• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI APPENDICTOMI DI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI APPENDICTOMI DI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI TAHUN 2017"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN MOBILISASI DINI DENGAN

PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI APPENDICTOMI DI RUMAH SAKIT

ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI TAHUN 2017

Novayanti

Program Studi Keperawatan Stikes Abdi Nusantara Jakarta

ABSTRAK

Latar belakang appendictomi merupakan salah satu penangganan yang sering dilakukan pada pasien yang mengalami appendicitis. Ada beberapa kasus appendictomi yang mengalami keterlambatan penyembuhan luka post operasi appendictomi dikarenakan pasien tidak patuh melakukan mobilisasi dini dan tidak mengerti tujuan dari mobilisasi dini sehingga luka post operasi apendictomi mengalami komplikasi dan menambah waktu perawatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat hubungan tingkat kepatuhan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka post operasi appendictomi.

Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode observasi pada semua pasien yang akan dan telah dilakukan operasi appendictomi pada bulan Februari 2017 sebanyak 20 pasien dengan menggunakan

totally sampling. Analisa data menggunakan uji statistik Chi-Squre melalui komputerisasi program SPSS versi 24

dengan tingkat kemaknaan α p < 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat kepatuhan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka post operasi appendictomi yaitu 17 atau 85% pasien yang patuh melakukan mobilisasi dini dan luka post operasi sembuh sedangkan 3 atau 15% pasien tidak patuh melakukan mobilisasi dini dan luka post operasi appendictomi belum sembuh dengan p Value = 0,000 < 0,05 yaitu Ho ditolak dan Ha diterima.

Kesimpulan dan saran dari penelitian ini yaitu kepada pihak rumah sakit untuk menyediakan leaflet untuk mendukung pelaksanaan mobilisasi dini kepada pasien post operasi dan memasukkan mobilisasi dini kedalam asuhan keperawatan yang terintegrasi dan kepada tenaga medis menambah pengetahuan tentang tahap-tahap mobilisasi dini untuk menginformasikan kepada pasien post operasi.

Kata kunci : Tingkat kepatuhan, Mobilisasi dini, Penyembuhan luka, Luka post operasi appendictomi

ABSTRACT

Background the appendictomy background is one of the aversion performed on cases of appendicitis. Some cases of postoperative appendictomy postoperative wounda have not healed due to disobedient patients early mobilization so that postoperative wounda of appendictomy experience complication and increase maintenance time.

The aim of study was to find out whether there was a relationship of early mobilization compliance rate with postoprative wound healing of appendictomy.

This research method is quantitative research by using observation method on all patients who will and has done appendictomy operative in Februari 2017 as many 20 patients by using totally sampling. Data analysis using Chi-Squre statistical test through computerization of program SPSS version 24 with level of meaning α p < 0,05

The results showed there was a significant relationship betwen the level of compliance of early mobilization with wound healing postoperative appendictomy that is 17 or 85% of patients who obediently early mobilization and postoperative wound healed while 3 or 15% of patients disobeying early mobilization and postoperative wounds appendictomy has not healed with p Value 0,000 < 0,05 Ho rejected and Ha accepted.

Conclusions and suggestion of this research is to the hospital to provie media in the form of leaflet to inform the stages of early mobilization to postoperative patients and inclusion of early mobilization into integrated nursing care. Advice to medical personal adds knowledge of early mobilization to inform postoperatve patients.

(2)

PENDAHULUAN

Tata laksana mobilisasi dini adalah salah

satu

faktor

yang

mempengaruhi

penyembuhan luka post operasi serta dapat

mengurangi resiko komplikasi. Mobilisasi

dini merupakan kebijakan untuk secepat

mungkin membimbing penderita turun dari

tempat tidur dan berjalan.

Angka kejadian Appendicitis cukup

tinggi didunia berdasarkan Word Heatlh

Organisation (WHO) 2010 yang dikutip oleh

(Ajidah & Yusnan Haskas, 2014) angka

mortalitas appendicitis sekitar 12.000 jiwa

pada laki-laki dan sekitar 10.000 jiwa pada

perempuan (Ajidah & Yusnan Haskas,

2014). Kasus appendicitis lebih tinggi

dinegara maju dibandingkan dengan negara

berkembang, hal ini mungkin disebabkan

oleh makanan yang kurang serat. Di

Amerika terdapat 70.000 kasus setiap

tahunnya. Kejadian appendicitis meningkat

25 kasus per 10.000 anak per tahun antara

umur 10-17 tahun di Amerika, apabila di

rata-rata appendicitis 1,1 kasus per 1000

orang pertahun di Amerika (Angkasa Celvin,

2016). Appendicitis ini merupakan keadaan

emergency menurut organisasi kesehatan

dunia

(WHO)

memperkirakan

insiden

penduduk di Amerika 10% mengalami

appendictomi

(pembedahan

untuk

mengangkat appendiks).

Survey di 15 provinsi di Indonesia tahun

2014 menunjukkan jumlah appendicitis yang

dirawat di rumah sakit sebanyak 4.351

kasus.

Jumlah

ini

meningkat

drastis

dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu

sebanyak 3.236 kasus. Awal tahun 2014,

tercatat 1,889 kasus di Jakarta yang dirawat

di rumah sakit akibat appendicitis (A.

Arianti,

2014).

Kementrian

kesehatan

menganggap appendicitis merupakan isu

prioritas kesehatan di tingkat lokal dan

nasional karena mempunyai dampak besar

pada kesehatan masyarakat (A. Arianti,

2014). Insiden appenicitis, kelompok usia

yang umumnya mengalami appendicitis

yaitu pada usia antara 20-30 tahun. Insiden

laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan

perempuan (Black M Joyce & Jane

Hokanson

Hawks,

2014).

Laporan

Departemen Kesehatan mengenai kejadian

Appendictomi atas indikasi appendicitis

meningkat dari 162 pada tahun 2005 menjadi

983 kasus pada tahun 2006 dan 1281 kasus

pada tahun 2007.

METODE PENELITIAN

Populasi dan sample

Populasi

Populasi merupakan kumpulan objek atau

subjek yang diteliti (Tahun, 2017).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua

pasien yang akan dan telah dilakukan operasi

appendictomi di Rumah Sakit Islam Jakarta

Pondok Kopi pada bulan Ferbuari 2017

sebanyak 20 kasus pasien appendictomi.

Sampel

Sampel adalah sebagian kecil dari jumlah

dan karakteristik yang ada pada populasi

yang dianggap dapat mempresentasikan

populasi (Tahun, 2017).

Kriteria sampel pada penelitian ini adalah :

Pasien yang akan dan telah menjalani

operasi appendictomi

Pasien yang bersedia menjadi responden.

Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit

Islam Jakarta Pondok kopi pada bulan

Februari 2017.

(3)

Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan saat

pasien

sudah

melaksanakan

tindakan

pembedahan dan sudah berada diruang rawat

kembali. Data diambil dalam satu waktu

dengan memberikan kuesioner dan observasi

sebagai alat pengambilan data. Kuesioner

adalah alat untuk memperoleh informasi dari

responden, kuesioner yang digunakan untuk

mengamati pelaksanaan mobilisasi dini.

Observasi adalah alat untuk mengamati

suatu obyek, dalam penelitian ini mengamati

penyembuhan

luka

yang

diidentifikasi

melalui lembar observasi dengan obyek

pengamatan yang dilakukan peneliti untuk

mengamati penyembuhan luka operasi

appendictomi.

Analisa data

Data yang sudah terkumpul akan di proses

dengan cara komputerisasi. Teknik analisa

data untuk memberikan informasi yang

bermakna yang diperoleh dengan cara uji

statistik. Analisa data dilakukakan dengan

analisa univariat dan analisa bivariat.

Analisa univariat

Adalah analisa yang dilakukan untuk satu

variabel atau analisa deskriptif. Analisa

univariat dalam penelitian ini adalah

mengetahui distribusi dan presentasi variabel

tingkat kepatuhan, mobilisasi dini dan

penyembuhan

luka

post

operasi

appendictomi.

Analisa bivariat

Adalah analisa yang dilakukan untuk

menganalisa hubungan dua variabel. Analisa

bivariat dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui

hubungan

dua

variabel

independen dan variabel dependen yaitu

tingkat

kepatuhan

sebagai

variabel

independen dengan penyembuhan luka post

operasi

appendictomi

sebagai

variabel

dependen.

Dalam hal ini menggunakan uji statistik Kai

kuadrat/chi- squre melalui komputerisasi

program SPSS versi 24 dengan derajat

kepercayaan 95% atau tingkat kemaknaan α

= p < 0,05.

HASIL PENELITIAN

Hasil Analisis Univariat

Dalam analisis univariat akan menjelaskan

secara deskripsi mengenai tingkat kepatuhan

dan

penyembuhan

luka

post

operasi

appendictomi.

Distribusi

frekuensi

tingkat

kepatuhan

mobilisasi

dini

pasien

post

operasi

appendictomi bulan Februari 2017 di rumah

Sakit

Islam

Jakarta

Pondok

Kopi.

Tabel 1. Tabel Univariat Tingkat Kepatuhan Mobilisasi Dini (n=20)

Tingkat Kepatuhan Jumlah Persen

Patuh 17 85%

Tidak patuh 3 15%

Total 20 100%

(4)

Berdasarkan tabel 1. distribusi

tingkat kepatuhan mobilisasi dini dapat

digambarkan bahwa dari 20 orang pasien

terdapat 17 orang pasien atau 85% yang

patuh menjalankan mobilisasi dini di bulan

Februari 2017.

frekuensi penyembuhan luka post

operasi appendictomi bulan Februari 2017 di

Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok kopi.

Tabel 2. Tabel Univariat penyembuhan luka post operasi appendiictomi (n=20)

Penyembuhan luka post Jumlah Persen

operasi appendictomi

Sembuh 17 85%

Belum sembuh 3 15%

Total 20 100%

Berdasarkan

tabel

2.

distribusi

penyembuhan

luka

post

operasi

appendictomi bahwa dari 20 orang pasien

terdapat 17 orang pasien atau 85% yang luka

post operasi appendictomi sembuh di bulan

Februari 2017.

Hasil Analisa Bivariat

Analisa Bivariat untuk mengetahui

hubungan

antara

tingakat

kepatuhan

mobilisasi dini dengan penyembuhan luka

sembuh post operasi appendictomi di

Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi di

bulan Februari 2017 dengan menggunakan

uji

statistik

chi-square

test,

yang

menunjukkan bahwa p Value = 0,000 atau

p Value < α 0,05 yang kesimpulannya Ho

ditolak dan Ha diterima yang artinya ada

hubungan yang bermakna antara tingkat

kepatuhan dengan penyembuhan luka post

operasi appendictomi, untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dari uji statistik yang peneliti

lakukan pada tabel 2.

Tabel 3. Tabel Hubungan tingkat kepatuhan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka

post operasi appendictomi bulan Februari di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi

tahun 2017

Tingkat Penyembuhan luka post Total p

Kepatuhan operasi appendictom

Mobilisasi n(%) Value

Dini Sembuh Belum sembuh

Jml % Jml % Jml %

Patuh 17 85% 0 0% 17 85%

Tidak Patuh 0 0% 3 15% 3 15%

(5)

Berdasarkan tabel 3. didapatkan bahwa

terdapat 17 orang pasien atau 85% yang

mendapatkan patuh menjalankan mobilisasi

dini yang telah dinyatakan sembuh pada

luka post operasi appendictomi dan terdapat

3 orang pasien atau 15% tidak patuh

melakukan mobilisasi dini dan luka post

operasi belum sembuh.

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan

bahwa p Value 0,000 < 0,05 dengan

kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima

yang artinya ada hubungan yang bermakna

antara tingkat kepatuhan mobilisasi dini

dengan penyembuhan luka post operasi

appendictomi.

PEMBAHASAN

Hubungan tingkat kepatuhan mobilisasi

dini dengan penyembuhan luka post

operasi appendictomi.

Hasil penelitian didapat bahwa dari

20 oarang pasien yang dilakukan operasi

appendictomi terdapat 17 orang pasien atau

85% yang diantaranya patuh melakukan

mobilisasi dini dengan luka post operasi

appendictomi sembuh. Dengan p Value

0,000 < 0,05 dimana Ho ditolak dan Ha

diterima yang artinya ada hubungan yang

bermakna

antara

tingkat

kepatuhan

mobilisasi dini dengan penyembuhan luka

post operasi appenictomi.Persiapan pada

pasien

yang

akan

dilakukan

operasi

appendictomi

salah

satunya

adalah

memberikan informasi mengenai latihan

mobilisasi dini, karena informasi yang

diberikan

kepada

pasien

agar

pasien

mendapatkan informasi dan mau melakukan

mobilisasi

dini

dengan

mengetahui

gambaran dari tahap-tahap mobilisasi dan

mengerti tujuan dari mobilisasi dini pada

post

operasi

dan

mendapatkan

hasil

pembedahan yang positif. Menurut Bunker

Caroline Rosdahl & Mary T. Kowalski, 2014

yaitu informasi diberikan sebelum operasi

atau edukasi pra operasi yang bertujuan

untuk pasien lebih mampu melakukan

latihan dan mengerti tujuan juga alasan dari

latihan sebelum operasi. Begitu pula

menurut Black M. Joyce & Jane Hokanson

Hawks, 2014. Salah satu peran perawat

adalah sebagai edukator (Bunker Caroline

Rosdahl, 2014)

Menurut

Kemenkes

Republik

Indonesia tahun 2012 kepatuhan adalah satu

bentuk perilaku yang timbul karena adanya

interaksi antara petugas kesehatan dengan

pasien sehingga pasien mengetahui rencana

dan konsekuensinnya dan pasien juga

menyetujui rencana tersebut juga pasien mau

melaksanakan rencana tersebut.

Kepatuhan

menurut

Notoatmojo,

2012 adalah tingkat perilaku yang tertuju

terhadap interuksi atau petunjuk yang

diberikan dalam bentuk terapi apapun yang

ditentukan baik diet, latihan, pngobatan atau

menepati janji bertemu dengan dokter.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

tingkat

kepatuhan

pasien

dalam

melaksanakan

interuksi

dari

tenaga

kesehatan antara lain : pemahaman tentang

intruksi

yang

diberikan

oleh

tenaga

kesehatan, kualitas interaksi oleh tenaga

kesehatan

kepada

pasien,

sosial

dan

dukungan keluarga untuk melaksanakan

intruksi dengan optimal serta keyakinan,

sikap dan kepribadian. (Notoatmojo, 2012).

(6)

Pendekatan

praktis

untuk

meningkatkan kepatuhan pasien menurut

Notoatmojo,2012 antara lain : membuat

intruksi tertulis dan yang mudah dipahami

oleh pasien, memberikan informasi tentang

program terapi atau program latihan bagi

pasien, memberikan daftar tertulis yang

harus diingat.

Informasi yang diberikan ke pasien

sebelum operasi menurut Black M. Joyce &

Jane Hokansson Hawk, 2014 anatara lain :

informasi tentang latihan nafas dan batuk,

latihan gerak, perawatan luka yang tepat dan

informasi tentang nutrisi yang optimal bagi

pasien setelah melaksanakan operasi.

Memberikan informasi kepada pasien

merupakan

salah

satu

upaya

untuk

meningkatkan

kepatuhan

pasien

dan

keberhasilan pasien dalam pengobatan akan

bisa dicapai apabila diberikan informasi

yang sesuai kebutuhan pasien secara tertulis.

Informasi

yang

diberikan

oleh

perawat sesuai dengan perannya, untuk itu

perawat harus memiliki pengetahuan tentang

mobilisasi dini, perawatan luka serta nutrisi

bagi

pasien

yang

telah

dilakukan

operasiyang bertujuan agar pasien mau

melaksanakan mobilisasi dini secara mandiri

maupun dibantu. Pelayanan keperawatan

dijalankan baik secara langsung ke pasien

ataupun secara delegasi ke teman sejawat.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Heri Bakhtiar et all athun

2013 tentang “Hubungan tingakat kepatuhan

pelaksanaan protap perawatan luka post SC

dengan kejadian infeksi luka post SC di

ruang Melati RSUP NTB dengan p Value

0,000 < 0,05 yang berarti ada hubungan

yang signifikan kejadian infeksi terhadap

kepatuhan menjalankan protap perawatan

luka post SC.

Hal ini diperkuat juga dengan

penelitian yang dilakukana oleh Cici

Ratwasi et all, 2017 bahwa pengaruh

promosi kesehatan mobilisasi dini pada ibu

post sectio caesaria di RSPB Pekan Baru

yang

menyatakan

tingkat

pengetahuan

tentang mobilisasi dini dapat diperoleh

melalui

promosi

kesehatan

tentang

mobilisasi dini yaitu terdapat perbedaan

pelaksanaan mobilisasi dini sebellum dan

sesudah diberilkan pendidikan kesehatan hal

ini juga diperkuat oleh penelitian yang

dilakukan oleh A. Arianti, 2017 yang

menyatakan

bahwa

efektifitas

edukasi

menggunakan video animasi mobilisasi dini

dengan kecepatan pemulihan kemampuan

berjalan pada pasien pasca pembedahan

yang

menyatakan

terdapat

perbedaaan

kecepatan pemulihan kemampuan berjalan

pada kelompok kontrol dan intervensi

dimana pemberian edukasi video animasi

mobilisasi

dini

mampu

meningkatkan

kecepatan pemulihan kemampuan berjalan

pada pasien pasca pembedahan. Hal ini juga

diperkuat

oleh

penelitian

yang

telah

dilakukan oleh Amik Mulyadi, 2016 yang

menyatakan pengaruh edukasi dan latihan

mobilisasi dini terhadap tingkat kecemasan

dan kemandirian paisen post operasi Total

Knee Replace dimana terdapat kemandirian

dan penurunan kecemasan pada psien yang

dilakukan operasi Total Knee Replace

setelah dilakukan edukasi dan latihan

mobilisasi dini terdapat perbedaan tingkat

kemandirian dan kecemasan pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

(7)

Menurut pendapat peneliti bagi

pasien yang patuh menjalankan mobilisasi

dini

setelah

operasi,

luka

operasi

appendictomi akan sembuh sesuai fase-fase

penyembuhan luka secara normal.

Dari

gambaran

diatas

peneliti

memberikan saran kepada pihak rumah sakit

untuk dapat menyediakan sumber daya

berupa media promosi baik berupa media

cetak maupun elektronk seperti menyediakan

leaflet

untuk

mendukung

pelaksanaan

mobilisasi dini dan mobilisasi dini bagi

pasien post operasi dapat dimasukkan

kedalam

asuhan

keperawatan

yang

terintegrasi sehingga luka post operasi dapat

cepat sembuh dan mengurangi lamanya

perawatan pasien post operasi di rumah

sakit.

Bagi tenaga kesehatan terutama

perawat untuk dapat menambah pengetahuan

tentang mobilisasi dini setelah operasi agar

dapat memberikan informasi yang benar dan

tepat kepada pasien post operasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan

Ada hubungan yang bermakna yaitu p Value

= 0,012 ( p value < 0,05 ) antara edukasi

mobilisasi dini dengan tingkat kepatuhan

terhadap luka post operasi appendictomi

sembuh.

Ada hubungan yang bermakna yaitu p Value

= 0,000 ( p Value < 0,05 ) antara

mobilisasi dini dengan luka post operasi

appendictomi sembuh.

Saran

Bagi Perawat

Perawat diharapkan mempunyai ilmu

pengetahuan

untuk

dapat

memberikan

edukasi terhadap pasien dan keluarga,

edukasi

sebaiknya

diberikan

sebelum

menjalani operasi appendictomi sehingga

pasien dan keluarga tidak lupa dan mengerti

tujuan dari edukasi yang diberikan yang

diharapkan pasien dan keluarga mampu

secara aktif dan optimal menjalankan apa

yang sudah diedukasi sebelum operasi

appendictomi.

Bagi Rumah Sakit

Rumah sakit diharapkan mampu

menyediakan sumber daya berupa media

promosi baik berupa media cetak maupun

media elektronik seperti menyediakan leaflet

sebagai pendukung pelaksanaan mobilisasi

dini dan memasukkan edukasi mobilisasi

dini kedalam edukasi yang terintegrasi pada

pasien yang akan menjalani pembedahan.

Bagi peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat

menjadi sumber referensi dalam penelitian

selanjutnya mengenai hubungan pemberian

edukasi

mobilisasi

dini

terhadap

penyembuhan

luka

post

operasi

appendictomi

dan

bisa

dikembangkan

menjadi lebih baik lagi dengan disain

berbeda serta perlu dikaji lebih jauh lagi dan

mendalam

tentang

faktor

yang

mempengaruhi

pemberian

edukasi

mobilisasi dini dan pelaksanaan mobilisasi

dini yang terhadap penyembuhan luka post

operasi appendictomi sehingga mendapatkan

kiat-kiat untuk bidang perawatan guna

meningkatkan mutu dan pelayanan perawat

(8)

dan rumah sakit dalam meningkatkan

kepuasan

pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Ajidah & Yusran Haskas.2014.Pengaruh

mobilisasi dini terhadap peristaltik

usus pada pasien pasca operasi

laparatomi diruang rawat inap

RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo

Makasar. Jurnal kesehatan Stikes

Nani Hasanudin makasar;vol.3 no.6

ISSN 2302-1721.

Amik Mulyadi,2016.Pengaruh Edukasi dan

Latihan Mobilisasi Dini terhadap

tingkat

Kecemasan

dan

Kemandirian Pasien Post Operasi

Total Kenee Replacement.Jurnal

Keperawatan Respati Yogyakarta

dikutip tanggal 22 Maret 2017

pukul 16.

Angkasa

celvin.2016.Appendicitis.http//haria

n analisadaily.com. diakses tanggal

2 Januari 2017

A.Arianti.2014.Efektifitas Edukasi Video

Animasi Mobilisasi Dini pada

Pemulihan Kemampuan Berjalan

Pasien Pasca Pembedahan. Jurnal

Keperawatan respati Yogyakarta

dikutip tanggal 22 Maret 2017

pukul 15.

Arisanty

P.

Irma.2014.Konsep

Dasar

Manajemen

Perawatan

Luka.Penerbit

buku

kedokteran

EGC,Jakarta.

Bahtiar Heri et all,2013.Hubungan Tingkat

kepatuhan

Pelaksanaan

Protap

Perawatan Luka Post SC dengan

Kejadian Infeksi luka Post SC di

Ruang Melati RSUP NTB.

Bilotta. A. J. Kimberly.2014.Kapita Selecta

dengan

Implikasi

keperawatan.Penerbit

buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Black.

M.

Joyce

&

Jane

Hokanson.2014.Keperawatan

medikal Bedah manajemen Klinis

untuk

Hasil

yang

Diharapkan.Penerbit Elsevier,Edisi

8 buku I, Indonesia.

Bunker Caroline Rosdahl & Marry T.

Kowalski,

2014.Buku

Ajar

Keperawatan Dasar.Penerbit buku

kedokteran EGC. Jakarta

.

Cici

Ratmiwasi

et

all,2017.Pengaruh

Promosi kesehatan mobilisasi Dini

terhadap Pelaksanaan Mobilisasi

Dini pada Ibu Post partum Sectio

Caesaria

di

RSPB

Pekan

Baru.Jurnal Endurance 2(3) october

2017 (346-353) dikutip tanggal 22

Maret 2017 pukul 14.

dr Theddeus O. H, 2016.Panduan Klinis

Manajemen Luka.Penerbit buku

kedokteran EGC, Jakarta.

Elang Mohammad Atoilah & Engkuss

Kusnadi.2013.Askep pada Klien

dengan

Gangguan

Kebutuhan

Dasar

Manusia.penerbit

Inmedia,Jakarta.

Elfrida

Nainggolan

&

Lamria

Simanjuntak.2013.Hubungan

mobilisasi dini dengan lamanya

penyembuhan luka pasca operasi

appendictomi di zaal C Rumah sakit

HKBP Balige tahun 2013.Jurnal

keperawatan HKBP Balige, Vol 1

no.2.

Intan

Meyty

Megawati

(9)

penyuluhan

Tentang

Mobilisasi

Dini

Terhadap

Peningkatan

Pengetahuan

Ibu

Post

Sectio

Caesaria.JIDAN

Jurnal

Ilmiah

Bidan Volume 3 Nomer 1. Januari –

Juni 2015 dikutip tanggal 22 Maret

2017 pukul 19.

LeMone Priscilla & Kaen M. Burke Barrene

Bauldof.2017.Buku

Ajar

Keperawatan

Medikal

Bedah.Penerbit buku Kedokteran

EGC, Jakarta.

Mufidaturrohmah.2017.Dasar-dasar

keperawatan buku referensi ilmu

dasar keperawatan.Penerbit gava

Medika. Jakarta.

Notoatmojo Soekirjo.2012 Ilmu Perilaku

kesehatan.Edisi

revisi.Pt.Rineka

cipta.Jakarta

Pilliteri.1999.Maternal & Child Health

Nursing Care of the Children &

Childbearing Family.Thid Edition

Lippincort,Philadephia 7.

R.

Theodore,1995.Ilmu

Bedah.Penerbit

EGC.Jakarta.

Tahun Dr Omega.2017.Statistika untuk Ilmu

Kesehatan. Teori dan aplikasi

SPSS. Penerbit Wahana Resolusi,

Yogyakarta

.

Tia Miltrawati, Andoko, Dessy Hermawan.

2015.Hubungan Mobilisasi Dini

dengan Lamanya Penyembuhan

Luka

Pasien

Pasca

Operasi

Appendictomi

diruang

Bedah

RSUD Jend. A. Yani Metro. Jurnal

Kesehatan Holistik.5(12).71-75.

Vita

Andina

Sutanto

&

Yuni

fitriana.2017.Kebutuhan

Dasar

Manusia Teori dan aplikasi dalam

Praktek

keperawatan

profesional.Pustaka

Baru

Press,Jakarta.

Wilkinson

M.

Judith.2016.Diagonosis

Keperawatan.Penerbit

buku

kedokteran EGC. Edisi 10, Jakarta.

Wira

Ditya,

Asril

Zahari,

Afriwardi.2016.Hubungan

mobilisasi dini dengan proses

penyembuhan luka pada pasien

pasca laparatomi di bangsal pria

dan wanita RSUP dr. M. Djamil

Paang.Jurnal

Kesehatan.

http//Jurnal.FK. Unand. Ac id.7

(12)

Referensi

Dokumen terkait

1) Seorang peneliti ingin membandingkan produktivitas tumbuhan bawah pada dua tegakan yakni tegakan mahagoni dan tegakan Pinus merkusii dimana pada masing-masing tegakan

Kami menyadari bahwa kehadiran seri buku ini turut membantu Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Maluku Tenggara Barat dalam memberikan informasi baru bagi mayarakat di

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan beserta hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka didapatkan kesimpulan sebagai

Penelitian model GI-GI oleh Nur (2016) dengan hasil bahwa model GI-GI berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif dan keterampilan proses

Ibu Asmah : Dalam mengajari anak mereka dalam pembelajaran jarak jauh bahwa menurut mereka orang tua disebut juga guru pertama kali bagi anak di rumah, sehingga selama

Jadi Menurut Abdurrahman Wahid ada beberapa alasan mengapa Islam disebut sebagai agama demokrasi : Pertama, Islam adalah agama hukum, artinya agama Islam berlaku

Haruan-kitosan tripolifosfat yang diformulasi dalam bentuk gel (K3 dan K4) pada penelitian ini terbukti berkhasiat dapat menyembuhkan luka apabila dibandingkan

Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Program Gerbang Emas Serasi berkomitmen untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan melalui pembinaan kelompok- kelompok