• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

13

Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 12-27 Desember 2015 di Aula Jatikuwung Mini Farm Prodi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan Pre-Experimental Design dengan One Group Pretest dan Posttest Design dimana menggunakan seluruh kelompok subjek untuk diberi perlakuan tanpa ada kelompok pembanding. Penggunaan desain ini bertujuan untuk menguji keefektifan model pelatihan kewirausahaan sapi potong. Pengujian keefektifan model dilakukan terhadap model konseptual yang dikembangkan sehingga dapat menghasilkan model empirik. Desain ini dilakukan dengan membandingkan hasil pretest dan posttest dari responden sebagai peserta pelatihan. One Group Pretest dan Posttest Design dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

O1 : Nilai pretest (sebelum perlakuan) X : Perlakuan

O2 : Nilai posttest (setelah perlakuan)

Penelitian dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

1. Mengumpulkan peserta dengan menyebar poster untuk mengikuti pelatihan.

2. Memberikan pretest pada peserta pelatihaan sebelum dimulainya program pelatihan.

3. Melakukan program pelatihan terhadap peserta pelatihan.

(2)

4. Memberikan posttest pada peserta pelatihan setelah mendapatkan program pelatihan.

5. Menghitung perbedaan antara hasil pretest dan posttest.

6. Membagikan kuisioner tentang kepuasan peserta pelatihan terhadap pelaksanaan program pelatihan yang telah dilakukan.

C. Metode Penentuan Lokasi

Pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive sampling (Singarimbun, 2005). Pemilihan lokasi tersebut mempertimbangkan fasilitas yang mendukung keberhasilan pelatihan yaitu dengan adanya tempat dan fasilitas untuk melakukan demo atau praktek langsung setelah mendapatkan teori.

D. Metode Penentuan Sampel

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Pertanian. Pemilihan responden pelatihan dengan menyebar pamflet untuk mengundang mahasiswa agar mengikuti pelatihan. Teknik pengambilan responden dengan purposive sampling yaitu dengan mengadakan seleksi untuk memilih mahasiswa yang memenuhi syarat untuk diberikan program pelatihan kewirausahaan sapi potong. Penggunaan teknik ini berdasarkan kepada pengetahuan tentang ciri-ciri tertentu yang telah didapat sebelumnya (Mardalis, 1995). Ciri-ciri atau kriteria yang ditentukan dalam seleksi mahasiswa responden pelatihan adalah sebagai berikut: 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2014 atau

sebelumnya. 2) IPK minimal 2,75. 3) Memiliki motivasi wirausaha. 4) Sanggup mengikuti pelatihan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Responden yang mengikuti pelatihan setelah dilakukan seleksi berjumlah 35 orang.

(3)

E. Jenis dan Sumber Data

1. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari para responden yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest serta kuisioner.

2. Data sekunder adalah data-data pendukung yang diperoleh dari buku-buku, jurnal maupun sumber lain yang terkait.

F. Teknik Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dengan mengadakan pelatihan. Responden diberikan pretest sebelum dimulai pelatihan. Pelatihan dilakukan selama 3 hari dengan memberikan materi teori dan praktek secara langsung. Materi hari pertama adalah tentang konsep kewirausahaan, manajemen agribisnis, business plan dan teknologi pengolahan pakan. Materi hari ke dua adalah manajemen pembibitan sapi potong, manajemen penggemukan sapi potong, manajemen kesehatan dan reproduksi serta teknologi pengolahan limbah. Materi hari ke tiga adalah praktek secara langsung pengolahan pakan dan pengolahan limbah, setelah materi pelatihan diberikan selama 3 hari responden diberikan posttest dan kuisioner. Kuisioner berguna untuk mengetahui kepuasan peserta terhadap pelaksanaan pelatihan serta pretest dan posttest yang berguna untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum dan setelah diberi pelatihan kewirausahaan sapi potong. Program pelatihan telah selesai dilakukan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui keberhasilan dari pelaksanaan pelatihan tersebut. Hasil dari evaluasi pelatihan ini diharapkan bisa menjadi acuan untuk program pelatihan yang akan datang.

G. Metode Analisis Data 1. Uji Instrumen

Uji instrumen digunakan untuk mengetahui semua item pertanyaan layak untuk digunakan dalam penelitian ini. Uji instrumen terdiri dari uji validitas instrumen dan uji reliabilitas instrumen. Data item pertanyaan yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 2.

(4)

a. Uji validitas

Validitas instrumen untuk mengukur tingkat pengetahuan responden diusahakan dapat tercapai dengan cara menyesuaikan isi kuesioner dengan materi penyuluhan yang diajarkan. Menurut Aritonang (2007) validitas instrumen berkaitan dengan kemampuan instrumen untuk mengukur variabel yang dimaksud untuk diukur. Selain itu dilihat (1) apakah instrumen sudah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, (2) apakah informasi yang dikumpulkan ada hubungannya dengan konsep. Validitas instrumen dapat dilihat dengan cara:

a. Menganalisa setiap butir pertanyaan. b. Mengkonsultasikan dengan pembimbing.

c. Mempertimbangkan teori-teori yang ada dalam kepustakaan dan dengan keadaan responden.

d. Melihat hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain.

Nilai validitas dapat diketahui dengan rumus :

R

xy = Keterangan :

Rxy = Koefisien korelasi Produk Moment

N = Jumlah subjek uji coba = Jumlah skor butir

= Jumlah skor butir kuadrat = Skor total

= Jumlah skor total kuadrat

(5)

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Menurut Sugiyono (2007) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai (α) 0,70 (Ghozali, 2011) Nilai reliabilitas dapat diketahui dengan menggunakan rumus

R11 = ( }

Keterangan :

R11 = Nilai reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total

k = Jumlah item 2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali, 2011). Data yang terdistribusi normal dapat diketahui dengan cara melakukan analisis grafik histogram dan Kolmogorov-Smirnov Test dalam program SPSS yang dapat dilihat pada lampiran 8. b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independen. Model

(6)

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2011). Teknik pada penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dengan melihat dari Variance Inflation Factor (VIF), dan nilai tolerance. Nilai tolerance mendekati 1, serta nilai VIF disekitar angka 1 serta tidak lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi. Nilai koefisien determinan yaitu R square atau R2 lebih dari 0,60 namun

tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen maka model terkena multikolinearitas.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Heteroskedastisitas. Hasil titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

d. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi kolerasi antar anggota-anggota dari serangkaian pengamatan tersusun dalam rangkaian waktu dan rangka ruang. Menurut Barrow (1997) untuk mengetahui dan menguji ada tidaknya autokolerasi dalam model analisis regresi biasa digunakan cara pengujian statistik Darbin Watson.

3. Uji Regresi

Pengukuran faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan pelatihan yang berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan kewirausahaan sapi potong menggunakan uji Anova SPSS for Windows, Uji Regresi Berganda, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

y = a+b1x1+ b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5

(7)

y = hasil post test – pre test a = konstanta x1 = pemateri x2 = penyelenggara x3 = metode pelatihan x4 = fasilitas pembelajaran x5 = motivasi peserta (Rivai, 2004) 4. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak (Supriyatno danMuhsin, 2008).

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).

5. Uji Ketepatan Regresi

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menyatakan ukuran ketepatan atau kecocokan suatu garis regresi yang diterapkan terhadap suatu kelompok data hasil penelitian dan digunakan untuk mengetahui proporsi keragaman total peubah respon yang diterangkan oleh beberapa peubah penjelas secara bersama-sama (Ghozali, 2011). Koefisien determinasi (R²) mengukur seberapa jauh kemampuan sebuah model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua. Koefisien determinasi

(8)

(R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi peubah terikat.

6. Uji Paired t Test

Teknik analisis statistik yang digunakan untuk mengethaui tingkat keberhasilan pelatihan dalam peningkatan pengetahuan kewirausahaan sapi potong adalah Paired t Test (uji beda rata-rata untuk sampel yang berhubungan). Data yang dikumpulkan dari dua sampel yang saling berhubungan, artinya bahwa satu sampel akan mempunyai dua data. Rancangan ini paling umum dikenal dengan rancangan pre-post, artinya membandingkan rata-rata nilai pre test dan rata-rata nilai post test dari satu sampel. Metode ini menggambarkan bahwa responden akan diukur tes pengetahuannya sebelum penyuluhan (nilai pretest) dan diukur tes pengetahuannya setelah penyuluhan (nilai post test) selanjutnya nilai masing-masing responden dibandingkan antara sebelum penyuluhan (pre test) dengan setelah penyuluhan (post test) (Handoko 2009).

Rumus Paired t test

Keterangan:

t = Koefisien Paired t Test

d = rata-rata dari beda antara nilai pre dan post Sd = simpangan baku dari d

Referensi

Dokumen terkait

orientasi keberagamaan ekstrinsik sebesar 11,70 dengan SD 1,88 sementara perilaku menyontek memiliki rerata empirik sebesar 75,22 dengan SD 15,44, dapat diketahui

Selain itu dapat memberikan manfaat yang sangat banyak bagi peningkatan kerjasama di berbagai bidang terutama bidang ekonomi dan pembangunan terutama bagi kawasan Asia yang masih

Kemampuan isolat bakteri dalam mendegradasi senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam limbah minyak berat dilakukan untuk menyeleksi isolat yang akan digunakan untuk

Sutabri mengemukakan “Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung

Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan

• Terkait dengan hal tersebut, pada tanggal 12 Agustus 2014 OJK telah mengundang perwakilan pemerintah daerah dan anggota DPRD dari 24 (dua puluh empat) provinsi tersebut

dan kedua dicontohkan sebagai sebuah antena batang yang dapat diperpanjang dan diperpendek dengan jumlah ruas tertentu. Satu ruas antena dipandang sebagai satu satuan