BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Serat Optik
Serat optik adalah suatu dielektrik waveguide yang beroperasi pada frekuensi optik atau cahaya. Serat optik berbentuk silinder dan menyalurkan (mentransmisikan) energi gelombang elektromagnetik dalam bentuk cahaya di dalam permukaannya dan mengarahkan cahaya pada sumbu rambatnya (receiver). Hal-hal yang mempengaruhi transmisi dengan waveguide ditentukan oleh karakteristik bahannya, yang merupakan faktor penting dalam penyaluran suatu sinyal sepanjang kabel serat optik.
3.2 Struktur Serat Optik
Stuktur serat optik biasanya terdiri atas 3 bagian, yaitu : 1.Bagian Inti (Core)
Gelombang cahaya yang dikirim akan merambat dan mempunyai indeks bias lebih besar dari lapisan kedua, dan terbuat dari kaca. Inti (core) mempunyai diameter yang bervariasi antara 5 – 50 m tergantung jenis serat optiknya.
Inti adalah sebuah batang silinder terbuat dari bahan dielektrik (bahan silika (SiO2),
biasanya diberi doping dengan germanium oksida (GeO2) atau fosfor penta oksida (P2O5)
untuk menaikan indeks biasnya) yang tidak menghantarkan listrik, inti ini memiliki jari-jari a, besarnya sekitar 8 – 200 μm dan indeks bias n1, besarnya sekitar 1,5. Inti di selubungi oleh lapisan material, disebut kulit, yang terbuat dari bahan dielektrik (silika tanpa atau sedikit doping).
2.Bagian Lapisan Selimut / Selubung atau Kulit (Cladding )
Bagian ini mengelilingi bagian inti dan mempunyai indeks bias lebih kecil dibanding dengan bagian inti, dan terbuat dari kaca.
lebih rendah dari n1.
3.Bagian Ketiga dinamakan Jaket (Coating)
Bagian ini merupakan pelindung lapisan inti dan selimut yang terbuat dari bahan plastik elastis. Struktur dari serat optik optik ini dapat diperlihatkan berikut ini :
Gambar 3.1 Fiber Optik
Gambar 3.2 susunan serat optic Sumber : Arsip Pt. Furukawa osi. 3.3 Jenis-jenis Fiber Optik
Ditinjau dari profil indeks bias dan mode gelombang yang terjadi pada perambatan cahayanya, maka jenis serat optik dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
Serat ini disebut ”Step Indeks” karena indeks bias berubah secara drastis dari kulit ke inti serat optik. Pada selubung serat optik mempunyai indeks bias yang lebih rendah dari pada indeks bias inti serat optik, akibatnya semua sinar yang memiliki sudut datang lebih besar dari sudut kritis akan dipantulkan oleh lapisan kulit serat optik.
Pada serat optik jenis ini dapat memuat beberapa sinar dengan panjang gelombang () yang berbeda sehingga dapat memuat lebih banyak sinyal informasi. Cahaya yang merambat pada step indeks serat optik tergantung pada sudut relatif terhadap sumbu, fiber optik jenis ini mempunyai diameter inti sebesar 50 m dan diameter selubung sebesar 125 m. Indeks bias inti besarnya tetap atau sama pada seluruh inti sebesar n1 sehingga perbedaan indeks bias antara inti dan selubungnya selalu
tetap.
Profil indeks bias fiber optik jenis ini terlihat seperti gambar di bawah ini.
Gambar 3.3. Step indeks multi mode fiber Sumber : Arsip Pt. Furukawa osi.
Serat optik ini pada dasarnya mempunyai diameter core yang besar (50 – 400 um) dibandingkan dengan diameter cladding (125 – 500 um). Sama halnya dengan single mode fiber, pada serat optik ini terjadi perubahan index bias dengan
Cladding
Longitudinal Section
Core Diameter inti
segera (step index) pada batas antara core dan cladding. Diameter core yang besar (50 – 400 um) digunakan untuk menaikkan effisiensi coupling pada sumber cahaya yang tidak koheren seperti LED. Karakteristik penampilan serat optik ini sangat bergantung pada macam material atau bahan yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan presentase bahan silica pada serat optik ini akan meningkatkan penampilan (performance). Tetapi jenis serat optik ini tidak populer karena meskipun kadar silicanya ditingkatkan, rugi-rugi dispersi sewaktu transmisi tetap besar, sehingga hanya baik digunakan untuk menyalurkan data atau informasi dengan kecepatan rendah dan jarak relatif dekat.
2. Kabel serat optik jenis Step indeks Single mode fiber.
Gambar 3.4. Multi mode Step Indeks Sumber : Arsip Pt. Furukawa osi.
Dalam single mode serat optik hanya terjadi satu jenis mode perambatan berkas cahaya saja, sehingga tidak akan terjadi pelebaran pulsa di tingkat ouputnya. Karena diameternya terlalu kecil (9 m) maka akan sedikit menyulitkan dalam proses
Longitudinal Section
Core Diameter
In pulse Out pulsa
Cross Section 9 m 123 m
penyambungan. Di samping itu diperlukan sumber optik yang mempunyai spektrum yang sangat sempit untuk mengusahakan efisiensi kopling yang tinggi dari sumber optik ke inti serat optik tersebut.
Karena tidak terjadi dispersi (pelebaran) pulsa maka fiber optik jenis ini akan mampu mentransmisikan informasi dengan bandwith yang besar.
3. Kabel Serat Optik Jenis Grade Indeks Multi Mode Fiber.
Fiber ini disebut ”Grade indeks” karena terdapat perubahan dalam indeks bias, dimana besarnya indeks bias inti mengecil ke arah perbatasan inti dengan selubungnya. Dengan menurunya indeks bias inti ke arah batas inti dengan selubung menyebabkan terjadinya pembiasan pada inti sehingga perambatan berkas cahayanya akan melengkung sedangkan kecepatan propagasi antara berkas cahaya yang datang dengan sudut datang yang lebih besar akan lebih cepat dibandingkan dengan berkas cahaya yang datang dengan sudut datang yang lebih kecil.
Jadi walaupun lintasan yang ditempuh mempunyai jarak yang berlainan, maka berkas-berkas cahaya yang merambat pada jenis serat optik ini akan mencapai output dalam waktu yang relatif sama sehingga pulsa pada output hanya mengalami pelebaran pulsa (dispersi) yang lebih kecil bila dibandingkan dengan pelebaran pulsa output yang terjadi pada serat optik jenis multi mode step indeks.
Gambar 3.5. Grade Indeks Multi Mode Fiber Sumber : Arsip Pt. Furukawa osi.
Multimode graded index dibuat dengan menggunakan bahan multi component glass atau dapat juga dengan silica glass baik untuk core maupun claddingnya. Pada serat
Longitudinal Section
Core Diameter
input output
Cladding inti
optik tipe ini, indeks bias berubah secara perlahan-lahan (graded index multimode). Indeks bias inti berubah mengecil perlahan mulai dari pusat core sampai batas antara core dengan cladding. Makin mengecilnya indeks bias ini menyebabkan kecepatan rambat cahaya akan semakin tinggi dan akan berakibat dispersi waktu antara berbagai mode cahaya yang merambat akan berkurang dan pada akhirnya semua mode cahaya akan tiba pada waktu yang bersamaan di penerima (ujung serat optik). Diameter core jenis serat optik ini lebih kecil dibandingkan dengan diameter core jenis serat optik Multimode Step Index, yaitu 30 – 60 um untuk core dan 100 – 150 um untuk claddingnya. Saat ini ada empat macam tipe serat optik yang sering digunakan berdasarkan ITU-T (International Telecommunication Union – Telecommunication Standardization sector) yang dahulu dikenal dengan CCITT yaitu :
1) G.652 - Standar Single Mode Fiber
2) G.653 – Dispersion-shifted single mode fiber
3) G.653 – Characteristics of cut-off shifted mode fiber cable 4) G.655 – Dispertion-shifted non zero Dispertion fiber.
Tipe serat optik G.652 adalah tipe serat optik yang sering digunakan saat ini dan semua tipe dari tipe serat optik yang ada sekarang ini menyesuaikan dengan type G.652. Saat ini tipe dari jenis serat optik mode tunggal ini dapat digunakan pada STM-1 (155 Mbit/s) untuk mencakup jarak lebih dari 1280 km tanpa menggunakan repeater (pengulang/penguat) dan pada STM 4 (622 Mbit/s) digunakan untuk jarak lebih dari 160 km dengan memakai amplifier fiber optik. Menurut ITU-T jarak yang dapat dicakup untuk STM 16 adalah sebesar 160 km, tetapi jarak tersebut hanya dapat dicapai dengan menggunakan post amplifier (penguat) optik dan pre-amplifier sedangkan untuk STM 64 jarak yang dapat dicakup adalah sebesar 40 – 80 km.
3.4 Sistem transmisi
Sistem transmisi dengan media serat optik ini apabila dibandingkan dengan teknologi transmisi yang lain, mempunyai beberapa kelebihan, antara lain;
Sistem telekomunikasi serat optik mempunyai redaman transmisi per km relatif kecil dibandingkan dengan transmisi lainnya, seperti kabel coaxial. Ini berarti serat optik sangat sesuai untuk dipergunakan pada telekomunikasi jarak jauh, sebab hanya membutuhkan repeater yang jumlahnya lebih sedikit.
2.Bidang frekuensi yang lebar.
Secara teoritis serat optik dapat dipergunakan dengan kecepatan yang tinggi, hingga mencapai beberapa Gigabit/detik. Dengan demikian sistem ini dapat dipergunakan untuk membawa sinyal informasi dalam jumlah yang besar hanya dalam satu buah serat optik yang halus
3.Ukurannya kecil dan ringan.
Dengan demikian sangat memudahkan pengangkutan pemasangan di lokasi. Misalnya dapat dipasang dengan kabel lama, tanpa harus membuat lubang polongan yang baru.
4.Tidak ada interferensi.
Hal ini disebabkan sistem transmisi serat optik mempergunakan sinar/cahaya laser sebagai gelombang pembawanya. Sebagai akibatnya akan bebas dari cross talk / power induction yang sering terjadi pada kabel tembaga. Dengan tidak terjadinya interferensi akan memungkinkan kabel serat optik dipasang pada jaringan tenaga listrik tegangan tinggi (high voltage) tanpa khawatir adanya gangguan yang disebabkan oleh interverensi gelombang.
3.5 Karakteristik Serat Optik a. Numerical Aperture (NA)
Teknologi serat optik maju pesat dan sedang berkembang pemamfatannya untuk sistem teknologi telekomunikasi maju dan handal. Penemuan serat optik sebagai media transmisi pada suatu sistem komunikasi didasarkan pada hukum Snellius untuk perambatan cahaya pada media transparan seperti pada kaca yang terbuat dari kuartz
kualitas tinggi dan dibentuk dari dua lapisan utama yaitu lapisan inti yang biasanya disebut core terletak pada lapisan yang paling dalam dengan indeks bias n1 dan dilapisi oleh cladding dengan indeks bias n2 yang lebih kecil dari n1.
Menurut hukum Snellius jika seberkas sinar masuk pada suatu ujung serat optik (media yang transparan) dengan sudut kritis dan sinar itu datang dari medium yang mempunyai indeks bias lebih kecil dari udara menuju inti fiber optik (kuartz murni) yang mempunyai indeks bias yang lebih besar maka seluruh sinar akan merambat sepanjang inti (core) fiber optik menuju ujung yang satu.
Numerical Aperture merupakan parameter yang merepresentasikan sudut penerimaan maksimum dimana berkas cahaya masih bisa diterima dan merambat didalam inti serat. Sudut penerimaan ini dapat beraneka macam tergantung kepada karakteristik indeks bias inti dan selubung serat optik.
Jika sudut datang berkas cahaya lebih besar dari NA atau sudut kritis maka berkas tidak akan dipantulkan kembali ke dalam serat melainkan akan menembus cladding dan akan keluar dari serat. Semakin besar NA maka semakin banyak jumlah cahaya yang diterima oleh serat. Akan tetapi sebanding dengan kenaikan NA menyebabkan lebar pita berkurang, dan rugi penyebaran serta penyerapan akan bertambah. Oleh karena itu, nilai NA besar hanya baik untuk aplikasi jarak-pendek dengan kecepatan rendah. Besarnya Numerical Aperture (NA) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
NA = sin ϴ ( didalam ruang hampa )
NA = n.sin ϴ ( di dalam medium yang mempunyai indeks bias n ) Sehingga di dalam udara NA = sin ϴ
NA = ϴ ( n12 – n22 )
b. Redaman
Redaman atau atenuasi serat optik merupakan karakteristik penting yang harus diperhatikan mengingat kaitannya dalam menentukan jarak pengulang (repeater), jenis pemancar dan penerima optik yang harus digunakan. Besarnya atenuasi atau rugi-rugi daya dinyatakan oleh persamaan berikut :
Redaman serat biasanya disebabkan oleh karena penyerapan atau absorpsi energi sinyal oleh bahan, efek scattering atau penghamburan dan pengaruh radiasi atau pembengkokan. Semakin besar atenuasi berarti semakin sedikit cahaya yang dapat mencapai detektor dan dengan demikian semakin pendek kemungkinan jarak span antar pengulang.
3.6 Jenis-Jenis redaman pada serat optik
Sifat sifat sangat menentukan jarak maximal antara titik transmisi dengan titik dimana signal harus didetiksi. Karena sistem dirancang beroperasi pada berbagai jarak (jarak yang berbeda–beda), signal output optik dari sistem telah disesuaikan guna melengkapi sifat-sifat fiber. Sistim tersebut mampu beoperasi pada fiber multimode (MM) seperti pada fiber single mode.
Faktor-faktor yang membatasi penggunaan fiber optik ditentukan oleh sebagai berikut :
1.Redaman dari karakteristik fisik dari fiber, yaitu : 2.Absorption atau penyerapan
3.Dispersi atau penyebaran a.Dispersi modal b.Dispersi chromatik.
4.Redaman karena sejumlah sambungan 5.Redaman karena sejumlah konektor optik.
3.6.1 Redaman dari karakteristik fisik fiber optik.
Tahanan dari konduktor tembaga menyebabkan kehilangan sebagian dari energi listrik yang mengalir melalui kabel. Core dari kabel fiber optik menyerap sebagian dari energi cahaya, hal ini dinyatakan dalam redaman kabel. Satuan yang digunakan untuk redaman optik adalah db/km. Redaman tergantung dari beberapa keadaan. Tetapi yang utama adalah bahwa redaman tergantung pada panjang gelombang dari cahaya yang digunakan. Untuk panjang gelombang diantara 700 sampai dengan 1650 nm, besarnya redaman berkurang dan untuk panjang gelombang diatas 1700 nm redaman bertambah lagi.
3.6.2 Absorption ( Penyerapan ).
Redaman untuk panjang gelombang yang tinggi (diatas 1600 nm) disebabkan oleh adanya penyerapan dari gelas. Lebih jauh lagi ada tiga daerah panjang gelombang yang dapat dibedakan, yaitu pada daerah dengan pertambahan redaman yang besar. Daerah- daerah tersebut dinamakan OH-peak yang disebabkan oleh interaksi antara berkas cahaya yang atom-atom air yang masih ada di dalam gelas. Panjang gelombang-gelombang tersebut menyebabkan osilasi yang membutuhkan energi, sehingga redaman semakin bertambah.
3.6.3 Dispersi
Pengaruh dispersi adalah pulsa-pulsa yang ditransmisikan pada ujung fiber menjadi melebar (panjang pulsa menjadi lebih besar) bila pulsa – pulsa tersebut diterima pada ujung yang lain. Konsekuensinya pengaruh tersebut akan membatasi jumlah pulsa-pulsa per unit waktu (bit rate) yang dapat di deteksi pada jarak tertentu.
Dispersi mempunyai dua penyebab utama, yaitu : 1 Dispersi modal dan
2 Dispersi chromatik.
a. Dispersi modal
Dispersi modal berpengaruh di dalam fiber multi mode. Dispersi modal tersebut terjadi sebagai akibat oleh adanya berbagai mode perjalanan cahaya pada serat optik melalui alur alur yang berbeda, setiap alur (path) mempunyai jarak yang tidak sama, sehingga setiap mode mempunyai waktu propagasi yang berbeda pula. Kebanyakan gelombang yang diradiasikan ke dalam serat optik bagaimanapun juga akan saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga kadang-kadang adanya akan saling menghilangkan.
Serat optik multi mode yang disebut graded index mengkompensasi terhadap pengaruh perbedaan delay pada derajat yang besar yaitu dengan menggunakan material yang mempunyai index bias yang lebih rendah pada lapisan luar dari core dan index bias yang lebih tinggi di pusat core. Konsekuensinya mode-mode yang berjalan melalui jalan yang lebih panjang melalui pusat core bergerak relatife lebih hemat. Hasilnya akan menyamaratakan delay propagasi dari cahaya berbanding terbalik dengan index bias ( v = c / n ). Besarnya nilai n dari materi fiber glass 1,5 memyebabkan cahaya berpropagasi dengan kecepatan 300.000 km / s / 1,5 = 200.000 km / sec. Secara kasar persamaan dapat dicapai misalnya membuat n = 1, 52 pada pusat core dan secara bertahap mengecil sampai dengan 1,50 di dekat cladding.
Gambar . 3.6. Pengaruh dari dispersi modal didalam fiber mode Sumber : Arsip Pt. Furukawa osi.
Karena hanya satu mode yang ada pada serat optik single mode, pulsa-pulsa di dalam serat optik jenis ini tidak dipengaruhui oleh dispersi modal. Tetapi bagaimanapun juga ada
efek dispersi lain, yang mempengaruhui kapasitas transmisi dari sistem single yang dapat diukur setelah pada jarak yang jauh. Efek dispersi tersebut dinamakan “dispersi chromatic“ . Dispersi chromatic adalah kombinasi dari dispersi material dan dispersi waveguide. Kedua dispersi tersebut terjadi didalam daya serat optik dari satu panjang gelombang yang merambat dengan kecepatan yang berbeda dari panjang gelombang lain.
b. Dispersi chromatic
Karena hanya satu mode yang ada pada serat optik mode tunggal, pulsa-pulsa di dalam serat optik jenis ini tidak dipengaruhui oleh dispersi modal. Tetapi bagaimanapun juga ada efek dispersi lain, yang mempengaruhi kapasitas transmisi dari sistem single mode yang dapat diukur setelah pada jarak yang jauh. Efek dispersi tersebut dinamakan “ dispersi chromatic “ (Dispersi chromatic juga memberikan kontribusi pada total dispersi pada fiber multi mode tetapi efeknya kecil dibandingkan dengan dispersi modal). Dispersi chromatic adalah kombinasi dari dispersi material dan dispersi waveguide . Kedua dispersi tersebut terjadi didalam daya optik dari satu panjang gelombang yang merambat dengan kecepatan yang berbeda dari panjang gelombang lain.
Sebagian besar sumber cahaya untuk serat optik memancarkan daya optiknya didalam spektrum ( ) dan tidak di dalam satu panjang gelombang
single. Berarti bahwa bila mengubah intensitas cahaya yang dipancarkan dari satu ujung fiber, perubahan-perubahan tersebut akan di deteksi pada ujung yang lain yang hasilnya ada sedikit perbedaan kecepatan propagasi pada bagian-bagian daya optik yang mempunyai panjang gelombang berbeda. Gambar 18 memberikan variasi propagasi akibat dari efek dispersi. Warna- warna tersebut diambil hanya sebagai contoh. Cahaya yang dikeluarkan LEDS atau laser terletak di dalam spektrum infra merah dan perbedaan yang dipancarkan relatife kecil.
Gambar .3.7. Pengaruh dari berbagai proses disperse Sumber : Arsip Pt. Furukawa osi.
Sebagian besar sumber cahaya untuk serat optik memancarkan daya optiknya didalam spektrum (λ ∆) dan tidak didalam satu panjang gelombang single. Berarti
bahwa bila mengubah intensitas cahaya yang dipancarkan dari satu ujun g fiber, perubahan-perubahan tersebut akan diteksi pada ujung yang lain yang hasilnya ada
s e d i k i t p e r b e d a a n k e c e p a t a n p r o p a g a s i p a d a b a g i a n b a g i a n d a ya o p t i k ya n g mempunyai panjang gelombang berbeda.
Gambar .3.8. karakteristik tipe dispersi chromatic Sumber : Arsip Pt. Furukawa osi.
Dispersi chromatic adalah hasil kombinasi dari efek dispersi material dan dispersi waveguide. Jika pengaruh kedua dispersi tersebut terjadi secara independen, maka keduanya boleh dijumlah. Seperti yang terlihat pada gambar 3.8. hasil penjumlahannya adalah nol untuk daerah sekitar 1300 nm. Sehingga dengan penggunaan sumber cahaya sekitar 1300 nm distorsi pulsa selama transportasi akan minimum, bahkan jika perlu kita dapat menggunakan LED dengan spektrum yang luas untuk pengganti laser (yang mahal). Hanya informasi digital dipancarkan pada pulsa yang sangat pendek (kecepatan tinggi) saja yang mengalami akibat dipersi chromatic.
.
3.6.4.Sambungan kabel dan konektor kabel
1. Loss karena sambungan kabel
Kabel biasanya dibuat dengan panjang 1 s/d 5 km, oleh karena itu diperlukan beberapa kabel yang harus disambungkan untuk menghubungkan antar terminal atau repeater. Tergantung dari teknik penyambungan yang digunakan, setiap sambungan akan
memberikan redaman yang bervariasi antara 0,1 sampai dengan 0,5 dB. Redaman tersebut harus diperhitungkan, baik ketika penyambungan yang dilakukan pada saat instalasi maupun penyambungan pada saat pemeliharaan kabel. Redaman akibat konektor optik Konektor digunakan untuk menghubungkan serat optik dengan terminal atau perangkat sifatnya tidak permanen, sehingga bisa dipindah-pindah. Harga redaman per konektor maksimum 0,5 dB.
A. alat sambung fiber optic
Alat sambung Serat Optik dikenal dengan sebutan FUSION SPLICER yaitu suatu alat yang digunakan untuk menyambung core Serat Optik yang berbasis kaca yang mengimplementasikan daya listrik yang sudah dirubah menjadi sebuah media sinar berbentuk sinar laser yang berfungsi memanasi kaca yang putus pada core sehingga terhubung kembali secara baik. Alat sambung splicer ini harus memiliki keakuratan tinggi sehingga pada saat penyambungan (splicing) bisa mendekati sempurna, karena proses terjadinya pengelasan media kaca terjadi proses peleburan kaca yang menghasilkan suatu media yang tersambung dengan utuh tanpa adanya celah karena memiliki karakter media yang memiliki senyawa yang sama. Penyambungan bisa saja tidak utuh, karena tidak mengikuti prosedur penyambungan yang benar. Bila hal ini terjadi maka proses penyambungan harus diulangi lagi, hingga mendekati redaman yg sekecil-kesilnya (dibawah 0.2 dB)
Penyambungan melalui pengelasan oleh alat sambung harus mengikuti peraturan-peraturan dan kebersihan yang ketat yang harus dipatuhi oleh seorang teknisi karena bila terjadi pelanggaranpelanggaran yang disengaja untuk memudahkan proses penyambungan maka akan mengakibatkan hasil kerja tidak sempurna karena akan menghasilkan suatu nilai dari alat sambung yang menunjukkan Bit Error Rate ( BER ) yang tinggi bila dipaksakan dipergunakan akan mengakibatkan alur transmisi ke perangkat akan tidak sempurna karena memiliki resistansi.
Gambar .3.9. FUSION SPLICER
Sumber : http://retroforce9.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-konektor-dan-pengertiannya.html
2. Konektor optik
Konektor optik digunakan oleh sistem sehingga memungkinkan unit-unit yang terdapat di dalam sistem tersebut dapat dipindah atau diganti untuk keperluan pemeliharaan. Disamping itu serat optik juga dapat dengan mudah di pindahkan dalam hal pengukuran daya optik. Konektor – konektor optik adalah perangkat mekanik yang akan menghubungkan serat optik secara meyakinkan, bila serat optik yang satu dimasukan ke konektor yang lain (disekerup bersama–sama), core dari kedua serat optik akan tersambung menjadi satu sedemikian rupa sehingga memungkinkan kehilangan daya amat kecil. Sebagai contoh, konektor yang biasanya digunakan di dalam perangkat saluran AT & T meredam signal optik sampai o,3 dB ( maximal 0,5 dB ).
Tipe – tipe dari konektor yang tersedia, yaitu :
1. Konektor FC Setahu saya, digunakan untuk jenis kabel single mode dengan akurasi yang tinggi untuk menghubungkan kabel dengan transmitter ataupun receiver. Jenis konektor ini menggunakan drat ulir dengan posisi yang bisa diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat, akurasinya tidak akan berubah.
Gambar .3.10. Konektor FC
Sumber : http://retroforce9.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-konektor-dan-pengertiannya.html
2. Konektor SC Kalo ini digunakan dalam jenis kabel single mode dan bisa dicopot pasang. Jenis konektor ini tidak mahal, sederhana dan dapat diatur secara manual akurasinya dengan perangkat.
Gambar .3.11. Konektor SC
Sumber : http://retroforce9.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-konektor-dan-pengertiannya.html
3. Konektor ST Bentuknya seperti bayonet berkunci dan hampir mirip dengan konektor BNC. Umumnya diguanakan pada jenis kabel single mode maupun multi mode. Mudah dipasang dan dicabut pada sebuah perangkat.
Gambar .3.12. Konektor ST
Sumber : http://retroforce9.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-konektor-dan-pengertiannya.html
4. Konektor Biconic Jenis konektor ini adalah yang paling senior sebab konektor ini muncul paling pertama dalam komunikasi fiber optic dan jenis ini sekarang sudah sangat jarang digunakan.
Gambar .3.13. Konektor biconic
Sumber : http://retroforce9.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-konektor-dan-pengertiannya.html
5. Konektor D4 Jenis konektor ini mirip dengan konektor FC, hanya berbeda ukurannya. Perbedaannya sekitar 2mm pada bagian ferrule-nya (pelapis ujung shaft).
Gambar .3.14. Konektor D4
Sumber : http://retroforce9.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-konektor-dan-pengertiannya.html
6. Konektor SMA Konektor ini pendahulu dari konektor ST yang sama-sama mempunyai penutup dan pelindung. Ketika konektor ST sudah berkembang maka jenis konektor ini sudah sangat jarang diguanakan. dan masih ada beberapa jenis konektor lain yang tidak bisa saya sebutkan, karena saya kurang mengetahuinya. contoh : Konektor FDDI Konektor LC
Gambar .3.15. Konektor SMA
Sumber : http://retroforce9.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-konektor-dan-pengertiannya.html
Pengaruh dari peralatan penyambung ( sambungan konektor ) adalah : 1 Redaman
2 Pantulan ( single, multiple ) 3 Modal noise.
3.7 Perawatan kabel Optik
A .Pemeliharaan Rutin
Agar perangkat maupun jaringan kabel fiber optic dapat digunakan kapan saja, dan tahan lama maka perlu diadakan pemeliharaan rutin. Pemeliharaan rutin ada 2 macam, yaitu :
Pemeliharaan perangkat SKSO / OLTE Pemeliharaan jaringan kabel optik
A.1. Perawatan Rutin Perangkat SKSO / OLTE, terdiri dari : *Pemeliharaan Harian : Check-list Perangkat OLTE.
*Pemeliharaan Mingguan
Agar peralatan pada perangkat siap pakai sewaktu-waktu, maka perlu dilakukan pemeliharaan setiap minggu satu kali yang meliputi pengecekan, pengetesan, dan pembersihan fisik antara lain sebagai berikut :
1. Alat sambung kabel serat optik (splicer). 2. Alat ukur kabel serat optik (OTDR). 3. Generator Set.
4. Mobil SKSO.
5. Alat komunikasi (Talk Set). 6. Power Meter.
7. Sarana penunjang lainnya.
*Pemeliharaan Bulanan :
Selain pemliharaan harian dan mingguan , dalam SKSO juga terdapat pemeliharaan bulanan , yang meliputi :
1) Pengecekan Manhole/Handhole
Untuk menghindari gangguan pada titik sambung (joint closure) akibat masuknya air/ lumpur pada Manhole/ Handhole dan menghilangnya tanda-tanda yang terdapat pada kabel pada Manhole/ Handhole perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Bersihkan/kuras Manhole/ Handhole yang terdapat pada titik sambung kabel optik secara rutin sesuai jadwal pemeliharaan.
2. Cek kondisi stopper yang menutupi lubang-lubang polongan, bila terjadi penyimpangan segera diadakan perbaikan untuk mencapai kondisi seharusnya. 3. Cek kondisi kabel dan penyangga kabel beserta aksesorisnya, bila ada yang
kurang/ terlepas segera diperbaiki/ diganti.
4. Mengganti tanda pada kabel jika tanda pada kabel yang sebelumnya hilang, untuk mempermudah mengetahui jenis kabel yang ada pada Manhole/ Handhole tersebut.
5. Cek kondisi tutup Manhole/ Handhole bila ada yang rusak atau catnya kusam segera diganti/ dicat ulang.
6. Sehabis bekerja pada Manhole/ Handhole jangan lupa menutup kembali tutup Manhole/ Handhole dengan rapat dan sempurna.
7. Memberi tanda berupa patok pada Manhole/ Handhole yang berada pada posisi rawan, persawahan dan perbukitan.
2) Patroli Kabel Serat Optik Tanah (Buried Cable)
Pelaksanaan patroli dengan menelusuri rute kabel sejauh 6 km/hari, agar situasi dan kondisi kabel optik dapat diketahui sedini mungkin perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Cek pipa besi galvanis jembatan kabel pada penyeberangan sungai.
2. Cek tiang beserta aksesorisnya, pondasi dan kawat duri sebagai pengaman, bila terjadi kerusakan segera dilaksanakan perbaikan.
3. Cek rute dan tanda rute (rambu-rambu) untuk mengetahui kondisi lingkungan disekitar rute kabel, apabila terdapat hal-hal yang membahayakan kabel serat
optik, misalnya longsor, rumput tinggi dan pepohonan, kegiatan penduduk karena adanya pemukiman baru, serta proyek PU/ PERUMKA maka segera diambil langkah-langkah pengamanan maupun perbaikan.
4. Cek lokasi Manhole/ Handhole tempat sambungan, untuk mengetahui kondisi lingkungan sekitar, bila terjadi hal-hal yang membahayakan segera dilaksanakan langkah pengamanan.
5. Mengganti tanda rute kabel yang berupa patok apabila patok yang lama hilang/rusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
3) Patroli Kabel Serat Optik Udara (Aireal Cable)
Cek pepohonan dan rerumputan sekitar rute yang dilewati kabel serat optik, bila membahayakan perlu dilakukan perambahan dan pemotongan.
1. Cek kondisi joint closure yang berada di tiang atau di Handhole, bila membahayakan perlu dilakukan pengamanan.
2. Patroli dilaksanakan dengan jalan kaki menelusuri rute kabel sejauh 7 km/hari, agar situasi kabel dapat diketahui sedini mungkin..
4) Pengukuran tegangan input maupun output perngkat OLTE
*Pemeliharaan 6-Bulanan :
Pengukuran core yang kosong dilakukan dua kali dalam setahun yang meliputi :
1. Mendeteksi penigkatan loss kabel (dB/km). 2. Mendeteksi peningkatan loss pada titik sambung.
3. Mendeteksi kerusakan fisik serat optik (lokalisir gangguan). 4. Pengukuran Optical Output Power OLTE
*Pemeliharaan Tahunan :
Pengukuran BER (Bit Error Rate) tingkat E-1 atau STM-1 yang Idle. Alarm test.
2. Pemeliharaan Rutin Jaringan Kabel Optik :
B. Pemeliharaan Dadakan
Pemeliharaan dadakan juga dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Pemeliharaan Dadakan Perangkat SKSO / OLTE.
2. Pada kondisi operasi normal (tidak terjadi ganguan sistem). Pada waktu terjadi gangguan pada sistem maupun perangkat, untuk mengatasi hal ini maka modul yang mengalami alarm segera diganti.
Pemeliharaan Dadakan Jaringan Kabel Optik.
Pemeliharaan dadakan pada kabel serat optik terjadi apabila kabel serat optik yang digunakan sebagai media transmisi terputus. Putusnya kabel serat optik ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu terkena senapan angin, gesekan benang layang-layang, proyek pemerintah, dan kegiatan masyarakat.
3.8 Keuntungan dan Kerugian Serat Optik a. Keuntungan Serat Optik
1. Mempunyai lebar pita frekuensi (bandwith yang lebar).
Frekuensi pembawa optik bekerja pada daerah frekuensi yang tinggi yaitu sekitar 1013 Hz sampai dengan 1016 Hz, sehingga informasi yang dibawa akan menjadi banyak.
2. Redaman sangat rendah dibandingkan dengan kabel yang terbuat dari tembaga, terutama pada frekuensi yang mempunyai panjang gelombang sekitar 1300 nm yaitu 0,2 db/km.
3. Kebal terhadap gangguan gelombang elektromagnet. Fiber optik terbuat dari kaca atau plastik yang merupakan isolator, berarti bebas dari interferensi medan magnet, frekuensi radio dan gangguan listrik.
4. Dapat menyalurkan informasi digital dengan kecepatan tinggi. Kemampuan fiber optik dalam menyalurkan sinyal frekuensi tinggi, sangat cocok untuk pengiriman sinyal digital pada sistem multipleks digital dengan kecepatan beberapa Mbit/s hingga Gbit/s.
5. Ukuran dan berat fiber optik kecil dan ringan.
6. Tidak mengalirkan arus listrik
Terbuat dari kaca atau plastik sehingga tidak dapat dialiri arus listrik (terhindar dari terjadinya hubungan pendek)
7. Sistem dapat diandalkan (20 – 30 tahun) dan mudah pemeliharaannya.
b. Kerugian Serat Optik
1. Konstruksi fiber optik lemah sehingga dalam pemakaiannya diperlukan lapisan penguat sebagai proteksi.
2. Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar yang berlebihan 3. Tidak dapat dialiri arus listrik, sehingga tidak dapat memberikan catuan pada pemasangan repeater.
Sumber : https://zethcorner.wordpress.com/2009/05/04/pemeliharaan-perangkat-dan-jaringan-kabel-optik/