• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Akhmad Renno Sevian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Akhmad Renno Sevian"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

FUNGSI UPPB SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN PEMASARAN

BOKAR DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PETANI KARET IKUT UPPB DI DESA LALANG SEMBAWA

KABUPATEN BANYUASIN

THE FUNCTION OF UPPB AS AN IMPROVEMENT EFFORT

IN RUBBER MARKETING AND THE FACTORS

INFLUENCING OF RUBBER FARMER TO JOIN UPPB IN

LALANG SEMBAWA VILLAGE BANYUASIN REGENCY

Akhmad Renno Sevian 05011181320042

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018

(2)

SUMMARY

AKMAD RENNO SEVIAN. “The Function of UPPB as an Improvement Effort

in Rubber Marketing and The Factors Influencing of Rubber Farmer to Join UPPB in Lalang Sembawa Village Banyuasin Regency (Supervised by MARYADI and

THIRTAWATI).

The objectives of this research were to: (1) Describe the functions of UPPB Maju Bersama in Lalang Sembawa Village based on Minister of Agriculture Regulation No. 38 of 2008; (2) Measure incomes of rubber farmer in Lalang Sembawa Village, (3) Measuere marketing margins and farmer’s share of rubber farmers member of UPPB; (4) Identify the factors that influence the decision of rubber farmers do the organized marketing in Lalang Sembawa Village Sembawa District Banyuasin Regency.

This research was conducted in Lalang Sembawa Village Sembawa District Banyuasin Regency on July to September 2017. The research location was chosen purposively with the consideration there are two marketing system in the village, i.e. traditional and organized marketing (in this case is UPPB). The research method used in this research was survey method. The sampling method used was disproportional stratified random sampling with 2 layers of sample farmers, which are 30 sample farmers from organized marketing system (UPPB) and 30 sample farmers from traditional marketing system.

The results indicated if the processing and marketing functions in UPPB Maju Bersama has been running quite well with based on Permentan No. 38 of 2008. In processing function technical personnel have not been active in developing farmers for rubber processing activities. In marketing function the lack only from the capital lending side which was not yet available for UPPB members. The average income of rubber farmers from organized marketing system more high than farmers from traditional marketing system. The average income of rubber farmers from organized marketing system was IDR 61,512,451 and The average income of rubber farmers from traditional marketing system was IDR 17.660.388 per cultivated area per year. The average margin marketing from wholesellers who join UPPB in Lalang Sembawa Village was IDR 1,301 per kilogram per rubber.The average farmer’s share earned by farmers who join in UPPB was 84 percent. The factors that influence the decision of the rubber farmers do the organized marketing were number of family members, land area and bargaining position of farmers. While age factor, farming experience, land tenure status, and price transparency have no significant on farmer decision in choosing organized market.

Keyword: UPPB Functions, Rubber Organized Marketing, Farmer’s Share, Marketing Margin, Farmer’s Decisions

(3)

RINGKASAN

AKMAD RENNO SEVIAN. “Fungsi UPPB Sebagai Upaya Perbaikan Pemasaran

Bokar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani Karet Ikut UPPB di Desa Lalang Sembawa Kabupaten Banyuasin (Dibimbing oleh MARYADI dan

THIRTAWATI).

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan fungsi UPPB Maju Bersama berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 38 tahun 2008; (2) Untuk menghitung dan mengetahui tingkat pendapatan petani karet di Desa Lalang Sembawa; (3) Untuk menghitung margin pemasaran dan farmer’s share pada

petani karet yang menjadi anggota UPPB; (4) Menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan petani karet memilih pola pemasaran tradisional dan

terorganisir di Desa Lalang Sembawa Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lalang Sembawa Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin pada Bulan Juli sampai September 2017. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa di desa tersebut terdapat dua pola pemasaran, yaitu tradisional dan terorganisir dalam hal ini adalah UPPB. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode penarikan contoh yang digunakan adalah metode acak berlapis tak berimbang (disproportional stratified random sampling) dengan 2 lapisan petani contoh, yaitu 30 petani contoh dari pola pemasaran terorganisir (UPPB) dan 30 petani contoh dari pola pemasaran tradisional.

Berdasarkan hasil penelitian, fungsi pengolahan dan pemasaran di UPPB Maju Bersama sudah berjalan dengan cukup baik dengan yang dianjurkan dalam Permentan No. 38 Tahun 2008. Akan tetapi pada fungsi pengolahan masih terdapat kekurangan terutama pada sisi tenaga teknis dalam memberikan pelayanan teknis kepada petani anggota UPPB dan pada fungsi pemasaran kekurangan yang terjadi pada peminjaman modal yang belum tersedia untuk anggota UPPB. Pendapatan rata-rata petani karet yang memasarkan bokarnya melalui UPPB lebih tinggi dibandingkan petani dengan pemasaran tradisional di Desa Lalang Sembawa. Pendapatan rata-rata petani yang ikut UPPB adalah Rp. 61.512.451 dan pendapatan rata-rata petani karet yang tidak ikut UPPB adalah sebesar Rp. 17.660.388 per luas garapan per tahun. Nilai margin pemasaran rata-rata yang ada pada pedagang besar yang ikut UPPB di Desa Lalang Sembawa adalah Rp. 1.301 per kilogram bokar. Nilai farmer’s share rata-rata petani karet yang ikut UPPB adalah sebesar 84

persen.Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan petani dalam memilih

pola pemasaran terorganisir melalui UPPB Maju Bersama di Desa Lalang Sembawa, yaitu jumlah anggota keluarga, luas lahan dan posisi tawar petani. Sedangkan faktor umur, pengalaman usahatani, status kepemilikan lahan, dan transparansi harga tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan petani.

Kata Kunci : Fungsi UPPB, Pemasaran Karet Terorganisir, Farmer’s Share, Margin Pemasaran, Keputusan Petani

(4)

SKRIPSI

FUNGSI UPPB SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN PEMASARAN

BOKAR DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PETANI KARET IKUT UPPB DI DESA LALANG SEMBAWA

KABUPATEN BANYUASIN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Akhmad Renno Sevian 05011181320042

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018

(5)
(6)
(7)

PERNYATAAN INTEGRITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Akhmad Renno Sevian

NIM : 05011181320042

Judul : Fungsi UPPB Sebagai Upaya Perbaikan Pemasaran Bokar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Petani Karet Ikut UPPB Di Desa Lalang Sembawa Kabupaten Banyuasin

Menyatakan bahwa semua data dan informasi yang dimuat di dalam skripsi ini merupakan hasil penelitian saya sendiri di bawah supervisi pembimbing, kecuali yang disebutkan dengan jelas sumbernya dan bukan hasil penjiplakan/flagiat. Apabila di kemudian hari ditemukan adanya unsur plagiasi dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar dari Universitas Sriwijaya.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak mendapat paksaan dan tekanan dari pihak manapun.

Indralaya, Januaari 2018

Yang membuat pernyataan,

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 7 November 1994 di Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari orang tua bernama Sutikno dan NurLailawati.

Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat sekolah dasar pada tahun 2007 di SD Negeri Islamiyah Sekayu, sekolah menengah pertama pada tahun 2010 di SMP Negeri 6 Sekayu, dan sekolah menengah atas pada tahun 2013 di SMA Negeri 2 Sekayu. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN).

Penulis telah melaksanakan magang di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kantor regional 7 bagian Sumatera Selatan pada Bulan September 2016 dan menulis laporan dengan judul “Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 7 Bagian Sumatera Selatan dalam Mengatur dan Mengawasi Perbankan di Sumatera Selatan dan Bangka Belitung” yang dibimbing oleh Ibu Ir. Maryanah Hamzah, M.Si. Penulis juga telah melakukan praktik lapangan dengan laporan yang berjudul “Analisis Usahatani Hasil Budidaya Kacang Tanah (Arachis

hypogea L.) di Lahan Praktik Klinik Agibisnis Fakultas Pertanian Universitas

Sriwijaya” pada bulan Januari 2016 sampai Mei 2016 yang dibimbing oleh bapak Ir. Mirza Antoni, M.Si.

Saat kuliah penulis aktif dalam organisasi AIESEC. AIESEC merupakan organisasi internasional pemuda tentang kepemimpinan yang sudah ada di 128 negara. Penulis pernah menjabat sebagai Vice President of Talent Management untuk masa jabatan 2016-2017. Selain itu, penulis juga pernah aktif di organisasi BEM Fakultas 2015-2016 dan juga aktif di kegiatan himpunan jurusan dengan nama HIMASPERTA di tahun 2015-2016.

Indralaya, Januari 2018

(9)

vi

Universitas Sriwijaya

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat, karunia dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini. Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman. Adapun judul dari Skripsi ini adalah “Fungsi UPPB Sebagai Upaya Perbaikan

Pemasaran Bokar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Petani Karet Ikut UPPB di Desa Lalang Sembawa Kabupaten Banyuasin”. Skripsi ini

ditujukan sebagai salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Universitas Sriwijaya.

Pada proses pembuatan skripsi ini terdapat banyak bimbingan, bantuan, dukungan dan saran dari berbagai pihak. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Maka dari itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut.

1. Keluarga yang selalu memberikan doa, semangat serta kelancaran dalam pembuatan skripsi ini. Papa Sutikno, S.Pd., SD. dan mama Nur Laila Wati yang tak henti-hentinya berdoa agar skripsi ini terselesaikan. Kakak Novi Susilawati, S.Pd. yang selalu menyemangati serta adik-adikku Astri Tia Latifa dan Akhmad Shifaul Fuad yang selalu menghibur, terima kasih atas semua hal yang telah kalian berikan untuk kelancaran skripsi ini.

2. Dosen pembimbing skripsi I, Bapak Dr. Ir. H. Maryadi, M.Si. dan juga dosen pembimbing II, Ibu Thirtawati, S.P., M.Si. yang tak henti-hentinya membantu, mengingatkan, mengarahkan dan memberikan ilmu selama penulisan skripsi.

3. Dosen pembimbing akademik, Bapak Ir. Mirza Antoni yang telah memberikan arahan dan memberikan ilmu selama penulisan skripsi.

4. Komisi penguji Ibu Dr. Ir. Hj. Maryati Mustofa Hakim, M.Si., Ibu Ir. Hj. Maryanah Hamzah, M.Si. dan Ibu Indri Januari, S.P., M.Sc. yang telah memberikan saran dan ilmunya agar penulis dapat menyempurnakan skripsi ini.

(10)

vii

Universitas Sriwijaya 5. Seluruh dosen di Fakultas Pertanian, khususnya dosen Jurusan Agribisnis atas ilmu yang telah diberikan semasa penulis menjadi mahasiswa serta kepada seluruh karyawan dan staff tata usaha atas bantuannya selama ini. 6. Pihak administrasi jurusan yang telah membantu proses pengurusan surat

penelitian, berkas-berkas serta laporan skrpsi ini sendiri terkhusus Kak Dedi, Yuk Ria, Kak Setyoko dan Mba Dian.

7. Ketua UPPB Bapak Jumirin berserta para petugas UPPB yang telah mengizinkan dan membantu peneliti selama melakukan penelitian di UPPB Maju Bersama di Desa Lalang Sembawa.

8. Kepala Desa Bapak Gunadi berserta para perangkat desa yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian di Desa Lalang Sembawa dan membantu peneliti dalam mengumpulkan data keadaan umum daerah penelitian.

9. Para petani dan pedagang besar yang ada di Desa Lalang Sembawa telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi sampel penelitian.

10. Wak Ita dan Yuk Tari yang telah membantu memberikan tempat untuk menginap bagi peneliti selama penelitian di Desa Lalang Sembawa.

11. Monalisa Arcelia S.Kom, Dianri Emas Fajria S.P., Eka Pertiwi S.P, Dwi Novrian S.P., Soleh S.P., Septian Heryati S.P., Eka Sari S.P., Elta Nera S.P., sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat, yang tidak pernah berhenti membantu dan menemani dalam pembuatan skripsi ini dari awal hingga selesai.

12. Nindi Festy, Rahmi, Maryani, Khasanah Cahyani dan teman seperjuangan terbaik lainnya, selama di kampus yang selalu bersedia membantu dan menghibur dikala kesulitan menyelesaikan skripsi ini.

13. Keluarga besar Agribisnis angkatan 2013 atas kebersamaan yang terjalin selama menjalani masa kuliah ini, serta kakak-kakak dan adik-adik mahasiswa Agribisnis yang pernah membantu dalam pembuatan skripsi ini. 14. M. Ichwan Fallah, M. Royan Firdaus, Seduayu Putri Fajar, Andi Dela

Monika, Annama Amruhu dan sahabat-sahabat terbaikku di organisasi AIESEC yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

(11)

viii

Universitas Sriwijaya Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Indralaya, Januari 2018

(12)

ix Universitas Sriwijaya

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... vi DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... . xv

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan dan Manfaat ... 6

BAB 2. KERANGKA PEMIKIRAN ... 7

2.1. Tinjauan Pustaka ... 7

2.1.1. Konsepsi Tanaman Karet ... 7

2.1.2. Konsepsi Perbaikan Mutu Bokar (Bahan Olah Karet)... 9

2.1.3. Konsepsi Kelembagaan... 12

2.1.4. Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) ... 13

2.1.5. Konsepsi Pemasaran Bahan Olah Karet (Bokar) ... 18

2.1.6. Konsepsi Margin Pemasaran dan Farmer’s Share ... 20

2.1.7. Konsepsi Harga ... 21

2.1.8. Konsepsi Penerimaan dan Pendapatan ... 22

2.1.9. Konsepsi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani .. 23

2.2. Model Pendekatan... 26

2.3. Hipotesis ... 27

2.4. Batasan-Batasan Operasional ... 28

BAB 3. PELAKSANAAN PENELITIAN... 32

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.2. Metode Penelitian ... 32

3.3. Metode Penarikan Contoh ... 32

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 33

(13)

x

Universitas Sriwijaya Halaman

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1. Keadaan Umum Daerah ... 37

4.1.1. Lokasi dan Batas Wilayah Administrasi ... 37

4.1.2. Keadaan Geografi dan Topografi ... 37

4.1.3. Keadaan Penduduk ... 38

4.1.3.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38

4.1.3.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur... 39

4.1.3.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 40

4.1.4. Sarana dan Prasarana ... 40

4.1.4.1. Sarana Pendidikan... 41

4.1.4.2 Sarana Kesehatan ... 41

4.1.4.3. Sarana Transportasi... 41

4.1.4.4. Sarana Peribadatan ... 42

4.1.4.5. Sarana Lembaga Perekonomian... 42

4.1.4.6. Sarana Olahraga ... 42

4.1.5. Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya Penduduk ... 42

4.2. Karakteristik Petani Contoh ... 43

4.2.1. Umur Petani Contoh ... 43

4.2.2. Tingkat Pendidikan Petani Contoh ... 44

4.2.3. Jumlah Anggota Keluarga Petani Contoh ... 45

4.2.4. Luas Lahan Garapan Petani Contoh ... 46

4.2.5. Status Kepemilikan Lahan Petani Contoh ... 47

4.2.6. Pengalaman Usahatani Petani Contoh ... 47

4.3. Pola Pemasaran di Desa Lalang Sembawa ... 48

4.3.1. Pola Pemasaran Terorganisir ... 48

4.3.2. Pola Pemasaran Tradisional ... 50

4.4. Fungsi UPPB Sesuai Dengan Peraturan Kementerian Pertanian No. 38 Tahun 2008 ... 51

4.4.1. Fungsi Pengolahan ... 52

4.4.2. Fungsi Pemasaran ... 56

(14)

xi

Universitas Sriwijaya Halaman

4.5.1. Analisis Biaya Produksi Usahatani Karet ... 59

4.5.1.1. Biaya Tetap Usahatani Karet ... 60

4.5.1.2. Biaya Variabel Usahatani Karet ... 61

4.5.2. Produksi Karet ... 62

4.5.3. Harga Jual Karet ... 64

4.5.4. Biaya Pemasaran ... 65

4.5.5. Penerimaan Usahatani Karet ... 68

4.5.6. Pendapatan Usahatani Karet ... 70

4.6. Analisis Margin Pemasaran ... 71

4.7. Analisis Farmer’s Share ... 73

4.8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani dalam Memilih Pola Pemasaran ... 74

4.8.1. Umur ... 75

4.8.2. Jumlah Anggota Keluarga ... 76

4.8.3. Pengalaman Usahatani ... 77

4.8.4. Luas Lahan ... 77

4.8.5. Status Kepemilikan Lahan ... 78

4.8.6. Transparansi Harga ... 79

4.8.7. Posisi Tawar Petani ... 79

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

5.1. Kesimpulan ... 81

5.2. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(15)

xii

Universitas Sriwijaya

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Skema Pemasaran Bokar Dengan Sistem Lelang ... 19

Gambar 2.2. Skema Pemasaran Bokar Dengan Sistem

Terorganisir ... 19

Gambar 2.3. Model Pendekatan Penelitian Seacara Diagramatis .... 26

Gambar 4.1. Skema Pemasaran Bokar Melalui UPPB ... 48

Gambar 4.2. Skema Pemasaran Bokar Melalui Pemasaran

Tradisional ... 50 Gambar 4.3. Skema Saluran Pemasaran Bokar di UPPB Maju

(16)

xiii

Universitas Sriwijaya

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Kerangka Penarikan Sampel ... 33

Tabel 4.1. Batas - Batas Wilayah Desa Lalang Sembawa Tahun

2016 ... 37 Tabel 4.2. Luas dan Tataguna Lahan Desa Lalang Sembawa

Tahun 2016 ... 38 Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Desa Lalang Sembawa

Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2016 ... 39

Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Desa Lalang Sembawa

Berdasarkan Umur Tahun 2016 ... 39 Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Desa Lalang Sembawa

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2016 ... 40

Tabel 4.6. Sarana Pendidikan di Desa Lalang Sembawa Tahun

2016 ... 41 Tabel 4.7. Sarana Kesehatan di Desa Lalang Sembawa Tahun

2016 ... 41 Tabel 4.8. Mata Pencaharian Penduduk Desa Lalang Sembawa

Tahun 2016 ... 43

Tabel 4.9. Klasifikasi Umur Petani Contoh Tahun 2017 ... 44

Tabel 4.10. Tingkat Pendidikan Petani Contoh Tahun 2017 ... 45

Tabel 4.11. Jumlah Anggota Keluarga Petani Contoh Tahun

2017 ... 46

Tabel 4.12. Luas Lahan Garapan Petani Contoh Tahun 2017 ... 46

Tabel 4.13. Status Kepemilikan Lahan Petani Contoh Tahun

2017 ... 47

Tabel 4.14. Pengalaman Usahatani Petani Contoh Tahun 2017 ... 48

Tabel 4.15. Fungsi Pengolahan di UPPB Maju Bersama Tahun

2017 ... 52 Tabel 4.16. Fungsi Pemasaran di UPPB Maju Bersama Tahun

2017 ... 56 Tabel 4.17. Biaya Total Produksi Rata-Rata Petani Karet di Desa

Lalang Sembawa Pada Mei 2016 sampai April 2017 . 59

Tabel 4.18. Biaya Penyusutan Rata-Rata Petani Karet di Desa

Lalang Sembawa Pada Mei 2016 sampai April 2017 . 61

Tabel 4.19. Biaya Variabel Rata-Rata Petani Karet di Desa

(17)

xiv

Universitas Sriwijaya Halaman Tabel 4.20. Produksi Karet Rata-Rata di Desa Lalang Sembawa

Pada Mei 2016 sampai April 2017 ... 63 Tabel 4.21. Harga Jual Karet Rata-Rata di Desa Lalang

Sembawa Pada Mei 2016 sampai April 2017 ... 65

Tabel 4.22. Komponen Penggunaan Uang Biaya Pemasaran UPPB di Desa Lalang Sembawa Pada Mei 2016

sampai April 2017 ... 66 Tabel 4.23. Biaya Pemasaran Rata-Rata Karet di Desa Lalang

Sembawa Pada Mei 2016 sampai April 2017 ... 68

Tabel 4.24. Penerimaan Rata-Rata Petani Karet di Desa Lalang

Sembawa Pada Mei 2016 sampai April 2017 ... 69

Tabel 4.25. Pendapatan Rata-Rata Petani Karet di Desa Lalang

Sembawa Pada Mei 2016 sampai April 2017 ... 70

Tabel 4.26. Margin Pemasaran Pedagang yang Ikut UPPB di

Desa Lalang Sembawa Pada Bulan September 2017 .. 72

Tabel 4.27. Farmer’s Share Petani Karet yang Ikut UPPB di

Desa Lalang Sembawa Pada Bulan September 2017.. 73

Tabel 4.28. Hasil Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Karet dalam Memilih Pola

(18)

xv

Universitas Sriwijaya

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Peta Desa Lalang Sembawa Kecamatan Sembawa

Kabupaten Banyuasin Tahun 2017 ... 87 Lampiran 2. Identitas Petani Contoh Anggota UPPB Maju

Bersama di Desa Lalang Sembawa Tahun 2017 ... 89

Lampiran 3. Identitas Petani Contoh Non Anggota UPPB Maju

Bersama di Desa Lalang Sembawa Tahun 2017 ... 91

Lampiran 4. Identitas Pedagang Besar yang Ikut Lelang di UPPB Maju Bersama di Desa Lalang Sembawa

Tahun 2017 ... 93 Lampiran 5. Fungsi Pengolahan di UPPB Maju Bersama Tahun

2017 ... 94 Lampiran 6. Fungsi Pemasaran di UPPB Maju Bersama Tahun

2017 ... 95 Lampiran 7. Biaya Tetap (Penyusutan Alat Cangkul) Petani

Contoh Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei

2016 sampai April 2017 ... 96 Lampiran 8. Biaya Tetap (Penyusutan Alat Parang) Petani

Contoh Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei

2016 sampai April 2017 ... 97 Lampiran 9. Biaya Tetap (Penyusutan Alat Ember) Petani

Contoh Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei

2016 sampai April 2017 ... 98 Lampiran 10. Biaya Tetap (Penyusutan Alat Pisau Sadap) Petani

Contoh Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei

2016 sampai April 2017 ... 99 Lampiran 11. Biaya Tetap (Penyusutan Alat Mangkuk Sadap)

Petani Contoh Anggota UPPB Maju Bersama Pada

Mei 2016 sampai April 2017 ... 100 Lampiran 12. Biaya Tetap (Penyusutan Alat Talang Sadap)

Petani Contoh Anggota UPPB Maju Bersama Pada

Mei 2016 sampai April 2017 ... 101 Lampiran 13. Biaya Tetap (Cincin Mangkuk) Petani Contoh

Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016

sampai April 2017 ... 102 Lampiran 14. Biaya Tetap (Penyusutan Alat Kotak Pembeku)

Petani Contoh Anggota UPPB Maju Bersama Pada

(19)

xvi

Universitas Sriwijaya Halaman Lampiran 15. Total Biaya Tetap Petani Contoh Anggota UPPB

Maju Bersama Pada Mei 2016 sampai April 2017 ... 104

Lampiran 16. Biaya Variabel (Pupuk Urea) Petani Contoh Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016

sampai April 2017 ... 106 Lampiran 17. Biaya Variabel (Pupuk KCL) Petani Contoh

Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016

sampai April 2017 ... 107 Lampiran 18. Biaya Variabel (Pupuk SP36) Petani Contoh

Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016

sampai April 2017 ... 108 Lampiran 19. Biaya Variabel (Pupuk NPK) Petani Contoh

Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016

sampai April 2017 ... 109 Lampiran 20. Biaya Variabel (Spekta) Petani Contoh Anggota

UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016 sampai April

2017 ... 110 Lampiran 21. Biaya Tenaga Kerja Petani Contoh Anggota UPPB

Maju Bersama Pada Mei 2016 sampai April 2017 ... 111

Lampiran 22. Total Biaya Variabel Petani Contoh Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016 sampai April

2017 ... 113 Lampiran 23. Total Biaya Produksi Petani Contoh Anggota

UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016 sampai April

2017 ... 115 Lampiran 24. Harga Jual Karet di UPPB Maju Bersama pada

Bulan Mei 2016 sampai dengan April 2017 ... 116

Lampiran 25. Produksi Usahatani Karet Petani Karet Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016 sampai

dengan April 2017 ... 117 Lampiran 26. Biaya Pemasaran Usahatani Karet Petani Karet

Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016

sampai dengan April 2017 ... 119 Lampiran 27. Penerimaan Petani Anggota UPPB Pada Mei 2016

sampai dengan April 2017 ... 121 Lampiran 28. Pendapatan Petani Anggota UPPB Pada Mei 2016

sampai dengan April 2017 ... 123 Lampiran 29. Biaya Tetap (Penyusutan Pisau Sadap) Petani

Contoh Non Anggota UPPB Maju Bersama Pada

(20)

xvii

Universitas Sriwijaya Halaman Lampiran 30. Biaya Tetap (Penyusutan Mangkuk Sadap) Petani

Contoh Non Anggota UPPB Maju Bersama Pada

Mei 2016 sampai April 2017 ... 126 Lampiran 31. Biaya Tetap (Penyusutan Tangki Semprot) Petani

Contoh Non Anggota UPPB Maju Bersama Pada

Mei 2016 sampai April 2017 ... 127 Lampiran 32. Biaya Tetap (Penyusutan Ember) Petani Contoh

Non Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016

sampai April 2017 ... 128 Lampiran 33. Biaya Tetap (Penyusutan Kotak Pembeku) Petani

Contoh Non Anggota UPPB Maju Bersama Pada

Mei 2016 sampai April 2017 ... 129 Lampiran 34. Total Biaya Tetap Petani Contoh Non Anggota

UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016 sampai April

2017 ... 130 Lampiran 35. Biaya Variabel (Pupuk) Petani Contoh Non

Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016

sampai April 2017 ... 132 Lampiran 36. Biaya Variabel (Herbisida) Petani Contoh Non

Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016

sampai April 2017 ... 133 Lampiran 37. Biaya Variabel (Bahan Pembeku) Petani Contoh

Non Anggota UPPB Maju Bersama Pada Mei

2016 sampai April 2017 ... 134 Lampiran 38. Biaya Variabel (Tenaga Kerja dan Biaya Sewa)

Petani Contoh Non Anggota UPPB Maju Bersama

Pada Mei 2016 sampai April 2017 ... 135 Lampiran 39. Total Biaya Variabel Petani Contoh Non Anggota

UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016 sampai April

2017 ... 136 Lampiran 40. Total Biaya Produksi Petani Contoh Non Anggota

UPPB Maju Bersama Pada Mei 2016 sampai April

2017 ... 138 Lampiran 41. Total Produksi Petani Contoh Non Anggota UPPB

Maju Bersama Pada Mei 2016 sampai April 2017 ... 139

Lampiran 42. Penerimaan Petani Contoh Non Anggota UPPB

Maju Bersama Pada Mei 2016 sampai April 2017 ... 141

Lampiran 43. Pendapatan Petani Contoh Non Anggota UPPB

(21)

xviii

Universitas Sriwijaya Halaman Lampiran 44. Margin Pemasaran Pedagang Besar yang Ikut

Lelang di UPPB Maju Bersama Desa Lalang

Sembawa Bulan September 2017 ... 144 Lampiran 45. Farmer’s Share Petani Anggota UPPB Maju

Bersama Desa Lalang Sembawa Bulan September

2017 ... 146 Lampiran 46. Hasil Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Petani Karet dalam Memilih Pola

(22)

1

Universitas Sriwijaya

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu subsektor pertanian yang cukup besar potensinya di Indonesia adalah subsektor perkebunan. Tanaman perkebunan mempunyai peranan penting dalam perekenomian Indonesia. Pengusahaan berbagai komoditi pertanian ini telah mampu membuka lapangan pekerjaan dan menjadi sumber pendapatan penduduk, serta berkontribusi dalam upaya melestarikan lingkungan. Budidaya perkebunan sudah merupakan kegiatan yang hasilnya untuk di ekspor atau bahan baku industri (Suwarto danYuke, 2010).

Komoditi tanaman perkebunan yang paling penting di Indonesia adalah karet. Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan lingkungan internasional. Di Indonesia, tanaman karet merupakan salah satu hasil pertanian yang banyak menunjang perekonomian negara. Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup besar. Bahkan, Indonesia pernah menguasai karet dunia dengan mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal tanaman karet itu sendiri, yaitu di daratan Amerika Serikat (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2011).

Karet sebagai salah satu komoditi perkebunan yang memegang peranan penting dan strategis dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat maupun perekonomian nasional, karena mampu menyokong surplus nilai perdagangan komoditi pertanian. Berdasarkan data laporan tahunan dari Gapkindo ekspor karet Indonesia pada tahun 2015 mencapai US$3,63 milyar dollar dengan volume sebesar 3,2 juta ton. Selain itu berdasarkan data Pusat Penelitian Perkebunan, dari seluas 3,6 juta ha perkebunan karet sekitar 85,17% merupakan perkebunan rakyat yang dikelola oleh 2.093.803 kepala keluarga dengan produksi sebesar 81%. Secara nasional jumlah produksi karet menurut Kementerian Pertanian naik dari 3,1 juta ton pada tahun 2012 menjadi 3,2 juta ton pada 2015. Terdapat tiga daerah yang dikenal sebagai Segitiga Emas penghasil karet, yaitu Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu yang menyumbang sekitar 70% produksi karet nasional. (Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, 2014).

(23)

2

Universitas Sriwijaya Sumatera Selatan merupakan provinsi yang memiliki perkebunan karet terbesar di Indonesia. Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2015 luas areal perkebunan karet rakyat di Sumatera Selatan sebesar 1.340.324 ha dengan produksi sebesar 1.099.399 ton. Adapun jumlah petani karet yang ada di Sumatera Selatan adalah sebanyak 557.949 KK dengan wujud produksi berupa karet kering (Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, 2014).

Besarnya produksi tanaman karet di Sumatera Selatan tidak diimbangi dengan harga jual karet yang ada di petani. Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan rata-rata harga karet yang ada di Sumatera Selatan pada tahun 2015 hanya sebesar Rp 6.511. Rendahnya harga karet tersebut salah satunya disebabkan karena rendahnya mutu karet yang dihasilkan oleh petani karet. Pada pasar Internasional, karet alam Indonesia terkenal sebagai karet bermutu rendah sedangkan dua negara pesaing Indonesia, yaitu Thailand dan Malaysia memiliki mutu karet yang baik (Gapkindo, 2001). Rendahnya mutu karet disebabkan karena masih banyak petani karet yang tidak mengikuti anjuran dari pemerintah dalam proses pengolahan karetnya. Rendahnya mutu karet tersebut menyebabkan petani tidak memiliki kekuatan dalam menentukan harga bahan olah karet (bokar) yang dimilikinya. Kemudian keadaan tersebut dimanfaatkan oleh para tengkulak dalam memainkan harga bokar yang tidak sesuai dengan harga yang ada di pasar.

Karet sebagai salah satu komoditi unggulan Provinsi Sumatera Selatan, dalam pengembangannya ke depan memerlukan bukan hanya perluasan lahan dan peningkatan kuantitas dan kualitas produksi, namun diperlukan juga strategi dalam pola pengembangan pemasarannya untuk mendapatkan kepastian pasar yang memberikan keuntungan yang adil bagi semua, lembaga pemasaran yang terlibat dalam rantai pemasarannya. Strategi tersebut dapat disusun melalui pengenalan secara detail terhadap kondisi aktual dari produksi dan pemasaran karet di Sumatera Selatan. Pemahaman terhadap produksi dan pemasaran karet serta kendala-kendala yang dihadapi akan menentukan upaya apa yang harus dilakukan untuk menentukan pola pemasaran karet yang tepat untuk diaplikasikan, yang tentu saja akan berdampak kepada kesejahteraan para pelaku

(24)

3

Universitas Sriwijaya usaha dan pemasar karet, serta sumbangannya terhadap pendapatan daerah (Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, 2014).

Kegiatan pemasaran dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya dari pihak produsen dalam menyalurkan hasil produksi usahatani yang dilakukannya. Secara konteks usahatani dapat diartikan sebagai kegiatan mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya dan dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input) (Soekartawi, 2002).

Para pakar masih sepakat bahwa sistem pemasaran lokal karet masih menghadapi masalah inefisiensi dan intranspasansi pembentukan harga akibat dari lemahnya kelembagaan perdagangan di tingkat lokal. Kondisi ini kemudian berakibat pada lemahnya kedudukan petani, serta lemahnya daya saing produk. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk memecahkan masalah pemasaran komoditi karet telah banyak dilakukan, baik yang sifatnya parsial dan langsung ditujukan pada perbaikan sistemnya maupun yang lebih komprehensif yaitu dikaitkan dengan paket pembangunan kebun produksi dan pengolahan hasil, seperti pada proyek-proyek pembangunan karet rakyat (Krisnamurthi dalam Susilo, 2013).

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi

permasalahan pengolahan dan pemasaran karet. Salah satu contoh nyatanya yaitu Menteri Pertanian mengeluarkan peraturan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/O.T.140/8/2008 tentang Pedoman Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet (Bokar). Peraturan ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam kegiatan pengolahan lateks menjadi bokar yang sesuai dengan baku mutu dan kegiatan pemasaran di tingkat usahatani dengan tujuan untuk mendapatkan harga yang proporsional bagi pekebun. Menteri Pertanian kemudian membentuk sebuah kelembagaan yang bertugas untuk meningkatkan skala ekonomi usaha pengolahan dan pemasaran bokar yang diberi nama Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB).

(25)

4

Universitas Sriwijaya Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (Bahan Olah Karet) atau yang disingkat menjadi UPPB merupakan satuan usaha atau unit usaha yang dibentuk oleh dua atau lebih kelompok pekebun sebagai tempat penyelenggaraan bimbingan teknis pekebun, pengolahan, penyimpanan sementara dan pemasaran bokar. Dengan dibentuknya UPPB diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan kualitas karet di Indonesia. Karena seperti yang diketahui bahwa Indonesia merupakan eksportir karet alam nomor dua didunia, akan tetapi produktivitas karet alam yang ada tidak di imbangi dengan mutu kualitas bokar yang dihasilkan oleh petani. Hal inilah yang menyebabkan harga bokar di petani rendah. Oleh karena itu kelembagaan ini dibentuk dengan tujuan untuk memperbaiki mutu kualitas bokar, dengan mutu kualitas bokar yang terjaga dapat meningkatkan posisi tawar dan pendapatan di tingkat petani karet. Sehingga petani karet di Indonesia lebih sejahtera.

Sumatera Selatan saat ini memiliki 122 UPPB yang tersebar di setiap kabupaten. Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Perkebunan Sumatera Selatan pada tahun 2016 saat ini UPPB yang memiliki progres yang paling baik adalah UPPB Maju Bersama yang berasal dari Kabupaten Banyuasin tepatnya berada di Desa Lalang Sembawa Kecamatan Sembawa. Kabupaten Banyuasin memiliki luas areal karet sebesar 90.451 ha pada tahun 2015 yang menempatkannya di nomor urut 6 berdasarkan luas areal karet di Sumatera Selatan. Akan tetapi jika diurutkan berdasarkan produksinya Kabupaten Banyuasin menempati posisi ke-8 di Sumatera Selatan dengan produksinya sebanyak 47.323 ton.

Pada tahun 2015 UPPB Maju Bersama berhasil memasarkan 2.512.561 ton bokar di pasar lelang dengan total lelang sebesar 209.380 ton/bulan. Hal ini membuat UPPB ini memiliki angka penjualan bokar tertinggi dibandingkan dengan UPPB lainnya yang ada di Sumatera Selatan. Oleh karena itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di UPPB Maju Bersama yang ada di Desa Lalang Sembawa Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin. Selain itu di Desa Lalang Sembawa sendiri terdapat dua pola pemasaran, yaitu pola pemasaran tradisional dan pola pemasaran terorganisir. Pada pola pemasaran tradisional, petani menjual bokar (bahan olah karet) nya kepada pedagang pengumpul.

(26)

5

Universitas Sriwijaya Sedangkan pola pemasaran terorganisir dilakukan dengan cara sistem lelang melalui UPPB Maju Bersama. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Desa Lalang Sembawa, yaitu untuk melihat faktor apasajakah yang mempengaruhi keputusan petani dalam memilih pola pemasaran dalam memasarkan bokarnya serta untuk melihat berapa besar selisih pendapatan pada dua lapisan tersebut. Selain itu peneliti juga tertarik untuk melihat peran UPPB ini sendiri dari sisi fungsi yang dimilikinya, yaitu fungsi pengolahan dan pemasaran.

1.2. Rumusan Masalah

UPPB Maju Bersama merupakan UPPB yang berada di Kabupaten Banyuasin, tepatnya berada di Kecamatan Sembawa. UPPB ini didirikan pada tahun 2011 dengan visi yang dimiliknya, yaitu “Terwujudnya kesejahteraan masyarakat petani karet melalui penerapan lelang yang berdaya saing berwawasan lingkungan dan kerberlanjutan”. Dari sisi produksi pada tahun 2016 UPPB ini memang lebih unggul dibanding UPPB lainnya yang ada di Sumatera Selatan. Oleh karena itulah peneliti tertarik untuk meneliti UPPB Maju Bersama ini untuk mengamati proses dan kegiatan pemasaran yang ada di sana. Sehingga diharapkan nantinya melalaui laporan yang peneliti buat bisa menjadi refrensi untuk UPPB lainnya yang ada di Indonesia khususnya di Sumatera Selatan dalam meningkatkan kinerja kelembagaannya untuk meningkatkan kesejahteraan semua pihak yang terlibat. Adapun permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah fungsi UPPB Maju Bersama dalam pengolahan dan pemasaran bokar petani karet telah sesuai dengan yang telah di jelaskan dalam Peraturan Kementerian Pertanian No. 38 tahun 2008 tentang “Pedoman Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet”?

2. Berapa besar tingkat pendapatan petani karet di Desa Lalang Sembawa Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin?

3. Berapa besar margin pemasaran pedagang besar yangikut lelang di UPPB dan farmer’s share dari petani karet yang menjadi anggota UPPB Maju

(27)

6

Universitas Sriwijaya Bersama di Desa Lalang Sembawa Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan petani karet memilih

pola pemasaran terorganisir (UPPB) di Desa Lalang Sembawa Kecamatan

Sembawa Kabupaten Banyuasin?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan dan memastikan fungsi UPPB Maju Bersama yang ada di Sembawa telah berjalan dengan baik sesuai dengan yang telah di jelaskan dalam Peraturan Kementerian Pertanian No. 38 tahun 2008. 2. Untuk menghitung dan mengetahui tingkat pendapatan petani karet di

Desa Lalang Sembawa Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin. 3. Untuk menghitung dan mengetahui margin pemasaran pedagang besar

yang ikut UPPB dan farmer’s share pada petani karet yang menjadi anggota UPPB Maju Bersama di Desa Lalang Sembawa Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin.

4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani karet dalam memilih pola pemasaran terorganisir (UPPB) di Desa Lalang Sembawa Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan dapat memberikan informasi terutama bagi instansi dan

kelembagaan terkait untuk dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

2. Diharapkan petani setempat dapat lebih berpartisipasi dengan kelembagaan yang ada dalam pemasaran bokarnya. Sehingga kualitas bokar di daerah tersebut dapat terjaga dan harga jualnya pun dapat lebih tinggi dibandingkan dengan pemasaran secara tradisional.

3. Sebagai sumber informasi dan bahan tambahan pustaka serta pengetahuan bagi berbagai pihak yang membutuhkan.

(28)

83

Universitas Sriwijaya

DAFTAR PUSTAKA

Bakar, B.A dan Fauzi, E. 2013. Kajian Karakteristik Petani Karet Dalam Menentukan Pilihan Kelembagaan Tataniaga Di Provinsi Aceh. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh Dan Balai Pertanian Teknologi Bengkulu. Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.

Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan. 2014. Pola Pengembangan

Pemasaran Komoditi Karet Sumatera Selatan. Dinas Perkebunan

Sumatera Selatan. Palembang.

Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan. 2014. Statistik Perkebunan. Dinas

Perkebunan Sumatera Selatan. Palembang.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia 2014-2016.

Kementerian Pertanian. Jakarta.

Elta, N. 2017. Faktor Penentu Keputusan Petani Karet dalam Memilih Saluran

Pemasaran di Desa Talang Seleman Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir. Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis. Universitas Sriwijaya,

Inderalaya.

Fitri, R. 2013. Upaya Perbaikan Pemasaran Karet Dalam Rangka Meningkatkan

Pendapatan Petani karet di Desa Tebing Bulang Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin. Fakultas Pertanian Jurusan

Agribisnis. Universitas Sriwijaya, Inderalaya. (Tidak di publikasikan). Hendratno, S. 1998. Konsepsi dan Keragaman Pasar Lelang Bokar. Pusat

Penelitian Karet Balai Sembawa. Banyuasin.

Krisnamuthi, 1995. Keragaman Pasar Lelang Bokar dan Reformulasi Konsepsi

Untuk Pembangunannya. Pusat Penelitian Karet Balai Sembawa.

Banyuasin.

Kotler, P. 2006. Manajemen Pemasaran. PT. Indeks. Jakarta.

Kusumawati, D. 2005. Analsis Nilai Tambah Pengolahan Kopi Asalan menjadi

Kopi Bubuk di Desa Sipatuhu Kecamatan Banding Agung kabupaten OKU Selatan. Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis. Universitas

Sriwijaya, Inderalaya.

LimboangW. H dan P. Sitorus, 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor (Tidak di publikasikan).

(29)

Universitas Sriwijaya 84

Mirosea, N. 2010. Fungsi dan Strategi Penetapan harga. (Online). (http:// unhalu.ac.id./staf/nitri?p=42, diakses tanggal 4 Februari 2017).

Mursid. 2003. Manajemen Pemasaran. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Nancy, C. 1996. Sapta Bina Usaha Tani Karet. Pusat Penelitian Karet Balai Semabawa. Banyuasin.

Nera, E. 2017. Faktor Penentu Keputusan Petani Karet Dalam Memilih Saluran

Pemasaran di Desa Talang Sleman Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir. Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis. Universitas Sriwijaya,

Inderalaya.

Novita, I. 2012. Analisis Efisiensi Pemasaran Jagung di Provinsi Nusa Tenggara

Barat. Jurnal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Bogor.

Nurli, W. 2013. Analisis Pemasaran Karet (Hevea brasiliensis) di Desa

Payakabung Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. Fakultas

Pertanian Jurusan Agribisnis. Universitas Sriwijaya, Inderalaya.

Rahardi, F.N. dan Krisnawati R. 2004. AgribisnisTerpadu. PT Penebar Swadaya. Jakarta.

Rahim, A dan D.P.D. Hastuti. 2007. Pengantar, Teori, dan Kasus Ekonometrika. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rintuh, C. Dan Miar. 2009. Kelembagaan dan Ekonomi Rakyat. BPFE-Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.

Roemawati, H., 2011. Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang di Kecamatan

Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal Agrobisnis. 3 (5) : 1-9.

Septian, H. 2017. Pola Usaha Produktif Rumah Tangga Dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Keputusan Petani Karet Melakukan Pemasaran Tradisional di Desa Lalang Kecamatan Sembawa Banyuasin. Fakultas

Pertanian Jurusan Agribisnis. Universitas Sriwijaya, Inderalaya.

Setiwan dan Andoko. 2008. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.

Sihaloho, E.S.M. 2012. Perbedaan Pendapatan Dan Keputusan Petani

Peserta dan Bukan Peserta Pasar Lelang Karet Di Kelurahan Gunung Kemala Kacamatan Prabumulih Barat. Universitas Sriwijaya,

Indralaya.

(30)

Universitas Sriwijaya 85

_________. 1999. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasinya. Rajawali Pers. Jakarta.

Solichin, M. 1998. Pengolahan Bahan Olah Karet. Pusat Penelitian Karet Balai Sembawa. Banyuasin.

Susilo, B. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi dan Pendapatan

Petani Pada Pasar Lelang Karet di Desa Regan Agung Kabupaten Banyuasin . Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis. Universitas Sriwijaya,

Inderalaya. (Tidak di publikasikan).

Suwarto dan Yuke. 2010. Budidaya 12 Tanaman Perkebunan Unggulan. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Syahyuti. 2003. Kelembagaan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Tim Penulis Penebar Swadaya. 2011. Panduan Lengkap Karet. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Tim Penebar Swadaya, 2007. Karet. Penebar Swadaya, Jakarta.

Wahyuni, S. 2005. Kinerja Kelompok Tani Dalam Usahatani Karet. Jurnal Litbang Pertanian. Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat petani memilih kegiatan pengusahaan hutan rakyat sengon, menganalisis kontribusi hasil

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa bauran pemasaran atau strategi pemasaran merupakan faktor penting yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian petani karet pola swadaya dalam pengambilan keputusan usahatani di Desa Kuntu Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar

Untuk menyelesaikan masalah 2 digunakan analisis deskriptif yaitu menganalisis faktor-faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi pemasaran benang karet (rubber

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi margin pemasaran cabai di Kecamatan Pakem Kabupaten

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis kinerja UPPB Bayung Lencir dan pendapatan rumah tangga petani karet anggota di Kelurahan Bayung Lencir

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN KARET PETANI ANGGOTA DAN BUKAN ANGGOTA UPPB DI KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT ANALYSIS OF INCOME AND MARKETING OF

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pola kemitraan PT. Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo dengan petani mitra dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pola kemitraan PT. Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo dengan petani