• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELOKASI PASAR WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RELOKASI PASAR WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RELOKASI PASAR WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR

Oleh :

R. Yulistiani, E.Maryani *), B. Waluya *)

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Email :

riri.ghan@gmail.com, enok.maryani@yahoo.com, bagjawaluya_a@yahoo.co.id

ABSTRAK

Relokasi Pasar Warungkondang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dapat memberikan dampak terhadap keberlangsungan pelayanan bagi pengunjung Pasar Warungkondang. Karena itu, diperlukan analisa kebijakan dilihat dari pelayanan pasar yang akan mempengaruhi respon pengunjung pasar. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pelayanan pasar dan melihat pengaruh pada respon pengunjung, dengan mengacu pada jarak, aksesibiltas, dan sarana prasarana. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel 98 orang yang terdiri atas pedagang dan pembeli. Analisis data yang digunakan dalam menganalisis lokasi menggunakan teori pusat dari Christaller, sedangkan untuk respon menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukan bahwa pasar tidak cukup strategis namun cukup ideal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun sulit dijangkau oleh angkutan kota, sehingga berpengaruh kepada minat belanja pengunjung dan pendapatan pedagang. Disisi lain, pengunjung merasa nyaman berbelanja di pasar, karena dilengkapi oleh fasilitas. Karena itu, diharapkan dengan adanya relokasi keberadaan angkutan kota akan mempermudah masyarakat untuk menjangkau pasar.

Kata Kunci :Relokasi, Respon, Pasar Warungkondang

(2)

PENDAHULUAN

Perdagangan merupakan proses tukar-menukar barang dan jasa dari penjual kepada pembeli, hal ini menimbulkan interaksi diantara suatu tempat menuju daerah lainnya yang menghasilkan sebuah pergerakan, baik pergerakan barang, hingga mobilitas penduduk menuju pusat perdagangan, dan saat ini pusat perdagangan dan ekonomi masyarakat masih bertumpu di pasar. Betambahnya kebutuhan ruang yang semakin besar dengan perkembangan wilayah yang ada menjadikan penataan keberadaan pasar wajib dilakukan. Pasar Warungkondang merupakan salah satu pasar rakyat yang keberadaannya tidak sesuai dengan RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) wilayah perkotaan Warungkondang, sehingga relokasi harus dilakukan dengan realisasi dikeluarkan SK No. 272 tahun 2011 mengenai relokasi Pasar Warungkondang.

Pasar sebagai pusat ekonomi masyarakat harus bisa menjangkau kegiatan masyarakat sekitarnya. Hal ini menjadikan letak pasar dimungkinkan dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat di sekitarnya. Pasar harus ditempatkan pada lokasi yang strategis, agar aktivitas ekonomi masyarakat tetap stabil dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat. Lokasi yang tepat akan mempermudah kegiatan masyarakat, terutama aktivitas

ekonomi, dikatakan oleh Sirojuzilam (2006, hal 22) bahwa “lokasi adalah suat penjelasan yang dikaitkan dengan tata ruang dari suatu kegiatan ekonomi. Hal ini selalu dikaitkan pula dengan alokasi geografis dari sumber daya yang terbatas yang pada gilirannya akan berpengaruh dan berdampak terhadap lokasi berbagai aktivitas baik ekonomi atau sosial”.

Dijelaskan oleh Diana (2003), bahwa faktor-faktor penentu berkembangnya lokasi perdagangan meliputi jumlah penduduk (daerah layanan) yang tergantung pada faktor fisik yang mempengaruhi daya tarik suatu fasilitas perdagangan, aksesibilitas (kemudahan pencapaian lokasi), keterkaitan spasial, jarak (adanya kecenderungan untuk berbelanja pada pusat yang dominan, namun jaraknya dekat), dan kelengkapan fasilitas perdagangan, dengan keadaan itu diperkirakan akan mempengaruhi terhadap minat masyarakat dalam berbelanja. Relokasi yang terjadi dapat berdampak positif maupun negatif, namun lokasi yang dapat dijangkau yang diperlukan oleh masyarakat, karena lokasi yang dapat dijangkau oleh masyarakat akan menimbulkan intensifnya aktivitas dan interaksi masyarakat yang akan membawa pada terpenuhinya setiap kebutuhan masyarakat, dan lokasi yang didatangi oleh banyak masyarakat akan membawa

(3)

dampak baik bagi penjual yang berada di pasar tersebut.

Pernyataan di atas memberikan asumsi bahwa lokasi strategis dan kelengkapan fasilitas merupakan hal yang penting dari perkembangan lokasi perdagangan, mengingat lokasi perdagangan sangat penting dan memberikan keuntungan bagi penjual dan pembeli yang berada di sekitar Pasar Warungkondang. Saat sebuah kebijakan pemerintah diambil dengan melakukan relokasi maka dibutuhkan suatu evaluasi dari kebijakan yang diambil, karena pasar merupakan bagian penting dari aktivitas ekonomi masyarakat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat dua rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana kondisi pelayanan Pasar Warungkondang dan bagaimana respon pengunjung mengenai relokasi Pasar Warungkondang.

METODE

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan pada pengunjung pasar yang diantaranya adalah pedagang dan pembeli di Pasar Warungkondang. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 98 orang menurut rumus Slovin. Teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi lapangan, menggunakan angket dan pengambilan dokumentasi.

Setelah data didapatkan dari lapangan, data dianalisis dengan menggunakan analisis Christaller dengan meperhitungkan range dan threshold, sementara dalam penentuan kelayakan fasilitas pasar menggunakan Standar Pelayanan Minimal dinas Pekerjaan Umum tahun 2010, standar pasar sehat menurut KMK No. 519 tahun 2008. Sementara untuk perhitungan respon pengunjung menggunakan analisis skala likert dan analisis persentase dalam menentukan karakteristik pengunjung Pasar Warungkondang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pasca relokasi dilaksanakan, komponen lokasi dan respon dihitung dengan mengacu pada kondisi jarak, akses, dan sarana prasarana yang menunjang kondisi Pasar.

Perhitungan lokasi yang ideal menggunakan K-3 dari Chistaller, artinya sepertiga dari penduduk akan terpengaruh oleh keberadaan pasar, dengan adanya perhitungan jarak dan threshold dari penduduk Kecamatan Warungkondang. Rerata jarak yang ditempuh oleh masyarakat adalah 2,9 km, dengan mayoritas pembeli menyatakan setuju dengan adanya relokasi yang dilakukan artinya pembeli mampu untuk menjangkau pasar dengan jarak > 2,9 km, semntara itu untuk jumlah penduduk yang terpengaruh

(4)

oleh keberadaan pasar ditujukan pada tabel 1.

Tabel 1

Jumlah penduduk terpengaruh K-3

No Nama Desa Threshold

(orang) 1 Cieundeur 1170,33 2 Sukamulya 1476,33 3 Cikaroya 6544 4 Cisarandi 1817,67 5 Jambudipa 2726,33 6 Mekarwangi 1713,33 7 Tegalega 1451 8 Bunisari 2227,67 9 Bunikasih 1980,67 10 Sukawangi 1753,67 11 Ciwalen 3128,33

Mayoritas pedagang dengan penghasilan Rp.500.000 – Rp. 1.600.000 dengan asumsi keuntungan dari setiap pembeli sebesar Rp.5.000, minimal dalam satu hari mendapatkan 3 – 11 pembeli dengan frekuensi mayoritas pembeli mendatangi pasar 10 kali dalam satu bulan, maka threshold Pasar Warungkondang 10.800 – 39.600 orang, maka dengan jumlah penduduk terpengaruh sebesar 25.889 maka keberadaan pasar cukup ideal bagi masyarakat Kecamatan Warungkondang. Tabel 2 menunjukan range dan threshold Pasar Warungkondang.

Dilihat dari jarak dari setiap desa, Pasar Warungkondang berada pada jarak paling dekat 1 km (Desa Cikaroya) – 7,2 km (Desa Tegalega) dengan waktu tempeh bervariasi dari 3 menit – 35 menit

menggunakan kendaraan, mayoritas pengunjung menempuh jarak lebih dari 3 km untuk mencapai lokasi Pasar Warungkondang, dengan waktu tempuh 5 – 15 menit.

Tabel 2

Range dan Threshold Pasar Warungkondang

No Nama Desa Range (km) Threshold (orang) 1 Cieundeur 2,8 1170,33 2 Sukamulya 5,7 1476,33 3 Cikaroya 1 6544 4 Cisarandi 2 1817,67 5 Jambudipa 6 2726,33 6 Mekarwangi 7,2 1713,33 7 Tegalega 4 1451 8 Bunisari 6,6 2227,67 9 Bunikasih 5 1980,67 10 Sukawangi 5 1753,67 11 Ciwalen 6 3128,33 Tarigan (2005, hal 105) beranggapan bahwa semakin jauh jarak yang ditempuh untuk mencapai sebuah lokasi, maka semakin rendah keinginan seseorang untuk bepergian, sebab itu semakin suatu lokasi berada di lokasi yang sentral dan berada di jarak yang sesuai dan sama dari setiap desanya akan semakin menarik seseorang untuk pergi ke Pasar Warungkondang. Secara lokasi, menurut teori Christaller, semakin suatu tempat terpusat ditengah, maka akan semakin baik, dalam kasus Pasar Warungkondang saat ini sebagai pusat pelayanan umum dikatakan tidak cukup strategis karena tidak berada

(5)

posisi sentral namun bagi penyediaan kebutuhan masyarakat Kecamatan Warungkondang, pasar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, Gambar 1 menunjukan lokasi Pasar Warungkondang beserta sebaran pengunjung pasar.

Sementara dengan adanya relokasi, maka seseorang akan menempuh dengan jenis transportasi yang beragam dengan beragamnya biaya transportasi. Biaya menjadi pertimbangan bagi masyarakat dalam berbelanja, semakin kecil buaya transport yang dikeluarkan akan semakin diminati oleh masyarakat. Secara umum kondisi akses menuju Pasar Warungkondang tidak memadai, karena tidak seluruh kendaraan umum mampu mengakses lokasi pasar, dengan kondisi jalan dengan nilai IRI 7,37 jalan dapat dikatakan memiliki kualitas sedang, sepantasnya jalan tersebut dapat dilalui oleh jenis kendaraan seperti mobil, truk, dan sebagainya. Selain itu tingkat kemudahan menemukan transportasi dan frekuensi kendaraan yang berada di sekitar lokasi pasar tidak terlalu ramai. Terdapat pangkalan ojek di depan pasar, namun semakin siang kita akan semakin sulit untuk menemukan kendaraan di sekitar pasar, sehingga pengunjung akan menunggu hingga ojek datang kembali.

Relokasi artinya seluruhnya akan berganti, tidak hanya lokasi, bangunan pasar menjadi baru, pasca kebakaran tahun

2010 yang menghancurkan fasilitas yang ada di pasar sebelumnya telah berubah menjadi bangunan yang baru, dengan fasilitas yang cukup memadai, pengunjung terutama pedagang merasakan kenyaman dan keamanan yang lebih pasca relokasi dari segi fasilitas, dan mereka menyambut baik dengan dilengkapinya fasilitas penunjang pasar yang dapat dikatakan sudah layak, dibuktikan dengan perhitungan menurut KMK No. 519 tahun 2008 dengan indikator area parkir, pengelolaan sampah, septic tank, pengelolaan limbah, sanitasi, dan tempat ibadah dengan persentase 66,67 %, artinya dikatakan layak, diselaraskan dengan respon pedagang mengenai fasilitas pasar dengan persentase 65,18 (kuat), sehingga fasilitas dapat dikatakan layak, namun ketiadaan hydran pemadam kebakaran menjadi nilai minus karena mereka takut kejadian tahun 2010 terulang kembali dengan tidak ada penanganan dini untuk peristiwa kebakan, seharusnya di sebuah lokasi sebesar Pasar Warungkondang memiliki lebih dari satu hydran.

Permasalahan lokasi pasar sebelum relokasi seperti kepadatan di jalur provinsi yang menghubungkan Sukabumi dan Cianjur, dan permaslahan fasilitas pasar teratasi, namun dengan kondisi akses yang tidak memadai untuk menjangkau pasar seperti tidak tesedianya kendaraan umum seperti angkutan kota (angkot) menuju

(6)

Pasar Warungkondang mengurangi daya tarik masyarakat, dikhawatirkan kondisi pasar akan sepi pengunjung, sehingga banyak pedagang yang merugi dan memilih beralih, ini menjadi sebuah ancaman akan berkembangnya pedagang non kios yang membuka lapak dilokasi pasar sebelumnya sehingga menjadi pasar tumpah, karena sampai saat ini lokasi pasar yang lama masih belum digunakan oleh pemerintah daerah. Seluruh pengunjung pasar seperti pembeli dan pedagang tidak mempermasalahkan relokasi selama akses menuju lokasi mudah, namun hingga saat ini masih dirasa sulit untuk menjangkau pasar terutama angkutan kota tidak melewati pasar.

Pengunjung pasar yang dimaksud terdiri atas pembeli dan pedagang. Respon menurut Azwar (1995, hal 20) terdapat tiga klasifikasi respon yaitu respon kognitif, respon afektik, dan respon konatif, sehingga respon dapat dilihat dari persepsi, sikap dan perilaku dari seseorang. Tabel 3 menunjukan tabel respon pedagang mengenai relokasi Pasar Warungkondang.

Tabel 3

Respon Pedagang mengenai Relokasi

No Indikator Persentase

1 Persepsi 45,67

2 Sikap 55,9

3 Perilaku 55,10

Persentase Respon 52,21

Persentase respon menunjukan kategori cukup, tiga indicator respon yang diantaranya adalah persepsi, sikap, dan respon, diperoleh respon pedagang terhadap relokasi sebesar 52,21% (cukup), respon ini menunjukan hal yang positif dan respon ini cukup sejalan dengan persepsi, sikap, dan perilaku yang dimiliki oleh pedagang, pedagang cenderung masih beradaptasi dengan kondisi pasar yang baru, sambil melihat kondisi kedepannya, akses dan jangkauan masyarakat dirasa menjadi hal yang penting untuk kemajuan pedagang di pasar, adapun ungkapan menolak relokasi, namun pedagang masih tetap berada di sana, karena tidak mempunyai rencana untuk saat ini. Selanjutnya respon pembeli ditujukan oleh tabel 4.

Tabel 4

Respon Pembeli Mengenai Relokasi

No Indikator Persentase

1 Persepsi 58,75

2 Sikap 64,63

3 Perilaku 63,88

Persentase Respon 62,42

Dari tiga indicator respon yang diantaranya adalah persepsi, sikap, dan respon, diperoleh respon pembeli terhadap relokasi sebesar 62,42% (kuat), respon ini menunjukan hal yang positif dan respon ini sejalan dengan persepsi, sikap, dan perilaku yang dimiliki oleh pembeli, pembeli tidak terlalu masalah dengan adanya relokasi,

(7)

namun agar lebih meningkatkan minat pembeli untuk berkunjung dibutuhkan kendaraan umum yang dapat menjangkau Pasar Warungkondang.

Respon pedagang Pasar Warungkondang banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi yang dialami oleh pedagang pasar. Respon adalah istilah psikologi yang digunakan untuk menanamkan reaksi terhadap rangsangan yang diterima oleh panca indera, diungkap oleh Ahmadi (1992, hal 64) bahwa respon adalah gambaran ingatan dan penglihatan yang mana objek yang telah diamatu tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan. Pengamatan berarti proses menerima, menafsirkan dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti mata dan telinga. Respon akan terpengaruh oleh adanya suatu kondisi yang dilihat oleh seseorang, seseorang tersebut akan memberikan interpretasi mengenai kondisi yang terlihat. Motif, kepentingan, dan harapan akan suatu situasi akan memberikan pengaruh bkepada seseorang untuk memberikan respon baik respon positif ataupun negatif.

Respon pedagang cenderung tidak memberikan respon yang baik dikarenakan situasi, kepentingan dan harapan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Pasca relokasi mereka menganggap pasar jadi tidak terlalu ramai dikunjungi oleh masyarakat, ini akan

berpengaruh terhadap pendapatan mereka sebagai pedagang yang merupakan pekerjaan utama yang dimiliki, mereka bersyukur dengan adanya penataan kembali fasilitas pasar yang memberikan kenyamanan bagi pedagang untuk beraktivitas, namun tetap pendapatan mereka merupakan hal yang sangat penting bagi mereka, karena apabila pendapatan tidak sesuai harapan mereka, mereka merasa khawatir mereka akan bangkrut. Oleh karena itu persepsi, sikap, dan perilaku cenderung cukup artinya masih menunggu perkembangan kemajuan pasar. Disisi lain respon pembeli termasuk kategori kuat artinya mereka setuju dengan kondisi pasar ini, sebagai pembeli hal yang utama yang penting adalah kenyaman dan keamanan saat berbelanja, dan mereka saat ini merasa sudah nyaman dengan kondisi pasar saat ini, namun memang persepsi menunjukan masih ada yang beranggap pasar ini belum cukup layak untuk masyarakan Kecamatan Warungkondang karena sulit diakses oleh angkutan kota, dan akan menambah biaya transportasi yang dikeluarkan.

(8)

KESIMPULAN

Lokasi Pasar Warungkondang saat ini pasca relokasi berada pada posisi yang tidak strategis sebagai unit pelayanan utama, karena tidak berada posisi sentral diantara unit layanan kecil yang berada di sekitar masyarakat. Letaknya berada di ±600 meter dari lokasi sebelumnya yang berada di dekat jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi. Lokasi pasar saat ini jika dibandingkan dengan lokasi sebelumnya memang lebih strategis, namun saat ini sudah cukup strategis, lokasi cukup

ideal dan mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kecamatan Warungkondang.

Jarak yang ditempuh oleh pembeli beragam, dan pembeli tidak keberatan untuk menempuh jarak lebih jauh dari sebelumnya untuk mencapai pasar, dengan catatan akses angkutan kota segera melewati pasar, dengan kemudahan tersebut akan menambah daya tarik masyarakat untuk menuju Pasar Warungkondang, terutama dengan adanya fasilitas yang nyaman bagi pembeli, karena fasilitas yang nyaman akan membawa kenyamanan dan keamanan bagi pembeli Gambar 1 Peta Sebaran Pengunjung Pasar Warungkondang

(9)

mauun pedagang. Hanya saja yang dikeluhkan oleh pedagang adalah tidak tersedianya hydran pemadam kebakaran di pasar tersebut, hydran merupakan komponen penting dalam bangunan terutama bangunan sebesar Pasar Warungkondang, mereka takut bahwa kejadian tahun 2010 akan terulang kembali. Dilihat dari aspek respon, respon masyarakat mengenai relokasi pasar beragam, respon terdiri atas respon pedagang dan pembeli, respon pembeli tergolong cukup, pedagang beranggapan bahwa relokasi ini akan membawa dampak negative bagi mereka, hingga saat ini kondisi pasar yang sepi berdampak pada pendapatan mereka, pedagang beanggapan bahwa pembeli lebih banyak berbelanja ke Pasar Induk Cianjur yang memiliki akses angkutan kota. Hingga saat ini mereka masih menunggu perkembangan Pasar Warungkondang, dan belum mengambil keputusan untuk pindah ataupun tidak, hanya saja mereka ingin Pasar Warungkondang terlewati oleh angkutan kota sehngga mempermudah bagi pembeli dan pedagang.

Respon pembeli teradap relokasi, mereka menyambut baik dengan adanya relokasi, karena mereka merasakan lokasi saat ini sangat nyaman dan aman untuk dikunjungi, namun hampir sama dengan pedagang, mereka mengeluhkan akses angkutan kota, mereka tidak keberatan

dengan jarak yang ditempuh lebih jauh 600 meter bila kemudahan akses menuju pasar didapat. Kenyamanan fasilitas dan akses yang mendukung akan menambah daya tarik bagi pembeli dan merupakan hal yang penting bagi kemajuan Pasar Warungkondang.

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku

Azwar Syarifudin.(1995) Sikap Manusia

Teori dan Pengukuranya. Edisi 2.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Riduwan. 2011. Pengukuran

Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sumaatmadja, Nursyid. 1988. Studi Geografi

Suatu pendekatan dan Analisa Geografi.

Bandung: Alumni

Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan

Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi

Aksara

Sumber Dokumen

Keputusan Menteri Kesehatan No. 519 tahun 2008

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

14/PRT/M/2010 mengenai Standar

Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Tim Penyusun Perda RDTR. Rencana Detail

Tata Ruang Kawasan Perkotaan

Warungkondang. Cianjur: Dinas Tata

Ruang dan Pemukiman Kabupaten Cianjur

(10)

Sumber Internet

Anonim. Bab 2 : Teori Respon. [online]. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123 456789/22529/3/Chapter%20II.pdf. (2 Februari 2015).

Fathir. 2013. Cara Menghitung Skala

Likert.[online].https://fathirphoto.wordp

ress.com/2013/09/24/cara-menghitung-skala-likert/ (15 Januari 2015)

Hertanto, Henrik Boby. 2012. Penentuan

Lokasi Pasar. [online].

http://geoenviron.blogspot.com/2012/10 /teori-lokasi-kegiatan-perdagangan.html (2 Februari 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Melalui media internet ini juga, pengunjung website dapat dengan mudah mengetahui tingkatan kemampuannya dengan mengunjungi situs âTes IQâ yang ada dan dengan waktu yang lebih

[r]

Oleh karena itu pelayanan informasi yang cepat, tepat dan lengkap data sangat diperlukan Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis ingin membuat sebuah situs fans klub bagi

Penyakit kulit dan jaringan subkutan Diare dan gastroenteritis Asma Fraktur tulanf anggota gerak Hipertensi esensial Bronkitis akut dan brokioliotis akut Penyakit pulpa dan

Untuk menggunakan fasilitas ini seorang programmer hanya diharuskan memasukkan kelas kelas yang merupakan komponen dari Package.Package ini merupakan fitur dari Java 2 SDK yang

Panitia Pengadaan Mesin Fogging pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan

Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara konflik fungsional dengan produktivitas kerja pada karyawan bagian produksi PT DEIN PRIMA GENERATOR.. Kata Kunci

Pelatihan membuat Ayam Goreng Kremes sangatlah mudah, dengan menyiapkan beberapa bahan seperti : bahan aktif, bahan pelengkap dan bahan pendukung lainnya1. Alat – alatnya