ANALISIS DEFORMASI JEMBATAN
SURAMADU AKIBAT PENGARUH ANGIN
MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN
GPS KINEMATIK
Oleh :
Lysa Dora Ayu Nugraini
3507 100 012
Dosen Pembimbing :
DEFORMASI
Deformasi merupakan
suatu proses perubahan : - bentuk
- dimensi dan
- posisi dari suatu materi
baik merupakan bagian dari alam ataupun buatan manusia dalam skala
ruang dan waktu
yang terjadi akibat
: adanya respon suatu benda terhadap tekanan
tertentu.
dp
d
p= r’
p-r
p= d
p(X
p, Y
p, Z
p; t)
Pola Vibrasi
Jembatan
Pergeseran posisi
(Displacement)
Deformasi
Latar Belakang
RUMUSAN MASALAH :
1. Bagaimanakah
pengaruh angin
terhadap deformasi
pada Jembatan
Suramadu ?
2. Berapakah besar nilai
deformasi Jembatan
Suramadu akibat
pengaruh angin ?
TUJUAN :
melakukan analisis
pengaruh angin
terhadap deformasi
Jembatan Suramadu
melalui pola getar
(vibrasi) dan pergeseran
posisi jembatan.
MANFAAT :
diharapkan dapat digunakan
sebagai salah satu deteksi
awal ada tidaknya perubahan
struktur jembatan dan
pertimbangan dalam
monitoring kondisi jembatan
dalam rangka
mempertahankan usia teknis
Jembatan Suramadu dan
upaya pemeliharaannya
.Batasan Masalah
•
•
•
GPS 2
GPS 1
Lokasi Penelitian
BENTANG TENGAH
JEMBATAN SURAMADU
GPS 1
GPS 2
Madura
Surabaya
GPS 2
GPS 1
Data dan Peralatan
DATA :
* Data Primer
Data pengamatan GPS
- 1 Januari 2011
- 12 Mei 2011
- 13 Mei 2011
* Data Sekunder
data kecepatan angin
Peralatan :
* Rover : GPS Geodetik Topcon
HiPer pro
* Base : cors (GPSTopcon GB 1000)
* Anemometer
Metodologi Pengukuran
• metode pengukuran GPS Kinematik
• untuk menghindari kesalahan dan bias
pengukuran, digunakan metode pengukuran
triple difference dengan batas penerimaan
sinyal satelit 15˚
Diagram Alir Pengolahan Data
GPS Rover titik GPS1
dan GPS2 Base Station SP3 GPS week
1616 dan 1635
Raw Data Pengukuran 1 Januari, 12 Mei dan 13 Mei 2011
Post-Processing
Koordinat (X,Y) Hasil Pengukuran titik GPS 1 dan GPS 2 Pengukuran 1 Januari, 12 Mei dan 13 Mei 2011
ρ+σ.K≤X≤ρ-σ.K
Perhitungan Toleransi 95% Ketidakpastian Koordinat (X,Y) Pengukuran 1 Januari, 12
Mei dan 13 Mei 2011
Plotting Koordinat (X,Y) Titik GPS1 dan GPS2 Pengukuran 1 Januari, 12 Mei dan 13 Mei 2011
95% Ketidakpastian Pola Koordinat 1 titik GPS1 dan
GPS2 Pengukuran 1 Januari, 12 Mei dan 13 Mei 2011 Eliminasi
Data Kecepatan Angin 0,017 Hz tanggal 1 januari, 12 Mei dan 13
Mei 2011
Ekstraksi Nilai Kecepatan Angin Menjadi Vektor (X,Y)
Interpolasi Kecepatan Angin Menjadi 0,2 Hz Vektor Kecepatan Angin (X,Y) 0,2 Hz tidak ya A B
Diagram Alir Pengolahan Data
Cek Outliers koordinat (X,Y)
Moving Average Filter
Pola Koordinat 2 Titik GPS1 dan GPS2 Pengukuran 1 Januari, 12
Mei dan 13 Mei 2011
Perhitungan Pergeseran Koordinat Jembatan Koordinat (X,Y) Titik GPS1 dan GPS2 Pengukuran 1 Januari, 12 Mei dan 13 Mei 2011
Pola Getar Jembatan Suramadu dan nilai Pergeseran Posisi (X,Y) Jembatan Terhadap Rata-Rata Koordinat (X,Y) Jembatan titik GPS1 dan GPS2
Pengukuran 1 Januari, 12 Mei dan 13 Mei 2011
Perhitungan Korelasi Koordinat Pergeseran Jembatan Pengukuran 1
Januari, 12 Mei dan 13 Mei 2011 Terhadap Beban Dinamik Angin Tanggal
1 Januari, 12 Mei dan 13 Mei 2011
Nilai Pergeseran Koordinat Jembatan Koordinat (X,Y) Akibat Beban Dinamik Angin
Tanggal 1 Januari, 12 Mei dan 13 Mei 2011
Nilai Korelasi Koordinat Pergeseran Jembatan Dengan Beban Dinamik Angin Tanggal 1 Januari, 12 Mei dan 13 Mei 2011
Analisis Koordinat Pergeseran Jembatan Akibat Beban Dinamik Angin
Grafik Korelasi Koordinat Pergeseran Jembatan Koordinat (X,Y) Akibat
Dinamik Angin (X,Y) Tanggal 1 Januari, 12 Mei dan 13 Mei 2011 Tidak ada
ada
Pola vibrasi jembatan Suramadu Koordinat (X,Y) tanggal 1 Januari, 12
Mei dan 13 Mei 2011 A
No Tanggal Pengukur an Titik Koordinat Standar Deviasi (m) 1, 1Januari 2011 GPS1 X 0,068 Y 0,052 GPS2 X 0,216 Y 0,058 2, 12 Mei 2011 GPS1 X 0,205 Y 0,417 GPS2 X 0,127 Y 1,008 3, 13 Mei 2011 GPS1 X 0,554 Y 0,907 GPS2 X 0,126 Y 1,012 No Tanggal Pengu kuran Titik Koordinat Standar Deviasi Tingkat Ketidakpasti an 95% (m) 1 1 Januari 2011 GPS1 X 0,039 Y 0,033 GPS2 X 0,103 Y 0,031 2 12 Mei 2011 GPS1 X 0,182 Y 0,075 GPS2 X 0,04 Y 0,055 3 13 Mei 2011 GPS1 X 0,133 Y 0,094 GPS2 X 0,101 Y 0,074
1. Standar Deviasi Pengukuran
Pola Vibrasi
Data Asli Pengukuran
Data 95% Tingkat Ketidakpastian
HASIL DAN
ANALISIS
2. Pola Vibrasi
Loncatan Nilai Koordinat Yang Ekstim,(otliers)
Loncatan Nilai Koordinat Yang Ekstim,(outliers))
Daerah Penolakan Koordinat outliers Daerah Penolakan Koordinat outliers
Data Asli Pengukuran
Data 95% Tingkat Ketidakpastian
Catatan : Contoh pola vibrasi
pengukuran 1 Januari GPS1
koordinat X
3. Tabel Standar Deviasi
Moving Average Filter
Standar
deviasi
No Tanggal Penguk uran Titik Koordinat Standar Deviasi MA Filter (m) 1 1 Januari 2011 GPS1 X 0,034 Y 0,029 GPS2 X 0,097 Y 0,023 2 12 Mei 2011 GPS1 X 0,177 Y 0,063 GPS2 X 0,037 Y 0,045 3 13 Mei 2011 GPS1 X 0,111 Y 0,078 GPS2 X 0,097 Y 0,0634. Deformasi Jembatan Suramadu
No
Tanggal
Pengukuran
Titik
Koordinat
Deformasi
(m)
deformasi
total (m)
1
1 Januari
2011
GPS1
X
0,02
0,02
Y
-0,001
GPS2
X
0,015
0,016
Y
-0,004
2
12 Mei
2011
GPS1
X
0,008
0,053
Y
0,05
GPS2
X
-0,014
0,26
Y
0,26
3
13 Mei
2011
GPS1
X
0,002
0,17
Y
0,165
GPS2
X
0,01
0,12
Y
0,12
Y Gps 2 12 Mei 2011
Nilai maksimum Nilai Rata-rata Nilai MinimumTanggal
Pengukuran
Titik
Koordinat
∆r Maksimum
(m)
∆r
Minimum
(m)
1 Januari 2011
GPS1
X
0,101
0
Y
0,101
0
GPS 2
X
0,404
0
Y
0,425
0
12 Mei 2011
GPS1
X
0,428
0
Y
0,703
0
GPS 2
X
0,241
0
Y
0,08
0
13 Mei 2011
GPS1
X
0,98
0
Y
0,286
0
GPS2
X
0,176
0
Y
0,012
0
∆r = residu 95% - MAfilter
Pengu
kuran
titik
koordinat
Koefisien
korelasi ( r )
Koefisien
Determinasi
(r
2)
presentasi
r
21
Januari
2011
GPS1
X
-0,006
0,000
0,00%
Y
0,261
0,068
6,81%
GPS 2
X
0,020
0,000
0,04%
Y
0,048
0,002
0,23%
12 Mei
2011
GPS1
X
-0,44
0,197
19,7%
Y
0,38
0,142
14,15%
GPS 2
X
-0,22
0,049
4,91%
Y
-0,14
0,019
1,86%
13 Mei
2011
GPS1
X
0,224
0,05
5%
Y
-0,101
0,01
1%
GPS 2
X
-0,121
0,015
1,45%
Y
-0,123
0,015
1,5%
6. Tabel Koefisien Korelasi Jembatan
ANALISIS (1)
• Penyebab pola deformasi yang tidak stabil dari 3 kala:
Pengukuran masih mengandung kesalahan yaitu
multipath dan cycle slips dari kabel penyangga
jembatan, pylon, dan pagar pembatas diseliling lokasi
pengukuran yang tidak bisa dihindari.
Standar deviasi pengukuran (yang berkaitan dengan
keandalan pengukuran) mempengaruhi nilai deformasi
yang diperoleh).
Pola fluktuasi koordinat mempengaruhi nilai deformasi
yang diperoleh
ANALISIS (2)
• Nilai korelasi yang kecil diakibatkan oleh :
Angin yang berhembus pada saat pengukuran = 3 skala
beauford yaitu <20 knots, yang masuk kedalam angin
lemah, sehingga angin tidak berpengaruh signifikan
terhadap deformasi lateral pylon bentang tengah
jembatan suramadu.
Banyak faktor lain yang mempengaruhi deformasi lateral
jembatan, faktor lain seperti lalin, suhu, temperatur, arus,
dan elastisitas dari materi itu sendiri.
Kesimpulan
• Beban dinamik angin memiliki pengaruh yang lemah terhadap perubahan posisi lateral Jembatan Suramadu. Koefisien keterkaitan pengaruh angin terhadap perubahan posisi lateral yang terjadi adalah < 20% untuk data di titik GPS 1 (di titik kabel ketiga dari pylon Surabaya) dan < 10 % di titik GPS 2 (di titik kabel ketiga dari pylon sisi Madura).
• Dari hasil pengamatan GPS pada penelitian ini mengindikasikan bahwa :
Pengukuran bulan Januari memiliki outliers kecil sehingga dengan kecepatan angin rata-rata terukur sebesar 2 knots terdeteksi pergeseran posisi lateral rata-rata Jembatan Suramadu di titik GPS 1 sebesar 2 cm dan 2 cm di titik GPS 2.
Pengukuran 12 Mei 2011 memiliki outliers besar, sehingga dengan kecepatan angin rata-rata terukur sebesar 4,5 knots terdeteksi pergeseran posisi lateral sebesar 5 cm di titik GPS 1 dan 26 cm di titik GPS 2.
Sedangkan pada pengukuran 13 Mei 2011 yang juga memiliki nilai outliers yang besar, dengan angin rata-rata terukur berkecepatan 3,8 knot, terdeteksi pergeseran posisi lateral sebesar 16 cm dititik GPS 1 dan 12 cm dititik GPS 2.
• Penggunaan metode kinematik serta kesalahan dan bias akibat kondisi lingkungan pengukuran yang tidak bebas obstruksi (gangguan), mengakibatkan multipath dan cycle slips sehingga hasil pengukuran memiliki banyak pola outliers. Outliers tersebut berpengaruh terhadap standar deviasi pengukuran dan nilai pergeseran posisi Jembatan Suramadu.
• Penggunaan metode Moving Average filter yang digunakan mampu mereduksi outliers maksimum sebesar 0,43 m dan reduksi outliers minimum sebesar 0 m pada pengukuran Januari 2011, sedangkan pada