• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI WORLD WIDE WEB SEBAGAI SEBUAH GRAF BERARAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI WORLD WIDE WEB SEBAGAI SEBUAH GRAF BERARAH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI WORLD WIDE WEB SEBAGAI SEBUAH GRAF BERARAH

Indah Kuntum Khairina – NIM : 13505088

Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung

E-mail : [email protected]

Abstrak

Makalah ini membahas tentang studi world wide web sebagai sebuah graf berarah. Di sini, sebuah halaman situs kita anggap sebagai simpul dan hyperlink adalah sisi yang menghubungkan simpul-simpul tersebut. Graf semacam ini dikenal dengan istilah web graph.

Struktur dari web-graph sangat berguna untuk mengembangkan algoritma-algoritma pencarian web. Pada makalah ini, dibahas dua jenis algoritma pencarian, yaitu: algoritma HITS dan algoritma trawling. Pada proses pencarian web dengan memasukkan sebuah kata kunci/topik ke dalam search engine ditemukan sebuah fenomena bahwa situs-situs hasil pencarian dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu (1) authorities (situs-situs yang isi/topiknya memang berkaitan dengan kata kunci), dan (2) hubs (situs-situs yang mengenumerasi/mengumpulkan authorities). Algoritma HITS sangat berguna untuk mencari authorities, sementara algoritma trawling dapat digunakan untuk mencari upagraf-upagraf terhubung dari web graph, yang nantinya dapat digunakan untuk mencari hub dari sebuah komunitas maya (yaitu, terdiri dari kumpulan situs-situs dengan topik yang serupa). Namun demikian, algoritma trawling memiliki banyak kelemahan yang disebabkan oleh tak-terhingganya besar ruang pencarian di dalam world wide web.

Dalam makalah ini juga dibahas mengenai sifat-sifat struktural yang didapat melalui pengamatan dari proses pencarian web dalam search engine. Selain itu, makalah ini juga membahas mengenai model dari

web graph.

Kata kunci: graf berarah, web graph, pencarian web, search engine, algoritma HITS, trawling, enumerasi,

graf lingkaran bipartit, random graph.

1. Pendahuluan

Sejak beberapa tahun terakhir, teknologi

informasi, khususnya internet (world wide web), tidak lagi hanya menjadi konsumsi orang-orang yang bekerja di bidang IT saja, tapi juga menjadi konsumsi hampir setiap orang. Hal ini terjadi karena world wide web memang menjanjikan penghematan waktu dan kemudahan dalam melakukan berbagai hal, seperti transaksi perbankan, belanja online, bertukar kabar serta informasi melalui e-mail, dan sebagainya. Oleh karena itu, berbagai perusahaan membuat situs resmi sebagai pelayanan penunjang untuk pelanggan mereka. Situs-situs komunitas dan pribadi juga banyak bermunculan, terutama sejak teknologi weblog menjadi populer. Setiap situs dapat mengacu/menunjuk halaman situs lain

melalui sebuah hyperlink. Berdasarkan

pengamatan, rata-rata sebuah situs memiliki tujuh hyperlinks. Dengan demikian, dapat dipastikan saat ini telah ada berjuta-juta situs

dengan bermiliar-miliar hyperlinks. Jumlah ini masih akan terus bertambah setiap tahun. Pembahasan dalam makalah ini difokuskan pada studi graf berarah yang dihasilkan oleh

hyperlinks sebagai penghubung antar situs;

dikenal dengan istilah web graph. Untuk tujuan tersebut, sebuah halaman situs kita anggap sebagai sebuah simpul dan hyperlink sebagai sisi penghubung situs-situs tersebut. Sebagai contoh, pada gambar graf berarah di bawah ini, himpunan simpul V = {x1,...,xN} adalah halaman-halaman situs dan xi xj jika xi mengandung

(2)

q, q  p

q, p  q Gambar 1 Web Graph sebagai Graf Berarah

Studi mengenai web graph ini menjadi menarik karena beberapa hal berikut. Pertama, struktur dari web graph telah banyak digunakan untuk meningkatkan kualitas pencarian web (misalnya dalam search engine) dan juga digunakan untuk menemukan algoritma topic-classification yang lebih akurat. Kedua, banyak informasi menarik lain yang dapat kita temukan dalam sebuah web

graph, misalnya informasi mengenai ukuran dari web graph itu sendiri (derajat sebuah situs, jarak

antara dua situs, dan lain-lain) atau bahkan informasi mengenai situs apa saja yang paling diminati user saat ini.

2. Algoritma

Algoritma yang dibahas dalam makalah ini adalah algoritma yang berhubungan dengan pencarian web. Berdasarkan pengamatan saat melakukan pencarian topik-topik tertentu dalam

search engine, ditemukan bahwa untuk setiap

topik yang dicari didapatkan dua jenis situs hasil pencarian, yaitu:

1. Authoritative pages (authorities)

Situs-situs yang memang memiliki topik serupa dengan topik yang sedang kita cari.

2. Hub pages (hubs)

Situs-situs yang berisi hyperlinks ke

authoritative pages.

Selanjutnya, hasil pengamatan tersebut

memotivasi pengembangan dua jenis algoritma yang akan dibahas kemudian. Pertama, algoritma pencarian yang menyaring situs-situs yang memang berkaitan dengan topik yang dicari (authorities), dibahas dalam upabab 2.1. Kedua, algoritma untuk mengenumerasi topik-topik dari

authorities untuk kemudian dikumpulkan dalam

sebuah hub, dibahas dalam upabab 2.2.

2.1 Algoritma HITS

Algoritma Hyperlink Induced Topic Search (HITS) Kleinberg memberikan gagasan baru

tentang hubungan antara hubs dan authorities. Dalam algoritma HITS, setiap simpul (situs) p diberi bobot hub (xp) dan bobot authority (yp)

melalui operasi

xp =

yq

dan

yp =

xq

yang dalam hal ini nilai xp diperoleh dari jumlah

seluruh nilai yq di mana q adalah situs-situs yang

menunjuk (mengandung hyperlink) ke situs p

(notasi q  p menunjukkan bahwa q menunjuk

ke p). Sementara nilai yp diperoleh dari jumlah

seluruh nilai xq. Dari operasi tersebut, dapat

dilihat bahwa antara hubs dan authorities

terdapat sebuah hubungan yang saling

memperkuat satu sama lain, yaitu: sebuah hub yang bagus menunjuk ke banyak authorities yang juga bagus, sementara sebuah authority yang bagus ditunjuk oleh banyak hubs yang juga bagus.

Untuk melakukan update secara berkala dari nilai-nilai tersebut, terdapat cara yang lebih

singkat dibanding dengan melakukan

perhitungan ulang dari rumus yang telah dibahas sebelumnya. Pertama-tama, nomori situs-situs hasil pencarian dengan angka {1,2,...,n} dan tentukan matriks ketetanggaan A yang berukuran

n x n dari situs-situs tersebut. Lalu, himpun

seluruh nilai x dalam sebuah vektor x = (x1,x2,...,xn) , lakukan hal yang serupa pada

seluruh nilai y. Selanjutnya, update nilai x dan y dapat dilakukan melalui operasi

x  ATy

 ATAx = (ATA)x

dan

y  ATx

 ATAy = (AAT)y

Di bawah ini adalah gambaran keseluruhan dari algoritma HITS. x6 x7 x5 x4 x3 x2 x1

(3)

Gambar 2 Algoritma HITS

Pada akhirnya, algoritma HITS ini menghasilkan sebuah daftar singkat yang terdiri dari situs-situs dengan bobot hub terbesar serta situs-situs dengan bobot authority terbesar. Yang menarik

dari algoritma HITS adalah: setelah

memanfaatkan kata kunci (topik yang dicari) untuk membuat himpunan akar (root) R, algoritma ini selanjutnya sama sekali tidak mempedulikan isi tekstual dari situs-situs hasil pencarian tersebut. Dengan kata lain, HITS murni merupakan sebuah algoritma berbasis link setelah himpunan akar terbentuk. Walaupun demikian, secara mengejutkan HITS memberikan hasil pencarian yang baik untuk banyak kata kunci. Sebagai contoh, ketika dites dengan kata kunci ”search engine”, lima authorities terbaik yang dihasilkan oleh algoritma HITS adalah Yahoo!, Lycos, AltaVista, Magellan, dan Excite − padahal tidak satupun dari situs-situs tersebut mengandung kata ”search engine”.

2.2 Algoritma Trawling (Penjaringan)

Pada upabab ini, kita beralih ke algoritma kedua yang digunakan dalam pencarian web. Berbeda dengan HITS, yang merupakan sebuah algoritma pencarian yang dirancang untuk menemukan situs-situs dengan topik tertentu, algoritma

trawling mengenumerasi semua topik dan

kemudian memproses keseluruhan web graph. Misalkan Ki,j adalah sebuah graf bipartit lengkap,

yaitu setiap simpul pada himpunan i terhubung langsung dengan setiap simpul pada himpunan j. Kemudian, buatlah sebuah graf lingkaran bipartit

Ci,j (yaitu, graf dengan himpunan simpul i + j

yang mengandung paling sedikit sebuah Ki,j

sebagai upagraf). Gambaran tersebut

menjelaskan bahwa pada pencarian setiap topik dalam world wide web, akan dihasilkan sebuah graf lingkaran bipartit dalam web graph-nya. Gambar di bawah ini mengilustrasikan sebuah contoh graf C4,3 di mana keempat situs di sebelah

kiri memiliki hyperlinks ke tiga situs perusahaan besar yang bergerak di bidang penerbangan (terletak di sebelah kanan).

Gambar 3 Graf Lingkaran Bipartit

Upagraf K4,3 dari web graph di atas dapat disebut

sebagai sebuah ”komunitas maya” yang terdiri

dari perusahaan-perusahaan penerbangan

komersial yang kemudian menghasilkan hubs, yaitu keempat situs di sisi kiri. Situs-situs ini menunjuk pada authorities yang terletak di sisi kanan.

Katakanlah, sebuah komunitas maya muncul dalam ketika banyak hubs menunjuk ke banyak

authorities yang sama. Dalam banyak kasus, hubs dari komunitas-komunitas tersebut tidak

menunjuk ke semua authorities yang

bersesuaian. Alamat dan jumlah authorities yang ditunjuk oleh hubs sangat mungkin berbeda satu sama lain. Dengan mengetahui fakta ini, dapat kita nyatakan sebuah hipotesis (yang lemah)

www.embrair.com www.airbus.com www.boeing.com

langkah 1: Kumpulkan sejumlah r situs hasil

pencarian sebuah topik yang terletak paling atas (highest-ranked) dari sebuah search engine. Sejumlah r situs ini dikumpulkan dalam sebuah himpunan akar (root) R.

langkah 2: Buatlah sebuah himpunan basis

(base) S yang berukuran n, dengan cara memperbesar himpunan R (yaitu, menambah anggota himpunan dengan semua situs yang ditunjuk oleh situs-situs di R dan paling banyak sejumlah d situs tambahan tersebut menunjuk ke situs-situs di R).

langkah 3: Buatlah graf G[S] yang dihasilkan

oleh situs-situs pada himpunan S sebagai simpul. Terdapat dua jenis links dalam graf G[S] ini, yaitu: transverse links (links antara situs-situs yang alamat domainnya berbeda) dan intrinsic links (links antara situs-situs yang berdomain sama). Semua sisi yang terbentuk dari intrinsic links dihapus dari graf G[S], sehingga yang tersisa hanyalah sisi-sisi dari transverse links.

langkah 4: Buat matriks ketetanggaan A yang

berukuran n x n dan juga matriks transposnya AT.

Normalisasikan vektor eigen ε1 dari ATA yang bersesuaian dengan nilai eigen λ1 terbesar.

langkah 5: Temukan elemen-elemen dengan

nilai absolut dari hasil normalisasi vektor eigen yang besar. Kemudian, definisikan elemen-elemen tersebut sebagain authorities.

(4)

sebagai berikut: setiap komunitas maya akan mengandung sebuah graf lingkaran bipartit Ci,j

dengan nilai-nilai i dan j yang non-trivial. Hipotesis ini juga berarti bahwa untuk setiap nilai i (jumlah hubs) terdapat banyak graf lingkaran bipartit Ci,j dengan nilai j (jumlah

authorities) yang berbeda-beda; hal ini juga

berlaku untuk setiap nilai j. Untuk menindak-lanjuti hipotesis tersebut, kita dapat berusaha untuk menemukan sebuah komunitas maya yang lebih besar dengan cara menyatukan (melalui enumerasi) semua graf lingkaran bipartit tersebut; proses seperti ini disebut sebagai

trawling.

Berdasarkan percobaan mengenumerasi Ci,j

untuk nilai i = 3, akan diperoleh rentang nilai j antara 3 sampai 20. Sementara, untuk nilai j = 3, akan diperoleh rentang nilai i antara 3 sampai 9. Hasil semacam ini memberi kesan bahwa (1) sebuah web graph memiliki ribuan graf lingkaran bipartit, dan (2) hanya sebagian kecil yang tepat − biasanya dicapai jika menggunakan kata kunci/topik yang sangat jelas dan fokus. Pada paragraf berikutnya, akan diberikan penjelasan singkat tentang percobaan ini, diikuti

dengan beberapa penemuan penting dari

percobaan tersebut.

Dilihat dari sisi algoritmik, algoritma pencarian untuk mengenumerasi tersebut menyebabkan dua masalah yang fatal. Pertama, ukuran dari ruang pencarian menjadi sangat amat besar − dengan

menggunakan algoritma ini untuk

mengenumerasi semua graf lingkaran bipartit dari dua situs yang menunjuk ke tiga situs

dibutuhkan pemeriksaan kira-kira 1040 graf

dengan 108 simpul. Kedua, algoritma ini

membutuhkan akses ke sisi-sisi pada web graph secara acak, yang menyebabkan banyak bagian dari graf harus diletakkan di memory utama untuk menghindari pencarian pada disk yang memakan waktu lama dan memory yang lebih banyak setiap kali sebuah sisi diakses.

Dalam percobaan ini, digunakan sebuah

paradigma elimination-generation. Algoritma yang menggunakan paradigma ini akan melewati sejumlah lintasan sekuensial pada web graph, yang kemudian disimpan sebagai relasi biner. Selama melewati tiap-tiap lintasan, algoritma tersebut menuliskan data-data pada web graph tersebut yang telah dimodifikasi/di-update ke dalam disk. Selain itu, algoritma tersebut juga menuliskan beberapa metadata yang terletak di

memory utama yang berguna untuk melewati

lintasan selanjutnya. Proses melewati lintasan-lintasan ini diselingi oleh operasi sort, yang berguna untuk mengubah urutan ketika data

di-scan, dan merupakan bagian terbesar dari proses

tersebut. Operasi sort ini dapat dipandang sebagai operasi pengurutan sisi-sisi berarah dari simpul asal ke simpul tujuan (atau sebaliknya) berdasarkan jumlah derajat masuk dan derajat keluar setiap simpul. Selama melewati tiap lintasan, juga dilakukan proses elimination filter dan generation filter, yang selanjutnya akan dibahas.

Elimination Filter. Ada beberapa persyaratan

sederhana yang harus dipenuhi oleh sebuah simpul agar dapat menjadi bagian dari upagraf yang bersesuaian. Bayangkan sebuah graf

lingkaran bipartit C4,4. Semua simpul yang hanya

memiliki derajat masuk kurang dari 4 tidak dapat menjadi bagian dari sisi sebelah kanan pada graf

C4,4 tersebut. Dengan demikian, sisi-sisi yang

mengarah ke simpul tersebut dapat dibuang dari graf. Sebaliknya, semua simpul dengan derajat keluar kurang dari 4 tidak dapat menjadi bagian dari sisi sebelah kiri.

Generation Filter. Proses ini merupakan lanjutan

dari elimination filter. Di sini, simpul-simpul yang diperoleh dari elimination filter (yaitu, simpul-simpul yang hampir memenuhi syarat untuk menjadi bagian dari upagraf yang bersesuaian) dapat ditentukan apakah bisa menjadi bagian dari upagraf tersebut atau tidak. Bayangkan kembali sebuah graf lingkaran bipartit C4,4. Anggap u adalah sebuah simpul

yang memiliki derajat masuk tepat 4 (atau lebih sedikit dari 4). Selanjutnya, u dapat menjadi bagian dari C4,4 jika dan hanya jika keempat

simpul yang menunjuk ke u memiliki tetangga paling sedikit 4. Generation filter merupakan sebuah prosedur untuk menentukan simpul-simpul yang memenuhi syarat, dan setiap simpul-simpul dapat menghasilkan sebuah graf lingkaran atau membuktikan bahwa sebuah graf lingkaran tertentu tidak eksis.

Setelah proses elimination-generation selesai, akan tersisa simpul-simpul yang memiliki jumlah tetangga yang lebih sedikit. Kita dapat melanjutkan proses ini sampai tidak ada kemajuan berarti yang dapat dihasilkan lagi.

Proses elimination-generation ini dapat

menyebabkan terjadinya salah satu dari dua hal berikut: (1) simpul-simpul pada graf dibuang terus-menerus sampai tidak ada yang tersisa, atau (2) setelah melewati beberapa lintasan,

(5)

simpul-simpul yang dibuang pada setiap proses menjadi semakin dan semakin sedikit. Dari percobaan yang telah banyak dilakukan, fenomena kedua lebih sering terjadi.

Dalam [8] dilaporkan sebuah hasil trawling dari

sebuah web graph. Percobaan ini

mengenumerasi graf lingkaran bipartit sebanyak 100,000 lebih. Perhatikan bahwa karena graf-graf tersebut adalah hasil dari enumerasi (bukan hasil dari mencocokkan kata kunci), hasil pencarian dengan algoritma trawling ternyata hanya mengandung sedikit sekali situs yang isi/topiknya bersesuaian dengan kata kunci. Satu-satunya cara untuk menentukan apakah sebuah graf lingkaran yang dihasilkan itu benar atau cuma kebetulan adalah dengan melakukan pengecekan manual, yang lebih lengkapnya dijelaskan dalam [8].

3. Struktur

Sebuah web graph dapat mengandung beberapa struktur lokal. Salah satu contoh struktur lokal yang menarik dalam web graph dapat dilihat pada graf lingkaran bipartit yang telah dibahas pada bab sebelumnya.

3.1 Keterhubungan dari upagraf-upagraf lokal

Dalam upabab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keterhubungan dari

upagraf-upagraf lokal pada web graph.

Sebelumnya, bentuklah sebuah himpunan

upagraf-upagraf lokal (yaitu, himpunan basis S yang diperoleh dari algoritma HITS pada upabab 2.1). Kemudian, kita akan memandang G sebagai sebuah graf berarah, namun kita juga akan

mendefinisikan sebuah graf tidak-berarah Gu

yang diperoleh dari mengabaikan arah dari semua simpul pada graf berarah. Dari hasil percobaan dengan limapuluh contoh kata kunci, diperoleh bahwa graf-graf yang terbentuk dengan cara ini menunjukkan sejumlah sifat structural yang konsisten; beberapa dari sifat-sifat ini selanjutnya akan kita bahas dari segi kualitatif.

Rentang keterhubungan. Dari hasil percobaan,

dapat dilihat bahwa graf tidak-berarah Gu tidak

terhubung. Komponen-komponen dari himpunan akar R biasanya hanya mengandung sedikit sekali sisi; dan sementara perbesaran dari himpunan akar R menjadi himpunan basis S dimaksudkan untuk menghubungan banyak simpul dalam himpunan tersebut, beberapa

simpul lainnya tetap terisolasi. Graf Gu seperti

ini hanya mengandung sebuah komponen besar

(yaitu, simpul-simpul terhubung yang

merupakan bagian paling penting di antara

semua simpul). Untuk memperoleh

keterhubungan yang lebih kuat, gunakan prinsip keterhubungan-ganda. Katakanlah dua simpul u dan v terhubung-ganda. Graf tak-berarah seperti ini juga hanya mengandung sebuah komponen besar yang terhubung-ganda dengan beberapa komponen lain tetap terisolasi. Pada algoritma

HITS, komponen-komponen terhubung-ganda ini

biasanya merupakan hubs dan authorities terbaik.

Keterhubungan Bolak-Balik.

Keterhubungan-ganda menghasilkan sebuah komponen

besar/utama; keterhubungan-kuat memecah

sebuah graf menjadi komponen-komponen kecil.

Keterhubungan bolak-balik adalah sebuah

keterhubungan alami (bukan buatan) yang membutuhkan arah dari sisi-sisi penghubung antar simpul. Berikut ini akan dijelaskan mengenai keterhubungan bolak-balik, serta kesulitannya untuk menemukan komponen utama.

Jika u dan v adalah simpul, dapat dikatakan bahwa himpunan sisi-sisi P dari graf berarah G adalah sebuah lintasan bolak-balik dari u ke v jika (1) P juga merupakan sebuah lintasan pada graf tak-berarah Gu yang titik akhirnya berada

pada simpul u maupun v, dan (2) arah dari sisi-sisi dalam himpunan P pada graf G harus bolak-balik. Dengan demikian, untuk mencapai situs v dari situs u melalui sejumlah links (situs-situs lain) dapat digunakan lintasan maju atau lintasan mundur. Hal ini berkaitan erat dengan algoritma

HITS. Ketepatan hubungan bolak-balik dari

sisi-sisi dalam himpunan P berkaitan dengan bobot yang dimiliki oleh tiap-tiap simpul. Ketepatan hubungan bolak-balik ini yang kemudian dapat digunakan untuk menentukan kemiripan di antara situs-situs [9,10,11].

4. Model

Pada bagian ini akan dibahas mengenai beberapa graf model yang diharapkan dapat membantu pemahaman mengenai studi struktural pada web

graph. Terdapat beberapa alasan untuk memahami model-model tersebut:

1. Memudahkan kita untuk memodelkan

(6)

2. Memudahkan kita untuk memprediksi

perilaku-perilaku dari

algoritma-algoritma yang dipakai dalam web

graph.

3. Memudahkan kita untuk mempelajari

sifat-sifat struktural pada word wide

web, sehingga selanjutnya kita dapat

mengambil manfaat dari hal-hal

tersebut.

4. Memudahkan kita untuk memprediksi

bentuk dari web graph di masa yang akan datang.

4.1 Model Random Graph

Awalnya, web graph dianggap serupa dengan sebuah random graph. Model random graph ini digunakan untuk menunjukkan bahwa selalu ada lintasan terpendek di antara sepasang situs.

Dalam memodelkan sebuah web graph,

digunakan graf yang berbeda dari random graph biasa. Penjelasan mengenai random graph biasa dapat dilihat pada [12], sementara penjelasan mengenai random graph yang digunakan untuk memodelkan sebuah web graph dapat dilihat pada [1].

5. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dimbil dari studi world

wide web sebagai sebuah graf berarah ini

adalah:

1. World wide web dapat dipandang

sebagai sebuah graf berarah, di mana situs-situs adalah himpunan simpul dan

hyperlinks adalah sisi-sisi penghubung

simpul-simpul tersebut; disebut sebagai

web graph.

2. Struktur web graph dapat digunakan

untuk mengembangkan

algoritma-algoritma pencarian web, misalnya : algoritma HITS dan algoritma trawling.

3. Kesulitan dalam pengembangan

algoritma-algoritma dalam web graph disebabkan oleh terlalu besarnya ruang pencarian web.

4. Pemahaman mengenai struktur web

graph memberikan banyak informasi

dan manfaat, misalnya dalam

pembuatan situs agregator yang

mengumpulkan situs-situs dengan topik yang relevan/serupa, prediksi mengenai situs-situs yang paling diminati oleh

user, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kleinberg, Jon M., Ravi Kumar, Prabhakar Raghavan, Sidhar Rajagopalan, & Andrew S. Tomkins. (2007). The Web as A Graph: Measurements, Models, and Methods.

http://www.cs.cornell.edu/home/kleinber/w eb-graph.ps. Tanggal akses: 1 Januari 2007

pukul 16:00.

[2] Yang, Rong. (2007). The Structure of The

World Wide Web Graph.

http://delivery.acm.org/10.1145/1190000/1 181930/p169-yang.pdf. Tanggal akses: 1

Januari 2007 pukul 16:00.

[3] Nomura, Saeko, Satoshi Oyama, Tetsuo Hayamizu, & Toru Ishida. (2007). Analysis and Improvement of HITS Algorithm for

Detecting Web Communities.

http://www.kyoto-u.ac.jp. Tanggal akses: 3

Januari 2007 pukul 10:00.

[4] Ding, Chris H.Q., Hongyuan Zha, Xiaofeng He, Parry Husbands, & Horst D. Simon.

(2003). Link Analysis: Hubs and

Authorities on The World Wide Web.

http://. Tanggal akses: 3 Januari 2007 pukul

10:00.

[5] Guillaume, Jean-Loup & Matthieu Latapy. (2007). The Web Graph: an Overview.

http://hipercom.inria.fr/soleil/rapports/guill aume02algotel.ps. Tanggal akses: 1 Januari

2007 pukul 16:00.

[6] Leighton, Tom & Ronitt Rubinfeld. (2006).

Graph Theory III.

http://theory.lcs.mit.edu/classes/6.042/fall06 /lec8.pdf. Tanggal akses: 1 Januari 2007

pukul 16:00.

[7] Munir, Rinaldi. (2004). Bahan Kuliah IF2153 Matematika Diskrit. Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung.

[8] S.R. Kumar, P.Raghavan, S. Rajagopalan, & A. Tomkins. (1999). Trawling Emerging Cyber-Communities Automatically. Proc.

8th WWW Conference.

[9] S. Chakrabarti, B. Dom, P. Indyk. (1998). Enhanced Hypertext Classification Using Hyperlinks. Proc. ACM SIGMOD.

(7)

[10] Kleinberg, J. (1999). Authoritative Sources in A Hyperlinked Environment. Journal of

ACM.

[11] Larson, R. (1996). Bibliometrics of The World Wide Web: An Exploratory Analysis of The Intellectual Structure of Cyberspace.

Annual Meeting of the American Society Info. Sci.

[12] William Aiello, Fan Chung, & Linyuan Lu. (2007). A Random Graph Model for Power Law Graphs. http://. Tanggal akses: 1 Januari 2007 pukul 16:00.

[13] Anton & Rorres. (2004). Aljabar Linear Elementer versi Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Gambar

Gambar 1 Web Graph sebagai Graf Berarah
Gambar 2 Algoritma HITS

Referensi

Dokumen terkait

Algoritma Kruskal adalah suatu algoritma di dalam teori graf yang digunakan untuk mencari pohon merentang minimum di dalam graf berbobot terhubung secara berurutan dari sisi

Algoritma Dijkstra adalah suatu algoritma rakus dimana algoritma ini digunakan untuk mencari rute permasalahan terpendek antara simpul sumber dan simpul tujuan

Algoritma Kruskal adalah suatu algoritma di dalam teori graf yang digunakan untuk mencari pohon merentang minimum di dalam graf berbobot terhubung secara berurutan dari sisi

Dokumen HTML mempunyai kemampuan untuk memberikan link dari satu teks dan / atau gambar menuju ke dokumen atau bagian lain dalam suatu dokumen.. Browser web akan menyorot teks

Untuk menyelesaikan persoalan mencari lintasan terpendek ini diantaranya dapat digunakan algoritma Dijkstra (ditemukan Edsger Wybe Dijkstra) yang dapat digunakan pada graf

web ini menyediakan informasi bagi pemakai komputer yang terhubung ke internet website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan

Untuk server Web yang berbasis Apache1, akses ke sebuah halaman (atau sekumpulan berkas yang terletak di sebuah directory di sistem Unix) dapat diatur dengan menggunakan

Graf disini digunakan bukan untuk mencari alur tercepat dalam penyusunan dan eksekusi materi dan metode dalam kaderisasi, tetapi digunakan agar hasil akhir yang diharapkan