• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KEKESATAN DAN KERATAAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI KEKESATAN DAN KERATAAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Iman Haryanto, Wiryanta, Beny Chandra Aditama Program Diploma Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada

Email: ihbm2001@yahoo.com

ABSTRAK

Trotoar yang kesat dan rata menyediakan keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Namun, studi tentang kekesatan dan kerataam trotoar masih jarang dilakukan di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi kekesatan dan kerataan trotoar di sekitar jalan Malioboro, sebuah kawasan perbelanjaan terkenal di Kota Yogyakarta. Alat yang digunakan adalah Wessex skid resistance dan laser profilometer. Nilai kekesatan trotoar di sebelah barat dan timur jalan Malioboro masing-masing berkisar antara 20-27 dan 38-60. Ini berarti bahwa resiko terjadinya selip bagi pejalan kaki di daerah trotoar sebelah barat dan timur Jalan Malioboro masing-masing tergolong sedang-tinggi dan rendah. Kerataan trotoar di sekitar jalan Malioboro berkisar antara 0,53-2,24 mm. Dengan demikian kerataan troroar di kawasan tersebut digolongkan bertekstur makro. Idealnya, trotoar memiliki resiko selip yang rendah-sangat rendah dan bertekstur makro.

Kata kunci: Trotoar, Kekesatan, Kerataan, Selip, Makro tekstur, Mikro tekstur

1. PENDAHULUAN

Jalur pejalan kaki (trotoar) adalah prasarana

yang penting di kawasan

perbelanjaan/wisata. Para pejalan kaki menggunakannya untuk sekedar berjalan-jalan atau berpindah dari satu toko ke toko lainnya. Oleh karena itu, maka faktor

keamanan dan kenyamanannya harus

diperhatikan. Apalagi jika diingat bahwa tidak semua trotoar terlindung, sehingga ketika hujan terjadi genangan air di bagian-bagian trotoar yang dapat menyebabkan jalan menjadi licin dan membahayakan pejalan kaki.

Menjamurnya kawasan wisata/belanja, salah

satunya kawasan Jalan Malioboro,

seharusnya dibarengi dengan penyediaan jalur pejalan kaki yang aman dan nyaman. Tingkat keselamatan trotoar terkait dengan nilai kekesatan (skid resistance). Tingkat kenyamanan trotoar terkait dengan nilai kerataan. Namun, sejauh pengetahuan penulis, evaluasi terhadap nilai kekesatan dan kerataan trotoar belum merupakan prosedur standar dalam pembangunan dan perawatan trotoar, sehingga studi-studi terkait dengan keduanya jarang ditemukan di Indonesia. Terkait dengan hal itulah maka penelitian itu dilakukan.

Untuk mengetahui tingkat kekesatan digunakan alat pendulum tester (British

pendulum tester, BPT). Sementara untuk

menentukan nilai kerataan digunakan alat

laser profilometer, yaitu sebuah alat yang

prinsip kerjanya menggunakan pancaran dan

pantulan laser untuk mendeteksi

ketidakrataan suatu permukaan.

2. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui nilai kekesatan permukaan jalur pejalan kaki di kawasan Jalan Malioboro.

2. Untuk mengetahui nilai kerataan permukaan jalur pejalan kaki di kawasan Jalan Malioboro.

Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi perihal tingkat kekesatan dan kerataan di lokasi studi. Informasi tersebut cukup penting karena merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi pemerintah

daerah setempat dalam mengelola

prasarana trotoar di kawasan Jalan Malioboro.

(2)

Lokasi studi adalah di Kawasan Jalan Malioboro. Gambar 1.1 menyajikan lokasi pengambilan data.

U

Gambar 1: Lokasi studi

3. TINJAUAN PUSTAKA

Kekesatan permukaan adalah tahanan geser yang diberikan oleh perkerasan sehingga pejalan kaki tidak mengalami selip baik di waktu hujan ataupun di waktu kering. Pada waktu kondisi kering, semua jalan mempunyai tahanan geser lebih besar dibandingkan saat kondisinya basah.

Ketika permukaan jalan tertutup oleh ketebalan yang besar seperti lumpur, salju, es, dan lain-lain, koefisien gesek tidak tercakup dan itu bukanlah menjadi suatu perkerasan lagi. Koefisien gesek memiliki banyak faktor yang mempengaruhinya seperti variasi alas kaki, permukaan jalan, dan kondisi cuaca pada saat pengambilan data.

Tabel 1 berikut ini menyajikan standar nilai kekesatan yang dikaitkan dengan resiko tergelincirnya pejalan kaki.

Tabel 1: Standar nilai kekesatan

µ (Koeisien kekesatan) Resiko Slip

0-24 Tinggi 25-35 Sedang 36-64 Rendah >65 Sangat rendah Sumber : www.bsi-global.com [1]

Kerataan (roughness atau evenness) adalah profil (mikro) suatu permukaan. Kualitas kerataan dapat mempengaruhi kualitas pergerakan orang atau kendaraan diatas permukaan tersebut. Profil permukaan yang sangat tidak rata (uneven) maupun terlalu rata (smooth) tidak diinginkan. Profil permukaan yang sangat tidak rata menimbulkan getaran pada badan kendaraan

sehingga mengurangi kenyamanan

berkendaraan dan menurunkan umur lelah struktur kendaraan. Sementara itu profil

permukaan yang terlalu rata

mengindikasikan kelicinan permukaan, sehingga meningkatkan resiko tergelincirnya orang atau kendaraan yang bergerak di atas permukaan tersebut.

Tekstur dengan skala antara 0,5 mm sampai 15 mm disebut tekstur makro,dan tekstur dengan skala kecil di bawah 0,5 mm disebut tekstur mikro. Untuk mengevaluasi tekstur permukaan jalan diperlukan monitoring secara menerus selama masa pelayanan. Tekstur mikro merupakan tingkat keausan permukaan perkerasan atau agregat. Variasi ukuran tekstur mikro dari tajam sampai licin. Tekstur mikro sangat tergantung dari sifat petrografi agregat dan intensitas lalu lintas pejalan kaki. Tekstur makro kasar dapat diperoleh dari desain campuran maupun bahan perkerasan yang digunakan.

Gambar 2: Deskripsi makro tekstur dan mikro tekstur

Kombinasi antara tekstur makro dan tekstur mikro yang membentuk relief permukaan perkerasan jalan dapat diilustrasikan sebagai berikut ini.

(3)

Tabel 2: Ilustrasi tekstur permukaan No. Lapis Permukaan Tekstur Makro Tekstur Mikro 1. Kasar Tajam 2. Kasar Licin 3. Halus Tajam 4. Halus Licin Sumber: (TRRL,1977)

3. PERALATAN DAN PELAKSANAAN

PENGUKURAN

Peralatan utama yang digunakan dalam studi ini yaitu BPT dan laser profilometer.

Pengukuran kekesatan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut ini.

1. Penyiapan perlengkapan survei (selain peralatan utama) yang terdiri dari papan rambu peringatan, meteran, kapur, lakban, semprotan dan termometer. 2. Perekrutan surveyor yaitu sebanyak 4

orang yang bertugas sebagai operator,

traffic security, device security dan

pencatat data (termasuk dokumentasi). 3. Pelaksanaan pengukuran. Pengukuran

dilakukan pada jalur pejalan kaki, disisi sebelah barat dan timur Jalan Malioboro. Total panjang pengukuran sekitar 1 kilometer untuk masing-masing sisi. Lokasi pengukuran kekesatan ini disesuaikan dengan lokasi pengukuran tekstur yang telah dilakukan sebelumnya. Pengukuran dimulai dari depan hotel Garuda, lihat Gambar 1 (ditandai dengan huruf Y). Sedangkan untuk pengukuran dari arah selatan dimulai dari depan benteng Vredeburg lihat Gambar 1 (ditandai dengan huruf X). Titik-titik pengukuran diambil secara acak yang merepresentasikan kekesatan tiap 200 meter. Dengan demikian lokasi studi

dibagi menjadi lima segmen.

Selanjutnya, mengingat padatnya

kawasan tersebut, maka waktu

pengukuran dilakukan antara jam 02.00-05.00 WIB dengan kondisi udara bersuhu antara 27°-31° C. Pengukuran dilakukan 2 hari yaitu pada tanggal 21 dan 25 Februari 2008. Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali pengukuran adalah sekitar

10-15 menit. Untuk kalibrasi alat dilakukan langsung sebelum alat itu digunakan, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Lantai yang akan diukur, sebelumnya dibasahi dengan air.

Sementara itu, prosedur pelaksanaan pengukuran kerataan relatif lebih sederhana. Selain langkah-langkah persiapan dan kalibrasi alat diatas, surveyor cukup mengoperasikan alat laser profilometer dengan cara berjalan disepanjang trotoar yang akan diukur kerataanya. Laser profilometer akan secara otomatis merekam nilai SMTD (sensor measured texture depth), sebagai indikator kerataan, setiap 10 m.

4. HASIL EVALUASI KEKESATAN DAN KERATAAN

4.1 Hasil pengamatan visual

Gambar 3 dan 46 menyajikan perbedaan jenis (lantai) permukaan trotoar di sebelah barat jalan Malioboro, yang menggunakan bahan ubi; dan trotoar di sebelah timur jalan Malioboro, yang menggunakan konblok

Gambar 4: Ubin yang digunakan pada trotoar sebelah barat Jalan Malioboro

Gambar 5: Conblock yang digunakan pada trotoar sebelah timur Jalan Malioboro

4.21 Hasil perhitungan

Data kekesatan diolah sehingga diketahui nilai rata-rata dan deviasi standar (s) kekesatan. Berikut ini adalah contoh hasil

(4)

perhitungan data kekesatan di lokasi studi untuk stasioning 0+0 sampai dengan 0+200. 1) Nilai rata-rata kekesatan trotoar sebelah

barat Jalan Malioboro

5

111

=

X

2

,

22

=

X

2) Nilai rata-rata kekesatan trotoar sebelah timur Jalan Malioboro

5

191

=

X

2

,

38

=

X

3) Nilai s trotoar sebelah barat Jalan Malioboro

4

8

,

40

=

s

19

,

3

=

s

4) Nilai s trotoar sebelah timur Jalan Malioboro

4

8

,

6

=

s

3

,

1

=

s

Tabel 3 dan 4 berikut ini menyajikan secara lengkap nilai rerata dan s kekesatan.

Tabel 3: Nilai rerata dan s kekesatan jalur trotoar sebelah barat Jalan Malioboro

Lokasi µ Rerata ( ) X-Ẋ ( X-Ẋ )² s 1 27 22,2 4,8 23,04 3,19 24 1,8 3,24 20 -2,2 4,84 20 -2,2 4,84 20 -2,2 4,84 2 24 20,8 3,2 10,24 1,79 20 -0,8 0,64 20 -0,8 0,64 20 -0,8 0,64 20 -0,8 0,64 3 25 22 3 9 2,00 23 1 1 21 -1 1 21 -1 1 20 -2 4 4 26 26,8 -0,8 0,64 0,84 28 1,2 1,44 27 0,2 0,04 26 -0,8 0,64 27 0,2 0,04 5 24 21 3 9 1,73 21 0 0 20 -1 1 20 -1 1 20 -1 1

(5)

Tabel 4: Nilai rerata dan s kekesatan jalur trotoar sebelah timur Jalan Malioboro

Lokasi µ Rerata ( Ẋ ) X-Ẋ ( X-Ẋ )² s 1 36 38,2 -2,2 4,84 1,30 39 0,8 0,64 39 0,8 0,64 39 0,8 0,64 38 -0,2 0,04 2 37 39 -2 4 1,41 38 -1 1 40 1 1 40 1 1 40 1 1 3 60 59,8 0,2 0,04 0,45 60 0,2 0,04 59 -0,8 0,64 60 0,2 0,04 60 0,2 0,04 4 46 49,2 -3,2 10,24 1,79 50 0,8 0,64 50 0,8 0,64 50 0,8 0,64 50 0,8 0,64 5 54 55,8 -1,8 3,24 1,79 54 -1,8 3,24 56 0,2 0,04 57 1,2 1,44 58 2,2 4,84

Range nilai-nilai µ trotoar di sebelah barat Jalan Malioboro berada pada kisaran 20-28, sehingga trotoar di sebelah barat Jalan Malioboro dapat diklasifikasikan memiliki resiko terjadinya selip sedang-tinggi. Sementara itu, nilai-nilai µ trotoar di sebelah barat jalan Malioboro berada pada kisaran 36-58, sehingga trotoar di sebelah timur Jalan Malioboro dapat diklasifikasikan memiliki resiko terjadinya selip rendah-sedang. Hal ini nampaknya ada kaitannya dengan pemilihan bahan permukaan trotoar. Trotoar di sebelah barat Jalan malioboro menggunakan ubin, yang relatif lebih licin terutama jika dalam kondisi basah;

sementara trotoar di sebelah timur jalan Malioboro menggunakan bahan conblock, yang relatif cukup kesat meski dalam kondisi basah.

Hasil pengukuran kerataan di trotoar baik di sebelah barat maupun timur Jalan Malioboro disajikan pada Tabel 5 dan 6 berikut ini. Tabel 5: Nilai SMTD jalur trotoar sebelah barat Jalan Malioboro

Sta (m) SMTD (mm) (m) Sta SMTD (mm) Sta (m) SMTD (mm) 10,00 0,67 410,00 0,63 810,00 0,66 20,00 0,70 420,00 0,56 820,00 0,80 30,00 0,58 430,00 0,69 830,00 0,86 40,00 0,65 440,00 0,70 840,00 0,76 50,00 0,57 450,00 0,50 850,00 0,75 60,00 0,84 460,00 0,85 860,00 0,66 70,00 0,90 470,00 0,85 870,00 0,46 80,00 0,66 480,00 0,63 880,00 0,71 90,00 0,64 490,00 1,08 890,00 0,98 100,00 0,56 500,00 1,04 900,00 1,12 110,00 0,70 510,00 0,79 910,00 1,07 120,00 0,78 520,00 0,83 920,00 1,06 130,00 0,57 530,00 0,76 930,00 0,89 140,00 0,74 540,00 0,85 940,00 0,75 150,00 0,72 550,00 1,02 950,00 1,02 160,00 0,77 560,00 0,96 960,00 0,63 170,00 0,66 570,00 1,08 970,00 0,65 180,00 0,63 580,00 0,85 980,00 0,66 190,00 0,67 590,00 0,65 990,00 0,54 200,00 0,86 600,00 0,66 1000,00 0,68 210,00 0,66 610,00 1,09 1010,00 0,83 220,00 0,57 620,00 0,74 230,00 0,66 630,00 0,97 240,00 0,71 640,00 0,77 250,00 0,63 650,00 0,93 260,00 0,61 660,00 1,01 270,00 0,55 670,00 0,63 280,00 0,46 680,00 1,17 290,00 0,55 690,00 0,88 300,00 0,56 700,00 1,17 310,00 0,73 710,00 0,93

(6)

Tabel 5: Nilai SMTD jalur trotoar sebelah barat Jalan Malioboro (lanjutan)

Sta (m) SMTD (mm) Sta (m) SMTD (mm) 320,00 0,77 720,00 1,08 330,00 0,60 730,00 1,23 340,00 0,53 740,00 0,95 350,00 0,76 750,00 1,12 360,00 0,91 760,00 1,19 370,00 0,65 770,00 0,71 380,00 0,71 780,00 0,81 390,00 0,72 790,00 0,60 400,00 0,94 800,00 0,57

Tabel 6: Nilai SMTD jalur trotoar sebelah timur Jalan Malioboro

Sta (m) SMTD (mm) Sta (m) SMTD (mm) Sta (m) SMTD (mm) 10,00 2,34 410,00 2,05 810,00 0,72 20,00 2,04 420,00 1,92 820,00 0,76 30,00 1,52 430,00 1,69 830,00 0,60 40,00 1,82 440,00 1,57 840,00 0,76 50,00 1,84 450,00 2,02 850,00 0,56 60,00 1,67 460,00 1,95 860,00 0,76 70,00 2,10 470,00 1,84 870,00 0,88 80,00 2,04 480,00 1,53 880,00 0,69 90,00 1,50 490,00 1,72 890,00 0,96 100,00 1,97 500,00 1,89 900,00 0,79 110,00 1,94 510,00 1,87 910,00 0,83 120,00 1,50 520,00 1,72 920,00 0,76 130,00 2,02 530,00 1,83 930,00 0,94 140,00 1,69 540,00 1,96 940,00 0,83 160,00 1,89 560,00 1,49 170,00 1,97 570,00 1,67 180,00 0,77 580,00 1,97 190,00 0,84 590,00 1,91 200,00 1,11 600,00 1,77 210,00 1,12 610,00 1,47 220,00 0,76 620,00 1,03 230,00 0,92 630,00 0,83 240,00 0,75 640,00 0,67 250,00 0,76 650,00 0,77

Tabel 6: Nilai SMTD jalur trotoar sebelah timur Jalan Malioboro (lanjutan)

Sta (m) SMTD (mm) Sta (m) SMTD (mm) 260,00 0,75 660,00 0,81 270,00 1,33 670,00 0,68 280,00 0,86 680,00 0,65 290,00 1,68 690,00 0,80 300,00 1,83 700,00 0,73 310,00 1,71 710,00 0,91 320,00 1,60 720,00 0,99 330,00 1,57 730,00 0,91 340,00 1,74 740,00 0,66 350,00 1,76 750,00 0,75 360,00 1,80 760,00 0,72 370,00 1,28 770,00 0,74 380,00 1,68 780,00 0,64 390,00 1,23 790,00 0,77 400,00 1,38 800,00 0,67

Secara umum, nilai-nilai SMTD trotoar yang

terukur baik di sebelah barat maupun timur jalan Malioboro adalah lebih besar dari 0,5

mm. Oleh karena itu maka dapat

disimpulkan bahwa ke dua sisi trotoar tersebut memiliki makro tekstur yang memadai.

Jika dikombinasikan kondisi kekesatan dan kerataan kedua trotoar di lokais studi maka dapat disimpulkan bahwa

1.Trotoar di sebelah barat Jalan Malioboro memiliki kekesatan dengan klasifikasi resio selip sedang-tinggi dan dan permukaannya masih memiliki makro tekstur.

2.Trotoar di sebelah timur Jalan Malioboro memiliki kekesatan dengan klasifikasi

resio selip rendah-sedang dan

permukaannya masih memiliki makro tekstur.

Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa trotoar di sebelah timur Jalan Malioboro lebih baik daripada trotoar di sebelah barat Jalan Malioboro, karena resiko selipnya lebih rendah dan permukaannya masih memiliki makro tekstur.

(7)

5. KESIMPULAN

Kesimpulan studi ini adalah sebagai berikut ini.

1. Nilai µ trotoar di sebelah barat Jalan Malioboro berada pada kisaran 20-28 dan kerataannya yang lebih dari 0,5 mm. Oleh karena itu maka trotoar di sebelah barat Jalan Malioboro memiliki kekesatan dengan klasifikasi resio selip sedang-tinggi dan dan permukaannya masih memiliki makro tekstur.

2. Nilai µ trotoar di sebelah barat Jalan Malioboro berada pada kisaran berada pada kisaran 36-58 dan kerataannya yang lebih dari 0,5 mm. Oleh karena itu maka trotoar di sebelah timur Jalan Malioboro memiliki kekesatan dengan klasifikasi

resio selip rendah-sedang dan dan permukaannya masih memiliki makro tekstur.

3. Trotoar di sebelah timur Jalan Malioboro lebih baik daripada trotoar di sebelah barat Jalan Malioboro, karena resiko selipnya lebih rendah dan permukaannya masih memiliki makro tekstur.

DAFTAR PUSTAKA

1. Health and safety Executive (-) Assessing

the slip resistance of flooring. United

Gambar

Gambar 1: Lokasi studi
Gambar 4: Ubin yang digunakan pada trotoar  sebelah barat Jalan Malioboro
Tabel 3 dan  4 berikut ini menyajikan  secara  lengkap nilai rerata dan s kekesatan.
Tabel  4:  Nilai  rerata  dan  s  kekesatan  jalur  trotoar sebelah timur Jalan Malioboro
+2

Referensi

Dokumen terkait

Namun perlu adanya analisis tambahan terhadap regangan yang terjadi pada pipeline selama proses laying sehingga kegagalan pada pipeline seperti concrete crushing

Penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny.S. sesuai dari kebijakan teknis (kunjungan neonatus umur 6

Estimasi biaya pekerjaan penutup lantai dan dinding serta pemasangan paving block di lapangan yang dihitung menggunakan metode SNI hanya untuk pekerjaan yang

Bagaimana kemampuan guru dalam pelaksanaan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode sorogan yang dipadu dengan team teaching pada model pembelajaran

48 Beberapa contoh kelainan kongenital yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan non invasive (ultrasonografi) pada midtrimester kehamilan adalah hidrosefalus dengan atau tanpa

Kajian tersebut mencakup pembuatan model penerapan BPM pada SOA, implementasi model tersebut dalam sebuah studi kasus, dan melakukan pengujian pengubahan proses bisnis dari

Kejelasan dalam penentuan batas wilayah desa pakraman dan desa dinas serta adanya kesepakatan di antara para pihak mengenai perihal tersebut tentunya akan menjadi

Benda ui * )ontoh tanah - yang diteliti dalam per)obaan ini adalah tanah yang diperoleh dari hasil pemboran dengan tangan. Pemboran dilakukan pada lokasi disekitar halaman