilai signifikansinya menunjukkan angka diatas 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen, artinya perbedaan antara nilai prediksi dengan nilai yang sesungguhnya akan terdistribusi secara simetri disekitar nilai means sama dengan nol.
Uji Multikoloniearitas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas pada model regresi, dimana model regresi yang baik seharusnya tidak menunjukkan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikoloniearitas dapat diuji dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance.
Berikut hasil dari uji multikoloniearitas. Dilihat dari hasil uji diatas dapat dilihat nilai dari hasil perhitungan nilai Tolerance Tabel 2. Hasil uji multikoloniearitas
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistiks B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 15.070 5.958 2.529 .013 PPA .576 .127 .445 4.525 .000 .863 1.159 SPI .242 .149 .204 1.618 .109 .525 1.903 AP -.090 .172 -.064 -.525 .601 .561 1.782 JRI -.009 .147 -.007 -.060 .952 .632 1.582 a. Dependent Variable: KM
menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Sedangkan hasil dari perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF >10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikoloniearitas antar variabel independen dalam model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pada penelitian ini uji heterokedatisitas dilakukan dengan uji Glesjer. Berikut hasil dari uji heteroskedastisitas.
Tabel 3. Hasil uji heteroskedatisitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5.681 3.804 1.493 .139 PPA -.133 .081 -.183 -1.639 .105 SPI -.037 .095 -.055 -.384 .702 AP .204 .110 .257 1.862 .066 JRI -.120 .094 -.168 -1.287 .202 a. Dependent Variable: RES_2
uji Glesjer diatas, maka dapat dilihat pada nilai probabilitas signifikansi semua variabel memiliki nilai yang lebih besar dari 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
Hipotesis 1
Tabel 4. Hasil uji regresi linear sederhana
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 18.888 3.104 6.085 .000 PPA .647 .118 .499 5.468 .000 a. Dependent Variable: KM
Dari tabel diatas diketahui bahwa variabel independen yang dimasukkan kedalam model regresi menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran memiliki probabilitas signifikansi sebesar 0,000, maka dapat disimpulkan bawa variabel kinerja manajerial dipengaruhi oleh partisipasi penyusunan anggaran dengan persamaan matematis: KM = 18,888+ 0,647 PPA. Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa konstanta sebesar 18,888 menyatakan bahwa jika variabel
independen dianggap konstan, maka nilai dari variabel kinerja manajerial sebesar 18,888. Sedangkan koefisien regresi partisipasi penyusunan anggaran sebesar 0,647 menyatakan bahwa setiap adanya peningkatan partisipasi penyusunan anggaran sebesar 1000 unit maka akan meningkatkan nilai dari kinerja manajerial sebesar 647 unit.
Dari tabel 5 diketahui bahwa variabel independen yang dimasukkan kedalam model regresi menunjukkan bahwa variabel Hipotesis 2
Tabel 5. Hasil uji Moderating Regression Analysis
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 34.776 22.316 1.558 .123 PPA -.252 .844 -.194 -.298 .766 SPI -.337 .548 -.284 -.615 .540 PPA*SPI .020 .020 .902 .987 .326 a. Dependent Variable: KM
partisipasi penyusunan anggaran memiliki probabilitas signifikansi sebesar 0,766, sistem pengendalian internal sebesar 0,540, serta interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan sistem pengendalian internal (PPA*SPI) sebesar 0,326. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja manajerial tidak dipengaruhi oleh hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan sistem pengendalian internal dengan persamaan matematis:KM= 34,776-0,252 PPA -0,337 SPI + 0,020 PPA*SPI. Dari persamaan tersebut dapat
dijelaskan jika variabel independen dianggap konstan, maka nilai dari variabel kinerja manajerial sebesar 34,776 akan mengurangi koefisien regresi partisipasi penyusunan anggaran sebesar 0,252 dan juga akan mengurangi koefisien regresi sistem pengendalian internal sebesar 0,337 namun akan menambah pengaruh yang sedikit sebesar 0,020 atas hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan sistem pengendalian internal.
Dari tabel tersebut diketahui bahwa variabel independen yang dimasukkan Hipotesis 3
Tabel 6. Hasil uji Moderating Regression Analysis
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 24.479 27.927 .877 .383 PPA .318 1.123 .245 .283 .778 AP -.131 .706 -.093 -.186 .853 PPA*AP .008 .028 .310 .281 .779 a. Dependent Variable: KM
kedalam model regresi menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran memiliki probabilitas signifikansi sebesar 0,778, akuntabilitas publik sebesar 0,853, serta hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan akuntabilitas publik (PPA*AP) sebesar 0,779. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja manajerial tidak dipengaruhi oleh hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan akuntabilitas publik dengan persamaan matematis:KM = 24,479 + 0,318 PPA –
0,131 AP+ 0,008 PPA*AP. Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan jika variabel independen dianggap konstan, maka nilai dari variabel kinerja manajerial sebesar 24,479 akan menambah koefisien regresi partisipasi penyusunan anggaran sebesar 0,318 dan juga akan mengurangi koefisien regresi sistem pengendalian internal sebesar 0,131 namun akan menambah pengaruh yang sedikit sebesar 0,008 atas hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan akuntabilitas publik Hipotesis 4
Tabel 7. Hasil uji Moderating Regression Analysis
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 17.572 28.828 .610 .544 PPA .573 1.070 .442 .535 .594 JRI .039 .687 .030 .057 .955 PPA*JRI .002 .025 .062 .059 .953 a. Dependent Variable: KM
Dari tabel tersebut diketahui bahwa variabel independen yang dimasukkan kedalam model regresi menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran memiliki probabilitas signifikansi sebesar 0,594, job relevant information sebesar 0,955, serta hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan job relevant
information (PPA*AP) sebesar 0,953.
Maka dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja manajerial tidak dipengaruhi oleh hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan job relevant information dengan persamaan matematis:KM = 17,572+ 0,573PPA + 0,039 JRI + 0, 002 PPA*JRI. Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan dengan variabel independen yang dianggap konstan, jika nilai dari variabel kinerja manajerial sebesar 17,572 akan menambah koefisien regresi partisipasi penyusunan anggaran sebesar 0,573 dan juga akan menambah koefisien regresi job relevant
information sebesar 0,039 serta akan
menambah pengaruh yang sedikit sebesar 0,002 atas hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan job relevant
information.
PEMBAHASAN
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial tampak dari nilai korelasinya yang ditunjukkan dengan nilai R sebesar 0,499 yang berarti korelasinya cukup rendah. Selain dari nilai korelasinya, kita juga dapat melihat pada nilai thitung sebesar 5,468 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang berarti bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial karena nilai probabilitasnya dibawah 0,05. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan analisis regresi sederhana diatas, maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial yang berarti apabila partisipasi penyusunan anggaran mengalami peningkatan, maka
akan diikuti dengan peningkatan kinerja manajerial. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Putra (2014) yang menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran merupakan keterlibatan seluruh manajer dari lini menengah ke bawah dalam suatu instansi untuk melakukan kegiatan dalam pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengendalian Internal sebagai Variabel Moderasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan sistem pengendalian internal sebagai variabel moderasi tampak dari nilai korelasinya yang ditunjukkan dengan nilai R sebesar 0,529 yang berarti adanya korelasinya yang cukup rendah. Selain dari nilai korelasinya, kita juga dapat melihat pada nilai thitung masing-masing variabel sebesar -0,298 untuk variabel partisipasi penyusunan anggaran, -0,615 untuk variabel sistem pengendalian internal serta 0,902 untuk interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dan sistem pengendalian internal, dengan tingkat signifikansi masing-masing variabel yang berada diatas 0,05. Dari hal tersebut berarti bahwa sistem pengendalian internal tidak dapat memberikan pengaruh positif serta signifikan atas hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial, yang diajukan pada penelitian ini ditolak.
Menurut peneliti ada beberapa hal yang mengakibatkan sistem pengendalian internal tidak dapat memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran yaitu adanya kelemahan pada sumber daya manusia dalam memahami siklus pengelolaan barang milik daerah mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan dan penghapusan serta penyusunan laporan secara periodik baik laporan tiga bulanan, semesteran dan laporan tahunan, sampai dengan
pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah. Hal ini didukung pula oleh Bangun (2009) yang menyatakan bahwa pengawasan internal tidak bisa memoderasi hubungan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial SKPD, yang menurutnya disebabkan oleh belum adanya barometer keberhasilan seperti organisasi bisnis, sehingga sulit menentukan tingkat keberhasilan, keterlambatan dalam pengesahan RKA K/L, kelemahan SDM dan adanya perubahan peraturan.
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial dengan Akuntabilitas Publik sebagai Variabel Moderasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan akuntabilitas publik sebagai variabel moderasi tampak dari nilai korelasinya yang ditunjukkan dengan nilai R sebesar 0,502 yang berarti adanya korelasinya yang cukup rendah. Selain dari nilai korelasinya, kita juga dapat melihat pada nilai thitung masing-masing variabel sebesar 0,318 untuk variabel partisipasi penyusunan anggaran, -0,131 untuk variabel akuntabilitas publik serta 0,008 untuk interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dan akuntabilitas publik, dengan tingkat signifikansi masing-masing variabel yang berada diatas 0,05. Dari hal tersebut berarti bahwa akuntabilitas publik tidak dapat memberikan pengaruh positif dan tidak signifikan atas hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial, sehingga hipotesis yang diajukan pada penelitian ini ditolak.
Dari hasil diatas maka dapat dilihat bahwa antara partisipasi dan kinerja manajerial bertolak belakang dengan akuntabilitas publik, yang artinya semakin meningkatnya partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial akan mengurangi tingkat akuntabilitas publik yang seharusnya dengan adanya pertanggung jawaban anggaran kepada
publik, diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajer sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas, serta program-program yang dirancang dengan mempertimbangkan prinsip efektivitas pada penggunaan anggaran telah mencapai target atau tujuan kepentingan publik. Hal ini karena kurangnya transparansi dari pihak organisasi, tidak sesuainya anggaran yang ditetapkan dengan realisasi, masyarakat belum merasakan dampak dari pelaksanaan APBD yang seharusnya ouput dari anggaran tersebut dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat luas.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakuka oleh Amril (2014) yang menyatakan bahwa akuntabilitas publik tidak memberikan penngaruh yang positif terhadap kinerja manajerial yang diakibatkan oleh aparatur perangkat daerah
belum memahami prinsip
pertanggungjawaban atas rencana atau pelaksanaan anggaran kepada publik. Hal ini menunjukkan bahwa aparatur pemerintah daerah belum memberikan pertanggungjawaban atas semua aktivitas dan kegiatan yang dilakukan yang harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat.
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial dengan Job relevant information sebagai Variabel Moderasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan job
relevant information sebagai variabel
moderasi tampak dari nilai korelasinya yang ditunjukkan dengan nilai R sebesar 0,503 yang berarti adanya korelasinya yang cukup rendah. Selain dari nilai korelasinya, kita juga dapat melihat pada nilai thitung masing-masing variabel sebesar 0,573 untuk variabel partisipasi penyusunan anggaran, 0,039 untuk variabel job relevant
information serta 0,002 untuk interaksi
antara partisipasi penyusunan anggaran dan job relevant information, dengan tingkat
signifikansi masing-masing variabel yang berada diatas 0,05. Dari hal tersebut berarti bahwa job relevant information dapat memberikan pengaruh positif namun tidak signifikan atas hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial, sehingga hipotesis yang diajukan pada penelitian ini ditolak.
Menurut peneliti hal tersebut terjadi karena kurangnya pertukaran informasi, informasi yang didapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, informasi tidak up to
date, adanya keterlambatan penyampaian
infromasi yang dilakukan oleh para manajer dengan lini bawah maupun menengah pada tahap persiapan, ratifikasi, pelaksanaan, serta saat evaluasi dan pelaporan anggaran, sehingga akan mengurangi kinerja para manajer untuk dalam mewujudkan tujuan organisasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Adrianto (2008), yang menyatakan hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang menyatakan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial ketika job relevant
information tinggi. Hal ini berarti job relevant information secara signifikan tidak mampu
bertindak sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan partisipasi anggaran dalam meningkatkan kinerja manajerial.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut (1) Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial sehingga hipotesis pertama diterima (2) Sistem pengendalian internal tidak dapat memberikan pengaruh positif serta signifikan atas hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial, sehingga hipotesis kedua ditolak (3) Akuntabilitas publik tidak dapat memberikan pengaruh positif serta signifikan atas hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial, sehingga hipotesis ketiga ditolak
(4) Job relevant information dapat
memberikan pengaruh positif namun tidak
signifikan atas hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial, sehingga hipotesis ketiga ditolak.
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis memberikan saran, rekomendasi atau implikasi kebijakan sebagai berikut (1) Terkait dengan partisipasi penyusunan anggaran, Pemerintah Kabupaten Bangli sebaiknya mengoptimalkan penerapan anggaran partisipatif bukan hanya sekedar partisipasi karena hal ini berdampak pada meningkatnya kinerja manajerial (2) Terkait dengan sistem pengendalian internal, Pemerintah Kabupaten Bangli sebaiknya meningkatkan sistem pengendalian internal atau pengawasan internal agar mampu memaksimalkan kinerja manajerial (3) Terkait dengan akuntabilitas publik, Pemerintah Kabupaten Bangli sebaiknya melakukan transparansi dan akuntabilitas secara maksimal karena hal itu akan berdampak kepada kepercayaan publik mengenai pemerintah (4) Terkait dengan
job relevant information, Pemerintah
Kabupaten Bangli sebaiknya meningkatkan kerjasama antar atasan dengan bawahan mengenai ketepatan informasi, informasi yang diberikan up to date agar infromasi yang didapatkan tidak melenceng untuk pengambilan keputusan yang akan dilakukan nantinya.
KETERBATASAN PENELITIAN
Berikut ini beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat mengganggu hasil penelitian ini (1) Penulis hanya memasukkan tiga variabel moderating dalam hubungan partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial SKPD Kabupaten Bangli yaitu sistem pengendalian internal, akuntabilitas publik serta job relevant information. Diduga masih ada faktor lain yang dapat menjadi variabel moderating, pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial (2) Penelitian ini selanjutnya dapat mengubah ketiga variabel moderasi diatas menjadi varibel independen yang dapat dilakukan pada SKPD lain atau perusahaan swasta.
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto, Yogi. 2008. Analisis Pengaruh
Partisipasi Penyusunan Anggaran
terhadap Kinerja Manajerial dengan
Kepuasan Kerja, Job Relevant
information dan Motivasi kerja
sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Rumah Sakit Swasta di
Wilayah Kota Semarang).Tesis
Dipublikasikan. Universitas Diponegoro Semarang.
Amril, Vonny Nofisa. 2014. Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Manajerial SKPD (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Di Kabupaten Sijunjung). Jurnal Riset
Akuntansi Vol. 2 No. 3 Seri D
Anthony, N. Robert, Govindarajan, Vijay. 2003. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba
Empat
Arifin, Solikhun. 2012. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel Moderasi. Jurnal
Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1, Hal. 1-11
Arista, Yose. 2005. Pengaruh Partisipasi
Anggaran, Job Relevant Information
(JRI) dan Volatilitas Lingkungan
terhadap Kinerja Manajerial. Skripsi.
(Dipublikasikan). Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Atmadja, Anantawikrama Tungga, dkk. 2013. Akuntansi Manajemen Sektor
Publik. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja
Bangun, Andarias. 2009. Pengaruh
Partisipasi Dalam Penyusunan
Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran dan Stuktur Desentralisasi
terhadap Kinerja Manajerial SKPD dengan Pengawasan Internal sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus
pada Pemerintah Kabupaten Deli
Serdang). Tesis (Dipublikasikan).
Medan: Universitas Sumatra Utara Deddi, Noerdiawan dkk.2010. Akuntansi
Sektor Publik. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IMB
SPSS18. Edisi 5. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hansen, Don R.dan Marryane M. Mowen.2004. Akuntansi Manajemen Edisi tujuh. Jakarta: Salemba Empat
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar
Professional Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba Empat
Mahsun, Moh.,dkk. 2011. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE
Putra, Aditya Made. 2014. Pengaruh
Partisipasi dalam Penyusunan
Anggaran terhadap Kinerja Manajerial pada SKPD Kabupaten Buleleng
melalui Komitmen Organisasi,
Kecukupan Anggaran, Komitmen
Tujuan Anggaran dan Job relevant
information sebagai Variabel
Moderating. Skripsi. Universitas
Pendidikan Ganesha, Singaraja. Yusfaningrum. K. Dan Ghozali. I. 2005.
Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Tujuan Anggaran dan Job relevant information (JRI) sebagai Variabel Intervening (Penelitian Terhadap Perusahaan Manufaktur Di Indonesia). SNA VIII, Solo.15–16