• Tidak ada hasil yang ditemukan

NYERI KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF RSU TNI-AL MINTOHARDJO PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NYERI KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF RSU TNI-AL MINTOHARDJO PERIODE"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

NYERI

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF RSU TNI-AL MINTOHARDJO

(2)

DEFINISI

Nyeri

Suatu pengalaman sensorik dan

emosional yang tidak berkaitan yang

dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi

terjadi, atau dijelaskan berdasarkan

(3)

KARAKTERISTIK NYERI

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik Awitan dan durasi Awitan mendadak, durasi singkat,

kurang dari 6 bulan

Awitan bertahap, menetap, lebih dari 6 bulan

Intensitas Sedang sampai parah Sedang sampai parah

Kausa Spesifik, dapat diidentifikasi secara biologis

Kausa mungkin jelas, mungkin tidak

Respons fisiologik Hiperaktivitas autonom yang dapat diperkirakan: meningkatnya tekanan darah, nadi dan nafas; dilatasi pupil; kepucatan; perspirasi; mual dan/atau muntah

Aktivitas autonom normal

Respons emosi/perilaku Cemas; tidak mampu berkonsentrasi; gelisah; mengalami distres tetapi optimis bahwa nyeri akan hilang

Depresi dan kelelahan; imobilitas dan inaktivitas fisik; menarik diri dari lingkungan sosial; tidak akan melihat harapan kesembuhan, memperkirakan nyeri akan berlangsung lama

Respons terhadap analgesik Meredakan nyeri secara efektif Sering kurang dapat meredakan nyeri

(4)

JENIS NYERI

Nyeri

nosiseptif

Nyeri

nosiseptif

Nyeri

campuran

Nyeri

campuran

Nyeri

neuropati

k

Nyeri

neuropati

k

(5)

Nyeri nosiseptif muncul ketika cedera pada jaringan mengaktivitasi

reseptor nyeri spesifik yaitu nosiseptor. Nosiseptor merupakan saraf aferen primer untuk menerima dan menyalurkan rangsang nyeri.

Nyeri neuropatik merupakan nyeri yang ditimbulkan akibat kerusakan

neural pada saraf perifer maupun pada sistem saraf pusat yang meliputi jalur saraf aferen sentral dan perifer, biasanya digambarkan dengan rasa terbakar dan menusuk. Gangguan pada otak dan korda spinalis, seperti multiple sclerosis, stroke dan spondilitis atau mielopati post traumatik, dapat menyebabkan nyeri neuropatik.

(6)

NYERI

Nyeri

nosiseptif

Nyeri

nosiseptif

Nyeri

somatik

Nyeri

viseral

Nyeri

neuropati

k

Nyeri

neuropati

k

Perifer

sentral

(7)

ETIOLOGI

INFEKSI INFEKSI TRAUMA TRAUMA NEOPLASMA NEOPLASMA KEADAAN TOKSIK METABOLIK KEADAAN TOKSIK METABOLIK KELAINAN DEGENERASI KELAINAN DEGENERASI

(8)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Biologis (genetik, jenis kelamin, kontrol nyeri endogenous)Psikologis (kecemasan, depresi, turunan, tingkah laku • Kognitif KARAKTERISTI K DARI HOST • Riwayat nyeri sebelumnya PENYAKIT • Sosialisasi TraumaGaya hidupBudaya LINGKUNGAN

(9)

Mekanisme Nyeri

Ada 4 tahap dalam proses terjadinya nyeri (pathways nyeri), yaitu:Transduksi

Transmisi Modulasi Persepsi

(10)

Next ….

1. Transduksi merupakan proses perubahan rangsang nyeri menjadi

suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Rangsang ini dapat berupa stimulasi fisik, kimia, ataupun panas. Dan dapat terjadi di

seluruh jalur nyeri.

2. Transmisi adalah proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana molekul molekul di celah sinaptik mentransmisi informasi dari satu neuron ke neuron berikutnya

3. Modulasi adalah proses modifikasi terhadap rangsang. Modifikasi ini dapat terjadi pada sepanjang titik dari sejak transmisi pertama sampai ke korteks

serebri. Modifikasi ini dapat berupa augmentasi (peningkatan) ataupun inhibisi

(penghambatan).

4. Persepsi adalah proses terakhir saat stimulasi tersebut sudah mencapai

korteks sehingga mencapai tingkat kesadaran, selanjutnya diterjemahkan

(11)

Fisiologi Nyeri

1. Nosisepsi

Stimulus/Rangsang (kimia, suhu, listrik) Transduksi

Pelepasan mediator Biokimia

(prostaglandine, bradikinin, histamin) Merambat ke syaraf perifer

Serabut C dan serabut A-delta Transmisi

Medula Spinalis menghambat pelepasan

(12)

Batang Otak dan talamus

Presepsi mengirim sinyal ke

Medula spinalis

Diteruskan ke korteks serebri

Dipresepsikan menjadi respon nyeri oleh neuron Prilaku menghindari nyeri

(13)

2. Teori gate kontrol

Substansi gelatinosa ( sebagai pintu)

Nyeri ditransmisikan melalui serabut syarab berdiameter kecil, dihambat oleh serabut syaraf berdiameter besar

(14)
(15)

Pengalaman Nyeri

Dipengaruhi oleh :

1. Arti nyeri bagi individu

 Nyeri punya makna yang berbeda

 Yang mempengaruhi nyeri individu ; usia, jenis kelamin, latar belakang

(16)

2. Presepsi nyeri

Dipengaruhi oleh daya reseptif dan interpretasi kortokal

Presepsi nyeri bisa hilang/berkurang dalam keadaan stress berat

/luka sangat berat

Contoh penderita luka bakar derajar 3 tidak merasakan sakit lagi,

(17)

3. Toleransi terhadap nyeri

Berkaitan dengan intensitas nyeri yang adaFaktor yang mempengaruhi :

meningkat menurun 1. Alkohol 2. Obat2an 3. Hipnotis 4. Panas 5. Gesekan atau garukan 6. Pengalihan perhatian 7. Kepercayaan yang kuat 1. kecapaian/kelelahan 2. Marah 3. Kebosanan 4. Cemas 5. Nyeri kronis 6. Sakit

(18)

ANAMNESIS NYERI

Lokasi nyeri

Cara awitan

Pola ( penentuan waktu, frekuensi, durasi)

Faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

Kualitas

Intensitas

Gejala terkait

Efek pada gaya hidup

(19)

PENILAIAN KUALITAS & INTESITAS

NYERI

Sederhana:

Menanyakan secara langsung

Dengan Alat:

Kuesioner Nyeri McGill

Wong-Baker Face Pain Rating ScaleVerbal Rating Scale (VRS)

Numerical Rating Scale (NRS)Visual Analogue Scale (VAS)

(20)

KUESIONER NYERI McGILL

Terdapat 4 bagian:

I. Menandai lokasi nyeri pada gambar tubuh manusia

II. Memilih 20 kata yang menjelaskan kualitas sensorik, afektif,

evaluatif, dan kualitas lain dari nyeri

III. Memilih kata yang menjelaskan pola nyeri

(21)
(22)

WONG-BAKER FACE PAIN RATING SCALE

6 gambar wajah dengan ekspresi yang berbeda

Senyum s/d menangis kesakitan

Berguna pada:

Pasien dengan gangguan komunikasi

Anak-anak dan orang tua

Pasien yang kebingungan

Pasien yang tidak mengerti dengan bahasa lokal

(23)

VERBAL RATING SCALE (VRS)

Pasien

ditanyakan

derajat

nyeri

yang

dirasakan Berdasarkan skala 5 poin:

Tidak nyeri

Ringan

Sedang

Berat

(24)

NUMERICAL RATING SCALE (NRS)

Pasien ditanyakan tentang derajat nyeri yang

dirasakan dengan menunjukan angka 0 - 5 atau 0 -

10, dimana angka 0 menunjukan tidak ada nyeri

dan angka 5 atau 10 menunjukan nyeri yang hebat

(25)

VISUAL ANALOGUE SCALE (VAS)

Skala dengan garis lurus 10 cm

Awal garis (0) penanda tidak ada nyeri dan akhir

garis (10) menandakan nyeri hebat

Pasien diminta untuk membuat tanda digaris

tersebut untuk mengekspresikan nyeri yang

dirasakan

(26)
(27)
(28)
(29)

MANAJEMEN NON FARMAKOLOGI

Non farmakologi:

i.

Olah raga

ii.

Imobilisasi

iii.

Pijat

iv.

Relaksasi

(30)

EDUKASI PASIEN

i. Berikan informasi mengenai kondisi dan penyakit

pasien, serta tatalaksananya

ii. Diskusikan tujuan dari manajemen nyeri dan

manfaatnya untuk pasien

iii. Beritahukan bahwa pasien dapat menghubungi tim

medis jika memiliki pertanyaan/ingin berkonsultasi mengenai kondisinya

iv. Pasien dan keluarga ikut dilibatkan dalam menyusun

manajemen nyeri (termasuk penjadwalan medikasi, pemilihan analgesik, dan jadwal

(31)
(32)
(33)

Manajemen Level 1 – Nyeri

Neuropatik

Nyeri Neuropatik

Atasi penyebab yang mendasari timbulnya nyeri:Control gula darah pada pasien DM

Pembedahan, kemoterapi, radioterapi untuk pasien tumor dengan

kompresi saraf

Control infeksi (antibiotic)Terapi simptomatik:

antidepresan trisiklik (amitriptilin)

antikonvulsan: gabapentin, karbamazepin

obat topical (lidocaine patch 5%, krim anestesi)OAINS, kortikosteroid, opioid

anestesi regional: blok simpatik, blok epidural / intratekal, infus

(34)

terapi berbasis-stimulasi: akupuntur, stimulasi

spinal, pijat

rehabilitasi fisik: bidai, manipulasi, alat bantu,

latihan mobilisasi, metode ergonomis

prosedur ablasi: kordomiotomi, ablasi saraf

dengan radiofrekuensi

terapi lainnya: hypnosis, terapi relaksasi

(mengurangi tegangan otot dan toleransi terhadap nyeri), terapi perilaku kognitif

(mengurangi perasaan terancam atau tidak nyaman karena nyeri kronis)

(35)

Manajemen Level 1 – Nyeri Otot

nyeri otot

lakukan skrining terhadap patologi medis yang serius, faktor psikososial yang

dapat menghambat pemulihan

berikan program latihan secara bertahap, dimulai dari latihan dasar / awal dan

ditingkatkan secara bertahap.

Rehabilitasi fisik:

Fitness: angkat beban bertahap, kardiovaskular, fleksibilitas,

keseimbangan

mekanik

pijat, terapi akuatikmanajemen perilaku:stress / depresiteknik relaksasiperilaku kognitifketergantungan obatmanajemen amarah

(36)

terapi obat:

analgesik dan sedasi

antidepressant

(37)

Manajemen Level 1 – Nyeri Inflamasi

nyeri inflamasi

control inflamasi dan atasi

penyebabnya

obat anti-inflamasi utama: OAINS,

(38)

Manajemen Level 1 – Nyeri Mekanis

nyeri mekanis / kompresi

penyebab yang sering: tumor / kista yang

menimbulkan kompresi pada struktur yang

sensitif dengan nyeri, dislokasi, fraktur.

Penanganan efektif: dekompresi dengan

pembedahan atau stabilisasi, bidai, alat

bantu.

Medikamentosa kurang efektif. Opioid dapat

digunakan untuk mengatasi nyeri saat terapi

lain diaplikasikan.

(39)

Manajemen Level 2

Manajemen level 2

meliputi rujukan ke tim multidisiplin dalam manajemen

nyeri dan rehabilitasinya atau pembedahan (sebagai ganti stimulator spinal atau infus intratekal).

Indikasi: pasien nyeri kronik yang gagal terapi konservatif /

manajemen level 1.

Biasanya rujukan dilakukan setelah 4-8 minggu tidak ada

(40)

KESIMPULAN

Nyeri didefinisikan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak berkaitan yang dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi, atau dijelaskan berdasarkan keputusan tersebut.

Nyeri didefinisikan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak berkaitan yang dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi, atau dijelaskan berdasarkan keputusan tersebut.

Nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan durasinya dan juga berdasarkan

jenisnya. Berdasarkan durasinya nyeri dibagi menjadi akut dan kronik. Berdasarkan jenisnya nyeri dapat dibagi menjadi nosiseptif, neuropati dan campuran. Intensitas nyeri harus dinilai sedini mungkin selama pasien dapat berkomunikasi dan

menunjukan ekspresi nyeri yang dirasakan.

Alat bantu yang paling sering digunakan untuk menilai intensitas atau keparahan nyeri pada pasien antara lain adalah Wong-Baker Face Pain Rating Scale, Verbal

(41)

Referensi

Dokumen terkait

Attention deficit hypereactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas (GPPH) adalah anak yang menunjukkan perilaku hiperaktif, implusif,

1) Perbandingan hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan alat tangkap cantrang berturut – turut adalah 51% dan 49%. Total hasil tangkapan pada penelititan

Suwoto Mulyosudarmo ini sangat membantu saya sebagai awam, dalam memulai mencari jawaban-jawaban sejarah tentang peristiwa pergantian kekuasaan dalam R.I., yang bagi banyak

Bangunan eco-tech yang fokus pada sistem pencahayaan di mana bangunan dengan adanya cahaya menjadi hidup dan memanfaatkan pencahayaan alami untuk penerangan

Sebagai contoh, jika akan dikirim data serial 10011010, maka agar data tersebut dapat dikirim dan diterima dengan baik, selang waktu yang digunakan oleh pengirim dari penerima

Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan dalam penelitian ini, kebahagiaan dan kepuasan hidup yang dirasakan oleh wanita lajang usia dewasa madya juga diperoleh dari

Hasil penelitian menunjukkan untuk struktur yang ditinjau, daktilitas struktur 3.75 tidak dapat digunakan, karena pada gempa dengan periode ulang 135 tahun, beberapa elemen

2004 Tentang Wakaf Terhadap Status Tanah Fasum Masjid Roudlotul Jannah di Perumnas Wisma Lidahkulon Kecamatan Lakarsantri Surabaya" dibuat untuk memenuhi