• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peneliti Kembangkan Riset Stem Cell untuk Hidupkan Organ Mati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peneliti Kembangkan Riset Stem Cell untuk Hidupkan Organ Mati"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Peneliti Kembangkan Riset

Stem Cell untuk Hidupkan

Organ Mati

UNAIR NEWS – Dunia kedokteran terus berinovasi mengembangkan

teknologi stem cell. Yang terbaru saat ini, para pakar stem cell dunia sedang mengembangkan riset berupa metode replace dengan memanfaatkan organ tubuh yang telah mati. Pusat Kedokteran Regeneratif dan Stem cell Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo pun sedang mengarah kesana.

Ketua Pusat Kedokteran Regeneratif dan Stem cell FK UNAIR–RSDS Dr. Ferdiansyah, dr., SpOT, mengungkapkan, pihaknya sedang melakukan pengembangan atas riset tersebut. Di antaranya sedang memproses pembelian peralatan pendukung seperti

bioreactor.

Saat ini, metode replace yang menggabungkan prosedur transplantasi dengan metode stem cell masih dalam tahap uji pada hewan coba. Mulanya berkembangnya inovasi ini adalah untuk menjawab problematika keterbatasan jumlah donor organ. Bermula dari kondisi tersebut, pengembangan inovasi stem cell pun kemudian mengarah pada pemanfaatan organ mati.

Terbatasnya jumlah pendonor organ mengakibatkan lonjakan angka kematian pasien transplantasi yang cukup tinggi. “Ini menjadi permasalahan di banyak negara, banyak sekali pasien transplantasi akhirnya meninggal karena kesulitan memperoleh donor organ,” ungkapnya.

Prinsipnya, ketika seseorang hendak mentransplantasikan organnya kepada orang lain, maka pendonornya harus hidup. Atau pendonornya dalam kondisi mati namun sirkulasi sel dalam tubuhnya masih berjalan sehingga organnya masih hidup. Dengan begitu, maka dapat dilakukan prosedur transplantasi ke tubuh

(2)

orang lain.

Jika disesuaikan dengan prinsip kerja stem cell yang sifatnya meregenerasi sel- sel yang rusak, maka Ferdi optimis metode

replace ini akan berhasil menghidupkan kembali sel pada organ

yang sebelumnya telah mati atau tidak berfungsi. Dengan memasukkan sel hidup ke dalam organ mati, diharapkan organ m a t i i n i d a p a t ‘ h i d u p ’ k e m b a l i , s e h i n g g a d a p a t ditransplantasikan ke tubuh orang lain.

“Yang sudah berjalan adalah metode stem cell yang kaitannya dengan jaringan seperti kulit dan tulang. Sementara stem cell untuk organ kita pelan-pelan sedang mengarah kesana,” ungkapnya.

Di luar negeri, metode replace semacam ini sudah masuk tahap uji hewan coba. Melalui rekayasa jaringan, metode ini memanfaatkan organ mati pada jasad seekor babun. Dalam prosesnya, dilakukan pengambilan seluruh sel asli dari organ ginjal babun yang telah mati tersebut. Kemudian disterilkan menggunakan alat ‘pencuci’ khusus. Sementara itu, juga dilakukan pengambilan sel hidup dari organ ginjal miliki baboon yang masih hidup. Kemudian sel hidup ini dimasukkan ke ginjal yang mati tadi. Dan berhasil. Ginjal yang tadinya mati tak berfungsi akhirnya bisa hidup kembali.

Tetap Mengutamakan Etika

Bicara soal etika, setiap kemajuan inovasi bisa saja berbenturan dengan etika, dan pada akhirnya memunculkan persoalan baru. Apakah menghidupkan organ yang mati bertentangan dengan etika?

“Kita bicara asas kemanfaatan ya. Ilmu itu kan bagai pisau bermata dua. Output-nya dapat bermanfaat atau bisa juga disalahgunakan. Dalam hal ini, kami tetap mengutamakan aspek etika,” tegas Ferdi.

(3)

pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit yang belum dapat disembuhkan dengan metode pengobatan saat ini. Juga untuk kepentingan transplantasi jenis penyakit terminal seperti gagal ginjal, gagal jantung, kelainan tulang, hingga sirosis. Stem cell merupakan inovasi pengobatan masa depan, maka diperlukan dukungan luar biasa dari berbagai aspek. Terlebih lagi, RSUD Soetomo telah disahkan oleh Menkes sebagai pusat pengembangan pelayanan dan pendidikan stem cell dan bank jaringan sejak tahun 2014 bersama dengan RSCM Jakarta. Itu artinya, kapabilitas para pakar Stem cell FK UNAIR-RSDS diakui mampu dalam mengembangkan berbagai inovasi stem cell.

“Kendala pengembangan stem cell sejauh ini disebabkan karena pendanaan yang kurang. Ini krusial karena menyangkut dana riset dan pengadaan barang. Kalau di luar negeri, penyediaan peralatan hanya butuh waktu satu sampai dua tahun saja, sementara di Indonesia masih harus menunggu sampai sepuluh tahun,” ungkapnya.

Penulis: Sefya H. Istighfarica Editor: Defrina Sukma S

Peneliti UNAIR Buat Formula

Pencegahan Radang Gusi

UNAIR NEWS – Sejumlah akademisi UNAIR yang dikomandani oleh

Dr. Ernie Maduratna, drg., M.Kes., Sp.Perio (K)., sukses membuat formula untuk pencegahan radang gusi. Tim tersebut juga membuat beberapa alat khusus yang digunakan untuk melakukan tindakan preventif terhadap penyakit tersebut.

(4)

Ditemui setelah menerima visitasi dari Kementerian Riset dan PendidikanTinggi, Ernie menjelaskan, salah satu alat yang dimaksud adalah sikat gigi yang dapat menjadi indikator terhadap radang gusi. Sekaligus terapi awal problem gusi berdarah. Sikat gigi yang diformulasikan oleh tim tersebut digunakan dengan teknik berputar dan teknik tusuk gigi.

“Sikat gigi ini bisa memberi terapi khusus, sehingga gusi menjadi lebih kuat,” ungkap dia saat diwawancara di Kampus C, Rabu (24/8).

Tak hanya itu, dengan cara ini, bakteri dan racun bisa ditahan agar tidak masuk kedalam tubuh. Sebab, bila sampai masuk kebadan, ada potensi melakukan pengrusakan pada organ dalam. Agar efeknya lebih optimal, perlu dilengkapi pula dengan obat kumur khusus yang terbuat dari Nigella Sativa. Larutan ini bisa menjadi penguat bagi sel gusi. Tentu, komposisinya berbeda dengan larutan yang beredar di pasaran. Sebab, bahan yang digunakan memang khusus untuk pembenahan sel gusi.

Bagaimana bila kondisi radang gusi sudah cukup parah? Tim tersebut juga sudah meramu formula khusus. Radang gusi biasanya berimplikasi pada persoalan tulang gigi yang berdampak pada gigi keropos. Untuk yang satu ini, sudah ada pula penemuan tetrasiklin gel. Gel ini dimasukkan kesela-sela gigi dan gusi yang bermasalah. Sifatnya, anti-mikroba lokal, anti-inflamasi, dan anti-kolagenase. Selain dibaluri gel, pasien tersebut juga mesti minum obat anti-kolagenase.

“Tapi, untuk pelaksanaan ini, harus dilakukan di dokter gigi. Tidak bisa dilakukan sendiri. Kalau menyikat gigi dan kumur-kumur kan dapat dilakukan secara mandiri,” ujar Ernie. (*)

Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila

(5)

Atasi Gangguan Kelancaran

Pencernaan dengan Kapsul Daun

Pepaya

UNAIR NEWS – Kesadaran akan pentingnya kesehatan semakin

meningkat seiring dengan majunya tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat. Hal ini berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat untuk menempuh usaha agar tubuhnya tetap sehat. Berbagai hal mulai dilakukan masyarakat, mulai dari rutin berolahraga hingga mengkonsumsi produk herbal ketimbang suplemen berbahan kimia yang memiliki efek samping.

Melihat kondisi tersebut, lima mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga yakni Sinta Nabilah Mulyawati (2016), Azizi Pridasari (2016), Rizki Nur Azizah (2016), Jihan Salsabila (2016), dan Himaya (2015) memiliki gagasan untuk membuat suplemen herbal lewat Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKMK) yang berjudul “KAYA (Si Kapsul Daun Pepaya) sebagai Upaya Mempromosikan Suplemen Herbal Modern”.

Sinta selaku ketua tim mengatakan bahwa daun pepaya memiliki berbagai zat yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Enzim Papain dalam daun papaya menurut sinta dapat membantu pencernaan protein.

“Kandungan vitamin A, C dan E dapat membantu meregenerasi sel darah putih dan trombosit sehingga baik untuk sistem imun,” terangnya.

Selain itu, kandungan lain di daun pepaya yakni terdapat senyawa karpain yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Bagi Sinta terobosan yang diciptakan dengan

(6)

tim merupakan terobosan yang dapat mengenalkan kepada masyarakat.

“Salah satu cara mengonsumsi suplemen herbal yang berbahan dasar daun. Jika umumnya masyarakat mengonsumsi dengan cara merebus daunnya, maka daun pepaya di produk ini dikemas dalam bentuk kapsul tanpa mengurangi khasiat yang terkandung di dalamnya agar masyarakat lebih mudah untuk mengonsumsinya,” jelas Sinta.

Sinta juga menegaskan bahwa suplemen “KAYA” ini merupakan salah satu upaya tindakan preventif agar masyarakat terhindar dari penyakit-penyakit tertentu. Banyaknya penyakit yang mulai menyerang masyarakat dari segala lapisan dan tidak memandang usia menjadikan masyarakat harus pandai-pandai untuk menjaga kesehatan.

“Seiring dengan berkembangnya teknologi, banyak suplemen herbal tradisional yang dikemas dalam bentuk instan seperti serbuk yang hanya perlu diseduh atau berupa kapsul seperti produk KAYA,” imbuhnya.

Untuk kemasan, Sinta mengatakan bahwa terdapat tiga puluh kapsul yang dapat dikonsumsi dua kali perhari pada setiap satu botol kemasan. Suplemen daun pepaya ini juga bisa didapat dengan harga Rp 30.000.

“Dengan harga yang terjangkau, berbagai manfaat kesehatan telah didapat, sehingaa tubuh akan tetap sehat. Produk ini dapat dipesan lewat LINE dengan id @azizipridas atau Instagram dengan id @kaya_product,” pungkasnya.

(7)

Cangkang Kepiting dan Udang

sebagai Penyembuh Glaukoma

UNAIR NEWS – Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2002, glaukoma merupakan penyebab kebutaan paling banyak kedua dengan prevalensi sekitar 4,4 juta, atau sekitar 12,3% dari jumlah kebutaan di dunia. Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai dengan meningkatnya tekanan intraokular secara patologis.

Dengan tekanan intraokular normal sekitar 15mmhg, pada glaukoma dapat meningkat cepat sampai 60 hingga 70mmhg. Tekanan yang sangat tinggi tersebut dapat menyebabkan kebutaan dalam beberapa hari atau beberapa jam.

Berdasarkan data dari American Academy of Ophthalmology tahun 2010, terapi konvensional untuk glaukoma membutuhkan satu atau lebih obat tetes mata topikal yang dirancang untuk menurunkan intraocular pressure (IOP) setidaknya 25%.

Sejauh ini, glaukoma bisa ditangani dengan beberapa penanganan. Diantara penanganan itu adalah dengan menggunakan pengobatan secara oral, obat tetes mata, dan pengobatan laser atau prosedur operasi. Pengobatan glaukoma saat ini dapat dilakukan dengan mengimplementasikan drug delivery system pada mata.

Kelemahan implementasi drug delivery system dan pengobatan yang sudah ada saat ini yaitu karena dilakukan secara invasif. Pengobatan dapat menyebabkan infeksi, sehingga harus dilakukan operasi kedua. Hal inipun membutuhkan biaya yang tak sedikit. Berdasarkan latar belakang di atas, lima mahasiswa Universitas Airlangga memberikan solusi untuk membantu penyembuhan glaukoma. Solusi itu adalah dengan memanfaatkan bahan alam chitosan yang berasal dari cangkang kepiting atau udang.

(8)

Kelebihan chitosan gliserophosphate dan alginate yaitu memiliki kemampuan antibakteri yang mampu mencegah infeksi. Pada chitosan ditambahkan alginate yang berasal dari alga coklat dan dikemas dalam bentuk hydrogel yang memiliki sistem drug deliver.

Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) bidang eksakta yang mendapatkan pendanaan dari Kemenristek Dikti ini diketuai oleh Nadia Rifqi Cahyani dengan anggota Annisa Wahyu Alifiany, M. Bagus Lazuardi, Marsya Nilam Kirana, dan Iffa Aulia Fiqrianti. Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M.kes, S.Bio, CCD bertindak sebagai dosen pembimbing.

Produk mahasiswa UNAIR ini dikemas dalam bentuk hydrogel yang memiliki sistem drug delivery. Produk ini dikemas dalam bentuk seperti butiran yang apabila diteteskan ke dalam mata, butiran akan menyebar ke mata bagian retina. Sehingga, dapat mengurangi cairan yang dapat meningkatkan tekanan intraokuler pada mata glaukoma.

Langkah ini diharapkan akan memperpanjang jangka waktu penghantaran obat mata pada retina sehingga pasien tidak perlu meneteskan obat mata berulang kali.

“Mata merupakan organ vital yang sangat penting bagi kehidupan. Dengan solusi yang kami buat, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan memberi harapan bagi penderita glaukoma yang memiliki potensi besar terhadap kebutaan,” ujar Nadia selaku ketua tim.

Inovasi ini telah melalui uji Fourier Transform Infra Red (FTIR), Scanning Electron Microscope (SEM), swelling, dan drug delivery sehingga diharapkan dapat menjawab persoalan yang ada. (*)

(9)

Mahasiswa UNAIR Kembangkan

Skrup Tulang Anti Bakteri

Berbasis Polimer dan Keramik

UNAIR NEWS – Patah tulang merupakan cedera yang lazim dijumpai

pada korban kecelakaan. Penanganan kasus ini adalah dengan dilakukannya fiksasi internal tulang menggunakan sekrup dan plat berbasis logam, yaitu platina dan stainstess steel. Namun, penggunaan kedua bahan ini bukanlah tanpa kendala. Kendala pertama, meskipun logam platina memiliki sifat mekanik yang baik, tetapi harganya relative mahal. Kedua, penggunaan

stainless steel dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan

korosi yang membahayakan tubuh. Selain itu, metode ini dirasa kurang efektif karena skrup dan plat yang digunakan harus diambil setelah tulang tersambung kembali. Pengambilan sekrup inilah yang kemudian menyisakan lubang pada tulang dan menimbulkan permasalahan baru.

Setelah mempelajari dari persoalan diatas, lima mahasiswa Teknobiomedik, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga melakaukan upaya dan menawarkan alternatif solusi dalam penanganan kasus patah tulang dengan hasil penelitian eksakta yang didanai oleh DIKTI Kemenristek Dikti.

(10)

Salah seorang dari tim PKMP sedang meneliti di lab di FST. (Foto: Dok Tim)

Penelitian berjudul “Biodegradable Bone Screw Anti Bakteri Berbasis Komposit Nano Hidroksiapatit Poly (1,8 Octadienol-Co-Citrate)” itu dikerjakan oleh Imroatus (Teknobiomedik 2012), Andini (Teknobiomedik 2012), Nurul (Teknobiomedik 2014), Bagus (Teknobiomedik 2014), dan Rhisma (Teknobiomedik 2014) dengan dibawah bimbingan Dr. Prihartini Widiyanti, drg. M.Kes.

S e k r u p t e r s e b u t t e r b u a t d a r i n a n o h i d r o k s i a p a t i t [Ca10(PO4)6(OH)2] dan POC [Poly (1,8-octanediol-co-citrate)].

Y a n g k e d u a , m a t e r i a l i n i d i p i l i h s e b a g a i k a n d i d a t

biodegradable bone screw karena POC memiliki sifat nontoksik, biokompatibel, biodegradable, sintesisnya relative mudah, dan

meningkatkan sifat mekanik. Sedangkan nano hidroksiapatit berfungsi sebagai filler karena kompatibel terhadap jaringan tulang. Kemudian kitosan sebagai coating yang bersifat anti-bakteri melalui kelompok amino bermuatan positif yang mengikat muatan negative membran bakteri.

Hasil dari karakterisari sekrup tulang ini memiliki kekerasan 1482,68 MPa, sehingga sudah diatas kekerasan tulang manusia yakni 150-664 MPa dan kekuatan tekan sebesar 8,14 MPa sesuai

(11)

dengan kuat tekan tulang cancellous antara 2-12 MPa. Sedangkan dari uji anti bakteri, telah terbukti bahwa bahan kitosan sebagai coating ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus di sekitar luka.

”Keunggulan dari sekrup ini diantaranya: biodegradable karena setelah tulang terfiksasi, screw akan terdegradasi dalam sistem metabolisme tubuh, sehingga tidak perlu dilakukan pengambilan kembali,” tutur Imroatus, Ketua Tim PKM Penelitian Eksakta ini.

“Semoga PKMPE (Proposal Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta) ini lolos hingga PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) ke-29 mendatang, di IPB,” kata Andini berharap. (*) Penulis : Binti Quratul Masrurah

Editor : Bambang Bes

Laserpunktur, Harapan untuk

Kedaulatan

Bibit

Ternak

Indonesia

UNAIR NEWS – Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Airlangga, Prof. Dr. R. Tatang Santanu Adikara, MS, drh., yang baru dikukuhkan Rabu (24/5) lalu memiliki gagasan tentang pengembangan soft laser untuk titik-titik akupunktur pada h e w a n . G u r u B e s a r F K H a k t i f k e - 2 6 i t u m e n y e b u t n y a laserpunktur.

Laserpunktur temuan Prof Tatang ini berfungsi menentukan titik akupunktur yang bisa diterapkan pada makhluk hidup, utamanya hewan. Menurutnya, titik akupunktur bisa dilacak dengan

(12)

listrik sekecil apapun. Jika ditekankan pada permukaan tubuh, saat laserpunktur berbunyi, maka disitulah letak titik akupunktur.

“Dengan catatan, seluruh permukaan (tubuh) harus kering ketika laserpunktur difungsikan,” ujar Tatang dalam konferensi pers pengukuhan guru besar Selasa (23/5).

Penemuan Tatang dan tim membuktikan, titik akupunktur itu jika dirangsang dengan energi antara 0,1-0,5 Joule akan menyebabkan terjadinya stimulasi. Sedangkan, jika rangsangan energi lebih besar dari 0,5 Joule, akan menyebabkan sedasi. Permainan stimulasi dan sedasi itulah yang dimanfaatkan untuk kepentingan pengobatan hewan atau perawatan kesehatan dan peningkatan produktivitas.

Selain di bidang kesehatan, laserpunktur dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan atau penggemukan ternak.

“Kami sudah mendapatkan titik akupunktur yang berhubungan dengan organ. Misalkan pada meridian atau pada titik organ paru-paru, jantung, dan lambung atau pencernaan, kita lakukan stimulasi, ternyata terjadi peningkatan berat badan,” ujar Prof Tatang.

Pada hewan, peningkatan tersebut cukup signifikan, yakni antara 0.9-1.00 kg per hari. Hal itu menunjukkan bahwa rangsangan atau stimulasi pada titik-titik akupunktur bisa meningkatkan pertumbuhan. Sedangkan untuk reproduksi, ternyata rangsangan pada titik akupunktur bisa meningkatkan hormon reproduksi, dan hal itu terjadi peningkatan yang signifikan. Prof Tatang memaparkan, ia dan tim telah mendirikan grup bernama Kelompok IPTEK Akupunktur Veteriner. Kegiatan yang dilakukan antara lain membantu pemerintah dalam upaya membesarkan dan menyehatkan ternak.

“Kita bisa bikin berahi massal, bunting massal, dan hamil massal. Karena kalau kita lakukan itu bisa juga diikuti dengan

(13)

inseminasi dengan mengambil bahan sperma segar. Dibandingkan kawin secara alami, itu bisa untuk betina berahi sampai 500 ekor. Ini sesuatu yang efisien, walaupun kelihatannya masih belum dikembangkan secara formal,” tandasnya.

Terakhir, Prof Tatang dan melakukan tim dengar pendapat dengan komisi B DPRD Surabaya dan Dinas Peternakan Provinsi Jatim. Ia mengusulkan gagasan kedaulatan bibit. Sebab selama ini menurutnya, Indonesia belum memiliki kedaulatan teknologi. “Kita hanya sebagai perakit industri. Kita hanya sebagai peracik. Tidak ada pabrik yang betul-betul milik Indonesia yang menghasilkan produk Indonesia. Mungkin dulu pernah di zaman Pak Habibie, tapi tidak sempurna. Itu merupakan sesuatu bisa dilanjutkan,” tegasnya.

“Kita ingin ilmuwan dan mahasiswa kita di masa mendatang, bisa menciptakan kedaulatan dengan produk teknologinya,” tambah Prof Tatang.

Prof Tatang meyakini, teknik akupunktur bisa menghasilkan bibit yang bagus dan unggul. Sekaligus, bisa dikembangkan pada ternak lokal di Indonesia. Yang digunakan Prof Tatang terutama adalah ternak sapi Madura. Ia sudah melakukan prototipe. Hasilnya, berat badan sapi cukup bagus.

“Tinggal kita butuh provider DNA supaya nanti menjadi suatu produk kedaulatan bibit ternak Indonesia dengan fenotip dan genotip unggulan. Suatu saat kita nanti bisa menjadi eksportir ternak unggulan,” ungkap Prof Tatang mantap. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S

(14)

Penelitian Mahasiswa UNAIR,

JKN Tidak Timbulkan ‘Ex Ante

Moral Hazard’

UNAIR NEWS – Indonesia saat ini tengah memasuki era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pemerintah menargetkan tahun 2019 dapat mencapai Universal Health Coverage, artinya seluruh penduduk Indonesia akan tercakup dalam program JKN. Diharapkan dengan tercapainya target tersebut, pemerintah dapat memberikan jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi rakyat Indonesia, sehingga kesejahteraan hidup dapat ditingkatkan. Namun dibalik itu semua, terdapat risiko timbul ex post moral

hazard dan ex ante moral hazard. Beberapa penelitian telah

banyak membuktikan adanya ex post moral hazard atau peningkatan kunjungan ke instansi pelayanan kesehatan untuk memanfaatkan fasilitas kuratif dan rehabilitatif setelah memiliki asuransi kesehatan.

Sedangkan eksistensi ex ante moral hazard atau penurunan

preventive health behavior masyarakat setelah terjamin

asuransi kesehatan hingga saat ini masih menjadi perdebatan.

Moral hazard itu sangat penting untuk diperhatikan agar tidak

menimbulkan kerugian, baik bagi pemerintah maupun masyarakat. ”Karena itulah kami berlima dari mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga melakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya penurunan perilaku sehat masyarakat yang telah terjamin dalam asuransi kesehatan (BPJS Kesehatan),” kata Nita Kusuma Wardani, Ketua kelompok dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini.

(15)

ANGGOTA PKMM ketika berkonsultasi dengan dosen pembimbing. (Foto: Ist)

Setelah dituangkan ke dalam proposal, dengan judul “Analisis Pengaruh Kepemilikan BPJS Kesehatan terhadap Perilaku Sehat Peserta di Kota Surabaya”, proposal hasil inovasi Nita Kusuma Wardani, Dwi Elsa Mardiana, Malida Nurul Hidayah, Rina Wahyu Andani, dan Sherly Dwi Agustiningrum ini, berhasil lolos p e n i l a i a n D i k t i d a n m e r a i h d a n a d a r i p r o g r a m P K M Kemenristekdikti 2016-2017.

Diterangkan oleh Nita, hasil penelitian yang dilakukan bahwa kepesertaan BPJS Kesehatan secara signifikan berpengaruh terhadap perilaku sehat peserta di Kota Surabaya. Masyarakat yang memiliki asuransi BPJS Kesehatan akan berperilaku sehat 1,951 kali lebih besar jika dibandingkan masyarakat yang belum memiliki asuransi kesehatan.

“Perilaku sehat yang kami maksud adalah perilaku pencegahan (preventive behavior), seperti rutin berolahraga, menjaga asupan makanan yang bergizi seimbang, dan lain sebagainya, yang semua itu dilakukan atas dasar kesadaran pribadi,” tambah Nita.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan secara tidak langsung bahwa kualitas Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia sudah cukup baik. Hal itu dikarenakan program JKN

(16)

terbukti tidak menimbulkan ex ante moral hazard yang menyebabkan pesertanya mengalami penurunan perilaku sehat akibat terjamin asuransi kesehatan. (*)

Editor: Bambang Bes

Dengan ’Aquascape Care’,

Mahasiswa UNAIR Ajak Siswa

SMPLB Lancar Berkomunikasi

UNAIR NEWS – Pada banyak penelitian sebelumnya, seringkali ditemukan bahwa anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki sifat yang cenderung individual dan memiliki kemampuan kurang dalam berkomunikasi. Siswa di SMPLB Negeri Banyuwangi terdiri dari penyandang tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, dan tuna grahita. Namun, mereka mudah tertarik akan hal-hal baru yang bersisfat ‘do action’.

Dari itulah muncul ide Program Kreativitas Mahasiswa untuk bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M) Aquascape Care (“Acar”) yang dilaksanakan oleh lima mahasiswa UNAIR PSDKU Banyuwangi. Tujuannya sebagai sarana peningkatan jiwa sosial dan kreativitas pada anak berkebutuhan khusus di SMPLB Negeri Banyuwangi.

Kelima anggota PKM-M “Acar” tersebut adalah M. Reynaldy Thoriq Al Islam (ketua/angkatan 2016), Novia Salmatin (2016), Alvin Avia Aprilliana (2016), M. Fatikh Wirawan (2015), dan M. Fauzi Zarkazi (2015).

(17)

perkembangan design aquarium handmade yang dibentuk sedemikian rupa, sehingga memiliki daya tarik baru. Pembuatan design dalam praktik Aquascape ini memungkinkan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) untuk mengomunikasikan ide dan imajinasinya dalam suatu gambar.

Beberapa program kerja yang telah dilaksanakan antara lain: sosialisasi serta pembelajaran pemotongan dan pengeleman kaca menggunakan alat dan bahan yang telah disediakan, penggunaan video sebagai media visualisasi, supaya anak-anak mudah dalam memahami materi yang sedang disampaikan.

”Kemudian juga pembentukan kelompok untuk membuat dan menghias akuarium dengan didampingi oleh satu mahasiswa dan guru. Minggu berikutnya yaitu ajang kreativitas menggambar bagi siswa. Tetapi sebelumnya kepada anak-anak diperlihatkan video tentang aquascape supaya mereka dapat berimajinasi,” tambah Fauzi Zarkazi.

TESTIMONI peserta usai praktik menggambar design Aquascape di SMPLB Negeri Banyuwangi. (Foto: Dok PKMM).

Pada Minggu keempat, kegiatan yang diterapkan adalah pembuatan

(18)

seet, pasir malang, berbagai aksesoris (seperti kayu, batu,

dll), filter, pupuk, lampu 5/8 watt. Sebelum membuat

Aquascape, anak-anak diberi pengarahan lewat video yang

ditampilkan dan juga buku saku yang telah diberikan.

Dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi antar-siswa dan meningkatkan pula kreativitasnya. Mereka sangat aktif dan antusias dalam membuat aquascape. Hasil dari

aquascape ini kemudian disimpan oleh pihak sekolah. Kemudian

setiap kegiatan yang telah dilakukan dilanjutkan dengan pre-test maupun post pre-test sebagai indikator keberhasilan kegiatannya.

Program kelanjutannya yaitu pembentukan kader dan pengadaan pameran untuk siswa SMPB Negeri Banyuwangi yang bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. (*)

Penulis: Siti Mufaidah Editor: Bambang Bes

Mahasiswa UNAIR Berdayakan

PKK dalam Bisnis Memanfaatkan

Internet

UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga PSDKU Banyuwangi berhasil melakukan pembelajaran kepada masyarakat Kelurahan Karangrejo, Kota Banyuwangi, untuk merajut bisnis/berwirausaha memanfaatkan jejaring internet. Usaha yang dilakukan ini sebagai revitalisasi peran PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) untuk meningkatkan penghasilan keluarga di era

(19)

perdagangan global.

Mahasiswa UNAIR tersebut terdiri lima orang, yaitu Hanna Lintang Utaminingrum (ketua Tim), dengan anggota Iis Ananda Pratiwi, Sischa Dwiyanto, Diana Andansari, dan Romzi Kharisanto.

Setidaknya terdapat dua alasan mengapa pengabdiannya ditujukan kepada masyarakat Kelurahan Karangrejo. Pertama, kelurahan Karangrejo merupakan kelurahan di wilayah Kota Banyuwangi yang letaknya berbatasan dengan Selat Bali. Di sini tumbuh kawasan industri yang ditandai berdirinya banyak pabrik. Kemudian di sisi barat sebagai “pintu gerbang” menuju pulau wisata Bali, terdapat kawasan “bergaya” perkotaan berupa pemukiman, pasar Pujasera, dan kawasan pecinan (China Town).

Kedua, menurut lembaga riset pasar e-Marketer, populasi netter di tanah air dalam tahun 2014 saja sudah mencapai 83,7 juta orang. Tentu sekarang sudah meningkat tajam. Hal ini mendudukkan Indonesia di peringkat ke-6 terbesar di dunia dalam jumlah pengguna internet. Tahun 2017 e-Marketer memperkirakan netter Indonesia akan mencapai 112 juta. Dijelaskan oleh Hanna Lintang Utaminingrum, produk yang berhasil dibuat dari sosialisasinya itu Antara lain kerajinan

handmade berupa bross dan penjepit rambut, sabun cuci handmade, kerupuk olahan, kerudung dan banyak lainnya.

”Tujuan kami dari Tim PKMM ini ingin memberikan wawasan

softskill pada masyarakat, khususnya Kelompok PKK Kelurahan

Karangrejo tentang teknologi internet dan pengaplikasiannya dalam berwirausaha untuk meningkatkan pendapatan Kelompok PKK ini dengan wawasan internet,” kata Hanna.

Hasil pengabdiannya ini kemudian diimplementasikan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M). Setelah melalui seleksi oleh Dirjen Dikti, proposal ini lolos dan berhasil mendapatkan pendanaan melalui program PKM Kemenristekdikti tahun 2017.

(20)

Dijelaskan oleh Hanna, metode yang digunakan dalam pelaksanaan program ini, pertama melalui sosialisasi terhadap kelompok PKK Kelurahan Karangrejo. Disini dikenalkan pentingnya internet dan manfaat yang dapat diperoleh dari fasilitas internet dalam wirausaha. Kedua memberikan pelatihan packaging, dan labelling produk. Ketiga, melatih kelompok PKK dalam mengaplikasikan internet sebagai media dalam memasarkan produknya.

”Kami sangat senang bahwa hasil yang kami dapat merupakan peningkatan pengetahuan penggunaan internet dalam melakukan penjualan produk dari anggota PKK, dan mereka juga percaya diri dalam menjalankan bisnisnya,” tambah Hanna.

Pengertian juga ditekankan bahwa wirausaha berarti harus berani berusaha secara mandiri untuk mencapai hasil optimal. Kelompok PKMM ini menginginkan adanya E-PRO (Enterpreneuship

program) sebagai upaya revitalisasi peran PKK melalui

pelatihan kewirausahaan berbasis internet sebagai kesiapan menyongsong perdagangan Asia-Shina 2020 di Kelurahan Karangrejo Kabupaten Banyuwangi.

Diakui oleh Hanna, keunikan program ini dapat mengajak ibu-ibu anggota PKK untuk menerapkan aktivitas wirausaha mulai dari pelatihan perencanaan, packaging, labeling, hingga promosi produk melalui internet dan media sosial. ”Minat masyarakat sebenarnya sudah ada, namun mereka merasa kurang percaya diri, oleh karena itu kami memfasilitasinya agar mampu mengembangkan sendiri dengan melakukan pelatihan ini,” tambah Hanna. (*)

Penulis : Siti Mufaidah Editor : Bambang Bes

(21)

Obat AHA dan ANA, Terapi

Terkini Atasi Virus Flu

Burung

UNAIR NEWS – Virus Flu Burung atau Avian Influenza (AI) masih

menjadi persoalan bagi para peternak dan manusia di wilayah Indonesia serta belahan Dunia. Oleh sebab itu, diperlukan obat yang bisa menghambat atau bahkan mematikan pertumbuhan virus AI yang sudah menjangkiti hewan ternak.

Ahli virologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Prof. Dr. Suwarno berhasil mengembangkan dua jenis obat terapi yang bisa menghambat pertumbuhan virus AI. Obat tersebut berasal dari ekstrak kuning telur yang kemudian dinamai Anti-Hemaglutinin Antibody (AHA) dan Anti-Neuraminidase Antibody (ANA).

“Ada dua produk. Satunya, saya beri nama AHA, dan satunya lagi bernama ANA. Sejak virus Avian Influenza (AI) ada di Indonesia sejak tahun 2003, kita merasa trenyuh. Itulah yang mendorong kami untuk membuat vaksin dan alat terapi. Obat AHA dan ANA adalah bentuk alat terapi yang kita ekstrak dari kuning telur,” tutur Suwarno.

Ekstrak kuning telur itu diambil dari kelompok ayam yang terinfeksi virus Flu Burung yang berada dalam fase menjelang bertelur. Kedua kelompok ayam tersebut diberi vaksinasi AI. Kelompok pertama diimunisasi dengan protein hemaglutinin dari virus AI, sedangkan kelompok kedua diimunisasi dengan protein neuraminidase dari virus yang sama.

Setelah kelompok ayam itu bertelur, peneliti mengekstrak telur dan hanya mengambil kuning telur. Setelah diekstrak, peneliti mengambil antibodi dan melakukan pemurnian protein. Pemurnian hemaglutinin dan neuraminidase (anti hemaglutinin dan anti neuraminidase) diformulasi dan ditambah dengan kolostrum (susu

(22)

dari sapi yang keluar pertama kali), beberapa jenis vitamin, mineral, dan asam amino. Dari situlah, produk bernama AHA dan ANA bermula.

Cara pemberian obat AHA dan ANA pun mudah. Obat terapi tersebut tinggal disemprotkan ke dalam paruh ayam dengan dosis sekitar satu milliliter. Dari hasil penelitiannya, apabila obat tersebut diberikan maksimal dua hari sejak virus Flu Burung menginfeksi tubuh ayam, maka obat AHA dan ANA dapat menghambat 80 hingga 100 persen pertumbuhan virus AI. Akhirnya, ayam tersebut bisa diselamatkan dari kematian.

Kedua jenis obat tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Obat AHA digunakan untuk mencegah menempelnya virus AI ke dalam sel. Sedangkan, obat ANA digunakan untuk mencegah keluarnya virus AI dari sel. Obat tersebut akan berfungsi optimal bila diberikan maksimal dua hari sejak virus AI menginfeksi tubuh ayam. Namun, bila lebih dari dua hari, penggunaan dua obat ini perlu dikombinasikan.

“Kalau sudah lebih dari dua hari sudah agak sulit. Makanya kita kombinasikan, yang ini (AHA) adalah untuk mencegah menempelnya virus AI ke dalam sel. Yang ANA untuk mencegah keluarnya virus dari sel. Jadi, ketika virus keluar dari sel, kita tangkap dengan ini. Ini supaya virusnya tidak menempel dalam sel. Kalau berkembangbiak, virus keluar dari sel, maka akan ditangkap dengan ini (ANA). Jadi, kita kombinasikan antara AHA dan ANA,” terang pemilik sembilan hak paten itu. Riset mengenai ekstrak kuning telur yang digunakan untuk mengobati ayam yang terinfeksi virus AI sudah dimulai sejak tahun 2009. Meski sudah berjalan tujuh tahun lalu, obat ini sudah diujicobakan pada ayam-ayam yang terinfeksi virus AI di peternakan ayam di Blitar, Malang, dan beberapa wilayah terjangkit lainnya. Dari beberapa kali ujicoba di lapangan, pada kasus-kasus sedang, antibodi tersebut mampu menghambat pertumbuhan virus hingga 60 persen.

(23)

Keistimewaan lainnya yang dimiliki obat AHA dan ANA adalah kemampuan untuk mengobati virus dengan risiko kematian tinggi atau Highly Pathogenic AI (HPAI) dan risiko rendah atau Low Pathogenic AI (LPAI) Virus. Selain itu, obat AHA dan ANA bisa mengobati berbagai virus AI subtipe H5N1, H5N9, dan H5N2.

“Kalau ayam terinfeksi HPAI pasti mati. HPAI tidak menunjukkan gejala, tapi kalau tubuhnya diisolasi, hasilnya positif. Seringkali, mahasiswa koas (co-assistant) menemukan itu di laboratorium,” imbuh Suwarno yang juga anggota Tim Komisi Obat Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI itu.

Peneliti kelahiran Tuban itu mengaku, produk buatannya sudah dilirik oleh sejumlah perusahaan. Namun demikian, ia masih perlu menyempurnakan kemasan obat AHA dan ANA. Sebab, bila obat tersebut dimanfaatkan untuk populasi yang besar, ia masih perlu menambah netto setiap kemasan.

“Tujuannya biar lebih praktis. Karena awalnya dibuat individual, kita bikin yang spray (semprot) seperti ini. Kalau mau efektif, ya, tinggal dilarutkan dalam air. Tidak sampai dua jam, pasti akan air tersebut akan dihabiskan sama ayam. Jadi, prinsipnya mirip dengan vaksinasi,” tutur Suwarno.

Ia berharap, dengan adanya obat AHA dan ANA ini, kerugian akibat wabah atau bala penyakit virus Flu Burung di Indonesia dapat terus berkurang berkat semakin banyaknya penelitian yang solutif.

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan pada siklus pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 September 2011. Perencanaan pada siklus pertama ini merupakan tahap pertama yang dilakukan guru

Penelitian yang dilakukan di dua sekolah dasar Islam yang berkualitas di bawah Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul

Emisi tersebut akan digunakan untuk menunjang pengembangan kredit Bank Mandiri yang ditargetkan tumbuh 11%- 13% pada akhir tahun 2017.. BMRI optimis penyerapan surat utang tahun

Uraian Pekerjaan Drilling Rig Mud Pump Compressor Biaya Tiap Jam Truck Pumping Test Generator Jumlah Pompa Mata Bor.. Drilling Rig Mud Pump

Berdasarkan polling yang dilaksanakan oleh Lord Ashcroft, bahwa pemilih dengan usia lebih muda cenderung untuk memilih agar Inggris menetap di Uni Eropa, berbanding terbalik

Melaksanakan pekerjaan pemasangan jembatan rangka baja yang dimulai dengan pekerjaan persiapan, peninjauan lapangan, pemasangan, dan membuat laporan pelaksanaan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Reformasi Administrasi Publik adalah suatu upaya perubahan yang dilakukan secara sadar dan terencana dari segala aspek

Tabel 3.6 Data Pandangan Responden Terhadap Tingkat Kepentingan Karakteristik Ruang Parkir Solo Grand Mall .... commit to