• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 8 TAHUN : 1988 SERI : C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 8 TAHUN : 1988 SERI : C"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG

NOMOR : 8 TAHUN : 1988 SERI : C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG

NOMOR 1 TAHUN 1988

TENTANG

KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KETERTIBAN DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SUMEDANG

Menimbang : a. bahwa pemeliharaan kebersihan, keindahan dan ketertiban merupakan tugas dan kewajiban seluruh lapisan masyarakat bersama-sama dengan Pemerintah ;

b. bahwa dalam mewujudkan masyarakat Kabupaten Sumedang yang tertib, aman dan sejahtera (TIBMANTRA) serta terciptanya suatu lingkungan yang bersih, indah dan tertib, perlu ditunjang dengan Peraturan Daerah sebagai pedoman didalam pelaksanaannya ;

c. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang tanggal 16 Maret 1955 Tentang mempertinggi ketertiban umum, Kebersihan, keapikan, Keamanan dan kesehatan dalam Daerah Kabupaten Sumedang belum menampung masalah yang timbul, sehingga perlu dikeluarkan Peraturan Daerah yang sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi.

(2)

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di daerah ;

2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat ;

3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan ;

4. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1965 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya ;

5. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup ;

6. Surat Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor Km. 169/L/PHB/76

Nomor 81 Tahun 76

Tentang Pengelolaan Terminal Angkutan Jalan Raya ;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang tanggal 16 Maret 1955 tentang Mempertinggi, Ketertiban Umum, Kebersihan, Keapikan, Keamanan dan Kesehatan dalam Daerah Kabupaten Sumedang ;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 16 Tahun 1983 tentang Ketentuan Pembuangan dan Pengangkutan Sampah dalam Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang; 9. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1986 tentang Penunjukan Penyidik

Pegawai Negeri Sipil yang melakukan Penyidikan terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah yang memuat ketentuan Pidana ;

(3)

DENGAN PERSETUJUAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG TENTANG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KETERTIBAN DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. “Daerah” adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;

b. “Pemerintah Daerah” adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ; c. “Bupati Kepala Daerah” adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sumedang ;

d. “DPRD” adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;

e. “Dinas/Badan Unit Kerja lainnya” adalah Dinas/Badan Unit Kerja Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;

f. “Dinas Pendapatan Daerah” adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;

g. “Kebersihan” adalah suatu situasi dan kondisi lingkungan dimana kita berada yang secara sadar diciptakan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk menata agar selalu rapih, apik dan resik ;

h. “Keindahan” adalah suatu situasi dan kondisi lingkungan dimana kita berada yang ditata secara asli serasi dan elok dipandang mata serta dapat dirasakan secara kejiwaan, sehingga dapat menimbulkan rasa betah untuk tinggal dalam suasana lingkungan kehidupan yang diidam-idamkan ;

i. “Ketertiban” adalah suatu situasi dan kondisi yang mantap dan dinamis dalam suatu lingkungan kehidupan yang terwujud oleh adanya prilaku manusia sebagai pribadi-pribadi

(4)

maupun sebagai anggota masyarakat yang mematuhi kaidah-kaidah agama, sosial dan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

j. “Sampah” adalah barang/benda buangan, sisa-sisa, bekas-bekas yang tidak terpakai lagi menurut fungsinya semula, atau kotoran yang harus dibuang baik yang berasal dari perorangan, rumah-rumah, kantor, bangunan, perusahaan, industri dan pusat perdagangan yang berada di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;

k. “Bak Sampah” adalah tempat atau kotak yang dibuat dari kayu, plastik, kaleng/seng dan atau tembok dan bahan lainnya yang diperuntukan dan dipergunakan untuk penyimpanan/penampungan sampah ;

l. “Jalan” adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkapnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas ;

m. “Jalur Hijau” adalah setiap jalur yang terbuka, tanpa bangunan dan menurut rencana kota ditetapkan sebagai daerah yang tidak akan dibangun ;

n. “Taman” adalah setiap jalur hijau atau lokasi tertentu yang dipergunakan dan diolah untuk pertamanan, berfungsi untuk memperindah tempat tertentu ;

o. “Saluran Air” adalah setiap jalur galian tanah meliputi selokan, saluran-saluran terbuka atau tertutup berikut gorong-gorong, tanggul, tambak dan pintu air ;

p. “Bangunan” adalah setiap bangunan sesuatu yang berdiri terletak pada tanah atau tertumpu pada batu-batu landasan dengan susunan yang berbentuk sesuatu ruangan yang terbatas seluruhnya atau sebagian ;

q. “Penghuni” adalah setiap orang yang mendiami secara sah suatu bangunan, baik sebagai pemilik maupun bukan pemilik ;

r. “Tempat Parkir” adalah jalan atau tempat yang disediakan/ditunjuk oleh Pemerintah Daerah untuk parkir kendaraan ;

s. “Terminal” adalah prasarana untuk kepentingan angkutan jalan raya guna mengatur kedatangan dan keberangkatan kendaraan bermotor umum yang memuat dan menurunkan orang dan atau barang ;

t. “Tempat Umum” adalah suatu tempat terbuka untuk berkumpulnya orang-orang ;

u. “Kendaraan” adalah kendaraan bermotor atau tidak bermotor yang dipergunakan untuk angkutan orang/barang di jalan umum ;

(5)

v. “Parkir” adalah pemberhentian selain untuk menurunkan atau menaikan orang dengan segera atau untuk memuat dan membongkar barang dengan segera ;

w. “Pasar” adalah suatu tempat yang terdiri dari bangunan los-los, atau kios-kios atau bentuk

lainnya yang dipakai oleh umum untuk mengadakan jual beli atau tukar menukar

BAB II

KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN Bagian Pertama

Kebersihan dan Keindahan Bangunan Pasal 2

Setiap penghuni bangunan berkewajiban :

(1) Memelihara kebersihan dan keindahan bangunan serta halaman dengan baik dan rapih, termasuk halaman diluar pagar yang bertepi dengan jalan umum serta sedikitnya setahun sekali mencat bangunan atau rumah bagian luar dan pagar ;

(2) Memelihara saluran air yang ada disekitar bangunan ;

(3) Menyediakan dan mempergunakan tempat sampah menurut bentuk dan ukuran tempat/bak sampah ditetapkan lebih lanjut, serta meletakannya didalam/dipekarangan bagian depan yang mudah dilihat dan diangkut oleh petugas pengangkut sampah ;

(4) Membuang dan menghilangkan segala benda yang berbau busuk yang dapat mengganggu tetangga sekelilingnya dan atau dapat menimbulkan penyakit ;

(5) Memelihara pagar halaman dan memotong pagar hidup yang berbatasan dengan jalan sehingga menjadi paling tinggi 1 m dan jika bukan merupakan pagar hidup, maka tinggi maksimal 1½ meter dengan ½ meter bagian atasnya tidak tertutup pandangan luar ;

(6) Memelihara atau memotong rumput secara berkala dipekarangan dan antara batas pekarangan rumah dengan jalan ;

(7) Mengusahakan agar pekarangannya tidak terdapat genangan-genangan air yang terbuka yang bisa menimbulkan sumber-sumber penyakit ;

(8) Secara berkala membersihkan atau mengangkut kotoran dari kakus/septik tank dengan mempergunakan pembuangan kotoran yang tidak mengeluarkan bau busuk atau tidak mengganggu lingkungan ;

(6)

(9) Tidak menjemur kain atau barang-barang jemuran lainnya pada pagar, atap rumah/bangunan sehingga tidak mengganggu keindahan.

Bagian Kedua

Kebersihan dan Keindahan Jalur Hijau dan Taman Pasal 3

(1) Pada setiap jalan jalur hijau, dan taman disediakan tempat pembuangan sampah yang menempatannya diatur agar kelihatannya indah dan menarik ;

(2) Penanggung jawab jalan, jalur hijau dan taman serta masyarakat diwajibkan menjaga kebersihan, keindahan dan ketertiban sehingga tetap indah dan menarik ;

(3) Setiap penumpang kendaraan baik bermotor maupun tidak bermotor dilarang membuang sampah ke jalan atau disembarang tempat ;

(4) Penanggung jawab, pengunjung pusat perbelanjaan dan pasar diwajibkan menjaga dan memelihara kebersihan, keindahan dan ketertiban.

Bagian Ketiga

Kebersihan dan Keindahan Pusat Perbelanjaan dan Pasar Pasal 4

(1) Setiap pedagang baik di Pusat Perbelanjaan maupun di Pasar yang mempergunakan Kios, gendongan atau pikulan diwajibkan menyediakan tempat sampah ;

(2) Setiap pedagang diharuskan menempatkan barang dagangannya didalam Los yang telah ditetapkan sesuai dengan jenis barang dagangannya ;

(3) Setiap pedagang diwajibkan memelihara saluran pembuangan air supaya tidak terjadi genangan air yang menimbulkan bau busuk ;

(4) Penanggung jawab, pengunjung Pusat Perbelanjaan dan Pasar diwajibkan menjaga dan memelihara kebersihan, keindahan dan ketertiban.

(7)

Bagian Keempat

Kebersihan dan Keindahan Terminal Pasal 5

(1) Setiap Pemakai Kios yang ada didalam dan diluar sekitar terminal diwajibkan menyediakan tempat sampah ;

(2) Rambu-rambu Lalu Lintas yang ada didalam dan sekitar terminal harus tetap dipelihara dijaga kebersihan dan keindahannya ;

(3) Penanggung jawab, pemilik kios, pedagang asong dan penumpang diterminal harus menjaga, memelihara kebersihan, keindahan dan ketertiban.

BAB III KETERTIBAN Bagian Pertama Tertib Bangunan

Pasal 6 Setiap Penghuni bangunan atau rumah diwajibkan :

a. Menanam Pohon pelindung atau tanaman hias lainnya dihalaman pekarangan bangunan atau rumahnya.

b. Membuang/memotong bagian dari pohon dan tumbuh-tumbuhan yang dapat mengganggu kawat listrik, telepon dan keselamatan umum atau dapat menimbulkan bahaya dan potongan-potongan tersebut harus diikat, serta tidak boleh lebih dari satu meter panjangnya dan dikumpulkan ditempat-tempat sampah.

c. Menebang pohon-pohon di atas pekarangan yang menurut pertimbangan mungkin akan roboh dan akan menimbulkan bahaya/merugikan orang lain.

d. Memelihara jalan untuk keluar masuk pekarangan.

e. Memagari atau memberi tembok keliling pada sumur air yang terdapat dipekarangan dengan tinggi minimal delapan puluh sentimeter dihitung dari permukaan tanah.

f. Untuk tidak menyimpan atau menimbun benda-benda didalam/diluar rumah yang dapat membahayakan/mengganggu tetangga sekitarnya atau yang dapat menimbulkan polusi, mengganggu keindahan kesehatan.

(8)

g. Memelihara dan mencegah kerusakan trotoir jalan yang disebabkan oleh bangunan atau rumah.

h. Memelihara bangunan-bangunan, tembok-tembok, pagar dengan tidak memasang/ menempelkan surat-surat edaran tanpa ijin dari pemilik, kecuali jika pemasangan/ penempelan harus menurut peraturan atau atas perintah Pejabat tertentu.

Bagian Kedua

Tertib Jalan, Jalur Hijau dan Taman Pasal 7

(1) Setiap orang yang berada dijalan, Jalur Hijau, Taman dan Tempat Umum dilarang untuk : a. Mengotori dan merusak kecuali oleh petugas dalam rangka pemeliharaan dan

perbaikan untuk kepentingan Dinas.

b. Membuang, menumpuk dan atau membakar kotoran/sampah kecuali ditempat-tempat yang telah diijinkan oleh Bupati Kepala Daerah.

c. Buang air besar dan atau buang air kecil kecuali ditempat-tempat yang telah disediakan oleh Pemerintah Daerah.

d. Memasang, menjemur, menempelkan atau menggantungkan benda-benda kecuali ditempat-tempat yang telah diijinkan oleh Bupati Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.

e. Menginjak, berjalan, duduk dan atau merusak pohon, tanaman bunga dan bak bunga. f. Menyapu sampah/kotoran dari trotoar ke jalan.

g. Melepaskan, menambatkan atau mengembalakan hewan ternak.

h. Dipakai sebagai tempat mencuci/memperbaiki kendaraan bermotor/tidak bermotor. i. Dipergunakan sebagai tempat untuk menaikan atau membongkar barang, muatan

kendaraan bermotor.

j. Dijadikan tempat tinggal atau untuk tidur yang mengganggu ketertiban.

(2) Pengaturan peruntukan lain dan fungsi utama bagi jalan-jalan jalur hijau, taman dan tempat umum, yang merupakan pengecualian terhadap ketentuan pasal 7 ayat (1) seperti untuk tempat berdagang sementara, ijin membongkar/menaikkan muatan pada jam-jam tertentu ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah.

(9)

Bagian Ketiga

Tertib Pusat Perbelanjaan dan Pasar Pasal 8

(1) Setiap pedagang yang ada dipusat perbelanjaan dan pasar dilarang :

a. Menyalakan api didalam kios sebagai alat untuk memasak makanan dan minuman, kecuali rumah makan dengan mendapat ijin dari Bupati Kepala Daerah. b. Membuang, menumpuk dan membakar kotoran/sampah.

c. Mempergunakan kios sebagai tempat tinggal atau gudang.

(2) Pedagang yang berada dikios Pusat Perbelanjaan dan Pasar diwajibkan untuk menyediakan alat pemadam kebakaran sedemikian rupa, sehingga dengan mudah dapat dipergunakan kecuali pedagang kaki lima yang tempatnya telah ditentukan.

Bagian Keempat Tertib Terminal

Paragraf 1

Tertib Pemberangkatan Kendaraan Pasal 9

(1) Sebelum jadwal waktu yang telah ditetapkan, kendaraan yang akan berangkat dari terminal diwajibkan menunggu ditempat yang telah ditetapkan.

(2) Sebelum saat pemberangkatan, kendaraan yang akan berangkat oleh petugas terminal dipanggil untuk masuk ke jalur pemberangkatan dengan menyerahkan tanda pembayaran retiribusi kepada petugas.

(3) Bagi kendaraan yang datang dan memasuki terminal diwajibkan menurunkan penumpang pada tempat yang telah disediakan dan kemudian memparkirkan kendaraannya secara teratur sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan.

(4) Bagi kendaraan yang melebihi jadwal waktu sebagaimana termaksud dalam ayat (3) pasal ini, kendaraan tersebut harus terlebih dahulu mendapatkan ijin dari pejabat yang berwenang.

(10)

Paragraf 2 Tertib Penumpang

Pasal 10

(1) Bagi setiap orang yang akan memasuki dan atau keluar terminal harus melalui jalan yang telah ditentukan untuk keperluan itu.

(2) Setiap orang dilarang berdiri dan atau menunggu kendaraan di jalur pemberangkatan. (3) Setiap penumpang yang membawa barang sedemikian rupa, dapat menggunakan

tenaga pembantu yang menggunakan tanda pengenal yang terdapat dan disyahkan oleh Pejabat yang berwenang.

(4) Penumpang dilarang naik/turun kendaraan diluar tempat yang telah disediakan dan atau menunggu kendaraan diluar lokasi terminal.

Paragaraf 3. Tertib Usaha Tertentu

Pasal 11

(1) Diusahakan tersedianya ruangan untuk Kantor sebagai tempat dari agen-agen dari Bis malam kilat.

(2) Pada setiap ruangan kantor dilarang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan barang-barang kiriman (paket) atau barang-barang yang mudah terbakar.

(3) Barang-barang kiriman (paket) yang dikirimkan atau diterima oleh agen Bis malam kilat segera diangkut dengan mempergunakan sarana angkutan perusahaan Bis malam yang bersangkutan.

(4) Dikecualikan dari ketentuan ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, jika ditinjau dari segi keamanan atas barang titipan tersebut dengan seijin Pejabat yang berwenang maka Agen Bis Malam Kilat dapat menyimpan barang-barang berharga sampai pada kesempatan pertama untuk diangkat sepanjang barang-barang tersebut tidak menyimpang dari daftar/catatan yang ada.

(5) Para Pengusaha Bis diwajibkan mengirimkan daftar nama-nama orang-orang yang ditempatkan sebagai wakil Perusahaan kepada Pejabat yang berwenang.

(11)

(6) Pejabat yang berwenang mengkoordinir petugas-petugas dari perwakilan para pengusaha tersebut guna memudahkan didalam penyelesaian masalah yang menyangkut pada perwakilan perusahaan.

Paragraf 4

Tertib Penjualan/Penggunaan Kios Pasal 12

(1) Bagi setiap Pedagang yang akan menggunakan Kios diharuskan :

a. Mempunyai Surat Ijin penggunaan Kios yang dikeluarkan oleh Dinas Pendapatan Daerah setempat mendapat Rekomendasi dari fihak yang berwenang.

b. Mendapat Surat Ijin tempat usaha (SITU) yang dikeluarkan oleh Bagian Perekonomian Setwilda.

(2) Para pedagang dilarang menjajakan dagangannya dengan cara memasuki kendaraannya yang sedang menunggu/menurunkan penumpang.

(3) Para Pemakai Kios dilarang untuk :

a. Mempergunakan Kiosnya sebagai tempat tinggal.

b. Menyalakan api/kompor sebagai tempat alat untuk memasak makanan dan minuman kecuali Rumah makan setelah mendapat Ijin khusus dari Dinas Pendapatan Daerah.

c. Menggunakan Kiosnya untuk bermain judi, minum-minuman keras dan perbuatan yang melanggar susila.

d. Menjual barang-barang dagangan yang melebihi batas kios yang tersedia sehingga dapat mengganggu keindahan dan ketertiban umum.

Paragraf 5 K e a m a n a n

Pasal 13 (1) Setiap Kendaraan

a. berhenti di jalur jalan masuk terminal yang akan mengganggu tertib lalu lintas. b. Dicuci dan diperbaiki dilingkungan terminal.

(12)

(2) Setiap orang dilarang membuat keonaran/kegaduhan yang dapat mengganggu ketentraman dilingkungan terminal.

(3) Para Petugas keamanan diwajibkan untuk :

a. Mengawasi orang-orang yang ada dilingkungan terminal dan mengamankan orang-orang tertentu yang dianggap menggangu ketertiban, keamanan dan keselamatan umum.

b. Menjaga semua peralatan dan sarana terminal dari gangguan orang-orang yang sengaja merusak dan atau mengganggu kelancaran pekerjaan petugas terminal (4) Alat Pemadam Kebakaran harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga bila

diperlukan dapat dengan mudah digunakan para petugas.

BAB IV

KETERTIBAN KEAMANAN LINGKUNGAN Bagian Pertama

Tertib Lingkungan Pasal 14 (1) Setiap orang dilarang untuk :

a. Membuat gaduh disekitar tempat tinggal atau membuat sesuatu yang dapat mengganggu ketentraman orang lain.

b. Mengangkat barang-barang beracun, berbau busuk atau yang mudah menimbulkan kebakaran dengan menggunakan tempat yang terbuka.

c. Menembak dengan alat penembak atau alat yang sejenis, kecuali ditempat-tempat yang telah diijinkan oleh Bupati Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.

d. Menangkap, menembak atau membunuh binatang tertentu yang sejenisnya menurut peraturan yang berlaku harus dilindungi, atau yang telah ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuknya.

e. Membawa senjata tajam, alat pemukul, atau senjata api dijalur hijau, dan tempat umum dimana sedang diselenggarakan perayaan atau pesta, tontonan atau keramaian.

(13)

(2) Pengangkutan barang sebagaimana dimaksud ayat (1) butir b diatas harus dilakukan dengan mempergunakan tempat yang tertutup rapat dengan ketentuan bahwa tempat tersebut harus segera dibersihkan atau dimusnahkan setelah selesai pemusnahannya. (3) Ketentuan sebagaimana ayat (1) butir c diatas tidak berlaku bagi :

a. Pejabat yang berwenang membawa senjata untuk keperluan menjalankan tugas. b. Golongan Penduduk yang menurut adat istiadatnya, bahwa senjata tersebut

dianggap sebagai kelengkapan pemakaiannya dan bagi mereka yang menjalankan pekerjaannya atau perusahaannya harus menggunakan senjata.

Bagian Kedua Tertib Susila

Pasal 15

(1) Bupati Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dapat mengambil tindakan preventif, memerintahkan menutup rumah yang menurut keyakinannya merupakan temapt untuk melakukan perbuatan a susila dan atau rumah yang dijadikan tempat pertemuan atau persepakatan untuk melakukan kegiatan a susila.

(2) Surat Perintah Penutupan tersebut ditempelkan pada rumah atau pekarangnya sedemikian rupa, sehingga dapat dengan mudah terlihat jelas.

(3) Dilarang mengunjungi rumah yang tertutup berdasarkan ketentuan pada ayat (1) pasal ini.

(4) Penghuni rumah tersebut yang telah ditutup berdasarkan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, dilarang menerima pengunjung.

(5) Tidak dianggap pengunjung sebagaimana pada ayat (3) dan (4) pasal ini kepada : a. Mereka yang tinggal dan menetap bersama-sama didalam rumah itu, demikian

pula keluarganya.

b. Mereka yang berada di rumah itu untuk menjalankan pekerjaannya. c. Petugas yang berada ditempat tersebut untuk kepentingan Dinas.

(14)

Pasal 16 Dilarang bagi setiap orang :

a. Yang tingkah lakunya menimbulkan suatu persangkaan menjurus untuk berbuat a susila berada di jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum.

b. Menyuruh, menganjurkan atau dengan cara lain untuk melakukan perbuatan a susila di jalan, jalur hijau taman dan tempat umum.

BAB V PENGAWASAN

Pasal 17

Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh Pejabat yang berwenang sesuai dengan fungsinya.

BAB VI

KETENTUAN PIDANA Pasal 18

(1) Barang siapa melanggar ketentuan pasal-pasal Peraturan Daerah ini dihukum kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah).

(2) Perbuatan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran.

(3) Penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh Penyidik Umum atau penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 19

(1) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan keputusan Bupati Kepala Daerah.

(15)

(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka segala ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 20

Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Sumedang, 28 Januari 1988

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SUMEDANG TINGKAT II SUMEDANG

KETUA,

ttd ttd

OMO RACHMAT Drs. H. SUTARDJA

Peraturan Daerah tersebut di atas disyahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Keputusan tanggal 20 April 1988 Nomor : 188.342/Kep.558-Huk/88.

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT II

JAWA BARAT Ttd

H.R. MOHAMAD YOGIE SM.

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor : 8 tahun 1988 Seri : C Tanggal 27 April 1988.

SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH, ttd

(16)

PENJELASAN : ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG TENTANG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KETERTIBAN DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG.

I. PENJELASAN UMUM :

Sebagaimana dimaklumi bahwa naluri paling kuat dalam diri manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa adalah keinginan untuk mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan lebih baik. Kehidupan yang lebih baik tersebut akan dapat dicapai dan dinikmati apabila tercapai keselarasan dan keseimbangan baik dalam hidup dan kehidupan manusia sebagai pribadi, dalam hubungan pribadi dengan masyarakat, dalam hubungan manusia sebagai makhluk dengan Tuhannya, dalam hubungan antar pribadi-pribadi sebagai warga negara dengan negaranya maupun dalam mengejar kebutuhan jasmaniah dan rohaniah.

Untuk merealisasikan kehidupan yang lebih baik tersebut sebagaimana diarahkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, perlu dilakukan pembangunan-pembangunan disegala bidang kehidupan yang ditetapkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara.

Agar hasil-hasil Pembangunan tersebut dapat terpelihara dan agar bisa melanjutkan pembangunan dan untuk mempercepat terwujudnya masyarakat adil dan makmur perlu diciptakan Ketahanan Nasional, ketahanan nasional akan berhasil diciptakan apabila kehidupan yang tertib dan aman bisa dicapai.

Arah untuk mencapai tujuan tersebut di Jawa Barat dijabarkan dalam motto “Gemah Ripah Repeh Rapih” yang disederhanakan lagi dengan istilah TIBMANTRA. (Tertib Aman Sejahtera).

Tertib yaitu Tertib dalam melaksanakan segala kehidupan;

Aman yaitu kondisi kondisi dan Situasi kehidupan yang sejahtera karena kehidupan yang tertib dan aman telah dapat diciptakan. Salah satu pelaksanaan dari TIBMANTRA tersebut adalah pelaksanaan K3 (Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban) yang mana di Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Gema tersebut telah berkumandang sejak jaman dahulu dan formilnya telah ditetapkan dalam

(17)

Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Tanggal 16 Maret 1955, tentang Mempertinggi Ketertiban Umum, Kebersihan, Keapikan, Keamanan dan Kesehatan dalam Daerah Kabupaten Sumedang sehingga Sumedang pernah berbicara di Forum Nasional dengan memperoleh predikat Kota terbersih dengan julukan “Kota Buludru”.

Usaha-usaha yang telah dilaksanakan tersebut terus berjalan sesuai dengan perkembangan jaman dan akhirnya lebih digalakan lagi dengan adanya kebijakan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat melalui Operasi Bersih Bahwa untuk menunjang kebijakan tersebut diambil langkah-langkah baik yang bersipat fisik maupun non fisik. Yang bersipat fisik diadakan operasi-operasi kebersihan, pembangunan trotoir, bak bunga dan lainnya, sedang non fisik yaitu meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan K3. Dan dilain pihak perlu adanya aturan yang sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini. Oleh karenanya aturan K3. Yang telah ada sebagaimana dituangkan Peraturan Daerah Tahun 1955, dipandang perlu untuk sempurnakan sesuai deangan arahan dari tingkat RT agar mudah dicerna, dimengerti dan dilaksanakan.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL : BAB I PASAL I BAB II Pasal 2 (9) Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 BAB III Pasal 6 Butir c : : : : : : : : KETENTUAN UMUM Cukup Jelas

Termasuk menjemur dipinggir jalan antara hasil pertanian, pakaian dan sebagainya.

Juga tehadap pedagang kaki lima sehabis berdagang pada tempat yang ditentukan harus membersihkan kembali tempat tersebut.

Termasuk didalamnya saluran-saluran yang mampet.

Yang dimaksud Penanggung Jawab di Terminal adalah Dinas Lalu Lintas Angkutan jalan Raya (DLLAJR dan UPTD Terminal)

(18)

Butir e Butir h Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 (4) Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 BAB IV Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 BAB V. Pasal 17 BAB VI. Pasal 18 BAB VII. Pasal 19 Pasal 20 : : : : : : : : : : : : : : : :

materi maupun non materi.

Membuat pagar atau tembok disini adalah untuk kertiban dan keselamatan.

Termasuk didalamnya mengotori tembok dengan menggunakan cat atau barang sejenisnya.

Cukup jelas. Cukup jelas.

Pejabat yang berwenang adalah Pejabat pada Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR dan UPTD Terminal).

Diluar Lokasi terminal disini yaitu dalam radius 100 m dari terminal Barang berharga adalah barang yang berharga baik dinilai dari segi ekonomis, sekuriti (keamanan) sehingga harus dibungkus dengan rapih agar tidak dirusak dan atau menimbulkan kerusakan pada benda lain. Cukup jelas

Yang dimaksud disini adalah di Terminal, Kios-kios dilingkungan terminal

Cukup jelas

(1) Sebelum dilakukan penutupan terlebih dahulu diberikan peringatan (3) Yang dimaksud pengunjung disini adalah orang yang akan

melakukan perbuatan a susila Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas

Cukup jelas Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

Trauma tumpul abdomen adalah pukulan / benturan langsung pada rongga abdomen yang mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen, terutama organ padat (hati,

Dari berbagai defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat

Dalam tampilan simulasi ini terdapat menu alat yang digunakan untuk memilih alat-alat yang akan digunakan, menu bahan yang digunakan pengguna untuk memilih bahan-bahan yang

below detection limit  (b.d) untuk seluruh area sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan Cd untuk air permukaan masih dalam kondisi baik, sedangkan pada sedimen sungai

Dalam makalah ini telah disajikan sebuah metode baru untuk mencari syarat perlu dan cukup keberadaan solusi keseimbangan titik pelana lingkar tertutup dari suatu permainan

Program Magister Akuntansi Universitas Kristen Maranatha Tabel 5.18 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Sistem Kompensasi…… 95 Tabel 5.19 Perbandingan Persepsi Responden

Dari 25 Data dalam iklan provider telepon seluler pada surat kabar Kompas yang diteliti, ditemukan 33 gaya bahasa yang terbagi ke dalam sembilan jenis gaya bahasa yaitu

Akibatnya, banyak masyarakat yang tidak sempat untuk meluangkan waktu berkunjung ke museum Permasalahan yang penelitian temukan mengenai didalam Museum Negeri