PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR
PENGETAHUAN BAHASA INDONESIA (KETERAMPILAN MENULIS)
TEMA CITA-CITAKU PADA SISWA KELAS IV DI SDN DESA
PEGUYANGAN DITINJAU DARI KARAKTERISTIK
PERTANYAAN GURU
I Wyn. Adi Sutarman
1, Rini Kristiantari
2, Ni Nym. Ganing
31,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail : adisutarman11@gmail.com
1, rini_bali@yahoo.co.id
2,
nyomanganing@yahoo.co.id
3Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan antara siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku. Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen dengan rancangan Prates-Pascates Kelompok Statis. Populasi penelitian i n i adalah siswa kelas I V di SDN Desa Peguyangan. Sampel ditentukan dengan teknik random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes dengan jenis tes pilihan ganda biasa. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan mean kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak (57.64) lebih tinggi daripada kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan kongkret (56.08). Namun, berdasarkan hasil analisis uji-t diperoleh thitung < ttabel (0.41< 1.667) pada taraf signifikansi 5% dengan (dk=39+39–2=76), sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak, dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan kongkret. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan Saintifik yang ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia (Keterampilan Menulis) Tema Cita-Citaku pada Siswa Kelas IV di SDN Desa Peguyangan.
Kata kunci: pendekatan saintifik, pertanyaan guru, keterampilan menulis.
Abstract
This research purpose is to determining significant differences of learning outcomes in writing skill of Bahasa Indonesia of fourth grade students at SDN Peguyangan between students that learned through scientific approach in terms of the characteristics of abstract questions and students that learned through scientific approach in terms of the characteristics of concrete questions with the theme Cita-citaku. This research was Pre-Experimental Design with The Static Group Pretest-Posttest Design. The population of this research was the fourth grade students of SDN Peguyangan. The sample was determined by random sampling. The technique
data collected by used test method with the usual type of multiple-choice tests. The data were analyzed by using t-test. The results of research showed that mean score of the group of students that learned through scientific approach in terms of the characteristics of abstract questions (57.64) were higher than the group of students that learned through scientific approach in terms of the characteristics of concrete questions (56.08). However, based on the results of t-test analysis obtained tcount< ttable (0.41<1.667) at the 5% significance level with (dk=39+39–2=76), so that H0 was accepted and Ha was rejected. This meant that there were no significance differences in learning outcomes in writing skill of Bahasa Indonesia between students that learned through scientific approach in terms of the characteristics of abstract questions and students that learned through scientific approach in terms of the characteristics of concrete questions. Thus, it can be concluded that the scientific approach in terms of the characteristics of teacher’s questions did not have the significant impacts toward the learning outcomes in Bahasa Indonesia lesson (Writing Skill) with theme of Cita-citaku in IV grade of SDN Peguyangan.
Keywords : scientific approach, teacher’s question, writing skill.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan bagian
penting bagi kemajian suatu bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Maka dari itu sangat
penting bagi suatu bangsa untuk
memberikan pendidikan yang bermutu bagi warga negaranya. Dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang” (dalam mikarsa 2007 : 1.6).
Penyelenggarakan pendidikan, di
Indonesia ditempuh melalui
jenjang-jenjang pendidikan bagi peserta didik, salah satu dari jenjang pendidikan yang
memegang peranan penting yaitu
pendidikan anak sekolah dasar.
Pendidikan sekolah dasar
merupakan jenjang pendidikan yang
berperan dalam membentuk keterampilan serta kemampuan dasar peserta didik dalam berbagai aspek pengatahuan. Menyadari begitu pentingnya pendidikan
sekolah dasar bagi peserta didik,
pemerintah telah berupaya untuk
megembangan sistem pembelajaran yang ideal. Salah satu usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
melakukan pengembangan serta
perbaikan pada kurikulum pembelajaran. Dalam sejarah perjalanan bangsa, perubahan kurikulum sudah dilakukan
beberapa kali. Hingga saat ini Kurikulum 2013 telah diimplementasikan sebagai pengembangan terbaru dari kurikulum
sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Implementasi Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan pada kemampuan kognitif, afektif, dan
prikomotor, namun juga dalam
kemampuan sikap keagamaan siswa. Untuk mengembangkan keempat aspek tersebut, dalam kurikulum 2013 terdapat Kompetensi Inti (KI) sebagai unsur pengorganisasi Kompetensi Dasar (KD). KI dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan penerapan pengetahuan (KI 4). Untuk mencapai tujuan pembelajaran dari setiap komponen KI, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan saintifik.
Pendekatan saintifik adalah
pendekatan pembelajaran yang
mengutamakan kreatifitas dan temuan-temuan siswa dalam kegiatan yang berlangsung saat proses pembelajaran.
Pendekatan saintifik dalam
implementasinya mengedepankan
kegiatan proses pembelajaran yaitu: 1) mengamati; 2) menanya; 3) mecoba/
mengumpulkan informasi; 4)
menalar/asosiasi, melakukan komunikasi Dyer (dalam Sani 2014 : 53). Dalam penerapan pendekatan saintifik proses kegiatan pembelajaran menuntut siswa agar aktif dalam belajar, sehingga guru memiliki peran penting sebagai pemandu
siswa. Oleh karena itu seorang guru dalam menjalankan peranannya sebagai
pembimbing akan dituntut memiliki
keprofesionalan dalam mengajar.
Guru yang profesional adalah guru yang menguasai keterampilan dalam mengajar serta mampu melaksanakan kegiatan operasional dalam lingkungan sekolah. Seorang guru yang profesional dituntut memiliki keterampilan mengajar, keterampilan dasar mengajar yang perlu dimiliki oleh seorang guru ada 8, yaitu: keterampilan membuka dan menutup
pelajaran, keterampilan bertanya,
keterampilan menjelaskan, keterampilan
memberikan penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan,
keterampilan mengelola kelas, serta
keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil. Pembelajaran yang efektif tidak pernah terlepas dari kegiatan tanya jawab antara guru dengan siswa, serta kegiatan menanya juga merupakan salah satu bagian penting dari lima pengalaman belajar pokok dalam pendekatan saintifik. Oleh karena itu keterampilan bertanya yang dimiliki guru akan berperan penting dalam proses pembelajaran.
Keterampilan bertanya yang dimiliki oleh seorang guru dapat menjadi salah satu penentu dalam ketercapaian tujuan pembelajaran. “Pertanyaan guru yang baik dan benar dapat menginspirasi siswa untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula” (Abidin, 2014 : 137). Saat guru bertanya, karakteristik pertanyaan yang
diajukan guru kepada siswa dapat
mempengaruhi ingatan siswa terhadap
materi pembelajaran. Keterampilan
bertanya yang dimiliki guru, serta penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran merupakan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi proses dan ketercapaian tujuan pembelajaran. Salah
satunya terhadap hasil belajar
keterampilan menulis bahasa Indonesia. Pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting, selain sebagai pemersatu bahasa komunikasi, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional wajib dipahami
oleh siswa sebagai pengembangan
kemampuan berpikir dan penampung
kebudayaan dengan bahasa Indonesia sebagai medianya. Dalam penyampaian pengetahuan bahasa Indonesia kepada siswa tidak dapat dipungkiri dapat terjadi kendala-kendala yang dialami dalam proses pembelajaran, yang kemudian
dapat menimbulkan dampak kurang
optimalnya penerimaan pengetahuan oleh siswa.
Kendala-kendala yang terjadi dapat dipengaruhi dari berbagai faktor, salah satunya yang menjadi perhatian disini adalah kurangnya inovasi yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk menciptakan kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yang
efektif bagi siswa dapat dicari
pemecahannya melalui penerapan strategi
pembelajaran yang efektif. Strategi
pembelajaran yang memungkinkan guru untuk memandu siswa dalam mencari informasi, bukan guru sebagai pusat informasi. Bertautan dengan hal tersebut melalui implementasi kurikulum 2013
dengan pendekatan pembelajaran
saintifik, dan keterampilan guru dalam
mengajar khususnya ditinjau dari
karakteristik pertanyaan guru yaitu
pertanyaan abstrak dan pertanyaan
kongkret, mungkin dapat menjadi pilihan strategi pembelajaran yang efektif yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian tentang “Pengaruh
Pendekatan Saintifik terhadap Hasil
Belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (Keterampilan Menulis) Tema Cita-citaku pada Siswa Kelas IV di SDN Desa Peguyangan Ditinjau dari Karakteristik Pertanyaan Guru
METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IV di SDN Desa Peguyangan. Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan
saintifik terhadap hasil belajar
keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV tema cita-citaku ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru. Dalam penelitian ini terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya
variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen ini bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Sehingga dalam penelitian ini bentuk yang digunakan adalah pra-eksperimen (Pre-Experimental design). Desain pra-eksperimen yang digunakan adalah Desain Prates-Pascates Kelompok Statis (The Static Group
Pretest-Postest Design) Sukmadinata
(2013 : 209). Dalam desain ini ada dua kelompok yang diberi perlakuan yang berbeda dalam rumpun yang sejenis.
Kelompok ini ditentukan dengan
pengambilan dua sampel kelas untuk mewakili populasi.
Penelitian ini ditempuh dalam tiga tahapan, yaitu tahap awal eksperimen, tahap pelaksanaan eksperimen, dan tahap akhir eksperimen. Pada tahap awal
eksperimen dilakukan kegiatan (1)
observasi sekolah dasar di Desa
Peguyangan, (2) menganalisis kurikulum,
silabus, (3) menyusun Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (4) menyusun instrument penelitian. Pada tahap pelaksanaan eksperimen
langkah-langkah yang dilakukan yaitu (1)
menentukan sampel penelitian, (2)
melakukan pengundian sampel untuk menentukan kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2, (3) melaksanakan kegiatan penelitian untuk pengumpulan data yaitu
melakukan pre-test, memberikan
perlakuan pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 berupa pendekatan
saintifik ditinjau dari karakteristik
pertanyaan abstrak untuk kelas
eksperimen 1, dan pertanyaan kongkret untuk kelas eksperimen 2. Pada tahap akhir eksperimen, langkah - langkah yang akan dilakukan adalah (1) memberikan
post-test untuk kedua kelompok
eksperimen, (2) melakukan analisis data hasil eksperimen.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013:117).
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan, yang terdiri dari 12 SD Negeri diantaranya
SDN 1 Peguyangan, SDN 2 Peguyangan, SDN 3 Peguyangan, SDN 4 Peguyangan, SDN 5 Peguyangan, SDN 6 Peguyangan, SDN 7 Peguyangan, SDN 8 Peguyangan,
SDN 9 Peguyangan, SDN 10
Peguyangan, SDN 11 Peguyangan, dan SDN 12 Peguyangan.
Dari populasi siswa kelas IV di SDN
Desa Peguyangan selanjutnya akan
ditentukan sampel penelitian yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Adapun menurut Sugiyono (2013:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”. Dalam pemilihan sampel
penelitian, digunakan teknik Random Sampling. Menurut Sugiyono (2013 : 120)
“Simple Random sampling adalah
pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”. Kelas yang dipilih telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti dan tidak dilakukan pengacakan individu. Sampel dalam populasi dikelompokkan dengan memperhatikan jumlah siswa dalam kelas sampel, kemudian akan dilakukan uji kesetaraan kelas sampel terpilih dengan meggunakan uji-t. Uji kesetaraan dilakukan untuk mengetahui setara atau tidaknya kedua kelas sampel terpilih. Data yang digunakan untuk menguji kesetaraan kelas adalah hasil nilai pre-test. Sebelum dilakukan uji kesetaraan, menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang
meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas. Untuk menguji kesetaraan sampel digunakan uji-t dengan rumus polled varians. Setelah ditemukan bahwa kedua kelas setara, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengundian pada kedua kelas yang setara untuk ditentukan sebagai kelas eksperimen 1, dan kelas eksperimen 2 melalui teknik random sampling. Berdasarkan hasil pengundian, didapatkan kelas IV SDN 9 Peguyangan sebagai kelas eksperimen 1, dan kelas IV
SDN 7 Peguyangan sebagai kelas
eksperimen 2.
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari untuk mendapat informasi, sehingga dapat
ditarik kesimpulan. Menurut Sugiyono (2013 : 61) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Penelitian ini melibatkan dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2013:61) Variabel bebas atau yang sering disebut sebagai variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan abstrak dan
kongkret yang diterapkan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.
Variabel terikat atau yang sering
disebut sebagai variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2013:61).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
hasil belajar pengetahuan Bahasa
Indonesia (ketrampilan menulis) siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan.
Dalam penelitian ini pengumpulan
data meliputi data hasil belajar
keterampilan menulis bahasa Indonesia.
Kegiatan pengumpulan data akan
dilaksanakan pada tema cita-citaku siswa kelas IV Semester 2 di SDN Desa
Peguyangan, yang menjadi anggota
sampel. Data dalam penelitian ini
dikumpulkan dengan metode tes. Data yang diperlukan dalam penelitian ini
dikumpulkan dengan menggunakan
instrumen tes hasil belajar pada
keterampilan menulis bahasa Indonesia tema cita-citaku yang digunakan untuk mengumpulkan data pada ranah kognitif siswa. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2013:46). Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes objektif pilihan ganda
biasa untuk menghinadari unsur
subjektivitas dari penilai. Menurut Arikunto
(2009:61) kelebihan dari penggunaan tes objektif dapat menhindari masuknya unsur subjektivitas dari penilai, maka sistem skoringnya dapat dilakukan dengan cara
sebaik-baiknya, antara lain dengan
membuat pedoman skoring terlebih
dahulu.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia adalah dengan tes pilihan ganda biasa dengan empat pilihan jawaban yang butir pertanyaannya berjumlah 50 soal untuk soal yang akan dilakukan pengujian. Tes ini mengungkapkan tentang penguasaan siswa terhadap keterampilan menulis Bahasa Indonesia yang mereka peroleh di kelas IV pada tema cita-citaku. Setiap soal disertai dengan empat alternatif jawaban yang dipilih siswa (alternatif a, b, c, dan d). Setiap item diberikan skor satu bila siswa
menjawab dengan benar (jawaban
dicocokkan dengan kunci jawaban). Serta skor nol untuk siswa yang menjawab salah. Skor hasil belajar pengetahuan keterampilan menulis Bahasa Indonesia mulai dari 0-100. Skor 0 merupakan skor minimal ideal serta 100 merupakan skor
maksimal ideal tes hasil belajar
keterampilan menulis Bahasa Indonesia. 50 butir soal tersebut diberikan kepada siswa kelas IV dengan tujuan validasi butir tes. Pengujian validitas ini dilakukan pada siswa kelas IVA dan IVB di SDN 1
Sumerta dengan jumlah responden
sebanyak 60 orang pada taraf signifikansi
5% didapat rtabel = 0.25. Dari 50 soal yang
diujikan, diperoleh 35 soal yang valid dan 15 soal yang tidak valid. Dari hasil uji instrumen yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya beda, dan indeks kesukaran diperoleh 35 butir tes yang
dinyatakan layak digunakan dalam
penelitian dari total 50 butir tes yang diujicobakan. Soal yang telah melalui hasil uji instrumen tersebut selanjutnya akan diberikan kepada siswa kelas eksperimen 1, dan kelas eksperimen 2 post-test untuk mengetahui kemampuan hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia setelah diberikan perlakuan.
Analisis data dilakukan untuk
menguji hipotesis dalam rangka penarikan kesimpulan mencapai tujuan penelitian.
Bogman (dalam sugiyono, 2013:334) menyatakan bahwa “analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sitematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain”. Teknik yang digunakan dalam menganalisis hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan Uji-t. Adapun
langkah-langkah yang di lakukan sebelum dilakukan uji hipotesis dengan Uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
Untuk mengetahui sebaran data skor hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak, digunakan analisis Chi-Square. Kriteria pengujian dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasannya (dk) = (k - 1) jika ) 1 ( ) 1 ( 2 2
X
kX
, maka H0 diterima(gagal ditolak) yang berarti data
berdistribusi normal.
Terdapat dua kelompok siswa dalam penelitian ini yaitu, kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik
ditinjau dari karakteristik pertanyaan
abstrak, dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik
ditinjau dari karakteristik pertanyaan
kongkret. Sebelum dilakukan pengujian
hipotesis, perlu dilakukan pengujian
homogenitas varian terlebih dahulu
dengan uji-f dari Havley. Kriteria pengujian untuk mengetahui data yang mempunyai varians yang homogen yaitu, jika Fhit ≥ Ftab
maka sampel tidak homogen dan jika Fhit ≤
Ftab maka sampel homogen. Pengujian
dilakukan pada taraf signifikansi 5%
dengan derajat kebebasan untuk
pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan
untuk penyebut n2 – 1.
Data yang telah diuji normalitas dan homogenitasnya selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Penelitian ini diuji dengan analisis uji-t. Dalam penelitian ini diuji 2 rata-rata kelompok data, yaitu hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia melalui pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan abstrak, dan hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia melalui pendekatan saintifik
ditinjau dari karakteristik pertanyaan
kongkret. Dengan kriteria pengujian
adalah H0 ditolak jika thitung ≥ ttabel, dan H0
diterima jika thitung ≤ ttabel. Pengujian
dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan dk = n1+ n2 - 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hipotesis penelitian yang diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (H0)
yaitu tidak terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar keterampilan
menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan antara siswa
yang dibelajarkan menggunakan
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa
yang dibelajarkan menggunakan
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku.
Sedangakan hipotesis alternatif (Ha)
dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan
antara siswa yang dibelajarkan
menggunakan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa yang dibelajarkan menggunakan
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku.
Sedangakan hipotesis alternatif (Ha)
dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan
antara siswa yang dibelajarkan
menggunakan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa yang dibelajarkan menggunakan
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku.
Hasil perhitungan menunjukkan nilai rerata hasil belajar keterampilan menulis
Bahasa Indonesia siswa kelompok
eksperimen 1 yang dibelajarkan melalui
pendekatan saitifik ditinjau dari
sebesar 57.64 dengan nilai maksimal sebesar 86 dan nilai minimal 23. Standar deviasi kelompok eksperimen 1 adalah s =
15.68 dan varians s2 = 245.97. Sedangkan
nilai rerata hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia pada kelompok eksperimen 2 yang dibelajarkan melalui
pendekatan saitifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan kongkret adalah sebesar 56.08 dengan nilai maksimal sebesar 86 dan nilai minimal 17. Standar deviasi kelompok eksperimen 2 adalah s = 17.64 dan varians s2 = 311.13. Dari data tersebut diketahui bahwa nilai rerata yang
diperoleh siswa pada kelompok
eksperimen 1 yang dibelajarkan melalui
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan abstrak lebih tinggi dari kelompok ekspeimen 2 yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik
ditinjau dari karakteristik pertanyaan
kongkret.
Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji
normalitas sebaran data dan uji
homogenitas varians kelompok
eksperimen 1, dan kelompok eksperimen 2.
Berdasarkan atas kurva normal, kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan
frekuensi empirik (fe) dari data hasil belajar
keterampilan menulis Bahasa Indonesia siswa pada kelompok eksperimen 1
diperoleh 2hit = 7.32 dan pada taraf
signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh 2tabel = 2(α=0,95) = 11,07.
Karena 2hit = 7.32 < 2tabel (α=0,95) = 11,07
maka H0 diterima. Ini berarti sebaran data
hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia pada kelompok eksperimen 1 berdistribusi normal.
Berdasarkan atas kurva normal, kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan
frekuensi empirik (fe) dari data hasil belajar
keterampilan menulis Bahasa Indonesia
siswa pada kelompok eksperimen 2
diperoleh 2hit = 4.30 dan pada taraf
signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh 2tabel = 2(α=0,95) = 11,07.
Karena 2hit = 4.30 < 2tabel (α=0,95) = 11,07
maka H0 diterima. Ini berarti sebaran data
hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia pada kelompok eksperimen 2 berdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan uji
homogenitas varians untuk membuktikan perbedaan yang terjadi pada ketiga
kelompok benar-benar terjadi akibat
adanya perbedaan antar kelompok, bukan sebagai akibat adanya perbedaan individu dalam kelompok. Uji homogenitas varian ini dilakukan berdasarkan data hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia yang meliputi data kelas eksperimen 1 melalui pendekatan saintifik
ditinjau dari karakteristik pertanyaan
abstrak, dan data kelas eksperimen 2 melalui pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan kongkret. Jumlah masing-masing unit analisis adalah 39 untuk kelas eksperimen 1, dan 39 untuk kelas eksperimen 2. Uji homogenitas varian menggunakan uji F dari Havley. Kriteria pengujian jika Fhit ≤ Ftab maka
sampel homogen. Berdasarkan nilai Ftabel
dengan taraf signifikansi 5% dengan
derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1
dan derajat kebebasan untuk penyebut n2
– 1 sebesar 1.71, dan hasil analisis F hitung
= 0.79, sehingga Fhitung ≤ Ftabel maka data
homogen.
Berdasakan uji prasyarat yang
meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians, diketahui bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Dengan demikian uji hipotesis dengan
menggunakan uji-t dapat dilakukan.
Berikut disajikan rekapitulasi hasil analisis data dengan menggunakan uji-t pada Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Data dengan Uji-t
Kelompok s2 N thitung ttabel Kesimpulan
Eksperimen 1 Eksperimen 2 57.64 56.08 245.97 311.13 39 39 0.41 1.667 Fhitung < Ftabel (H0 diterima, Ha ditolak)
Dari perhitungan uji hipotesis
menggunakan uji-t diperoleh nilai ttabel
pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk = 39 + 39 – 2 = 76) adalah 1.667 dan hasil analisis thitung adalah 0.41.
Sehingga thitung ≤ ttabel (0.41 ≤ 1.667), maka
H0 diterima dan Ha ditolak, simpulan yang
diperoleh adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan antara siswa
yang dibelajarkan menggunakan
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa
yang dibelajarkan menggunakan
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku.
Dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia kelompok kelas eksperimen 1 yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik
ditinjau dari karakteristik pertanyaan
abstrak dengan nilai rata-rata 57.64 memang lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas eksperimen 2 yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan kongkret dengan nilai rata-rata 56.08. Namun selisih anatara nilai rata-rata kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2 tidak terlalu banyak.
Hasil analisis data dengan
menggunakan uji-t, diperoleh nilai ttabel
pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk = 39 + 39 – 2 = 76) adalah 1.667 dan hasil analisis thitung adalah 0.41.
Sehingga thitung ≤ ttabel (0.41 ≤ 1.667),
sehingga Ha ditolak dan H0 diterima yang
menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan
antara siswa yang dibelajarkan
menggunakan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa yang dibelajarkan menggunakan
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku.
Hasil dari analisis hipotesis di atas tentu saja bertentangan dengan hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan
yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan antara siswa
yang dibelajarkan menggunakan
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa
yang dibelajarkan menggunakan
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku. Tidak adanya perbedaan yang signifikan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor yang pertama yaitu,
penggunaan pendekatan yang sama pada kedua kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen 1 yang dibelajarkan dengan
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan abstrak, dan pada kelas eksperimen 2 dibelajarkan dengan
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan kongkret.
Sehingga, siswa pada kedua kelas
eksperimen sama-sama dibelajarkan
dengan pendekatan saintifik.
Pendekatan saintifik mengutamakan
lima kegiatan pokok pembelajaran,
diantaranya adalah kegiatan mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. Dari hasil
pengamatan dengan diterapkannya
pendekatan ini siswa lebih aktif dalam belajar dalam menemukan pengetahuan
dengan caranya sendiri serta
dikembangkan melalui komunikasi dengan guru dan teman sekelas. Hal itu juga didukung oleh Kosasih (2014:72) yang
mengungkapkan bahwa “Pendekatan
saintifik merupakan pendekatan di dalam
kegiatan pembelajaran yang
mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa. Pengalaman belajar yang
mereka peroleh tidak bersifat
indoktrinisasi, hafalan, dan sejenisnya. Pengalaman belajar, baik itu yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka peroleh berdasarkan kesadaran dan kepentingan mereka sendiri”. Pada
kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik, materi yang disajikan dapat berupa fakta atau fenomena tertentu
yang dapat diamati oleh siswa,
dipertanyakan oleh siswa, dan kemudian siswa mencari jawabannya sendiri dari
berbagai sumber yang relevan, dan bermuara pada jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Dari pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik inilah siswa telah dituntut untuk dapat aktif, kreatif dan terampil dalam kegiatan pembelajaran yang nantinya bermuara pada hasil belajarnya. Jadi hasil belajar siswa kedua kelas eksperimen akan lebih besar
kemungkinannya dipengaruhi oleh
penggunaan pendekatan saintifik
dibandingkan dengan perbedaan
karakteristik pertanyaan yang digunakan dalam proses pembelajaran keduanya.
Hal tersebut berkaitan dengan
penelitian eksperimen yang dilakukan dan diajukan berupa tesis oleh Nyoman Sumayasa dengan judul “Pengaruh
Implementasi Pendekatan Saintifik
Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas VI di Sekolah Dasar Se Gugus VI Kecamatan Abang, Karangasaem” yang
menunjukkan bahwa (1) terdapat
pengaruh motivasi belajar bahasa
Indonesia antara siswa yang mengikuti pelajaran dengan pendekatan saintifik dan
siswa yang belajar dengan model
pembelajaran konvensional pada siswa kelas VI Gugus VI Kecamatan Abang, Karangasem, motivasi belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran saintifik (kelompok eksperimen) hasilnya lebih baik daripada motivasi belajar siswa yang
mengikuti model pembelajaran
konvensional (kelompok kontrol). (2) hasil belajar siswa yang mengikuti model
pembelajaran saintifik (kelompok
eksperimen) hasilnya lebih baik daripada hasil belajar siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional (kelompok
kontrol). (3) motivasi dan hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran saintifik (kelompok eksperimen) hasilnya lebih baik daripada motivasi dan hasil belajar siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional (kelompok
kontrol).
Faktor yang kedua yaitu
penggunaan pertanyaan dalam
pendekatan saintifik. Dalam implementasi
pendekatan saintifik pada proses
pembelajaran, kegiatan menanya baik dari
siswa kepada guru, guru kepada siswa, maupun siswa kepada siswa sudah pasti akan terjadi, hal ini dudukung oleh oleh Sani (2014 : 75) bahwa “bertanya merupakan aktivitas yang sering dan
penting dilakukan dalam proses
pembelajaran”. Hal ini juga disebabkan karena kegianan menanya merupakan salah satu dari lima kegiatan pokok pembelajaran saintifik, yaitu mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomuniasikan.
Guru dalam proses pembelajaran
menggunakan pertanyaan untuk
menuntun siswa ke dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan menanya oleh guru kepada siswa dapat menuntun siswa untuk menemukan pengetahuan baru, berfikir tentang solusi permasalahan, hingga memahami satu konsep tertentu. Dalam kegiatan bertanya guru seringkali menggunakan karakteristik pertanyaan yang bervariasi untuk menuntun siswa dalam belajar. Namun, pada dasarnya
pertanyaan ini dimaksudkan untuk
membantu dan menuntun siswa dalam belajar lebih efektif terlepas dari apapun karakteristik pertanyaan yang digunakan. Perbedaan yang diamati dilapangan dari
penggunaan kedua karakteristik
pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu pertanyaan abstrak dan kongkret adalah dari penyampaian dan penerimaan siswa terhadap tuntunan dari pertanyaan yang
disampaikan oleh guru. Dalam
penggunaan karakterisktik pertanyaan
absrak diamati bahwa siswa cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk berfikir dalam menemukan maksud dari tuntunan yang disampaikan guru, dan hasil jawaban siswa dari pertanyaan ini bersifat lebih luas dan berasal dari
pendapat siswa sendiri berdasarkan
konsep yang telah siswa pahami
sebelumnya. Sedangkan, dalam
penggunaan karakteristik pertanyaan
kongkret, diamati siswa lebih cepat dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Hasil jawaban siswa juga sesuai dengan apa yang diamati. Namun, dari perbedaan
tersebut diamati bahwa dalam
memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa dari pertanyaan yang disampaikan guru, siswa lebih di pengaruhi oleh
motivasi dalam menemukan pemecahan
masalahnya. Hasilnya siswa akan
memahami tuntunan yang diberikan guru jika siswa dapat menemukan jawaban melalui kreatifitas dan keaktifannya dalam mencari informasi dari media disekitarnya. Jadi dari pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa apapun karakteristik pertanyaan yang digunakan oleh guru dalam menuntun siswa, pada dasarnya akan bertujuan untuk bembawa siswa
kearah pemahaman konsep yang
dipelajari, serta bermuara pada
ketercaaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat dari selisih rata-rata perolehan nilai siswa pada kedua kelas eksperimen tidak terlalu jauh, yaitu
pada kelas eksperimen 1 dengan
karakteristik pertanyaan abstrak adalah 57.64 dan kelas eksperimen 2 dengan karakteristik pertanyaan kongkret adalah 56.08.
Faktor yang ketiga yang dapat
menjadi perhatian selanjutnya yaitu
motivasi belajar dari siswa. Pada kedua kelas eksperimen, yaitu kelas eksperimen 1, dan kelas eksperimen 2 diamati siswa kurang lebih memiliki motivasi belajar yang sama. Dari hasil pengamatan antusisme siswa dalam belajar pada kelas eksperimen 1, yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik yang ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak hampir sama dengan antusiasme siswa pada kelas eksperimen 2, yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik yang ditinjau dari karakteristik pertanyaan kongkret. Dalam kegiatan pembelajaran pada kedua kelas tersebut, siswa sangat berantusias
saat mendengarkan dan berusaha
menjawab pertanyaan dengan
mengemukakan pendapatnya. Jadi
motovasi siswa dalam belajar juga dapat menjadi salah satu pengaruh dalam pencapaian hasil belajarnya.
Dengan demikian, hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia
siswa yang dibelajarkan melalui
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan abstrak tidak jauh berbeda dengan hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik
ditinjau dari karakteristik pertanyaan
kongkret.
Sehingga, penerapan pendekatan Saintifik yang ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
pengetahuan Bahasa Indonesia
(Keterampilan Menulis) Tema Cita-Citaku pada Siswa Kelas IV di SDN Desa Peguyangan.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1) rerata hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak pada siswa kelas IV SDN 9 peguyangan sebagai kelompok eksperimen 1 sebesar 57.64, dengan persentase di sekitar rata-rata sebesar 12.82%, di bawah rata-rata-rata-rata sebesar 53.85%, dan di atas rata-rata
sebanyak 33.33%. Hasil belajar
keterampilan menulis Bahasa Indonesia siswa kelompok eksperimen 1 terdapat 2 siswa atau 5.13% berada dalam kategori sangat baik, 19 siswa atau 48.72% berada dalam kategori baik, 11 siswa atau 28.21% berada dalam kategori cukup, dan 7 siswa atau 17.95% berada dalam kategori kurang. (2) rerata hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia
siswa yang dibelajarkan melalui
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan kongkret pada siswa kelas IV SDN 7 Peguyangan sebagai kelompok eksperimen 2 sebesar 56.08, dengan persentase yang terletak di sekitar rata-rata sebesar 20.51%, di bawah rata-rata sebesar 53.85%, dan di atas rata-rata sebanyak 25.36%. Hasil belajar keterampilan menulis Bahasa Indonesia siswa kelompok eksperimen 2 terdapat 7 siswa atau 17.95% berada dalam kategori sangat baik, 11 siswa atau 28.21% berada dalam kategori baik, 13 siswa atau 33.33% berada dalam kategori cukup, 6 siswa atau 15.38% berada dalam kategori kurang, dan 2 siswa atau 5.13% dalam kategori sangat kurang. (4) dari perhitungan dengan menggunakan Uji-t pada bab sebelumnya, diperoleh nilai ttabel pada taraf signifikan 5% dengan
derajat kebebasan (dk = 39 + 39 – 2 = 76)
adalah 1.667 dan hasil analisis thitung
adalah 0.41. Sehingga thitung ≤ ttabel (0.41 ≤
1.667), maka H0 diterima yang
menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan
antara siswa yang dibelajarkan
menggunakan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak dan siswa yang dibelajarkan menggunakan
pendekatan saintifik ditinjau dari
karakteristik pertanyaan konkret pada tema cita-citaku.
Berdasarkan hasil penelitian,
pembahasan dan kesimpulan, maka dapat
diajukan beberapa saran kepada
beberapa pihak yakni, kepada siswa
dengan diterapkannya pendekatan
saintifik dengan penggunaan apapun jenis
atau karakteristik pertanyaan yang
diajukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran diharapkan siswa tetap aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran
serta mampu membangun
pengetahuannya sendiri untuk
meningkatkan hasil belajar. Kepada guru, penelitian ini dapat menjadi acuan dalam meningkatkan kinerja guru saat merancang pembelajaran yang efektif bagi siswa dengan tujuan memperoleh hasil belajar yang optimal. Kepada Kepala
Sekolah diharapkan sekolah dapat
melaksanakan sosialisasi secara
berkelanjutan mengenai inovasi-inovasi strategi pembelajaran kepada guru-guru dalam membelajarkan siswa dengan
tujuan perubahan paradigma proses
pembelajaran di sekolah menuju kearah yang lebih baik dan dapat menjadi sekolah yang unggul dan inovatif. Kepada peneliti
lain, variabel-variabel bebas dalam
penelitian ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda, sehingga hasil yang diperoleh sampel pada penelitian ini tidak memiliki perbedaan yang jauh pula. Jadi, untuk memperoleh hasil yang lebih baik, peneliti menyarankan kepada peneliti lain
untuk lebih mengontrol serta
memperhatikan perbedaan karakteristik
pada variabel – variabel bebas yang akan
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem
Pembelajaran Dalam Konteks
Kurikulum 2013.Bandung: Refika
Aditama.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar – Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar Dan
Pembelajaran Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: Penerbit Yrama Widya.
Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2007.
Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sani, Ridwan Abdulah. 2014.
Pembelajaran Saintifik untuk
implementasi kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Syaodih.2013. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: