• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

9

STUDI PUSTAKA

2.1 Teori – teori umum

2.1.1 Definisi Komunikasi

Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan definisi komunikasi yang dikutip oleh Deddy Mulyana (2008: 68-69) :

1) Carl I. Hovland : Komunikasi adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku Jorang lain (komunikate).

2) Gerald R. Miller : Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.

3) Harold Lasswell : “(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawan pertanyan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana ?

(2)

Definisi komunikasi lain yang dikutip oleh Kadar Nurjaman (2012: 35-36)

Hardjana : Komunikasi berarti pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.

Dennis Murphy : “communication is the whole process used to reach other minds” (komunikasi adalah seluruh proses yang digunakan untuk mencapai pikiran-pikiran orang lain).

Peneliti mendefinisikan komunikasi berdasarkan definisi-definisi diatas yaitu sebagai suatu tindakan yang dilakukan manusia untuk berhubungan dengan manusia lainnya, yang biasanya dilakukan untuk menyampaikan suatu pesan ataupun untuk sapaan atau sebuah teguran baik yang disengaja ataupun tidak disengaja.

1) Berdasarkan definisi Laswell seperti dikutip oleh Deddy Mulyana (2012: 69) ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu Sumber (source), pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.

2) Pesan (message), yaitu apa yang dikomunikasikan sumber kepada penerima. 3) Saluran atau media (media), yakni alat atau wahana yang digunakan sumber

untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.

4) Penerima (receiver), yakni orang yang menerima pesan dari sumber.

5) Efek (effect), yaitu apa yang terjadi pada penerima stelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), perubahan keyakinan, ataupun perubahan perilaku.

(3)

Menurut Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam (2012: 41), komunikasi mempunyai berbagai macam bentuk yang semuanya bergantung pada segi kita memandangnya, yaitu terdiri :

1) Dari segi penyampaian pesannya, komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan secara tertulis, atau secara elektronik melalui radio, televisi, telepon, internet, dan sebagainya.

2) Dari segi kemasan pesan, komunikasi dapat dilakukan secara verbal (dengan berbicara) atau dengan nonverbal (dengan bahasa isyarat). Komunikasi verbal: diwakili dalam penyebutan kata-kata, yang pengungkapannya dapat dengan lisan atau tertulis. Komunikasi nonverbal terlihat dalam ekspresi atau rautan wajah, gerakan tangan, mata, dan bagian tubuh lainnya.

3) Dari segi kemasan keresmian pelaku komunikasi, saluran komunikasi yang digunakan, dan dalam bentuk kemasan pesan komunikasi dapat dikategorikan sebagai bentuk komunikasi formal dan nonformal.

4) Dari segi pasangan komunikasi, komunikasi dapat dilihat sebagai:

5) Komunikasi intrapersonal (infra personal communication), yaitu proses komunikasi dalam diri komunikator: pengirim dan pesannya adalh dirinya sendiri. (manusia sebagai makhluk rohani);

6) Komunikasi interpersonal (inter personal communication), yaitu interaksi tatap muka antara dua orang atau lebih. Pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, sedangkan penerima pesan dapat menerima dan menanggapinya secara langsung pula. (Manusia sebagai makhluk social).

(4)

2.1.2 Definisi Public Relations

Salah satu definisi public relation yang diberikan oleh Public Relation Society of America (PRSA), yaitu “PR membantu sebuah organisasi dan masyarakat untuk saling menyesuaikan diri”, “PR adalah usaha sebuah organisasi untuk mendapatkan kerja sama kelompok orang.” (Kadar Nurjaman & Khaerul Umam, 2012: 103-104)

Definisi public relation lainnya yang lebih spesifik oleh (John E marston pada Kasali Rhenald, 2003: 9) yaitu “public relations adalah seni untuk membuat perusahaan anda disukai dan dihormati oleh para karyawan, konsumen, dan penyalurnya.”

Dari apa yang diungkapkan oleh PRSA dan John E. Marston, dapat dikatakan bahwa public relations adalah sebuah usaha yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan citra positif di kalangan masyarakat, melalui kegiatan-kegiatan PR yang akan dilakukannya untuk menunjang nama baik perusahaan.

Kim Harrison (2008: 21) menyebut public relation sebagai “fungsi membantu organisasi mencapai tujuan-tujuannya melalui komunikasi yang efektif dan relasi – relasi yang konstruktif “

Penjelasan lain oleh Glen Broom (2006: 6) yang menyebut public

(5)

mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat dengan publiknya yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi”.

Dari definisi yang disampaikan Kim Harrison dan Glen Broom dapat ditarik benang lurus bahwa public relation adalah proses membangun relasi, kepercayaan, dan kerjasama antara individu dengan individu dan organisasi dengan publiknya melalui strategi atau program komunikasi yang dialogis dan partisipatif.

2.1.3 Fungsi Public Relations

Menurut Kadar Nurjaman & Khaerul Umam (2012: 115) gambaran tentang public relation, yaitu sebagai berikut :

1) Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.

2) Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.

3) Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas yang nisa dicapai secara optimal. 4) Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi

atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini public sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.

(6)

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relation adalah memelihara, mengembangkan, mempertahankan komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah.

2.2 Teori khusus

2.2.1 Peran Public Relations

Peranan public relation dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat kategori menurut Rosady Ruslan (2012: 20) yaitu :

1) Penasehat Ahli (expert prescriber)

Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship).

2) Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator)

Praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.

3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving process fasilitator)

Praktisi PR disini membantu proses pemecahan persoalan atau krisis yang tengah dihadapi sebuah perusahaan, PR disini merupakan bagian dari tim manajemen.

(7)

4) Teknisi Komunikasi (communication techinician)

Peranan communication techinician ini menjadikan praktisi PR sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in organization.

Dari keempat peranan public relation di atas, maka peneliti akan fokus terhadap peranan public relation “Teknisi Komunikasi (communication techinician)”. Dimana public relation dari Mien R.Uno Foundation akan fokus terhadap layanan komunikasi, khususnya untuk alumni yang akan diteliti.

2.2.2 Jenis – jenis Komunikasi Fatis 2.2.2.1 Komunikasi fatis

Berdasarkan jurnal “What is Phatic Comm” (1 Juni 2009) “Komunikasi Fatis adalah komunikasi yang bertujuan untuk menimbulkan kesenangan diantara pihak-pihak yang terlibat didalamnya”. Pada umumnya komunikasi fatis ini dilakukan melalui komunikasi yang dilakukan secara verbal maupun nonverbal. Menurut Jumanto pada “Komunikasi Fatis di Kalangan Penutur Jati Bahasa Inggris” (2009), komunikasi fatis digunakan untuk menyatakan dua belas fungsi, yaitu untuk memecahkan kesenyapan, untuk memulai percakapan, untuk melakukan basa-basi, untuk melakukan gosip, untuk menjaga agar percakapan tetap berlangsung, untuk mengungkapkan solidaritas, untuk menciptakan harmoni, untuk menciptakan perasaan nyaman, untuk mengungkapkan empati,

(8)

mengungkapkan persahabatan, untuk mengungkapkan penghormatan, dan untuk mengungkapkan kesantunan.

2.2.2.2 Komunikasi Verbal

Menurut Kadar Nurjaman dan Khaerul umam dalam Komunikasi Public Relation (2012: 42) Komunikasi verbal adalah komunikasi yang disampaikan secara verbal atau lisan. Ada tiga perbedaan antara komunikasi verbal dan nonverbal, yaitu:

1. komunikasi verbal dikirimkan oleh sumber secara sengaja dan diterima oleh penerima secara sengaja pula

2. perbedaan simbolik. Berarti bahwa makna dalam komunikasi verbal dipahami secara subjektif oleh individu yang terlibat didalam suatu kondisi, sedangkan makna nonverbal lebih bersifat alami dan universal.

3. mekanisme pemrosesan. Yaitu, komunikasi verbal mensyaratkan kaidah dan aturan berbahasa secara indah dan terstruktur.

2.2.2.3 Komunikasi Nonverbal

Menurut Khadar Nurjaman dan Khaerul Umam dalam Komunikasi Public Relation (2012: 43) Dalam komunikasi nonverbal, informasi disampaikan dengan menggunakan isyarat (gestures), gerak-gerak (movement), suatu barang, waktu, cara berpakaian, atau sesuatu yang dapat menunjukan suasana hati atau perasaan pada saat tertentu.

(9)

Adapun beberapa komunikasi nonverbal :

a) Cara berpakaian : komunikasi dengan penampilan

b) Waktu : menggunakan waktu tertentu merupakan mekanisme lainya dalam komunikasi nonverbal.

c) Menggunakan tempat : tempat memegang peranan pentimg dalam nonverbal

2.2.2.4 Model S – R

Menurut John C. Zacharis (1976: 35) model stimulus – respons (S – R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Jadi model S – R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu.

(10)

2.2.2.5 Gambar Model S – R : Stimulus – Respons

Gambar 2.1 Model S – R (positif – positif)

Stimulus Respons

S R

S R

(Sumber : Ilmu Komunikasi, John Wiley & Sons Pada Dedy Mulyana. (2008:144))

(11)

2.3 Kerangka Teori

2.3.1 Bagan Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori

(12)

2.4 Kerangka Pemikiran

2.4.1 Bagan kerangka pemikiran

Peneliti mengambarkan apa yang difikirkan peneliti untuk menjalani penelitian ini. Langkah untuk berkomunikasi disini dijalani oleh peran public relation, kemudian public relation berkomunikasi dengan alumni dengan komunikasi fatis verbal – non verbal dan setelah berkomunikasi diharapkan ada feedback yang diterima oleh public relation dari Mien R.Uno Foundation

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

(Sumber bagan: Hasil pemikiran peneliti)

F E E D B A C K

Gambar

Gambar 2.1 Model S – R (positif – positif)
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.4 Tampilan Antar Muka Menu Pengujian (Tab Input Citra) Sedangkan pada tab Pengujian terdapat tabel untuk menampilkan hasil klasifikasi dari citra yang sudah

Analoginya seperti kita mengisi air didalam jerigen, ketika keran kita buka full, maka air dalam jerigen akan beriak dan akan membuat jerigen seolah- olah sudah penuh, karena

Berdasarkan hasil pengujian sistem maka dapat disimpulkan bahwa keakuratan sistem menggunakan metode K-Means clustering dalam proses segmentasi, GLCM dalam ekstraksi ciri

(3) Apabila hasil pemeriksaan sebagaimana yang dimaksud ayat (1) pasal ini ternyata menimbulkan gangguan yang membahayakan lingkungan, kepada perusahaan tersebut

Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui tingkat keterlaksanaan Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada tahapan 1) masukan (antecedents), 2) proses (transactions), 3)

Adapun perinciannya meliputi : (a) Pengertian dan Tujuan Strategi Pembelajaran, (b) Komponen- komponen Strategi Pembelajaran, (c) Hakikat Materi, Metode dan Media dalam Strategi

Isolat bakteri penambat N non-simbiotik pada sampel tanah HTA1 memperlihatkan bentuk, tepian dan elevasi yang berbeda-beda dengan warna koloni yang didominasi oleh

Dengan melihat nilai probabilitas Jarque-Bera sebesar 0,048174 yang lebih rendah dari tingkat signifikasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 5% atau 0,05, maka dapat