Analisis Mekanisme Pembelajaran Daring Secara Sysnchronous Dan
Asysnchronous Dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi Pada Masa
Pandemic Covid-19 di STMIK Sinar Nusantara
Iwan Ady Prabowo1*), Setiyowati2), Dwi Remawati3) 1) Program Studi S1-Informatika, STMIK Sinar Nusantara Surakarta 2 Program Studi D3-Sistem Informasi, STMIK Sinar Nusantara Surakarta 3 Program Studi D3-Teknologi Informasi, STMIK Sinar Nusantara Surakarta
1) [email protected], 2) [email protected], 3) [email protected]
ABSTRACT
Circular Number 05/SEK/STMIK-SN/IV/2020 in STMIK Sinar Nusantara Surakarta regulates implementation of learning, midterm exams, and even thesis / final exams. Hence, STMIK Sinar Nusantara took a policy for the implementation of synchronous learning and asynchronous learning. Synchronous learning (one time: teleconference, chatting) applies (1) Google Meeting by sinus.ac.id account, (2) Virtual meeting as Skype and Zoom, and (3) Discussion in Classroom. Meanwhile, asynchronous learning (time difference) uses (1) handouts, (2) tutorials, (3) videos, and (4) simple exercises. The purpose of this study was to determine the mechanisms in online learning (E-Learning) during Covid-19 Pandemic at STMIK Sinar Nusantara. This research only focuses on Synchronous and Asynchronous E-learning mechanism at STMIK Sinar Nusantara in even semester of 2019/2020. This research was conducted using 49 lecturers as respondents. The research method was descriptive statistical analysis. The results of the study by sampling 49 respondents as lecturers in online learning during Covid-19 Pandemic at STMIK Sinar Nusantara can be concluded that Synchronous learning (Conference by Google Meet, Skype, Zoom, Youtube Live, Umeetme) reached 57% and those who did not apply Synchronous learning (no conference) reached 43%. Meanwhile, the results of analysis in Asynchronous learning (handouts, tutorials, exercises / discussions, and videos) reached 88% and those who did not apply Asynchronous learning reached 12%.
Keywords: Online Learning, Synchronous Learning, Asynchronous Learning, E-learning during
Pandemic
I. PENDAHULUAN
Covid-19 dinyatakan sebagai Pandemic oleh WHO pada bulan Februari 2020 dan
karena lingkup bahayanya yang global, memberikan dampak luar biasa terhadap praktek pendidikan, terutama dalam proses belajar mengajar dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Pandemic COVID-19 telah mempengaruhi kehidupan kita semua. Kasus pertama Covid-19 di Indonesia diumumkan secara resmi oleh Presiden pada tanggal 2 Maret 2020, dan sejak itu pemerintah mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan kegiatan belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menerbitkan surat edaran nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat corona virus Disease (Covid-19) meminta pada sekolah dan kampus untuk melakukan pembelajaran dari rumah guna memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19. Perguruan tinggi, secara serta merta dan serentak, diminta untuk memindahkan perkuliahannya dari tatap muka di kelas-kelas di kampus ke perkuliahan daring di kelas-kelas maya. Kebijakan itu telah membuat dosen berupaya untuk tetap memberikan layanan pendidikan kepada para mahasiswa secara jarak jauh, dosen-dosen
diminta untuk hijrah ke pembelajaran daring, walaupun tanpa persiapan, perencanaan, dan pelatihan yang memadai tentang bagaimana cara melakukan perkuliahan daring.
Terkait dengan adanya Pandemic COVID-19, STMIK Sinar Nusantara melalui surat edaran Ketua STMIK Sinar Nusantara Surakarta No. 046/SEK/STMIK-SN/III/2020 tanggal 14 maret 2020 tentang kewaspadaan dini, kesiapsiagaan serta tindakan antisipasi pencegahan penyebaran infeksi Covid-19 di lingkungan STMIK Sinar Nusantara, maka di informasikan kepada seluruh dosen STMIK Sinar Nusantara Surakarta wajib melaksanakan perkuliahan secara online / pembelajaran secara daring. Dosen STMIK Sinar Nusantara diberikan kebebasan untuk menggunakan mekanisme/model pembelajaran sebagai penunjang pembelajaran daring. Dosen melaporkan aktivitas pembelajaran online dengan membuat laporan. Laporan dibuat untuk setiap kelas setiap minggu sebagai sebuah pertemuan minggu dengan menyertakan bukti aktivitas pembelajaran. Pelaporan aktivitas pembelajaran sebagai bentuk presensi kehadiran.
Berdasarkan surat Edaran Nomor : 05/SEK/STMIK-SN/IV/2020, tentang pelaksanaan pembelajaran, ujian tengah semester dan ujian skripsi/tugas akhir di lingkungan STMIK Sinar Nusantara Surakarta. STMIK Sinar Nusantara mengambil kebijakan untuk pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pembelajaran sinkronus maupun pembelajaran asinkronus. Pembelajaran sinkronus/synchronous (satu waktu :
teleconference, Chatting) menggunakan (1) Google Meeting dengan akun sinus.ac.id (2) Skype, Zoom dan media lainnya (3) Diskusi di Classroom. Sedangkan Pembelajaran
asinkronus/Asynchronus (beda waktu) menggunakan (1) Pemberian handout, (2) Tutorial, (3)Video, (4) Latihan sederhana.
Untuk menunjang kebijakan kampus tersebut maka diperlukan kajian tentang mekanisme pembelajaran dalam pembelajaran daring baik pembelajaran secara sinkronus/synchronous maupun asinkronus/asynchronus. Penelitian ini hanya fokus pada mekanisme pembelajaran sinkronus/synchronous maupun asinkronus/asynchronus dalam pembelajaran daring dengan memanfaatkan teknologi informasi pada masa Pandemic
Covid-19 di STMIK Sinar Nusantara pada semester Genap 2019/2020.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pembelajaran Synchronus dan Pembelajaran Asynchronus
Pembelajaran sycncronus adalah ketika peserta didik dan instruktur bertukar informasi dan berinteraksi secara bersamaan dalam sebuah komunitas pembelajaran online dengan menggunakan waktu yang telah ditetapkan dengan menggunakan teknologi pembelajaran termasuk internet conference, satelit, telekonferensi video dan chating (Lewis & A, 2009). Pembelajaran asycncronus adalah pembelajaran secara bebas tidak terikat oleh waktu, dimana peserta didik dapat berinteraksi dengan materi khusus dan satu sama lain dengan pada waktu yang mereka pilih. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah saat peserta didik memposting pemikirannya, di hari yang ditentukan sendiri dan pelajar lain memberikan mengomentari posting seperti forum diskusi(Hosier, 2013).
2.2. Pembelajaran dalam Jaringan (Daring)
Covid-19 dinyatakan sebagai Pandemic oleh WHO pada bulan Februari 2020 dan
karena lingkup bahayanya yang global, memberikan dampak luar biasa terhadap praktek pendidikan, terutama dalam proses belajar mengajar dari pendidikan dasar sampai dengan
pendidikan tinggi. Beberapa teori yang dapat dipakai menjelaskan lingkungan pembelajaran daring:
a. Community of Inquiry (CoI)
Model “Community of inquiry” adalah model yang diperkenalkan oleh Garrison, Anderson & Archer tentang lingkungan belajar daring, yang berlandaskan harus adanya tiga “kehadiran” atau “presence”. Teori CoI ini menjadi lebih menarik untuk pembelajaran daring maupun blended, bila ada interaksi antara dosen dan mahasiswa memakai diskusi di board, blog, wiki, atau konferensi video (Garrison, Anderson, & Archer, 2003).
Gambar 1. Kaitan dari tiga “kehadiran” yaitu sosial, pengajaran, dan kognitif untuk terjadinya pengalaman pembelajaran
b. Konektivisme
Konektivisme adalah teori pembelajaran yang mula-mula diketengahkan oleh
Siemens (Siemens, 2005) dan Downes (Downes, 2010). Kehadiran teknologi internet mengubah pembelajaran yang semula bersifat internal dan individual menjadi bersifat kelompok, komunitas, dengan aktivitas yang amat banyak. Teknologi internet yang digunakan termasuk Web browser, email, wiki, forum diskusi daring, media sosial,
YouTube dan alat lain yang memungkinan membagi informasi dengan oranglain.
Model teori ini cocok diberlakukan untuk kelas besar.
c. Pembelajaran Kolaboratif Daring atau PKD (Online Collaborative Learning)
Teori ini dikembangkan oleh Harasim (2012) yang menyatakan bahwa untuk terjadinya kolaborasi dan pembangunan pengetahuan harus ada internet yang menyediakan lingkungan belajar. Berbeda dengan teori konektivisme yang dapat dilakukan di klas besar, PKD cocok untuk kelas kecil. Gambar 2 menunjukkan adanya dua aktor manusia (dosen dan mahasiswa) dan interaksinya dengan isi pembelajaran. Mahasiswa secara independen dapat berinteraksi dengan isi pembelajaran, melalui berbagai format dari web tetapi banyak juga mahasiswa yang memerlukan arahan, evaluasi, dan bantuan dari dosen. Interaksi ini amat gamblang terlihat dalam
community of inquiry (lihat Gambar 2) dengan menggunakan media yang sinkronus
perangkat yang dapat dipakai mahasiswa secara mandiri, yang umumnya terdiri dari tutorial daring, simulasi, game, virtual lab, dan e-book .
Gambar 2. Model pembelajaran daring dari Anderson d. Model Terpadu
Bosch (Bosch, 2016) memperkenalkan satu model yang memungkinkan pembelajaran kolaboratif dipadukan dengan pertemuan tatap muka dan mempunyai tujuan pedagogik. Gambar 3 menunjukkan satu blended learning yang dirancang untuk bermuatan pedagogik.
2.3. Media Pembelajaran
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harafiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Kehadiran media pembelajaran dalam proses belajar mengajar memiliki arti yang cukup penting karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan menerapkan strategi dan media pembelajaran yang baik diharapkan mampu membangkitkan minat dan motivasi peserta didik baik berupa metode maupun pendekatan melalui alat bantu media dengan berlandaskan fase kegiatan membelajarkan (Azhari, 2009).
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan prosedur dan teknik penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode statistik deskriptif. Dimana metode ini menggunakan survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden sebagai instrument penelitian. Penelitian ini mengambil data secara kualitatif dalam bentuk kuesioner yang diberikan kepada 49 Dosen dan tenaga pengajar semester genap 2019/2020 STMIK Sinar Nusantara. Hasil kuesioner dilakukan seleksi kedalam data kuantitatif dengan cara merepresentasikan data kedalam bentuk tabel kemudian dianalisa menggunakan analisa deskriptif.
Sumber data penelitian ini diambil secara online dimana tidak semua populasi diambil secara langsung. Hal ini dilakukan karena adanya keterbatasan waktu dan sumber daya yang dibutuhkan. Untuk penelitian ini data dibedakan menjadi dua sumber yaitu :
a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari obyek meliputi Dosen dan tenaga pengajar semester genap 2019/2020 di STMIK Sinar Nusantara. Untuk dosen dan tenaga pengajar yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah 49 Dosen dan tenaga pengajar 5 Program Studi di STMIK Sinar Nusantara.
b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari luar obyek penelitian yang masih ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dan dari literatur. Data sekunder yang diperlukan meliputi referensi baik dari buku, surat kabar dan media elektronik. Sedangkan variabel dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel. Dalam Pembelajaran sinkronus (satu waktu: teleconference, Chatting) menggunakan (1) Google
Meeting dengan akun sinus.ac.id (2) Skype, Zoom dan media lainnya (3) Diskusi di
Classroom. Sedangkan dalam pembelajaran asinkronus (beda waktu) menggunakan (1) Pemberian handout, (2) Tutorial, (3) Video, (4) Latihan sederhana.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan mengambil kuesioner sebanyak 49 responden dapat diketahui bahwa penggunaan mekanisme pembelajaran daring pada masa
Tabel 1. Hasil Kuesioner mekanisme pembelajaran daring pada masa pandemic
covid-19 di STMIK Sinar Nusantara
Nama Dosen Mohon dijelaskan mekanisme Pembelajaran yang Bapak /Ibu Dosen lakukan!
D1 Pemberian Handout dan tutorial selanjutnya diberikan latihan sederhana untuk mengukur tingkat pemahaman dari materi yang di berikan.
D2 Setiap pertemuan perkuliahan dilakukan lewat classroom dengan pemberian materi, contoh soal dengan pembahasannya dan latihan soal. Tugas diberikan setiap pertemuan dengan pengumpulan dalam bentuk file foto atau pdf dan durasi pengumpulan selama 6 hari. Setelah durasi pengumpulan tugas habis berikutnya saya berikan jawaban latihan soal. Diskusi antara dosen dan mahasiswa terjadi saat mahasiswa mengerjakan latihan soal dan membahas jawaban latihan soal. Diskusi lewat WA dan Classroom.
D3 Memberikan tugas presentasi secara online menggunakan YouTube atau pun google meet kemudian memberikan feedback kepada mahasiswa.
… …
D48 Pemberian materi: slide, video, artikel jurnal. Metode: diskusi, kelas online (bila diperlukan).
D49 Penggunaan Google Classroom untuk informasi materi tugas dan upload tugas mahasiswa. Penggunaan Quizziz yang di integrasikan dengan Google Classroom. Penggunaan Group WA. Penggunaan Google Meet atau webex untuk video conference
4.2. Representasi data hasil pengumpulan data kuesioner mekanisme pembelajaran 1) Representasi data variabel mekanisme pembelajaran daring secara
(syncronous)
Representasi data hasil pengumpulan data kuesioner mekanisme pembelajaran
syncronous Dosen dan Tenaga Pengajar di STMIK Sinar Nusantara pada semester
genap tahun akademik 2019/2020 dengan menggunakan Google Meet, Skype, Zoom,
Youtube Live, Umeetme dan tidak conference terlihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2. Mekanisme Pembelajaran Syncronous Dosen di STMIK Sinar Nusantara pada semester genap tahun akademik 2019/2020
No Mekanisme Pembelajaran (Syncronous) Conference Tidak
Conference Google Meet Skype Zoom Youtube Live Umeetme
D1 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya
D2 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya
D3 Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
… … … …
D48 Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
D49 Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Tabel 3. Definisi variabel mekanisme pembelajaran syncronous Dosen di STMIK Sinar Nusantara pada semester genap tahun akademik 2019/2020
No Mekanisme Pembelajaran (Syncronous) Conference Tidak
Conference Google Meet Skype Zoom Youtube Live Umeetme
D1 0 0 0 0 0 1
D2 0 0 0 0 0 1
D3 1 0 0 0 0 0
No Mekanisme Pembelajaran (Syncronous) Conference Tidak Conference Google Meet Skype Zoom Youtube Live Umeetme
D48 1 0 0 0 0 0
D49 1 0 0 0 0 0
Jumlah 17 1 7 2 3 21
Keterangan: 1= ya, menggunakan dan 0 = tidak menggunakan
2) Representasi data variabel mekanisme pembelajaran daring secara (Asyncronous)
Representasi data hasil pengumpulan data mekanisme pembelajaran asyncronous dosen dan tenaga pengajar di STMIK Sinar Nusantara pada semester genap tahun akademik 2019/2020 dengan pemberian handout, tutorial, latihan / diskusi, video
lainnya terlihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4. Pembelajaran asyncronous Dosen di STMIK Sinar Nusantara pada semester genap tahun akademik 2019/2020
No
Mekanisme Pembelajaran (Asyncronous) Pemberian
handout Tutorial Latihan / Diskusi Video Lainnya
D1 Ya Ya Ya Tidak Tidak
D2 Ya Ya Ya Tidak Tidak
D3 Tidak Tidak Ya Ya Tidak
… … … …
D48 Ya Ya Ya Ya Tidak
D49 Ya Ya Ya Ya Tidak
Tabel 5. Definisi value variabel mekanisme pembelajaran No
Mekanisme Pembelajaran (Asyncronous) Pemberian
handout Tutorial Latihan / Diskusi Video Lainnya
D1 1 1 1 0 0 D2 1 1 1 0 0 D3 0 0 1 1 0 … … … … D48 1 1 1 1 0 D49 1 1 1 1 0 Jumlah 37 37 42 11 6
Keterangan : 1 = ya menggunakan dan 0 = tidak menggunakan
4.3. Hasil Analisa Deskriptif Mekanisme Pembelajaran Syncronous dan Asyncronous
1) Hasil analisa deskriptif mekanisme pembelajaran daring secara (Syncronous) Hasil statistik mekanisme pembelajaran syncronous dosen dan tenaga pengajar di STMIK Sinar Nusantara pada semester genap tahun akademik 2019/2020 dengan menggunakan Google Meet, Skype, Zoom, Youtube Live, Umeetme dan Tidak
Tabel 6. Hasil Perhitungan Pembelajaran daring secara syncronous
Hasil Statistik Pembelajaran daring secara syncronous Tidak Conference
GoogleMeet Skype Zoom YoutubeLive Umeetme
N Valid 49 49 49 49 49 49 Missing 0 0 0 0 0 0 Mean .35 .02 .14 .04 .06 .43 Std. Error of Mean .069 .020 .051 .029 .035 .071 Median .00 .00 .00 .00 .00 .00 Mode 0 0 0 0 0 0 Std. Deviation .481 .143 .354 .200 .242 .500 Variance .231 .020 .125 .040 .059 .250 Skewness .664 7.000 2.106 4.789 3.777 .298 Std. Error of Skewness .340 .340 .340 .340 .340 .340 Kurtosis -1 .628 49.000 2.538 21.827 12.787 -1.994 Std. Error of Kurtosis .668 .668 .668 .668 .668 .668 Range 1 1 1 1 1 1 Minimum 0 0 0 0 0 0 Maximum 1 1 1 1 1 1 Sum 17 1 7 2 3 21
Berdasarkan Tabel 6 diketahui jumlah Dosen dan Tenaga Pengajar di STMIK Sinar Nusantara yang menjadi responden sebanyak 49 Orang. Responden yang menggunakan Google Meet ada 17 responden dan yang tidak menggunakan Google
Meet ada 32 responden. Responden yang menggunakan Skype ada 1 responden dan
yang tidak menggunakan Skype ada 48 responden. Responden yang menggunakan
Zoom ada 7 responden dan yang tidak menggunakan Zoom ada 42 responden.
Responden yang menggunakan Youtube Live ada 2 responden dan yang tidak menggunakan Youtube Live ada 32 responden. Responden yang menggunakan
Umeetme ada 3 responden dan yang tidak menggunakan Umeetme ada 36 responden.
17 1 7 2 3 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Pembelajaran Daring secara Syncronous
menggunakan Google Meet, Skype, Zoom, Youtube Live, Umeetme
Google Meet Skype Zoom Youtube Live Umeetme
Gambar 4. Pembelajaran syncronous menggunakan Google Meet, Skype, Zoom, Youtube
Berdasarkan Tabel 2 terdapat Dosen dan tenaga pengajar yang menggunakan lebih dari satu jenis mekanisme pembelajaran secara syncronous sebanyak 2 responden, sehingga responden yang melaksanakan pembelajaran daring secara syncronous, baik menggunakan Google Meet, Skype, Zoom, Youtube Live, Umeetme
sebanyak 30 pilihan dari 28 Responden. Sedangkan dosen dan tenaga pengajar yang
tidak melakukan pembelajaran secara syncronous (tidak conference) ada 21 responden.
57% 43%
Prosentase (%) Dosen dan Tenaga Pengajar yang melakukan Pembelajaran Daring secara
Syncronous dengan Conference dan tidak
melakukan pembelajaran secara syncronous (tidak conference)
Conference Tidak Conference
Gambar 5. Prosentase (%) Dosen dan Tenaga Pengajar yang melakukan Pembelajaran Daring secara Syncronous dengan Conference dan tidak melakukan
pembelajaran secara syncronous (tidak conference)
2) Hasil Analisa Deskriptif Mekanisme Pembelajaran Daring secara (Syncronous) Hasil statistik mekanisme pembelajaran Asyncronous Dosen dan Tenaga Pengajar di STMIK Sinar Nusantara pada Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020 dengan Pemberian handout, Tutorial, Latihan / Diskusi, Video, dan Lainnya terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 7. Hasil perhitungan mekanisme pembelajaran daring secara Asyncronous Pembelajaran daring secara Asyncronous
Pemberian
Handout Tutorial
Latihan /
Diskusi Video Lainnya
N Valid 49 49 49 49 49 Missing 0 0 0 0 0 Mean .76 .76 .86 .22 .12 Std. Error of Mean .062 .062 .051 .060 .047 Median 1.00 1.00 1.00 .00 .00 Mode 1 1 1 0 0 Std. Deviation .434 .434 .354 .422 .331 Variance .189 .189 .125 .178 .110 Skewness -1.224 -1.224 -2.106 1.363 2.377
Pembelajaran daring secara Asyncronous Pemberian
Handout Tutorial
Latihan /
Diskusi Video Lainnya
Std. Error of Skewness .340 .340 .340 .340 .340 Kurtosis -.524 -.524 2.538 -.151 3.803 Std. Error of Kurtosis .668 .668 .668 .668 .668 Range 1 1 1 1 1 Minimum 0 0 0 0 0 Maximum 1 1 1 1 1 Sum 37 37 42 11 6
Berdasarkan Tabel 7 diketahui jumlah Dosen dan Tenaga Pengajar di STMIK Sinar Nusantara yang menjadi responden sebanyak 49 Orang. Responden yang menggunakan Pemberian handout ada 37 responden dan yang tidak menggunakan Pemberian handout ada 12 responden. Responden yang menggunakan Tutorial ada 37 responden dan yang tidak menggunakan Tutorial ada 12 responden. Responden yang menggunakan Latihan / Diskusi ada 42 responden dan yang tidak menggunakan Latihan / Diskusi ada 7 responden. Responden yang menggunakan Video ada 11 responden dan yang tidak menggunakan Video ada 38 responden.
37 37 42 11 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Pembelajaran Daring secara Asyncronous dengan Pemberian handout, Tutorial, Latihan/Diskusi, dan
Video
Pemberian handout Tutorial
Latihan / Diskusi Video
Gambar 6. Prosentase mekanisme pembelajaran Asyncronous Semester Genap Tahun Akademisk 2019/2020
Berdasarkan Tabel 2 terdapat Dosen dan tenaga pengajar yang menggunakan lebih dari satu jenis mekanisme pembelajaran secara Asyncronous, sehingga responden yang melaksanakan pembelajaran daring secara Asyncronous, baik menggunakan pemberian Handout, Tutorial, Latihan / Diskusi, dan Video, sebanyak 127 pilihan dari 43 Responden. Sedangkan dosen dan tenaga pengajar yang tidak melakukan pembelajaran secara Asyncronous (lainnya) ada 6 responden.
88% 12%
Prosentase (%) Dosen dan Tenaga Pengajar yang melakukan Pembelajaran Daring secara
Asyncronous dan Selain Asyncronous
Asyncronous Lainnya
Gambar 7. Prosentase (%) Dosen melakukan Pembelajaran Daring secara
Asyncronous dan tidak melakukan pembelajaran secara Asyncronous
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan mengambil sampel sebanyak 49 responden dosen dalam Mekanisme pembelajaran daring pada masa Pandemic Covid-19 pada semester genap tahun akademik 2019/2020 di STMIK Sinar Nusantara maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil analisa pertama menunjukkan bahwa mekanisme pembelajaran secara
syncronous dosen dan tenaga pengajar di STMIK Sinar Nusantara pada semester genap
tahun akademik 2019/2020 dengan memanfaatkan teknologi informasi menggunakan
google meet, skype, zoom, youtube live, umeetme hanya 28 orang atau prosentase 57%.
Sedangkan dosen dan tenaga pengajar di STMIK Sinar Nusantara yang memilih tidak melakukan conference secara langsung sebanyak 21 orang atau prosentase 43%. 2. Hasil analisa kedua menunjukkan bahwa mekanisme pembelajaran secara asyncronous
dosen dan tenaga pengajar di STMIK Sinar Nusantara pada semester genap tahun akademik 2019/2020 dengan menggunakan pemberian handout, tutorial, latihan / diskusi, dan video terdapat 43 orang atau prosentase 88%. Sedangkan dosen dan tenaga pengajar di STMIK Sinar Nusantara yang memilih tidak menggunakan pemberian handout, tutorial, latihan/diskusi, dan video sebanyak 6 orang atau prosentase 12%.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi hasil penelitian, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Perlu ditingkatkan secara maksimal pemanfaatan teknologi informasi terutama dalam mekanisme pembelajaran daring secara syncronous karena dosen dan tenaga pengajar yang menggunakan google meet, skype, zoom, youtube live, umeetme hanya 37%.
2. Melakukan penelitian yang sejenis dengan area yang lebih luas dan lebih komplek dan dapat dilakukan pengembangan penelitian dengan mengkolaborasikan beberapa mekanisme model pembelajaran daring dosen dan tenaga pengajar di STMIK Sinar Nusantara.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, T. (2011). The theory and practice of online learning. (2 nd Edition). Edmonton: AB: AU Press.
Azhari, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Bosch, C. (2016). Promoting Self-Directed Learning through the Implementation of
Cooperative Learning in a Higher Education Blended Learning Environment. Johannesburg. NorthWest : SA: Doctoral dissertation at NorthWest University.
Nd.
Ditjen Dikti. (2020). Ringkasan Statistik Pendidikan Tinggi. 1.
Downes, S. (2010). New technology supporting informal learning. Journal of Emerging Technologies in Web Intelligence. 2(1), 27-33.
Garrison, D., Anderson, T., & Archer, W. (2003). A theory of critical inquiry in online distance education. In M. G.
Hartanto, A. A., & Purbo, O. W. (2002). Buku pintar internet teknologi e-learning
berbasis PHP dan MySQL. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia.
Hosier, A. (2013). Using Team-Based Learning in an Online, Asynchronous Information Literacy Course. Journal of library innovation Vol 4, 2.
Lewis, J., & A, C. (2009). Synchronous Learning and Web-Based Communication With Adobe Acrobat. Multimedia Information & Technology 35 (04), 8-9.
Siemens, G. (2005). Connectivism: A learning theory for the digital age. International Journal of Instructional Technology and Distance Learning. 2(1), 3-10.