SISTEM TROPIS
SISTEM TROPIS
MODUL DEMAM
MODUL DEMAM
KELOMPOK 3 KELOMPOK 3FAKULTAS KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVER
UNIVER
SIT
SIT
AS
AS
MUHAMMA
MUHAMMA
DIY
DIY
AH
AH
MAKASSAR
MAKASSAR
2011
NA
NA
MA ANGG
MA ANGG
OT
OT
A
A
1.
1. A.ARDIATMAA.ARDIATMA
2.
2. A. ASRIA. ASRINA PERTNA PERTAMASAMASARIARI
3.
3. ANISYAH HARIADIANISYAH HARIADI
4.
4. HARDIANTI DHARDIANTI D
5.
5. KHAERATULHISANKHAERATULHISAN
6.
6. M. AKBAR YUNUSM. AKBAR YUNUS
7.
7. PARAMITHA P HARMANPARAMITHA P HARMAN
8.
8. MUTMAINNAHMUTMAINNAH
9.
9. SITTI MARWAHSITTI MARWAH
10.
NA
NA
MA ANGG
MA ANGG
OT
OT
A
A
1.
1. A.ARDIATMAA.ARDIATMA
2.
2. A. ASRIA. ASRINA PERTNA PERTAMASAMASARIARI
3.
3. ANISYAH HARIADIANISYAH HARIADI
4.
4. HARDIANTI DHARDIANTI D
5.
5. KHAERATULHISANKHAERATULHISAN
6.
6. M. AKBAR YUNUSM. AKBAR YUNUS
7.
7. PARAMITHA P HARMANPARAMITHA P HARMAN
8.
8. MUTMAINNAHMUTMAINNAH
9.
9. SITTI MARWAHSITTI MARWAH
10.
SKENARIO
SKENARIO
Seorang laki-laki umur 22 tahun datang ke puskesmas dengan Seorang laki-laki umur 22 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan demam selama seminggu, selera makan kurang dan keluhan demam selama seminggu, selera makan kurang dan disertai sakit kepala. Sepuluh hari yang lalu, penderita baru disertai sakit kepala. Sepuluh hari yang lalu, penderita baru dating dari papua.
KATA KUNCI
KATA KUNCI
Laki-laki,22 tahunLaki-laki,22 tahun
Demam selama 1 mingguDemam selama 1 minggu
Selera makan menurunSelera makan menurun
Sakit kepalaSakit kepala
PERTANYAAN
PERTANYAAN
1.1. Apa definisi demam?Apa definisi demam?
2.
2. Bagaimana klasifikasi demam?Bagaimana klasifikasi demam?
3.
3. Apa etiologi demam?Apa etiologi demam?
4.
4. Bagaimana patomekanisme demam?Bagaimana patomekanisme demam?
5.
5. Apa saja DD nya?Apa saja DD nya?
6.
6. Bagaimana epidemiologinya?Bagaimana epidemiologinya?
7.
7. Bagaimana langkah-langkah Bagaimana langkah-langkah diagnosisnydiagnosisnya?a?
8.
8. BagaimanaBagaimanana na penatalaksanaapenatalaksanaannya?nnya?
9.
9. Bagaimana komplikasinya?Bagaimana komplikasinya?
10.
10. Bagaimana prognosisnya?Bagaimana prognosisnya?
11.
DEFINISI DEMAM
Demam adalah suhu diatas batas normal,(35,9/36,5-37,2 (36 – 37.4) derajat celcius) dapat disebabkan oleh kelaianan dalam otak atau bahan toksik yang dapat mempengaruhi pusat pengaturan suhu (Guyton dan Hall)
TYPE DEMAM
• Demam septic adalah suhu badan berangsur naik ke tingkat yang
tinggi sekalipada malam hari sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
• Demam remitten adalah suhu badan dapat turun setiap hari tapi tidak
pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai 2derajat dan tidak sebesar suhu yang dicatat pada demam septic
• Demam Intermitten adalah suhu badan turun ketingkat yang normal selama
beberapa jam dalam satu hari . Demam ini terjadi pada penyakit malaria. Bila terjadi setiap dua hari sekali disebut malaria tersiana
Bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan disebut malaria kuartana
• Demam siklik adalah kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang
diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula
ETIOLOGI
:
:
Infeksi : Non infeksi :
•Virus •Bakteri •Parasit •Jamur •Tumor •Gangguan system saraf pusat •Penyakit darah, endocrine •Pemakaian obat •Psikogenik •Penyakit GIT •Trauma
Demam Berdarah
Dengue
DEFINISI
Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk
PATOFISIOLOGI
Belum diketahui secara pasti
Teori yang paling banyak di anut : the secondary
heterologous infection hypothesis
Fenomena patofisologi :
tingginya permabilitas dinding pembuluh darah
menurunnya volume plasma
terjadinya hipotensi
Kriteria WHO 1997 diagnosis DBD
Demam atau riwayat demam akut, antara 2 – 7 hari
Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut : Uji bendung positif
Petekie, ekimosis atau purpura Perdarahan mukosa
Hematemesis atau melena Trombositopenia (<100.000/ul)
Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage : Peningkatan hematokrit
Penurunan hematokrit
Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites atau
KLASIFIKASI DBD
DD/DB D Derajat * Gejala LaboratoriumDD Demam, disertai 2 atau lebih tanda: sakit kepala, nyeri retro-orbital, mialgia, artralgia
Leucopenia
Trombositopenia, tidak
ditemukan bukti kebocoran plasma DBD I Gejala di atas ditambah uji bending positif Trombositopenia
(<100.000/ul) bukti ada kebocoran plasma
DBD II Gejala di atas ditambah perdarahan spontan Trombositopenia (<100.000/ul) DBD III Gejala di atas ditambah kegagalan sirkulasi
(kulit dingin dan lembab serta gelisah)
Trombositopenia (<100.000/ul) DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan darah
dan nadi tidak terukur
Trombositopenia (<100.000/ul)
PEMERIKSAAN
Laboratorium:
Darah: Hb, Ht, jumlah trombosit, dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambaran limfosit plasma baru.
Leukosit: dapat normal atau menurun
Trombosit: umumnya trombositopenia (kurang dari 100.000 sel/mm3) pada hari ke 3-8
Hematokrit: kebocoran plkasma ditunjukkan dengan
ditemukannya peningkatan hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam
PENATALAKSANAAN
Tidak ada perawatan khusus untuk demam berdarah. Obat-obatan diberikan untuk meringankan demam dan rasa sakit. Penderita sebaiknya segera dirawat, dan terutama dijaga jumlah cairan tubuhnya
Definisi
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut disebabkan oleh
Demam Tifoid
Insiden bervariasi ditiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi lingkungan.
Etiologi :
Patomekanisme
S. Typhi / S. Paratyphi lambung Usus halus Plak peyeri
Aliran limfe Organ RES
(Hati & Limpa)
Pendarahan/perforasi intestinal Kel. Limfe mesenterial Duktus torasikus Aliran darah Gejala/tanda Infeksi sistemik Vesica felea Keluar bersama feses mati Fagositosis oleh macrophage Gejala/tanda Infeksi sistemik
Manifestasi klinis
Minggu pertama :
Demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual
muntah,obstipasi, perasaan tidak enak diperut , batuk, epistaksis.
Minggu kedua:
Demam, bradikardi relatif, lidah yang berselaput,
hepatomegali,splenomegali, ggn mental (somnolent, stupor, koma,delirium, psikosis)
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Rutin: leukopenia
Uji widal : u/ deteksi antibodi terhadap kuman S.typhi Kultur darah
Pengobatan
Istirahat dan perawatan
Diet dan terapi penunjang
Pemberian antimikroba
kloramfenikol Tiamfenikol Kotrimoksazol
Ampisilin dan amoksisilin Sefalosporin generasi ketiga
Komplikasi
Komplikasi Intestinal
Pencegahan
Preventif dan Kontrol Penularan
Vaksinasi :
vaksin oral : Ty21a (vivotif Berna) Vaksin parenteral : ViCPS
Definisi Malaria
Penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium
yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles spp.
Etiologi
Agent penyakit malaria adalah genus plasmodia, family
plasmodiidae, dan order Coccidiidae. Ada empat jenis parasit malaria, yaitu:
Plasmodium falciparum
Plasmodium vivax.
Plasmodium malariae.
GEJALA KLINIK
Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium: stadium
kedinginan, stadium panas, dan stadium berkeringat
Splenomegali (pembengkakan limpa)
DIAGNOSIS
Pemeriksaan tetasan darah tebal dan tipis
Tes Ag = P-F test
Tes serologi
PENGOBATAN
Artemeter + Lumefantrin
Artesunate + Amodiakuin
Artesunate + Pirimetamin (pada daerah yang efikasi Sulfadoksin-Pirimetamin masih tinggi)
Artesunate + Meflokuin (pada daerah dengan transmisi rendah)
Amodiakuin + Sulfadoksin-Pirimetamin (pada daerah yang efikasi kedua obat masih tinggi)
Selain itu WHO juga merekomendasikan pengobatan untuk daerah yang terbukti resistensi klorokuin dengan memberikan kombinasi berikut:
1. Kinin + Tetrasiklin 2. Kinin + Doksisiklin
KOMPLIKASI
Gangguan sistem saraf pusat
Gagal ginjal akut
Kelainan hati
Blackwater Fever
Perdarahan
LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan
oleh mikroorganisme leptospira interogans tanpa memandang bentuk spesifik serotipenya.
Leptospirosis disebabkan oleh genus leptospira, family
treponematacae, suatu mikroorganisme spirochaeta. Cirri khas organism ini yakni berbelit, tipis, fleksibel, panjangnya 5-15 um, dengan spiral sangat halus, lebarnya 0,1-0,2 um.
Epidemologi
Leptospirosis tersebar diseluruh dunia, disemua benua kecuali
Antartika, namun terbanyak didapati di daerah tropis.
Di Indonesia Leptospirosis ditemaukan di DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Lampung, Sumatra
Selatan, Bengkulu, Riau, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat
Patogenesis
Leptospira Aliran darah Melalui kulit/
selaput lendir
Respon imunologi (seluler/humoral)
- Infeksi dapat ditekan - Terbentuk Ab Spesifik Ginjal
Gambaran klinis leptospirosis
Masa inkubasi 2-26 hari, biasanya 7-13 hari dan rata-rata 10 hari.
Sering : demam, menggigil, sakit kepala, nistagmus,
anoreksia, mialgia, conjuctival suffusion, mual, muntah,
nyeriabdomen, ikterus, hepatomegali, ruam kulit, photophobi.
Jarang : pneumonitis, hemaptoe, delirium, perdarahan, diare,
edema, splenomegali, artralgia, gagal ginjal, peroferal neuritis, pancreatitis, parotitis, epididimytis, hematemesis, asites,
Langkah-langkah diagnosis
Pada anamnesis, penting diketahui tentang riwayat pekerjaan
pasien, apakah termasuk resiko tinggi
Pada pemeriksaan fsik dijumpai demam, bradikardia, nyeri
tekan otot, hepatomegali, dan lain-lain.
Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin dijumpai
lekositosis, normal atau sedikit menurun disertai neutrofilia dan laju endap darah yang meninggi.
Kultur : dengan mengambil specimen dari darah atau CCS
segera pada awal gejala. Dianjurkan untuk melakukan kultur ganda dan mengambil specimen paada fase leptospiremia serta belum diberi antibiotic.
Serologi : PCR, siver strain atau fluorescent antibody stain,
Penatalksanaan
Antibiotic diberikan secepat mungkin, biasanya dalan 4 hari
FLU BURUNG
Avian influenza merupakan penyakit infeksi akibat virus
influenza tipe A yang biasa mengenai unggas.
Penyebab avian influenza atau fluburung ini adalah virus
influenza A subtype H5N1 yang secara ringkas disebut
(H5N1). Virus avian influenza ini diglongkan dalan Hilhly Pthogenic Avian Influenza (HPAI).
Patomekanisme
Virus H5N1
mukosa saluran napas
alveoli
Terpajan mukoprotein
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis pada manusia terutama terjadi di system
respiratorik mulai dari yang ringan sampai yang berat. Seperti batuk, pilek, dan demam. Demam biasanya cukup tinggi yaitu >38oC. gejala lain berupa sefalgia, nyeri tenggorokan,
Diagnosis
Kelianan laboratorium rutin yang hampir selalu dijumpai
adalah leucopenia, limfopenia, dan trombositopenia.
Uji konfirmasi :
Kultur dan identifikasi virus H5N1 Uji real time nested PCR untuk H5 Uji serologi
Penatalaksaan
Penghambat M2 : amantadin (symadine), rimantidin
(flu-madine). Dengan dosis 2x/hari 100 mg atau 5 mg/kgBB selama 3-5 hari.
Penghambat neuramidase (WHO) : zanamivir (relenza),
oseltamivir (tami-flu). Dengan dosis 2 x 75 mg selama 1 minggu.
AIDS disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency
Patomekanisme
HIV Kel. Limfe Sindrom retroviral Disertai viremia hebat
Hilang
1-3 minggu
Respon imun humoral Maupun seluler
Keseimbangan (SET POINT)
Manifestasi klinis
Setengah kasus berkembang dengan gejala demam disertai
malaise, nyeri kepala, faringitis, limfadenopati, dan ruam makulopapular 2-4 minggu setelah infeksi. Kemudian bisa berkembang gejala malaise, demam, penurunan berat badan disertai tanda-tanda imunodefisiensi ringan (misalnya Candida oral, herpes zoster, atau herpeks simpleks) atau disfungsi imun (trombositopenia imun, alergi obat). Bias terjadi limfadenopati generalisata.
Penatalaksanaan
Pengobatan untuk menekan replikasi virus HIV dengan obat
anti reteoviral (ARV)
Pengobatan suportifnya yaitu makanan yang mempunyai nilai
gizi yang lebih baik dan pengobatan pendukung lain seperti dukungan psikososial dan dukungan agama serta tidur yang cukup dan perlu menjaga kebersihan.
Pencegahan
Pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja dan dewasa
muda
Program penyuluhan sebaya (peer group education untuk
bebagai kelopok sasaran
Program kerjasama dengan media cetak dan elektronik
Paket pencegahan komprehensif untuk pengguna narkotika,
termasuk program pengadaan jarum suntik steril
Program pendidikan agama
Program promosi kondom di lokalisasi pelacuran dan panti
pijat
Pealtihan keterampilan hidup
Program pengadaan tempat2 untuk tes HIV dan konseling Dukungan untuk anak jalan dan pengenatasan prostitusi
anak
Integrasi program pencegahan dan program pengobatan,
perawatan dan dukungan untuk odha
Program pencegahan HIV dari ibu ke anak dengan
Referensi
Sudoyo, Aru W. dkk, editor. Buku ajar Ilmu penyakit dalam
jilid III edisi IV. Jakarta. Pusat penerbitan ilmu penyakit dalam univerisas Indonesia, 2006.
Mansyur A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran FKUI jilid 1 edisi
III. Jakarta;2001 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3372/1/penyd alam-umar6.pdf http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=46 http://www.kesmas.tk/2010/11/definisi-malaria.html http://www.chp.gov.hk/files/pdf/ol_dengue_fever_indonesian_ version.pdf