PELATIHAN
AHLI SUPERVISI STRUKTUR
BANGUNAN IRIGASI
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
i
KATA PENGANTAR
Laporan UNDP tentang : Human Development Index (HDI) tertuang dalam Human Development Report, 2004, mencantumkan Indeks Pengembangan SDM Indonesia pada urutan 111, satu tingkat di atas Vietnam urutan 112 dan jauh di bawah dari Negara-negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25, dan Australia urutan 3, merupakan sebuah gambaran kondisi pengembangan SDM kita.
Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM paling tidak setara dengan Negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era globalisasi.
Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
UU. No. 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa setiap tenaga : Perencana, Pelaksana, dan Pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau ketrampilan kerja. Untuk melaksanakan kegiatan sertifikasi berdasarkan kompetensi diperlukan tersedianya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi di bidang Jasa Konstruksi.
UU. No. 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (Pasal 10 Ayat (2)). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standard kompetensi kerja.
UU. No. 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
UU. No. 7 Tahun 2004, tentang : Sumber Daya Air menetapkan pada Pasal 71 Ayat 1 dan 2 bahwa :- (1) Menteri yang membidangi sumber daya air dan menteri yang terkait dengan bidang sumber daya air menetapkan standar pendidikan khusus dalam bidang sumber daya air
ii (2) Penyelenggaraan pendidikan bidang sumber daya air dapat dilaksanakan, baik oleh Pemerintah, pemerintah daerah maupun swasta sesuai dengan standar pendidikan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Mengacu pada amanat undang-undang tersebut di atas, diimplementasikan kedalam konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi, yang oleh PUSBIN KPK (Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK (Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukan ke dalam Katalog Jabatan Kerja.
Modul Pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat penting karena menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarisasi jabatan kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan SLK (Standar Latih Kompetensi) yang sudah disepakati dalam suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya disusun oleh Tim Penyusun/tenaga professional dalam bidangnya masing-masing, merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih, dan meningkatkan pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan dan peningkatan kualitas tenaga kerja konstruksi agar menjadi kompeten dalam melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.
Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya di bidang jasa konstruksi dapat terwujud.
Jakarta, Nopember 2006 Kepala Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE. NIP : 110016435
iii
PRAKATA
Modul ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan verifikasi dokumen pembayaran pada pekerjaan konstruksi. Untuk itu dilakukan pemeriksaan terhadap progres pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor. Pemeriksaan sejak dari buku harian, laporan mingguan, bulanan dan pemeriksaan lapangan.
Selain itu, pemeriksaan dilakukan terhadap kesesuaian gambar-gambar dan pelaksanaannya di lapangan. Dari hasil pemeriksaan fisik, dibuat berita acara pemeriksaan fisik, selanjutnya dibuat berita acara sertifikat pembayaran.
Disadari dalam modul ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, oleh karena itu saran dan masukan sangat diharapkan.
Jakarta, Nopember 2006
iv
LEMBAR TUJUAN
JUDUL PELATIHAN : AHLI SUPERVISI STRUKTUR BANGUNAN IRIGASI
JUDUL MODUL : VERIFIKASI DOKUMEN PEMBAYARAN
TUJUAN PELATIHAN : A. Tujuan Umum Pelatihan
Mampu melaksanakan Supervisi Pelaksanaan Struktur Bangunan Irigasi sesuai ketentuan yang tertuang dalam Dokumen Kontrak Kontraktor dan Kontrak Konsultan Supervisi serta ketentuan Administrasi Proyek.
B. Tujuan Khusus Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu :
1. Menerapkan dan melakukan Supervisi Pelaksanaan Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan ketentuan pengendalian dampak lingkungan.
2. Menguasai Dokumen Kontraktor dan Dokumen Kontrak Konsultan Supervisi. 3. Melakukan Pekerjaan Persiapan Supervisi Struktur Bangunan Irigasi.
4. Melakukan Supervisi Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Bangunan Irigasi sesuai Dokumen Kontrak.
5. Melakukan Supervisi terhadap Mutu, Waktu dan Volume Pekerjaan. 6. Melakukan Verifikasi Dokumen Pembayaran.
v
SERI / JUDUL :
ISE – 06 : VERIFIKASI DOKUMEN PEMBAYARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)
Setelah modul ini selesai dipelajari peserta mampu menjelaskan Verifikasi Dokumen Pembayaran
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)
Setelah modul ini selesai dipelajari, peserta mampu : 1. Menjelaskan Pemeriksaan Progres Fisik
2. Menjelaskan Berita Acara Progres Fisik. 3. Menjelaskan Administrasi Pembayaran.
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i PRAKATA ... iii LEMBAR TUJUAN ... v DAFTAR ISI ... viDESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN ... viii
DAFTAR MODUL ... ix
PANDUAN PEMBELAJARAN ... x
DAFTAR SINGKATAN DAN PENGERTIAN ... xiii
DAFTAR ISTILAH/DEFINISI ...xv
MATERI SERAHAN ... xviii
BAB 1 PEMERIKSAAN PROGRES FISIK ... 1-1 1.1 Umum ... 1-1 1.2 Cara Pembayaran ... 1-1 1.3 Laporan Progres Fisik Bulanan ... 1-2 1.4 Laporan Progres Fisik untuk Serah Terima Pekerjaan ... 1-4 RANGKUMAN
PELATIHAN
BAB 2 BERITA ACARA PROGRES FISIK ... 2-1 2.1 Umum ... 2-1 2.2 Bobot Pekerjaan ... 2-1 2.3 Perubahan pada BOQ Awal ... 2-1 2.4 Perubahan Nilai Kontrak ... 2-1 RANGKUMAN
vii BAB 3 ADMINISTRASI PEMBAYARAN ... 3-1
3.1 Umum ... 3-1 3.2 Pemeriksaan Atas Gambar-Gambar Teknik ... 3-1 3.3 Pemeriksaan atas BOQ ... 3-1 3.4 Pemeriksaan atas Pekerjaan Tambah/Kurang ... 3-2 3.5 Pemeriksaan atas Perpanjangan Waktu Pelaksanaan ... 3-3 3.6 Pemeriksaan atas Denda ... 3-4 3.7 Pemeriksaan atas Eskalasi / Deeskalasi Harga ... 3-5 3.8 Pembayaran Prestasi Pekerjaan ... 3-7 RANGKUMAN
PELATIHAN
viii
DESKRIPSI SINGKAT
PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Supervisi Struktur Bangunan Irigasi dibakukan dalam SKKNI (Standar Kompetensi kerja Nasional Indonesia) yang didalamnya sudah dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi yang harus dikuasai, elemen kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja dan batasan-batasan penilaian serta variabel-variabelnya.
2. SLK (Standar Latih Kompetensi) disusun dengan mengacu kepada SKKNI, dimana uraian jabatan dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan unit-unit kompetensi dirumuskan sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dikaji dan dianalisis unsur kompetensinya yaitu : pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, selanjutnya kurikulum, silabus dan indikator keberhasilan pembelajaran ditetapkan sesuai level kompetensinya.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan pelatihan tersebut, berdasarkan rumusan kurikulum, silabus dan indikator keberhasilan pembelajaran yang ditetapkan dalam SLK, disusunlah seperangkat modul-modul sebagai bahan pembelajaran pelatihan seperti tercantum dalam “DAFTAR MODUL” dibawah ini.
ix
DAFTAR MODUL
NO. KODE JUDUL MODUL NO. REPRESENTASI UNIT
KOMPETENSI 1. ISE – 01 UUJK, SMK3 dan
Pengendalian Dampak Lingkungan
1. Menerapkan dan Mensupervisi Pelaksanaan UUJK, SMK3 dan Ketentuan Pengendalian Dampak Lingkungan.
2. ISE – 02 Dokumen Kontrak 2. Menguasai Dokumen Kontrak Kontraktor dan Dokumen Kontrak Konsultan Supervisi.
3. ISE – 03 Pekerjaan Persiapan Supervisi Struktur Bangunan Irigasi
3. Melakukan Pekerjaan Persiapan Supervisi Bangunan Irigasi.
4. ISE – 04 Supervisi Pekerjaan Struktur Bangunan Irigasi
4. Melaksanakan Supervisi
Pelaksanaan Pekerjaan Struktur sesuai Dokumen Kontrak. 5. ISE – 05 Supervisi Mutu, Waktu dan
Volume Pekerjaan
5. Melakukan Supervisi terhadap Mutu, Waktu dan Volume Pekerjaan.
6. ISE – 06 Verifikasi Dokumen Pembayaran
6. Melakukan Verifikasi Dokumen Pembayaran.
7. ISE – 07 Evaluasi Fisik, Administrasi dan
Pelaporan Pelaksanaan Pekerjaan
7. Melakukan Evaluasi Data dan Membuat Laporan Akhir.
x
PANDUAN PEMBELAJARAN
Pelatihan : Ahli Supervisi Struktur Bangunan Irigasi Judul : Verifikasi Dokumen Pembayaran
Deskripsi : Materi ini menjelaskan perihal pemeriksaan progres fisik, pembuatan berita acara progres fisik dari pembayaran hasil pekerjaan.
Tempat kegiatan : Dalam ruang kelas dengan kapasitas = 25 orang Waktu Kegiatan : 2 jam pelajaran (1 jam pelajaran = 45 menit)
No. Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung
1. Ceramah : Pembukaan
- Menjelaskan Tujuan Pembelajaran Umum dan Khusus (TPU & TPK)
- Mengikuti penjelasan TPU & TPK dengan baik dan aktif
OHT 01
OHT 02
OHT 03 - Merangsang motivasi peserta
dengan pertanyaan atau
pengalaman mengenai verifikasi dokumen pembayaran pekerjaan kontruksi.
- Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas
OHT 04
- Waktu : 5 menit
2. Ceramah : Pemeriksaan Progres Fisik - Menjelaskan hal-hal yang berkaitan
dengan pemeriksaan progres fisik untuk bahan pembayaran hasil pekerjaan yang selesai dikerjakan oleh Kontraktor.
- Memperhatikan penjelasan instruktur dengan baik dan aktif - Mencatat hal-hal yang
perlu
- Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas.
OHT 1-01 OHT 1-02 OHT 1-03 OHT 1-04 OHT 1-05 - Waktu : 40 menit
xi 3. Ceramah : Berita Acara Progres Fisik
- Menjelaskan tentang pembuatan berita acara progres fisik setelah pemeriksaan progres fisik baik melalui laporan-laporan maupun pengecekan bersama ke lokasi pekerjaan
- Waktu : 15 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bab.2)
- Memperhatikan penjelasan instruktur dengan baik dan aktif - Mencatat hal-hal yang
perlu
- Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas.
OHT 2-01 OHT 2-02
4. Ceramah : Administrasi Pembayaran - Menjelaskan prosedur pembayaran
baik dengan sistem sertifikat bulanan maupun dengan sistim termiyn
- Menjelaskan hal-hal yang perlu diperiksa sebelum proses pembayaran hasil pekerjaan. - Menjelaskan contoh berita acara
pemeriksaan fisik dan berita acara pembayaran
- Waktu : 30 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bab.3)
- Memperhatikan penjelasan instruktur dengan baik dan aktif - Mencatat hal-hal yang
perlu
- Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas.
OHT 3-01 OHT 3-02 OHT 3-03
5. Feedback dan Kesimpulan
xii
DAFTAR SINGKATAN DAN PENGERTIAN
AASHTO = The American Association of State Highway and Transportation Officials
AC = Air Condtion
ASTM = The American Standar Testing Material BM = Bench Mark (Titik Tetap)
BOQ = Bill Of Quantity (Daftar Kuantitas dan Harga) BPS = Biro/Badan Pusat Statistik
CBR = California Bearing Ratio
CCO = Contract Change Order (Perintah Perubahan Kontrak) CM = Construction Method (Metode Pelaksanaan)
COW = Commence of Work CPM = Critical Paath Method DIP = Daftar Isian Proyek
DIPA = Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran FHO = Final Hand Over (Serah Terima Akhir) HSD = Harga Satuan Dasar
HSP = Harga Satuan Pekerjaan
HSPK = Harga Satuan Pokok Pekerjaan ICB = International Competitive Bidding JMF = Job Mix Formula (Rumus Campuran) K3 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja KAK = Kerangka Acuan Kerja
Kasatker = Kepala Satuan Kerja KepMen = Keputusan Menteri Keppres = Keputusan Presiden
Kimpraswil = Pemukiman dan Prasarana Wilayah KUK = Kriteria Unjuk Kerja
LCB = Local Competitive Bidding
MC = Montthly Certificate (Sertifikat Bulanan)
MC0 = Mutuak Check 0% (Pemeriksaan bersama pada progress 0%) NOL = No Objection Letter
OHP = Overhead Projector OHT = Overhead Transparancy Owner = Pemilik Proyek
xiii PAM = Perusahaan Air Minum
PBI = Peraturan Beton Indonesia
PCM = Pre Construction Meeting (Rapat Pra Pelaksanaan) PHO = Provisional Hand Over (Serah Terima Sementara) Pimbagpro = Pimpinan Bagian Proyek
Pimpro = Pimpinan Proyek
PLN = Perusahaan Listrik Negara PO = Petunjuk Operasional PPK = Pejabat Pembuat Komitmen PPn = Pajak Pertambahan Nilai PU = Pekerjaan Umum
PUIL = Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia RAB = Rencana Anggaran Biaya
RKL = Rencana Pengelolaan Lingkungan RMK = Rencana Mutu Kontrak
ROW = Right of way (Garis Sempadan) RPL = Rencana Pemantauan Lingkungan
SCM = Show Cause Meeting (Rapat Pembuktian) SDA = Sumber Daya Air
SII = Standar Industri Indonesia
SKKNI = Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SLK = Standar Latihan Kompetensi
SNI = Standar Nasional Indonesia SPMK = Surat Perintah Mulai Kerja
SPPJ = Surat Penunjukan Pemenang Jasa TELKOM = Telekomunikasi
TKP = Tujuan Khusus Pelatihan
TOR = Term of Reference (Kerangka Acuan Kerja) TPK = Tujuan Pembelajaran Khusus
TPU = Tujuan Pembelajaran Umum TUP = Tujuan Umum Pelatihan UMR = Upah Minimum Regional UU = Undang-undang
xiv
DAFTAR ISTILAH/DEFINISI
Jasa Pemborongan adalah layanan pelaksanaan pekerjaan konstruksi teknis dan spesifikasinya ditetapkan pengguna jasa dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh pengguna jasa atau pengawas konstruksi yang ditugasi .
Jasa Konsultansi adalah layanan jasa keahlian professional dalam berbagai bidang yang meliputi jasa perencanaan konstruksi dan jasa pengawasan konstruksi, dalam rangka mencapai sasaran tertentu yang keluarannya berbentuk piranti lunak yang disusun secara sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan pengguna jasa.
Pengguna Jasa adalah kepala kantor/ satuan kerja/ pemimpin proyek/ pemimpin bagian proyek sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggungjawab atas pengadaan jasa dalam lingkungan kantor/satuan kerja/ proyek/bagian proyek tertentu. Nama jabatan dan alamat pengguna jasa tercantum dalam syarat-syarat khusus kontrak
Kepala Kantor/satuan kerja adalah pejabat structural departemen yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan jasa yang di biayai dari dana anggaran belanja rutin APBN. Pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek adalah pejabat yang diangkat oleh Menteri/pejabat yang diberi kuasa, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pangadaan jasa yang di biayai dari dana anggaran belanja pembangunan APBN.
Penyedia Jasa adalah badan usaha yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa. Sub Penyedia Jasa adalah penyedia jasa yang mengadakan perjanj ian kerja dengan penyedia jasa penanggung jawab kontrak. u n t u k melaksanakan sebagian pekerjaan setelah disetujui oleh direksi pekerjaan:
Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh pengguna jasa u n t u k melaksanakan pemilihan penyedia jasa.
Kontrak adalah p erika tan hukum a n t a r a pengguna jasa dengan penyedia jasa dalam pelaksanaan pengadaan jasa.
xv
Kontrak harga satuan adalah k o nt rak pengadaan jasa pelaksanaan konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas vvaktu tertentu berdasarkan harga satuan untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu. yang kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembaya ranny a didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia jasa.
Dokumen Kontrak Pemborongan adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan. yang terdiri dari:
1) Surat Perjanjian
2) Surat penunjukan penyedia jasa: 3) Surat penawaran;
4) Adendum dokumen lelang (bila ada): 5) Syarat-syarat khusus kontrak: 6) Syarat-syarat umum kontrak; 7) Spesifikasi teknis;
8) Gambar-gambar;
9) Daiftar ku a n ti ta s dan harga;
10). Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak;
Dokumen kontrak konsultansi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara Pengguna Jasa Konsultansi untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan. Isi dokumen kontrak adalah :
1. Surat Perjanjian
2. Surat Penunjukan Penyedia Jasa 3. Surat Penawaran
4. Addendum Dokumen Seleksi 5. Syarat-Syarat Umum Kontrak 6. Syarat-Syarat Khusus Kontrak 7. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
8. Kerangka Acuan Kerja (TOR = Term Of Referance) 9. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak
Harga kontrak adalah harga yang tercantum dalam surat p e n u n j u ka n penyedia jasa yang selanjutnya disesuaikan menurut ketentuan kontrak
xvi
Direksi pekerjaan adalah pejabat atau orang yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak u n t u k mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan pekerjaan. Pada umumnya direksi pekerjaan dijabat oleh pengguna jasa. namun dapat dijabat oleh orang lain yang ditunjuk oleh pengguna jasa
Direksi teknis adalah tim yang ditunjuk oleh direksi pekerjaan yang bertugas u n t u k mengawasi pekerjaan
Daftar kuantitas dan harga adalah daltar kuantitas yang telah diisi harga satuan dan j u m l a h biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari penawaran
Mata pembayaran utama adalah mata pembayaran pokok dan penting yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh persen) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai bobotnya terbesar yang ditetapkan dalam dokumen lelang. Pekerjaan harian adalah pekerjaan yang pembayarannya berdasarkan penggunaan tenaga kerja, bahan dan peralatan
Pekerjaan sementara adalah pekerjaan penunjang yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan permanen.
Perintah perubahan adalah perintah yang diberikan oleh direksi pekerjaan kepada penyedia jasa untuk melakukan perubahan pekerjaan,
Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia jasa yang dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). yang dikeluarkan oleh pengguna jasa
Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama pekerjaan, dinyatakan dalam berita acara penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh pengguna jasa
Masa pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
Mediator adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna jasa dan penyedia jasa untuk menyelesaikan perselisihan pada kesempatan pertama.
Konsiliator adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna jasa dan penyedia jasa untuk menyelesaikan perselisihan pada kesempatan kedua.
xvii
Arbiter adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna jasa dan penyedia jasa. atau ditunjuk oleh pengadilan negeri, atau ditunjuk oleh lembaga arbitrase. untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu yang diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase.
Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum.
Pengguna Jasa = Pemilik Proyek
= Kasatker = Pimpro = Pimbagpro
= Pejabat Pembuat Komitmen = Direksi Pekerjaan
Penyedia Jasa
Pelaksana Konstruksi = Konsultan Supervisi = Direksi Teknik = Pengawas Teknik
Penyedia Jasa
Perencana Konstruksi = Konsultan Perencana
Working Drawing = Gambar Kerja
Shop Drawing = Gambar Kerja
As Built Drawing = Gambar Terlaksana = Gambar Terbangun = Gambar Purna Laksana
xviii
MATERI
1 - 1
BAB 1
PEMERIKSAAN PROGRES FISIK
1.1. Umum
Untuk keperluan pembayaran hasil pekerjaan Kontraktor, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap progress pekerjaan. Progress pekerjaan ini terekam pada buku harian laporan mingguan dan bulanan, berita acara-acara, catatan-catatan, peninjauan lapangan dan lain-lain. Laporan-laporan semua diperiksa dengan teliti untuk mencocokkan terhadap progress fisik yang diajukan oleh Kontraktor. Progress fisik ini menjadi dasar untuk pembuatan sertifikat pembayaran bulanan. Pada pembayaran terakhir, perlu pemeriksaan atas PHO dan FHO yaitu proses serah terima pertama dan proses serah terima akhir serta perubahan-perubahan yang terjadi selama pelaksanaan kontrak (CCO, Addendum)
1.2. Cara Pembayaran
Dalam kontrak pemborongan pekerjaan konstruksi umumnya pembayaran hasil pekerjaan dilakukan secara bertahap. Tidak pernah terjadi bahwa pembayaran dilakukan sekaligus satu kali setelah pekerjaan selesai seluruhnya seratus persen. Kontraktor setelah tanda tangan kontrak, bisa mendapat uang muka sebesar sampai 20% dari nilai kontrak, tanpa harus berprestasi lebih dahulu. Syaratnya adalah Kontraktor memberikan surat jaminan dari Bank senilai uang yang diterima, kepada Pimpro.
Setelah itu pembayaran berikutnya adalah dilakukan secara bertahap baik dengan sistem bulanan (MC = Monthly Certificate) ataupun sistem termyn. Apabila pekerjaan selesai 100% ditandai dengan serah terima pertama (PHO) pembayaran dilakukan sebesar 95% nilai kontrak. Sisa 5% dari nilai kontrak ditahan, baru dibayar setelah masa pemeliharaan selesai dan semua pekerjaan sudah memenuhi persyaratan teknik dan administrasi. Pembayaran bisa dilakukan 100% tetapi Kontraktor harus menyerahkan uang jaminan sebesar 5% terlebih dahulu untuk jaminan pemeliharaan. Pengembalian uang muka dilakukan bertahap pada setiap kali pembayaran progress fisik yang besarnya ditentukan.
1 - 2
1.3. Laporan Progres Fisik Bulanan
Progres fisik yang diajukan Kontraktor untuk pembayaran harus diperiksa oleh Konsultan. Progress fisik dapat dilihat pada Kurva-S. Pada kurva-S digambarkan rencana progress dan realisasi progress.
Konsultan memeriksa kebenaran progress dicocokan dengan laporan mingguan dan bulanan. Kemudian Konsultan dan Kontraktor bersama-sama memeriksa dan mengecek pekerjaan fisik di lapangan (lokasi pekerjaan). Melakukan pengecekan terhadap kesesuaian antara gambar dan konstruksi yang dikerjakan, mengecek request-request, mengecek perhitungan volume dan sebagainya. Untuk itu Kontraktor harus menyiapkan buku harian, laporan mingguan, laporan bulanan atau triwulan dan laporan akhir. Segala peristiwa dan kejadian penting yang terjadi di lapangan dicatat dalam laporan tersebut. Dalam laporan bulanan akan diketahui berapa progress dalam bulan yang bersangkutan, kemudian progress sampai dengan bulan yang bersangkutan, baik per item pekerjaan maupun keseluruhan item pekerjaan. Contoh laporan mingguan maupun bulanan adalah sebagai terlampir. Lampiran 1.2.a dan 1.2.b, lampiran 1.2.c adalah Curva – S yaitu rencana jadwal pelaksanaan. Laporan 1.2.d adalah Curva – S realisasi pelaksanaan.
1.3.1. Buku Harian
Kontraktor mempunyai kewajiban untuk membuat dan menyimpan buku harian yang berisi hal-hal sebagai berikut :
– Kuantitas dan jenis bahan yang ada di lapangan
– Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan keterampilan yang diperlukan.
– Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia.
– Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk peralatan. – Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.
– Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan.
– Kondisi cuaca antara lain hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
– Catatan-catatan yang berkaitan dengan : pelaksanaan, perubahan design, gambar kerja (Working Drawing), spesifikasi teknis, kelambatan pekerjaan dan penyebabnya dan lain sebagainya.
1 - 3 Buku Harian tersebut dibuat dalam rangkap 4 (empat), ditandatangani oleh Pihak Kontraktor, diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan diketahui oleh petugas lapangan dari Direksi Pekerjaan (yang mewakili Pimpro / Pimbagpro), dengan distribusi sebagai berikut :
– Asli untuk Pimbagpro
– Lembar ke dua untuk Pimpro – Lembar ke tiga untuk Konsultan – Lembar ke empat untuk Kontraktor.
1.3.2. Laporan Mingguan
Laporan Mingguan merupakan kesimpulan dari Laporan Harian selama 1 minggu, juga mencakup jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan selama 1 minggu, disiapkan oleh Kontraktor dalam rangkap 4, analog dengan Buku Harian tentang siapa yang menandatangani maupun distribusinya.
1.3.3. Laporan Bulanan
– Analog dengan Laporan Mingguan, Kontraktor juga harus menyiapkan Laporan Bulanan yang berisi rekapitulasi dari Laporan Mingguan selama 1 bulan, juga mencakup jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan selama 1 bulan, disiapkan oleh Kontraktor dalam rangkap 4, analog dengan Buku Harian tentang siapa yang menandatangani maupun distribusinya.
– Laporan Bulanan yang dibuat oleh Kontraktor ini akan merupakan masukan bagi Konsultan dalam menyiapkan laporan yang disebut sebagai Laporan Bulanan Konsultan Supervisi (karena Konsultan memiliki kontrak tersendiri dengan Pimpro Pengawasan). Laporan Konsultan Supervisi tersebut mencakup :
o Laporan kegiatan fisik yang dilakukan oleh Kontraktor minimal berisi informasi tentang pembayaran sertifikat bulanan (Monthly Certificate), ringkasan kemajuan pekerjaan, realisasi financial progress Schedule-S
Curve, dan sketsa kemajuan pelaksanaan fisik.
o Laporan pengawasan teknis, mencakup aspek pengawasan teknis yang berkaitan dengan quality assurance dan quality control terhadap hasil kerja Kontraktor setiap bulan. Selain itu juga dilaporkan daftar personel Konsultan dan jadwal penugasannya sebagai tim Konsultan Pengawas.
1 - 4
1.3.4. Laporan Triwulan
Merupakan evaluasi 3 bulanan yang dibuat oleh Konsultan pengawas terhadap pelaksanaan pekerjaan fisik yang dilakukan oleh Kontraktor. Berbagai kekurangan pelaksanaan proyek yang terjadi selama 3 bulan dievaluasi, menyangkut aspek teknis maupun administratif. Jika Konsultan dapat menyajikan evaluasi 3 bulanan secara tajam, maka Quarterly Report ini akan merupakan masukan manajemen bagi Pimpro / Pimbagpro untuk mengambil langkah-langkah preventif bagi kemungkinan kegagalan pelaksanaan proyek. Fokus evaluasi tidaklah semata-mata dari aspek teknis akan tetapi juga dari aspek administratif sehingga dapat diperoleh masukan yang adil, apakah masing-masing pihak sudah melakukan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan dokumen kontrak.
1.4. Laporan Progres Fisik untuk Serah Terima Pekerjaan
Pemeriksaan progres fisik untuk serah terima pekerjaan, maka selain memeriksa progres bulanan tetapi melakukan pemeriksaan khusus. Yang diperiksa adalah hal-hal sebagi berikut :
a. Memeriksa Kronologi pelaksanaan proyek – Peta lokasi proyek
– Data proyek
– Status Review Design / Technical Justification – Status Change Order dan Addendum Kontrak
– Monitoring kemajuan pekerjaan bulanan (dari sejak bulan ke-1 s/d bulan terakhir pelaksanaan proyek - PHO)
– Rekaman Financial Progress Schedule-S Curve, menggambarkan angka dan grafik rencana dan realisasi dari sejak bulan ke-1 pelaksanaan proyek s/d PHO), lengkap dengan Revised S Curve jika ada.
– Struktur Organisasi Pelaksana Proyek – Struktur Organisasi Pengawas Proyek
– Monitoring penggunaan peralatan di lapangan – Monitoring quality control
1 - 5 b. Memeriksa Program Masa Pemeliharaan (Warranty Period)
– Program Pemeliharaan
o Jenis Kegiatan
o Bahan
o Peralatan
o Personel
– Jenis dan lokasi pekerjaan yang belum dan atau perlu ditangani
o Finishing saluran
o Finishing bangunan
o Jalan Inspeksi
o Dan sebagainya
– Lokasi rawan longsor, rawan banjir, rawan kecelakaan dan sebagainya.
c. Memeriksa Dokumen Serah Terima Sementara (PHO) – Berita Acara Serah Terima Sementara (PHO
d. Memeriksa Dokumen Serah Terima Akhir (FHO) – Berita Acara Serah Terima Akhir (FHO)
e. Memeriksa Revisi Jadwal Pelaksanaan (Revised Schedule – S Curve)
Show Cause Meeting (SCM) berkaitan dengan keterlambatan pelaksanaan proyek, berarti Financial Progress Schedule Kurva – S perlu direvisi. Berikut ini adalah contoh Revised Schedule sebagai akibat dari perpanjangan waktu kontrak :
1 - 6
Catatan
Construction period = 9 bulan, pada 6 bulan pertama terjadi keterlambatan yang cukup berat. SCM terlambat, namun hasil SCM merekomendasikan perpanjangan waktu 3 bulan. Pada bulan ke 6, schedule bergeser kekanan dengan prosen schedule = prosen schedule rencana pada bulan 6-3 = bulan ke 3. Selebihnya bulan ke 7, 8, 9, 10, 11, dan 12 berturut-turut sama dengan bulan ke 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 original schedule.
Dari catatan kejadian dalam buku harian dan terekam dalam laporan-laporan mingguan, bulanan, triwulan maupun laporan akhir, dapat dengan mudah diperiksa laporan progress yang diajukan Kontraktor, karena dalam catatan terlihat pekerjaan yang diterima maupun ditolak.
Revised Schedule Akibat Perpanjangan Waktu
0 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
P
ro
se
n
Original Actual Revised 3 bulan
1 - 7 Lampiran 1.2.a.
1 - 8 Lampiran 1.2.b.
KONSULTAN
Bogor, 1 Desember 2005 Direksi
1 - 9 Lampiran 1.2.c.
Mengetahui/Menyetujui Satuan Kerja Sementara
( )
Jakarta, 30 September 2005 Kontraktor
1 - 10 Menyetujui
Direksi Wilayah II Bagian Pelaksana Kegiatan
( ) Jakarta, 15 Juni 2005 Kontraktor ( ) Kurva S - Rencana Kurva S - Realisasi
1 - 11
Catatan
Disini terlihat bahwa awal pelaksanaan kemajuan pelaksanaan lebih maju dari Kurva-S rencana.
Setelah itu pekerjaan selalu terlambat sampai menjelang akhir masa kontrak. Tetapi menjelang akhir proyek dapat diselesaikan tepat waktu.
RANGKUMAN
1. Untuk keperluan pembayaran progres fisik yang diajukan Kontraktor perlu dilakukan pemeriksaan terhadap semua dokumen pelaksanaan seperti buku harian, laporan mingguan, bulanan, berita acara rapat-rapat, catatan-catatan.
2. Sistem pembayaran adalah bertahap, sesuai sistem yang dipilih, bulanan atau termiyn. Dalam pekerjaan konstruksi tidak ada pekerjaan yang dibayar sekaligus setelah pekerjaan selesai 100 %.
LATIHAN
1. Sebutkan sistem pembayaran dalam pekerjaan kontruksi ! 2. Apa gunanya buku harian ?
3. Sebutkan beberapa hal yang dicatat dalam buku harian !
DAFTAR PUSTAKA
1. Istimawan Dipohusodo, Manajemen Proyek dan Konstruksi, Kanisius Yogyakarta, 1996.
2. Mahendra Sultan Syah Ir, Manajemen Proyek-Kiat Sukses Mengelola Proyek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
3. Satuan Kerja Sementara Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air Citarum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Pembangunan Bottom Control VI Sungai Cipangkas, Laporan Bulanan, Jakarta 2005
4. Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi Departemen Pekerjaan Umum, Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi, ICSE-12 : Administrasi Teknik, Jakarta, 2005.
5. Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi Departemen Pekerjaan Umum, Pelatihan Pelaksana Bangunan Irigasi (Irrigation Structures Construction Engineer) Pekerjaan Sumber Daya Air, ISC-10 : Pengenalan Manajemen Proyek, Jakarta, 2004.
6. Kepres No. 80/2003 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah serta perubahan-perubahannya.