• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGETAHUAN BAHASA INDONESIA (KETERAMPILAN MENULIS)

TEMA CITA-CITAKU PADA SISWA KELAS IV DI SDN DESA

PEGUYANGAN DITINJAU DARI KARAKTERISTIK

PERTANYAAN GURU

I Wyn. Adi Sutarman

1

, Rini Kristiantari

2

, Ni Nym. Ganing

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail : adisutarman11@gmail.com

1

, rini_bali@yahoo.co.id

2

,

nyomanganing@yahoo.co.id

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan antara siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku. Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen dengan rancangan Prates-Pascates Kelompok Statis. Populasi penelitian i n i adalah siswa kelas I V di SDN Desa Peguyangan. Sampel ditentukan dengan teknik random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes dengan jenis tes pilihan ganda biasa. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan mean kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak (57.64) lebih tinggi daripada kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan kongkret (56.08). Namun, berdasarkan hasil analisis uji-t diperoleh thitung < ttabel (0.41< 1.667) pada taraf signifikansi 5% dengan (dk=39+39–2=76), sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak, dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan kongkret. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan Saintifik yang ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia (Keterampilan Menulis) Tema Cita-Citaku pada Siswa Kelas IV di SDN Desa Peguyangan.

Kata kunci: pendekatan saintifik, pertanyaan guru, keterampilan menulis.

Abstract

This research purpose is to determining significant differences of learning outcomes in writing skill of Bahasa Indonesia of fourth grade students at SDN Peguyangan between students that learned through scientific approach in terms of the characteristics of abstract questions and students that learned through scientific approach in terms of the characteristics of concrete questions with the theme Cita-citaku. This research was Pre-Experimental Design with The Static Group Pretest-Posttest Design. The population of this research was the fourth grade students of SDN Peguyangan. The sample was determined by random sampling. The technique

(2)

data collected by used test method with the usual type of multiple-choice tests. The data were analyzed by using t-test. The results of research showed that mean score of the group of students that learned through scientific approach in terms of the characteristics of abstract questions (57.64) were higher than the group of students that learned through scientific approach in terms of the characteristics of concrete questions (56.08). However, based on the results of t-test analysis obtained tcount< ttable (0.41<1.667) at the 5% significance level with (dk=39+39–2=76), so that H0 was accepted and Ha was rejected. This meant that there were no significance differences in learning outcomes in writing skill of Bahasa Indonesia between students that learned through scientific approach in terms of the characteristics of abstract questions and students that learned through scientific approach in terms of the characteristics of concrete questions. Thus, it can be concluded that the scientific approach in terms of the characteristics of teacher’s questions did not have the significant impacts toward the learning outcomes in Bahasa Indonesia lesson (Writing Skill) with theme of Cita-citaku in IV grade of SDN Peguyangan.

Keywords : scientific approach, teacher’s question, writing skill.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan bagian

penting bagi kemajian suatu bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Maka dari itu sangat

penting bagi suatu bangsa untuk

memberikan pendidikan yang bermutu bagi warga negaranya. Dalam

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional

(UUSPN) pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang” (dalam mikarsa 2007 : 1.6).

Penyelenggarakan pendidikan, di

Indonesia ditempuh melalui

jenjang-jenjang pendidikan bagi peserta didik, salah satu dari jenjang pendidikan yang

memegang peranan penting yaitu

pendidikan anak sekolah dasar.

Pendidikan sekolah dasar

merupakan jenjang pendidikan yang

berperan dalam membentuk keterampilan serta kemampuan dasar peserta didik dalam berbagai aspek pengatahuan. Menyadari begitu pentingnya pendidikan

sekolah dasar bagi peserta didik,

pemerintah telah berupaya untuk

megembangan sistem pembelajaran yang ideal. Salah satu usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah dengan

melakukan pengembangan serta

perbaikan pada kurikulum pembelajaran. Dalam sejarah perjalanan bangsa, perubahan kurikulum sudah dilakukan

beberapa kali. Hingga saat ini Kurikulum 2013 telah diimplementasikan sebagai pengembangan terbaru dari kurikulum

sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Implementasi Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan pada kemampuan kognitif, afektif, dan

prikomotor, namun juga dalam

kemampuan sikap keagamaan siswa. Untuk mengembangkan keempat aspek tersebut, dalam kurikulum 2013 terdapat Kompetensi Inti (KI) sebagai unsur pengorganisasi Kompetensi Dasar (KD). KI dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan penerapan pengetahuan (KI 4). Untuk mencapai tujuan pembelajaran dari setiap komponen KI, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan saintifik.

Pendekatan saintifik adalah

pendekatan pembelajaran yang

mengutamakan kreatifitas dan temuan-temuan siswa dalam kegiatan yang berlangsung saat proses pembelajaran.

Pendekatan saintifik dalam

implementasinya mengedepankan

kegiatan proses pembelajaran yaitu: 1) mengamati; 2) menanya; 3) mecoba/

mengumpulkan informasi; 4)

menalar/asosiasi, melakukan komunikasi Dyer (dalam Sani 2014 : 53). Dalam penerapan pendekatan saintifik proses kegiatan pembelajaran menuntut siswa agar aktif dalam belajar, sehingga guru memiliki peran penting sebagai pemandu

(3)

siswa. Oleh karena itu seorang guru dalam menjalankan peranannya sebagai

pembimbing akan dituntut memiliki

keprofesionalan dalam mengajar.

Guru yang profesional adalah guru yang menguasai keterampilan dalam mengajar serta mampu melaksanakan kegiatan operasional dalam lingkungan sekolah. Seorang guru yang profesional dituntut memiliki keterampilan mengajar, keterampilan dasar mengajar yang perlu dimiliki oleh seorang guru ada 8, yaitu: keterampilan membuka dan menutup

pelajaran, keterampilan bertanya,

keterampilan menjelaskan, keterampilan

memberikan penguatan, keterampilan

mengadakan variasi, keterampilan

mengajar kelompok kecil dan perorangan,

keterampilan mengelola kelas, serta

keterampilan membimbing diskusi

kelompok kecil. Pembelajaran yang efektif tidak pernah terlepas dari kegiatan tanya jawab antara guru dengan siswa, serta kegiatan menanya juga merupakan salah satu bagian penting dari lima pengalaman belajar pokok dalam pendekatan saintifik. Oleh karena itu keterampilan bertanya yang dimiliki guru akan berperan penting dalam proses pembelajaran.

Keterampilan bertanya yang dimiliki oleh seorang guru dapat menjadi salah satu penentu dalam ketercapaian tujuan pembelajaran. “Pertanyaan guru yang baik dan benar dapat menginspirasi siswa untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula” (Abidin, 2014 : 137). Saat guru bertanya, karakteristik pertanyaan yang

diajukan guru kepada siswa dapat

mempengaruhi ingatan siswa terhadap

materi pembelajaran. Keterampilan

bertanya yang dimiliki guru, serta penerapan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran merupakan faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi proses dan ketercapaian tujuan pembelajaran. Salah

satunya terhadap hasil belajar

keterampilan menulis bahasa Indonesia. Pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting, selain sebagai pemersatu bahasa komunikasi, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional wajib dipahami

oleh siswa sebagai pengembangan

kemampuan berpikir dan penampung

kebudayaan dengan bahasa Indonesia sebagai medianya. Dalam penyampaian pengetahuan bahasa Indonesia kepada siswa tidak dapat dipungkiri dapat terjadi kendala-kendala yang dialami dalam proses pembelajaran, yang kemudian

dapat menimbulkan dampak kurang

optimalnya penerimaan pengetahuan oleh siswa.

Kendala-kendala yang terjadi dapat dipengaruhi dari berbagai faktor, salah satunya yang menjadi perhatian disini adalah kurangnya inovasi yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk menciptakan kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yang

efektif bagi siswa dapat dicari

pemecahannya melalui penerapan strategi

pembelajaran yang efektif. Strategi

pembelajaran yang memungkinkan guru untuk memandu siswa dalam mencari informasi, bukan guru sebagai pusat informasi. Bertautan dengan hal tersebut melalui implementasi kurikulum 2013

dengan pendekatan pembelajaran

saintifik, dan keterampilan guru dalam

mengajar khususnya ditinjau dari

karakteristik pertanyaan guru yaitu

pertanyaan abstrak dan pertanyaan

kongkret, mungkin dapat menjadi pilihan strategi pembelajaran yang efektif yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian tentang “Pengaruh

Pendekatan Saintifik terhadap Hasil

Belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (Keterampilan Menulis) Tema Cita-citaku pada Siswa Kelas IV di SDN Desa Peguyangan Ditinjau dari Karakteristik Pertanyaan Guru

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IV di SDN Desa Peguyangan. Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan

saintifik terhadap hasil belajar

keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV tema cita-citaku ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru. Dalam penelitian ini terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya

(4)

variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen ini bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Sehingga dalam penelitian ini bentuk yang digunakan adalah pra-eksperimen (Pre-Experimental design). Desain pra-eksperimen yang digunakan adalah Desain Prates-Pascates Kelompok Statis (The Static Group

Pretest-Postest Design) Sukmadinata

(2013 : 209). Dalam desain ini ada dua kelompok yang diberi perlakuan yang berbeda dalam rumpun yang sejenis.

Kelompok ini ditentukan dengan

pengambilan dua sampel kelas untuk mewakili populasi.

Penelitian ini ditempuh dalam tiga tahapan, yaitu tahap awal eksperimen, tahap pelaksanaan eksperimen, dan tahap akhir eksperimen. Pada tahap awal

eksperimen dilakukan kegiatan (1)

observasi sekolah dasar di Desa

Peguyangan, (2) menganalisis kurikulum,

silabus, (3) menyusun Rancangan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (4) menyusun instrument penelitian. Pada tahap pelaksanaan eksperimen

langkah-langkah yang dilakukan yaitu (1)

menentukan sampel penelitian, (2)

melakukan pengundian sampel untuk menentukan kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2, (3) melaksanakan kegiatan penelitian untuk pengumpulan data yaitu

melakukan pre-test, memberikan

perlakuan pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 berupa pendekatan

saintifik ditinjau dari karakteristik

pertanyaan abstrak untuk kelas

eksperimen 1, dan pertanyaan kongkret untuk kelas eksperimen 2. Pada tahap akhir eksperimen, langkah - langkah yang akan dilakukan adalah (1) memberikan

post-test untuk kedua kelompok

eksperimen, (2) melakukan analisis data hasil eksperimen.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2013:117).

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan, yang terdiri dari 12 SD Negeri diantaranya

SDN 1 Peguyangan, SDN 2 Peguyangan, SDN 3 Peguyangan, SDN 4 Peguyangan, SDN 5 Peguyangan, SDN 6 Peguyangan, SDN 7 Peguyangan, SDN 8 Peguyangan,

SDN 9 Peguyangan, SDN 10

Peguyangan, SDN 11 Peguyangan, dan SDN 12 Peguyangan.

Dari populasi siswa kelas IV di SDN

Desa Peguyangan selanjutnya akan

ditentukan sampel penelitian yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Adapun menurut Sugiyono (2013:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”. Dalam pemilihan sampel

penelitian, digunakan teknik Random Sampling. Menurut Sugiyono (2013 : 120)

“Simple Random sampling adalah

pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”. Kelas yang dipilih telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti dan tidak dilakukan pengacakan individu. Sampel dalam populasi dikelompokkan dengan memperhatikan jumlah siswa dalam kelas sampel, kemudian akan dilakukan uji kesetaraan kelas sampel terpilih dengan meggunakan uji-t. Uji kesetaraan dilakukan untuk mengetahui setara atau tidaknya kedua kelas sampel terpilih. Data yang digunakan untuk menguji kesetaraan kelas adalah hasil nilai pre-test. Sebelum dilakukan uji kesetaraan, menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang

meliputi uji normalitas dan uji

homogenitas. Untuk menguji kesetaraan sampel digunakan uji-t dengan rumus polled varians. Setelah ditemukan bahwa kedua kelas setara, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengundian pada kedua kelas yang setara untuk ditentukan sebagai kelas eksperimen 1, dan kelas eksperimen 2 melalui teknik random sampling. Berdasarkan hasil pengundian, didapatkan kelas IV SDN 9 Peguyangan sebagai kelas eksperimen 1, dan kelas IV

SDN 7 Peguyangan sebagai kelas

eksperimen 2.

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari untuk mendapat informasi, sehingga dapat

(5)

ditarik kesimpulan. Menurut Sugiyono (2013 : 61) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Penelitian ini melibatkan dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2013:61) Variabel bebas atau yang sering disebut sebagai variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan abstrak dan

kongkret yang diterapkan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.

Variabel terikat atau yang sering

disebut sebagai variabel dependen

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas (Sugiyono, 2013:61).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

hasil belajar pengetahuan Bahasa

Indonesia (ketrampilan menulis) siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan.

Dalam penelitian ini pengumpulan

data meliputi data hasil belajar

keterampilan menulis bahasa Indonesia.

Kegiatan pengumpulan data akan

dilaksanakan pada tema cita-citaku siswa kelas IV Semester 2 di SDN Desa

Peguyangan, yang menjadi anggota

sampel. Data dalam penelitian ini

dikumpulkan dengan metode tes. Data yang diperlukan dalam penelitian ini

dikumpulkan dengan menggunakan

instrumen tes hasil belajar pada

keterampilan menulis bahasa Indonesia tema cita-citaku yang digunakan untuk mengumpulkan data pada ranah kognitif siswa. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2013:46). Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes objektif pilihan ganda

biasa untuk menghinadari unsur

subjektivitas dari penilai. Menurut Arikunto

(2009:61) kelebihan dari penggunaan tes objektif dapat menhindari masuknya unsur subjektivitas dari penilai, maka sistem skoringnya dapat dilakukan dengan cara

sebaik-baiknya, antara lain dengan

membuat pedoman skoring terlebih

dahulu.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia adalah dengan tes pilihan ganda biasa dengan empat pilihan jawaban yang butir pertanyaannya berjumlah 50 soal untuk soal yang akan dilakukan pengujian. Tes ini mengungkapkan tentang penguasaan siswa terhadap keterampilan menulis Bahasa Indonesia yang mereka peroleh di kelas IV pada tema cita-citaku. Setiap soal disertai dengan empat alternatif jawaban yang dipilih siswa (alternatif a, b, c, dan d). Setiap item diberikan skor satu bila siswa

menjawab dengan benar (jawaban

dicocokkan dengan kunci jawaban). Serta skor nol untuk siswa yang menjawab salah. Skor hasil belajar pengetahuan keterampilan menulis Bahasa Indonesia mulai dari 0-100. Skor 0 merupakan skor minimal ideal serta 100 merupakan skor

maksimal ideal tes hasil belajar

keterampilan menulis Bahasa Indonesia. 50 butir soal tersebut diberikan kepada siswa kelas IV dengan tujuan validasi butir tes. Pengujian validitas ini dilakukan pada siswa kelas IVA dan IVB di SDN 1

Sumerta dengan jumlah responden

sebanyak 60 orang pada taraf signifikansi

5% didapat rtabel = 0.25. Dari 50 soal yang

diujikan, diperoleh 35 soal yang valid dan 15 soal yang tidak valid. Dari hasil uji instrumen yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya beda, dan indeks kesukaran diperoleh 35 butir tes yang

dinyatakan layak digunakan dalam

penelitian dari total 50 butir tes yang diujicobakan. Soal yang telah melalui hasil uji instrumen tersebut selanjutnya akan diberikan kepada siswa kelas eksperimen 1, dan kelas eksperimen 2 post-test untuk mengetahui kemampuan hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia setelah diberikan perlakuan.

Analisis data dilakukan untuk

menguji hipotesis dalam rangka penarikan kesimpulan mencapai tujuan penelitian.

(6)

Bogman (dalam sugiyono, 2013:334) menyatakan bahwa “analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sitematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah

dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain”. Teknik yang digunakan dalam menganalisis hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan Uji-t. Adapun

langkah-langkah yang di lakukan sebelum dilakukan uji hipotesis dengan Uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

Untuk mengetahui sebaran data skor hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak, digunakan analisis Chi-Square. Kriteria pengujian dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasannya (dk) = (k - 1) jika ) 1 ( ) 1 ( 2 2  

X

k

X

 , maka H0 diterima

(gagal ditolak) yang berarti data

berdistribusi normal.

Terdapat dua kelompok siswa dalam penelitian ini yaitu, kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

ditinjau dari karakteristik pertanyaan

abstrak, dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

ditinjau dari karakteristik pertanyaan

kongkret. Sebelum dilakukan pengujian

hipotesis, perlu dilakukan pengujian

homogenitas varian terlebih dahulu

dengan uji-f dari Havley. Kriteria pengujian untuk mengetahui data yang mempunyai varians yang homogen yaitu, jika Fhit ≥ Ftab

maka sampel tidak homogen dan jika Fhit ≤

Ftab maka sampel homogen. Pengujian

dilakukan pada taraf signifikansi 5%

dengan derajat kebebasan untuk

pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan

untuk penyebut n2 – 1.

Data yang telah diuji normalitas dan homogenitasnya selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Penelitian ini diuji dengan analisis uji-t. Dalam penelitian ini diuji 2 rata-rata kelompok data, yaitu hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia melalui pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan abstrak, dan hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia melalui pendekatan saintifik

ditinjau dari karakteristik pertanyaan

kongkret. Dengan kriteria pengujian

adalah H0 ditolak jika thitung ≥ ttabel, dan H0

diterima jika thitung ≤ ttabel. Pengujian

dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan dk = n1+ n2 - 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hipotesis penelitian yang diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (H0)

yaitu tidak terdapat perbedaan yang

signifikan hasil belajar keterampilan

menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan antara siswa

yang dibelajarkan menggunakan

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa

yang dibelajarkan menggunakan

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku.

Sedangakan hipotesis alternatif (Ha)

dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan

antara siswa yang dibelajarkan

menggunakan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa yang dibelajarkan menggunakan

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku.

Sedangakan hipotesis alternatif (Ha)

dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan

antara siswa yang dibelajarkan

menggunakan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa yang dibelajarkan menggunakan

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku.

Hasil perhitungan menunjukkan nilai rerata hasil belajar keterampilan menulis

Bahasa Indonesia siswa kelompok

eksperimen 1 yang dibelajarkan melalui

pendekatan saitifik ditinjau dari

(7)

sebesar 57.64 dengan nilai maksimal sebesar 86 dan nilai minimal 23. Standar deviasi kelompok eksperimen 1 adalah s =

15.68 dan varians s2 = 245.97. Sedangkan

nilai rerata hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia pada kelompok eksperimen 2 yang dibelajarkan melalui

pendekatan saitifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan kongkret adalah sebesar 56.08 dengan nilai maksimal sebesar 86 dan nilai minimal 17. Standar deviasi kelompok eksperimen 2 adalah s = 17.64 dan varians s2 = 311.13. Dari data tersebut diketahui bahwa nilai rerata yang

diperoleh siswa pada kelompok

eksperimen 1 yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan abstrak lebih tinggi dari kelompok ekspeimen 2 yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

ditinjau dari karakteristik pertanyaan

kongkret.

Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji

normalitas sebaran data dan uji

homogenitas varians kelompok

eksperimen 1, dan kelompok eksperimen 2.

Berdasarkan atas kurva normal, kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan

frekuensi empirik (fe) dari data hasil belajar

keterampilan menulis Bahasa Indonesia siswa pada kelompok eksperimen 1

diperoleh 2hit = 7.32 dan pada taraf

signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh 2tabel = 2(α=0,95) = 11,07.

Karena 2hit = 7.32 < 2tabel (α=0,95) = 11,07

maka H0 diterima. Ini berarti sebaran data

hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia pada kelompok eksperimen 1 berdistribusi normal.

Berdasarkan atas kurva normal, kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan

frekuensi empirik (fe) dari data hasil belajar

keterampilan menulis Bahasa Indonesia

siswa pada kelompok eksperimen 2

diperoleh 2hit = 4.30 dan pada taraf

signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh 2tabel = 2(α=0,95) = 11,07.

Karena 2hit = 4.30 < 2tabel (α=0,95) = 11,07

maka H0 diterima. Ini berarti sebaran data

hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia pada kelompok eksperimen 2 berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji

homogenitas varians untuk membuktikan perbedaan yang terjadi pada ketiga

kelompok benar-benar terjadi akibat

adanya perbedaan antar kelompok, bukan sebagai akibat adanya perbedaan individu dalam kelompok. Uji homogenitas varian ini dilakukan berdasarkan data hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia yang meliputi data kelas eksperimen 1 melalui pendekatan saintifik

ditinjau dari karakteristik pertanyaan

abstrak, dan data kelas eksperimen 2 melalui pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan kongkret. Jumlah masing-masing unit analisis adalah 39 untuk kelas eksperimen 1, dan 39 untuk kelas eksperimen 2. Uji homogenitas varian menggunakan uji F dari Havley. Kriteria pengujian jika Fhit ≤ Ftab maka

sampel homogen. Berdasarkan nilai Ftabel

dengan taraf signifikansi 5% dengan

derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1

dan derajat kebebasan untuk penyebut n2

– 1 sebesar 1.71, dan hasil analisis F hitung

= 0.79, sehingga Fhitung ≤ Ftabel maka data

homogen.

Berdasakan uji prasyarat yang

meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians, diketahui bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Dengan demikian uji hipotesis dengan

menggunakan uji-t dapat dilakukan.

Berikut disajikan rekapitulasi hasil analisis data dengan menggunakan uji-t pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Data dengan Uji-t

Kelompok s2 N thitung ttabel Kesimpulan

Eksperimen 1 Eksperimen 2 57.64 56.08 245.97 311.13 39 39 0.41 1.667 Fhitung < Ftabel (H0 diterima, Ha ditolak)

(8)

Dari perhitungan uji hipotesis

menggunakan uji-t diperoleh nilai ttabel

pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk = 39 + 39 – 2 = 76) adalah 1.667 dan hasil analisis thitung adalah 0.41.

Sehingga thitung ≤ ttabel (0.41 ≤ 1.667), maka

H0 diterima dan Ha ditolak, simpulan yang

diperoleh adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan antara siswa

yang dibelajarkan menggunakan

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa

yang dibelajarkan menggunakan

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku.

Dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia kelompok kelas eksperimen 1 yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik

ditinjau dari karakteristik pertanyaan

abstrak dengan nilai rata-rata 57.64 memang lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas eksperimen 2 yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan kongkret dengan nilai rata-rata 56.08. Namun selisih anatara nilai rata-rata kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2 tidak terlalu banyak.

Hasil analisis data dengan

menggunakan uji-t, diperoleh nilai ttabel

pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk = 39 + 39 – 2 = 76) adalah 1.667 dan hasil analisis thitung adalah 0.41.

Sehingga thitung ≤ ttabel (0.41 ≤ 1.667),

sehingga Ha ditolak dan H0 diterima yang

menyatakan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan

antara siswa yang dibelajarkan

menggunakan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa yang dibelajarkan menggunakan

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku.

Hasil dari analisis hipotesis di atas tentu saja bertentangan dengan hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan

yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan antara siswa

yang dibelajarkan menggunakan

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa

yang dibelajarkan menggunakan

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku. Tidak adanya perbedaan yang signifikan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Faktor yang pertama yaitu,

penggunaan pendekatan yang sama pada kedua kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen 1 yang dibelajarkan dengan

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan abstrak, dan pada kelas eksperimen 2 dibelajarkan dengan

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan kongkret.

Sehingga, siswa pada kedua kelas

eksperimen sama-sama dibelajarkan

dengan pendekatan saintifik.

Pendekatan saintifik mengutamakan

lima kegiatan pokok pembelajaran,

diantaranya adalah kegiatan mengamati,

menanya, menalar, mencoba, dan

mengkomunikasikan. Dari hasil

pengamatan dengan diterapkannya

pendekatan ini siswa lebih aktif dalam belajar dalam menemukan pengetahuan

dengan caranya sendiri serta

dikembangkan melalui komunikasi dengan guru dan teman sekelas. Hal itu juga didukung oleh Kosasih (2014:72) yang

mengungkapkan bahwa “Pendekatan

saintifik merupakan pendekatan di dalam

kegiatan pembelajaran yang

mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa. Pengalaman belajar yang

mereka peroleh tidak bersifat

indoktrinisasi, hafalan, dan sejenisnya. Pengalaman belajar, baik itu yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka peroleh berdasarkan kesadaran dan kepentingan mereka sendiri”. Pada

kegiatan pembelajaran dengan

pendekatan saintifik, materi yang disajikan dapat berupa fakta atau fenomena tertentu

yang dapat diamati oleh siswa,

dipertanyakan oleh siswa, dan kemudian siswa mencari jawabannya sendiri dari

(9)

berbagai sumber yang relevan, dan bermuara pada jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Dari pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik inilah siswa telah dituntut untuk dapat aktif, kreatif dan terampil dalam kegiatan pembelajaran yang nantinya bermuara pada hasil belajarnya. Jadi hasil belajar siswa kedua kelas eksperimen akan lebih besar

kemungkinannya dipengaruhi oleh

penggunaan pendekatan saintifik

dibandingkan dengan perbedaan

karakteristik pertanyaan yang digunakan dalam proses pembelajaran keduanya.

Hal tersebut berkaitan dengan

penelitian eksperimen yang dilakukan dan diajukan berupa tesis oleh Nyoman Sumayasa dengan judul “Pengaruh

Implementasi Pendekatan Saintifik

Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas VI di Sekolah Dasar Se Gugus VI Kecamatan Abang, Karangasaem” yang

menunjukkan bahwa (1) terdapat

pengaruh motivasi belajar bahasa

Indonesia antara siswa yang mengikuti pelajaran dengan pendekatan saintifik dan

siswa yang belajar dengan model

pembelajaran konvensional pada siswa kelas VI Gugus VI Kecamatan Abang, Karangasem, motivasi belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran saintifik (kelompok eksperimen) hasilnya lebih baik daripada motivasi belajar siswa yang

mengikuti model pembelajaran

konvensional (kelompok kontrol). (2) hasil belajar siswa yang mengikuti model

pembelajaran saintifik (kelompok

eksperimen) hasilnya lebih baik daripada hasil belajar siswa yang mengikuti model

pembelajaran konvensional (kelompok

kontrol). (3) motivasi dan hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran saintifik (kelompok eksperimen) hasilnya lebih baik daripada motivasi dan hasil belajar siswa yang mengikuti model

pembelajaran konvensional (kelompok

kontrol).

Faktor yang kedua yaitu

penggunaan pertanyaan dalam

pendekatan saintifik. Dalam implementasi

pendekatan saintifik pada proses

pembelajaran, kegiatan menanya baik dari

siswa kepada guru, guru kepada siswa, maupun siswa kepada siswa sudah pasti akan terjadi, hal ini dudukung oleh oleh Sani (2014 : 75) bahwa “bertanya merupakan aktivitas yang sering dan

penting dilakukan dalam proses

pembelajaran”. Hal ini juga disebabkan karena kegianan menanya merupakan salah satu dari lima kegiatan pokok pembelajaran saintifik, yaitu mengamati,

menanya, menalar, mencoba, dan

mengkomuniasikan.

Guru dalam proses pembelajaran

menggunakan pertanyaan untuk

menuntun siswa ke dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan menanya oleh guru kepada siswa dapat menuntun siswa untuk menemukan pengetahuan baru, berfikir tentang solusi permasalahan, hingga memahami satu konsep tertentu. Dalam kegiatan bertanya guru seringkali menggunakan karakteristik pertanyaan yang bervariasi untuk menuntun siswa dalam belajar. Namun, pada dasarnya

pertanyaan ini dimaksudkan untuk

membantu dan menuntun siswa dalam belajar lebih efektif terlepas dari apapun karakteristik pertanyaan yang digunakan. Perbedaan yang diamati dilapangan dari

penggunaan kedua karakteristik

pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu pertanyaan abstrak dan kongkret adalah dari penyampaian dan penerimaan siswa terhadap tuntunan dari pertanyaan yang

disampaikan oleh guru. Dalam

penggunaan karakterisktik pertanyaan

absrak diamati bahwa siswa cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk berfikir dalam menemukan maksud dari tuntunan yang disampaikan guru, dan hasil jawaban siswa dari pertanyaan ini bersifat lebih luas dan berasal dari

pendapat siswa sendiri berdasarkan

konsep yang telah siswa pahami

sebelumnya. Sedangkan, dalam

penggunaan karakteristik pertanyaan

kongkret, diamati siswa lebih cepat dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Hasil jawaban siswa juga sesuai dengan apa yang diamati. Namun, dari perbedaan

tersebut diamati bahwa dalam

memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa dari pertanyaan yang disampaikan guru, siswa lebih di pengaruhi oleh

(10)

motivasi dalam menemukan pemecahan

masalahnya. Hasilnya siswa akan

memahami tuntunan yang diberikan guru jika siswa dapat menemukan jawaban melalui kreatifitas dan keaktifannya dalam mencari informasi dari media disekitarnya. Jadi dari pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa apapun karakteristik pertanyaan yang digunakan oleh guru dalam menuntun siswa, pada dasarnya akan bertujuan untuk bembawa siswa

kearah pemahaman konsep yang

dipelajari, serta bermuara pada

ketercaaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat dari selisih rata-rata perolehan nilai siswa pada kedua kelas eksperimen tidak terlalu jauh, yaitu

pada kelas eksperimen 1 dengan

karakteristik pertanyaan abstrak adalah 57.64 dan kelas eksperimen 2 dengan karakteristik pertanyaan kongkret adalah 56.08.

Faktor yang ketiga yang dapat

menjadi perhatian selanjutnya yaitu

motivasi belajar dari siswa. Pada kedua kelas eksperimen, yaitu kelas eksperimen 1, dan kelas eksperimen 2 diamati siswa kurang lebih memiliki motivasi belajar yang sama. Dari hasil pengamatan antusisme siswa dalam belajar pada kelas eksperimen 1, yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik yang ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak hampir sama dengan antusiasme siswa pada kelas eksperimen 2, yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik yang ditinjau dari karakteristik pertanyaan kongkret. Dalam kegiatan pembelajaran pada kedua kelas tersebut, siswa sangat berantusias

saat mendengarkan dan berusaha

menjawab pertanyaan dengan

mengemukakan pendapatnya. Jadi

motovasi siswa dalam belajar juga dapat menjadi salah satu pengaruh dalam pencapaian hasil belajarnya.

Dengan demikian, hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan abstrak tidak jauh berbeda dengan hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

ditinjau dari karakteristik pertanyaan

kongkret.

Sehingga, penerapan pendekatan Saintifik yang ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar

pengetahuan Bahasa Indonesia

(Keterampilan Menulis) Tema Cita-Citaku pada Siswa Kelas IV di SDN Desa Peguyangan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1) rerata hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak pada siswa kelas IV SDN 9 peguyangan sebagai kelompok eksperimen 1 sebesar 57.64, dengan persentase di sekitar rata-rata sebesar 12.82%, di bawah rata-rata-rata-rata sebesar 53.85%, dan di atas rata-rata

sebanyak 33.33%. Hasil belajar

keterampilan menulis Bahasa Indonesia siswa kelompok eksperimen 1 terdapat 2 siswa atau 5.13% berada dalam kategori sangat baik, 19 siswa atau 48.72% berada dalam kategori baik, 11 siswa atau 28.21% berada dalam kategori cukup, dan 7 siswa atau 17.95% berada dalam kategori kurang. (2) rerata hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan kongkret pada siswa kelas IV SDN 7 Peguyangan sebagai kelompok eksperimen 2 sebesar 56.08, dengan persentase yang terletak di sekitar rata-rata sebesar 20.51%, di bawah rata-rata sebesar 53.85%, dan di atas rata-rata sebanyak 25.36%. Hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia siswa kelompok eksperimen 2 terdapat 7 siswa atau 17.95% berada dalam kategori sangat baik, 11 siswa atau 28.21% berada dalam kategori baik, 13 siswa atau 33.33% berada dalam kategori cukup, 6 siswa atau 15.38% berada dalam kategori kurang, dan 2 siswa atau 5.13% dalam kategori sangat kurang. (4) dari perhitungan dengan menggunakan Uji-t pada bab sebelumnya, diperoleh nilai ttabel pada taraf signifikan 5% dengan

(11)

derajat kebebasan (dk = 39 + 39 – 2 = 76)

adalah 1.667 dan hasil analisis thitung

adalah 0.41. Sehingga thitung ≤ ttabel (0.41 ≤

1.667), maka H0 diterima yang

menyatakan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan

antara siswa yang dibelajarkan

menggunakan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa yang dibelajarkan menggunakan

pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku.

Berdasarkan hasil penelitian,

pembahasan dan kesimpulan, maka dapat

diajukan beberapa saran kepada

beberapa pihak yakni, kepada siswa

dengan diterapkannya pendekatan

saintifik dengan penggunaan apapun jenis

atau karakteristik pertanyaan yang

diajukan oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran diharapkan siswa tetap aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran

serta mampu membangun

pengetahuannya sendiri untuk

meningkatkan hasil belajar. Kepada guru, penelitian ini dapat menjadi acuan dalam meningkatkan kinerja guru saat merancang pembelajaran yang efektif bagi siswa dengan tujuan memperoleh hasil belajar yang optimal. Kepada Kepala

Sekolah diharapkan sekolah dapat

melaksanakan sosialisasi secara

berkelanjutan mengenai inovasi-inovasi strategi pembelajaran kepada guru-guru dalam membelajarkan siswa dengan

tujuan perubahan paradigma proses

pembelajaran di sekolah menuju kearah yang lebih baik dan dapat menjadi sekolah yang unggul dan inovatif. Kepada peneliti

lain, variabel-variabel bebas dalam

penelitian ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda, sehingga hasil yang diperoleh sampel pada penelitian ini tidak memiliki perbedaan yang jauh pula. Jadi, untuk memperoleh hasil yang lebih baik, peneliti menyarankan kepada peneliti lain

untuk lebih mengontrol serta

memperhatikan perbedaan karakteristik

pada variabel – variabel bebas yang akan

digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem

Pembelajaran Dalam Konteks

Kurikulum 2013.Bandung: Refika

Aditama.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar – Dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar Dan

Pembelajaran Implementasi

Kurikulum 2013. Bandung: Penerbit Yrama Widya.

Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2007.

Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sani, Ridwan Abdulah. 2014.

Pembelajaran Saintifik untuk

implementasi kurikulum 2013.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Syaodih.2013. Metode

Penelitian Pendidikan. Bandung:

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan berbagai variasi minyak pelumas bekas dengan 0,03% styrofoam pada campuran beton aspal menyebabkan viscositas campuran jauh lebih rendah daripada beton

bekerja di sektor minyak dan gas bumi secara umum memiliki ketentuan yang dengan karyawan yang bekerja di sektor industri lain. Dengan dasar ini, terdapat kewajiban bagi

Pak Chenris : Pada laporan EITI tahun sebelumnya IA mendapatkan data pembayaran dari perusahaan selengkap-lengkapnya sampai dengan NTPN, karena untuk rekonsliasi

[r]

Apabila dalam buku APDN kategori Diwajibkan terdapat barang sesuai spesifikasi yang dibutuhkan KKKS maka KKKS mengikuti ketentuan tahapan Tender sesuai dengan Bab X angka 5.1.1

Akan tetapi jika dibandingkan dengan cara pengujian sambungan menggunakan multimeter, alat uji sambungan kabel UTP ini mempunyai daya guna yang lebih baik terutama dalam

Untuk menghasilkan hasil cluster dengan tingkat similarity terbaik secara umum tahapan dan kerangka kerja penelitian yang digunakan adalah dengan

Perlu ditingkatkan dalam pengelolaan mengeluarkan jadwal mahasiswa ( akademik) Lebih meningkatkan dan lebih baik lagi dalam kemajuan universitas 'aisyiyah yogyakarta Bisa