D
D
a
a
f
f
t
t
a
a
r
r
I
I
s
s
i
i
Keterangan Tentang Perseroan
3
Ikhtisar Data Keuangan Penting
4
Sambutan Komisaris Utama
5
Pesan Kepada Para Pemegang Saham
7
Manajemen
11
Laporan Manajemen
14
Analisis dan Pembahasan Manajemen
20
Tata Kelola Perusahaan
22
Informasi Perseroan
24
3
K
K
e
e
t
t
e
e
r
r
a
a
n
n
g
g
a
a
n
n
T
T
e
e
n
n
t
t
a
a
n
n
g
g
P
P
e
e
r
r
s
s
e
e
r
r
o
o
a
a
n
n
PT. Asia Pacific Fibers Tbk (dahulu PT Polysindo Eka
Perkasa Tbk), didirikan sejak tahun 1984, merupakan
salah satu perusahaan penghasil polyester terkemuka di
Indonesia. Perseroan menjalankan rangkaian proses
produksi polyesternya mulai dari bahan baku sampai
dengan barang jadi dengan mengutamakan mutu dan
konsistensi. PT Asia Pacific Fibers merupakan
satu-satunya produsen polyester yang terintegrasi di
Indonesia, dengan fasilitas pabrik PTA, Polymer dan fiber
yang terletak di Karawang, Jawa Barat. Fasilitas pabrik
Benang Polyester yang terbesar di Indonesia terletak di
Semarang, Jawa Tengah. Anak perusahaan, PT Texmaco
Jaya Tbk, telah dinyatakan pailit pada bulan Agustus 2011.
Produk yang dihasilkan Perseroan saat ini meliputi
Purified Terephthalic Acid (PTA), polyester chips, staple
fiber, filament yarn dan performance fabrics. Hasil
produksi Perseroan dipasarkan baik di dalam negeri
maupun diekspor.
Berikut ini adalah laporan mengenai perkembangan usaha PT. Asia Pacific Fibers Tbk
pada dalam 2010. Istilah "Perseroan" dalam laporan ini digunakan istilah untuk PT.
Asia Pacific Fibers Tbk dan semua anak perusahaan. Istilah "APF" ditujukan untuk induk
itu sendiri yaitu PT. Asia Pacific Fibers Tbk, sedangkan istilah "Texmaco Jaya" ditujukan
untuk PT. Texmaco Jaya Tbk.
I
I
k
k
h
h
t
t
i
i
s
s
a
a
r
r
D
D
a
a
t
t
a
a
K
K
e
e
u
u
a
a
n
n
g
g
a
a
n
n
P
P
e
e
n
n
t
t
i
i
n
n
g
g
penting Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2007 sampai 2011.
Akuntan Publik Perseroan saat ini adalah Kantor Akuntan
Publik Drs. Hendrawinata Eddy & Siddhartha (Indonesian
Member firm of Kreston International).
(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember 2011 2010 2009 2008 (2) 2007 Aktiva Lancar Aktiva Tetap-Bersih Jumlah Aktiva Kewajiban Ekuitas Penjualan Laba (Rugi) Kotor Laba (Rugi) Usaha Laba (Rugi) Bersih
Modal Kerja Bersih (1)
Laba Bersih per saham Rp
Margin Laba Kotor %
Margin Laba Bersih %
Return on Investment %
Imbal Hasil Ekuitas %
Rasio Lancar
Kewajiban terhadap Aktiva Kewajiban terhadap ekuitas
2.100.374 1.225.118 3.683.206 11.025.252 (7.342.047) 5.577.223 390.554 105.129 610.313 (8.485.801) 257 0,07 0,11 16,6 NA 0,2 2,99 (1,50) 1.698.564 1.775.584 3.948.980 11.900.692 (7.952.203) 4.455.449 331.393 14.196 334.977 (9.522.265) 141 0,07 0,08 8,5 NA 0,2 2,98 (1,50) 2.226.484 2.290.009 4.569.624 12.449.681 (7.880.058) 3.511.507 (43.902) (314.297) 1.182.788 (10.226.269) 498 (1,3) 33,5 25,9 NA 0,2 2,72 (1,58) 1.235.848 2.802.157 4.912.990 13.979.999 (9.067.010) 3.740.569 (217.811) (518.217) (2.120.676) (11.798.530) (245) (5,8) (56,7) (43,1) NA 0,1 2,85 (1,54) 1.428.603 3.314.897 5.448.182 12.525.825 (7.077.644) 3.639.104 (140.260) (430.141) (892.609) (10.156.878) (22) (3,8) (24,5) (16,3) NA 0,1 2,30 (1,81) Catatan: (1)
Aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar
(2)
5
S
S
a
a
m
m
b
b
u
u
t
t
a
a
n
n
d
d
a
a
r
r
i
i
K
K
o
o
m
m
i
i
s
s
a
a
r
r
i
i
s
s
U
U
t
t
a
a
m
m
a
a
Pemegang Saham yang terhormat,
Meskipun menghadapi beberapa tantangan PT Asia
Pasific Fibers Tbk (APF) mampu mempertahankan kinerja
yang konsisten yang kuat di 2011 dengan EBITDA sebesar
$77,7 juta dari penjualan yang mencapai $635 juta,
didorong oleh kondisi pasar Polyester yang kuat
terutama dipengaruhi perdagangan kapas yang mencapai
puncaknya dan belum pernah terjadi sebelumnya
menyebabkan kenaikan tajam harga PTA dan polyester.
Perseroan mampu mempertahankan tingkat operasi yang
tinggi lebih mendekati operasi penuh di kedua pabriknya
dengan didukung oleh bantuan modal kerja dari
kreditur/pemegang saham. mayoritas, Perseroan terus
mempertahankan posisi terdepan di pasar domestik
untuk produk-produk PSF dan PFY dan memainkan peran
penting dalam menyediakan bahan baku utama untuk
industri hilir tekstil dan terus sektor Pakaian di Indonesia.
Namun,
Perseroan
belum
menemukan
solusi
restrukturisasi dengan kreditur berjaminan walaupun
terdapat kemajuan yang dicapai dalam pembahasan
dengan para kreditur selama tahun berjalan, termasuk menyampaikan beberapa opsi
usulan restrukturisasi sebagai bahan pertimbangan. Perseroan terus melakukan
pembicaraan dengan kreditur berjaminan untuk dapat segera mengakhiri kebuntuan
dan
mencari
solusi
sehingga
Perseroan
dapat
merealisasikan
rencana
pertumbuhannya.
Perekonomian Indonesia tahun lalu mengalami pertumbuhan tercepat sejak krisis Asia
1997-98, dengan pasar domestik yang luas di negara ini sangat membantu untuk
melindungi dari gejolak ekonomi global dengan menekankan pada orientasi ekspor
seperti negara tetangga. PDB tumbuh 6,50% pada tahun 2011, menjadikan posisi
Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia
tumbuh dan menarik bagi Investor.
Investasi langsung pihak asing di Indonesia naik 20% mencapai rekor $20 milyar tahun
lalu, yang diinvestasikan di berbagai bidang seperti pertambangan batubara dan
pembangkit, otomotif untuk memanfaatkan sumber daya yang luas di negara ini dan
240 juta pelanggan di pasar yang sangat kuat. FDI akan tetap kuat dalam jangka
menengah setelah Moody’s Investor Service dan Fitch Ratings baru-baru ini menaikkan
peringkat kredit Indonesia ke tingkat investasi.
Ekspor Indonesia stabil mencapai rekor pertumbuhan dari $203,6 milyar dimana sektor
tekstil menyumbang $13,67 milyar (8,20% dari total ekspor). Pertumbuhan yang stabil
di Indonesia jika dibandingkan dengani ekspor negara tetangga
Belum adanya solusi tentang restrukturisasi utang berjaminan, Perseroan masih
terkendala untuk mengakses pasar keuangan guna meningkatkan sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan baik pendanaan jangka panjang maupun pendanaan jangka
pendek. Meskipun adanya kendala tersebut, Perseroan memulai melakukan investasi
barang modal yang strategis dengan bantuan keuangan dari kreditur mayor/pemegang
saham mayoritas, untuk memperluas kapasitas serat dan melakukan diversifikasi ke
produk khusus dan nilai tambah tinngi guna melayani permintaan pasar. Kami sangat
senang bahwa perluasan proyek serat dengan kapasitas 54.000 Ton per tahun sudah
beroperasi pada akhir kuartal 1 tahun 2012 dan juga pemasangan fasilitas daur ulang
limbah 100% di Poly Plant Karawang sebagai wujud komitmennya terhadap pelestarian
lingkungan yang berkelanjutan.
Bapak Antonitris telah menyampaikan pengunduran diri sebagai komisaris Perseroan
dan pengunduran diri ini akan diagendakan untuk dimintakan persetujuan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan. Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih atas jasa dan kontribusinya selama masa jabatannya.
Komisaris ingin menyampaikan penghargaan kepada Direksi dan seluruh karyawan APF
atas upaya yang terus menerus dan dedikasi mereka sepanjang tahun 2011, di mana
Perseroan terus mencari solusi restrukturisasi untuk mengokohkan dalam posisi pasar
strategis. Perseroan terus meningkatkan standar tata kelola perusahaan dan mematuhi
berbagai peraturan dan persyaratan oleh BAPEPAM dan BEI. Kami juga ingin
menyampaikan terima kasih kepada pelanggan, pemasok, dan pemegang saham atas
dukungan dan kepercayaan yang telah mempercayakan kepada Perseroan dalam masa
transisi yang sangat sulit.
Robert Clive Appleby
7
P
P
e
e
s
s
a
a
n
n
k
k
e
e
p
p
a
a
d
d
a
a
P
P
a
a
r
r
a
a
P
P
e
e
m
m
e
e
g
g
a
a
n
n
g
g
S
S
a
a
h
h
a
a
m
m
Para Pemegang saham yang Terhormat,
Pertumbuhan PDB Indonesia yang sangat stabil dan kuat
menjadikan posisinya sebagai salah satu negara dengan
pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia dan akan tetap
menjadi ujung tombak pertumbuhan dunia dimana
hanya sedikit negara yang mengalami pertumbuhan. Di
tengah lambannya pemulihan ekonomi di negara-negara
berkembang dan krisis utang yang dihadapi
negara-negara
Eropa,
Indonesia
mampu
menunjukkan
ketahanan ekonomi dengan mencapai pertumbuhan PDB
sebesar 6,5% pada tahun 2011, melebihi pertumbuhan
6,1% yang dicapai pada tahun 2010. Sesuai dengan
peningkatan investasi, industri manufaktur tumbuh
sebesar 6,1% (dari tahun ketahun), mengimbangi
pertumbuhan di sektor ekstraktif seperti pertambangan.
Perluasan industri manufaktur telah meningkatkan
potensi kerja di sektor indutri manufaktur dan akibatnya,
tingkat pengangguran turun menjadi 6,6% pada 2011
dibandingkan dengan 7,7% pada tahun 2010. Sektor
non-migas tumbuh sebesar 6,9%. PDB per kapita tumbuh
13,8%, dari Rp 27,1 juta (US$3.010,1) menjadi Rp30,8 juta (US$3.542,9). Di sisi lain laju
inflasi Indek Harga Konsumen untuk tahun 2011 tetap terkendali pada 3,79%. Di tengah
kondisi ekonomi dan perdagangan yang lesu dan koreksi harga komoditas di pasar
global, kinerja ekspor Indonesia tetap solid. Ekspor tumbuh sebesar 29% selama 2011,
Total ekspor tahun 2011 meningkat menjadi US$203,6 milyar dibandingkan dengan
US$157,78 milyar pada tahun 2010. Ekspor minyak dan gas juga meningkat sebesar
48,34% dibandingkan 2010 menjadi US$41,59 milyar terutama disebabkan kenaikan
harga minyak mentah Internasional. Nilai Impor terus meningkat (30,7% pada tahun
2011) sebagai konsekuensi dari kegiatan ekonomi yang dipercepat. Ini masih dalam
batas yang relatif aman dan sehat karena terkait dengan bahan baku impor dan barang
modal untuk memacu peningkatan kapasitas produksi.
Di tengah ketidakpastian penyelesaian krisis utang di Eropa dan perlambatan ekonomi
di Amerika Serikat dengan batasan yang mereka terapkan pada beberapa mitra utama
dalam perdagangan, neraca pembayaran Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang
cukup kuat pada tahun 2011 dengan surplus US$11,9 milyar, meskipun turun jika
dibandingkan dengan surplus 2010 sebesar US$30,3 milyar. Akibatnya, cadangan devisa
meningkat dari US$96,2 milyar pada akhir tahun 2010 menjadi US$110,1 milyar pada
akhir 2011, yang setara dengan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri
Pemerintah. Kualitas struktur arus modal yang masuk meningkat secara signifikan
dengan meningkatnya investasi asing langsung, portofolio investasi terlampaui.
Investasi langsung asing kemungkinan tetap kuat dalam jangka menengah setelah
Moody’s Investor Service dan Fitch Ratings baru-baru ini menaikkan
6,5% pada tahun berjalan dan akan berkurang sebesar 25 basis poin pada bulan Maret
2012.
Industri polyester: Tren Global dan Domestik
Setelah pemulihan yang kuat pada 2010, industri Polyester terus tetap kokoh pada
semester pertama tahun 2011 dipicu oleh kejadian yang luar biasa dalam perdagangan
kapas dengan harga mencapai tingkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini
diikuti oleh normalisasi cepat pada paruh kedua. Tahun 2011 merupakan tahun yang
kuat bagi industri polyester dari sisi produksi, dengan produksi polimer keseluruhan
mencapai 56 juta ton, meningkat sebesar 3,5 juta ton atau 6,8% dibanding tahun
sebelumnya. Dalam jangka panjang, produksi polimer dan polyester global diperkirakan
akan mencapai 100 juta ton pada tahun 2020, menandai tingkat pertumbuhan jangka
panjang yang stabil sekitar 6%. Produksi serat stapel polyester global diperkirakan
menjadi 14,5 juta ton pada tahun 2011, dibandingkan dengan 13,5 juta ton pada 2010,
dan produksi benang filamen diperkirakan mencapai 25,08 juta ton, dibandingkan
dengan 23,16 juta ton pada tahun 2010, mencatatkan tingkat pertumbuhan
masing-masing 7% dan 8,3%. Namun, proyeksi pertumbuhan serat polyester diperkirakan
berada pada 6-6,5% pada jangka panjang didukung oleh pertumbuhan konsumsi
domestik yang berkelanjutan di Asia dan wilayah negara berkembang lainnya
meskipun terimbas dampak negatif dari krisis keuangan yang sedang berlangsung di
negara barat. Setiap kekurangan produk kapas dalam jangka panjang akan menambah
peningkatan pertumbuhan polyester yang telah diproyeksikan.
Pasar domestik terus tetap kuat dengan konsumsi per kapita meningkat menjadi 6,3 Kg
pada tahun 2011 dari 5,70 Kg pada tahun 2010. Permintaan domestik untuk kedua
serat stapel polyester dan benang filamen meningkat secara signifikan (sekitar 18%)
pada tahun 2011. Ada kekurangan pasokan serat di pasar domestik yang dipenuhi oleh
peningkatan volume impor. Impor serat dan benang, keduanya meningkat secara
signifikan untuk memenuhi permintaan yang lebih tinggi di pasar domestik. Didukung
oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan dari 6,5% pada tahun 2011
dan inflasi yang terkendali, tingkat kepercayaan konsumen tetap tinggi sehingga
mendorong peningkatan konsumsi domestik.
Ekspor tekstil dari Indonesia pada tahun 2011 meningkat menjadi US$13,7 milyar
dibandingkan dengan US$11,51 milyar pada tahun 2010. Peningkatan ini terutama
disebabkan oleh faktor harga dan adanya penurunan volume ekspor sebesar 5,4% pada
tahun 2011. Sedangkan, impor tekstil tahun 2011 naik secara signifikan menjadi US$8,6
juta pada tahun 2011 dibandingkan dengan US$6,2 juta pada tahun 2010, mencatatkan
peningkatan 38,7%. Hal ini terutama disebabkan peningkatan 57% dalam impor serat
9
bahan baku pada paruh pertama tahun ini tetapi dengan cepat kembali ke tingkat
normal pada semester kedua dengan melemahnya harga kapas. Harga minyak mentah
dan nafta terus tetap memberikan tekanan yang kuat pada marjin rantai nilai industri
kimia.
Kinerja Perusahaan
Perseroan dapat mempertahankan kinerja yang tinggi selama tahun 2011 meskipun
didapkan pada berbagai tantangan. Perseroan mampu menunjukkan kinerja yang
bagus dalam profitabilitas, produktivitas, pangsa pasar, dan operasionalnya. Dengan
dukungan modal kerja dari kreditur berjaminan mayoritas, Perseroan berhasil
mencapai penjualan sebesar Rp 5.577 triliun (US$635 juta) dibandingkan dengan
Rp 4.455 triliun (US$489 juta) pada tahun 2010, mencatatkan pertumbuhan 25%. Laba
usaha Perseroan meningkat menjadi Rp 105,13 milyar pada 2011 dibandingkan dengan
Rp 14,20 milyar pada 2010. Perseroan mencatat EBITDA sebesar US$77,7 juta pada
tahun 2011 dibandingkan dengan US$68,2 juta pada tahun 2010 serta mencatat
pertumbuhan 14%. Peningkatan profitabilitas ini terutama disebabkan tingginya marjin
PTA pada tahun tersebut ditambah dengan beroperasi secara penuhnya kapasitas
kedua pabrik.
Dengan bangga kami informasikan Perseroan telah menambahkan beberapa produk
khusus dan nilai tambah untuk portofolio yang ada sebagai hasil dari investasi belanja
barang modal selama dua tahun terakhir yang telah memberikan kontribusi terhadap
peningkatan kinerja pada tahun tersebut.
Proyek perluasan serat fiber di Karawang dengan kapasitas 54.000 Ton per tahun
selesai pada kuartal pertama 2012 dan mulai efektif beroperasi sejak April 2012.
Sejalan dengan komitmen Perseroan terhadap keberlanjutan dan konservasi
lingkungan, fasilitas daur ulang limbah 100% dibangun di Poly plant Karawang yang
akan memungkinkan Perusahaan untuk menghasilkan "Green Label Product". Proyek
dari belanja barang modal mulai memberikan manfaat bagi Perseroan mulai tahun
2012, Perseroan berharap dapat memperoleh kontribusi yang signifikan terhadap
pendapatan di masa depan.
Harapan di masa mendatang
Di tengah perlambatan ekonomi global, perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh
diantara 6,3% - 6,7% pada tahun 2012, atau sedikit lebih rendah dari tahun 2011 karena
lambannya pertumbuhan ekspor. tingkat pertumbuhan investasi yang mencapai 7,7%
pada tahun 2011 diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dari pada tahun 2012 pada
tingkatan 9,7% - 10,1%. Investasi yang kuat pada akhirnya akan menopang daya beli
sehingga meningkatkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Demikian juga akan ada
tantangan serius yang dihadapi pada tahun 2012 dalam hal
Bagaimanapun juga Perseroan telah mengambil serangkaian inisiatif upaya
penghematan biaya, khususnya penghematan energi, untuk mengimbangi kenaikan
biaya tersebut.
Perseroan akan terus mengajukan proposal strategis untuk investasi belanja barang
modal seperti yang direncanakan sebelumnya Proyek-proyek ini sangat penting untuk
memperkuat posisi kepemimpinan Perseroan, untuk inovasi dari produk dasar yang
sangat kompetitif dengan nilai tambah spesialiasi produk/sehingga dapat mencapai
pertumbuhan tinggi dan segmen atas, seperti otomotif, kebersihan dan kesehatan,
teknik tekstil dan non-woven. Perseroan mengusulkan untuk menlakukan pendekatan
pada lembaga keuangan, kreditur dan lembaga perbankan untuk memperoleh
pinjaman jangka pendek dalam rangka memenuhi investasi belanja barang modal
tersebut.
Meskipun Perseroan belum menemukan solusi dalam restrukturisasi hutang
berjaminan di tahun ini, namun mencatat kemajuan dalam pembahasan lebih lanjut
dengan para kreditur. Perseroan telah menyampaikan alternatif opsi restrukturisasi
kepada kreditur berjaminan sebagai bahan pertimbangan. Perseroan terus
menindaklanjuti pembahasan dan berharap dapat menemukan penyelesaian
restrukturisasi dalam waktu segera. Hal ini akan dapat menarik lembaga perbankan
untuk memberikan dukungan modal kerja untuk mendapatkan bunga yang bersaing,
baik untuk pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang. Segala upaya ini akan
meningkatkan kinerja Perseroan secara signifikan dan menempatkan kembali sebagai
industri polyester terkemuka di dunia.
Sebagai bagian dari komitmen kepada para karyawan, Perseroan telah
mengimplementasikan program opsi saham bagi karyawan pada awal tahun 2012.
Kami ingin mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih yang tulus
kepada para Pemegang Saham, Pelanggan, Pemasok, Perbankan, dan Karyawan yang
terus mendukung perusahaan dalam tahap penting dari restrukturisasi dan
menempatkan kembali sebagai produsen polyester kualitas tinggi yang terkemuka.
V. Ravi Shankar
11
M
M
a
a
n
n
a
a
j
j
e
e
m
m
e
e
n
n
Komisaris dan Direksi
Menurut akte pendirian, APF dipimpin oleh Dewan
Direksi dibawah pengawasan Dewan Komisaris. Anggota
Dewan Komisaris dan Dewan Director dipilih dan ditunjuk
oleh para pemegang saham PT. Asia Pacific Fibers Tbk
pada Rapat Umum Tahunan. Akte pendirian mengizinkan
Direktur Utama untuk bertindak sendiri, atau bila
Direktur Utama berhalangan, maka dua direktur akan
bertindak mewakili Dewan Direktur.
Anggota Dewan Komisaris PT. Asia Pacific Fibers saat ini
adalah sebagai berikut:
Nama
Umur
Jabatan dan Latar Belakang Profesi
Robert Clive Appleby
49
Komisaris Utama Perseroan sejak 2007.
Direktur dan Chief Investment Officer di
Asia Debt Management Hongkong
Limited (ADM), Direktur pada Divisi
Income pada Credite Agricole Indosuez
khususnya menangani restrukturisasi di
Kawasan Asia.
Antonitris
45
Komisaris APF sejak September 2009.
Beliau Lulusan dari Fakultas Ekonomi
Universitas
Indonesia
dan
juga
menyelesaikan MBA dari Melbourne
Business School, Australia. Saat ini
beliau bekerja di Spinnaker Capital
(Asia) Pte Ltd, Jakarta. Sebelum
bergabung dengan Spinnaker Capital,
beliau bekerja di Arthur Anderson dan
Deloitte
Indonesia
pada
Divisi
Corporate Finance.
Asia Debt Management Hongkong
Limited (ADM). Sebelum mendirikan
ADM, beliau menjalankan regional debt
untuk Kawasan Asia-Pacific dan operasi
derivative pasar pada Republic National
Bank of New York yang memberikan
Lindung
Nilai
dan
Manajemen
restrukturisasi hutang di kawasan.
Robert McCarthy
57
Komisaris APF sejak Juni 2008,
Menyandang gelar Master in Business
Administration dari Yale School of
Management, dan Master dalam
bidang Medieval History dari Columbia
University.
Mengelola
Investasi
bermasalah pada Spinnaker Funds.
Beliau merupakan Founding Director
Morgan Grenfell dan pernah menjabat
sebagai Direktur Deutsche Bank.
Timbul Thomas Lubis SH, LLM
59
Komisaris APF sejak 1990, partner pada
Lubis Ganie & Surowidjojo Kantor
Pengacara
sejak
1982.
Lulusan
Universitas Indonesia dan Washington
University.
Dono Iskandar Djojosubroto
67
Komisaris APF sejak Juni 2008,
Menyelesaikan
S1
di
Universitas
Indonesia dan MA serta Phd dalam
bidang Ekonomi di University of Illinois,
AS. Beliau pernah menjabat sebagai
Sekretaris Jenderal di Departemen
Keuangan RI, Deputi Gubernur Bank
Indonesia dan Direktur Eksekutif IMF
yang mewakili 12 Negara Asia. Beliau
juga pernah menjadi anggota dewan
komisaris dan badan pengawas pada
berbagai institusi Pemerintah seperti
PT. Jasindo, PT. Jasa Marga, Bank BRI
dan Bank BTN.
13
Anggota Dewan Direksi PT Asia Pacific Fibers saat ini adalah sebagai berikut:
Nama
Umur Jabatan dan Latar Belakang Profesi
V. Ravi Shankar
48
Direktur Utama APF, Lulusan Production
Engineering, dan juga menyelesaikan
Advance Management Programme dari
Harvard University pada tahun 2004.
Sebelum bergabung dengan APF, beliau
memimpin
Divisi
Tekstil
dari
anak
perusahaan APF dan industri permesinan di
Indonesia dan India.
Masjhud Ali, MBA.
70
Direktur APF sejak tahun 2002. Lulusan
Universitas Trisakti. Direktur PT. Bank
Pembangunan Indonesia (Bapindo) sejak
1991 sampai 1994. Direktur PT. Bank Putera
sejak 1995 sampai 2000.
S. Jegatheesan
62
Direktur APF sejak 2002. Lulusan Electrical
Engineering dan bergabung dengan APF
sejak tahun 1989. Sebelum bergabung
dengan APF, beliau sebagai General
Manager dari perusahaan pemintalan
benang dan Project Manager sebuah
perusahaan di India.
Peter Vinzenz Merkle
54
Direktur APF sejak 2007.
Beliau bergabung dengan APF sejak tahun
2000 sebagai Pimpinan Pabrik Karawang
yang memproduksi PTA, Polymer dan Fiber.
Sebelum bergabung dengan APF, beliau
bekerja di beberapa perusahaan Kimia dan
Fiber seperti Trevira Group and Hoechst AG
sebagai
Kepala
Divisi
R&D,
Divisi
Pengembangan Teknik.
Pemegang MSc di bidang Chemical
Engineering dari University of Stuttgart,
Germany
jurusan
Proses
Polymer
Processing dan Teknologi Lingkungan.
L
L
a
a
p
p
o
o
r
r
a
a
n
n
M
M
a
a
n
n
a
a
j
j
e
e
m
m
e
e
n
n
Tahun 2011 merupakan tahun tantangan yang menarik
bagi industri polyester. Pasar tetap mengapung selama
semester pertama tahun ini dipicu oleh harga kapas
yang memuncak secara luar biasa, namun dapat cepat
kembali normal pada semester kedua tahun ini. Harga
minyak global menunjukkan volatilitas yang kecil selama
tahun 2011 dan tetap relatif stabil pada kisaran US$86 -
US$109/barrel (WTI) atau setara US$95/barrel. Oleh
karena itu harga bahan baku utama Perusahaan,
Paraxylene dan MEG, meningkat terus pada tahun 2011
didorong oleh harga minyak mentah dan harga naphta
dan sangat didukung oleh situasi pasokan yang kecil.
Tren ini terus berlanjut hingga tahun 2012 juga dengan
situasi pasokan diperkirakan akan tetap sedikit.
Tahun 2011 merupakan tahun yang kuat bagi industri
polyester dari sudut pandang produksi dengan
pertumbuhan global secara keseluruhan dalam polimer
dari sekitar 3,50 juta ton atau 6,8%, yang pada dasarnya
pada garis tren pertumbuhan normal dengan total produksi mencapai sekitar 56 juta
ton. Pada polimer polyester jangka panjang global diperkirakan akan mencapai hanya
kurang dari 100 juta ton pada tahun 2020, ini berarti tingkat pertumbuhan jangka
panjang yang stabil sekitar 6%. Pertumbuhan serat Polyester juga diperkirakan sebesar
6-6,5% pada jangka panjang didukung oleh pertumbuhan konsumsi berkelanjutan
domestik di Asia dan wilayah berkembang lainnya meskipun dampak negatif dari
perekonomian negara-negara barat. Di sisi lain dalam hal permintaan Polyester
mungkin terjadi kekurangan kapas seperti yang diperkirakan oleh para ahli. Total
ekspor Indonesia dari semua barang mencapai Rp 203,6 milyar pada tahun 2011,
dibandingkan dengan US$157,8 milyar pada tahun 2010. Pada tahun 2011, ekspor
produk tekstil menyumbang US$13,67 milyar, dibandingkan dengan US$11,32 milyar
pada tahun 2010. Peningkatan ekspor tekstil di tahun 2011 terutama disebabkan oleh
kenaikan harga.
Pasar domestik terus tetap kuat dengan konsumsi per kapita meningkat menjadi 6,3 Kg
pada tahun 2011 dari 5,70 Kg pada tahun 2010. Permintaan domestik untuk kedua
serat stapel polyester dan benang filamen meningkat secara signifikan (sekitar 18%)
pada tahun 2011. Ada kekurangan pasokan serat di pasar domestik yang dipenuhi oleh
peningkatan volume impor. Impor dari kedua serat dan benang meningkat secara
signifikan untuk memenuhi permintaan yang lebih tinggi di pasar domestik. Didukung
oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan dari 6,5% pada tahun 2011
15
Seperti disebutkan di atas, permintaan Polyester, baik dalam negeri maupun untuk
pasar ekspor, diperkirakan tetap kuat meskipun krisis ekonomi Eropa dan fluktuasi
kecenderungan harga.
PTA (Purified Terephthalic Acid) & Polymer
Produksi PTA pada tahun 2011 meningkat sekitar 7%, sangat didukung oleh permintaan
polyester sejalan dengan pertumbuhan kapasitas baru. Produksi PTA global mencapai
46,6 juta ton pada 2011 dan diperkirakan dalam jangka panjang meningkat 6,5%.
Produksi polimer juga meningkat dalam proporsi yang hampir sama sebesar 6,8% untuk
mencapai total produksi 56 juta ton pada 2011.
Staple Fibre
Produksi serat stapel polyester global tahun 2011 diperkirakan 14,50 juta ton
dibandingkan dengan 13,55 juta ton pada 2010, mencatatkan pertumbuhan 7%
dibandingkan 2010. Produksi serat Perusahaan pada tahun 2011 lebih tinggi dari 2010
meningkat karena permintaan domestik yang kuat untuk produk-produknya.
Benang Polyester
Pada tahun 2011, produksi benang polyester filamen global diperkirakan mencapai 25,1
juta ton dibandingkan dengan 23,2 juta ton pada tahun 2010, sehingga mencatat
pertumbuhan lebih dari 8,3%. Penjualan benang filamen Perusahaan terus tetap pada
tingkat optimal didorong oleh permintaan pasar yang kuat.
Performance Fabrics
Divisi Performance Fabrics tetap dioperasikan melalui dana talangan dari induk
perusahaan kepada Texmaco Jaya, dan dana talangan tersebut masih tetap dilanjutkan
dengan persetujuan dari Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Jenis produk Perseroan meliputi:
Produk Tipe Penggunaan
1. PTA (Purified Terepthalic Acid) Bahan baku polyester Chips 2. Polyester Chips Semi-Dull
Super Bright Optical Bright
Benang filament/staple fiber Benang filament/staple fiber Polyester Staple Fiber Benang filament 3. Polyester Staple Fiber Normal Spun Yarn
Non Woven Fibre Fill 4. Polyester Filament Yarn Normal
Micro filament
Hi filament Differential Shrinkage
Pakaian jadi – Formal dan Kasual Super fine apparel fabrics with cotton tencel feel
Fine apparel fabrics Fine apparel fabrics
5. Performance Fabrics High performance Fabrics
Pakaian olah raga, pakaian musim dingin, pakaian sehari-hari
Pemasaran dan Distribusi
APF terus berupaya untuk mempertahankan posisi kepemimpinannya di pasar
domestik dan meningkatkan pangsa pasar untuk produk benang filamen dan staple
fiber. Perusahaan juga berusaha untuk memperkuat posisi pasar dan memperluas
spesialisasinya. Nilai tambah dan kinerja terkait dengan segmen produk dibedakan
dengan potensi segmen multi pasar. Sementara penekanan diberikan untuk
mendorong produk-produk di segmen pasar domestik, upaya APF untuk
mengembangkan pasar ekspor global untuk mengoptimalkan penjualan dan produk
dengan fokus pada pengembangan produk khusus untuk pasar negara maju.
Produk-produk khusus memerlukan peningkatan usaha pemasaran, terutama di Eropa dan
Amerika Utara.
Sumber Daya Manusia
Perseroan terus mengoptimalkan angkatan kerja sejalan dengan pemanfaatan
kapasitas fasilitasnya. Perseroan terus menjaga hubungan baik dengan tenaga kerja
dan Serikat-Pekerja. Perseroan juga telah merancang Strategi Sumber Daya Manusia
sejalan dengan perubahan dalam lingkungan eksternal dan internal. Perusahaan ini
menerapkan skema insentif manajemen dan Opsi Saham Karyawan untuk menghargai
17
Lingkungan
Dengan komitmen yang kuat untuk keamanan dan perlindungan lingkungan, Perseroan
secara ketat mengikuti norma-norma emisi ketat dari limbah. Perseroan sepenuhnya
mengikuti semua standar lingkungan yang berlaku di Indonesia, dengan Badan
Pengendali Lingkungan (Bapedal) sebagai otoritas yang mengatur. Perusahaan juga
terpasang fasilitas daur ulang limbah 100% di Karawang (Recycle/Daur Ulang) untuk
mengkonversi semua limbahnya menjadi 'produk label hijau' dan untuk memastikan
NOL limbah dari fasilitas produksi.
Lokasi dan Jenis Aktiva Tetap Yang Bernilai Lebih Dari 5% dari Total Aktiva
Perseroan memliki beberapa aktiva yang bernilai lebih dari 5% dari jumlah aktiva
Perseroan. Untuk APF, aktiva yang sebagian besar berbentuk tanah, mesin, dan
bangunan, termasuk pabrik PTA, fasilitas polymer, mesin fiber dan alat-alat pembuat
benang ini, berlokasi di Kaliwungu, Jawa Tengah, dan Karawang, Jawa Barat.
Aktiva Tetap Yang Dijaminkan
APF memiliki fasilitas produksi di Karawang dan Kaliwungu. Tanah seluas 15,9 hektar,
dengan bangunan, pabrik dan peralatan dan fasilitas yang terletak di Kaliwungu, yang
dijaminkan ke BPPN (Badan Penyehatan Bank Indonesia). Tanah seluas 26,62 hektar,
dengan bangunan, dan fasilitas produksi di Karawang ini dijamin dengan Obligasi
Berjaminan.
Kebijakan Dividen
Di masa lalu pembayaran dividen dilakukan oleh Perseroan setelah mendapat
persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham.
Akan tetapi mengingat kondisi keuangan Perseroan saat ini, maka APF tidak
membagikan dividen dalam tahun 2011.
Kuartal 1 Kuartal 2 Kuartal 3 Kuartal 4 2011 Tertinggi Terendah Volume 2010 Tertinggi Terendah Volume (Rp) (Rp) (Saham) (Rp) (Rp) (Saham) 245 170 4.343.500 154 107 154.188.500 540 180 38.711.200 152 59 389.502.500 810 365 70.257.100 130 110 128.628.500 590 310 33.241.900 370 119 313.177.000
Kegiatan Pembiayaan dan Status Restrukturisasi
Restrukturisasi hutang berjaminan belum dapat diselesaikan dan APF karena sedang
menunggu tanggapan dari PPA. Damiano Investment BV, yang merupakan pemegang
saham mayoritas Perseroan, juga pemegang moyoritas surat utang berjaminan selain
porsi kepemilikan PPA. Damiano Investments BV telah menyediakan fasilitas modal
kerja dan Fasilitas Letter of Credit untuk penyediaan bahan baku. Hal ini sangat
membantu APF untuk tetap dapat mempertahankan kapasitas terpakai dan fasilitas
produksi yang ada. Damiano Investment BV. juga menambah pembiayaan barang
modal guna membiayai pengadaan barang modal untuk melakukan pemutakhiran
peralatan dan perluasan produksi polyster staple fiber dan kapasitas polymer.
Pada bulan Januari perseroan mengusulkan untuk mendapatkan persetujuan dari
kreditur konkuren terhadap perpanjangan hutang berjaminan selama 3 tahun dan
pernjadwalan kembali pembayaran pokok terhitung sejak Februari 2015 dari Februari
2012 yang telah disetujui sebelumnya. Mayoritas pemegang surat hutang telah
memberikan persetujuan terhadap usulan perusahaan pada pertemuan yang
diselenggarakan pada tanggal 16 Januari 2012 di Singapura.
Perseroan mempunyai empat anak perusahaan yaitu: PT Texmaco Jaya Tbk. (Texmaco
Jaya), Polysindo International Finance Company BV. (PIFC), Polysindo Mauritius Ltd dan
PT. Eastindo Polymertama (Eastindo).
PT. Texmaco Jaya Tbk (Texmaco Jaya)
Texmaco Jaya mempunyai fasilitas produksi pertenunan, perajutan, pencelupan dan
peyempurnaan baik Fasihion fabrics dan Performance Fabrics. Divisi Fashion tidak
19
pencatatannya dari Bursa Efek Indonesia terhitung sejak 10 Oktober 2008.
Pada tahun 2010 salah satu kreditur konkuren PT Texmaco Jaya, PT Hanil Bakrie
Finance, mendaftarkan gugatan pailit terhadap perusahaan ke Pengadilan Niaga
Jakarta Pusat. Perseroan menyampaikan menanggapi hal tersebut dengan memohon
untuk dilakukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan telah
mendapatkan persetujuan dari mayoritas kreditur di pengadilan yang sama. Texmaco
Jaya juga menyampaikan perpanjangan terhadap proses penundaan pembayaran
(PKPU) hingga 4 Juli 2011.
Selama masa tersebut Temaco Jaya memilih dan melakukan negosiasi dengan
beberapa investor untuk mendukung dan berpartisipasi dalam menyampaikan usulan
perjanjian perdamaian.
Sekalipun telah lama dilakukan negosiasi dengan para investor, akan tetapi tidak ada
satupun yang bersedia melakukan investasi di Texmaco dan menyelamatkan
perusahaan ini dari kepailitan, sehingga PT Texmaco Jaya tidak dapat menyelesaikan
perjanjian perdamaian dalam kurun waktu yang ditentukan pengadilan. Akibatnya,
Pengadilan Niaga Jakarta menyatakan PT Texmaco Jaya pailit sesuai dengan pasal 230
ayat 1 dan pasal 285 ayat 3 Undang-Undang No. 37 tahun 2004.
Melalui
putusan
Pengadilan
Niaga
tertanggal
19
Agustus
2011
No. 10/PKPU/2010/PN.NIAGA.JKT.PST jo No. 71/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST,
pengadilan juga menunjuk Dr. Marsudin Nainggolan SH. MH. Sebagai hakim pengawas
dan menunjuk tim kurator untuk mengawasi proses likuidasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Polysindo International Finance Company B.V (Polysindo Finance) dan Polysindo
(Mauritius) Ltd.
Polysindo Finance dan Polysindo Mauritius adalah anak perusahaan yang 100%
sahamnya dimiliki oleh PT. Asia Pacific Fibers Tbk dan berfungsi sebagai institusi
pendanaan bagi perseroan. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara
Indonesia dan Mauritius saat ini telah berakhir. Oleh karena itu, Perseroan sedang
melakukan upaya likuidasi terhadap Polysindo (Mauritius) Ltd.
PT. Eastindo Polymertama (Eastindo)
Eastindo pada awalnya didirikan untuk mengembangkan produksi PTA dan Polymer di
Karawang, yang kemudian pelaksanaannya berubah langsung dilakukan oleh APF
sendiri. Karena Eastindo tidak melakukan kegiatan apapun maka Perseroan berencana
akan menutup Eastindo.
A
A
n
n
a
a
l
l
i
i
s
s
i
i
s
s
d
d
a
a
n
n
P
P
e
e
m
m
b
b
a
a
h
h
a
a
s
s
a
a
n
n
M
M
a
a
n
n
a
a
j
j
e
e
m
m
e
e
n
n
Pendapatan usaha Perseroan terdiri dari penjualan
benang filament, staple fiber, polyester chips dan
performance fabric, baik ditujukan untuk pasar
domestik maupun ekspor. Total penjualan tahun 2011
meningkat dari tahun sebelumnya karena kenaikan
volume penjualan dan harga jual untuk semua produk
selama tahun berjalan. Harga jual produk jadi naik jauh
di atas pergerakan harga bahan baku yang
mengakibatkan peningkatan dalam margin barang jadi.
Nilai tukar rupiah berfluktuasi sepanjang tahun
Rp 8.508-Rp 9.170 dan ditutup pada Rp 9.068/US$ per
31 Desember 2011, dibandingkan Rp 8.991/US$ pada
tahun 2010.
Pendapatan
Pada tahun 2011, pendapatan dari penjualan sebesar
Rp 5.577 triliun, dibandingkan Rp 4.455 triliun pada
2010. Peningkatan penjualan bersih pada 2011
terutama karena kenaikan harga penjualan untuk semua produk selama tahun ini dan
volume yang lebih tinggi dari penjualan. Penjualan ekspor sebesar Rp 1.180,12 milyar
atau 21,16% dari penjualan bersih, dan penjualan domestik sebesar Rp 4.397,10 triliun
atau 78,84% dari penjualan bersih. Pendapatan operasional lainnya sebesar Rp 4,67
milyar, diwujudkan melalui penjualan bahan pembantu.
Laba (Rugi) Kotor
Perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp 390,5 milyar pada tahun 2011,
dibandingkan dengan laba kotor sebesar Rp 331,39 milyar tahun 2010. Peningkatan
laba ini terutama disebabkan karena realisasi harga yang lebih baik dan margin untuk
semua produk tahun 2011 didorong oleh permintaan yang kuat untuk polyester di
pasar.
Laba/(Rugi) Usaha
Laba operasi tahun 2011 sebesar Rp 105,13 milyar dibandingkan dengan Rp 14,20
milyar pada 2010. Beban penjualan umum dan administrasi pada tahun 2011 adalah Rp
285,4 milyar dibandingkan dengan Rp 317,20 milyar pada 2010. Penurunan Beban
penjualan umum dan administrasi terutama disebabkan penurunan volume penjualan
21
Rugi bersih
Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 610,3 milyar pada tahun 2011,
dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp 334,98 milyar pada tahun 2010.
Peningkatan laba bersih tahun 2011 diperoleh dari keuntungan sebesar Rp 656,6 milyar
yang berasal dari pelepasan anak perusahaannya PT Texmaco Jaya konsekuensi atas
proses kepailitannya. Melemahnya nilai tukar Rupiah dari Rp 8.991/US$ pada tahun
2010 menjadi Rp 9.068/US$ pada tahun 2011, menimbulkan rugi kurs Rp 83,9 milyar
jika dibandingkan dengan keuntungan kurs sejumlah Rp 391,4 milyar pada tahun 2010.
Namun, Perseroan berhasil membukukan EBITDA sebesar US$77,7 juta pada tahun
2011, dibandingkan dengan EBITDA sebesar US$68,3 juta pada tahun 2010.
Pendapat Auditor
Akuntan independen memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian terhadap
laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2011.
Risiko Usaha
Tahun 2011 dimulai dengan kondisi yang sangat menarik bagi industri polyester karena
adanya kejadian luar biasa dalam peningkatan harga kapas dengan melambungnya
harga PTA dan polyester, diikuti dengan normalisasi cepat pada semester kedua tahun
2011. Margin rantai Polyester tetap tinggi meskipun volatilitas pergerakan harga bahan
baku, pada paruh pertama tahun ini tetapi telah dengan cepat jatuh ke tingkat normal
pada semester kedua dengan melemahnya harga kapas. Dengan harga minyak mentah
dan naphta terus tetap memberikan tekanan kuat pada industri petrokimia. Saat ini
harga minyak (WTI Crude) yang melambung di atas US$100/barel. Sementara biasanya
sesuai dengan tren harga minyak, dalam beberapa bulan terakhir harga untuk PX telah
menyimpang dari kebiasaan dan cenderung mengikuti permintaan dan penawaran dari
industri. Pasokan PX telah kembali seimbang selama tahun 2011 dan diperkirakan akan
tetap ketat selama tahun 2012 dan harga diharapkan tetap kuat untuk sepanjang
tahun. Perseroan masih tergantung fasilitas makloon, selain fasilitas modal kerja yang
diberikan oleh pemegang saham mayoritas, untuk pengadaan bahan baku dan dengan
tidak adanya sumber konvensional modal kerja melalui saluran perbankan. Pinjaman
modal kerja formal melalui bank akan mungkin hanya jika utang yang berjaminan telah
direstrukturisasi.
Restrukturisasi Hutang
Restrukturisasi hutang yang dijamin belum selesai, karena Perseroan masih menunggu
respons dari PPA. Damiano Investments BV, pemegang saham mayoritas yang juga
merupakan pemegang mayoritas dari hutang terjamin, selain bagian
untuk mempertahankan optimalisasi kapasitas fasilitas produksi Perseroan.
Damiano Investment BV. juga menambah pembiayaan barang modal guna membiayai
pengadaan barang modal untuk melakukan pemutakhiran peralatan dan perluasan
produksi polyster staple fiber dan kapasitas polymer.
Mengingat ketatnya modal kerja dan penyelesaian utang yang berjaminan belum
selesai direstrukturisasi, pada Januari 2012, PT. Asia Pasifik Fibers Tbk. (APF) meminta
dan telah disetujui oleh kreditur konkuren untuk perpanjangan jadwal pembayaran
pokok pinjaman 3 tahun dan angsuran pertama akan jatuh tempo pada tanggal 15
Februari 2015.
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
Perseroan berusaha memenuhi berbagai persyaratan dan ketentuan Undang-Undang
Perseroan Terbatas, Undang-Undang Pasar Modal dan Peraturan Bursa Efek.
Dewan Komisaris Perseroan merupakan respresentasi dari beberapa orang terpilih
dengan latar belakang keuangan, ekonomi dan hukum disamping dari pemegang
saham mayoritas. Dewan komisaris mengadakan pertemuan rutin triwulanan untuk
melakukan penelaahan terhadap kinerja Perseroan dan pengawan terhadap kinerja
Direksi.
Bagian Internal Audit Perseroan dikepalai oleh Sdr. Yohanes Baptis Galuh Adjar
Pamungkas, dengan dibantu beberapa staf berpengalaman. Internal Audit dalam
beberapa fungsinya melaporkan hasil kerjanya kepada Komisaris Independen dan
Direksi secara berkala guna pengambilan langkah-langkah perbaikan.
Perseroan mempunyai Bagian Corporate Secretary yang dikepalai oleh Sdr. Tunaryo
dan dibantu beberapa staf berpengalaman dibidang keuangan dan hukum.
Perseroan telah mengungkapkan informasi material kepada para pemegang saham,
stakeholder, dan masyarakat umum. Perusahaan akan terus berusaha untuk lebih
transparan dan jujur dalam pelaporan kepada pemegang saham, pemangku
kepentingan, dan masyarakat umum.
Corporate Social Responsibility (CSR)
Ini adalah komitmen dan keyakinan kami bahwa bagi sebuah perusahaan untuk
mempertahankan pertumbuhan dan keberhasilan dari waktu ke waktu dan
23
kita. Untuk memfasilitasi proses ini pembangunan yang inklusif dari komunitas untuk
mengintegrasikan dengan perkembangan ekonomi masyarakat, APF secara aktif
berpartisipasi dalam pengembangan masyarakat yang difokuskan pada kebutuhan
masyarakat sekitar, inisiatif utama kami adalah di bidang pendidikan , kesehatan,
kelestarian lingkungan, fasilitas masyarakat, infrastruktur dan pengembangan
keterampilan kejuruan. Filosofi perusahaan kami adalah untuk menciptakan
kesempatan kerja sekitar dengan memberikan pendidikan yang diperlukan dan
pelatihan kejuruan. Perusahaan telah membentuk Yayasan "Yayasan Asia Pasifik Fibre"
untuk melaksanakan kegiatan CSR dengan lebih perhatian dan tepat sasaran. Beberapa
kegiatan yang sedang berlangsung dan inisiatif yang masih terus berlanjuta
diantaranya:
Program Pendidikan;
a. Pembangunan gedung Sekolah Dasar di Desa Blendung, Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang
b. Pemberian beasiswa di Karawang dan Kaliwungu
Program Kesehatan;
a. Pengobatan gratis untuk masyarakat Sumberejo dan Nolokerto,
Kaliwungu, Kendal
b. Pembangunan ruang rawat inap di Puskesmas Klari
Kegiatan Keagamaan dan Budaya;
a. Pembangunan Pondok Pesantren dan Sarana Ibadah di Karawang dan
Kaliwungu
b. Ikut mendukung kegiatan keagamaan dan kebudayaan di lingkungan
perusahaan untuk meningkatkan kerukunan sosial
Program Pelestarian Lingkungan;
a. Mendukung program “Go Green” menjalin kerjasama penghijauan dengan
Himasela (Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan Sumber daya Lahan) dari
Universitas Jenderal Sudirman Purwokerto
b. Penanaman Jati Kebon di Kaliwungu
Program Penanggulangan Bencana;
a. Pembangunan 2 (dua) lokal gedung sekolah yang tertimpa bencana di
Mangkang Kulon, Semarang
b. Memberikan bantuan pada korban bencana alam di Magelang dan
Padang
Pengentasan kemiskinan melalui kerja mandiri;
a. Pemberdayaan kain majun di Karawang
I
I
n
n
f
f
o
o
r
r
m
m
a
a
s
s
i
i
P
P
e
e
r
r
s
s
e
e
r
r
o
o
a
a
n
n
Tanggal Pendirian
15 Pebruari 1984
Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia
1. Penawaran Umum pada bulan Februari 1991
Pencatatan terbatas (partial listing) untuk
24.000.000 saham pada tanggal 12 Maret 1991 di
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
2. Pencatatan di Bursa pada bulan Januari 1992.
Perseroan mencatatkan seluruh saham sejumlah
68.000.000 saham pada tanggal 3 Januari 1992 di
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Jumlah
keseluruhan saham Perseroan yang tercatat adalah
92.000.000 saham.
3. Penawaran Umum Terbatas I pada bulan Oktober
1993.
Antara tanggal 1 Nopember 1993 dan 3 Januari 1994,
Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas perdana dengan menawarkan
184.000.000 saham. Setelah Penawaran Umum ini, jumlah saham Perseroan yang
tercatat adalah sebesar 276.000.000 saham.
4. Pemecahan Saham pada bulan Maret 1995.
Dengan adanya pemecahan saham pada tanggal 27 Maret 1995, jumlah saham
yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya adalah sebesar
552.000.000 saham.
5. Saham bonus dan saham dividen pada bulan April 1995.
Pada tanggal 12 April 1995 dan 17 April 1995, sejumlah 552.000.000 saham bonus
dan saham dividen telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya. Dengan demikian, jumlah saham yang tercatat pada kedua bursa
tersebut adalah sebesar 1.104.000.000 saham.
6. Penawaran Umum Terbatas II pada bulan Juni 1996
Melalui Penawaran Umum Terbatas II pada tanggal 10 Juni 1996, Perseroan
mencatatkan 1.104.000.000 saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya,
sehingga total saham yang tercatat adalah 2.208.000.000 saham.
7. Penawaran Umum Terbatas III pada bulan Desember 1997.
Pada tanggal 24 Desember 1997, Perseroan menawarkan 2.185.920.000 saham di
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setelah Penawaran Umum Terbatas III
25
8. Konversi Hutang menjadi saham pada bulan September 2006.
APF telah memperoleh persetujuan dari Departemen Kehakiman dan HAM untuk
menerbitkan 43.144.238.750 saham kepada kreditur yang tidak berjaminan yang
merupakan bagian dari konversi hutang yang telah mendapatkan persetujuan dari
Pengadilan Niaga. Hingga tanggal 31 Desember 2006, APF telah mengeluarkan
36.093.831.290 saham kepada kreditur yang tidak berjaminan yang telah
mengajukan permintaan penukaran saham kepada Perseroan. APF juga telah
mendapatkan persetujuan dari Departemen Kehakiman dan HAM untuk
menerbitkan 40.340.241.250 saham yang akan dikeluarkan kepada kreditur
berjaminan sesuai dengan proposol restrukturisasi bagi kreditur berjaminan
(”SDRP”). APF belum mengeluarkan saham-saham tersebut hingga tanggal 31
Desember 2007.
9. Reverse Split Saham pada bulan Februari 2008.
APF melakukan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan dilakukannya reverse
split saham yang dilakukan dengan rasio 20 : 1 dan meurut akta notaris Sutjipto, SH
No, 91 tanggal 21 Februari 2008 tentang perubahan anggaran dasar perusahaan,
modal saham perseroan sebesar Rp 16.000.000.000.000 terbagi atas
12.357.255.040 lembar saham.
10. Perseroan telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham Perseroan melalui
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 24 Maret 2009,
penerbitan 5% (118.845.397 saham) dari modal ditempatkan dan Disetor saham
seri 'C' tanpa hak memesan efek terlebih dahulu, untuk memberikan opsi saham
kepada manajemen dan karyawan Perusahaan (Program Opsi Saham Manajeman
dan Karyawan).
11. Perseroan memperoleh persetujuan atas perubahan nama menjadi PT Asia Pasifik
Fibers Tbk dari Menteri Kehakiman tanggal 10 November 2009 dan Indonesia
Badan Koordinasi Penanaman Modal / BKPM pada tanggal 2 Desember 2009.
12. Berdasarkan akta Notaris Aryanti Artisari, SH, M.Kn. Tidak ada 107 tanggal 23
Februari 2012, pemegang saham menyetujui untuk program Manajemen Stock
Option Program (MESOP). Dan ini berhubungan dengan akta notaris Sutjipto, SH
No 91 tanggal 24 Maret 2009 tentang penerbitan 118.845.397 saham baru seri C
yang berwenang (5% dari modal ditempatkan dan disetor) tanpa hak memesan
efek terlebih dahulu dengan nilai nominal Rp 40 setiap . Harga Pelaksanaan pada 5
Maret 2012 adalah sebesar Rp 45 masing-masing, dan memiliki saham telah
disetor penuh pada tanggal 20 Februari 2012 dan 21 Februari 2012. Saham juga
terdaftar
di
Bursa
Efek
Indonesia
melalui
pengumuman
No.
Peng-P-00032/BEI.PPR/03-2012
tanggal
5
Maret
2012
dan
No.
Susunan Modal per 31 Desember 2011
Seri A
Modal Dasar
Rp 8.500.000.000.000,-
Nilai Nominal per Saham
Rp 10.000,-
Modal Disetor
Rp 2.196.960.000.000,-
Seri C
Modal Dasar
Rp 166.968.960.000,-
Nilai Nominal per Saham
Rp 40,-
Modal Disetor
Rp 86.288.478.000,-
Pemegang Saham
Damiano Investment
60,04%
PT. Multikarsa Investama*
5,53%
Masyarakat
34,43%
*
Pemindahan saham-saham dari PT. Multikarsa Investama kepada PT. Bina Prima Perdana dalam rangka restrukturisasi dengan pihak BBPN. Pencatatan pada PT. Bursa Efek Indonesia masih belum diselesaikan.27
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Robert Clive Appleby
Komisaris
Antonitris
Komisaris
Christopher Robert Botsford
Komisaris
Robert McCharthy
Komisaris Independen
Timbul T. Lubis, SH, LLM
Komisaris Independen
Dono Iskandar Djojosubroto
Dewan Direksi
Direktur Utama
Vasudevan Ravi Shankar
Direktur
Drs. Masjhud Ali, MBA
Direktur
Seeniappa Jegatheesan
Direktur
Peter Vinzenz Merkle
Kegiatan Perseroan
Bergerak pada industri PTA, Polymer, Polyester Fiber, Benang Filament dan kain sintetis
dan pakaian jadi.
Kapasitas Produksi per 31 Desember 2011
Purified Terepthalic Acid (PTA)
340.000 ton/tahun
Polyester Chips
330.400 ton/tahun
Polyester Staple Fibre
140.000 ton/tahun
Polyester Filament Yarn
140.000 ton/tahun
Performance Fabric
18.000.000 yard/tahun
Kantor Perwakilan
The East Building Lantai 35 Unit 5-6-7
Jl. Lingkar Mega Kuningan Blok E3.2 Kav 1
Jakarta 12950
Tel : (62-21) 579-38555
Fax : (62-21) 579-38565
Kantor Terdaftar
Desa Nolokerto
Kecamatan Kaliwungu, Kendal
Tel : (62-24) 866-0272
Fax : (62-24) 866-0275
Pabrik 1:
Pabrik 2:
Desa Kiara Payung,
Jl. Raya Kaliwungu Km. 19
Kecamatan Klari, Karawang
Kendal, Semarang
Jawa Barat-Indonesia
Jawa Tengah-Indonesia
Tel : (62-267) 431971
Tel : (62-24) 8660272
Fax : (62-267) 431970
Fax : (62-24) 8660275
Biro Administrasi Efek
PT. Datindo Entrycom
Wisma Dinners Club Anex
Jl. Jend. Sudirman 34-35
Jakarta 10220
Kantor Akuntan Publik Terdaftar
Drs. Hendrawinata, Eddy & Siddhartha
(Indonesian Member Firm of Kreston International)
Intiland Tower Lt18
Jl. Jend. Sudirman 32
Jakarta 10220, Indonesia
Tel : (62-21) 5712000
29
Laporan Tahunan berikut laporan keuangan dan informasi lain yang terkait merupakan
tanggung jawab manajemen PT Asia Pacific Fibers Tbk dan dijamin kebenarannya
oleh seluruh Anggota Direksi dan Dewan Komisaris dengan membubuhkan tanda
tangannya masing-masing dibawah ini.
Robert Clive Appleby
Komisaris Utama
Vasudevan Ravi Shankar
President Director
Antonitris
Commissioner
Drs. Masjhud Ali MBA
Director
Christopher Robert Botsford
Commissioner
Seeniappa Jegatheesan
Director
Robert McCarthy
Commissioner
Peter Vinzenz Merkle
Director
Timbul Thomas Lubis, SH LLM
Komisaris Independen
Dono Iskandar Djojosubroto
Dan Entitas Anak
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6
Laporan Arus Kas Konsolidasian 7
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 9
Lampiran
Catatan 31 Desember 2 0 1 1 31 Desember 2 0 1 0 (Disajikan kembali) 1 Januari 2 0 1 0 (Disajikan kembali) Rp Rp Rp ASET LANCAR
Kas dan setara kas 3g,h,5 31.177.273.662 87.892.873.462 62.235.591.207 Investasi jangka pendek 3g,h,6 3.000.000.000 1.000.000.000 3.500.000.000 Piutang usaha, setelah dikurangi
penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 141.986.246.529 pada tahun 2011 and Rp 61.489.504.295 pada tahun 2010
Pihak ketiga 3g,h,7 454.265.227.439 422.111.905.807 280.404.228.582 Pihak berelasi 3g,h,7 268.722.447.175 268.722.447.175 268.722.447.175 Piutang lain-lain, setelah dikurangi
penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 330.163.685.573 pada tahun 2011 dan Rp 510.737.395.134 pada tahun 2010
Pihak ketiga 3g,h,8 22.937.261.126 4.431.384.634 5.039.837.125 Persediaan 3i,9 795.058.287.598 462.112.098.195 463.121.064.042 Uang muka pembelian 10 343.195.422.233 291.068.826.915 246.425.188.396 Pajak dibayar dimuka 3t,23a 119.411.500.545 126.510.220.118 86.654.752.801 Biaya dibayar dimuka 3j,11 10.588.262.122 8.241.335.214 7.588.226.644 Uang muka investasi dalam proyek
perusahaan patungan 3g,h,12 − − 5.914.525.920
Aset lancar lainnya 3g,h,13 52.018.685.430 26.473.126.432 2.229.884.332 Jumlah aset lancar 2.100.374.367.330 1.698.564.217.952 1.431.835.746.224
ASET TIDAK LANCAR
Piutang kepada pihak berelasi, setelah dikurangi penurunan nilai sebesar Rp 1.015.033.871.667 pada tahun 2011 dan Rp 50.101.533.106
pada tahun 2010 3g,h,14 317.368.061.827 425.918.780.239 426.365.868.504 Rekening bank yang dibatasi
penggunaannya 3g,h,15 10.345.623.643 17.129.600.731 17.650.828.516 Aset tetap, setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar Rp 8.573.556.432.737 pada tahun 2011 dan Rp 8.977.105.835.012
pada tahun 2010 3k,l,m,n,16 1.255.117.683.754 1.775.584.133.376 2.250.057.296.771
Aset pajak tangguhan 3t,23d − 31.293.233.848 35.479.503.828
Jumlah aset tidak lancar 1.582.831.369.224 2.249.925.748.194 2.729.553.497.619
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
LIABILITAS DAN EKUITAS (DEFISIENSI)
Catatan 31 Desember 2 0 1 1 31 Desember 2 0 1 0 (Disajikan kembali) 1 Januari 2 0 1 0 (Disajikan kembali) Rp Rp Rp
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank 3p,17 637.839.711.337 431.987.380.441 408.047.983.987 Utang terjamin 3p,18 9.185.233.096.043 9.107.034.576.501 9.435.139.803.808 Pinjaman jangka pendek 3p,19 − 324.161.880.678 333.553.849.154
Wesel bayar 3p,20 − 182.150.784.488 188.752.488.371
Utang usaha
Pihak ketiga 3p,21 215.808.272.379 223.080.294.936 381.749.984.520
Utang pembelian aset tetap 3p,22 − 274.011.964 286.476.750
Utang pajak 3t,23b 17.567.520.945 22.684.826.196 22.993.119.491 Biaya yang masih harus dibayar 3p,24 413.557.919.140 695.686.772.082 747.446.678.605 Utang jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun :
Pinjaman modal kerja 3p,26 77.078.000.000 38.958.003.000 3.451.313.400
Sewa pembiayaan 3p,27 − 38.670.122.950 40.429.224.305
Kredit pembiayaan 3p,28 517.187.846 475.480.013 156.641.665
Utang lancar lainnya 3p,29 38.573.261.263 155.665.338.586 146.167.238.196 Jumlah liabilitas jangka pendek 10.586.174.968.953 11.220.829.471.835 11.708.174.802.252
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun :
Utang tidak terjamin dan wesel bayar 3p,25 198.997.359.748 189.504.468.044 190.289.560.544 Pinjaman modal kerja 3p,26 131.486.000.000 326.174.259.309 341.012.487.762
Kredit pembiayaan 3p,28 440.023.412 696.228.253 154.802.097
Liabilitas imbalan pasca kerja 3r,30 77.637.935.506 73.633.912.844 59.867.946.890 Liabilitas pajak tangguhan 3t,23d 30.516.083.167 89.854.542.024 150.181.963.385 Jumlah liabilitas jangka panjang 439.077.401.833 679.863.410.474 741.506.760.678
Catatan 31 Desember 2 0 1 1 31 Desember 2 0 1 0 (Disajikan kembali) 1 Januari 2 0 1 0 (Disajikan kembali) Rp Rp Rp EKUITAS (DEFISIENSI) Modal Saham Modal dasar 12.357.255.040 saham dengan nilai nominal Rp 10.000 per saham untuk Seri A, Rp 1.000 per saham untuk seri B dan Rp 40 per saham untuk Seri C pada tahun 2011 dan 2010
Modal ditempatkan dan disetor penuh 219.696.000 saham Seri A dan 2.157.211.950 saham
Seri C pada tahun 2011 dan 2010 31 2.283.248.477.500 2.283.248.477.500 2.283.248.477.500 Tambahan modal disetor 3o,32 5.586.506.149.053 5.586.506.149.053 5.586.506.149.053 Komponen ekuitas lainnya 3c 12.075.095.048 12.232.185.356 11.119.632.355 Saldo laba (akumulasi defisit)
Ditentukan penggunaannya 33 8.280.000.000 8.280.000.000 8.280.000.000 Tidak ditentukan pengunaannya (15.232.156.355.833) (15.701.308.253.547) (16.036.148.144.398) Ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada Pemilik Entitas Induk (7.342.046.634.232) (7.811.041.441.638) (8.146.993.885.490) Kepentingan nonpengendali 34 − (141.161.474.525) (141.298.433.597) Jumlah ekuitas (defisiensi) (7.342.046.634.232) (7.952.202.916.163) (8.288.292.319.087)
JUMLAH LIABILITAS DAN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
Catatan 2 0 1 1 2 0 1 0 (Disajikan kembali)
Rp Rp
PENDAPATAN USAHA
Penjualan bersih 3s,37 5.577.223.233.050 4.455.449.431.196 Pendapatan usaha lainnya 3s,38 4.673.888.541 6.156.168.450 Jumlah pendapatan usaha 5.581.897.121.591 4.461.605.599.646
BEBAN POKOK PENJUALAN 3s,39 (5.191.343.118.311 ) (4.130.212.671.366)
LABA KOTOR 390.554.003.280 331.392.928.280
BEBAN USAHA
Beban penjualan 3s,41 (120.468.271.917 ) (152.628.533.572) Beban umum dan administrasi 3s,42 (164.956.335.861 ) (164.568.310.006)
Jumlah beban usaha (285.424.607.778 ) (317.196.843.578)
LABA USAHA 105.129.395.502 14.196.084.702
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Penghasilan bunga 3s,43 185.188.989 239.465.297
Laba atas penjualan aset tetap, bersih 3s,16 − 763.636.367 Penyelesaian atas klaim asuransi, bersih 35 755.425.253 3.912.505.783 Laba (rugi) kurs, bersih 3c (83.939.034.346 ) 391.404.862.775 Beban penyusutan atas aset tetap yang
tidak digunakan 16 − (4.598.949.895)
Rugi investasi dalam proyek usaha patungan 12 − (5.914.525.920) Beban bunga dan administrasi bank 44 (142.803.764.229 ) (125.722.745.041) Pendapatan lain-lain, bersih 45 6.804.776.757 4.555.364.474 Jumlah penghasilan (beban) lain-lain, bersih (218.997.407.576 ) 264.639.613.840
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (113.868.012.074 ) 278.835.698.542
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK 3t
Kini 23c − –
Tangguhan 23d 59.286.095.421 56.141.151.381
Jumlah penghasilan pajak 59.286.095.421 56.141.151.381
LABA (RUGI) DARI OPERASI NORMAL (54.581.916.653 ) 334.976.849.923
Laba dari operasi yang dihentikan 46 8.301.337.613 –
Keuntungan dari pelepasan Entitas Anak 3b,46 656.593.951.279 −
LABA DARI OPERASI YANG DIHENTIKAN 664.895.288.892 −
JUMLAH LABA TAHUN BERJALAN 610.313.372.239 334.976.849.923
Laba yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik Entitas Induk 609.369.397.980 334.839.890.851
Kepentingan Nonpengendali 943.974.259 136.959.072
Jumlah laba bersih tahun berjalan 610.313.372.239 334.976.849.923