• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

37

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SLB Negeri Surakarta yang beralamat di Jalan Cocak X, Sidorejo, Mangkubumen, Surakarta. SLB Negeri Surakarta merupakan salah satu sekolah luar biasa negeri yang memiliki beberapa tingkat jenjang pendidikan yaitu SDLB, SMPLB, dan SMALB. SLB Negeri Surakarta dipilih sebagai tempat penelitian didasarkan atas:

a. Subjek yang digunakan dalam penelitian adalah anak tunagrahita ringan. b. Kemampuan siswa dalam berhitung pembagian masih rendah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan kurang lebih selama enam bulan. Kegiatan observasi dan pelaksanaan penelitian dilakukan sejak Desember 2015 hingga Mei 2016. Jenis kegiatan dan waktu penelitian yang dilakukan oleh peneliti dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap persiapan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, perizinan, penyusunan alat dan instrumen, dan validasi alat dan instrumen. Pengajuan judul dilakukan pada bulan Desember. Bulan Desember sampai dengan pertengahan Februari dilakukan untuk penyusunan proposal penelitian. Dilanjutkan dengan tahapan persiapan bagian perizinan, penyusunan alat dan instrumen, dan validasi alat dan instrumen yang dilakukan pada akhir bulan Februari hingga Maret. Dilakukan pula tahapan uji coba soal-soal yang akan digunakan dalam penelitian yaitu berupa pengadaan try out di SLB Panca Bhakti Mulia pada anak-anak yang memiliki kemampuan dan kelas yang setara dengan anak-anak yang akan diteliti. Try out dilakukan pada akhir bulan Maret.

Tahap yang kedua adalah tahapan pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi pengukuran pretest ( ), treatment ( X ),

(2)

posttest ( ). Awal bulan April peneliti memulai penelitian dengan memberikan soal-soal pretest, dilanjutkan dengan pemberian treatment selama satu minggu, dan terakhir memberikan soal-soal posttest pada anak-anak tunagrahita ringan yang diteliti.

Tahap yang terakhir adalah tahap penyelesaian. Tahap penyelesaian dilakukan setelah peneliti memperoleh data yang dibutuhkan setelah melakukan penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap penyelesaian meliputi pengolahan data, penyusunan laporan penelitian, dan pelaksanaan ujian. Kegiatan pengolahan data dan penyusunan laporan penelitian dilakukan setelah peneliti selesai melakukan penelitian yaitu pada bulan April hingga Mei, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan ujian.

B. Desain Penelitian

Suatu metode penelitian yang dilakukan oleh manusia dilandasi oleh rasa ingin tahu mengenai alam sekitar yang melingkupi. Manusia merupakan makhluk yang mendapatkan anugerah akal. Manusia juga memiliki ketidaktahuan yang mendorong mereka untuk mencari jawaban dan pemecahan atas masalah yang ada. Manusia mencari jawaban dan pemecahan masalah yang ada dengan menggunakan suatu pendekatan. Cara yang dilakukan oleh manusia tersebut sering disebut sebagai metode ilmiah atau penelitian (Purwanto, 2008: 2).

“Penelitian merupakan proses dinamis yang tidak mengenal akhir. Eksplorasi manusia terhadap alam terus dilakukan untuk senantiasa mendapatkan pemahaman yang makin baik terhadap fenomena alam dan memperoleh ilmu yang terus meningkatkan kemampuan dalam membantu memecahkan masalah hidup manusia” (Purwanto, 2008: 8). McMillan dan Schumacher dalam Sukmadinata (2006: 53) membedakan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dibagi menjadi dua yaitu metode penelitian eksperimental dan metode penelitian noneksperimental. Sedangkan penelitian kualitatif dibagi menjadi dua juga yaitu metode kualitatif interaktif dan metode kualitatif noninteraktif.

Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan bentuk desain eksperimen yaitu Pre-Experimental One Group Pretest-Posttest

(3)

Design. “Metode penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan” (Sugiyono, 2009: 72). Pendapat lain, menurut Purwanto (2008: 180), “Penelitian eksperimen adalah penelitian dimana kehadiran variabel yang hendak diteliti (variabel terikat) sengaja ditimbulkan dengan memanipulasi menggunakan perlakuan”. Metode penelitian eksperimen dapat dilakukan di ruang kelas dan kemudian subjek akan diberikan perlakuan tertentu. Kegiatan penelitian dilakukan dengan mengumpulkan bukti-bukti yang ada dan memberikan perlakuan-perlakuan tertentu, kemudian mengamati perubahan yang terjadi. Metode penelitian eksperimen dipilih untuk menguji hipotesis yang ada. Melalui eksperimen diharapkan dapat mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang dirumuskan.

Penelitian eksperimen One Group Pretest-Posttest yaitu sekelompok subjek yang dikenai perlakuan dalam jangka waktu tertentu dimana terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan terdapat posttest setelah diberi perlakuan (Sugiyono, 2009). Desain praeksperimen One Group Pretest-Posttest Design tidak ada grup kontrol (Sukardi, 2004). Menurut Santosa (2011: 37) rancangan One Group Pretest-Posttest Design meliputi 3 langkah yaitu:

1) Tes awal untuk mengukur variabel dependen (T1).

2) Pemberian perlakuan terhadap subjek percobaan (X). 3) Tes akhir untuk mengukur variabel dependen (T2).

Menurut Suryabrata (2012: 102), desain penelitian One Group Pretest-Posttest dapat digambarkan sebagai berikut:

Pretest Treatment Posttest

Keterangan:

T1 = nilai pretest (sebelum diberi treatment metode CRH)

X = pemberian treatment metode CRH

T2 = nilai posttest (setelah diberi treatment metode CRH)

Prosedur penelitian One Group Pretest-Posttest dalam penelitian ini yaitu:

(4)

1) Pemberian pretest (T1) untuk mengukur rata-rata kemampuan berhitung

pembagian sebelum subjek diberi metode Course Review Horay (CRH).

2) Subjek dikenai treatment (X) yaitu mengajar dengan diberi metode Course Review Horay (CRH) dalam jangka waktu tertentu.

3) Pemberian posttest (T2) untuk mengukur rata-rata kemampuan berhitung

pembagian setelah subjek diberi metode Course Review Horay (CRH).

4) Membandingkan antara T1 dan T2 untuk mengetahui perbedaan sebelum dan

sesudah diberikan treatment.

Efektivitas metode Course Review Horay (CRH) terhadap peningkatan kemampuan berhitung pembagian pada anak tunagrahita ringan kelas IV dapat diketahui dengan (T2 – T1).

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah suatu wilayah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian dimana wilayah tersebut memiliki objek dan subjek dengan karakteristik tertentu untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117). Sedangkan menurut Azwar (2014: 77) mengatakan bahwa populasi adalah penelitian yang dikenakan kepada sekelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi yang kemudian diambil hasil penelitian.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah subjek atau objek yang berada pada wilayah tertentu yang dipilih oleh peneliti dan yang sesuai dengan syarat-syarat yang akan diteliti untuk dijadikan sebagai penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV tunagrahita ringan di SLB Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 6 orang siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi dimana sampel yang diambil dari populasi tersebut harus bersifat representatif atau dapat mewakili keseluruhan (Sugiyono, 2013: 118). Apabila populasi yang digunakan cukup besar, maka

(5)

peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi tersebut. Sedangkan menurut Azwar (2014: 79) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang harus memiliki ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi dimana data yang dipilih harus bersifat representatif yang dapat mewakili keseluruhan dari populasi yang ada. Penelitian ini peneliti tidak menggunakan sampel karena jumlah populasi yang sangat kecil sehingga semua anak dijadikan sebagai subjek penelitian.

3. Variabel Penelitian

Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Santosa (2011: 28) mengungkapkan, “Variabel adalah suatu konsep yang dapat ditempatkan pada berbagai nilai yang berbeda”. Terdapat dua variabel dalam sebuah penelitian yang dilakukan (Santosa, 2011: 29), antara lain:

1) Variabel independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel independen disebut juga variabel bebas. Variabel independen dalam penelitian yang dilakukan ini adalah penggunaan metode Course Review Horay (CRH).

2) Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel dependen disebut juga variabel terikat atau variabel tergantung atau variabel respon. Variabel dependen dalam penelitian yang dilakukan ini adalah kemampuan berhitung pembagian.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah teknik yang digunakan untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian yang dilakukan ini peneliti memilih untuk menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang termasuk

(6)

dalam nonprobability sampling dimana teknik ini menentukan sampel apabila keseluruhan anggota populasi dipilih untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2013: 124). Sampel pada penelitian merupakan sebagian dari populasi yang sangat banyak, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan ini memiliki populasi kurang dari seratus, maka tidak digunakan pengambilan sampel karena seluruh anak tunagrahita ringan kelas IV di SLB Negeri Surakarta diambil sebagai subjek penelitian.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil subjek anak tunagrahita ringan kelas IV di SLB Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini mengambil subjek penelitian yakni seluruh siswa kelas IV C yang berjumlah 6 orang. Pemilihan subjek didasari oleh beberapa pertimbangan, yaitu:

1) Subjek merupakan anak tunagrahita ringan kelas IV di SLB Negeri Surakarta yang berjumlah 6 orang.

2) Subjek mengalami kesulitan dalam berhitung pembagian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Pengumpulan data sangat diperlukan dalam penelitian. Kegiatan pengumpulan data tidak hanya melihat objek. Kerlinger dalam Arikunto (2010: 265) mengatakan bahwa, “Mengobservasi adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitung, mengukur, dan mencatat.”

Pengumpulan data dilakukan dengan metode tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kualitas data yang diambil ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat pengukur yang digunakan. Jika alat pengambil data cukup valid, maka data yang diambil juga akan valid. Berbagai metode yang sering digunakan antara lain dengan wawancara, pengamatan atau observasi, angket, dan dokumenter. Purwanto (2008: 105) mengungkapkan bahwa terdapat dua hal yang harus dipertimbangkan dalam pengumpulan data yaitu objek apa yang akan diukur dan sifat apa yang akan diukur.

(7)

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk pengumpulan data yaitu penggunaan tes, penggunaan angket atau kuesioner, penggunaan metode interviu, penggunaan metode observasi, penggunaan skala bertingkat, dan penggunaan metode dokumentasi (Arikunto, 2010). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan antara lain:

1) Tes

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2010: 193). Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi belajar. Penelitian yang dilakukan menggunakan tes untuk mengukur prestasi belajar pada anak tunagrahita ringan. Arikunto (2010: 267) membedakan tes prestasi belajar yang digunakan di sekolah menjadi dua, yaitu: a) Tes buatan guru

Tes buatan guru disusun oleh guru sendiri dengan suatu prosedur tertentu. Tes buatan guru belum mengalami uji coba berkali-kali sehingga tidak diketahui ciri-ciri dan kebaikan. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui seberapa tingkat kemampuan peserta didik setelah diberikan pembelajaran. b) Tes terstandar (standardized test)

Tes terstandar sudah tersedia di lembaga testing dan keampuhan soal-soal yang diujikan juga sudah terjamin. Berbeda dengan tes buatan guru, tes terstandar sudah mengalami uji coba dan revisi berkali-kali sehingga dapat dikatakan sudah cukup baik. Tes terstandar juga mencantumkan petunjuk pelaksanaan, waktu yang dibutuhkan, bahan yang digunakan, dan validitas dan realibilitas.

Sukmadinata (2006: 223) mengungkapkan, “Tes hasil belajar kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu”. Tes prestasi belajar diberikan sesuai dengan materi yang akan diukur yang telah diajarkan oleh guru. Tes prestasi belajar juga diberikan sesuai dengan rentang waktu yang telah

(8)

ditentukan. Nurkanca dalam Dimyati (2014: 73) membagi tes berdasarkan jumlah peserta, yaitu:

a) Tes individual

Tes individual adalah tes yang hanya diberikan kepada orang per orang. Tester dalam kegiatan tes hanya menghadapi satu orang saja.

b) Tes kelompok

Tes kelompok adalah tes yang diberikan kepada beberapa orang sekaligus. Tester menghadapi beberapa orang-orang yang ada dalam kelompok dalam satu kali tes.

Nurkanca dalam Dimyati (2014: 73) juga membagi tes berdasarkan bentuk pertanyaan, yaitu:

a) Tes objektif

Tes objektif adalah tes yang disusun dalam bentuk objektif yakni testee dalam memberikan jawaban tinggal memberikan tanda silang, atau melingkari serta mengisi atau melengkapi soal yang diterima. Tes objektif terdapat empat macam yaitu tes benar-salah (true false), pilihan ganda (multiple choice), menjodohkan (matching), dan melengkapi (completion). b) Tes uraian (essay)

Tes uraian adalah tes yang menghendaki agar testee memberikan jawaban dalam bentuk uraian yang relatif panjang. Bentuk pertanyaan yang diberikan kepada testee yaitu dalam bentuk menjelaskan, membandingkan, dan menginterpretasikan tentang sesuatu.

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian yaitu menggunakan teknik pengumpulan data tes tertulis objektif yang berjenis melengkapi. Tes tertulis objektif digunakan untuk mengukur kemampuan berhitung pembagian pada kelompok anak tunagrahita ringan sebelum dan sesudah metode Course Review Horay (CRH) diterapkan.

2) Dokumentasi

“Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan lain-lain” (Arikunto, 2010: 274).

(9)

Sukmadinata (2006: 221) mengungkapkan, ”Studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik”.

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti selain menggunakan tes yaitu menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi. Dokumentasi yang akan diambil untuk kegiatan penelitian adalah foto-foto kegiatan siswa saat mengerjakan pretest, posttest, dan saat siswa sedang berdiskusi dengan anggota kelompok dengan menggunakan metode Course Review Horay (CRH).

F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Teknik Uji Validitas Instrumen

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen” (Arikunto, 2010: 211). Hasil penelitian dapat dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data sungguhan yang terjadi pada objek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengukur atau mendapatkan data juga valid.

Pengujian validitas diperlukan sebelum digunakan untuk penelitian. Sugiyono (2009: 125) menyebutkan ada tiga macam cara pengujian validitas instrumen, antara lain:

1) Pengujian validitas konstruksi (construct validity)

Validitas konstruksi membahas tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori yang kemudian dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapat mereka tentang instrumen yang telah disusun. Para ahli akan memberi keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.

2) Pengujian validitas isi (content validity)

Validitas isi dilakukan untuk instrumen yang berbentuk tes dengan cara membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah

(10)

diajarkan. Pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen.

3) Pengujian validitas eksternal

Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Validitas eksternal penelitian dapat meningkat dengan cara meningkatkan validitas eksternal instrumen dan memperbesar jumlah sampel.

Instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Menurut pendapat ahli yang lain, Arikunto (2010: 212) membedakan dua macam validitas sesuai dengan cara pengujian, antara lain:

1) Validitas eksternal

Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud.

2) Validitas internal

Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan.

Berdasarkan pendapat ahli yang telah membahas tentang uji validitas, penelitian yang dilakukan menggunakan validitas isi. Validitas isi digunakan dalam penelitian ini karena validitas dilakukan dengan cara menentukan materi, penyusunan indikator, pembuatan soal, dan penilaian untuk tes yang diberikan berdasarkan pada kisi-kisi pencapaian yang telah ditentukan sesuai dengan kompetensi tentang kemampuan berhitung pembagian. Uji validitas dalam instrumen penelitian ini membutuhkan bantuan dari tiga orang pakar yang ahli dalam bidang yang ditekuni. Ketiga pakar tersebut ahli dalam bidang ketunagrahitaan, ahli dalam bidang psikometri, dan ahli dalam bidang matematika. Nama-nama validator instrumen kemampuan berhitung pembagian untuk anak tunagrahita ringan disajikan pada tabel 3.1 sebagai berikut:

(11)

Tabel 3.1 Validator Instrumen Tes Kemampuan Berhitung Pembagian

No. Nama Validator Keterangan

1. Siti Kamsiyati Ahli Pendidikan Matematika

2. Erma Kumalasari Psikolog

3. Dewi Sri Rejeki Orthopedagoog

Berikut ini disajikan kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk try out yang telah divalidasi oleh tiga orang pakar yang ahli dalam bidang yang mereka tekuni. Berikut adalah tabel kisi-kisi intrumen tes kemampuan berhitung pembagian:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berhitung Pembagian

No Aspek Indikator Nomor

Soal Jumlah Soal Pre-test Posttest 1. Mengenal operasi pembagian pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari 30 melalui kegiatan eksplorasi. Melakukan pembagian dengan angka antara 0-10. 1, 2, 3 3 soal 3 soal Membuat kalimat pembagian dengan angka antara 0-10. 4, 5 2 soal 2 soal Melakukan pembagian dengan angka antara 11-20. 6, 7, 8 3 soal 3 soal Membuat kalimat pembagian dengan angka antara 11-20. 9, 10 2 soal 2 soal

(12)

Standar penilaian dalam tes isian singkat adalah sebagai berikut: Jika siswa menjawab benar, untuk tiap nomor: nilainya 10 Jika siswa menjawab salah, untuk tiap nomor: nilainya 0 Jumlah keseluruhan skor / nilai maksimal: 100

Nilai akhirnya adalah keseluruhan nilai perolehan

2. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas instrumen merupakan hasil pengukuran instrumen penelitian yang apabila diberikan pada sekelompok orang (obyek) yang sama dalam waktu yang berbeda akan memberikan hasil data yang sama, dapat dipercaya (reliable), dan dapat diandalkan (dependable) (Suryabrata, 2012: 58). Pengujian validitas butir-butir instrumen dilakukan dengan uji coba (try out). Data yang telah diujicobakan kemudian dianalisis dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel pula. Secara garis besar, dalam pengujian reliabilitas instrumen terdapat dua macam, yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal. Reliabilitas eksternal dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Reliabilitas internal diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiono, 2013: 183). Menurut Suryabrata (2012: 59) terdapat tiga cara untuk mengestimasi reliabilitas intrumen, yaitu:

1) Metode uji-ulang (test-retest method)

Metode uji ulang adalah metode yang digunakan untuk mencobakan instrumen kepada responden sebanyak beberapa kali dengan selang waktu tertentu.

2) Metode bentuk paralel (parallel-form method)

Metode bentuk paralel adalah metode yang menggunakan dua perangkat instrumen yang berbeda yang diberikan kepada responden yang sama. 3) Metode pengujian satu kali (single trial method)

(13)

Metode pengujian satu kali adalah metode yang mencobakan instrumen hanya sekali yang kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.

Reliabilitas eksternal diuji dengan menggunakan teknik tes ulang dan bentuk paralel. Reliabilitas internal diuji dengan metode belah dua (split-half method), metode Rulon, Metode Flanagan, metode KR20, metode KR21, metode analisis

variansi (metode Hoyt, dan metode Alpha (Cronbach) (Suryabrata, 2012: 59). Penelitian ini menggunakan pendekatan reliabilitas konsistensi internal yang mengujikan instrumen hanya satu kali untuk menghindari permasalahan yang ditimbulkan oleh metode tes uji ulang dan metode bentuk paralel. Pengujian reliabilitas instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah teknik belah dua dari Spearman Brown (split-half method). Teknik belah dua dari Spearman Brown adalah pengujian reliabilitas instrumen yang telah dibelah menjadi dua bagian yang relatif paralel antara yang satu dengan yang lain (Azwar, 2013: 64). Berikut adalah rumus Spearman Brown menurut Sugiyono (2013: 185) yang akan digunakan dalam penelitian:

Keterangan:

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

Instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian ini telah diujicobakan di SLB Panca Bhakti Mulia dengan subjek berjumlah 7 orang kelas IV C dengan bentuk instrumen berupa tes isian singkat. Uji coba dilakukan untuk mengukur reliabilitas intrumen tes tersebut. Berdasarkan hasil try out diperoleh hasil bahwa dari 20 butir soal yang diujikan, terdapat 12 butir soal yang valid dan 8 butir soal yang tidak valid. Soal yang valid yaitu pada nomor 1, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 15, 16, 17, dan 20. Soal yang tidak valid yaitu pada nomor 2, 3, 4, 6, 12, 14, 18, dan 19. Soal-soal yang valid tersebut dilakukan uji reliabilitas dan diperoleh hasil = 0, 969 lebih besar dari

(14)

nilai = 0, 755. Hasil uji reliabilitas tersebut mengungkapkan bahwa instrumen tes telah reliabel.

G. Teknik Analisis Data

Data-data yang telah terkumpul, langkah yang dilakukan kemudian adalah analisis data. “Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul” (Sugiyono, 2009: 147).

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian kuantitatif yaitu dengan menggunakan statistik. Pengolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 23. Teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik analisis kuantitatif non-parametrik menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test yang diberi simbol Z. Analisis data digunakan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara pretest (sebelum treatment) dan posttest (setelah treatment) tentang efektivitas metode Course Review Horay (CRH) untuk meningkatkan kemampuan berhitung pembagian pada anak tunagrahita ringan kelas IV di SLB Negeri Surakarta. Peneliti menggunakan One Group Pretest-Posttest Design, yaitu sekelompok subjek yang dikenai perlakuan dalam jangka waktu tertentu dengan pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Somantri & Muhidin (2011: 305) menyebutkan rumus Wilcoxon Sign Rank Test adalah sebagai berikut:

Keterangan:

: rank yang bertanda

Uji Wilcoxon digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis yang ada. Langkah-langkah analisis data menggunakan uji Wilcoxon antara lain:

(15)

Rumusan hipotesis dua pihak: a) : =

Penggunaan metode Course Review Horay (CRH) tidak berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berhitung pembagian pada anak tunagrahita ringan kelas IV di SLB Negeri Surakarta.

b) :

Penggunaan metode Course Review Horay (CRH) berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berhitung pembagian pada anak tunagrahita ringan kelas IV di SLB Negeri Surakarta.

2) Pemilihan taraf signifikan ( )

Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian adalah = 0,05 (5%). 3) Penentuan statistik uji

Statistik uji yang digunakan dalam penelitian adalah Wilcoxon Sign Rank Test dengan program SPSS 23.

Mencari Z hitung :

Z =

Keterangan:

T = Rangking dari selisih terkecil antara nilai sebelum dan sesudah (tanda tidak perlu disertakan)

N = Jumlah sampel 4) Keputusan uji

Keputusan uji yang digunakan dalam penelitian adalah:

a) Jika Asimp.Sig Z < 5% ( = 0,05) maka ditolak dan diterima.

Hipotesis berbunyi : terdapat pengaruh positif penggunaan metode Course Review Horay (CRH) terhadap peningkatan kemampuan berhitung pembagian pada anak tunagrahita ringan kelas IV di SLB Negeri Surakarta. b) Jika Asimp.Sig Z > 5% ( = 0,05) maka diterima dan ditolak.

(16)

Hipotesis berbunyi : tidak terdapat pengaruh positif penggunaan metode Course Review Horay (CRH) terhadap peningkatan kemampuan berhitung pembagian pada anak tunagrahita ringan kelas IV di SLB Negeri Surakarta.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peneliti untuk mencapai tujuan penelitian. Langkah-langkah atau prosedur dalam penelitian yang harus dilalui ada tiga hal, yaitu pembuatan rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pembuatan laporan penelitian (Asmani, 2011: 117). Adapun langkah-langkah penelitian secara lengkap antara lain (1) memilih masalah, (2) studi pendahuluan, (3) merumuskan masalah, (4) merumuskan anggapan dasar (hipotesis), (5) memilih pendekatan, (6) menentukan variabel dan sumber data, (7) menentukan dan menyusun instrumen, (8) mengumpulkan data, (9) analisis data, (10) menarik kesimpulan, dan (11) menulis laporan.

Penelitian yang akan dilakukan memiliki beberapa prosedur. Prosedur pelaksanaan penelitian efektivitas metode Course Review Horay (CRH) dalam meningkatkan kemampuan berhitung pembagian pada anak tunagrahita ringan kelas IV antara lain:

1) Pretest

Tahap pretest merupakan tahapan awal dalam penelitian yang berfungsi untuk mengukur kemampuan awal subjek yang diteliti. Subjek diminta mengerjakan soal-soal pembagian secara individu tanpa ada bantuan media dan metode pembelajaran.

2) Treatment

Pelaksanaan treatment merupakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran yang telah direncanakan. Treatment dalam penelitian ini yaitu kegiatan pembelajaran matematika materi pembagian dengan menerapkan metode Course Review Horay (CRH). Pelaksanaan treatment dilakukan setelah pelaksanaan pretest dengan menggunakan metode Course Review Horay (CRH). Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menerapkan treatment pada penelitian antara lain:

(17)

a) Kegiatan awal (1) Persiapan

(2) Mengkondisikan kelas (3) Pemberian apersepsi b) Kegiatan inti

(1) Subjek memperhatikan materi pembagian yang diajarkan oleh peneliti. (2) Peneliti membagi subjek dalam dua kelompok.

(3) Peneliti memberikan kertas yang berisi 9 kotak pada tiap kelompok. (4) Peneliti mengajarkan penggunaan metode Course Review Horay

(CRH).

(5) Siswa menomori kotak dari 1-9 secara acak.

(6) Peneliti membacakan soal-soal tentang pembagian secara acak.

(7) Siswa menjawab dengan cara membuat gambar sederhana sesuai dengan soal yang dibacakan dan kemudian mengelompokkan sesuai dengan angka pembagi.

(8) Setiap soal yang telah selesai dikerjakan, langsung dikoreksi bersama-sama.

(9) Peneliti menuliskan poin nilai hasil pekerjaan subjek di papan tulis. (10) Kelompok yang dapat menjawab soal-soal dengan benar secara vertikal,

horizontal, atau diagonal harus berteriak “horee” atau menyanyikan yel-yel.

c) Kegiatan penutup

(1) Peneliti mengulang kembali materi pembagian yang telah dipelajari. 3) Posttest

Tahap posttest merupakan kegiatan tes yang dilakukan setelah pemberian treatment yang berfungsi untuk mengukur kembali kemampuan subjek yang diteliti. Setelah tahap posttest akan diketahui pengaruh pemberian treatment metode Course Review Horay (CRH) dalam pembelajaran.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peneliti secara rinci digambarkan dalam bentuk prosedur penelitian. Prosedur penelitian yang dijelaskan dimulai dari pretest, pemberian treatment, posttest, analisis data hasil

(18)

penelitian, dan dapat diketahui hasil penelitian. Berikut prosedur penelitian yang disajikan dalam bentuk bagan:

Gambar 3.3 Prosedur Penelitian

Pretest

• Mengukur kondisi kemampuan awal siswa dalam berhitung pembagian. • Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan peneliti secara individu tanpa

ada bantuan media dan metode pembelajaran.

Treatment

• Pemberian materi pembagian oleh peneliti.

• Menerapkan metode Course Review Horay (CRH) dalam pembelajaran secara berkelompok.

• Kelompok yang dapat menjawab soal dengan benar secara vertikal, horizontal, atau diagonal harus berteriak "horee" atau menyanyikan yel-yel.

Posttest

• Mengukur kemampuan siswa setelah pemberian treatment dengan mengerjakan soal-soal secara individu tanpa ada bantuan media dan metode pembelajaran.

Analisis Data

• Hasil dari pretest dan posttest dianalisis menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test untuk mengukur hasil penelitian.

Hasil Penelitian

• Hasil penelitian dapat dikatakan berhasil apabila hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Course Review Horay (CRH) memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan berhitung pembagian pada anak tunagrahita ringan kelas IV di SLB Negeri Surakarta.

Gambar

Gambar 3.3 Prosedur Penelitian Pretest

Referensi

Dokumen terkait

Sutabri mengemukakan “Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung

( clip pin piston hanya dapat digunakan sekali) Saat pemasangan circlip 1, pastikan bagian permukaan circlip yang tajam 2 ditempatkan pada posisi berlawanan arah tekanan 3..

Menurut Hansen dan Mowen (2013), akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut

waralaba yang merupakan suatu konsep usaha yang dilakukan dengan jalan pemasaran atau pendistribusian barang atau jasa, kepada konsumen sebagai bentuk ekspansi (perluasan

Setelah diperoleh estimator EBLUP pengeluaran rumah tangga per kapita, kemudian dicari Mean Squared Error (MSE) nya dan dibandingkan dengan MSE dari hasil estimasi

Hasil strukturisasi elemen pengembangan industri kecil jamu menunjukkan bahwa sub elemen kunci pada elemen kebutuhan adalah : kebutuhan jaminan pasar produk jamu yang dihasilkan

Kendala lainnya adalah mata uang antarnegara yang berbeda mempunyai nilai yang tidak sama, sehingga untuk melakukan pembayaran dalam transaksi perdagangan

Adapun penyusunan skripsi yang berjudul Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di PTPN XII Kebun Mumbul-Mumbulsari, Jember