• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PEMBELAJARAN KREATIF DALAM BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BERDASAR MULTIPLE INTELEGENSI 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PEMBELAJARAN KREATIF DALAM BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BERDASAR MULTIPLE INTELEGENSI 1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

279

METODE PEMBELAJARAN KREATIF DALAM BAHASA

INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BERDASAR MULTIPLE

INTELEGENSI

1

Nur Samsiyah2

IKIP PGRI Madiun

ABSTRAK

Dalam pendidikan tentu tidak dapat terlepas dari guru sebagai pengajar dan siswa sebagai peserta didik. Namun dalam perjalanan proses pendidikan selama ini, masih banyak ditemukan hal-hal yang tidak mencerminkan proses pembelajaran yang sesungguhnya, dimana siswa diberi keleluasaan untuk dapat mengembangkan potensi diri, bakat, dan minat. Siswa memiliki kecerdasan yang beragam (Multiple Intelligences), dimana kecerdasan dalam bidang Linguisttik dan Spasial (Liguistic and spacial Intelligence) hanyalah merupakan sebagian kecil dari berbagai kecerdasan yang mungkin dimiliki oleh seorang anak. Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang biasanya dipelajari melalui kegiatan penugasan menulis, membaca dan tes. Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan mampu memahami konsep yang terkandung di dalamnya, menuliskannya kedalam bukunya dan membacanya serta memahami permasalahan. Dalam mengajar khususnya di sekolah dasar diperlukan metode yang mampu menarik minat siswa dalam belajar. Metode mengajar yang kreatif dan aplikatif berdasarkan Multiple Intellegence yang dimiliki anak-anak diharapkan dapat menciptakan kreativitas dan aktivitas anak didik dan dipelajari dengan cara-cara yang menyenangkan sesuai dengan talenta yang dimilikinya.

Kata kunci: metode pembelajaran, bahasa Indonesia, Multiple intelegensi

1 Makalah disampaikan pada acara Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator “Kenali dan

Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas” di Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tanggal 30 April 2016.

(2)

280

PENDAHULUAN

Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam suatu pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran sangat penting. Guru bukan hanya sekedar menyampaikan materi, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilakukan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajarinya.

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran identik sekali dengan proses belajar-mengajar. Proses dalam pengertiannya disini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat belajar-mengajar, yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan (interindependent), dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Yang dimaksud komponen atau unsur belajar-mengajar antara lain tujuan istruksional, yang hendak dicapai dalam pembelajaran, metode mengajar, alat peraga pengajaran, dan evaluasi sebagai alat ukur tercapai tidaknya tujuan pembelajaran.

Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan belajar mengajar. Belajar mengajar di kelas tergantung pada kemampuan guru dalam mengaplikasikan metode-metode pembelajaran. Sarana dan prasarana yang banyak tidak akan berarti di tangan guru yang tidak punya kemampuan atau tidak mengefektifkan kedala mmetode-metode yang sesuai. Sebaliknya fasilitas yang kurang memadai di tangan guru yang kreatif dapat diciptakan metode-metode yang diperlukan untuk pengembangan program kegiatan belajar mengajar dalam meningkatkan kreativitassiswa. Metode yang sama tidak akan membuahkan hasil yang sama di tangan guru yang berbeda. Metode yang kurang baik bagi sebagian guru, belum tentu burukbagi guru yang menguasai teknik pelaksanaannya.

Pada umumnya semua guru harus memiliki kemampuan melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar, terutama menguasai dan terampil menggunakan semua metode mengajar yang diperlukan untuk menyajikan pelajaran yang diberikan pada anak didiknya. Masih sering kita jumpai guru

(3)

281

yang mengeluh karena anak yang kurang mampu dalam belajar atau anak yang hiperaktif. Sehingga masih sering terjadi memvonis anak bodoh atau tidak mampu. Hal ini juga senada dengan yang dikatakan oleh seorang konsultan dan trainer pendidikan, Fanani (2008) yang mengatakan bahwa ketika berdialog dengan para guru yang pusing menghadapi beberapa siswa yang kurang mampu karena nilai-nilainya yang selalu berada di bawah standar, mengatakan ”tugas kita bukan memberikan predikat-predikat yang buruk merendahkan martabatnya. Tugas kita adalah member semangat, agar ia berjuang sekuat tenaga mengatasi kelemahannya, dan menemukan kepercayaan diri karena ia pun mempunyai kemampuan tertentu yang layak dikembangkan.

Setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menerima pelajaran yang diberikan guru. Guru harus bisa memberikan materi dengan metode yang sesuai dengan kemampuan anak. Bagi anak yang pandai mudah menerima pelajaran hanya dengan penjelasan materi. Namun bagi anak yang kurang mampu sulit menerima materi pelajaran dengan metode ceramah saja.

Sehingga banyak anak yang merasa minder dan tidak percaya diri jika kemampuan akademiknya di bawah rata-rata. Selain itu juga banyak guru mengeluh bahwa mereka telah mengajarkan materi pelajaran dengan sejelas-jelasnya namun masih ada saja anak didik yang tidak memahami pelajaran dengan baik. Dari keluhan guru tersebut nampak bahwa guru hanya melihat siswa dari kemampuan akademiknya atau kecerdasan linguistik dan logis matematics. Sementara dari pihak orang tua lebih banyak memaksakan anaknya untuk pandai dalam akademiknya tanpa melihat potensi, bakat dan minat yang lain dalam diri anak. Padahal dalam diri anak kecerdasan tidak hanya linguistik atau logis matematics saja, namun ada kecerdasan lain yang ikut berperan dalam perkembangan anak.

Pada dasarnya setiap anak memiliki kedelapan kecerdasan atau intelegensi tersebut. Hanya saja sering tidak semuanya di asah dengan baik oleh guru sebagai pendidik disekolah atau sistem pendidikan (kurikulum) dan orang tua. Jika seluruh potensi kecerdasan itu dikembangakan semua, maka anak akan lebih cepat sukses kelak. Untuk menerapkan pembelajaran berdasarkan multiple intelegensi tersebut diperlukan metode pembelajaran kreatif yang dapat menggali potensi anak khususnya dalam bahasa Indonesia. Sehingga guru perlu mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif yang dapat memberdayakan dan mengembangkan intelegensi-intelegensi tersebut yang dimiliki setiap anak didik untuk mencapai kompetetensi teretenu dalam bahasa Indonesia.

(4)

282

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingka laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14). Sutomo (1993: 68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2000 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011 : 80). Sedangkan Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno (2010 : 55) menjelaskan bahwa metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Sagala, S. (2013: 169) mengemukakan “metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan pelajaran pada khususnya”.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode dalam proses belajar mengajar merupakan cara yang dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

a) Peran Guru dalam Pembelajaran

Peran guru dalam aktivitas pembelajaran sangat kompleks. Gurutidak sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapijuga dituntut mengembangkan potensi siswa secara optimal. MenurutSugihartono, dkk (2007: 85-87), peran guru dalam pembelajarandiuraikan:

1) Korektor, guru berperan menilai semua hasil belajar, sikap, dan tingkah laku siswa di sekolah dan di luar sekolah.

2) Inspirator, memberikan inspirasi pada siswa mengenai cara belajar yang baik.

3) Informator, guru harus dapat memberikan informasi mengenai materi pembelajaran dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4) Organisator, mengelola berbagai kegiatan akademik untuk mencapai efektivitas dan efisiensi siswa.

5) Motivator, guru dituntut untuk mendorong siswa agar aktif belajar.

(5)

283

6) Inisiator, guru hendaknya mampu mencetuskan ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

7) Fasilitator, menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa belajar secara optimal.

8) Pembimbing, memberikan bimbingan kepada siswa dalam menghadapi kesulitan belajar.

9) Demonstrator, guru dituntut dapat memperagakan apa yang diajarkan sehingga siswa dapat memahami penjelasan guru. 10) Mediator, merupakan penyedia media dalam proses

pembelajaran.

11) Pengelola kelas, mengelola kelas dengan baik sehingga siswa dapat memiliki motivasi tinggi dalam belajar.

12) Supervisor, menilai proses pembelajaran yang dilakukan. 13) Evaluator, mampu menilai produk dan proses pembelajaran.

b) Multiple Intelegensi dan Karakteristiknya

Multiple intelegensi adalah kecerdasan ganda yang dimiliki anak. Menurut Winataputra (2007:54) multiple intelegensi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang efektif atau bernilai dalam satu latar belakang budaya tertentu, artinya setiap orang jika dihadapkan pada suatu masalah, ia memiliki sejumlah kemampuan untuk memecahkan masalah yang berbeda sesuai konteksnya.

Howard Gardner dalam Naisaban (2004:160) membagi multiple intelegence dalam tujuh kecerdasan antara lain: (1) kecerdasan linguistic, (2) kecerdasan logis-matematis, (3) kecerdasan spasial, (4) kecerdasan musical, (5) kecerdasankinestik, (6) kecerdasan antar pribadi, dan (7) kecerdasan intrapribadi. Sependapat dengan Gardner, tentang pembagian multiple intelegence Padiya (2008) menambahkan satu kecerdasan eksistensial. Dalampenelitianselanjutnya, Gardner danteman-temannya menambah lagi dua kecerdasan lain yaitu, kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial. Winataputra (2007:5.5) menyebutkan satu persatu karakkteristik kecerdasan sebagai berikut.

1) Intelegensi berbahasa (linguistik), Intelegensi berbahasa mencakup kemampuan-kemampuan berfikir dengan kata-kata, seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun tulisan. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi berbahasatampak sebagai berikut. a) Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendongeng b) Senang berkomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan

(6)

284

c) Pandai menghubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tulisan

d) Senang mendengarkan musik dan pandai

2) Intelegensilogis-matematis adalah kemampuan berfikir dalam penalaran atau menghitung, seperti kemampuan menelaah masalah secara logis, ilmiah dan matematis. Karakteristik individu yang memiliki kemampuan ini adalah a. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki, b. Senang dan pandai berhitung dan bermain angka, c. Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun skenario, d. Mampu berfikir logis, baik induktif maupun deduktif, e. Senang silogisme, f. Senang berfikir abstraksi dan simbolis serta mengoleksi benda-benda

3) Intelegensi visual spasial, kemampuan untuk membayangkan bentuk suatu obyek. Ciri-ciri yang menunjukkan kemampuan ini antara lain; a. Senang merancang gambar, desain dan peka terhadap citra dan warna, b. Pandai memvisualisasikan ide dan imajinasinya aktif, c. Mudah menemukan jalan dalam ruang, mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut dan senang membuat rumah-rumahan dari balok, d. Mengenal relasi benda-bendadalam ruang

4) Intelegensi musical, kemampuan berfikir dengan nada, ritme, irama dan melodi juga pada suara alam. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan intelegensi musical. a.Pandai mengubah dan menciptakan music, b. Senang bernyanyi, bersenandung, dan pandai memainkan alat musik, c. Mudah menangkap music dan peka terhadap suara dan musik, d. Dapat membedakan bunyi berbagai alat music dan bergeraks esuai irama 5) Intelegensi kinestik tubuh, yaitu kemampuan yang berhubungan

dengan gerakan tubuh termasuk gerakan motorik otak yang mengendalikan dan menggunakan badan dengan mudah dan cekatan. Karakteristiknya antara lain; a. Senang menari dan acting, pandai dan aktif dalam olah raga tertentu, dan mudah berekpresi dengan tubuh, b. Mampu memainkan mimic dan cenderung menggunakan bahasa tubuh, c. Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi, d. Senang dan efektif berfikir sambil berjalan, berlari dan olah raga, e. Pandai merakit sesuatu menjadi produk, f. Senang bergerak dan suka kegiatan di luar rumah.

6) Intelegensi intrapersonal, yaitu kemampuan berfikir untuk memahami diri sendiri, melakukan refleksi diri. Kemampuan yang ada dalam intelegensi ini adalah, a. mampu menilai diri sendiri/intropeksi diri, b. sudah mengelola dan menguasai perasaannya dan sering mengamati dan mendengarkan, c. bias bekerja sendirian dengan baik, d. mampu mencanangkan tujuan, menyusun cita-cita dan rencana hidup, e. berjiwa independen/bebas,

(7)

285

mudah berkonsentrasi dan keseimbangan diri, f. senang mengekpresikan perasaan yang berbeda dan sadar akan realitas spiritual

7) Intelegensi interpersonal adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Anak yang mudah memahami orang lain dan mementingkan relasi, memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi interpersonal. a. mampu berorgansasi, menjadi pemimpin dalam suatu organisasi, b. mampu bersosialisasi dan menjadi moderator, c. senang permainan berkelompok daripada individu, d. biasanya menjadi tempat mengadu orang lain dan mudah mengenal, e. senang berkomunikasi verbal dan non verbal, f. peka terhadap teman dan suka member feedback

8) Intelegensi naturalis adalah kemampuan untuk memahami gejala alam. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegnsi naturalis. a. senang terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang, b. pandai melihat perubahan alam, meramal cuaca, meneliti tanaman, c. senang kegiatan di alam terbuka.

c) Metode Pembelajaran Kreatif dalam Bahasa Indonesia Berbasis

Multiple Intelegensi

Metode pembelajaran dalam bahasa Indonesia yang kreatif dan aplikatif berdasarkan keragaman kecerdasan yang dimiliki anak agar anak-anak yang tidak memiliki kecerdasan dalam bidang angka/logika juga dapat ikut menikmati bahasa Indonesia sesuai dengan jenis kecerdasan yang dimilikinya. Misalnya anak-anak yang memiliki kecerdasan dalam menggunakan kata-kata (Linguistic Intelligence) dapat mempelajari bahasa Indonesia dengan pantun, puisi dan lain-lain.

Anak-anak yang memiliki kecerdasan dalam bidang musik (Musical Intelligence) dapat mengarang lagu-lagu sesuai dengan cerita atau dongeng atau puisi kesukaannya. Anak-anak yang memiliki kecerdasan dalam menggunakan gambar (Visual-Spatial Intelligence) dapat membuat komik/cerita bergambar, lukisan dan lain-lain. Anak-anak yang memiliki kecerdasan dalam memahami tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence) dapat melalui drama, tari-tarian, pantonim, deklamasi puisi, dialog atau percakapan. Multiple Intelligence pada dasarnya merupakan pengembangan dari kecerdasan otak (IQ), kecerdasan emotional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Celakanya, pola pemikiran tradisional dalam pendidikan acapkali lebih menekankan pada kemampuan logika-matematika dan bahasa. Padahal, setiap orang memiliki cara yang unik untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat suatu masalah, lalu

(8)

286

menyelesaikan masalah tersebut atau membuat sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain. (Handy Susanto,2005). Metode yang diterapkan salah satunya adalah metode pengajaran bahasa Indonesia melalui permainan sesuai dengan ragam kecerdasan yang dimiliki oleh para siswa. Pada dasarnya bermain kreatif memiliki tujuan utama, yakni memelihara perkembangan atau pertumbuhan optimal anak usia dini melalui pendekatan bermain yang kreatif, interaktif, dan terintegrasi dengan lingkungan bermain anak (Yuliani Nurani et al, 2010: 35). Dalam metode ini siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 – 8 orang dan kepada tiap-tiap kelompok diberikan kebebasan untuk menuangkan ide-idenya. Ke empat kelompok tersebut memilih kegiatan membuat: 1) Teka Teki Silang (TTS) dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia misalnya pantun, puisi, cerita,dll, 2) mengganti syair lagu kesukaan mereka dengan puisi dan 3) sebuah drama singkat tanpa kata untuk menjelaskan suatu konsep. Dalam permainan diberikan aturan-aturan dan penilaian-penilaian dalam setiap jenis ‘permainan’ yang dilakukan. Setiap kelompok membuat pertanyaan sesuai dengan pilihannya dan teman yang lain menjawab. Untuk setiap pertanyaan yang dijawab benar akan memperoleh nilai 10 dan jika salah dikurangi 5. Kelompok yang menjawab salah akan kehilangan giliran menjawab sebanyak 1 kali.

Contoh TTS : Mendatar :

2. Tokoh cerita terjadinya Tangkuban perahu adalah 4. Cerita yang berisi tentang binatang disebut

5. Setting sama artinya dengan

Menurun :

1. Merupakan ciri dari puisi 3. Kata lain dari urutan cerita Contoh Pantun

1. hari malam gelap gulita Pasang lilin jalan ke taman Sopan santun budaya kita

Jadi kebanggaan zaman berzaman 2. pinang muda dibelah dua

Anak burung mati diranggah Dari muda sampai ke tua Ajaran baik jangan diubah

Kelompok yang membuat puisi akan mendapatkan penilaian berbeda karena mereka harus menulis dan menggambar kreasi berdasarkan isi puisi yang disampaikan. Puisi yang ditulis adalah puisi yang berasal dari ide dan gagasan mereka sendiri dan dengan tema bebas. Dengan tidak memberi batasan tema akan memudahkan siswa mengungkapkan imajinasinya dan bahasanya. Hal ini akan lebih membuat anak kreatif dalam menuangkan gagasan dan idenya

(9)

287

sendiri tanpa harus dipaksa menulis sesuai permintaan guru. Memang dalam metode ini, siswa yang memegang peranan penuh dalam kelas. Mereka yang memilih dan merancang konsep materi dan soal yang akan dibahas dan mereka pula yang memberikan penilaian-penilaian. Meskipun dalam kelompok berbeda soal dan tanggungjawabnya, namun mereka dilatih untuk bekerjasama dalam tim dan menentukan keputusan sendiri, sehingga tidak ada yang merasa kurang pandai atau tidak bisa mengikuti pelajaran. Bahkan interaksi ini lebih didominasi oleh interaksi antara siswa dengan siswa sedangkan guru hanya bersifat sebagai moderator saja. Tanya jawab antar siswa berjalan dengan sangat baik dan setiap penilaian yang diberikan oleh guru maupun siswa lainnya mampu memacu dirinya untuk lebih menggali konsep-konsep materi yang diajarkan sehingga menghasilkan rasa keingintahuan dan percaya diri yang tinggi. Untuk mengurangi kekurangan waktu dalam pembelajaran sebaiknya guru memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

Selain menggunakan metode kelompok dan menentukan sendiri materi, dapat juga dilakukan dalam pembelajaran di kelas yang menerapkan kurikulum 2013. Pembelajaran dapat dilakukan dengan membagi kelompok sesuai sub tema yang akan dipelajari. Misalkan untuk tema indahnya kebersamaan, kelompok 1 mempelajari tentang adat istiadat dari bacaan, kelompok 2 menciptakan berbagai ukuran rumah dari adat istiadat yang dipelajari, kelompok 3 memainkan drama dan menentukan karakter yang terlibat dalam materi adat istiadat, kelompok 5 memainkan musik tradisional atau menarikan tari tradisional dari berbagai suku, kelompok 6 menulis jurnal suatu catatan yang menggambarkan tentang pengalaman yang sifatnya berubah secara perseorangan dan membandingkan dengan proses integrasi dan adaptasi adat istiadat dst. Kegiatan yang dilakukan haruslah sesuai dengan apa yang disukai oleh anak sehingga jumlah dan anggota kelompok yang menentukan adalah siswa sendiri. Kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan di kelas tetapi juga di luar kelas. Kegiatan yang dilakukan tidak cenderung membaca, menulis karangan dan mengerjakan tugas di dalam kelas. Hal ini mengurangi kejenuhan siswa tentang pelajaran bahasa Indonesia yang identik dengan bacaan yang panjang dan menulis karangan.

PENUTUP

Melalui penerapan teori Multiple Intelligences dalam pembelajaran bahasa Indonesia telah menggugurkan anggapan bahwa bahasa Indonesia itu hanya membaca dan menulis khususnya dalam hal menulis karangan tidak hanya tugas mengarang berdasarkan tema. Karena melalui teori ini guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempelajari bahasa Indonesia sesuai dengan ragam kecerdasan yang dimilikinya. Melalui teori Multiple Intelligences ini pula siswa belajar untuk lebih menggali potensi yang ada pada dirinya dan dapat lebih menghargai talenta yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya. Selain itu siswa juga belajar untuk menghargai kelebihan dan kekurangan

(10)

288

masing-masing, misalnya siswa yang biasanya dianggap bodoh karena selalu mendapat nilai buruk dalam pelajaran bahasa Indonesia ternyata mampu membuat puisi dan menggubah syair lagu.

Dengan memberikan kebebasan sesuai ragam kecerdasan anak akan muncul rasa percaya diri dan semangat belajarnya. Semua intelegensi tersebut dapat diberdayakan dalam suatu rencana atau program pembelajaran. Dengan pemberdayaan seluruh intelegnsi maka pencapaian tujuan pelajaran dapat lebih optimal. Penerapan teori multiple intelegensi dalam program pembelajaran dapat dikembangkan dengan menggunakan program pembelajaran yang berorientasi pada siswa bukan pada materi atau dirinya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Dahar, Ratna Wilis, Prof. Dr. M.Sc,. (1996).Teori-teori belajar, Jakarta: Erlangga Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses

Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.

Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Susanto, Handy, S.Psi : Penerapan multiple intelligences dalam system pembelajaran, 2005, Jakarta, Jurnal Pendidikan Penabur.

Sugihartono dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional. Fanani, RuaZainal. 2008. MembangunBudayaBelajarMandiriSejak Dini. (makalah,

disampaikanpada seminar pendidikanNasional,

MajelisDikdasmenDepdik DPP Hidayatullah di Ngawi, 8 juni 2008) Naisaban, Ladislaus. 2004. Para PsikologTerkemukaDunia. Jakarta: Grasindo

Padiya. 2008. 8 macam kecerdasan.

http://anwarholill.blogspot.com/2008/04/8.macamkecerdasanuntuk berhasil.html.

Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, M. 2010. Strategi Belajar Mengajar Melalui Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama. Sadikin, M. 2010. Kumpulan Sastra Indonesia. Jakarta: Gudang Ilmu

Syaiful Sagala.(2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta. Undang-undang No. 20 tahun 2000

Yuliani Nurani dan Bambang Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks.

Winataputra, Udin S. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

The study was funded by the Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) through the project “Enhancing Farmer Adoption of Simple Conservation Practices:

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kearifan lokal kemalik di masyarakat Suku Sasak Dusun Sade, Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat

A cDNA, named BmCHHL (Bombyx mori CHH-like protein), with an open reading frame of 110 amino acids was isolated.. Sequence analyses suggested that the conceptual protein was a

Sedangkan persamaan Jepin Lembut desa Sekura kecamatan Teluk Keramat dan Mensere kecamatan Tebas pada tema non literer, alat musik yang digunakan, tidak

itu,seorang mahasiswa yang mempunyai kecerdasan spiritual rendah akan kurang termotivasi dalam belajar yang terjadi adalah melakukan segala cara untuk mendapatkan nilai

Hasil ulasan dan tes yang dimuat di PC Media tidak terkait dengan iklan atau hubungan bisnis perusahaan atau produk tersebut dengan PC Media. Kecuali disebutkan, tes dilakukan PC

Berarti calon suami dan calon istri yang akan menikah dan harus terlebih dahulu mendapat dispensasi kawin dari Pengadilan Agama, maka persetujuan tentang adanya perjanjian

[r]