PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
(PSDA)
Dosen :
Fani Yayuk Supomo, ST., MT
ATA 2011/2012
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Hujan ( Presipitasi )
dapat dikatakan sebagai sumber
segala air yang ada dipermukaan bumi ini.
Hujan
terjadi karena ada
proses
kondensasi
dari partikel-partikel uap air di udara yang
bergabung
menjadi awan, kemudian berubah
menjadi butir-butir air yang
jatuh
ke muka
bumi menjadi hujan.
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Karakter hujan yang penting diketahui adalah :
Intensitas Hujan, yang dinyatakan dalam mm/jam.
Jumlah Hujan
dalam
satuan waktu, misalnya harian,mingguan, bulanan maupun tahuan ( Durai Hujan )
Distribusi Hujan
dalam
ruang dan waktu.Sifat distribusi hujan
dalam
ruang akan berkaitan denganpersoalan menghitung
volume air hujanyang
jatuh kedalam
Daerah Pengaliran Sungai ( DPS ).BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Kenyataannya, ketebalan hujan yang jatuh pada suatu DPS untuk suatu peristiwa hujan diukur
hanya
pada beberapa tempat penakar hujan ( Ombro Meter ).Nilai ketebalan hujan yang tercatat pada tempat penakar hujan disebut nilai-nilai titik ( point values ).
Persoalan yang kemudian timbul adalah mencari ketebalan hujan merata dalam suatu DPS agar dapat memperkirakan volume hujan pada DPS.
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Dalam kaitan pengembangan sumber daya air, oleh Dr. Kuifer
pada bukunya Water Resources Development membagi fungsi hidrologi atas kegiatan-kegiatan sbb. :
a. Inventarisasi sumber air, seperti :
-
Pengumpulan
data aliran atau debit, hujan, air tanah
- Pencatatan-pencatatan kembali
data-data yang hilangdengan cara khusus tertentu.
-
Pengolahan
data-data, seperti data-data mentah menjadi kurva durasi ( duration curve ), kurva massa ( massa curve ), sehingga dengan itu dapat dibuat appraisal ( taksiran ) yang cepat terhadap sumber air yang ada.BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
b. Perencanaan Proyek ( Planning ), contoh :
o
Penetapan
debit tersedia (dependable flow
) Irigasio Kehilangan air / menuap (
evaporation
) rencana Waduk oPerhitungan
kebutuhan air (water requirement
) Tanamanc. Perencanaan Teknis ( Design ) dari
bangunan-bangunan
air, seperti :
o Debit rencana dari pelimpah (spill way) waduk
o Debit banjir rencana (design flood), untuk perhitungan
tanggul sungai, tinggi rencana coffer dam. 2. Fungsi Hidrologi
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
d. Analisa ekonomi, misal :
o Kurva durasi dapat memberikan gambaran kasar
manfaat
/benefit dari tenaga air (
power
) dan irigasi.o Periode frequency banjir (
flood frequency periode
)
keuntungan
sarana pengendalian bajir (flood control
) e. Eksploitasi Proyek, yaitu :o
Meningkatkan
efisiensi eksploitasi waduk (inflow –outflow)
o Prakiraan debit (
flow forecasting
) dalam musim hujan /banjir peramalan dan peringatan banjir (
flood warning
system
). 2. Fungsi HidrologiBAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Dari uraian tersebut diatas jelas bahwa semua fungsi akan
dapat dicapai bila data-data yang baik dalam arti
teliti
dancukup terkumpul
sebelumnya.Untuk wilayah Jawa pada umumnya sudah ditangani dengan baik, sehingga data-2 tsb sudah
cukup
lumayanUntuk daerah
diluar
pulau Jawamasih
kurang, karena itu program pengumpulan (monitoring) data hidrologi yangteratur
dankelangsungannya
perlu dipersiapkan.BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Neraca Air adalah suatu cara analisisi dengan persamaan neraca ( air ) yang
berdasarkan
pada hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa suatu zattidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan,
tetapi
suatu zatdapat
berubah bentuknya.
Persamaan neraca air ini
memperlihatkan
besaran masukan ( inflow / gain ) dan keluaran ( outflow / losses ) serta storage.BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Berbeda dengan neraca akuntansi yang periode waktunya
sesaat
.Maka pada neraca air yang mempunyai periode waktunya
tidak
sesaat, terpaksa selalu ada penyeimbang S ( Storage ) yaitu sesuatu yangbersifat
dinamisselama
interval waktu yang dilihat.Persamaan umum dari Neraca Air adalah : Masukan = Keluaran ± Storage
I = O ± S
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Jelas bahwa suatu persamaan neraca air akan mempunyai makna hanya apabila ditetapkan dua hal sebagai pembatas, yaitu :
a. Batasan Daerah atau Wadah yang dapat
membentuk
suatu sistem, contoh : Waduk atau Reservoir Kolom suatu lahan
Suatu Aquifer Air Tahan
Suatu Panjang Sungai atau Saluran tertentu
Suatu Petak Irigasi tertentu ( tersier, sekunder atau
satu jaringan irigasi )
Suatu Daerah Pengaliran Sungai ( DPS ) atau Sub
Wilayah Sungai dan Wilayah Sungai
Dst.
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Sebagai contoh : Neraca Air untuk sebuah Waduk dengan
periode 15 ( lima belas ) hari atau bulanan ( 30 hari ).
Parameter-parameternya terlihat sebagaimana didalam
daftar , sebagai berikut :
Maka Persamaan Neraca Air menjadi sebagai berikut :
I + P + U + S = Oi + Os + E + Ss
3. Neraca Air ( Water Budged / Water Balance )
Masukan = increments = gain Supply = inflow
Kehilangan = decrements = losses Drainage = outflow
1. Presipitasi ( hujan ) P
2. Aliran dari Sungai I
3. Rembesan ( seepage ) U
4. Perubahan Storage S
1. Evaporasi = Penguapan E
2. Pengambilan Irigasi / Tenaga Air Oi
3. Melimpas (spill way / outflow) Os
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
b. Pereode tertentu dan Spesifik, misalnya :
t = 1 jam t = 1 hari t = 1 tahun t = 5 tahun t = 10 tahun dst.
Tergantung sistem yang ditangani.
E P U I Os Oi Ss ∆S
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
a. Pengukuran Lapangan Debit Air
Cara Area Velocity Area
Rumus : Debit adalah
sama dengan
kecepatan airkali
luas penampang air.Q =
Vi . Ai4. Pengumpulan data.
i = 1 i = n
1 2 3 4
diukur
V rata-rata
diukur
Gambar penampang aliran sungai
+ + + + + + Profil kecepatan
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Penampang aliran dibagi atas beberapa bagian setiap bagian
luas Ai, seperti gambar.
Kecepatan air ditiap bagian diukur dengan alat pengukur
kecepatan ( current meter ) pada penampang melintang gam bar tsb. Diatas, dapat memperlihatakan profil kecepatan.
Pengukuran dapat dilakukan di satu titik, dua titil atau lebih tergantung persyaratan ketelitiannya.
Misalnya debngan pengukuran dua titik pada kedalaman h = 0,20 d dan h = 0,80 d, maka :
V . 0,20 d + V . 0,80 d V rata-rata = ---
2
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Alat ukur ( current meter ) yang biasa digunakan ada dua
macam, yaitu :
Tipe Mangkok ( Price ), seperti gb. 2.3.3a. Tipe Propeller , seperti gb. 2.3.3b.
Pada tipe Mangkok, begitu alat dimasukan ke air, mangkok akan berputar, as perputarannya
tegak lurus
pada aliran. Pada tipe Propeller, baling-baling akan berputar begitu alatdimasukkan kedalam air, as perputaran propeler adalah
paralel
dengan arah aliran.Untuk setiap alat ukur tentunya sudah ada
konversi
hubungan kecepatan air dengan jumlah pputaran alat (ini perludikalibrasi
).BAB I SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Cara Lengkung Debit ( Stage Discahrege Relation )
cara lengkung debit ini adalah dengan ca5ra membuat grafik
atau kurva hubungan tinggi air dan debit atau sering disebut
lengkung debit ( Rating Curve ) yang dari data-data yang
sudah dibuat dengan
rumus-rumus
hidraulik, tetapi telah dikalibrasi juga dengan pengukur debit (lihat gb.2.3.4).Tinggi muka air pada sungai atau saluran
diamati
dengan alat ukur yang bisa dibaca secara manual ( staff gauges /peil schall ) atau secara otomatis yanitu dengan alat Automatic Water Level Recorder ( AWLR )
pecatatan
dapat
langsung
dapat dilihat pada kertas printout dan secara minguan atau bulanan baru diganti ( lihat gb. 2.3.6).BAB I SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI
4. Pengumpulan Data
a). Aliran tak tetap. b). Aliran tetap.
muka air naik muka air turun
h
Q ( debit )
h
Q ( debit )
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Rumur - rumus hidraulik yang sering digunakan ialah,
sebagai berikut :
o Pada saluran terbuka : Chezy : v = C
R . I Manning : v = 1 / n . R 2/3 . I ½. Dimana : v = kecepatan aliran C = koefisien Chezyn = angka kekasaran Manning R = jari-jari hidraulik
A = Luas penampang basah air / aliran P = keliling basah penampang air
I = kemiringan dasar saluran / sungai.
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
o Aliran kritis pada bendung lebar B atau flume (lihat gb.
2.3.5 ). Rumus : v / 2.g = 1/3 . E v = 2 . G . E / 3 Q = v . A = { 2.g. E / 3 } . 2/3 . E . B Q = . 1,7 . B . E 3/2 Q = . 1,7 . B ( h + hv ) 3/2 Dimana :
= faktor limpasan tergantung bentuk ambang bendung.
B = lebar bendung
E = besarnya total tinggi energi ( h + hv ) h = tinggi muka air
hv = tinggi garis energi terhadap muka air. P = keliling basah penampang air
I = kemiringan dasar saluran / sungai.
BAB III
SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
4. Pengumpulan Data hv h E V2 ---- 2G hc = 2/3 . E garis energi
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
b. Kelengkapan Data - data :
Didalam hal-hal dimana data-data yang tersedia kurang
lengkap, maka untuk mengatasinya dapat ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut :
o Jika elevasi level danau atau sungai tersedia, maka dengan
rumus-rumus hidaulik akan dapat dibuat hitungan perkiraan debit.
o Apabila data-data ada yang terputus-putus, kekurangan
tsb. Dapat dilengkapi dengan sistem korelasi antar sdtation-station pada periode waktu tertentu ( hari, minggu, dst.)
o Bila tidak ada station yang terdekat, sedang data yang
tersedia pendek, cara melengkapinya dapat dengan mem-plot hidrograp semua aliran yang ada, kemudian hidrograph dihubungkan dengan data hujan dan teperatur atau evaporasi yang biasanya tersedia.
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
b. Kelengkapan Data - data :
Didalam hal-hal dimana data-data yang tersedia kurang lengkap,
maka untuk mengatasinya dapat ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut :
o Jika elevasi level danau atau sungai tersedia, maka dengan
rumus-rumus hidaulik akan dapat dibuat hitungan perkiraan debit.
o Apabila data-data ada yang terputus-putus, kekurangan tsb.
Dapat dilengkapi dengan sistem korelasi antar sdtation-station pada periode waktu tertentu (hari, minggu, dst.)
o Bila tidak ada station yang terdekat, sedang data yang tersedia
pendek, cara melengkapinya dapat dengan mem-plot hidrograp semua aliran yang ada, kemudian hidrograph dihubungkan dengan data hujan dan teperatur atau evaporasi yang biasanya tersedia.
BAB I SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI
4. Pengumpulan Data
koreksi
St = B
Station A ( debit )
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
o Jika data atau catatan yang ada amat sedikit dan tidak ada
station berdekatan yang lengkap datanya, keadaan akan lebih sukar. Dalam hal seperti ini cara yang dapat dipakai adalah dengan memperbandingkan DPS ( Drainage Basin ) tsb dengan DPS lain yang ada datanya dan dilakukan pengamatan di lapangan secara fisik dan sejarah daerah tsb dari penghuninya.
o Jika tidak ada DPS yang dapat dipakai sebagai pembanding,
maka cara yang ditempuh adalah dengan perhitungan besarnya
run-off secara sintesa. Yaitu dengan memperkirakan hujan,
infiltrasi dan bentuk-2 hidrograph sampai dengan dibuat
sebuah syntetic unit hidrograph untuk DPS yang ditinjau serta dapat ditambah dengan melakukan pengamatan
dilapangan secara fisik dan sejarah tsb dari penghuninya agar lebih dapat mendekati kebenarannya.
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Cara paling sederhana untuk memperlihatkan arti dari data-data hujan atau debit sungai ialah dengan menghitung harga rata-rata ( rerata ), harga minimum dan harga maksimum. Sebelumnya kita perlu mengetahui perhitungan dasar yang biasa
digunakan, yaitu :
a) Menghitung Rerata Tebal Hujan (Methode : Aljabar,
Polygon, Isohyet dan Kriging)
b) Durasi dan intensitas hujan.
c) Aliran air dalam DPS
akibat
hujan (aliran permukaan,lengas tanah, aliran dibawh pemukaan, pengisian cekung-2 air, uap air)
d) Proposi air hujan
menjadi
berbagai bentuke) Rumus Rasional
f) Analisa Statistik ( Hidrograf, Kurva Mass, Kurva Durasi,
Kurva Frequensi )
BAB I SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI 5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
Bagian hujan yang langsung pada alur sungai
K et eb al an u n it ai r Ek u iv al en su at u saa t
Waktu diukur dari saat Permulaan terjadi hujan
Gbr. 2.13. Ilustrasi Proporsi Bentuk-bentuk Air Selama Proses Hujan
Aliran permukaan Interflow Air tanah Lengas tanah Pengisian cekungan Intersepsi
BAB I SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI 5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
Satu contogh “ Rating Curve “
T ingg i muk a ai r H dal am me te r 1 Q Debit, Q ( m3/det. ) Gbr. 2.9. Rating Curve 2 3 4 5 200 400 600 800
BAB I SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI 5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
Saluran 5 km’ Gambar Situasi Daerah Pengaliran V1 V1 V2 2 km’ T U T Soal Contoh 1 : Diketahui : o Lebar daerah = 2 km. o Panjang daerah = 5 km.
o Kecepatan rerata aliran air di -
permukaan tanah : v1 = 0,10 m/dt o Kecepatan rerata aliran dalam
saluran : v1 = 1,0 m/dt
o Semua daerah terkena hujan, dg. intensitas hujan : i = 10 mm/jam. o Koefisien aliran : C = 0,40
o Lamanya waktu hujan : tr = 250 menit
Pertanyaannya : Berapa debit puncak dan bagaimankah ben- tuk hidrografnya ?.
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Jawaban :
Langkah-langkahnya adalah sbb. :
1. Waktu Konsentrasi ( tc ) :
o titik T tempat terjauh, jarak U ke T = 2 km / 2 = 1 km.
o Waktu T ke U (tc1) = 1 km / v1 = 1.000 m / 0,10 m/dt = 10.000 dt o Waktu U ke A (tc2) = 5 km / v2 = 5.000 m / 1,00 m/dt = 5.000 dt o Jadi waktu konsentrasi ( tc ) = tc1 + tc2 = 15.000 dt = 250 menit
2. Waktu Hujan ( tr ) :
o Waktu hujan ( tr ) dibandingkan dengan waktu konsentrasi ( tc ),
yaitu :
tr = tc = 250 menit.
Jika terjadi tc > tr, maka perlu dicari luasnya daerah hujan yang mempengaruhi debit puncak.
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Jawaban :
3. Debit Maksimum ( Qmax ), dengan rumus rasional :
o Qmax = C . i . A dengan :
C = koefisien aliran i = intensitas hujan
A = luas daerah yang ditinjau. o Sehingga : Qmax = 0,40 x 10 mm/jam x ( 2 x 5 km ) = 0,40 x 10 x 10 -3 m/jam x 10 x 10 6 m2 = 40 x 10 3 m3/jam = 40 x 10 3 / ( 3.600 ) m3/det. = 11,11 m3/det.
BAB I SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI
4. Pengumpulan Data Tc = tr Debi t ( Q ) da lam m 3 /deti k
Waktu ( t ) dalam menit
Gambar Hidrograf
Tc = tr
0 250 500
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Pertanyaan pada contoh no 1 telah terjawab,
namun kita perlu merenung :
o
Mengapa hidrograf berbentuk segi tiga ?.
o
Kenapa waktu hidrograf = 500 menit ?.
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Contoh 2 :
Diketahui : Data-data sama dengan contoh 1, kecuali
lamanya hujan ( tr ) adalah 6 jam
Pertanyaannya : sama dengan soal contoh 1,
yaitu : berapa debit puncak dan
bagaimanakah bentuk
hidrografnya ?.
Jawaban : ... ?, kenapa ... ?.
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Contoh 3 :
Diketahui : Data-data sama dengan contoh 1,lamanya hujan ( tr )
tetap 250 menit, tetapi kondisi alirannya dan saluran pada daerah yang ditinjau diputar seperti gambar dibawah ini
Pertanyaan : Gambarlah luas daerah hujan yang mempengaruhi
debit puncak dan hitunglah besarnya debit tersebut, serta bagaimana bentuk hidrografnya ?.
Jawab : Waktu konsentrasi : tc = 2,50 km / ( 0,10 m/det ) + 2 km / ( 1 m/det ) = ( 25.000 + 2.000 ) det = 27.000 det. = 450 menit.
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Contoh 3 :
Jawab :
Ternyata tc > tr, maka daerah yang diperhitungkan berkontribusi untuk menimbulkan debit maksimum adalah bagian yang diarsir dan untuk
menetukan luasan daerah tersebut, adalah : XT (m) 2 (km)
--- + --- = tr, diketahui tr = 250 menit. 0,10 m/det 1 m/det
{ XT m / 0,10 m/det } + 2.000 m = 15.000 det.
XT m / 0,10 m/det = 13.000 det Jadi XT = 1.300 m’. Dengan cara yang sama akan didapat : XS = 1.500 m’.
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Contoh 3 :
Jawab :
Debit maksimum dapat dihitung sebagai berikut :
o Qmax = C . i . A
= 0,40 (10 x 10–3 / 3.600 x ½ (1.300 + 1500) x 2 x 2 x 106 m3/det.
= 6,22 m3/det.
BAB I SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI
5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
tr Debi t ( Q ) da lam m 3 /deti k
Waktu ( t ) dalam menit
Gambar Hidrograf
tc
0 250 700
6,22
Ti nggi a ir ( m’ )
Ti nggi a ir ( m’ )
Ti nggi a ir ( m’ )
Waktu ( t ) dalam jam
Kolam Storage menjamin Q min
Waktu ( t ) bulan Debi t ( Q ) da lam m 3 /deti k Rata-rata bulanan
Waktu ( t ) bulan Debi t ( Q ) da lam m 3 /deti k Rata-rata tahunan
Waktu ( t ) bulan Debi t ( Q ) da lam m 3 /deti k 50 % = Rata-rata = 3,21 = th 50, 54, 62
Waktu ( t ) bulan Debi t ( Q ) da lam m 3 /deti k 50 % = Rata-rata = 3,21
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Frekuensi Debit Banjir :
Dasarnya :
o F = P = 1 / Tr
Dimana :
P = probability
Tr = periode ulang ( recurrence period )
o Tr = n / ( m – 0,5 )
o Tr = ( n + m ) / m.
Dimana :
n = jumlah sample m = urutan sample 5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
BAB III SUMBER AIR dan PERANAN HIDROLOGI
Kriteria untuk bangunan di Indonsia :
Drainage pertanian Tr = 5 - 10 tahun
Tanggul Banjir Tr = 25 - 50 tahun
Bendung di sungai Tr = 50 - 100 tahun
Pelimpah waduk Tr > 100 tahun
Sebagai perbandingan :
Tanggul Laut di negeri Belanda Tr = 10.000 tahun
sehingga probabilitasnya sangat kecil P = 1 / 10.000 = 0,0001.
BAB I SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI
5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
° Debi t ( Q ) da lam m 3 /deti k
Frequency of excendence ( excendence probability ) atau return period
Gambar Frekuensi untuk Debit Banjir ( Qmax )
98 50 60 10
6,22
Ploting data Fill by eye ( dengan mata )
°
90
BAB I SUNGAI dan WILAYAH SUNGAI
5. Pengelolaan Data ( Data Prosessing )
° Bi ay a ( Rp . 10 7 )
Masa Ulang ( tahun )
Gambar Pemilihan masa ulang atas Biaya Bangunan
Biaya Konstruksi Minimum ( optimum ) ° 1 2 3 4 5 6 7 8 Biaya Risiko 0 1 2 3 4