• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III LANDASAN TEORI"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Definisi Pemancar

Definisi pemancar adalah perangkat elektronik yang, biasanya dengan bantuan sebuah antena, menyebarkan sebuah elektromagnetik sinyal seperti radio, televisi, atau telekomunikasi. Secara umum dalam komunikasi dan pengolahan informasi, pemancar adalah setiap obyek (sumber) yang mengirimkan informasi ke pengamat (receiver). Ketika digunakan dalam arti yang lebih umum, pita suara juga dapat dianggap sebagai contoh sebuah pemancar.

Dalam elektronik radio dan penyiaran, sebuah pemancar biasanya memiliki catu daya, sebuah osilator, sebuahmodulator, dan amplifier untuk frekuensi audio (AF) dan frekuensi radio (RF). Modulator adalah perangkat yang piggybacks (memodulasi) informasi ke sinyal carrier frekuensi, yang kemudian disiarkan. Kadang-kadang perangkat (misalnya, ponsel) berisi pemancar dan penerima radio, dengan unit gabungan disebut sebagai transceiver. Dalam radio amatir, pemancar bisa menjadi bagian terpisah dari peralatan elektronik atau subset dari transceiver, dan sering disebut dengan menggunakan bentuk singkatan; "XMTR" (Kode Morse). Di sebagian besar dunia, penggunaan pemancar secara ketat dikontrol oleh hukum karena potensi gangguan berbahaya (misalnya untuk komunikasi darurat) cukup besar. Dalam elektronik, sebuah perangkat umum adalah pemancar FM Pribadi, kekuatan pemancar yang sangat rendah umumnya dirancang untuk mengambil sumber audio yang sederhana seperti iPod, CD player, dll dan mengirimkannya beberapa meter ke standar FM radio penerima. Kebanyakan pemancar FM pribadi di Amerika Serikat diatur pada Bagian 15 dari Peraturan Komisi Komunikasi Federal (FCC).

Dalam industri kontrol proses, "pemancar" adalah perangkat yang mengkonversi pengukuran dari sensor menjadi sinyal, kondisi itu, yang akan

(2)

diterima, biasanya dikirim melalui kabel, dengan beberapa layar atau alat kontrol berlokasi jarak jauhnya. Biasanya dalam proses aplikasi kontrol "pemancar " akan mengeluarkan output analog 4-20 mA arus loop atau protokol digital untuk mewakili suatu variabel diukur dalam suatu rentang. Misalnya, tekanan pemancar akan menggunakan 4 mA sebagai representasi untuk tekanan 50 psig dan 20 mA sebagai tekanan 1000 psig dan setiap nilai secara proporsional berkisar antara 50 dan 1000 psig. (A mA sinyal 0-4 menunjukkan kesalahan dalam sistem pemancar). Teknologi lama menggunakan tekanan pneumatik biasanya berkisar antara 3-15 psig (20-100 kPa) untuk mewakili sebuah variabel proses.

Pemancar televisi adalah peralatan yang berguna untuk memancarkan sinyal RF (Radio Frekuensi) yang terdiri dari sinyak audio dan video yang diubah menjadi gelombang elektromagnetik di udara dan langsung diterima oleh pesawat penerima televisi.

Menurut tipe daerah frekuensi gelombang pembawanya sitem pemancar TV dibagi menjadi :

 Pemancar VHF yaitu pemancar dengan frequensi gelombang pembawa berada pada frekuensi sangat tinggi. Pemancar VHF dibagi menjadi beberapa saluran frekuensi (Frequensi Chanel). Saluran VHF dimulai dari chanel 2-13 dan saluran ini digunakan TVRI.

 Pemancar UHF , pemancar ini juga dibagi menjadi beberapa saluran , dimana saluran UHF merupakan sisa saluran VHF. Saluran UHF dimulai dari chanel 14-83. Trans TV Semarang memancarkan siarannya pada gelombang UHF pada chanel 29.

 Pemancar Mikrowave , jaringan ini umumnya digunakan untuk komunikasi dengan unit siaran yang ada dilapangan atau diluar studio untuk meliput suatu acara yang harus dipancarkan langsung pada saat itu juga. Jaringan microwave ini digunakan dengan pertimbangan power yang digunakan kecil , sehingga tidak memerlukan peralatan yang berukuran besar. Akan tetapi karena sifat gelombang mikro ini

(3)

adalah “ line of sight “ maka jika digunakan untuk tempat yang tidak datar (pegunungan) maka diperlukan repeater.

Pada stasiun televisi SCTV ada 3 cara pengiriman audio video : 1. Satelit

2. Microwave

3. Fiberoptik (kabel bawah tanah)

3.1.1 Satelit

Transmisi satelit menjadi penting dalam penyiaran televisi. Ada dua terminal melengkapi sistem satelit, terminal pertama untuk mengirimkan signal transmisi ke satelit (uplink) dan terminal kedua mengurus penerimaan signal dari satelit (downlink) atau disebut juga TVRO (Television Receiving Only) yang dipakai di rumah-rumah, yakni antene parabola. Materi siaran dari MCR melalui uplink dikirimkan ke satelit. Kemudian signal diterima di satelit dan dikirimkan atau dipancarkan kembali (downlink) ke relay televisi tersebut. Transmisi satelit pada proses pengiriman sinyal audio video ini umumnya digunakan SCTV untuk acara atau program live stereaming (siaran langsung)

Gambar 3.1 Satelit

3.1.2 Microwave

Salah satu fungsi dari transmisi radio adalah untuk menghubungkan antara BTS (Base Tranceiver Station) ke BSC (Base System Control) agar percakapan bisa terlaksana antara MS (Mobile Station) A ke MS B, frekuensi yang banyak digunakan di dunia telekomunikasi untuk transmisi radio adalah frekuensi 15 GHz untuk jarak dekat misalnya di perkotaan dan 7 GHz untuk link yang cukup

(4)

jauh biasanya di atas 10km jarak udara antara dua transmisi radio, hal yang mempengaruhi kualitas penerimaan sinyal (receiver level) salah satunya adalah propagasi di daerah tersebut, propagasi gelombang radio terbagi atas :

1. Gelombang permukaan, merambat “relatif dekat” dengan permukaan bumi jika dibandingkan terhadap panjang gelombangnya, contohnya pada band frekuensi LF kebawah.

2. Gelombang ruang (merupakan resultan antara gelombang langsung dan gelombang pantul), merambat “relatif jauh” dengan permukaan bumi jika dibandingkan terhadap panjang gelombangnya.

3. Gelombang langit (merupakan gelombang ruang yang dipancarkan ke langit), contoh pada band frekuensi HF dan pada frekuensi > 250 MHz.

Gambar 3.2 Microwave

3.1.3 Fiber Optik

Fiber Optik merupakan saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan data dengan cara merubah sinyal listrik menjadi cahaya. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser, leser digunakan karena mempunyai lebar spektrum

(5)

yang sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi. Di bawah ini contoh gambaran sederhana fiber optic single mode

Gambar 3.3 Fiber optic single mode

Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.

Penemuan fiber optik sebagai media transmisi pada suatu sistem komunikasi didasarkan pada hukum Snellius untuk perambatan cahaya pada media transparan seperti pada kaca yang terbuat dari kuartz kualitas tinggi dan dibentuk dari dua lapisan utama yaitu lapisan inti yang biasanya disebut core terletak pada lapisan yang paling dalam dengan indeks bias n1 dan dilapisi oleh cladding dengan indeks bias n2 yang lebih kecil dari n1.

Menurut hukum Snellius jika seberkas sinar masuk pada suatu ujung fiber optik (media yang transparan) dengan sudut kritis dan sinar itu datang dari medium yang mempunyai indeks bias lebih kecil dari udara menuju inti fiber optik (kuartz murni) yang mempunyai indeks bias yang lebih besar maka seluruh sinar akan merambat sepanjang inti (core) fiber optik menuju ujung yang satu.

Ada 3 jenis fiber optik yang populer pemamfatannya pada sistem komunikasi Fiber Optik yaitu:

(6)

1. Fiber optik multimode step index

Gambar 3.4 Fiber optik multimode step indek

2. Fiber optik multimode graded index

Gambar 3.5 Fiber optik multimode graded

3. Fiber optik single mode index

Gambar 3.6 Fiber optik single mode

Pembagian serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan : 1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :

 Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.

 Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding

(7)

cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.

Table 3.1 Serat optik

Karakteristik Nilai

Tipe Kabel Single mode

Mode Field Diameter (1310 nm) 0,5 µm Mode Field Diameter (1550 nm) 0,5 µm Diameter Cladding (1310 nm) 2 µm Diameter Cladding (1550 nm) 2 µm Attenuasi maksimum pada 1310 nm 0,4 dB/km Attenuasi maksimum pada 1550 nm 0,25 dB/km

Rugi-rugi sambungan 0,2 dB

Rugi-rugi konektor 0,5 dB

2. Berdasarkan indeks bias core :

 Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogeny

 Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil.

Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.

3.2 Operasi Dasar Transmitter

Transmitter adalah alat yang digunakan untuk mengubah perubahan sensing element dari sebuah sensor menjadi sinyal yang mampu diterjemahkan oleh controller. Sinyal untuk mentransmisikan ini ada dua macam yaitu pneumatic dan electric. Sistem transmisi pneumatic adalah transmisi menggunakan udara bertekanan untuk mengirimkan sinyal. Besar tekanan udara

(8)

yang digunakan adalah sekitar 3-15 psi. Sistem ini adalah system lama sebelum kemunculan era elektrik. Sistem transmisi elektronik adalah transmisi menggunakan sinyal elektrik untuk mengirimkan sinyal. Range yang digunakan untuk transmisi ini adalah 4-20mA.

Transmitter sendiri ada yang berfungsi sebagai pengirim sinyal saja, atau ada juga yang mengkonversi besaran yang diinginkan. Selain ditransmisikan ke controller (control room), transmitter juga memiliki display di lapangan yang digunakan untuk pengecekan secara manual. Biasanya besaran yang ditunjukkan di lapangan adalah berapa persen dari tekanan. Dari situ bisa dikonversikan menjadi berapa flowrate (jika mengukur flow) atau berapa level (jika mengukur kedalaman), dsb. Ada juga transmitter yang kemunculan nilai besarannya sudah berupa besaran yang diinginkan misalkan mengukur flow dengan differential pressure. Pada transmitter bisa langsung menunjukkan berapa besar flownya, bukan berapa besar differential pressurenya. Semakin baru teknologi yang digunakan maka semakin bagus juga performa dari transmitter tersebut.

Pada transmitter control room terdapat berbagai perangkat control yang digunakan untuk mengontrol sinyal audio video yang diterima dari master control. Perangkat ini difungsikan agar sinyal tetap sesuai dengan standar, jika selama pentransmisian sinyal mengalami penurunan level akibat rugi-rugi, maka perangkat ini akan melakukan penguatan sinyal agar kembali sesuai dengan standar yang digunakan. Standar sinyal yang digunakan oleh SCTV adalah sinyal dengan level audio sebesar 44 dB dengan sudut 45 derajat dan sinyal video sebesar 1Vpp.

Pada transmitter room terjadi proses pengolahan sinyal. Sinyal audio video dimodulasi menjadi sinyal IF dan diubah menjadi siinyal RF. Sinyal RF adalah sinyal elektromagnetik berfrekuensi tinggi yang siap dipancarkan. Untuk modulasi visual menggunakan modulasi AM dengan frekuensi 663,25 MHz, dan untuk modulasi aural menggunakan modulasi FM. Untuk frekuensi aural ada 2, aural 1 668,75 MHz, dan aural 2 668,99 MHz. SCTV menempati kanal 45 UHF. Berikut ini perangkat yang terdapat pada transmitter room antara lain :

(9)

b. RF POWER 60 KW IOT c. CHANGE OVER UNIT d. WATER COOLING UNIT

e. WATER AIR HEAT EXCHANGER

Ada 3 perangkat pemancar yang digunakan SCTV, pemancar A, B, dan C. selama proses pemancaran, pemancar yang digunakan hanya 2, sedangkan 1 pemancar lainnya berfungsi sebagai backup apabila salah satu dari kedua pemancar utama tadi mengalami gangguan.

Gambar 3.7 Pemancar Transmitter SCTV

SCTV memiliki 2 antena pemancar, satu antena utama (main antenna), dan satu lagi antenna cadangan (standby antenna). Antenna utama SCTV memiliki ketinggian 265 m dan digunakan bersama dengan RCTI melalui system combiner. Main antenna digunakan untuk memancarkan sinyal RF keruang bebas dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Standby antenna memiliki ketinggian 70 m, dengan daya pancar maksimum 40 KW, dan difungsikan sebagai cadangan apabila main antenna mengalami gangguan.

(10)

Gambar 3.8 Tower SCTV

Menurut operasinya transmitter ( pemancar ) dibagi menjadi 3 yaitu :

 High Level Modulation, Pada jenis ini sistem modulasi terjadi pada tingkat akhir yaitu antara Frekuensi Channel (FC) termodulasi sinyal video dan fc termodulasi sinyal audio dan dikombinasikan di diplexer.  IF Modulation Split Carrier, Pada jenis ini sistem modulasi terjadi pada

tingkat Intermediate Frequency (IF). IF Video dan IF Audio diperkuat secara terpisah dan kemudian dikombinasikan di diplexer.

 IF Modulation Combined Carrier, Pada jenis ini sistem modulasi terjadi pada tingkat IF, dan hasil dari penggabungan video IF dan Audio IF diteruskan ke mixer untuk mendapatkan Frekuensi Channel (FC). Lalu diperkuat secara bersama dalam satu amplifier / penguat untuk ditransmisikan.

(11)

Gambar 3.9 High Level Modulation

(12)

Gambar 3.11 IF Modulation Combined Carrier

3.3 Receiver

Receiver merupakan alat yang berfungsi sebagai pengubah sinyal RF menjadi Sinyal Audio Video agar dapat diproses lebih lanjut. Di SCTV terdapat dua receiver yang biasanya digunakan. Receiver tersebut yaitu Receiver 1 (Berisi Video, Audio 1dan Audio 2) dan Receiver 2 (Berisi Video, Audio 3 dan Audio 4)

Dalam siaran secara normal, SCTV bebas mengunakan jenis dari Receiver tersebut. Namun bila siaran yang dibeli dari Negara lain (Misalnya Sepak Bola), SCTV Scramble dari pusat yang bertujuan agar siatran di SCTV tersebut tidak dapat dinikmati oleh Negara tetangga. Pada kondisi seperti ini, Pihak SCTV menggunakan receiver 1, karena Receiver ini adalah diset dapat menerima siaran yang discramble dari pusat untuk disiarkan di Jawa Timur. Efek dari

(13)

scramble ini, pengunaan pemirsa tidak bisa menikmati acara yang ditayangkan oleh SCTV.

Bila siaran yang akan disiarkan adalah siaran NICAM (billingual), SCTV harus menggunakan receiver 2 karena receiver ini diset dapat menerim siaran NICAM tersebut.

Gambar 3.12 Receiver SCTV Jakarta

3.4 Master Control Room (MCR) Televisi

Disebut juga ruang kendali siaran televisi merupakan ruangan yang berisikan perangkat teknis utama penyiaran dalam mengontrol segala proses siaran stasiun televisi. MCR menjadi pusat dari segala kegiatan produksi siaran yang ada di stasiun penyiaran televisi. MCR sangat penting karena semua materi siaran baik acara secara langsung (live) maupun rekaman di studio, atau kejadian yang langsung dari suatu lokasi di luar studio melalui OB Van atau mobil siaran, harus melalui MCR terlebih dahulu, sebelum akhirnya dipancarkan ke satelit. Materi siaran berupa iklan, logo stasiun televisi, program-program acara, running text dan sebagainya, semuanya telah disiapkan di MCR untuk ditayangkan.

(14)

Gambar 3.13 Master Control Room (MCR) SCTV

Terdapat tujuh bagian dalam system MCR :

 Video Tape Recording (VTR) Material Room, pada bagian merupakan tempat penyediaan materi-materi program siaran yang berbentuk tape atau kaset siap tayang seperti sinetron, program non-drama. VTR berfungsi merekam dan melihat rekaman pada proses produksi, dapat juga digunakan untuk meng-capture (mengubah rekaman dari kaset pita ke digital). Format yang digunakan, antara lain VHS, S-VHS, dan MiniDV. Kaset-kaset tersebut di barcode atau dikomputerisasikan sehingga terdapat pembagian segmen untuk sebuah program acara. Kemudian setelah dibagi, di input ke Flexicart atau mesin pemutar materi program. Misalnya suatu program sinetron akan tayang pada tanggal 7 November pukul 7 malam, dengan durasi 64 menit dan akan dibagi menjadi lima segmen untuk Running File program tersebut. Selain membagi segmen program, bagian VTR juga menyuplai keperluan materi iklan. Apabila ada materi iklan yang tidak sesuai dengan format yang ada pada ruangan VTR, maka meteri kaset tersebut akan diubah menjadi materi yang siap tayang. Kebayakan stasiun televisi saat ini, sudah meminta perusahaan iklan yang ingin memasuki iklan, agar memasukkan format iklan yang sesuai.

(15)

Gambar 3.14 Ruang VTR (Video Tape Recording) SCTV

 Studio, Studio merupakan tempat untuk memproduksi dan menyuplai program-program stasiun televisi. Proses produksi di studio harus terkoneksi dengan MCR. Ketika program acara diproduksi di studio, MCR menjadi penting untuk mengatur jalannya produksi. Video dan audio akan dikirim ke MCR. Produksi program di studio dapat secara live (langsung disiarkan ke pemirsa) misalnya program musik, olahraga, dan berita ataupun secara recording (program acara direkam terlebih dahulu atau dikenal dengan taping). Di dalam studio terdapat beberapa sistem yang terintegrasi yaitu audio (system mixer), video (system camera), pencahayaan (system lighting) dan seni (art design).

(16)

Gambar 3.15 Ruang studio SCTV

Siaran Langsung (Live Event), Siaran langsung merupakan suatu proses produksi yang sesuai dengan kenyataan saat itu sehingga apa yang dilihat di televisi pemirsa merupakan gambaran nyata baik waktu maupun lokasi. Siaran langsung memiliki risiko kegagalan baik masalah teknis maupun operasional. Siaran langsung mempunyai slot waktu program yang sulit diprediksi ketepatan selesainya, sehingga seandainya acara langsung gagal, otomatis mengganggu runtutan acara berikutnya.

 Presentasi, Presentasi merupakan pengendali utama sebuah siaran berlangsung. Bagian ini merupakan pengatur waktu baik kapan program acara on air (berupa live atau taping) maupun waktu iklan atau komersial akan ditayangkan. Selain itu, bagian presentasi juga bertugas mengatur naik atau turunnya logo televisi, running text. Sistem presentasi memiliki main switcher atau switcher utama yang saling terhubung dengan computer control switcher dan computer control superimpossed. Switcher merupakan alat untuk memilih satu gambar dari berbagai sumber untuk

(17)

disiarkan atau direkam. Untuk sumber lainnya seperti logo, running text, bumper, dan sebagainya juga akan masuk ke main switcher.

Master Control Console, Bagian ini sebagai pemantau alur sinyal audio dan video. Master control console sebagai penyangga utama penyelenggaraan siaran, membagi sinyal input kebagian lain (studio, presentasi, transfer room), koordinasi utama saat siaran langsung.

Ruang Transfer (Transfer room), Ruang transfer atau transfer room disebut juga sebagai bagian rekam atau recording. Bagian transfer memberikan input untuk materi siaran yang siap tayang. Bagian transfer dapat merekam materi live atau siaran tunda, merekam acara off air (hasil on air yang sudah ke masyarakat) guna keperluan saksi ke pemasang iklan (Broadcast On Air Whitness)[7]. Bagian transfer sebagai perekam materi acara yang belum berformat digital.

Transmisi Up-link, Ruang transmisi merupakan bagian yang menyiarkan sinyal-sinyal audio dan video ke masyarakat. Bagian ini berhubungan dengan frekuensi, daya pancar transmitter, gelombang pemancar, converage area pancaran stasiun televisi, perizinan alokasi frekuensi dengan departemen perhubungan dan lain-lain Dalam penyiaran televisi, transmisi sebagai pemancar gelombang elektromagnetik dengan dua tipe, yaitu pola penyiaran tatap muka langsung (line off sight) dan pola satelit uplink dan downlink. Line off sight menggunakan gelombang pendek (microwave) yang biasanya untuk keperluan stasiun relay dalam kota (TX Site). Satelit uplink dan downlink menggunakan media satelite repeater untuk keperluan televisi daerah (TX Relay).

(18)

Gambar 3.16 Transmisi uplink

3.5 Hubungan Master Control Room ke Pemancar

Program siaran yang siap ditayangkan ke pemirsa dari MCR disalurkan ke stasiun-stasiun pemancar pusat maupun relay. Penyaluran program siaran televisi dilakukan melalui transmission line, microwave, satellite :

Transmission line, menggunakan kabel koaksial atau serabut optik. Program dari MCR disalurkan ke pemancar dalam satu komplek dengan jarak yang dekat.

Microwave, menggunakan frekuensi radio gelombang mikro. Program dari MCR disalurkan ke pemancar dari lokasi yang berbeda dengan jarak yang

(19)

cukup jauh. Transmisi microwave biasanya digunakan untuk live event dari lapangan ke studio, atau untuk backup dari studio ke stasiun relay terdekat

Satelite, menggunakan frekuensi radio gelombang mikro. Program dari MCR disalurkan lokasi yang berbeda dengan jarak yang sangat jauh. Satellite merupakan transmisi dari studio ke stasiun relay di seluruh Indonesia.

3.6 Multimode Exciter (MEX)

Multimode exciter (Mex) merupakan salah satu bagian dari change over unit pada B618 180 KW IOT (1+1+1) active reserve pemancar SCTV. SCTV menggunakan merk ITELCO untuk exciternya. Exciter adalah initi dari transmitter. Kualitas pemancarnya juga sangat ditentukan oleh exciternya. Dengan exciter yang bagus maka performance yang excellent maka hamper sudah dipastikan kualitas pemancarnya juga bagus. Meskipun kualitas power amplifier juga menentukan, namun sebagai peralatan ditingkat awal maka kualitas exciter yang baik mutlak diperlukan dan ditingkat exciterlah segala perbaikan kualitas diproses.

Sinyal yang dikirimkan oleh master control (control room) diterima oleh transmitter area, kemudian pada bagian transmitter control room sinyal tersebut dilewatkan pada suatu audio video processing agar diperoleh sinyal dengan standart performa tertentu. Sinyal dengan standart performa tertentu inilah yang kemudian dijadikan input bagi exciter.

Exciter pada dasarnya berfungsi untuk memproses sinyal audio video menjadi sinyal IF yang kemudian diconverter menjadi sinyal RF yang siap untuk dipancarkan melalui antenna pemancar. Performa dari sinyal yang dihasilkan oleh suatu transmitter dipengaruhi oleh pengolahan sinyal pada exciter yang digunakan. Frekuensi IF yang dipakai sebagai standart adalah 38,9 MHz untuk visual, 33,4 MHz untuk kanal suara 1, dan 33,05 MHz untuk kanal suara 2 (Nicam).

(20)

Exciter terdiri dari beberapa modul plug-in, masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Modul-modul ini dirancang supaya mudah dilepas dari unitnya dan diuji secara terpisah. Dengan perancangan ini exciter lebih fleksibel dalam penggunaannya, lebih mudah perawatannya, dan memungkinkan penambahan fitur sesuai keinginan pemakai.

Gambar 3.17 Exciter

Exciter ini memiliki dua cara dalam pengolahan sinyal audio video. Cara pertama dengan metode separase amplification, dimana output RF sinyal audio dan video terpisah dari exciter. Cara kedua adalah common amplification, dimana output exciter sudah berupa sinyal RF audio video yang dijadikan satu. SCTV menggunakan exciter dengan common amplification. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada blok diagram berikut.

(21)

Gambar 3.18 Blok diagram exciter

Dari gambar blok diagram exciter terdiri dari: a. AF Input

b. Video Input

c. IF Modulator Vision Sound d. Precorrector Unit

e. IF/RF Linearity f. UHF Local Oscillator g. RF Amplifier

h. RF Power Amplifier and Measure

i. HS Ref (High Stability Reference Oscillator)

3.6.1 AF Input

AF Input berfungsi sebagai pemroses sinyal AF (Audio Frequency) untuk diproses menjadi modulasi frekuensi. Sebuah selector ditempatkan didepan panel selector ini berfungsi untuk memilih mode transmisi, mode mono atau mode stereo (dual audio/NICAM). AF input didesain agar dapat berfungsi pada

(22)

system Dual Audio Nicam dengan 2 alternatif fungsi nyang dapat dioperasikan, yaitu :

1. Mono Function

2. External Encoder Function AF input sendiri terdiri dari :

a. Audio Input adferxiation, yaitu mengurangi / menambah level deviasi audio

b. Pre Emphasix Insertion, yaitu mencegah kecacatan pada sinyal terima sebelum sinyal tersebut diproses demodulator

c. Fucntioning Mode Selektor, yaitu memili mode yang akan digunakan (mono / stereo)

3.6.2 Video Input

Video input memproses sinyal video agar memiliki level dan delay envelope yang sesuai untuk kemudian diteruskan ke IF modulator.

Di dalam video input ada beberapa bagian penting, yaitu sync separator yang berfungsi untuk memisahkan antara sync dengan videonya. Video level trimmer berfungsi untuk mengatur modulasi sinyal video. Video input terdiri dari :

a. Video input gain level, yaitu mengurangi/menambah level sinyal audio b. Sync separator and generator, yaitu memisahkan sinyal sinkronisasi,

kemudian membangkitkan kembali dalam kondisi yang normal

c. White limiter, yaitu membatasi level video (putih) agar tidak terjadi overmodulasi

d. Group delay precorrector, yaitu memperbaiki kecacatan karena terjadinya delay proses pengiriman sinyal

(23)

3.6.3 IF Modulator Vision Sound

IF modulator memodulasi sinyal video, sinyal audio 1, dan sinyal audio 2 yang berasal dari video input dan AF input dengan frekuensi menengah (intermediate frequency/IF).

Sinyal video dimodulasikan dengan metode modulasi amplitude dengan frekuensi carrier sebesar 38,9 MHz. sinyal audio 1 dimodulasikan dengan metode modulasi frekuensi dengan frekuensi carrier sebesar 33,4 MHz. sinyal audio 2 yang berupa IF Nicam termodulasi dari external encoder dengan frekuensi carriernya sebesar 33,050 MHz.

IF modulator terdiri dari : a. Modulator

b. Output IF Modulator

c. Audio 1, Audio 2, Carrier level d. VSB filter

(24)

(a) (b)

Gambar 3.20 Sinyal Output IF Modulator

3.6.4 Precorrector Unit

Precorrector unit dirancang dalam 2 tipe, common amplification dan separate amplification. Precorrector unit berfungsi sebagai pengganti rugi-rugi yang disebabkan oleh distorsi yang diakibatkan oleh penguat tingkat akhir pada transmitter dan meminimalkan intermodulasi. Unit ini bekerja pada frekuensi tingkat menengah (Sinyal IF). Prinsip kerjanya adalah dengan membangkitkan distorsi yang mempunyai amplitude yang sama tetapi berbeda phase dengan distorsi disebabkan oleh penguat akhir. Precorrector unit terbagi atas dua unit :

1. Differential phase and incident phase correction 2. Intermodulation, linearity, and differential gain

Differential gain adalah perubahan presentasi level saturasi warna akibat akibat perubahan amplitude sinyal subcarrier saat terjadi perubahan pada level luminans. Differential phase adalah perubahan dari level hue warna akibat

(25)

perubahan phase sinyal subcarrier saat terjadi perubahan pada luminans. Idealnya ketika luminans berubah, saturasi dan hue dari warna tidak boleh berubah. Pengaruh dari differential gain yang terjadi pada televise penerima adalah warna yang akan terlihat pudar dari warna aslinya. Sedangkan pengaruh dari differential phase adala prubahan warna, misalkan seharusnya warna merah, dan kemudian yang muncul warna oranye.

ICPM (Incidental Carrier Phase Modulation) terjadi ketika phase gambar dipengaruhi oleh level sinyal video. Efek pada gambar jarang terlihat, tetapi pada suara terdengar suara dengung. Pada system intercarrier suara, carrier gambar bercampur dengan carrier suara FM. Precoorector unit terdiri dari :

 Equalizer, yaitu mengkoreksi group delay akibat proses modulasi  Differential phase corrector, yaitu mengkoreksi perbedaan phase (DP)  ICPM corrector, yaitu mengkoreksi cacat yang terjadi setelah proses

modulasi

 Intermodulation corrector, yaitu mengkoreksi/mengurangi adanya intermodulasi (gabungan dari pencampuran 2 sinyal atau lebih). Corrector ini terdiri dari 3, antara lain

1. IMD SYNC, yaitu mengurangi intermodulasi di Sync

2. IMD BLACK, yaitu mengurangi intermodulasi di Black level 3. IMD WHITE, yaitu mengurangi intermodulasi di White level

3.6.5 IF/RF Linearity Corrector

IF/RF linearity corrector berfungsi untuk mentransmisikan sinyal IF menjadi sinyal RF, sekaligus menjalankan proses precorrection bersama dengan precorrection unit. Untuk menekan berbagai sinyal yang berlebih atau sinyal emisi, sinyal IF dilewatkan pada suatu band bass filter.

Output dari precorrector masuk ke input IF/RF Linearity. Setelah proses, output yang dihasilkan ada dua. Output yang pertama dikembalikan ke precorrector, disini hanya dikoreksi sync nya saja, hasil pengkoreksian dijadikan referensi. Output yang kedua diteruskan ke single point predorrector. Disini

(26)

terjadi pengkoreksian final sebelum diubah menjadi sinyal RF. IF/RF linearity corrector terdiri dari :

 Linearity corrector, yaitu mengurangi cacat-cacat tidal linier akibat proses modulasi

 IF/RF corrector, yaitu merubah sinyal IF (38,9 MHz untuk video) menjadi sinyal RF (UHF/VHF) dengan cara mencampur frekuensi IF dengan frekuensi dari local oscillator.

 VSB filter, yaitu hanya meloloskan frekuensi yang dikehendaki sedangkan frekuensi lainnya di attenuasi.

3.6.6 UHF Local Oscillator

Local oscillator membangkitkan sinyal sintesis yang dibutuhkan untuk mengkonversi sinyal IF menjadi sinyal RF dan sebaliknya. Frekuensi dari local oscillator ini diatur dengan menggunakan rangkaian PLL (Phase Lock Loop). Range frekuensi dari local oscillator ini adalah 470-860 MHz.

PLL adalah suatu system umpan balik dimana sinyal umpan balik digunakan untuk mengunci frekuensi dan phase output pada suatu frekuensi dan phase sinyal input. Bentuk sinyal input bias berupa sinyal sinus atau digital. PLL digunakan untuk oscillator, filter, control kecepatan motor, modulasi-demodulasi, dan beragam aplikasi lainnya.

3.6.7 RF Amplifier

RF Amplifier adalah penguat daya pertama setelah pengkonversian sinyal IF menjadi RF. Penguatan ini ditujukan untuk mencapai level daya yang dibutuhkan untuk dilimpahkan pada penguat akhir. RF Amplifier terbagi atas:

 RF amplifier assembly, yaitu input sinyal RF yang berasal dari IF/RF converter diumpankan pada wide band amplifier yang memiliki penguatan sekitar 32 dB

 Control assembly, yaitu merupakan rangkaian yang digunakan untuk mengkontrol performa penguatan dari RF amplifier, dimana pengkontrolan dapat dilakukan secara manual ataupun otomatis.

(27)

3.6.8 RF Power Amplifier and Measure

RF power amplifier berfungsi untuk menguatkan sinyal dari RF amplifier agar cukup untuk input ke FINAL AMPLIFIER. RF amplifier adalah penguat RF power amplifier dapat menaikkan sinyal RF hingga 50W tergantung tipe exciternya. SCTV memakai tipe amplifier yang dapat menaikkan hingga 10W. Modul ini juga berfungsi sebagai pelindung dari terjadinya overtemperature dan overcurrent. RF amplifier ini menggunakan dua buah system pendingin yaitu convection cooling system dan forced air cooling system. Untuk memonitor temperaturnya digunakan sebuah temperature detector.

3.6.9 HS. Ref (High Stability Reference Oscillator)

Rangkaian ini merupakan suatu frekuensi generator dengan stabilitas yang tinggi yang mampu menghasilkansinyal dengan karakteristik amplitude, frekuensi dan phasenya stabil terhadap waktu. Sinyal keluaran dari refensi oscillator digunakan untuk mengirimkan sinyal referensi pada I.O. Rangkaian ini tidak memiliki modul tersendiri, tetapi berada dalam modul local oscillator.

3.7 Perangkat Input Monitor (PIM)

Program Input Monitor atau yang biasa disingkat dengan PIM adalah kumpulan perangkat monitoring dan control yang termasuk di dalamnya receiver dan display. Program input monitor terdiri dari :

1. Receiver Downlink dan Audio Delay, Perangkat satu dan dua merupakan receiver dari frekuensi downlink. Yang pertama untuk sat1 atau parabola receiver 1 dan yang kedua untuk sat2 atau parabola receiver 2. Perangkat ketiga dan keempat adalah yang kita sebut sebagai audio delay. Yang ketiga itu untuk sat1 dan yang keempat untuk sat2. Kecepatan rambat audio lebih cepat dibandingkan video karena video itu sendiri lebih kompleks dan terdiri dari banyak komponen misalnya warna, luminant, chroma dan lain lain. Oleh karena itu, diperlukan alat/perangkat untuk memperlambat laju audio, agar video dan audio bisa sinkron saat diterima

(28)

dan disiarkan. Audio delay di set secara manual, disesuaikan dengan laju video. Settingan yang sedang dipakai adalah 57 ms.

Gambar 3.21 Receiver Downlink dan Audio Delay

2. Channel Select / Routing Swicther, Perangkat ini disebut routing switcher atau Channel select, yaitu perangkat yang bergunauntuk memilih source output/ keluaran untuk disiarkan. LED berwarna merah dan hijau disebelah kanan menunjukkan bahwa switch sedang di lock, jadi apabila kita menekan salah satu tombol source output, channel tidak akan berganti. Sedangkan LED yang berada ditengah mengidentifikasikan bahwa source output yang sedang kita pakai adalah dari FO back up. LED merah mengidentifikasikan audio, dan hijau mengidentifikasikan video. Selain Fo back up, kita punya source output; FO main, Microwave, sat rec1, sat rec2, dan seterusnya.

Gambar 3.22 Chanel Select

3. Audio Processor, Dua perangkat selanjutnya adalah audio processor. Perangkat pertama adalah audio processor untuk mono dan yang kedua

(29)

adalah untuk stereo. Processor sendiri artinya adalah perangkat yang menjadi pusat kontrol. Maka, audio processor adalah perangkat yang berfungsi untuk memberi pengaturan pada audio atau suara, contohnya: treble, bass, dll sehingga audio tersebut memenuhi standar kualitas untuk disiarkan. Apabila processor mono dimatikan, maka televisi yang masih menggunakan settingan mono tidak akan menerima suara, namun apabila processor stereo yang dimatikan, televisi stereo masih bisa menerima audio mono.

Gambar 3.23 Audio processor

4. Monitor,Nah, kalau yang ini namanya MONITOR. Perangkat nomer satu yang sebelah kiri adalah monitor audio level dan yang sebelah kanan adalah monitor video level. Sementara, perangkat nomer dua adalah monitor switch. Dari situ, kita bisa melihat hasil output dari berbagai receiver. Ada fiber optic main dan back up, microwave, receiver downlink 1 dan 2, serta hasil demodulator atau hasil akhir ketika audio dan video telah di gabung dan siap di siarkan. Selain itu ada processor, yaitu output dari audio dan video processor yang telah di jelaskan di perangkat sebelumnya Setelah itu ada dvd output, yaitu keluaran dari rekaman dvd recorder. Semua ouput yang ada di monitor switch akan muncul pada televisi monitor.

(30)

5. Televisi Monitor, Perangkat ini letaknya persis diatas monitor audio-video level, televisi kecil ini gunanya untuk menampilkan hasil siaran dari monitor switch yang kita pilih.

Gambar 3.25 Televisi monitor

6. DVD Recorder, Perangkat selanjutnya ada dvd recorder, yang atas dan

yang bawah fungsinya sama. Yaitu untuk merekam siaran off air 24 jam. Kapasitas dvd yang dipakai hanya cukup untuk merekam selama tiga jam, nah dvd recorder ini merekam secara bergantian. Timer pada recorder di set setiap harinya, jadi ketika salah satu recorder selesai, otomatis recorder satunya akan mulai merekam. Rekaman ini selanjutnya akan digunakan untuk kepentingan administrasi iklan, dengan adanya rekaman, perusahaan stasiun televisi mempunyai bukti bahwa iklan dari suatu perusahaan telah diputar.

Gambar 3.26 DVD recorder

7. DVD RW, Kalau perangkat sebelumnya adalah alat perekam, yang ini adalah dvd nya. Ada sekitar 800an dvd dalam rak yang berisi file off air. Dvd-dvd ini selalu di rolling, jika nomer terakhir sudah dipakai,

(31)

penggunaan akan diulang lagi dari urutan pertama, dan hasil record yang ada pada dvd tersebut akan di format dan diisi oleh file record yang baru lagi. Begitu seterusnya.

Gambar 3.27 DVD RW

8. Recorder, Yang ini juga recorder, tapi menggunakan hard disk, bukan dvd.

Konsepnya sama seperti dvd recorder. Perekam ini digunakan sebagai cadangan kalau-kalau dvd recorder ada masalah.

Gambar 3.28 Recorder

Sesaat setelah data diterima dari SCTV Tower, data masuk ke dalam PIM atau Program Input Monitor.

(32)

Selanjutnya, data yang terdiri dari video dan audio ini dimodulasi di dalam perangkat yang bernama EXCITER.

Gambar 3.30 Exciter

Setelah data berhasil di modulasi, selanjutnya data ditransmisikan melalui waveguide yang kemudian di combine dengan frekuensi dari stasiun televisi RCTI.

Gambar 3.31 Combiner

SCTV dan RCTI mempunyai tower yang sama, tetapi dalam memancarkan sinyal, kedua stasiun tv itu menggunakan frekuensi yang berbeda.

Referensi

Dokumen terkait

Dette skjedde til tross for at den kinesiske valutaen gjennom dette året styrket seg mot de fleste andre lands valutaer, i det den amerikanske dollaren, som yuan var bundet til, ble

“Selamat siang bu, sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu, sekarang kita ketemu lagi" “#agaimana bu, sudah dilakukan latihan tarik naas dalam, pukul  kasur

Terapi SEFT (Spiritual Emosional Freedom Technique$ dapat digunakan sebagai salah satu teknik terapi untuk mengatasi masalah emosional dan !isik, yaitu dengan melakukan totok

Pada penelitian kali ini bertujuan untuk Mengkaji karakteristik Biogas setelah proses pemurnian dan tanpa pemurnian dengan pengaruh tekanan dan laju aliran

1) Nomor tabel (daftar) yang diikuti dengan judul ditempatkan simetris di atas tabel(daftar), tanpa diakhiri dengan titik. Semua kata dalam judul tabel

Keinginan ini diwujudkan dalam hal terbukanya kesempatan yang luas bagi warga untuk bekerja di perusahaan, dapat membantu pembangunan infrastruktur di desa, membuka

Komitmen dari seluruh komponen organisasi berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyusunan APBDdengan nilai signifikansi sebesar 0,033 < 0,05.Kondisi ini menunjukkan

Untuk orang Indonesia atau warga negara asing yang memiliki kartu KITAS/KIMS, harga kamar Garden yang berlaku di periode 20 - 27 Sept 2011 adalah Rp 1,800,000 per kamar per