• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

DI PT.SAWIT SUKSES SEJAHTERA(SSS)

DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG

KABUPATEN KUTAI TIMUR

PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh

ADITYA AHMAD

NIM. 100 500 097

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

Judul : Praktek Kerja Lapang Budidaya Tanaman Kelapa Sawit di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Sawit Sukses Sejahtera Desa Senyiur. Kecamatan Muara Ancalong. Kabupaten Kutai Timur. Propinsi

Kalimantan Timur. Nama : Aditya Ahmad.

NIM : 100 500 097.

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan. Jurusan : Manajemen Pertanian.

Pembimbing, Penguji I, Penguji II,

Ir. Syarifuddin, MP NIP. 196507062001121001

Ir. Budi Winarni, M. Si NIP. 196109141990012001

Roby, SP, MP NIP. 197305172005011009

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Syarifuddin, MP. NIP. 19650706 2001121001

(3)

telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL).Laporan PKL ini disusun berdasarkan hasil PKL di perusahaan Perkebunan kelapa sawit PT. Sawit Sukses Sejahtera selama 2 bulan, yaitu mulai tanggal1Maret sampai dengan 30 April 2013.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini Juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terma kasih kepada:

1. Bapak Ir. Syarifuddin, MP selaku Dosen Pembimbing PKL dan juga selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

2. Ir.Budi Winarni, M. Si dan Bapak Roby, SP, MP selaku dosen penguji. 3. Seluruh jajaran staf PT.Sawit Sukses Sejahtera.

4. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku ketua jurusan Manajemen Pertanian.

5. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

6. Para staf pengajar, administrasi dan teknisi di program studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

7. Orang tua dan para keluarga yang telah banyak memberi dukungan dan motivasi serta do’a kepada penulis selama ini.

(4)

ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini.

Penulis, Kampus Sei Keledang, Mei 2013

(5)

Halaman

KATA PENGANTAR………... iii

DAFTAR ISI………..………... iv

DAFTAR LAMPIRAN………..………... v

I. PENDAHULUAN ………..………... 1

A. Latar belakang... 1

B. Tujuan... 2

C. Hasil yang diharapkan………... 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ……….... 3

A. Tinjuan umum peusahaan………... 3

B. Manajemen Perusahaan………... 3

C. Lokasi dan waktu kegiatan PKL……… 7

III. HASIL PRAKTEK………... 8

A. Pembibitan Pre Nursery………...………... 8

B. Pembibitan Main Nursery……….……... 10

C. Land Clearing...………... 20

D. Penanaman……….. 24

E. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)………... 28

F. Tanaman Menghasilkan (TM)…… .………... 30

G. Panen... 40

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ………... 46

A. Kesimpulan………. 46

B. Saran………. 46

DAFTAR PUSTAKA……….. ix

(6)

Nomor Halaman

1 Peta PT.Sawit Sukses Sejahtera………... 50

2 Gambar kegiatan Pengendalian Penyakit di main nursery 51 3 Gambar kegiatan bor tanah……… 51

4 Gambar kegiatan pemupukan Agroblen di main nursery... 52

5 Gambar kegiatan konsolidasi di maun nursery……… 52

6 Gambar kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit di main nursey………... 53 7 Gambar kegiatan pancang rumpukan………... 53

8 Gambar kegiatan pemancangan……… 54

9 Gambar kegiatan pembuatan lubang tanam……… 54

10 Gambar kegiatan penanaman kelapa sawit………. 55

11 Gambar kegiatan konsolidasi………. 55

12 Gambar kegiatan kastrasi……….. 56

13 Gambar kegiatan chemist……….. 56

14 Gambar kegiatan garuk piringan……… 57

15 Gambar kegiatan potong buah……….. 57

(7)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perekonomian Indonesia komoditi kelapa sawit memegang peranan yang cukup penting terutama untuk peningkatan devisa Negara, minyak kelapa sawit serta lemak yang dihasilkan merupakan kebutuhan pokok hidup manusia sehari-hari. Kelapa sawit merupakan salah satu tumbuhan yang dapat tumbuh subur didaerah tropis khususnya di Indonesia.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan berupa pengelolaan perkebunan khususnya kelapa sawit secara besar di pulau Kalimantan dan Sumatra, karena kedua pulau tersebut memiliki luasan lahan dan keadaan tanah yang cukup baik sebagai perkebunan kelapa sawit.

Sehubungan dengan hal diatas maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapang keperkebunan dengan harapan agar para alumnusnya memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya selama PKL di dunia kerja khususnya perkebunan nantinya.

B. Tujuan Praktek

1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja yang ada di perkebunan khususnya budidaya tanaman Kelapa Sawit.

2. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang diperoleh diperkuliahan dan praktek langsung dilapangan.

3. Mahasiswa dapat memahami tata cara penggunaan alat-alat, bahan dan sarana yang ada di lapangan.

(8)

4. Menambah pengetahuan mahasiswa agar mampu berpikir secara praktis dalam kegiatan Budidaya Tanaman Kelapa Sawit yang sesungguhnya terjadi dilapangan.

C. Hasil Yang Diharapkan

1. Mahasiswa dapat mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan.

2. Dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih.

3. Menjadi mahasiswa yang terampil, berjiwa bersih dan mempunyai kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan.

(9)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Sawit Sukses Sejahtera adalah perusahaan Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur, dengan total luasan izin lokasi Hak Guna Usaha

(HGU) 34.123 Ha, adapun lahan yang telah ditanami seluas18.257 Ha.

Secara administrasi PT. Sawit Sukses Sejahtera terletak di Desa Senyiur Kecamatan Muara Ancalong Kabupaten Kutai Timur Propinsi Kalimantan Timur. Dalam operasionalnya hingga saat ini PT. Sawit Sukses Sejahtera (PT. SSS) terdiri atas 7 rayon inti dan 1 rayon plasma (Peta Lampiran 1). B. Manajemen Perusahaan

1.General Manager (GM)

GM merupakan pemegang jabatan tertinggi di PT. SSS yang saat ini dijabat oleh 2 orang yaitu Bapak Mephan Supriadi (GM wilyah 1) dan Bapak Khairul Susilo (GM wilayah 2 ), dengan membawahi seluruh organisasi lainnya yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di Lapangan dan Administrasi.

2. Vice General Manager (VGM)

VGM merupakan pemegang jabatan kedua setelah GM. VGM saat ini ada dua :

a. VGM wilayah 1 dijabat oleh bapak Gunawan Barus yang bertanggung jawab atas PT. SSS wilayah rayon 1, rayon 2, rayon 3, rayon 4 dan rayon 5 serta plasma 1.

b. VGM wilayah 2 dijabat oleh bapak Joni Ali yang bertanggung jawab atas PT. SSS wilayah rayon 6, rayon 7.

(10)

3. Estate Manager merupakan pemegang jabatan tertinggi ditingkat estate/rayon yang bertanggung jawab seluruh kegiatan Lapangan dan Administrasi di rayonnya masing-masing.

Estate manager terdiri dari :

a. Estate Manager rayon 1 dijabat oleh bapak Herianto Syahputra.

b. Estate Manager rayon 2 dan plasma 1 dijabat oleh bapak Ahmad Nukman Nasution.

c. Estate Manager rayon 3 dijabat oleh bapak Muhammad Nasir Panjaitan.

d. Estate Manager rayon 4 dan rayon 5 dijabat bapak Mappa Juhaepa. e. Estate Manager rayon 6 dijabat oleh bapak M. Sakti Tambunan.

f. Estate Manager rayon 7 dan Plasma 2 dijabat oleh bapak Abdul Rochim.

4. Supporting Manager terdiri dari :

a. Manager Personalia General Affair (PGA) dijabat oleh bapak Hery Prasetya yang bertanggung jawab atas semua kegiatan kepersonaliaan di tingkat kebun seperti : rekrutmen, fasilitas karyawan, kesejahteraan karyawan, gaji karyawan, dan lain sebagainya.

b. Manager Logistic dijabat oleh bapak Syafrial Marajolelo yang bertanggung jawab atas semua kegiatan logistik di tingkat kebun seperti : permintaan, pengadaan dan pendistribusian barang-barang logistik.

(11)

c. Manager Teknik sementara dijabat oleh bapak Raja Manachem yang bertanggung jawab atas semua kegiatan teknik di tingkat kebun seperti : infrastruktur, bangunan, mesin, kendaraan, dan alat berat. d. Manager Resources and Development (R&D) dijabat oleh bapak

Mustofa bertanggung jawab atas semua kegiatan terkait dengan riset dan pengembangan yang berhubungan dengan teknis budidaya tanaman seperti :rekomendasi pemupukan, pengendalian HPT, dan lain sebagainya.

e. Manager Proyek Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dijabat oleh bapak Nukman Kemas Yusuf bertanggung jawab atas proyek pembangunan pabrik kelapa sawit.

f. Kepala Tata Usaha dijabat oleh bapak Ibnu Purnomo yang bertanggung jawab terhadap semua kegiatan administrasi, keuangan, dan accounting kebun.

g. Dokter Polibun dijabat oleh dokter Sri Santoso yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan poliklinik ( Rumah Sakit Perusahaan ). 5. Asisten Kepala

Asisten Kepala merupakan bawahan dari Estate Manager yang bertanggung jawab mengkoordinir Asisten Lapangan.

6. Asisten Lapangan

Asisten Lapangan merupakan bawahan dari asisten kepala yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan pekerjaan lapangan. 7. Kapala Administrasi

Kapala Administrasi merupakan bawahan dari Estate Manager yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan administrasi, keuangan, dan

(12)

accounting ditingkat rayon dan secara fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Tata Usaha (KTU).

8. Mandor 1

Mandor 1 merupakan bawahan dari Asisten Lapangan yang bertanggung jawab mengkoordinir Mandor.

9. Mandor

Mandor merupakan bawahan dari Mandor 1 yang bertugas di lapangan untuk mengarahkan dan mengawasi pekerjaan karyawan di lapangan. 10. Krani Divisi

Krani Divisi merupakan bawahan dari Asisten Lapangan yang bertugas melakukan semua kegiatan administrasi yang ada di divisi dan secara fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Administrasi rayon.

11. Krani Gudang

Krani Gudang merupakan bawahan dari Estate Manager yang bertugas melakukan permintaan, penyimpanan dan pengeluaran barang-barang yang ada di gudang rayon dan secara fungsional bertanggung jawab kepada Manager Logistik.

12. Krani Payroll

Krani Payroll merupakan bawahan dari Kepala Administrasi yang bertugas melakukan entri data karyawan ke dalam system checkroll rayon.

13. Krani PGA

Krani PGA merupakan bawahan dari Kepala Administrasi yang bertugas melakukan administrasi kepersonaliaan di tingkat rayon dan secara fungsional bertanggung jawab kepada Manager PGA.

(13)

14. Krani Admin Tanaman

Krani Admin Tanaman merupakan bawahan dari Kepala Administrasi yang bertugas melakukan semua administrasi yang berhubungan dengan pengelolaan tanaman.

15. Krani Pembukuan

Krani Pembukuan merupakan bawahan Kepala Administrasi yang bertugas melakukan semua administrasi dan entri data transaksi biaya kebun.

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

PKL dilaksanakan di PT. Sawit Sukses Sejahtera (PT. SSS) Region Kaltim, yaitu di :

Desa : Senyiur

Kecamatan : Muara Ancalong Kabupaten : Kutai Timur

Propinsi : Kalimantan Timur

Kegiatannya dilaksanakan selama dua bulan, di mulai pada tanggal 1 Maret 2013 sampai dengan tanggal 30 April 2013.

(14)

III. HASIL PRAKTEK

A. Pembibitan Pre Nursery (PN)

1. Seleksi

Faktor utama disamping jenis tanah, yang paling menentukan produksi per ha adalah kualitas bibit (jenis dan pertumbuhannya).Umur tanaman kelapa sawit mulai dariditanam sampai peremajaan kembali dapatmencapai 25 – 30 tahun, maka jenis dan kualitas bibit menjadi perhatian utama.Pembibitan meliputi pembibitan awal (pre nursery) selama 3 bulan dan pembibitan utama (main nursery) selama 9 bulan.

a. Tujuan

Pada pembibitan, seleksi bibit di prenursery sangat penting dilaksanakan.Agar pada saat bibit kelapa sawit di pindahkan ke pembibitan utama kualitas bibitnya tetap terjaga.

b. Dasar Teori

Seleksi dilakukan sebelum bibit dipindah ke main nursery. Bibit mati terlebih dahulu dikeluarkan, kemudian bibit yang abnormal sebaiknya dimusnahkan (Sunarko, 2007).

c. Bahan

Bahan : Bibit kelapa sawit.

d. Prosedur Kerja

(15)

1) Tanaman tumbuh dengan pucuk terputar (twisted shoot),sebagai akibat dari penanaman kecambah yang terbalik.

2) Lembaran daun berkerut-kerut (parah) disebut crinkled leaf. 3) Daun menyempit, tegak dan kaku hingga menyerupai daun

rumput (grass leaf).

4) Bibit yang terserang hama dan penyakit.

e. Hasil Yang Dicapai

Seleksi bibit sebanyak 7.500 atau setara dengan dua bedengan. Babybag dikerjakan oleh satu orang tenaga kerja dalam waktu 5 jam kerja. Dan mahasiswa berhasil menyeleksi 3.750 babybag atau setara dengan satu bedengan.

f. Pembahasan

Untuk kegiatan penyeleksian bibit ini telah sesuai dengan pedoman yang ada, yaitu penyeleksian dilakukan sebelum bibit dipindahkan ke main nursery.

2. Pengendalian Penyakit

Penyakit biasanya disebabkan oleh jasad renik, seperti cendawan, bakteri dan lain-lain.Curvularia sp yaitu jamur yang sering menyerang bibitan di prenursery akibat dari adanya genangan air di pembibitan yang terlalu lembab.

(16)

a. Tujuan

Mengendalikan penyakit sangat perlu dilakukan karena apabila hal ini terabaikan maka penyakit akan cepat berkembang sehingga sangat mengganggu pembibitan.

b. Dasar Teori

Serangan penyakit pada saat di pre nursery umumnya jarang ditemukan. Jika ada dapat langsung diambil dengan tangan (Sunarko, 2007).

c. Alat dan Bahan

Alat : solo sprayer,masker,kacamata,sepatu boot. Bahan : air, score 250 EC.

d. Prosedur Kerja

1) Diperiksa daerah yang terkena serangan. 2) Disiapkan alat dan bahannya.

3) Semua bahan yang telah tersedia dicampurkan yaitu fungisida (score 250 EC) dengan air. Konsentrasi 30 ml per kef.

4) Kemudian digunakan peralatan pelindung diri lalu lakukan penyemprotan secara merata.

e. Hasil Yang Dicapai

Pengendalian penyakit dilakukan satu orang tenaga kerja menyelesaikan 12.500 bibit. Atau pekerja menyelesaikan 12 kef dalam satu hari kerja selama 5 jam kerja .

(17)

Mahasiswa mampu menyelesaikan 10 kef dalam satu hari kerja.

f. Pembahasan

Untuk pengendalian penyakit ini pada dasarnya telah sesuai dengan pedoman yang ada. Namun untuk para pekerja hendaknya memakai alat pelindung diri seperti masker dan kacamata.

B. Pembibitan Main Nursery 1. Pengisian Polybag

Waktu pengisian dimulai selambat-lambatnya pada saat penerimaankecambah yang pertama.

a. Tujuan

Agar bibit yang akan ditransplanting dapat tumbuh dengan baik dan perakarannya mudah menyerap unsurhara.

b. Dasar Teori

Polybag besar diisi media tanam hingga penuh ( sekitar 16 kg) dengan tanah top soil atau tanah lapisan atas. Lalu dihentakkan 2-3 kali agar tanahnya padat. Pengisian media tanam ini harus selesai dua minggu sebelum pemindahan dari pre nursery (Sunarko, 2007).

c. Alat dan Bahan

Alat : kale ng cat, cangkul. Bahan : tanah,polybag.

(18)

d. Prosedur Kerja

Pengisian tanah kedalam polybag menggunakan alat yang telah dimodifikasi yaitu terbuat dari bekas kaleng cat. Kaleng cat dimasukkan kedalam polybag sehingga polybag terbuka kemudian dimasukkan tanah sampai penuh dan dipadatkan.

e. Hasil Yang Dicapai

Pengisian polybag dengan sistem borongan satu polybag Rp.550.- prestasi kerja perhari 100 polybag.

2. Transplanting

Bibit dipindahkan dari Pre Nursery setelah berdaun 3-4 helai. Sehari sebelum penanam ke polybag harus disiram sebanyak 2 liter air per polybag atau 1.5 – 2 jam.

a. Tujuan

Untuk pemindahan dari pre nursery ke main nursery. Agar bibit yang dihasilkan kualitasnya tetap terjaga.

b. Dasar Teori

Pemindahan semai ke polybag besar dilakukan pada umur 3–4 bulan, di mana semai telah berdaun 3–4 helai. Transplanting harus per nomor kelompok supaya tidak tercampur dengan kelompok semai lainnya. Sebelum diecer kedekat polybag besar, semai disiram terlebih dahulu. Polybag dipoto ng (dikoyak) pada bagian dasarnya dan

(19)

dimasukkan kedalam lubang yang telah dibuat dalam polybag besar kemudian, plastik ditarik ke luar melalui semai. Tanah di sekitar semai dipadatkan dengan jari sehingga permukaan tanah harus rata dengan tanah dalam polybag (Pahan, 2008).

c. Alat dan Bahan

Alat : bor tanah.

Bahan : bibit pre nursery, polybag besar.

d. Prosedur kerja

1) Tanah dipolybag dilubangi sebesar ukuran babybag dengan alat berupa bor tanah atau yang dibuat dari pipa 4 inch.

2) Babybag dipegang miring, dasarnya disayat keliling kemudian babybag dilepas dan ditanam sambil diratakan dan dipadatkan tanahnya.

e. Hasil Yang Dicapai

Transplanting dikerjakan satu orang pekerja menyelesaikan penanaman sebanmyak 500 bibit. Dan mahasiswa mampu menyelesaikan 50 bibit.

f. Pembahasan

Pada prinsipnya semua proses pemindahan bibit telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh pihak perusahaan.

(20)

3. Pemupukan

Dosis dan jadwal pemupukan sangat bergantung pada umur dan pertumbuhan bibit.

a. Tujuan

Memberi tambahan unsur hara pada tanah dan memberi makanan untuk tanaman.

b. Dasar Teori

Pemupukan disesuiakan dengan umur dan pertumbuan bibit. Pupuk diberikan dan ditaburkan melingkar diatas tanah yang berjarak 4-5 cm dari batang bibit sawit dan dilakukan sehari sesudah penyiangan pada saat pemberian pupuk tidak dibenarkan mengenai leher akar dan daun, hal ini dapat dihindarkan dengan tidak menabur pupuk dari bagian atas tanaman (Anonim, 2000).

c. Alat dan Bahan

Alat : tugal,ember,sendok(takaran),ember.

Bahan : pupuk (Agroblen N.17 P.8 K.9 Mg3) dan bibit.

d. Prosedur Kerja

1) Ditentukan blok atau lokasi yang akan dipupuk . 2) Tanah ditugal 4cm dari tanaman.

3) Dimasukkan pupuk dengan dosis 75 gram(agroblen) bibit.

(21)

e. Hasil Yang Dicapai

Kegiatan pemupukan satu orang pekerja dapat memupuk 1.700 bibit per hari dengan waktu 5 jam kerja.

f. Pembahasan

Pemupukan Agroblen pada dasarnya telah sesuai dengan pedoman yaitu tanah ditugal dan pupuk dimasukkan kelubang kemudian ditutup.

4. Pemupukan NPK Granular

Pemupukan disesuiakan dengan umur dan pertumbuan bibit.

a. Tujuan

Memberi tambahan unsur hara pada tanah dan memberi makanan untuk tanaman.

b. Dasar Teori

Banyak faktor yang mempengaruhi efesiensi dan evektivitas pemupukan. Untuk pertumbuhan yang sehat dan berproduksi tinggi, tanaman membutuhkan unsur hara yang sembang dan cukup tersedia di dalam tanah. Jika terjadi kekurangan hara maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan mengalami defisiensi hara tertentu (Risza,

2004).

c. Alat dan Bahan

Alat : ember, sendok(takaran), sarung tangan.

(22)

d. Prosedor Kerja

1) Dientukan blok atau lokasi yang akan dipupupk. 2) Disiapkan alat dan bahan.

3) Pupuk dilangsir kesetiap blok.

4) Pupuk ditaburkan pada permukaan tanah dengan dosis 30 gram per bibit.

e. Hasil Yang Dicapai

Kegiatan Pemupukan satu orang pekerja dapat memupuk 1.700 bibit per hari selama 5 jam kerja. Mahasiswa mampu menyelesaikan pemupukan 850 bibit selama 5 jam kerja.

f. Pembahasan

Pada dasarnya kegiatan pemupukan tela h sesuai dengan prosedur kerja dan pedoman yang ada.

5. Weeding Manual

Gulma adalah semua tumbuhan yang berada secara alami dan kehadirannya tidak dikehendaki oleh tanaman utama karena menghalangi kelancaran dan pertumbuhan tanaman.

a. Tujuan

Membersihkan polybag dari tumbuhnya gulma agar pertumbuhan bibit tidak terganggu.

(23)

b. Dasar Teori

Penyianggan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh dalam polybag sekaligus tanahnya digemburkan (Sunarko, 2007).

c. Alat dan bahan

Alat : lingga. Bahan : bibit

d. Prosedur Kerja.

1) Ditentukan lokasi yang akan dibersihkan.

2) Gulma yang tumbuh didalam polybag babat menggunakan lingga.

3) Gulma yang telah dicabut dikumpulkan kemudian dibenam kedalam tanah.

e. Hasil Yang Dicapai

Mahasiswa mampu mengerjakan weeding manual sebanyak 2 jalur atau 200 polybag per hari kerja.

f. Pembahasan

Pada dasarnya weeding manual di dalam polybag telah sesuai dengan pedoman kerja yang ada yaitu mencabut semua jenis gulma yang tumbuh di dalam polybag.

(24)

6. Weeding Chemis (kimiawi)

Gulma adalah semua tumbuhan yang berada secara alami dan kehadirannya tidak dikehendaki oleh tanaman utama karena menghalangi kelancaran dan pertumbuhan tanaman.

a. Tujuan

Agar jalan atau spasing bersih dari gulma sehingga pekerja mudah melakukan pemeliharaan selanjutnya.

b. Dasar Teori

Penyiangan lapangan diluar polybag dilakukan secara clean weeding menggunakan garuk atau secara kimiawi dengan rotasi 20-30hari, tergantung pada pertumbuhan gulma (Sunarko, 2007).

c. Alat dan Bahan

Alat : solo sprayer, masker, kacamata, sepatu boot. Bahan : Gramoxone dan air

d. Prosedur Kerja

1) Ditentukan lokasi yang akan dilakukan penyemprotan. 2) Disiapkan alat dan bahan.

3) Digunakan alat pelindung diri seperti masker,sepatu boot, kacamata dll.

4) Dicampurkan semua bahan kedalam kefdengan konsentrasi 50 ml per kef.

(25)

e. Hasil Yang Dicapai

Satu orang pekerja melakukan penyemprotan sebanyak 14 kef per hari kerja. Mahasiswa mampu menyelesaikan 10 kef per hari kerja.

f. Pembahasan

Pada prinsipnya kegiatan weeding Chemis telah sesuai dengan pedoman dan semua target kerja karyawan tercapai selama satu hari kerja.

7. Konsolidasi

Konsolidasi dilakukan secara berkala dan teratur dengan memeriksa seluruh bibit dan perbaikan segera dilaksanakan.

a. Tujuan

Agar polybag berdiri tegak dan tanahnya tetap terjaga kualitasnya sehingga pertumbuhan bibit tidak terganggu.

b. Dasar Teori

Dilakukan 1 kali per bulan yaitu menegakkan polybag yang miring, mengganti polybag yang pecah, menambah tanah dipolybag(hanya sampai umur 6 bulan) (Anonim,

2000).

c. Alat dan Bahan

Alat : cangkul

(26)

d. Prosedur Kerja

Polybag yang pecah supaya diganti, yang miring supaya ditegakan, tanahnya yang kurang agar ditambah sampai batas bongkol bibit.

e. Hasil yang Dicapai

Satu orang pekerja melakukan kegiatan konsolidasi sebanyak 1.000 polybag per hari kerja. Mahasiswa mengikuti dan mengamati kegiatan ini.

f. Pembahasan

Pada prinsipnya konsolidasi telah sesuai dengan pedoman yangada yaitu Dilakukan 1 kali per bulan yaitu menegakkan polybag yang miring, mengganti polybag yang pecah, menambah tanah dipolybag.

8. Pengendalian Hama dan Penyakit a. Tujuan

Mengendalikan penyakit sangat perlu dilakukan karena apabila hal ini terabaikan maka penyakit akan cepat berkembang sehingga sangat mengganggu pembibitan.

b. Dasar Teori

Penyakit di pembibitan kelapa sawit jarang dijumpai. Namun, kadang -kadan ada busuk tajuk dan busuk akar yang sulit disembuhkan, sehingga bibit yang sakit segera dimusnahkan (Sunarko, 2007).

(27)

c. Alat dan bahan

Alat : compresor, drum, masker, kacamata, sepatu boot. Bahan : Score 250 EC, Grofas(yellow), Decis dan Air.

d. Prosedur kerja

1) Lokasi ditentukan oleh asisten lapangan. 2) Disiapkan alat dan bahan.

3) Dicampurkan semua bahan yang telah tersedia yaitu Score 3 ml per liter air, Grofas 6 ml per liter air, Decis 3 ml per liter air. lakukan penyemprotan dengan merata.

e. Hasil yang dicapai

Satu orang pekerja dapat mengerjakan 3.500 bibit hari kerja. Dan mahasiswa mengikutinya.

f. Pembahasan

Pengendalian Hama dan Penyakit hendaknya dievaluasi lagi karena dalam satu kali pengendalian apakah efektif pencampuran bahan kimia dilarutkan menjadi satu.

C. Land Clearing (Pembukaan Lahan Tanaman Baru)

Pembukaan lahan tanaman baru biasanya dilakukan di kawasan hutan primer, hutan sekunder, dan hutan semak belukar. Dalam pembukaan lahan tanaman baru seluruh hutan yang akan dibuka harus diukur dan dipetakan.

(28)

Dalam peta rencana tanaman baru hendaknya tergambar peta jaringan jalan, saluran air teras dan arah barisan tanaman. Peta rencana tanaman baru tersebut akan menjadi pedoman kerja operasional di lapangan.

Tahapan – tahapan dari land clearing meliputi dari pembukaan lahan sampai penanaman bibit kelapa sawit di antaranya :

1. Bloking

Bloking adalah merintis atau membuat suatu blok ke blok selanjutnya dengan ukuran yang telah ditentukan.

a. Tujuan

Membuat desain blok agar memudahkan dalam kegiatan selanjutnya. Umumnya pembuatan blok itu menentukanjalan sehingga lokasi ataupun lahan tersebut mudah untuk di akses baik untuk perawatan sampai panen.

b. Dasar teori

Berdasarkan peta rencana blok, dilakukan kegiatan rintis MR (Main road) arah timur – Barat dan CR (Collection road) arah Utara – Selatan dengan menggunakan theodolite. Jarak titik pancang antar MR adalah 1.000 meter dan antar CRadalah 300 meter.

• Lebar blok 300 m dan panjang blok 1.000 m • Lebar MR 9 m dan CR 7 m (Anonim, 2009).

(29)

c. Alat dan Bahan

Alat : meteran, kompas, GPS, excavator. Bahan : solar, ajir/pancang.

d. Prosedur Kerja

1) Berdasarkan rencana pembuatan blok, dilakukan kegiatan merintis MR utara-selatan dan CR timur-barat dengan menggunakan kompas/GPS.

2) Membuat Jarak titik pancang antar MR adalah 1.000 meter dan antar CR adalah 300 meter.

e. Hasil Yang Dicapai

Prestasi kerja Bloking adalah 0.25 ha/HK selama 7 jam kerja.Dan mahasiswa mengamati kegiatan ini sekaligus mendapat materi dari Asisten Lapangan.

f. Pembahasan

Pada prinsipnya kegiatan Bloking telah sesuai dengan pedoman kerja yang ada.

2. Pancang steaking (rumpukan)

Menuntukan titik rumpukan pada setiap blok.

a. Tujuan

Adapun tujuan dari pancang steaking adalah membuat bataspancang dari rumpukan satu ke rumpukan lainnya.

(30)

b. Dasar teori

Pancang jalur rumpukan di pasang di jalur utama rumpukan batang dan berada di gawangan mati. Tinggi pancang 4 m dan harus dipasang bendera putih supaya mudah dilihat ole h operator (Anonim, 2009).

c. Alat dan Bahan

Alat : kompas, GPS,excavator/ bulldozer, meteran. Bahan : ajir yang terbuat dari bambu.

d. Prosedur kerja

1) Terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Dibuat pancangan untuk menentukan tempat perumpukan kayu.

3) Pancang steking awalnya dari titik tengah MR ( 9/2 = 4,5 m ).

4) Arah rumpukan dibuat utara – selatan.

5) Jarak pancang dari MR kerumpukan pertama 22,50 meter, setelah itu dari rumpukan pertama kerumpukan kedua 30,56 meter.

(31)

e. Hasil Yang Dicapai

Prestasi kerja stacking adalah 0,25 ha/HK selama 7 jam kerja. Dan mahasiswa mengamati kegiatan ini sekaligus mendapat materi dari Asisten Lapangan.

f. Pembahasan

Pada dasarnya kegiatan pancang Steaking telah sesuai dengan pedoman yang ada.

3. Pemancangan

Pemancangan adalah menentukan titik tanam.

a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk mengukur dan menentukan letak tanam serta jarak tanam yang sesuai untuk tanaman kelapa sawit.

b. Dasar Teori

Pada tanaman yang bertajuk lingkaran seperti kelapa sawit, dianjurkan sistem penanaman segi tiga sama sisi, karena sistem ini lebih efisien 14% daripada sistem bujur sangkar, jarak dalam barisan akan terlihat sama dengan jarak antar barisan yang disebut dengan mata lima

(Anomim, 2009). c. Alat dan Bahan

Alat : Kompas, kawat sling. Bahan :pancang ( bambu )

(32)

d. Prosedur Kerja

1) Disiapkan alat serta bahan yang akan diperlukan dalam pemancangan.

2) Ditentukan jarak pancang tanam yaitu 8,84 x 7,64.

3) Ditentukan titik awal AS dari pinggir areal dengan pancang.

4) Setiap kawat diberi tanda dengan ukuran yaitu 8,84 meter, 7,64 meter.

5) Pada saat memancang harus selalu melihat lurus kesemua jurusan dan melihat tanda di ujung blok berwarna putih.

e. Hasil Yang Dicapai

Frekuensi kerja dalam 1 hari kerja, karyawan memperoleh 715 titik ajir yang siap untuk dibuat lubang tanam, atau sekitar 5 Ha per 5 orang (karyawan borongan).

f. Pembahasan

Pada dasarnya kegiatan pemancangan telah sesuai dengan pedoman yang ada.

D. Penanaman

1. Pembuatan lubang tanam

Lubang tanam dibuat satu minggu sebelum tanam. Ukuran lubang tanam yaitu 60cm lebar atas, 40 cm lebar bawah dan 60 cm kedalaman.

(33)

a. Tujuan

Sistem lubang yang dianjurkan yaitu membuat lubang tanam satu bulan sebelum tanam.Hal ini bertujuan untuk mengurangi keasaman tanah dan mengontrol ukuran lubang yang dibuat.Selain untuk tempat meletakan bibit, pembuatan lubang tanam juga bertujuan untuk menggemburkan srtuktur tanah hingga penyerapan unsur hara yang diberikan menjadi lebih cepat dan mudah tersedia bagi tanaman.

b. Dasar Teori

Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60cm. Setelah digali luang tanam dibiarkan selama dua minggu. Tanah bagian atas dan bagian bawah dipisahkan. Setelah dua minggu dibiarkan setiap lubang diberi pupuk dasar ditabur di dalam lubang tanam (Sunarko, 2007).

c. Alat dan Bahan

Alat : cangkul, tongkat ukuran 60 cm dan ukuran 40 cm. Bahan : tanah.

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat, bahan dan tenaga kerja untuk proses kegiatan.

2) Titik pancang tidak boleh diangkat sebelum diberi tanda untuk pembuatan lubang diatas permukaan tanah sehingga pancang tepat ditengah-tengah pola tersebut.

(34)

3) Ukuran lubang tanam (60 x 60 x 40) cm.

4) Tanah hasil galian dipisahkan antara top soil, dan sub soil. Top soil diletakan disebelah selatan, dan sub soil disebelah utara secara teratur dan seragam. Setelah lubang tanam selesai digali, pancang dikemblikan diposisi semula.

5) Dinding lubang tanaman harus tegak lurus dan tidak boleh berbentuk lain.

e. Hasil Yang Dicapai

Hasil yang dicapai yaitu 20 lubang Norma prestasi yang di peroleh karyawan dalam satu hari kerja tanam/orang. Biasanya diambil oleh karyawan borongan.

f. Pembahasan

Pembuatan lubang tanam dilakukan oleh karyawan borong dan waktu kerjanya tidak menentu. Jika cuaca baik maka pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Perlu adanya pengawasan lebih dalam pembuatan lubang tanam, agar pekerja membuat ukuran lubang tanam sesuai dengan pedoman yang ada. Dan biasanya pembuatan lubang tanam dilakukan 2 minggu sebelum penanaman.

2. Menanam bibit kelapa sawit

Menanam bibit kelapa sawit umumnya dilakukan pada awal musim hujan atau diakhir musim kemarau. Penanaman sesegra

(35)

mungkin dilaksanakan apabila bibit dan lahan telah siap digunakan.

a. Tujuan

Tujuannya adalah agar tanaman tumbuh dengan baik dan menghasilkan tanaman yang produktif.

b. Dasar teori

Sehari sebelum penanaman, bibit Sudah diecer ke dalam blok bersama-sama dengan kantong yang berisi 500 gram pupuk rock posfat.dan 500 gram Master MX. Pemberian pupuk pada dasar dan dinding lubang tanam harus ditimbun dengan lapisan tanah bawah dan dipadatkan dengan cara di injak-injak (Anonim, 2000).

c. Alat dan bahan

Alat : Cangkul, Parang.

Bahan : Bibit kelapa sawit, pupuk RP dan master MX.

d. Prosedur kerja

1) Ditentukan lokasi penanaman. 2) Disiapkan alat dan bahan.

3) Ditananam bibit ke dalam lubang tanam yang telah siap, sebelum ditanami terlebih dahulu polybagnya dilepas. 4) Kemudian ditimbun kembali dengan tanah topsoil

kemudian dilanjutkan dengan tanah subsoil hingga batas leher pokok.

(36)

e. Hasil Yang Dicapai

Prestasi kerja penanaman adalah 52 pokok/HK dikerjakan oleh pekerja borong.

f. Pembahasan

Pada dasarnya kegiatan menanam bibit ke lapangan telah sesuai dengan pedoman yang ada. Hanya saja perlu ditingkatkan lagi pengawasan kepada pekerja borongan agar hasil penanaman maksimal.

3. Konsolidasi

Kegiatan ini dilakukan setelah penanaman bibit apabila posisi bibit dilihat agak melenceng maka dilakukan konsolidasi.

a. Tujuan

Menegakan posisi tanaman dan menambah tanah yang kurang agar pertumbuhannya tetap sehat dan tidak mudah tumbang apabila tertiup angin kencan

b. Dasar Teori

Konsolidasi adalah menegakkan tanaman yang doyong dengan cara menimbun pangkal batang denga tanah sehingga tanaman kembali tegak dan kokoh (Semangun,

2008).

c. Alat dan bahan

Alat : cangkul. Bahan : bibit.

(37)

d. Prosedur kerja

1) Persiapan alat dan bahan.

2) Menentukan blok/lokasi yang akan dilakukan konsolidasi. 3) Tanaman yang miring ditegakkan.

4) Apabila ada tanaman yang mati atau tidak bisa dilakukan perawatan lagi maka tanaman tersebut diganti dengan tanaman yang baru.

5) Tanah yang kurang dipadatkan ketika awal penanaman maka itu dipadatkan kembali dan menambah tanahnya yang kurang .

e. Hasil Yang Dicapai

Prestasi kerja konsolidasi adalah 102 pokok/HK dikerjakan selama 7 jam kerja.

f. Pembahasan

Pada prinsipnya kegiatan konsolidasi telah sesuai dengan pedoman yang ada.

E. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan

Di tanaman belum menghasilkan perawatan tanaman merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman.Perawatan bukan hanya ditujukan terhadap tanaman, tetapi juga pada media tumbuh (tanah). Walaupun tanaman dirawat dengan baik, tetapi

(38)

perawatan tanah diabaikan maka tidak akan banyak memberi manfaat.

Perawatan yang ada di tanaman belum menghasilkan di antaranya sebagai berikut, piringan, pengendalian gulma, pemupukan, sensus pokok, konsolidasi, penyisipan, hama dan penyakit, kastrasi, penyebukan. Adapun yang mahasiswa lakukan dalam praktek kerja lapang yaitu :

1. Kastrasi a. Tujuan

Membuang selur uh bunga jantan dan betina agar memaksimalkan pertumbuhan vegetatif.

b. Dasar Teori

Kastrasi atau ablasi adalah pemotongan bunga jantan dan betina yang masih muda pada tahap pembungaan awal pada TBM. Pemotongan dilakukan satu bulansekali sebelum panen perdana (Semangun, 2008).

c. Alat dan bahan

Alat : dodos.

Bahan : tanaman kelapa sawit.

d. Prosedur Kerja

1) Persiapan peralatan terlebih dahulu.

(39)

3) Buah yang jadi belum ekonomis dipanen karena belum merata.

4) Energy agar dimaksimalkan untuk pertumbuhan vegetatif. 5) Cara kastrasi yaitu semua bunga jantan dan betina dibuang

semua, bunga-bunga tersebut dipotong menggunakan dodos lalu diangkut kepasar pikul atau dibiarkan begitu saja.

e. Hasil yang dicapai

Prestasi kerja 0,4 ha per hari selama 8 jam kerja. Dan mahasiswa mampu mengikutinya.

f. Pembahasan

Pada dasarnya kegiatan kastrasi ini telah sesuai dengan pedoman yang ada.

F. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM)

Di tanaman menghasilkan perawatan tanaman merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman.Perawatan bukan hanya ditujukan terhadap tanaman, tetapi juga pada media tumbuh (tanah). Walaupun tanaman dirawat dengan baik, tetapi perawatan tanah diabaikan maka tidak akan banyak memberi manfaat.

(40)

Kegiatan perawatan tanaman menghasilkan selama kami praktek kerja lapang di PT.Sawit Sukses Sejahtera diantaranya sebagai berikut:

1. Chemist

Pengendalian gulma secari kimiawi yaitu menggunakan herbisida, ada yang bersifat kontak dan sistemik pemakayan bahan aktif tergantung jenis gulma yang akan dikendalikan.

a. Tujuan

Untuk menekan pertumbuhan gulma agar tanaman sawit dapat tumbuh dengan baik.

b. Dasar Teori

Pengendalian gulma dengan herbisida yang tidak terencana akan menimbulkan kerugian waktu dan biaya. Hal ini terjadi karena dengan mengabaikan komposisi gulma yang tumbuh, pergeseran jenis gulma dominan karena perbedaan respons terahap herbisida dapat mempengaruhi kebijaksanaan dan strategi yang telah ditetapkan (Semangun, 2008).

c. Alat dan Bahan

Alat : sprayer 12 liter, sarung tangan,jas pelindung,masker Bahan : air, herbisida Gromoxone, Momento ( Metil Metsulpuron) .

(41)

d. Prosedur Kerja

1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat penyemprotan.

2) Kemudian masukkan terlebih dahulu campuran herbisida Gramoxone dengan takaran 50 cc/10liter air dan Momento dengan takaran 1,25 gram/kef.

3) Setelah itu isi keep ( sprayer 12 liter ) tadi dengan air sekitar 10 liter.

4) Kemudian lakukan penyemprotan secara merata disekitar tanaman kelapa sawit yaitu gawangan atau piringannya.

e. Hasil Yang Dicapai

Untuk gawangan satu orang pekerja chemis melakukan penyemprotan 0,75 ha per hari selama 8 jam kerja.

Untuk piringan satu orang pekerja chemis melakukan penyemprotan 0,9 ha per hari selama 8 kerja.

f. Pembahasan

Pada dasarnya kegiatan chemis membersihkan gulma disekitar pokok kelapa sawit telah sesuai dengan pedoman yang ada.

(42)

2. Chemist ilalang

Pengendalian lalang sheet dilakukan dengan penyemprotanmenyeluruh ( blanket sprying ), pengendalian lalang sporadis ( berpencar ) dengan metode spot sprying sedangkan kondisi ilalang yang sudah terkontrol diberantas dengan cara wiping( diusap dengan kain yang dibalut dijari tangan ).

a. Tujuan

Memberantas ilalang yang sangat mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit.

b. Dasar Teori

Pemberantasan alang -alang secara kimiawi dilakukan dengan cara mengusap daun alang-alang dengan kain yang dicelupkan kedalam larutan racun. Pemberantasan dengan cara ini dilakukan satu bulan sekali dengan cara rotasi. Alang-alang yang merata dan meluas diberantas dengan herbisida dengan dosis yang sesuai (Sunarko,

2007).

c. Alat dan Bahan

Alat : sprayer 12 liter, sarung tangan, jas pelindung, masker,kacamata.

(43)

d. Prosedur Kerja

1) Disiapkan alat dan bahan terlebih dahulu.

2) Dicampurkan herbisida sistemik (Prima Up) dosis 50 ml per 10 liter air.

3) Penyemprotan dilakukan dengan merata digawamgam atau piringan sesuai arahan petugas dilapangan.

e. Hasil Yang Diharapkan

Satu orang pekerja melakukan penyemprotan 0,4 ha per hari selama 8 jam kerja. Mahasiswa mampu mengikutinya.

f. Pembahasan

Pada dasarnya kegiatan chemis lalang telah sesuai dengan pedoman yang ada yaitu mengendalikan gulma dengan herbisida sistemik.

3. Penyisipan

Penyisipan dilakukan pada musim hujan caranya sama dengan menanam kelapa sawit.

a. Tujuan

Tujuan dari penyisipan adalahmengganti tanaman yang telah mati agar populasi tanaman kelapa sawit maksimal.

(44)

b. Dasar Teori

Apabila penanaman dilakukan dengan baik penyisipan biasanya tidak akan lebih dari 2-3%. Ketika saat melakukan penyulaman usahakan pilih bibit yang telah lolos dari seleksi di main mursery (Sunarko, 2007).

c. Alat dan Bahan

Alat : cangkul, parang. Bahan : bibit sawit.

d. Prosedur Kerja

1) Disiapkan alat dan bahan.

2) Kemudian ditentukan blok mana saja yang akan dilakukan penyisipan.

3) Setelah itu pohon kelapa sawit yang sudah mati atau tidak normal diganti dengan bibit yang baru. Caranya sama seperti penanaman.

e. Hasil Yang Dicapai

Satu orang pekerja menyelesaikan penyisipan sebanyak 0.5 ha per hari selama 8 jam kerja.

f. Pembahasan

Pada dasarnya penyisipan dilakukan pada saat tanaman belum menghasilkan. Namun keadaan di lapangan yang terjadi adalah penyisipan dilakukan pada saat tanaman telah menghasilkan ini karena ada terdapat

(45)

tanaman yang mati didaerah lebungan dan didaerah yang tergenang air.

4. Perawatan Piringan Manual

Melakukan pengendalian secara manual tanpa menggunakan bahan kimia.

a. Tujuan

Tujuan dari peringan manual adalah membersihkan piringan dari gulma dan anakkan kayu agar memudahkan dalam kegiatan selanjutnya.

b. Dasar Teori

Daerah piringan perlu dibersihkan agar tidak ada gulma yang mengganggu tanaman kelapa sawit. Penyiangan dengan cara menggaruk piringan yaitu menarik sebagian rerumputan dan tanah kearah pangkal pohon dan sebagian laki keluar piringan. Penyiamngan dilakukan dengan rotasi sebulan sekali (Sunarko, 2007).

c. Alat dan Bahan

Alat : parang, garuk.

Bahan : gulma disekitar piringan.

d. Prosedur Kerja

1) Persiapan alat untuk bekerja.

2) Kemudian piringan dibersihkan dengan menggunakan parang.

(46)

3) Setelah itu sisa-sisa gulma dan brondolan atau pelepah, kotoran yang berserakan dipiringan tanaman kelapa sawit dibersihkan menggunakan penggaruk . 4) Jarak atau diameternya dari batang ± 2 meter.

e. Hasil Yang Dicapai

Satu orang pekerja membersihkan piringan seluas 0,33 ha per hari kerja. Dan mahasiswa mampu mengikuti kegiatan ini sampai satu hari kerja.

f. Pembahasan

Pada pasarnya kegiatan membersihkan piringan telah sesuai denga pedoman yang ada

5. Tunas Pemeliharaan (Pruning)

Membuang pelepah yang tidak bermanfaat atau pelepah yang melebihi standar.

a. Tujuan

Penunasan bertujuan untuk mempermudah aktivitas panen dan memperlancar penyerbukan.

b. Dasar Teori

Penunasan dibedakan menjadi tiga jenis yaitu, penunasan pendahuluan dilakukan 6 bulan sebelum tanaman dimutasikan masuk menjadi tanaman menghasilkan. Penunasan priodik dilakukan pada TM dengan rotasi. Penunasan panen dilakukan sekaligus

(47)

dengan panen. Kadang-kadang 1-2 pelepah samping dari pelepah penyangga ditunas sebelum tandannya dipotong

(Sunarko, 2007). c. Alat dan Bahan

Alat : Dodos ukuran 12 cm.

Bahan : Pelepah kelapa sawit yang melebihi songgo 2.

d. Prosedur Kerja

1) Penentuan blok yang tanamannya akan ditunas. 2) Persiapan peralatan penunasan.

3) Pelaksanaan penunasan.

4) Karyawan memasuki ancak masing-masing, kemudian melakukan pemotongan pelepah yang gondrong menggunakan dodos dengan hanya menyisakan songgo 2, potongan pelepah dekat dengan pohon sekitar ±5 cm.

5) Pelepah yang sudah terpotong disusun di gawangan mati dengan membentuk huruf U.

e. Hasil Yang Dicapai

Mahasiswa melakukan pengawasan penunasan dengan frekuensi kerja 1 hari, selama pengawasan karyawan berhasil menyelesaikan penunasan pada

(48)

ancaknya masing-masing yaitu 2 ha per hari selama 8 jam kerja.

f. Pembahasan

Pada dasarnya kegiatan pruning telah sesuai dengan pedoman yang ada yaitu memotong pelepah yang berlebihan dan merapikannya disekeliling pokok kelapa sawi sehingga membentuk huru ‘U’.

6. Weeding manual

Membersihkan piringan atau gawangan tanpa menggunakan bahan kimia.

a. Tujuan

Pada umumnya weeding manual yaitu bertujuan untuk membersihkan gulma yang dilakukan secara manual. Bahkan cara ini lebih efisien dari pada penyemprotan (chemist). Karena dilakukan secara manual tidak menggunakan bahan kimia atau sejenisnya.

b. Dasar Teori

Gulma sering berkembang didaerah piringan maupun gawangan. Kemunculan gulma harus ditangani sedini mungkin karena dengan cara ini pengendalian gulma bisa lebih mudah

(49)

c. Alat dan Bahan

Alat : parang, batu asah, sarung tangan. Bahan : gulma.

d. Prosedur Kerja

1) Persiapan peralatan untuk bekerja.

2) Kemudian dilakukan penebasan pada gawangan dan piringan disekitar tanaman kelapa sawit.

e. Hasil Yang Dicapai

Gawangan manual 0,25 ha per hari kerja. Piringan manual 0,33 ha per hari kerja dan mahasiswa dapat mengikuti kegiatan ini dalam satu hari kerja.

f. Pembahasan

Pada dasarnya kegiatan pembersihan gulma telah sesuai dengan pedoman yang ada.

7. Pemupukan

Pemupukan adalah salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.

a. Tujuan

Menambahkan unsur hara kedalam tanah.

b. Dasar Teori

Pupuk ESTA Kieser – MAG adalah pupuk makro dengan kandungan unsur hara : 26% magnesium. 21%

(50)

sulfur . Pupuk ESTA Kieser – MAG dengan unsur makro diberikan kepada tanaman untuk merangsang pertumbuhan buah, memperkuat akar, dan juga untuk memacu proses fisiologi seperti fotosintesis dan meningkatkan produksi buah (Anonim, 2009).

c. Alat dan Bahan

Alat : kain gendong, gallon (tempat pupuk) 25 kg dan mangkuk tabur.

Bahan : Pupuk ESTA Kieser – MAG dengan dosis 1.000 kg/pokok.

d. Prosedur Kerja

1) Penentuan blok yang akan dipupuk, blok ditentukan berdasarkan rotasi pemupukan per semester.

2) Persiapan alat dan bahan yang akan dipupuk dilakukan sehari sebelum pemupukan dilaksanakan. 3) Pupuk diangkut dari gudang besar menggunakan

mobil truk dan diecer di collection road (CR) blok yang akan dipupuk .

4) Karyawan mengambil pupuk yang sudah ditakar dan mengangkatnya menggunakan kain gendongan menuju jalur tanaman sesuai dengan arahan dari mandor bantu.

(51)

5) Pupuk ditabur merata mengelilingi tanaman menggunakan mangkuk tabur dengan jarak ± 30 cm dari tajuk tanaman dengan dosis 1 kg per pokok, dimana setiap karyawan dalam sekali masuk memupuk 17 jalur kedalan dengan 3 baris pokok tanaman.

e. Hasil Yang Dicapai

Satu orang pekerja menyelesaikan 8 karung pupuk dengan berat 50 kg per karung. Dan mahasiswa mampu menyelesaikan pemupukan sebanyak 5 karung.

f. Pembahasan

Pada dasarnya kegiatan pemupukan telah sesuai dengan pedoman yang ada.

G. Panen

Panenmerupakan rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit.Kegiatan ini memerlukan teknik tersendiri untuk mendapatkan hasil yang berkualitas.Hasil panen utama dari tanaman kelapa sawit adalah buah kelapa sawit, sedangkan hasil pengolahan buah adalah minyak sawit.

1. Potong Buah

Kegiatan potong Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang matangsesuai kriteria panen, dikeluarkan – dikumpulkan di TPH selanjutnyadiangkut ke pabrik (PKS)

(52)

untuk diolah sehingga diperoleh minyak sawitdengan rendemen yang maksimal dan berkualitas baik (Anonim,

2009). a. Tujuan

Proses memanen buah sawit adalah hal yang paling penting karena hasil yang diharapkan adalah buah kelapa sawit dan diperoleh minyak yang rendemennya maksimal dan berkualitas.

b. Dasar Teori

Faktor yang mempunyai pengaruh yang besar dalam kegiatan panendalam usaha memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitasmaupun kualitas adalah “pusingan/rotasi panen”.Keterlambatan pusingan menyebabkan kerapatan buah yang tinggidengan banyaknya buah lewat masak (overripe) dan sebagian busuk.Terlalu cepatnya pusingan akan cendrung pemanen memotongbuah mentah untuk pencapaian basis borong.

Kerapatan yang terkait dengan pusingan akan menentukan potensibuah yang dapat diperoleh pemanen, usaha untuk perole han buahsesuai dengan basis borong harus melakukan taksasi kerapatan

(53)

buahsebagai bahan pertimbangan dalam pembagian luas anca perpemanen.

Dengan selalu mengetahui kerapatan panen secara akurat pada suatu wilayah panen maka akan mudah menetapkan kebutuhan tenaga pemanen dengan target perolehan basis borong setiap pemanen (Anonim,

2009).

c. Alat dan bahan

Alat : Dodos dengan ukuran 12-14 cm dengan panjang gagang 2m, gancu, kereta dorong/ angkong dan karung pikulan.

Bahan :Tandan buah segar (TBS), brondolan.

d. Prosedur Kerja

1) Pemanen memasuki ancak pada blok yang akan dipanen berjalan pada baris tanaman sambil memperhatikan setiap pohon, mengamati jumlah brondolan pada piringan maupun tajuk tanaman karena terkadang brondolan terperangkap di pangkal pelepah.

2) Jika pemanen menjumpai buah matang, pemanen memotong pelepah dengan menyisakan songgo 2 dan menyusunnya digawangan mati.

3) Selanjutnya pemanen memotong buah matang atau buah yang berwarna merah dan telah ada yang memberondol,

(54)

dengan menggunakan dodos ukuran 12-14 cm. setelah itu buah diletakkan dipinggir pasar pikul. Pemanen wajib mengutip brondolan yang ada dipiringan dan ketiak pelepah.

e. Hasil Yang Dicapai

Pemanen ditargetkan satu hari kerja 200 Tandan Buah Segar (TBS). Mahasiswa melakukan pengawasan panen dengan frekuensi kerja 6 hari, dengan jumlah karyawan 10 orang .

f. Pembahasan

Pada dasarnya kegiatan panen yaitu potong buah telah sesuai dengan pedoman yang ada.

2. Melangsir Buah ke TPH

Melangsir buah dan membawa berondolan ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) setelah pemanen memotong buah.

a. Tujuan

Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut segera mungkin Tandan Buah Segar (TBS) beserta berondolanya dari dalam blok atau jalan pikul ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH).

b. Dasar Teori

Buah dimuat dari satu TPH ke TPH berikutnya secara berurutan, seluruh TBS dan dimuat secara tuntas tidak ada

(55)

yang tertinggal/tercecer dijalan pada saat pemuatan, denda akan dikenakan kepada kerani panen dan mandor traksi bila ada TBS dan brondolan tertinggal (Anonim, 2009).

c. Alat dan Bahan

Alat : dodos,ganju. Bahan : TBS atau janjang.

d. Prosedur Kerja

1) Buah yang telah dipotong diangkut menggunakan angkong atau dipikul ke TPH.

2) Setelah sampai di TPH janjang disusun dengan rapi yaitu sebanyak 5 baris.

3) Tangkai tandan yang terlalu panjang dipotong berbentuk hurup “V”.

4) Nomor pemanen atau nomor ancak ditulis pada setiap TPH.

e. Hasil Yang Dicapai

karyawan panen wajib mengeluarkan TBS dan berondolan dari dalam blok ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan mahasiswa mampu mengikuti kegiatan ini.

f. Pembahasan

Pada dasarnya kegiatan langsir buah telah sesuai dengan pedoman yang ada yaitu pemanen wajib mengeluarkan buah dari dalam blok.

(56)

3. Transportasi TBS

Transportasi produksi adalah serangkaian kegiatan angkutan hasil

produksi kebun berupa Tandan Buah Segar(TBS) dan brondolan ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS).

a. Tujuan

Mengangkut secepat mungkin buah sawit yang telah dipanen agar buah tidak restan.

b. Dasar Teori

Kegiatan panen setiap hari diusahakan semaksimal mungkinterkonsentrasi, tidak terpencar-pencar baik antar blok yang satu dengan blok yang lain (dalam satu seksi panen) maupun antar satu kemandoran dengan kemandoran yang lain (dalam satu estate) hal ini akan memberikan kemudahan untuk mengatur/mempersiapkan kondisi jalan/jembatan , alat transport pengaturan trip angkutan (Anonim, 2009).

c. Alat dan Bahan

Alat : gancu dan sarana transportasi yaitu truk dan jondere.

Bahan : buah dan beronmdolan kelapa sawit.

d. Prosedur Kerja

1) Disiapkan sarana transportasi.

(57)

3) Truk untuk mengirim buah kepabrik.

4) Kebutuhan truk ditentukan oleh banyaknya TBS. 5) 1 truk kapasitasnya 5 -6 ton.

e. Hasil yang Dicapai

Satu truk membawa 5-6 ton Tandan Buah Segar ke pabrik. Mahasiswa hanya mengamati kegiatan ini.

f. Pembahasan

Pada dasarnya kegiatan angkut buah ke pabrik ini telah sesuai dengan pedoman yang ada.

(58)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan disalah satu perusahaan perkebunan PT. Sawit Sukses Sejahtera dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada dasarnya Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja yang ada diperusahaan perkebunan khususnya budidaya tanaman Kelapa Sawit.

2. Dari hasil praktek kerja lapang terdapat perbedaan teori dengan praktek misalnya penanaman Legume Cover Crop (LCC) seharusnya ditanam pada saat setelah pembukaan lahan, Pembuatan lubang tanam belum sesuai dengan teori yang ada, Penanaman langsung dilakukan pada saat pembuatan lubang tanam.

3. Mahasiswa dapat memahami tata cara penggunaan alat-alat, bahan dan sarana yang ada dilapangan setelah melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL).

4. Pelaksanaan praktek yang telah dilaksanakan menambah pengetahuan Mahasiswa sehingga mampu berpikir secara praktis dalam kegiatan budidaya tanaman Kelapa Sawit.

(59)

B. Saran-saran

1. Penyedian sarana dan prasarana untuk mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja Lapang.

2. Hubungan antara pihak perusahaan dengan Polikteknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan hendaknya di pererat lagi dalam bentuk kerja sama. 3. Sarana transportasi yang masih kurang dan sangat perlu ada

perbaikan, untuk menunjang kelancaran dalam proses pengangkutan bahan dan angkutan karyawan.

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit PT.Sawit Sukses

Sejahtera.Jakarta.

. 2000. Lembaga Pendidikan Perkebunan.Yogyakarta.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis

dari Hulu hingga Hilir. Swadaya. Jakarta.

Rizsa, S. 2004. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.

Semangun. 2000. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gajah Mada

University

Press. Yogyakarta.

. 2008. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gajah Mada

University Press. Yogyakarta.

Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa

(61)
(62)
(63)

Lampiran 2. Gambar kegiatan Pengendalian Penyakit di Pre Nursery

(64)

Lampiran 4. Gambar kegiatan pemupukan Agroblen di main nursery

(65)

Lampiran 6. Gambar kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit di main nursery

(66)

Lampiran 8. Gambar kegiatan pemancangan

(67)

Lampiran 10. Gambar kegiatan penanaman kelapa sawit

(68)

Lampiran 12. Gambar kegiatan kastrasi

(69)

Lampiran 14. Gambar kegiatan garuk piringan

(70)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana

Kajian ini diharapkan dapat dipakai sebagai tambahan informasi bagi : (1) pengusaha industri tempe dan kripek tempe kedele dalam mengorganisasikan faktor

Hasil analisis secara mandiri, pemberian konsentrasi pupuk hayati dan air kelapa menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata terhadap jumlah daun (14 HST, 21 HST, 28

Penerapan teknologi tepat guna bidang pekerjaan umum yang dilakukan secara partisipatif merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bersama dengan prinsip kesetaraan serta

Kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan adalah wawancara dan observasi di bagian pihak yang terkait dengan pengadaan barang/jasa menggunakan

Prediksi kerugian acak atau risiko pada suatu model dapat dilakukan dengan menentukan distribusi risiko pada waktu risiko akan diprediksi. Selanjutnya risiko dapat diukur dengan

Sumber Data, Identifikasi Variabel, Metode Analisis, Langkah Analisis Gambaran Umum Perum BULOG, Metode ARIMA, Metode Double Exponential Smoothing.. Peramalan harga beras

Industri kecil tempe sukses dan sangat sukses memiliki profil yang relatif sama, diantaranya dalam hal pencatatan keuangan usaha, target pemasaran, pembagian peran sumberdaya