Pemateri
Drs.Zulkifli,Ak.MM.CA
Lembaga Peningkatan Kapasitas Aparatur
Pemerintahan Indonesia (LEPENKAPI)
Kabupaten Bireuen
Tgl. 5 Oktober 2020
Penatausahaan Keuangan Desa/Gampong
Penatausahaan adalah pencatatan seluruh transaksi keuangan,baik
peneimaan maupun pengeluaran uang dalam satu tahun anggaran.
Penatausahaan keuangan Desa/Gampong yang merupakan bagian dari
proses pengelolaan keuangan adalah proses administrasi pencatatan kegiatan keuangan Gampong dengan menggunakan formulir/ dokumen/ buku yang dilakukan oleh Kaur Keuangan.
Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai
pelaksanaan fungsi Perbendaharaan, Kaur Keuangan wajib melakukan pencatatan terhadap seluruh transaksi yang ada yaitu berupa penerimaan pendapatan Gampong dan pengeluaran belanja Gampong serta pembiayaan Gampong.
Penatausahaan keuangan Desa/Gampong yang dilakukan oleh Kaur
Keuangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu berupa PEMBUKUAN dan
Penatausahaan Pendapatan
Penatausahaan pendapatan Gampong adalah proses pencatatan
yang dilakukan oleh Kaur Keuangan terhadap seluruh transaksi penerimaan pendapatan Gampong yang meliputi Pendapatan Asli Desa/Gampong, Transfer, dan Pendapatan Lain.
Buku yang terkait dengan penatausahaan pendapatan
Desa/Gampong terdiri dari Buku Kas Umum, Buku Bank, dan Buku Rincian Pendapatan.
Selain Kaur Keuangan, Pelaksana Kegiatan juga melakukan
penatausahaan terkait penerimaan khususnya terkait swadaya, partisipasi dan gotong royong melalui Buku Kas Pembantu Kegiatan.
Setiap pencatatan penerimaan harus disertai dengan bukti yang
lanjutan
Dokumen sumber yang dijadikan dasar pencatatan penerimaan
pendapatan oleh Kaur Keuangan Gampong antara lain; bukti transfer deviden, kuitansi penerimaan, tanda terima retribusi (yang dibuat oleh petugas pemungut), tanda terima pungutan, tanda terima swadaya tunai (swadaya berupa uang), tanda terima barang (swadaya berupa barang), daftar hadir (swadaya berupa tenaga), dan nota transfer/nota kredit.
Atas penerimaan tunai yang diterimanya, Kaur Keuangan Gampong
harus membuat bukti kuitansi tanda terima dan dicatat pada Buku Kas Umum Gampong.
Semua penerimaan pendapatan Desa/Gampong dicatat dalam
Penatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan keuangan desa meliputi, penatausahaan
penerimaan dan penatausahaan pengeluaran;
Penatausahaan dilakukan oleh Kaur Keuangan;
Buku Administrasi Keuangan yang digunakan adalah:
a. Buku Kas Umum;
b. Buku Pembantu Pajak;
c. Buku Pembantu Bank; dan
d. Buku Pembantu Panjar.
e. Buku Rincian Pendapatan
§
Selain Buku Administrasi keuangan tersebut diatas setiap
kepala urusan atau kepala seksi selaku PPKD wajib
membuat
Buku Kas Pembantu Kegiatan.
Prosedur penatausahaan Penerimaan Keuangan Desa
Penatausahaan penerimaan Desa meliputi prosedur penerimaan dan prosedur pelaporan pertanggungjawaban.
Prosedur penerimaan meliputi:
a. penerimaan melalui kaur keuangan; b. penerimaan melalui Bank; dan
c. penerimaan melalui Petugas Pemungut.
A. Prosedur penerimaan melalui Kaur Keuangan:
a. Penyetor mengisi atau Kaur Keuangan membuatkan tanda bukti
penyetoran yang ditanda tangani oleh penyetor dan kaur keuangan selaku penerima penyetoran;
b. Kaur Keuangan menerima uang dan mencocokkan dengan tanda
bukti penyetoran;
c. Kaur Keuangan mencatat penerimaan sesuai dengan tanda bukti
penyetoran;dan
B. Prosedur Penerimaan Melalui Bank
a.
Penyetor mengisi dan menandatangani tanda bukti
penyetoran dan/atau tanda bukti lainnya sesuai
ketentuan perbankan;
b.
Bank
menempatkan
uang
penyetor
sebagai
penerimaan Desa pada
Rekening Kas Desa
;
c.
Penyetor/Bank
menyampaikan
pemberitahuan
kepada kepala Desa; dan
d.
Kaur Keuangan mencatat penerimaan yang disetor
lanjutan
Prosedur Penerimaan Melalui Petugas Pemungut
a.
Kepala Desa menetapkan petugas pemungut dengan Surat
Keputusan;
b.
Penyetor mengisi atau petugas pemungut membuatkan
tanda bukti penyetoran yang ditandatangani oleh
penyetor dan petugas pemungut selaku penerima
penyetoran;
c.
Petugas Pemungut menerima uang dan mencocokkan
dengan tanda bukti penyetoran;
d.
Petugas Pemungut dapat menyetorkan penerimaan
melalui Kaur Keuangan atau Bank;
e.
Petugas
Pemungut
menyampaikan
pemberitahuan
penyetoran kepada Kepala Desa dan Kaur Keuangan,
apabila penyetoran melalui Bank; dan
f.
Kaur Keuangan mencatat penerimaan yang disetor
Pihak yang Terkait Dalam Penatausahaan Penerimaan a.
Kepala Desa;
b.Sekretaris Desa;
c.Kaur Keuangan;
d.Petugas Pemungut;dan
e.Bank.
Dokumen yang digunakan Dalam Penatausahaan Penerimaan
a.
Buku Kas Umum;
b.
Tanda Bukti penyetoran dan/atau bukti penerimaan
lainnya; dan
Prosedur Pelaporan Pertanggungjawaban Penerimaan
a. Kaur Keuangan membuat dan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban seluruh penerimaan kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya;
b. Sekretaris Desa melakukan dan menyampaikan hasil verifikasi,
evaluasi dan analisa kepada Kepala Desa;
c. Apabila hasil verifikasi, evaluasi dan analisis terdapat
ketidaksesuaian atau kesalahan, Sekretaris Desa mengembalikan laporan kepada Kaur Keuangan untuk diperbaiki;
d. Berdasarkan hasil verifikasi, evaluasi dan analisis sebagaimana
dimaksudkan pada huruf (b) Kepala Desa melakukan klarifikasi dan pemeriksaan, dan selanjutnya dapat mengesahkan laporan pertanggungjawaban penerimaan; dan
e. Apabila hasil klarifikasi dan pemeriksaan terdapat
ketidaksesuaian atau kesalahan, kepala Desa mengembalikan laporan kepada Kaur Keuangan untuk diperbaiki melalui Sekretaris Desa.
lanjutan
Sedangkan untuk penerimaan transfer yang masuk ke dalam RKD, Kaur Keuangan
Desa/ Gampong akan mendapat informasi dari bank berupa nota kredit. Berdasarkan nota kredit, Kaur Keuangan Desa/ Gampong melakukan pencatatan ke dalam Buku Bank. Penerimaan berupa kas maupun nonkas/transfer harus disertai dengan bukti-bukti yang lengkap dan sah, serta dicatat secara benar dan tertib.
Atas bukti penerimaan swadaya masyarakat berupa uang/barang/tenaga, akan
dicatat dan dilaporkan oleh Kaur Keuangan sebagai realisasi Pendapatan Swadaya Partisipasi dan Gotong Royong dalam kelompok Pendapatan Asli Gampong.
PMK N0.50/2020
§ Pembukuan keuangan Desa adalah Landasan dari sistem akuntansi
keuangan Desa, oleh karena itu setiap transaksi keuangan desa baik penerimaan maupun pengeluaran yang harus dilakukan pencatatan secara berkala dan tersistem oleh Kaur Keuangan Desa, 4 (empat) Buku yang wajib dibuat oleh Kaur Keuangan Desa;
1. Buku Kas Umum (Cash Book),
2. Buku Pembantu Bank (Bankbook),
3. Buku Pembantu Pajak (the tax book), dan 4. Buku Pembantu Panjar (imprest book)
§ Selain Kaur Keuangan membuat Buku Kas Umum (BKU), ia juga
wajib membuat Buku Pembantu Kas Umum, seperti halnya Buku Pembantu Bank, Buku Pembantu Pajak (lihat ps.64 ayat 1 dan 2 Permendagri No.20Tahun 2018).
BUKU RANCANGAN APB DESA
Pemerintah Desa... Tahun Anggaran 2020
No. Kode
Rekening U R A I A N Anggaran Keterangan
1 Pendapatan
1 1 Pendapatan Asli Desa (PAD) 1 1 1 Hasil Usaha
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Desa...………Kecamatan... Tahun Anggaran 2020 Bidang : Sub Bidang : Kegiatan : Waktu Pelaksanaan : Rician Pendanaan :
No .Urt URAIAN Vol.
Harga Satuan
Rp.
Jumlah Rp.
Buku Kas Pembantu Kegiatan Desa...Kecamatan...
Tahun Anggaran 2020 1.Bidang :
2. Kegiatan:
No.Urt Tgl. U r a i a n Penerimaan(Rp.) BuktiNo. Pengeluaran(Rp.)
Dari Kaur Keu Swadaya Masy. Bel.Brg/Jasa Bel.Modal 1 2 3 4 5 6 7 8
lanjutan
Selain pencatatan pada Buku Kas Umum dan Buku Bank, juga
dilakukan pencatatan pada Buku Pembantu Rincian Pendapatan.
Atas bukti penerimaan swadaya masyarakat berupa uang/barang/tenaga, akan dicatat dan dilaporkan oleh Kaur Keuangan Desa/ Gampong sebagai realisasi Pendapatan Swadaya Partisipasi dan Gotong Royong dalam kelompok Pendapatan Asli Gampong.
Selain pencatatan pada Buku Kas Umum dan Buku Bank, juga
dilakukan pencatatan pada Buku Pembantu Rincian Pendapatan.
Pelaksana Kegiatan juga melakukan pencatatan penerimaan pendapatan dari swadaya masyarakat.
Pencatatan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan dilakukan dalam
Penatausahaan Pengeluaran Keuangan Desa
Pengeluaran atas beban APBDesa dilakukan berdasarkan Rencana Anggaran Kas Desa (RAK Desa) yang telah disetujui oleh Kepala Desa/Keuchiek.
Pembayaran untuk kegiatan secara Swakelola dikeluarkan oleh Kaur Keuangan kepada Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran atas dasar DPA dan SPP yang diajukan serta telah disetujui oleh Kepala Desa/Keuchiek.
Pembayaran untuk kegiatan yang dilakukan melalui penyedia barang/jasa dikeluarkan oleh Kaur Keuangan langsung kepada penyedia atas dasar DPA dan SPP yang diajukan oleh Kasi Pelaksana Kegiatan anggaran dan telah disetujui oleh Kepala Desa/Keuchiek.
Pengeluaran atas beban APB Desa untuk belanja Pegawai dilakukan secara langsung oleh Kaur Keuangan dan diketahui oleh Kepala Desa/Keuchiek.
lanjutan
Pengeluaran tersebut diatas dibuktikan dengan kuitansi pengeluaran dan kuitansi penerimaan.
Kuitansi pengeluaran ditandatangani oleh Kaur Keuangan, sedangkan kuitansi penerimaan ditandatangani oleh penerima dana.
Buku Kas Umum ditutup setiap akhir bulan dan dilaporkan oleh Kaur Keuangan kepada Sekretaris Desa paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
Sekretaris Desa melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan tersebut, kemudian disampaikan kepada Kepala Desa/Keuchiek untuk disetujui.
Penatausahaan Pengeluaran Belanja Desa.
Penatausahaan belanja desa adalah proses administrasi pencatatan
terhadap seluruh transaksi pengeluaran belanja desa yang dilakukan oleh Kaur Keuangan Desa ataupun Pelaksana Kegiatan(Kasi).
Belanja desa meliputi semua pengeluaran dari RKD yang merupakan
kewajiban desa dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa.
Dokumen atau formulir yang terkait dengan Penatausahaan Belanja Desa
terdiri dari Rencana Anggaran Biaya (RAB), Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJB), dan bukti kuitansi.
Buku yang digunakan dalam penatausahaan belanja berupa Buku Kas
Umum, Buku Bank dan Buku Kas Pembantu Pajak yang dikelola oleh Kaur Keuangan Desa serta Buku Kas Pembantu Kegiatan yang dikelola oleh Pelaksana Kegiatan.
Tambahan dokumen sebagai alat pengendalian berupa register SPP,
Penatausahaan Pengeluaran Keuangan Desa
§
Belanja Kegiatan yang bersifat tunai yang dikeluarkan
oleh Kaur Keuangan dibuatkan bukti kuitansi pengeluaran
dan dicatat oleh Kaur Keuangan pada Buku Kas Umum.
§
Belanja yang bersifat transfer langsung ke pihak ketiga,
Kaur Keuangan melakukan pencatatan ke dalam Buku
Bank (tidak dicatat di BKU, karena BKU untuk transaksi
tunai).
§
Pencatatan penerimaan baik kas maupun transfer harus
disertai dengan bukti yang lengkap dan sah serta dicatat
secara benar dan tertib.
§
Selain pencatatan transaski pada Buku Kas Umum atau
Buku Bank, Kaur Keuangan juga mencatat kewajiban
perpajakan yang dipotong/dipungut atas transaksi belanja
yang dilakukan.
Lanjutan
§
Atas
pemotongan/pungutan
pajak
yang
dilakukan, Kaur Keuangan mencatat dalam
Buku Kas Pembantu Pajak pada kolom
penerimaan. Nilai Potongan/pungutan pajak
didasarkan pada bukti kuitansi.
§
Ketika Kaur Keuangan melakukan penyetoran
ke Kas Negara melalui Surat Setoran Pajak
(SSP)/e-billing maka Kaur Keuangan mencatat
dalam Buku Kas Pembantu Pajak pada kolom
Pengeluaran.
SOTK Desa/Gampong Sesuai Permendagri No.20 Tahun 2018
Kep.Seksi Kesejahteraan Kep.Seksi
Pemerintaha
Kadus-I Kadus - II Kadus - III Kadus - IV Kadus -V
KaurTata Usaha dan Umum Kaur Keuangan Kepala Desa/Keuchiek Sekretaris Desa/Gampong
Penatausahaan Pengeluaran Desa
§ Penatausahaan Pengeluaran Desa meliputi Prosedur Pengeluaran dan Prosedur Pelaporan Pertanggungjawaban.
A. Prosedur Pengeluaran meliputi:
a. Pengajuan SPP; b. Verifikasi SPP; c. Persetujuan SPP:
d. Perintah Pembayaran;
e. Pertanggungjawaban Penggunaan Dana; dan f. Registrasi
§ Pengajuan SPP sebagaimana dimaksudkan pada huruf (a) meliputi:
a. Pengeluaran Langsung dari Kaur Keuangan; dan b. Pengeluaran melalui PPKD.
B. Pengeluaran Langsung Dari Kaur Keuangan
Pengeluaran pembayaran melaluiTunai.
a.
Pengeluaran yang bersifat Rutin; khusus untuk pembayaran
penghasilan dan tunjangan bagi Kepala Desa dan Perangkat
Desa serta Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dapat
dilakukan dengan cara transfer melalui Bank;
b.
Pengeluaran melalui PPKD; dilakukan dengan cara pemberian
panjar kepada PPKD untuk kegiatan Non Rutin, sedangkan
untuk kegiatan Rutin dengan Non Panjar
c.
Bukti pembayaran uang muka akibat perjanjian/Kontrak
dilampiri dengan dokumen pengadaan barang/jasa.
d.
Besaran uang muka berdasarkan kesepakatan yang dituangkan
dalam perjanjian/kontrak.
Alur Proses Pelaksanaan Pengeluaran Keuangan Desa
Pelaksana Kegiatan
Lampiran SPP:
- Surat Pernyataan
Tggjwb.Belanja - meneliti kelengkapan
- Lampiran Bukti - menguji kebenaran perhitungan Transaksi - menguji ketersediaan Dana
- menolak jika tidak memenuhi syarat
Barang Diterima, Oleh Pelaksana Kegiatan dan mengajukan SPP SPP Verifikasi SPP oleh Sekdes Persetujuan Kepala Desa (Keuchiek) Pembayaran Kaur Keuangan sekaligus menandatangani SPP Pihak ke - III
A. Pihak-pihak yang terkait dlm.penatausahaan Pengeluaran Langsung a. Kepala Desa/Keuchiek; b. Sekretaris Desa; c. Kaur Keuangan; d. PPKD; e. PihakKetiga; dan f. Bank.
B. Dokumen yang digunakan dlm.penatausahaan pengeluaran Langsung dari Kaur Keuangan.
a. Buku Kas Umum;
b. Buku Pembantu Bank;
c. Buku Kas Pembantu Pajak; d. Buku Kas Pembantu Kegiatan;
e. SPP dan dokumen pendukungnya; f. Register SPP;
g. Tanda Bukti Pembayaran/Transfer; dan h. Buku Bank.
Pengeluaran melalui PPKD dengan mekanisme SPP Panjar Kegiatan
1.
PPKD wajib melampirkan SPTJM untuk pengajuan SPP panjar
ke Kaur Keuangan, dengan mekanisme transfer Bank;
2.
PPKD tidak dapat melakukan pengajuan panjar untuk kegiatan
berikutnya apabila panjar yang telah diterima belum
dipertanggung jawabkan atau pengeluaran yang sama yang
belum dipertanggungjawabkan tidak disetor kembali kepada
Kaur Keuangan;
3.
PPKD mengajukan SPP panjar kepada Kepala Desa melalui
Sekretaris Desa dengan melampirkan:
a. SPTJM;
b. Rencana Anggaran Biaya (RAB); dan
c. Dokumen pengajuan panjar kegiatan.
Dokumen yang digunakan untuk Penatausahaan
1.
Buku Kas Umum;
2.
Buku Panjar;
3.
Buku Pembantu Bank;
4.
Buku Pembantu Pajak;
5.
Buku Rincian Objek Pendapatan
6.
Buku Pembantu Kas Kegiatan;
7.
SPP dan dokumen pendukungnya;dan
Contoh Soal /Transaksi (1)
1. Pada tanggal 4 April 2020 menerima transfer Dana Desa (DD) Tahap-I
sebesar Rp.
300.000.000,-2. Pada tanggal 10 April 2020 menerima transfer Alokasi Dana Desa
(ADD) dari Pemerintah Kabupaten Bireuen sebesar Rp.
100.000.000,-3. Pada tanggal 15 April 2020 menerima Dana Bantuan Keuangan Provinsi
sesuai proposal pengajuan bantuan keuangan untuk Pembangunan Irigasi sepanjang 200 mtr. sebesar Rp. 75.000.000
,-4. Pada tanggal 20 April 2020 Kasi/Kaur sebagai PPKD yang menangani
pembayaran Siltap.mengajukan SPP Pembayaran Siltap.bulan Januari 2020 /Maret 2020 sebesar Rp. 23.500.000,-sebagai SPJ terlampir dengan perincian sbb.:
a. Kepala Desa (Keuchiek) sebesar Rp. 7.500.000,-b. Sekretaris Desa sebesar ... Rp. 6.000.000,-c. 7 (tujuh) orang Perangkat Desa ..
Rp.10.000.000,-Lanjutan
5. Pada tanggal 30 April 2020 diterima SPP sebesar Rp.
37.500.000,-untuk Pembangunan Irigasi lengkap dengan SPJ 50 % dari Kasi/PPKD yang menangani. Jika seluruh pembayaran diatas dilakukan dengan transaksi Non Tunai
Bagaimana Kaur Keuangan
mencatat pembukuannya ?.
6. Tanggal 30 April 2020 Penarikan Cek Tunai untuk pengisian Kas
Rp.5.000.000,-Contoh Kasus
Contoh SoalTransaksi (2)
1.
1 April 2020 Terima Transfer Dana Desa/Gampong sebesar Rp.
200.000.000.
2.
5 April 2020 Penarikan Cek.No.xyz oleh Kaur Keuangan Desa/Gampong
sebesar Rp.
20.000.000,-3.
6 April 2020 Panjar kepada Pelaksana Kegiatan SPP No.001 Via Bank sebesar
Rp.
30.000.000,-4.
7 April 2020 Beli 5 Rem Kertas HVS a Rp. 40.000,- =Rp
200.000,-5.8 April 2020 Bayar Gaji Kechik 3 (tga) Bulan sebesar Rp.
4.500.000,-6.8 April 2020 Penerimaan PFK PPh 21 dari Gaji Keuchik Rp.
250.000,-7.10 April 2020 Bayar Honor Perangkat Gampong sebesar Rp.
7.500.000,-8.12 April 2020 Terima Pendapatan Asli Gampang dari Sewa teratak sebesar
lanjutan