• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

6

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Belajar

Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar. Slameto (2010:2) mendefinisikan belajar adalah suatu rangkaian upaya yang dilakukan seseorang untuk menciptakan suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, melalui hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Gulo (1999:8) belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang baik dalam berfikir, bersikap, dan bertindak. Sejalan dengan pendapat tersebut, Yamin (2007:7) mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku yang diakibatkan oleh interaksi dengan lingkungan. Oleh karena itu, siswa harus aktif untuk mencari informasi, pengalaman, maupun keterampilan tersebut, dalam rangka membangun sebuah makna dari hasil proses belajar.

Dari beberapa uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan dalam kehidupan yang berguna bagi diri sendiri maupun bagi orang lain dan lingkungannya. Lingkungan disini dapat berupa lingkungan formal dan informal. Lingkungan formal contohnya adalah tempat dimana siswa mendapatkan pengetahuan secara khusus seperti sekolah. Sedangkan lingkungan nonformal adalah lingkungan dimana siswa dapat memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara tidak langsung serta dapat melakukan interaksi dengan lingkungan di sekitarnya. Dalam proses belajar ini, seseorang dikatakan belajar apabila seseorang tersebut telah mengalami perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik serta mengalami peningkatan pengetahuan dan ketrampilan. Apabila seseorang belum mengalami perubahan tingkah laku dan belum mengalami peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, maka seseorang tersebut belum dapat dikatakan mengalami proses belajar. Faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern dan ekstern.

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, misalnya : kemauan, kebosanan, kelelahan. Faktor ekstern adalah faktor yang tidak berasal dari dalam diri seseorang, misalnya : keluarga dan sekolah.

(2)

2.1.2 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemempuan dan pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki seseorang setelah mereka mengalami proses belajar. Menurut Uno (2008:213), hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap dalam diri seseorang dikarenakan adanya interaksi seseorang dengan lingkungannya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suprijono (2009:7) bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya seluruh aspek potensi kemanusiaan saja. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiyono (2006:3) hasil belajar merupakan hal yang dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar, sedangkan dari sisi guru adalah bagaimana guru bisa menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa menerimanya.

Slameto (2010:54) menyertakan sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:

a. Faktor intern, merupakan faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, yang termasuk di dalamnya:

1) Faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh).

2) Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan).

3) Faktor kelelahan.

b. Faktor ekstern, merupakan faktor yang ada di luar individu, yang termasuk di dalamnya:

1) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan).

2) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah).

3) Faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

(3)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan secara menyeluruh pada tingkah laku, pengetahuan yang yang terjadi pada seseorang setelah mengalami proses belajar. Perubahan tersebut diharapkan adalah perubahan yang progresif atau mengarah ke perubahan yang lebih baik. Untuk siswa, perubahan tersebut dapat dilihat dari perubahan sebelum mempelajari suatu materi dan setelah mempelajari suatu materi. Alat untuk melihat perubahan tersebut adalah nilai evaluasi, test, yugas dan ujian.

2.1.3 Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI:88) secara linguistik adalah suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer (berwenang) yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri. Bahasa sebagai Bahasa Nasional didasarkan atas keputusan sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Dari pengakuan para pemuda yang diaktualisasikan dalam sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 memberi tanda bahwa bahasa yang kita miliki (Bahasa Indonesia) merupakan suatu bahasa yang menjadi kebanggaan tersendiri bagi kita sebagai bangsa Indonesia yang telah disepakati secara bersama-sama sehingga menjadi salah satu lambang bagi negara kita. (Suparni:37) Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi / Bahasa Negara tercantum dalam UUD’45 Bab XV pasal 36 yang berbunyi “Bahasa Resmi adalah Bahasa Indonesia”. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun di negara kita terdapat berbagai macam bahasa namun tidak ada bahasa lain selain Bahasa Indonesia yang harus digunakan dalam upacara resmi kenegaraan, tugas kenegaraan tingkat Nasional dan juga penyelenggaraan pendidikan Nasional.

Sesuai dengan hasil seminar politik Bahasa Indonesia di Jakarta pada 25-28 Februari 1975 (Suparni:37-38), Bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut :

 Dalam kedudukannya sebagai Bahasa Nasional, Persatuan dan Kesatuan berfungsi : sebagai kebanggaan nasional, sebagai lambang identitas nasional, sebagai alat pemersatu masyarakat yang multikultural, sebagai penghubung antar budaya dan antar daerah.

 Dalam kedudukannya sebagai Bahasa Resmi / Bahasa Negara berfungsi : sebagai bahasa resmi negara, sebagai bahasa pengantar pada lembaga-lembaga pendidikan, sebagai bahasa resmi dalam pehubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan.

(4)

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang menjadi pemersatu dari berbagai macam bahasa yang ada di negara Indonesia. Sebagai bahasa resmi dan bahasa pemersatu telah tercantum dalam Undang-Undang dan juga dalam Sumpah Pemuda. Maka, kita sebagai warga negara Indonesia harus bersyukur karena memiliki satu bahasa sebagai identitas bangsa. Selain itu kita juga harus selalu menjunjung tinggi, melestarikan bahasa kita Bahasa Indonesia.

2.1.4 Hakikat Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran dan penguasaan materi merupakan kunci utama bagi suksesnya proses pembelajaran. Penguasaan materi yang baik tidak akan berarti, jika metode pembelajaran yang digunakan tidak menarik perhatian siswa. Guru harus mampu menguasai materi dan metode pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran akan memuaskan semua pihak (Sunhaji, 2009).

Menurut Martiningsih (2007), metode pembelajaran merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktifitas yang tersistem dari sebuah lingkungan, yang terdiri dari pendidik dan peserta didik, untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan, sehingga proses belajar berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai.

Hal tersebut sejalan dengan Kusumah (2009), yang memaparkan bahwa metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan dalam suatu pembelajaran. Cara yang digunakan ini akan menentukan hasil akhir suatu pembelajaran. Metode ini juga akan memberikan pengaruh terhadap minat serta ketertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

2.1.5 Metode Pembelajaran Picture and Picture

Menurut Depdiknas (2007 : 204) metode pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.

(5)

Metode pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok Ras Eko (2011). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Metode pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.

Menurut Johnson (2001), prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:

a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya

d. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

e. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Picture and Picture menurut Istarani (2011:7) adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

(6)

b. Menyajikan materi sebagai pengantar.Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.

c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya.

Dengan Picture atau gambar kita akan menghemat energy kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangakan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.

d. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau dimodifikasi.

e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.

(7)

f. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indicator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indicator yang telah ditetapkan.

g. Kesimpulan/rangkuman

Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran

Kelebihan metode pembelajaran picture and picture menurut Istarani (2011:8) adalah sebagai berikut:

a. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. b. Melatih berpikir logis dan sistematis.

c. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir. d. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.

e. Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas 2.1.6 Media Pembelajaran

Menurut Indriana (2011:13) media adalah sebuah alat untuk menyalurkan komunikasi. Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Bila dipandang dari sisi kebahasaan, media adalah perantara antara sumber pesan dan penerima pesan. Beberapa contoh yang perlu diketahui diantaranya adalah film, televisi, media cetak, komputer, instruktur. Contoh tersebut dapat dijadikan media pembelajaran apabila dapat mengangkut pesan-pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, harus ada kecocokan antara media, metode, dan pesan yang akan dikirim.

Briggs (dalam Indriana 2011:2) mengutarakan bahwa media pembelajaran adalah alat fisik untuk menyampaikan materi dalam bentuk film, rekaman video, gambar, dan sebagainya.

(8)

Briggs menambahkan bahwa penggunaan media dapat merangsang peserta didik supaya terjadi proses belajar. Sujana dan Rivai (1990) memberikan pendapat bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran.

Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran di antaranya:

a. Ketepatannya terhadap tujuan pembelajaran b. Dukungan terhadap isi meteri pelajaran c. Kemudahan memperoleh media

d. Ketrampilan guru dalam menggunakannya e. Ketersediaan waktu dalam pelaksanaannya f. Sesuai dengan taraf belajar siswa.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu untuk menyalurkan pesan agar siswa terangsang baik pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan dalam proses pembelajaran. Dibutuhkan keahlian dalam penggunaan media pembelajaran terutama media yang berkaitan dengan materi yang hendak diajarkan. Penggunaan media pembelajaran akan memberikan pengaruh terhadap materi atau pesan yang ditangkap oleh siswa. Penggunaan media yang baik tentu pesan atau materi yang disampaikan akan tersalurkan dengan baik pula sehingga menumbuhkan partisipasi aktif baik pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan dari siswa. Sebaliknya, penggunaan media yang kurang tentu akan memberikan pengaruh yang kurang baik pula pada pesan atau materi yang disampaikan.

2.1.7 Media Gambar

Media gambar atau bisa disebut media gambar diam adalah media visual yang dihasilkan melalui proses fotografi. Keunggulan dari media ini adalah sudah umum digunakan, mudah dipahami, menarik, banyak memuat penjelasan daripada menggunakan media verbal. Media gambar dapat memberikan detail dalam bentuk gambar apa adanya yang berdampak pada meningkatnya taraf ingatan siswa dibandingkan menggunakan metode verbal. Selain itu media gambar bersifat konkret; mengatasi ruang dan waktu; mengatasi keterbatasan pengamatan; mudah penggunaannya, murah pembuatannya. Namun kelemahan dari media gambar adalah hanya menekankan pada penggunaan indera mata, ukuran terbatas pada kelompok besar (Indriana, 2011:64-65).

(9)

Menurut Indriana (2011:66) media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa aspek dibawah ini:

a. Harus bersifat asli dan dapat dipercaya b. Harus sederhana agar mudah dipahami

c. Ukuran harus menyesuaikan keadaan pebelajar d. Mengandung gerak dan perbuatan

e. Pemilihan gambar harus tepat, jangan sampai terlalu rumit atau terlalu sederhana Kelebihan penggunaan media gambar menurut Sadiman (1996:31) adalah sebagai berikut:

a. Sifatnya konkret dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal

b. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu c. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita d. Memperjelas masalah bidang apa saja

e. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan

Adapun kelemahan media gambar menurut Rahadi (2003:27) diantaranya adalah: a. Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat dilihat

oleh sekelompok siswa.

b. Gambar diinterpretasikan secara personal dan subjektif.

c. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif dalam pembelajaran.

Hamalik (1994:81) Landasan dalam proses penggunaan media gambar diantaranya adalah:

a. Gambar bersifat konkret yang mudah dipahami siswa.

b. Gambar mengatasi batas ruang dan waktu dengan cara mewakili objek aslinya. c. Membantu mengatasi daya pancaindra manusia. Contohnya mengamati objek

yang sangat kecil.

d. Dapat menjelaskan suatu masalah. e. Murah dan mudah didapat. f. Mudah digunakan.

(10)

Pemilihan gambar yang baik harus meliputi kriteria-kriteria di bawah ini (Hamalik, 1994:85-86):

a. Keaslian gambar dengan objek aslinya. b. Kesederhanaan dalam gambar.

c. Gambar sebaiknya berobjek sesuatu yang sedang bergerak. d. Gunakan bentuk yang sudah umum untuk anak- anak. e. Tidak perlu menggunakan teknik fotografi yang tinggi. f. Sesuaikan dengan tujuan yang dicapai.

2.1.8 Pembelajaran Konvensional

Dalam dunia pendidikan, pembelajaran ini juga disebut dengan pembelajaran ekspositori. Pembelajaran konvensional merupakan suatu pembelajaran yang sering digunakan oleh para guru dan pembelajaran ini memiliki ciri-ciri diantaranya: lebih mengutamakan hafalan daripada pengertian, menekankan pada ketrampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses dan pembelajaran berpusat pada guru. Paradigma yang menjadi acuan dari pembelajaran konvensional ini adalah paradigma mengajar. Menurut Sanjaya dalam Rusmono (2012:66) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran ekspositori dengan nama strategi pembelajaran langsung, karena dalam strategi ini materi pembelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu, karena materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Secara umum, ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah:

a. Siswa adalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsinya sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar.

b. Pembelajaran ini lebih mengutamakan hasil daripada proses.

c. Kegiatan utamanya adalah menerangkan dan siswa mendengarkan/mencatat yang disampaikan guru.

d. Dalam pembelajaran konvensional, metode yang sering digunakan adalah metode ceramah dengan diiringi penjelasan serta pembagian tugas dan latihan, atau, metode ekspositori yang kemudian memberikan contoh soal dan penyelesaiannya serta memberi soal-soal latihan dan siswa disuruh mengerjakannya.

e. Aktivitas guru mendominasi kelas dengan metode konvensional (ekspositori) dan aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat sangat kurang sehingga siswa menjadi pasif dalam belajar.

(11)

2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Di bawah ini adalah beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Metode Picture And Picture Siswa Kelas 4 SD Pangudi Luhur Ambarawa Tahun Ajaran 2012/2013”.

“Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Melalui Media Gambar Seri pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal” oleh Kukuh Andriawan Sulistio Putra, salah satu mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarat yang diterbitkan tahun 2010. Di akhir penelitiannya, Kukuh berhasil menyimpulkan bahwa penerapan picture and picture pada siswa kelas IV SD Negeri I Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal lebih efektif daripada menggunakan metode konvensional/ceramah sehingga meningkatkan keterampilan menulis.

Penelitian ini merupakan salah satu penelitian dalam bentuk eksperiment yang menggunakan metode picture and picture. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti karena dilakukan juga pada pendidikan dasar dan menggunakan kelas IV sebagai objek penelitian. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai objek pembelajaran yang diteliti. Media yang digunakan dalam penalitian ini juga memiliki kesamaan dengan media yang digunakan peneliti yaitu media gambar seri. Namun, penelitian ini memiliki tujuan untuk menungkatkan kemampuan menulis sedangkan peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui hasil belajar dengan metode picture and picture.

“Gambaran Teknik Picture and Picture Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 237 Atue Kabupaten Luwu Timur” oleh Deden Marrah Adil. Di akhir penelitiannya, Deden berhasil menyimpulkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan secara runtut sesuai kaidah-kaidah pembelajaran picture and picture secara konsisten selama proses pembelajaran berlangsung dengan penggunaan media gambar dan pemberian kesempatan kepada siswa untuk aktif dan ambil bagian dalam merangkai/menyusun gambar secara logis di depan kelas dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang struktur panca indera dan fungsinya untuk siswa kelas IV SDN 237 Atue.

(12)

Penelitian ini juga merupakan salah satu bentuk penelitian eksperiment. Sama dengan penelitian yang dilakukan peneliti, penelitian ini juga menggunakan siswa kelas IV pada pendidikan dasar sebagai objek penelitian. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan peneliti, penelitian ini menggunakan mata pelajaran IPA sebagai mata pelajaran yang akan diteliti. Namun, penelitian ini memiliki tujuan yang sama dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu mengetahui hasil belajar melalui penggunaan metode picture and picture.

2.3 Kerangka Pikir

Bahasa Indonesia (BI) merupakan suatu pelajaran yang sering dianggap membosankan dan kurang menarik untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan sebagian besar materi BI berupa materi pengulangan yang harus dipahami siswa secara mendalam. Kesulitan ini dapat dilihat dari nilai BI yang belum memuaskan serta minat belajar siswa yang kurang ketika proses pembelajaran BI berlangsung. Dari pengamatan yang telah dilakukan peneliti, guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam kegiatan pembelajaran BI. Hal tersebut dapat mengakibatkan siswa menjadi bosan dan tidak tertarik mengikuti pelajaran.

Dalam proses pembelajaran BI, siswa biasanya hanya membaca atau mendengarkan apa yang menjadi pokok dari penyampaian guru sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran hampir tidak ada. Hal ini membuat siswa menjadi pasif dan kurang berminat mengikuti jalannya pembelajaran.

Salah satu penentu keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar adalah penggunaan metode pembelajaran. Metode pembelajaran adalah suatu cara untuk menyajikan pesan pembelajaran sehingga pencapaian hasil pembelajaran dapat optimal. Akan tetapi, metode pembelajaran dan pengajaran di Sekolah Dasar (SD) dewasa ini belum dapat berjalan secara optimal dan aktif melibatkan peran serta siswa. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam membangun motivasi siswa dan menciptakan sebuah active learning adalah metode pembelajaran picture and picture.

Penerapan metode picture and picture akan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD Pangudi Luhur Ambarawa. Keefektifan dalam penerapan metode picture and picture dalam meningkatkan hasil belajar dapat mengembangkan motivasi siswa untuk belajar lebih baik.

(13)

Hal ini dikarenakan adanya keikutsertaan siswa di dalam pembelajaran akan dapat membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang mereka terhadap suatu objek. Dalam hal ini, siswa diberi kebebasan untuk berfikir sehingga mereka dapat mengembangkan kreatifitas dan imajinasi mereka.

Dengan mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran tentu akan menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut tentu akan memberikan dampak pada hasil belajar mereka setelah proses pembelajaran berakhir.

Metode picture and picture merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan media gambar. Penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran akan membantu meningkatkan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, penggunaan media gambar juga akan menumbuhkan kreatifitas serta imajinasi siswa untuk berpikir. Dengan demikian, hasil belajar akan mengalami peningkatan sejalan dengan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang menarik, inovatif dan menumbuhkan kreatifitas.

Penerapan metode picture and picture dalam proses pembelajaran dimulai dengan penyajian materi sebagai pengantar, guru memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang terlihat belum memiliki kesiapan mengikuti proses pembelajaran. Dilanjutkan dengan menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi kepada siswa, dalam proses ini siswa ikut terlibat aktif. Peran serta siswa dalam proses pembelajaran terlihat dari dipanggilnya satu per satu siswa untuk maju kedepan kelas mengurutkan gambar secara logis. Setelah gambar menjadi urut, guru memberikan pertanyaan terkait alasan dari urutan gambar tersebut. Dari alasan yang diberikan siswa, guru mulai menanamkan materi sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai. Di akhir pelajaran, guru bersama siswa memberikan kesimpulan hasil pembelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan hasil belajar antara kelas konvensional (tidak menggunakan metode picture and picture) dengan kelas yang menggunakan metode picture and picture, dimana pada kelas konvensional pembelajaran dilakukan seperti biasa dan kelas eksperimen pembelajaran menggunakan metode picture and picture.

Jika siswa belajar dengan diberikan perlakuan menggunakan metode picture

and picture memperoleh hasil belajar dan motivasi belajar yang lebih tinggi daripada

kelas konvensional maka penggunaan metode picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar BI siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Ambarawa.

(14)

Cer

am

Hasil Belajar Rendah Tindak an Penerapan Metode

Picture and Picture

Kondis i Akhir Hasil Belajar Meningkat Kondis i Awal Pembelajara Bahasa Indonesia Kelas 4 Kelas Ekperimen

Cer

am

Hasil Belajar Rendah Tindak an Pembelajaran Konvensional Kondis i Akhir Hasil Belajar Tetap Kondis i Awal

Kelas

Kontrol

(15)

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian kerangka berfikir, peneliti mengemukakan hipotesis penelitian yaitu terdapat perbedaan pada hasil belajar dan keterampilan membaca yang menggunakan metode picture and picture sebagai berikut:

2.4.1 Hipotesis nol

H0 : X1 = X2. Yaitu “Rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia kelas eksperimen (Kelas IV A SD Pangudi Luhur Ambarawa) sama dengan rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia Kelas kontrol (Kelas IV B SD Pangudi Luhur Ambarawa). Artinya tidak ada perbedaan efektivan penggunaan metode pembelajaran dengan pembelajaran konvensional”

2.4.2 Hipotesis Alternatif

H1 : X1 > X2. Yaitu “Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen (Kelas IV A SD Pangudi Luhur Ambarawa) lebih besar dari rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia Kelas kontrol (Kelas IV SD Pangudi Luhur Ambarawa). Artinya ada keefektifan penggunaan metode

Referensi

Dokumen terkait

Membuat algoritma untuk menterjemahkan informasi model produk berbasis feature yang tersedia dalam software CaSTPro ke dalam bahasa kode-G (G-Code) untuk feature

Microbial Fuel Cells (MFC) adalah suatu teknologi alternatif pengolahan air limbah secara anaerob atau disebut dengan sel elektrokimia berbasis mikroba (Ibrahim 2017), yang

Terapi kelompok terapeutik dapat meningkatkan kemampuan kognitif sesuai dengan tujuan terapi kelompok terapeutik dalam kelompok adalah meningkatkan potensi yang

Responden dapat memberikan jawaban dengan memberi tanda pada salah satu atau beberapa jawaban yang telah disediakan, atau dengan menuliskan jawabannya (Kountur,

Sehubungan hal tersebut sesuai dengan Keputusan Badan Musyawarah DPRD Kabupaten Grobogan Nomor 8 Tahun 2021 tentang rencana jadwal kegiatan DPRD Kabupaten Grobogan untuk

Peranan CSFs dalam perencanaan strategis adalah sebagai penghubung antara strategi bisnis organisasi dengan strategi sistem informasi yang dimiliki, memfokuskan

· Lepaskan selalu daya listrik AC dengan mencabut kabel daya dari colokan daya sebelum menginstal atau melepaskan motherboard atau komponen perangkat keras lainnya.. ·

Alhamdulillahirobbil’ alamin puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat,rahmat dan hidayah-Nya yang senatiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga bisa menyelesaikan sampai