• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM WAHANA KESEJAHTERAAN SOSIAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KELURAHAN SOROSUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM WAHANA KESEJAHTERAAN SOSIAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KELURAHAN SOROSUTAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM WAHANA KESEJAHTERAAN SOSIAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KELURAHAN SOROSUTAN

EFFECTIVENESS IMPLEMENTATION PROGRAM WAHANA

KESEJAHTERAAN SOSIAL BERBASIS MASYARAKAT IN EFFORTS TO REDUCE POVERTY IN KELURAHAN SOROSUTAN

Oleh : Pulung Putra Pamungkas, FIS UNY, pulungputra20@gmail.com Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui dan memahami pelaksanaan program WKSBM dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Sorosutan, Kota Yogyakarta, DIY. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kehidupan masyarakat yang berada di perkotaan tidak selamanya sejahtera. Urgensi penelitian ini terletak pada kesenjangan sosial yang berada di Kelurahan Sorosutan. Analisa mengenai dampak sosial tersebut bisa menjadi masukan bagi tentang pelaksanaan program WKSBM Di Kelurahan Sorosutan,Kota Yogyakarta, DIY.

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Instrumen penelitian adalah Peneliti sendiri dengan menggunakan alat bantu pedoman wawancara. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Pengujian keabsahan data menggunakan teknik trianggulasi sumber. Analisis data penelitian menggunakan empat tahap yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pelaksanaan program WKSBM di Kelurahan Sorosutan berlangsung dengan baik, walaupun terjadi berbagai hambatan. Pelaksanaan WKSBM di Kelurahan Sorosutan hanya tersisa 2 RW. Pelaksanaan WKSBM di 2 RW tersebut dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan mendapat respon positif dari masyarakat karena membantu kebutuhan masyarakat. WKSBM di Kelurahan Sorosutan menumbuhkan kembali nilai-nilai yang berkembang di masyarakat seperti nilai gotong-royong, kesetiakawanan sosial,dan kepedulian sosial. Pada 2 tahun terakhir ini pelaksanaan WKSBM di 2 RW tersebut mengalami kevakuman karena kurangnya motivasi dan perhatian dari pemerintah.

Kata kunci: WKSBM, efektivitas, masyarakat

Abstract

This research aims to find out and understand the implementation of WKSBM program in an effort to reduce poverty at Kelurahan Sorosutan, Kota Yogyakarta DIY. The background of this research is the reality that the life of urban people do not always prosper. The importance of this research lies in social inadequacy of urban people in Kelurahan Sorosutan. The social impact assessment can be input for the implementation of the program WKSBM In Kelurahan Sorosutan , Yogyakarta, DIY.

(2)

The research method which is used in this research is descriptive qualitative. The instrument of this research is the researcher himself with interview guidelines. The data collection technique which is used in this research is interview combined with documentation. The validity and reliability test which is used is source triangulation. The data analysis technique is done in four stages, namely data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.

The results of the research showed that the effectiveness of the implementation of the WKSDM program at Kelurahan Sorosutan is running good, although there were some obstacles. There were only remaining 2 RW who did WKSBM program. People in the 2 RW were accepting the WKSBM program and showed positive response to the program, because it helped the people to fulfil their daily needs. WKSBM at Kelurahan Sorosutan regrows the value of mutual assistance, social solidarity, and social awareness. In the last two years the WKSBM program at the 2 RW is not running as plan because lack of motivation and lack of support from the government. Keywords: WKSBM, Effectiveness, People.

PENDAHULUAN

DIY merupakan salah satu kota besar di Indonesia, berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2010 jumlah penduduk di DIY berjumlah 3.457.491 jiwa dengan komposisi 3.457.491 jiwa, dengan komposisi 49,43 persen laki-laki dan 50,57 persen perempuan. Penduduk tersebut dan tersebar di lima kabupaten/kota dengan populasi terbesar terdapat di Kabupaten Sleman dan diikuti oleh Kabupaten Bantul dan Gunungkidul. Namun dengan padatnya penduduk itu menyebabkan tidak meratanya ekonomi, hal itu dibuktikan dengan angka kemiskinan di DIY, menurut BPS pada tahun 2014 angka kemiskinan di DIY 532.590. Pada tahun 2011 Kelurahan Sorosutan merupakan

salah satu wilayah yang terletak di Kota Yogyakarta yang terdiri dari 17 RW dan 67 RT, Kelurahan Sorosutan merupakan salah satu kelurahan yang memiliki penduduk yang cukup padat hal ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah pemukiman penduduk yang terletak di Kelurahan Sorosutan. Kelurahan Sorosutan juga merupakan kelurahan yang cukup maju dengan banyaknya penduduk yang bekerja pada sektor formal, namun diantara penduduk yang bekerja pada sektor formal masih banyak pula penduduk yang masih miskin.

Sudah banyak upaya penanganan pemerintah seperti Program Beras Miskin (Raskin), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan lain lain.

(3)

tapi tidak sebanding dengan meningkatnya permasalahan, dan kondisi ini menambah permasalahan sosial semakin sulit ditanganani., akan memunculkan permasalahan sosial lainya demikian seterusnya. Dalam rangka mempercepat Penanggulangan kemiskinan sekaligus pengembangan kebijakan pembangunan di bidang perlindungan sosial pemerintah Indonesia melalui Dinas Sosial Mulai tahun 2004 telah melaksanakan program Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM). WKSBM merupakan Sistem Kerjasama antar keperangkatan pelayanan sosial di akar rumput yang terdiri oleh usaha kelompok lembaga dan jaringan pendukungnya.Sedangkanhal yang berujung pada keperangkatan sosial masyarakat atau kelembagaan sosial lokal di akar rumput wilayah RT/RW/Dusun/Nagari/banjar(baik yang bersifat alamiah tradisional seperti kelompok arisan, majelis taklim dan seterusnya). Jika dilihat dari pembagian kluster WKSBM termasuk dalam kelompok (kluster), WKSBM termasuk dalam kluster kedua karena WKSBM membantu masyarakat bukan dari dana langsung melainkan pemberdayaan

potensi masyarakat dengan prinsip dari masyarakat, untuk masyarakat, oleh masyarakat. Program WKSBM adalah salah satu program pemerintah untuk mengurangi kemiskinan serta wadah bagi masyarakat untuk menangani permasalahan sosial yang ada. Pemerintah melalui WKSBM mendorong agar masyarakat dapat memanfaatkan potensi di daerah tersebut serta menemukan permasalahan kesejahteraan sosial. Namun pada saat itu, WKSBM belum dapat diaplikasikan ke seluruh daerah di Indonesia. WKSBM baru dapat dilaksanakan secara optimal di berbagai daerah pada tahun 2008. Di tahun 2008 WKSBM tercatat telah tumbuh 1.254 WKSBM di 33 provinsi. Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 42/HUK/2004 menyatakan bahwa tujuan pengembangan WKSBM yaitu pertama untuk menguatkan jaringan kerjasama antar kelompok lokal dalam usaha kesejahteraan sosial secara berkelanjutan. Kedua, menumbuhkan peran masyarakat dalam usaha kesejahteraan sosial. Ketiga, mencegah dan memecahkan masalah-masalah sosial melalui pendayagunaan potensi dan sumber sosial setempat

(4)

secara melembaga dan berkelanjutan. WKSBM dapat tumbuh melalui proses alamiah maupun proses penumbuhan yang disengaja dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan pengembangan WKSBM dilatar belakangi karena pemerintah berada pada posisi yang sangat terbatas dari sisi pendanaan maupun dari sisi jangkauan pelayanan.

“Di Kelurahan Sorosutan ini WKSBM yang berjalan hanya 2 dari 5 yang lainya seperti hidup segan matipun enggan, dibilang hidup juga enggak tetapi dibilang mati juga enggak, WKSBM yang berada di sini kebanyakan permasalahanya karena tidak ada pembekalan buat pengurus baru, tapi ada juga WKSBM yang berprestasi sampai tingkat provinsi yaitu WKSBM di RW 8”.

Berdasarkan pernyataan dari bapak Shofwan diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan WKSBM di Kelurahan Sorosutan sendiri tidak berjalan lancar dikarenakan berbagai hambatan karena dapat dilihat dari 5 WKSBM yang dibentuk hanya berjalan 2 WKSBM yaitu WKSBM RW 6 dan WKSBM RW 8, ketiga WKSBM lainya kepengurusannya mayoritas sudah bubar dan ada yang dilebur kedalam

organisasi-organisasi sosial masyarakat. Oleh karena peneliti ingin melakukan penelitian tentang efektivitas pelaksanaan program WKSBM di Kelurahan Sorosutan yaitu di RW 8 dan RW 6 agar dapat mengetahui secara mendalam pelaksanaan dan hambatan dalam melaksanakan program WKSBM yang telah berjalan 7 tahun dari tahun 2008

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Sosial DIY dan Kelurahan Sorosutan. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai Bulan Juli 2015.

Informan Penelitian

Subjek penelitian merupakan orang-orang yang dianggap mampu memberikan informasi yang sebenarnya terkait fokus penelitian sehingga data yang dihasilkan dapat akurat. Pihak-pihak yang telah dipilih menjadi subjek penelitian yaitu Kepala Seksi TKSM Dinas Sosial, Mantan Staf seksi TKSM,Ketua WKSBM RW 8,Ketua WKSBM RW 6,Masyarakat sekitar WKSBM bernaung.

(5)

Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data di lapangan. Sumber Data

1. Data primer

Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui informasi tentang pengawasan reklame di Kota Yogyakarta dari wawancara dengan informan penelitian. 2. Data sekunder

Data sekunder yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini. Profil Kelurahan Sorosutan, Profil WKSBM Kelurahan Sorosutan, Artikel-artikel tentang Program WKSBM, Laporan Akhir Program Kegiatan WKSBM Kelurahan Sorosutan

Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti menggunakan petunjuk umum wawancara.

2. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan secara langsung dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di lapangan

mengenai efektivitas pelaksanaan WKSBM di Kelurahan Sorosutan 3. Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini yaitu memperoleh berbagai data tambahan atau penunjang melalui pemahaman terkait topik penelitian. Dokumentasi yang telah diperoleh berupa dokumen tentang profil WKSBM,dan Laporan WKSBM

Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah triangulasi sumber.

Teknik Analisis Data

Proses analisis data dalam penelitian ini terbagi menjadi empat alur, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam pelaksanaan WKSBM di 2 RW WKSBM yaitu di WKSBM di RW 6 dan WKSBM RW 8 tersebut maka peneliti ingin melihat efektivitas dari ketercapaian tujuan yang ditentukan sebelumnya seperti yang dikatakan oleh steers “Efektivitas adalah pengukuran

(6)

dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. Efektivitas bisa diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang. Menurut Steers, dkk. (1985: 55). Menurut buku panduan pelaksanaan WKSBM yang diterbitkan oleh Direktorat peningkatan peran dan kelembagaan sosial masyarakat dan kemitraan. Tujuan dari Program WKSBM adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan peran masyarakat dalam usaha kesejahteraan sosial

2) Meningkatnya kepedulian dan kesetiakawanan sosial

3) Terciptanya kelembagaan usaha kesejahteraan sosial berbasis inisisiasi lokal

4) Meningkatnya ketahanan sosial masyarakat

5) Tumbuhnya jaringan kerja dalam usaha usaha kesejahteraan masyarakat

1)Meningkatkan Usaha Kesejahteraan Rakyat

Kemampuan Meningkatkan peran masyarakat dalam usaha kesejahteraan sosial sudah tercapai karena dapat dilihat dari keterlibatan dari ketua-ketua RT maupun Ketua RW 8 dalam kegiatan rapat perumusan, rapat evaluasi, dan kegiatan penyantunan yang dilakukan oleh WKSBM RW 8 ”WARGA RUKUN”, selain itu banyak para tokoh-tokoh agama juga yang berperan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat hal ini dapat dibuktikan dengan sumbangan dari takmir untuk kegiatan WKSBM.

Selain itu peran masyarakat pada kegiatan yang dilakukan oleh WKSBM RW 08 “WARGA RUKUN” cukup penting, karena dapat memberikan motivasi dan masukan-masukan yang berguna bagi keberlangsungan organisasi WKSBM RW 8” DARMA SEJAHTERA”. Sedangkan pada WKSBM RW 6 “DARMA SEJAHTERA” tujuan Meningkatkan peran masyarakat sudah tercapai dapat dilihat dengan partisipasi masyarakat yang cukup baik untuk membantu pelaksanaan program masyarakat baik menjadi donatur

(7)

kegiatan dan pembantu penyalur kegiatan. Namun WKSBM RW 6 “DARMA SEJAHTERA” belum memaksimalkan peran masyarakat sekitar untuk menunjang kinerja organisasi.

2) Meningkatnya Kepedulian Sosial

Kemampuan untuk

meningkatkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial WKSBM RW 8 “WARGA RUKUN” cukup baik . Meningkatnya kepedulian sosial dan kesetiakawanan sosial dapat dilihat dari jumlah donatur yang mau menyumbang untuk kegiatan penyantunan WKSBM RW 8” WARGA RUKUN” berjumlah sekitar 20-35 donatur setiap bulanya, selain itu juga dapat dilihat dari peran masyarakat pada tetangga yang kurang mampu sehingga melaporkan kepada organisasi WKSBM.

Sedangkan untuk WKSBM RW 6 “DARMA SEJAHTERA” juga sudah tercapai, hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan penyantunan yang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Namun dalam beberapa tahun terakir kegiatan penyantunn yang dilakukan WKSBM RW 6

“Darma Sejahtera” tidak berjalan karena vakumnya pengurus.

3) Terciptanya Kelembagaan Usaha Kesejahteraan Sosial.

Terciptanya Kelembagaan dalam usaha kesejahteraan Sosial, dapat dilihat dari banyaknya organisasi masyarakat yang teraffiliasi dengan WKSBM RW 8” WARGA RUKUN” seperti kumpulan pemuda, kumpulan blok ronda, pengajian bapak-bapak, dsb. Organisasi ini berfungsi sebagai pengawas, dan pembantu pelaksanaan organisasi.

Sedangkan pada WKSBM RW 6 Tumbuhnya jaringan kerja masyarakat juga sudah tercapai dengan cukup baik hal ini dapat dilihat dari banyaknya organisasi masyarakat yang ikut membantu dalam pemasukan dana kegiatan penyantunan yang dilakukan oleh WKSBM RW 6 “DARMA SEJAHTERA”.

4) Meningkatnya Ketahanan Sosial Masyarakat.

Kemampuan untuk

meningkatkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial WKSBM RW 8 “WARGA RUKUN” cukup baik .

(8)

Meningkatnya kepedulian sosial dan kesetiakawanan sosial dapat dilihat dari jumlah donatur yang mau menyumbang untuk kegiatan penyantunan WKSBM RW 8” WARGA RUKUN” berjumlah sekitar 20-35 donatur setiap bulanya, selain itu juga dapat dilihat dari peran masyarakat pada tetangga yang kurang mampu sehingga melaporkan kepada organisasi WKSBM.

Sedangkan untuk WKSBM RW 6 “DARMA SEJAHTERA” juga sudah tercapai, hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan penyantunan yang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Namun dalam beberapa tahun terakir kegiatan penyantunn yang dilakukan WKSBM RW 6 “Darma Sejahtera” tidak berjalan karena vakumnya pengurus.

5) Tumbuhnya Jaringan kerja Dalam Usaha-Usaha Kesejahteraan Rakyat

Tujuan yang ini masih belum dapat tercapai karena sumber dana kegiatan penyantunan masih berada pada iuran masyarakat yang berada di wilayahnya dan belum dapat membangun jaringan kerja untuk

membangun usaha kesejahteraan rakyat.

Pelaksanaan di WKSBM RW 8 dan RW 6 juga tidak berjalan dengan lancar dikarenakan berbagai hambatan. Dengan terhambatnya proses pelaksanaan maka membuat kemampuan mencapai tujuan pun mengalami sedikit permasalahan.

Kemampuan dalam mencapai tujuan WKSBM yang ditentukan oleh pemerintah antara WKSBM RW 8 “WARGA RUKUN” dan WKSBM RW 6 “DARMA SEJAHTERA” memiliki perbedaan. Hal ini dikarenakan dengan perbedaan pengurus yang dimiliki tiap-tiap organisasi tersebut.

Kemampuan WKSBM RW 8 “WARGA RUKUN” untuk mencapai tujuan program WKSBM dapat dikatakan baik, hal ini dapat dikatakan dari 5 tujuan yang ditetapkan dalam program WKSBM 4 diantaranya sudah berjalan cukup baik, yaitu meningkatkan peran masyarakat dalam usaha kesejahteraan sosial, meningkatnya kepedulian dan kesetiakawanan sosial, dan tumbuhnya jaringan kerja dalam usaha-usaha kesejahteraan masyarakat, serta

(9)

meningkatnya ketahanan sosial untuk masyarakat.

Meningkatkan peran masyarakat dalam usaha kesejahteraan sosial sudah tercapai karena dapat dilihat dari keterlibatan dari ketua-ketua RT maupun Ketua RW 8 dalam kegiatan rapat perumusan, rapat evaluasi, dan kegiatan penyantunan yang dilakukan oleh WKSBM RW 8” WARGA RUKUN”, selain itu banyak para tokoh-tokoh agama juga yang berperan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat hal ini dapat dibuktikan dengan sumbangan dari takmir untuk kegiatan WKSBM. Meningkatnya kepedulian sosial dan kesetiakawanan sosial dapat dilihat dari jumlah donatur yang mau menyumbang untuk kegiatan penyantunan WKSBM RW 8” WARGA RUKUN” berjumlah sekitar 20-35 donatur setiap bulanya untuk membantu sesama masyarakat yang kurang beruntung. dan untuk indikator meningkatnya jaringan kerja dalam usaha kesejahteraan rakyat, dapat dilihat dari banyaknya organisasi masyarakat yang teraffiliasi dengan WKSBM RW 8” WARGA RUKUN” seperti kumpulan pemuda, kumpulan blok ronda, pengajian bapak-bapak,

dsb. Organisasi ini berfungsi sebagai pengawas, dan pembantu pelaksanaan organisasi. Dengan sudah tercapainya ketiga tujuan tersebut maka tujuan yang ke empat yaitu menciptakan ketahanan sosial bagi masyarakat dapat tercapai hal ini dapat terlihat karena masyarakat merasa ada yang membantu dikala timbul permasalahan sosial yang timbul di wilayahnya.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang efektivitas pelaksanaan program Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM) di Sorosutan Yogyakarta maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Pelaksanaan WKSBM di Kelurahan Sorosutan pada awalnya berjumlah 5 organisasi, namun dikarenakan adanya permasalahan yang terjadi hanya menyisakan 2 organisasi WKSBM yang masih berdiri di Kelurahan Sorosutan.Pelaksanaan program Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat di Sorosutan Yogyakarta

(10)

melalui 3 tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap monitoring dan evaluasi.

Berdasarkan Efektivitas pelaksanaan kebijakan program Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM) di Kelurahan Sorosutan yang berjalan di dua RW 5 yakni RW 6 telah berjalan lancar walaupun pada dua tahun terakhir ini mengalami kevakuman hal ini dapat terlihat dengan adanya respon positif dari masyarakat selama pelaksanaan, sosial ekonomi yang dialami buruh setelah mengikuti program. Hal itu dapat dibuktikan dengan 2 WKSBM yang berada di Kelurahan Sorosutan sudah memenuhi dengan baik, dikarenakan dari 5 tujuan WKSBM yang dicanangkan sudah 4 tujuan yang telah tercapai dengan baik. Namun pelaksanaan WKSBM di Kelurahan Sorosutan mengalami berbagai hambatan yaitu dengan kurangnya perhatian dari pemerintah dan kurang semangatnya para pengurus untuk melaksanakan kegiatan dari program WKSBM tersebut. Berdasarkan hasil penelitian tentang efektivitas pelaksanaan Program Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis

Masyarakat (WKSBM) di Kelurahan Sorosutan Yogyakarta menunjukkan bahwa pelaksanaan program WKSBM sudah berjalan dengan baik dan efektif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, namun dalam pelaksanaanya mengalami kejenuhan sehingga terjadi kevakuman pada pelaksanaan kegiatan Organisasi WKSBM di Kelurahan Sorosutan. Hal ini mengandung implikasi bahwa perlu adanya optimalisasi dalam pelaksanaan program WKSBM di Kelurahan Sorosutan. Optimalisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan peran serta pemerintah, masyarakat sekitar, dan swasta dalam pelaksanaan program WKSBM ini. Melalui optimalisasi tersebut, maka diharapkan masyarakat yang kurang sejahtera dapat mencapai kesejahteraan secara bertahap.

Saran

1. Perlunya perhatian dan motivas dari pemerintah secara rutin dengan cara hadir dalam kegiatan rapat bulanan, penyantunan sehingga pengurus merasa lebih termotivasi.

2. Diberikanya aturan tentang masa jabatan pengurus WKSBM

(11)

3. Memberikan Pelatihan terhadap pengurus tentang pembuatan laporan triwulan WKSBM.

DAFTAR PUSTAKA

Afan Gaffar. 2009. Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi,. Yogyakarta: Cetakan ke V, Pustaka Pelajar .

Bambang Sunggono. 1994. Hukum dan Kebijaksanaan Publik. JakaRTa : Sinar Grafika

Budi Winarno.2012. Kebijakan Publik Teori & Proses. Yogyakarta: Media Pressindo.

Harry Hikmat.2004. Strategi

Pemberdayaan Masyarakat.

Bandung : Humaniora Press Utama.

Inu Kencana Syafiie, dkk. 1997. Ilmu Administrasi Publik. JakaRTa: PT Rineka Cipta.

Moleong. J Lexy. 2012. Metodologi

Penelitian Kualitatif Edisi

Revisi.Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Riant Nugroho. 2003. Kebijakan

Publik: Formulasi,

Implementasi dan Evaluasi.

Jakarta: Elex Media Computindo.

Riant Nugroho. 2008. Public Policy. Jakarta : PT Gramedia.

Solahuddin Kusumanegara.2010. Model dan Aktor dalam Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media

Subarsono. AG 2013. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Tim, Reality. (2008). Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher

--. 2014. Profil Kelurahan Sorosutan 2014 : Kelurahan Sorosutan Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 42/HUK/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberdayaan Wahana Kesejahteraan Sosial

Referensi

Dokumen terkait

 Formulir Program Kerja dan Anggaran Biaya (PK2-RKA-01) yang diterbitkan oleh PK II, adalah formulir rencana program kerja untuk semester mendatang dan anggaran yang dibutuhkan yang

86 DEWI SUNDARI, A.MA Guru SD SDN 13 MULYOHARJO UPPK PEMALANG. 87 DARIYAH Guru SD SDN 04

Data redaman yang didapat sebanyak 155 data dari total 144 port yang tersedia, hal ini dikarenakan port tersebut sudah dugunakan atau sudah diakses dan terdapat kabel fiber optik

"(1) Sambil menunggu ketetapan pajak seperti dimaksud dalam pasal 22 maka oleh Kepala Inspeksi Keuangan dikenakan ketetapan pajak sementara untuk tahun-buku atau tahun-takwim

Pengukuran sintetis pada sebuah website dengan memanfaatkan developer tools yang ada pada setiap web browser , dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan

Internasional. Kawasan rekreasi yang terdiri dari kawasan rekreasi pameran PRPP, Merokoco, serta kawasan rekreasi pantai. Disamping sebagai fungsi rekreasi, kawasan ini juga

Revolusi industri 4.0 di era digital ini persaingan didunia perlaundryan semakin ketat tanpa adanya didukung sebuah teknologi maka usaha laundry akan semakin tertinggal,

Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat untuk mengatasi naiknya harga pupuk dan kelangkaan bahan bakar