• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK SERVICE QUALITY DAN PRICE TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION HOTEL DI MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK SERVICE QUALITY DAN PRICE TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION HOTEL DI MALANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK SERVICE QUALITY DAN PRICE TERHADAP CUSTOMER

SATISFACTION HOTEL DI MALANG

Theresia Pradiani

1

, Linda Liliana

2

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Asia Malang

Program Studi Managemen

ABSTRACT

The development of the hotel business has grown rapidly in the last decade, high customer demand, demanding maximum service quality. To win the competition, hotels need to analyze customer expectations, especially perceptions of service quality. Customer satisfaction is how consumers perceive when receiving service. Satisfaction is a function of service performance relative to consumer expectations. It is important to understand how consumer expectations are formed, to identify satisfaction service factors in hospitality services, because consumers have different expectations, based on the knowledge of a product or service and the price offered. If service performance meets or exceeds customer expectations and attractive price offers, customers will be satisfied. Research with multiple regression analysis that tests whether there is a significant effect of service quality and price on customer satisfaction at Hotel Santika Malang. Samples were taken by purposive sampling. Determination of the number of samples using Cooper theory is 100 respondents. The results of the study show that service quality and price have an impact on customer satisfaction hotels in Malang. The results of the service quality and price tests have an impact on customer satisfaction, and service quality that has a dominant influence.

Keywords: Quality Service, Price, and Customer Satisfaction

ABSTRAK,.Perkembangan bisnis hotel berkembang pesat dalam dekade terakhir, permintaan pelanggan tinggi, menuntut kualitas layanan maksimal. Untuk memenangkan kompetisi, hotel perlu melakukan analisa harapan pelanggan khususnya persepsi terhadap kualitas layanan. Customer satisfaction adalah bagaimana cara konsumen memandang pada saat menerima pelayanan. Kepuasan adalah fungsi kinerja layanan relatif terhadap harapan konsumen. Penting untuk memahami bagaimana harapan konsumen terbentuk, untuk mengidentifikasi faktor-faktor layanan kepuasan dalam jasa perhotelan, karena konsumen memiliki harapan berbeda, berdasarkan pada pengetahuan dari suatu produk atau layanan

dan price yang ditawarkan. Jika kinerja layanan memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dan penawaran price yang menarik, pelanggan akan puas. Penelitian dengan analisis regresi berganda yang menguji apakah terdapat pengaruh signifikan service quality dan price terhadap customer satisfaction Hotel Santika Malang. Sampel diambil dengan purposive sampling, Penentuan jumlah sampel menggunakan teori Cooper yaitu 100 responden Hasil penelitian menunjukan bahwa service quality dan price memiliki dampak terhadap customer satisfaction Hotel di Malang. Dari hasil uji service quality dan price berdampak terhadap customer satisfaction, dan service quality yang memiliki pengaruh dominan.

(2)

LATAR BELAKANG

Tren pasar dunia di era tahun 2000 telah berubah, dari pertanian berubah menjadi pasar jasa (Asia Outlook Pengembangan, 2007). Semua bisnis berbasis layanan mencoba melakukan yang terbaik untuk meningkatkan kualitas layanan sehingga berdampak pada kepuasan pelanggan khususnya jasa perhotelan. Operator hotel sekarang fokus lebih pada standar kualitas untuk memenuhi kebutuhan dasar dan harapan pelanggan. Sekali persyaratan pelanggan diidentifikasi dan dipahami dengan jelas, operator hotel lebih mungkin untuk mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan mereka (Juwaheer & Ross, 2003). Semakin puas pelanggan, maka lebih besar kemungkinan mereka untuk kembali atau memperpanjang masa tinggal hotel mereka (Choi & Chu, 2001).

Pariwisata salah satu komoditas yang berpeluang tumbuh pesat di Indonesia, setiap tahun menunjukkan performa yang selalu meningkat, hal ini disampaikan oleh Thomas Lembong Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM), dalam acara rapat terbatas dengan Presiden Joko Widdodo (www.liputan6.com, 2018). Tahun 2013 pariwisata Indonesia berada di posisi 70, 2015 naik posisi 50 dan 2017 naik peringkat di posisi 42, berdasarkan informasi dari World Economic Forum melalui branding Wonderful Indonesia. Target Menteri Pariwisata Arief Yahya, bisa mencapai posisi rangking 30 dunia, dengan harapan menjadi destinasi pariwisata terbaik tingkat regional serta global dan berdampak pada penghasil devisa negara terbesar. Proyeksi sektor pariwisata yaitu mampu menyumbengkan produk domestik bruto 15 persen, yang didistribusikan untuk devisa negara Rp 280 triliun, 20 juta kunjungan wisatawan manca, 275 juta tur wisata nusantara, yang dapat

menyerap tenaga kerja kurang lebih 13 juta pada tahun 2019.

Perkembangan pariwisata saat ini, diikuti juga perkembangan jumlah hotel sebagai sarana menginap bagi para wisatawan. Kota Malang juga terjadi pertumbuhan hotel dan jasa penginapan cukup tinggi, hal ini seperti yang disampikan Dwi Cahyono ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Tahun 2018 keluar izin pendiriam 3

atau 4 hotel di Malang

(www.radarmalang.com, 2018). Gubernur Kota Batu juga ikut menyampaikan, bahwa pengusaha hotel harus melakukan berbagai macam pembenahan, yaitu dengan memperbaiki faslitas, untuk berkompetisi menarik minat pelanggan, agar pelanggan merasa tenang dan nyaman sehingga puas dengan service quality yang diberikan.

Sulastiyono, (2011:5) menyampaikan bahwa Hotel merupakan perusahaan yang dikelola oleh owner, dengan memberikan pelayanan makanan, minuman, serta fasilitas kamar untuk tidur bagi orang-orang yang sedang melakukan tur atau wisata dan memiliki kemampuan membayar dengan jumlah uang yang wajar, sesuai pelayanan yang diterima, tanpa harus membuat perjanjian khusus. Tersedianya usaha akomodasi berwudut pelayanan, maka pengunjung dapat memilih tipe tempat beristirahat yang paling nyaman. Salah satu hotel berbintang yang dijadikan tempat tujuan untuk beristirahat dengan nyaman di kota Malang adalah. Hotel Santika. Hotel Santika salah satu hotel bintang 4 di kota Malang. Secara grup Santika Indonesia and Resort, saat ini Hotel Santika sudah memiliki 107 cabang di Indonesia.

Hotel Santika tidak hanya digunakan sebagai tempat beristirahat, tetapi juga untuk kegiatan yang lain, misal meeting, wedding, birthday dan lain-lain. Service quality

(3)

yang baik akan dilakukan oleh pekerja hotel untuk menjadikan Hotel Santika menjadi yang terbaik di kota Malang. Price yang ditawarkan juga menjadi bagian pertimbangan Hotel Santika agar menarik minat banyak calon konsumen sesuai dengan segmen pasar yang dituju. Hotel yang baik harus memiliki sistem manajemen hotel yang profesional. Pemberian pelayanan yang terbaik untuk para tamu, dapat menarik minat para calon konsumen untuk berkunjung kembali ke hotel yang pernah disewa atau disinggahi, karena konsumen sudah merasakan kepuasan dari pelayanan yang diterima.

Saleem dan Raja (2014) dalam penelitianya juga menyampaikan bahwa

kualitas layanan yang tinggi meningkatkan

kepuasan pelanggan. Menurut Tjiptono

(2011:59) service quality adalah merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan oleh konsumen, dan pengendalian dari keunggulan tersebut untuk memenuhi dari keinginan konsumen. Hotel yang baik juga harus dapat menetapkan price yang sesuai dengan standar bintang yang berlaku, selain itu harus memberikan penawaran harga-harga promo yang menarik sesuai dengan momentum tertentu, misalnya lebaran, natal, tahun baru, imlek, luburan sekolah dan acara-acara lain-lain. Menurut Menurut Kotler dan Keller (2012:25) Price Harga merupakan sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen berdasarkan manfaat dari produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui proses kegiatan tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli, oleh karena itu service quality dan price adalah hal penting untuk dijadikan sebagai pertimbangan bagi setiap hotel. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

“Dampak Service Quality dan Price Terhadap Customer Satisfaction Hotel di Malang.”

2. RUMUSAN MASALAH

1.1. Apakah service quality berpengaruh terhadap customer satisfaction Hotel di Malang?

1.2. Apakah price berpengaruh terhadap customer satisfaction Hotel di Malang? 1.3. Variabel manakah yang berpengaruh

dominan antara service quality atau price terhadap customer satisfaction Hotel di Malang?

2. TUJUAN PENELITIAN

1.1. Untuk mengetaui apakah service quality berpengaruh terhadap customer satisfaction Hotel di Malang?

1.2. Untuk mengetahui apakah price berpengaruh terhadap customer satisfaction Hotel di Malang?

1.3. Untuk mengetahui variabel manakah yang berpengaruh dominan antara service quality atau price terhadap customer satisfaction Hotel di Malang? 4. TINJAUAN PUSTAKA

4.1. Service Quality

Joseph M. Juran (1951). memberikan definisi kualitas berdasarkan atribut yang berbeda seperti "Nilai", "Keunggulan" dan "Kesesuaian dengan spesifikasi". Evans dan Lindsay (2004) memberikan definisi berbasis pelanggan yang lebih komprehensif kualitas yang "Kualitas memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Tjiptono (2011:59) menyatakan bahwa service quality, “Service quality adalah suatu tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut sebagai pemenuhan keinginan pelanggan.” Kotler (2012:284) menyatakan ada 5 (lima) faktor dominan dalam service quality, yaitu :

(4)

Customer Satisfaction

(Y)

a. Bukti fisik (tangible) b. Keandalan (reliability)

c. Daya tanggap (responsiveness) d. Jaminan dan kepastian (assurance) e. Empati (empathy)

4.2 Price

Cheng dkk (2008) mengemukakan bahwa ada dua cara di mana persepsi harga dapat dihitung. Salah satunya adalah dengan menggunakan kewajaran harga, yang mengatakan bahwa bagaimana

pelanggan memahami harga saat

menghubungkannya dengan para pesaing. Yang kedua adalah nilai uang yang melibatkan posisi komparatif dari layanan penyedia sesuai dengan harga Menurut Menurut Kotler & Keller (2012:25) Price Harga merupakan sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen atas manfaat dari produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui proses kegiatan tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Menurut Kotler & Amstrong (2008:278) ada empat indikator harga, yaitu :

a. Keterjangkauan harga

b. Kesesuaian harga dengan kualitas c. Daya saing harga

d. Kesesuaian harga dengan manfaat 4.3. Customer Satisfaction

Customer satisfaction, adalah perasaan internal setiap individu yang mungkin kepuasan atau ketidakpuasan yang dihasilkan dari penilaian layanan yang diberikan kepada seorang individu, di

Indonesia konteks untuk antisipasi

pelanggan oleh suatu organisasi

meningkatkan layanan hanya untuk memuaskan pelanggan mereka karena kepuasan pelanggan yang lebih tinggi akan mengarah pada kesetiaan pelanggan (Loke dkk, 2011). Konsep kepuasan pelanggan yang paling penting diterima di seluruh dunia adalah harapan (Barzky, 1992).

Menurut Kotler, Customer Satisfaction adalah kepuasan pelanggan pada tingkat perasaan pelanggan setelah pelanggan melakukan perbandingan kinerja (hasil) produk dan jasa, yang dipersepsikan dibandingkan dengan yang diharapkan (Tjiptono, 2012:312). Indikator yang digunakan untuk menilai customer satisfaction adalah:

a. Perasaan puas pelanggan pada keseluruhan produk

b. Kesesuaian dengan expektasi atau harapan pelanggan

c. Merekomendasikan kepada orang lain

5. KERANGKA PEMIKIRAN

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui d antara service quality dan price

terhadap customer satisfaction.

Gambar 1, Kerangka Berpikir

Keterangan : : Simultan : Parsial Service Quality (X1) Price (X2)

(5)

6. HIPOTESIS

Dari permasalahan yang ada, dapat disambil hipotesis sebagai berikut :

H1 : diduga ada pengaruh yang signifikan

antara service quality terhadap customer satisfaction Hotel di Malang

H2 : diduga ada pengaruh yang signifikan

antara price terhadap customer satisfaction Hotel di Malang

H3 : diduga ada yang berpengaruh dominan

antara variabel service quality dan price terhadap customer satisfaction Hotel di Malang

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Hotel Santika Malang yang beralamat di JL.Letjen Sutoyo No.79, Malang, Hotel Santika di Malang adalah salah satu Hotel Bintang 4, yang paling banyak dikunjungi dan memiliki frekuensi

kunjungan paling

stabil dibandingkan dengan hotel

bintang 4 yang lain di kota Malang.

Objek penelitian adalah pengunjung

Hotel Santika Malang. Dalam penelitian

ini populasi adalah seluruh konsumen

yang menginap atau berkunjung di

Hotel Santika Malang. Sampel diambil

dengan

cara

purposive

sampling

Penelitian ini menggunakan purposive

sampling karena ada unsur kesengajaan

untuk memudahkan peneliti dengan

cara mengambil sampel sesuai dengan

persyaratan

yang

sudah

peneliti

tentukan. Kriteria sampel yang diambil

oleh peneliti adalah berusia minimal 16

tahun, konsumen yang menginap atau

berkunjung di Hotel Santika Malang

pada Bulan Mei 2018. Penentuan jumlah

sampel

dalam

penelitian

ini

menggunakan teori Cooper yaitu 100

responden,

Cooper

dan

Emory

(1996:221) yang menyatakan bahwa

“sebuah sampel sebanyak 100 orang

yang diambil dari populasi berjumlah

5000 secara kasar mempunyai ketetapan

estimasi yang sama dengan 100 sampel

yang diambil dari 200 juta populasi”

Jenis data yang digunakan

dalam penelitian ini data kuantitatif

yang berupa jawaban responden yaitu

konsumen Hotel Santika Malang yang

sudah ditentukan oleh peneliti dari

penyebaran

kuesioner.

Dalam

pelaksanaan penelitian ini, sumber data

yang akan digunakan adalah data

primer (penyebaran kuesioner dan

wawancara langsung kepada konsumen

Hotel Santika Malang) dan data

sekunder

(buku,

internet

yang

berhubungan dengan pokok penelitian

yaitu service quality, price terhadap

customer

satisfaction).

Metode

pengumpulan data penelitian ini

dilakukan melalui Observasi, Kuesioner,

Dokumentasi, dan Wawancara

7. ALAT ANALISIS

7.1. Regresi Linier Berganda

Penelitian dengan analisis regresi berganda yang menguji apakah terdapat pengaruh signifikan service quality dan price terhadap customer satisfaction Hotel Santika Malang, menentukan persamaan regresi dengan besar nilai konstanta dan koofisien. Menurut Sugiyono (2012:275) model persamaan regresi berganda adalah

(6)

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan :

Y = Customer Satisfaction b1 = Koefisien service quality b2 = Koefisien Price X1 = Service Quality

X2 = Price a = Konstantae = Variabel Gangguan

7.2. Uji Hipotesis 7.2.1. Uji t (Uji Parsial)

Menurut Ghozali (2011:98), Uji t untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh dari satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel independen.

7.2.2. Uji F (Uji Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara semua variabel bebas, service quality dan price dan variabel terikat yaitu customer satisfaction, apakah variabel bebas service quality dan price yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel terikat customer satisfaction.

7.2.3. Uji Dominan

Uji t untuk melihat variabel paling dominan pada kolom standardized coefficients

beta, dimana hasil setiap variabel, pasti ada yang memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan variabel lain. Dengan nilai yang lebih tinggi maka variabel bebas (X) tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap variabel terikat (Y).

7.2.4. Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien determinan merupakan ukuran kesesuaian garis linier berganda terhadap suatu data yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y1) dan menentukan apakah garis regresi linier berganda Y terhadap X1 dan X2 sudah cocok untuk dipakai sebagai pendekatan hubungan linier antar variabel berdasarkan hasil observasi.

8. HASIL DAN PEMBAHASAN 8.1. Analisis Regresi Berganda

Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8.747 2.000 4.375 .000 Service Quality .121 .033 .355 3.696 .000 Price .011 .070 .015 .152 .880

a. Dependent Variable: Customer Satisfaction Sumber : data diolah, 2018

Adapun persamaan regresi yang didapatkan adalah sebagai berikut :

(7)

9.2. Pengujian Hipotesis 9.2.1. Uji t (Parsial) a. Service Qaulity

Tabel 2 Uji Hipotesis Koefisien Regresi Variabel X1 (Sevice Quality)

Hipotesis Nilai Keputusan

H0 : β1 = 0 (variabel X1 tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel Y)

H1 : β1 ≠ 0 (variabel X1 berpengaruh signifikan

terhadap variabel Y), α = 0,05

thitung = 3,696 sig = 0,000

tTabel = 1,984

Terima H1

Service Quality - Customer Satisfaction

Sumber : data diolah, 2018

Nilai statistik uji thitung tersebut lebih

besar daripada tTabel (3,696 > 1,996) dan

signifikansi lebih kecil daripada α = 0,05 yaitu sebesar 0,00. Dalam hal ini pengujian untuk uji parsial antara service quality (X1)

terhadap customer satisfaction (Y) menunjukkan bahwa H1 diterima sehingga

dapat disimpulkan bahwa X1 (service quality)

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (customer satisfaction).

b. Price

Tabel 2 Uji Hipotesis Koefisien Regresi Variabel X2 (Price)

Hipotesis Nilai Keputusan

H0 : β1 = 0 (variabel X2 tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel Y)

H1 : β1 ≠ 0 (variabel X2 berpengaruh

signifikan terhadap variabel Y), α = 0,05 thitung = 0,152 sig = 0,880 tTabel = 1,984 Tolak H1 Price - Customer Satisfaction

Sumber : data diolah, 2018

Nilai statistik uji t

hitung

tersebut

lebih kecil daripada t

Tabel

(0,152 <1,984)

dan signifikansi lebih besar daripada α =

0,05. Dalam hal ini Pengujian untuk uji

parsial antara price (X

2

) terhadap

customer satisfaction (Y) menunjukkan

bahwa H

1

ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa X

2

(Price) tidak

memberikan pengaruh secara parsial

terhadap

variabel

Y

(customer

(8)

9.2.2. Uji F (Uji Simultan)

Tabel 3 Hasil Pengujian Koefisien ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 7.140 2 3.570 6.895 .002b

Residual 50.220 97 .518

Total 57.360 99

a. Dependent Variable: Customer Satisfaction b. Predictors: (Constant), Price, Service Quality

Sumber : data diolah, 2018

CNilai statistik uji Fhitung tersebut lebih

besar daripada FTabel (6,895>3.09) dan

signifikansi lebih kecil daripada α = 0,05 yaitu nilai siginifikan sebesar 0,002. Pengujian ini menunjukkan bahwa H1

diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa X (Service Quality dan Price) memberikan pengaruh yang yang signifikan terhadap variabel Y (Customer Satisfaction).

9.2.3. Uji Dominan

nilai dari Standardized Coefficients Beta bahwa Service Quality memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan Price sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang dominan berpengaruh terhadap Customer Satisfaction adalah Service Quality dengan nilai 0,355 atau 35,5%.

9.2.4. Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 5 Hasil Pengujian Model Summary

Sumber : data diolah, 2018

Berdasarkan Tabel diatas model regresi tersebut memiliki koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar sebesar

0,124 atau 12,4%. Artinya variabel Y (Customer Satisfaction) dijelaskan sebesar 12,4% oleh variabel Service Quality (X1) dan

Price (X2) Sedangkan sisanya sebesar 87,6%

dijelaskan oleh variabel lain di luar

persamaan regresi atau yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

10. KESIMPULAN DAN SARAN 10.1. KESIMPULAN

Hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 10.1.1. Ada pengaruh yang signifikan antara Service Quality terhadap Customer Satisfaction Hotel di Malang hal ini tercermin dari Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .353a .124 .106 .720

(9)

fasilitas kamar yang lengkap sesuai dengan kelanya sesuai dengan harapan, kebersihan di lingkungan kamar juga dirasakan pelanggan,, pelayanan yang tanggap dengan permintaan pelanggan juga sesuai harapan, dan pelanggan bersedia merekomendasikan kepada rekan kerabat untuk menginal di Hotel Santika Malang 10.1.2. Tidak ada pengaruh Price terhadap Customer Satisfaction Hotel di Malang, tercermin dari sikap pelanggan yang tidak mempermasalahkan harga yang diatawarkan. Pelanggan merasa bahwa harga yang ditawarkan sesuai dengan ekspetasi yang diharapakan. Harga yang ditawarkan tidak mempengaruhi pelanggan untuk berkunjung kembali ke Hotel karena pelanggan merasa puas, sehingga berapapun harganya mereka akan berkunjung kembali karena pelayanan yang sudah diberikan baik.

10.1.3. Service Quality mempengaruhi secara dominan terhadap Customer Satisfaction dibandingkan dengan Price, hal ini tercermin dari perilaku pelanggan yang menyampaikan bahwa berapa pun harga yang ditawarkan oleh hotel tidak mempengaruhi pelanggan untuk berkunjung kembali, karena pelanggan merasakan puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan dan sudah dirasakan.

10.2. SARAN

Berdasarkan uraian diatas dapat mengungkapkan beberapa saran sebagai berikut :

10.2.1.Untuk Hotel Santika Malang, lebih meningkatkan service quality yang ada dengan cara menambah atau memperluas fasilitas yang sudah disediakan contohnya : memperluas restourant dan bar, melengkapi dengan pusat kebugaran sehingga konsumen yang datang lebih terpenuhi kepuasannya. Konsumen tidak

memperhatikan harga yang diberikan, maka dari itu hotel bisa memberikan harga melalui promosi di event-event yang tepat sehingga konsumen tetap memilih Hotel Santika saat berkunjung di Kota Malang. 10.2.2. Sebaiknya dalam penelitian berikutnya menambah variabel promosi lewat media online, ,dengan demikian diharapkan peneliti berikutnya lebih semakin memberikan gambaran yang lebih spesifik.

DAFTAR RUJUKAN

Barsky, J.D., (1992), “Customer Satisfaction

in the Hotel Industry: Meaning and

Measurement .Hospitality Research Journal, 16(1): 51-73.

Cheng, T. C., Lai, L. C., & Yeung, A. C., (2008). The Driving Forces of Customer

Loyalty: A Study of Internet Service Providersin Hong Kong. International

Journal of E-Business Study, (PP26-42), Caroline, Olive dan Chandra Kuswoyo.

(2014). Pengaruh Kualitas Layanan

dan Hrga Terhadap Loyalitas

Konsumen melalui Kepuasan

Konsumen Pada Hotel Zodiak di Kota

Bandung. Fakultas Ekonomi.

Universitas Kristen

Maranatha:Bandung

Elinda, Fika Dan Nina Ernawati. (2013).

Analisis Pengaruh Faktor Service

quality Dan Harga Terhadap

Kepuasan Konsumen (Studi Kasus Pada Hotel Srikandi Bandungan, Kabupaten Semarang). Fakultas

Ekonomi. Universitas

Semarang:Semarang

Ghozali,Imam. (2011). Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang. Badan Penerbit Unversitas Diponegoro.

(10)

Juran, J. (1982), Juran on Quality

Improvement, Juran Institute, New'

York, NY.

Kotler, Philip And Gary Amstrong. (2012).

Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 13.

Jilid 1. Erlangga : Jakarta

Kotler & Keller. (2012). Marketing

Management. Edisi 14. Global Edition.

Pearson Prentince,Hall

Loke, S.P., A.A. Taiwo, H.M. Salim and A.G. Downe, (2011). “Service Quality and

Customer Satisfaction in a

Telecommunication Service Provider”.

International Conference on Financial Management and Economics, IACSIT Press, Singapore., pp: 11.

Lindsay, P. &Norman, A.D., (1977): "Human

Information Processing: An

Introduction to Psychology,.

Seminari, Ni Ketut dan I Made Ghosa Pramadivara. (2014). Pengaruh Service

quality Terhadap Kepuasan

Konsumen Pada Puri Saron Hotel Seminyak Kuta. Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis. UNUD:BALI

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Sulastiyono, Agus. (2011). Manajemen

Penyelenggara Hotel. Seri Manajemen

Usaha Jasa Sarana Pariwisata Dan Akomodasi. CV Alfabeta: Bandung Saleem Hamad and Raja Naintara Sarfraz

Raja, (2014), The Impact of Service

Quality on Customer Satisfaction, Customer Loyalty and Brand Image: Evidence from Hotel Industry of Pakistan, Middle-East Journal of

Scientific Research, ISSN 1990-9233. Tjiptono, Fandy. (2011). Pemasaran Jasa.

Bayumedia:Malang

Tjiptono, Fandy. (2012). Service Manajemen,

Mewujudkan Layanan Prima. CV.

Andi Offset:Yogyakarta

Gambar

Tabel 2 Uji Hipotesis Koefisien Regresi Variabel X 1  (Sevice Quality)
Tabel 3 Hasil Pengujian Koefisien

Referensi

Dokumen terkait

“Memandang tidak ada gunanya menyusui bayi pada 1 jam pertama setelah kelahiran” Dalam contoh di atas, masalah yang mungkin dihadapi adalah ketidak-tahuan mengenai manfaat

tentang tidak wajib nafkah dan tempat tinggal bagi istri yang ter- thalâq ba’in , menggunakan hadits yang diriwayatkan oleh Asy-Sya’bi dari Fatimah binti Qais dari

Pengujian serat tunggal dilakukan dengan mengacu pada standar ASTM D3379-75 (ASTM, 1982). Kekuatan serat tunggal akan mampu memberi informasi bila mana serat tersebut dijadikan sebagai

(4) Dalam  hal  Program  Studi  yang  diusulkan  memiliki  keilmuan  yang  sudah  berkembang  di  luar  negeri,  perguruan  tinggi  menyampaikan  nama 

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan motivasi dan hasil belajar IPA dalam penerapan media Google Meet pada siswa kelas IV SD Negeri

dalam melakukan gerak dasar lokomotor berjalan dan berlari Prosentase ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan dari sebelumnya 2 siswa atau 56,67% sekarang

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan Karya Tulis akhir ini yang berjudul

Made Wena, Strategi Pembelajaran …2.. dan mampu membuat keputusan rasional terkait kapan tiap strategi yang ada dianggap paling efektif untuk dilaksanakan. Dengan