• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil PT. Phillips Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil PT. Phillips Indonesia"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil PT. Phillips Indonesia

Koninklijke Philips Electronics N.V. (Royal Dutch Philips Electronics Ltd.), biasa dikenal sebagai Philips didirikan pada tahun 1891 ketika Anton dan Gerard Philips mendirikan Philips dan Co di Eindhoven, Belanda. Perusahaan Philips bergerak pada industri elektronik seperti alat –alat keperluan rumah tangga hingga berbagai jenis lampu.Awalnya perusahaan ini mulai memproduksi lampu karbon-filamen dan pada pergantian abad, telah menjadi salah satu produsen terbesar di Eropa. Dirangsang oleh revolusi industri di Eropa,pada tahun 1915-1925 laboratorium penelitian Philips mulai memperkenalkan inovasi pertamanya di x-ray dan teknologi radio.

Aliran produk baru yang menarik ide-ide terus berlanjut sepanjang tahun 1970-an. Penelitian pada sektor pencahayaan memberikan konstribusi terhadap Power Light baru dan lampu Soft Light hemat energi. Power Light merupakan lampu dengan cahaya kuat dan tajam dan terkesan panas, sedangakan Soft Light yaitulampu dengan cahaya lembut atau disebut juga sebagai cool light (cahaya sejuk). Philips Research melakukan terobosan penting dalam penyimpanan,pemrosesan, dan transmisi gambar,suara serta data.

Philips memperkenalkan berbagai produk pencahayaan terbaru mereka. Produk tersebut merupakan sistem pencahayaan untuk perkantoran, rumah, sekaligus untuk sebuah kota. Sistem tersebut dikenal dengan nama, Philips Power over Ethernet (PoE), Philips Hue, dan City Touch.

Philips Power over Ethernet (PoE) adalah sistem pencahayaan kantor yang terkoneksi Power over Ethernet, memberikan kebebasan kepada para karyawan untuk mengontrol pencahayaan ruang kantornya melalui ponsel pintar mereka. Sistem pencahayaan cerdas ini dapat memasukkan sensor pemantau khusus untuk menghasilkan data hunian yang terlindungi dan data cuaca yang mampu meningkatkan efisiensi pengelolaan fasilitas serta penghematan energi.

(2)

2

Sementara Philips Hue, yaitu sistem pencahayaan rumah yang juga saling terkoneksi. Sistem pencahayaan ini juga dapat terhubung dengan ponsel pintar atau tablet sehingga memungkinkan pengguna untuk merancang dan mengontrol sistem pencahayaan yang diinginkan. Philips Hue memungkinkan penggunanaya untuk mengganti warna cahaya, terdiri dari 16 juta warna, berikut dengan intensitasnya. Karena dapat dikendalikan dengan ponsel, pencahayaan di rumah dapat diatur kapan pun dan di mana pun pemilik berada.

Sedangkan City Tour merupakan sebuah sistem pencahayaan berbasis web yang memusatkan pemantauan dan pemeliharaan dari jarak jauh. Dengan begitu, tidak lagi diperlukan pemeriksaan fisik secara berkala. Perangkat lunak yang terkoneksi dengan titik lampu dapat memberikan status pencahayaan, notifikasi otomatis mengenai kerusakan, dan informasi akurat mengenai pemakaian energi pada setiap lampu. Di Indonesia sendiri, Philips telah bekerjasama dengan pemerintah kota untuk memasang sistem CityTouch di Jakarta, Tangerang, Semarang, Surabaya, dan lima lokasi lainnya di Indonesia.

Philips mengamati perubahan dramatis yang terjadi terhadap cara masyarakat menggunakan dan merasakan pengalaman dari sebuah pencahayaan. Philips telah meletakkan pencahayaan LED ke tingkat yang baru yaitu pencahayaan yang terkoneksi dengan menggunakan teknologi digital yang dipasang ke dalam sistem, pengguna dapat mengatur pencahayaan, bahkan dari jarak jauh, sesuai model pengaturan yang diinginkan. Di Indonesia, Philips meluncurkan proyek sistem penerangan jalan cerdas di empat kota (majalahasri.com).

1.1.2 Logo PT.Philips Indonesia

Berikut ini adalah logo PT.Philips Indonesia :

Gambar 1. 1 Logo PT.Philips Indonesia Sumber: www.philips.co.id, 2015

(3)

3 1.2 Latar Belakang Penelitian

Dalam industri dan teknologi yang ada saat ini telah mengalami banyak perubahan, yang memiliki dampak positif dan negatif bagi kelangsungan hidup manusia. Dampak positif bagi manusia akan lebih dimudahkan dalam berbagai aktivitas, namun ada pula dampak negatif yang dihasilkan dari perubahan teknologi terhadap lingkungan, penyebab terjadinya pemanasan global, pemanasan global dapat terjadi dari berbagai kegiatan dan teknologi yang digunakan industri baik itu dari industri makanan otomotif, elektronik dan industri lain.

Salah satu cara mengurangi dampak kerusakan lingkungan yaitu penghematan energi dengan menggunakan lampu hemat energi (Harian Ekonomi Neraca, 2014).

Aturan efisiensi wajib untuk mengkonsumsi energi secara global pada tahun 2005 mencapai angka 10% yang terdiri dari sektor-sektor industri, bangunan, transportasi, namun seriring bertambahnya tahun, presentase tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan, seperti di tahun 2014 naik menjadi 25% dan untuk ditahun yang akan datang yaitu 2040 juga mengalami kenaikan yaitu 35%, di gambar 1.2

Gambar 1. 2

Aturan Efisiensi Wajb Konsumsi Energi Secara Global Sumber: nakedcapitalism.com

(4)

4

Dari berbagai macam dampak terhadap lingkungan yang ada, masyarakat mulai menyadari untuk menggunakan produk – produk yang tidak memiliki dampak besar bagi lingkungan sekitar, serta memilih nilai dan risiko yang rendah baik itu terhadap lingkungan ataupun terhadap pengguna dalam hal ini adalah konsumen.

Kesadaran konsumen terhadap penggunaan produk yang dapat menjaga lingkungan ikut di aplikasikan dalam penggunaan lampu.Lampu memiliki kegunaan utama sebagai alat penerangan. Seiring dengan kemajuan teknologi lampu juga mengalami banyak perubahan. Jika pada zaman dahulu orang-orang memakai lampu pijar atau lampu tabung untuk penerangannya kini banyak orang yang mengganti lampu pijarnya dengan lampu yang memiliki teknologi canggih yaitu LED.

Lampu Ligthing Emiting Diode atau disingkat LED menurut kamus Tech Term adalah sebuah perangkat elektronik yang memancarkan cahaya ketika terhubung dengan aliran listrik. LED adalah salah satu semikonduktor yang mengubah energi listrik menjadi cahaya (Pringatun et.al (2011). Lampu LED tidak hanya sekedar memancarkan cahaya seperti lampu pada umumnya dikarenakan teknologinya lebih maju dari lampu terdahulu. Berkat adanya teknologi tersebut Lampu LED memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan lampu-lampu lainnya. Contohnya dari segi daya tahan, lampu LED jauh lebih tahan lama jika disandingkan dengan lampu lainnya seperti lampu pijar dan lampu neon, dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 1. 1

Perbandingan Karakteristik Lampu Berdasarkan Jenisnya Tahun 2015

No Lumen Lampu Pijar Lampu Neon Lampu LED

1 450 40 watt 9 watt 8 watt

2 800 60 watt 14 watt 13 watt

3 1100 75 watt 19 watt 17 watt

4 1600 100 watt 23 watt 20 watt

Efisiensi - 75 % 80%

Sumber: socialenemy.com

(5)

5

Tabel 1.1 menjelaskan bahwa karakteristik dari jenis lampu antara lampu pijar, lampu neon dan lampu LED pada tahun 2015 hasilnya lampu LED memiliki efisiensi lebih besar sebesar 80% bila dibandingkan dengan lampu neon yaitu 75%, selain itu lampu LED juga memiliki Lumen sebesar 1600, Lumen merupakan satuan gelap terangnya cahaya, semakin besar nilai lumens maka semakin terang cahaya yang dihasilkan (tokojiun.com,2012).

Lampu LED memiliki efisiensi energi yang luar biasa, yaitu bisa mencapai maksimal 300 lm/watt. Bandingkan dengan lampu pendar (lampu neon) 70 lm/watt dan lampu pijar 16 lm/watt (lm=lumen, satuan terang). Lampu pendar yang sebelumnya dikenal dengan “lampu hemat energi” kini kehilangan mahkotanya. Yang lebih menarik, lampu LED ini memiliki usia yang lebih lama. Lampu pijar memiliki usia 1000 jam dimana setelah itu panas yang dihasilkan akan merusak filamen, lampu pendar memiliki usia 10.000 jam dan lampu LED 100.000 jam.(Selasar.com,2014).

Biaya konsumsi lampu rumah tangga dalam satu bulan rata-rata untuk satu lampu bohlam 60 Watt dengan asumsi pemakaian 8 jam per hari dapat mengeluarkan biaya Rp.7200/bulan sedangkan untuk lampu hemat listtrik 12 Watt dengan asumsi pemakaian yang sama 8 jam perhari dikenakan biaya Rp.1.440/bulan (Bisnis Keuangan,2008, Diakses pada 20 September 2016).

Salah satu perusahaan yang memproduksi lampu LED adalah perusahaan Philips. Pada mulanya perusahaan Philips mengikuti perkembangan dan kebutuhan akan lampu saat ini yang diterapkan dengan menggunakan teknologi baru dengan menampilkan inovasi – inovasi terhadap produk dan menggunakan teknologi baru yang diharapkan dapat menimbulkan manfaat dan keuntungan bagi konsumen. Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat perusahaan juga di tuntut untuk memperhatikan faktor-faktor lingkungan, hal tersebut bertujuan untuk mengurangi kerusakan sumber daya dan kerusakan lingkungan hidup yang dikhawatirkan akan berdampak besar bagi makhluk hidup di bumi.

Berkat produknya yang ramah lingkugan Philips berhasil mendapatkan Top Brand Award untuk kategori lampu hemat biaya seperti pada tabel dibawah ini :

(6)

6 Tabel 1. 2

Kategori Lampu Hemat Energi Menurut Top Brand Award 2014-2016

Merek 2014 2015 2016 Kategori Philips 83,2% 83,2% 85,3% TOP Hannochs 4,3% 5,2% 3,8% Chiyoda 3,0% 4,1% 3,6% Osram 2,3% 1,9% 2,7% Shinyoku 2,2% 1,5% 1,8% Sumber topbrand-award.com

(Diakses pada 20 September 2016 pukul 15.00 WIB)

Data pada tabel 1.2 menunjukan bahwa berkat produknya yang hemat energi philips mendapatkan penghargaan Top Brand Award kategori Lampu hemat energi selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2014-2016. Pada tahun 2016 philips memperoleh kenaikan presentase menjadi 85,3%.

Tabel 1. 3

Keunggulan Lampu LED dan Non LED

JENIS KEUNGGULAN

LED Lebih tahan lama

Lebih ramah lingkungan Hemat energi

Menghemat pengeluran terhadap konsumsi listrik. NON LED Harga lampu relatif lebih murah

Cahaya dapat memacar lebih merata Sumber techno.okezone.com, 2013;neraca.co.id

Pada tabel 1.3 menjelasan bahwa lampu LED memiliki beberapa keunggulan seperti lebih tahan lama dalam penggunaan, hemat energi dan juga hemat terhadap konsumsi listrik. Sedangkan lampu non LED memiliki kelebihan yaitu harga lampu yang relatif lebih murah dibandingkan dengan lampu LED.

(7)

7 Tabel 1. 4

Kelemahan lampu LED dan Non LED

JENIS KELEMAHAN

LED Harga lampu LED relatif lebih mahal Lampu LED belum banyak diperjualbelikan

Sosialisasi kepada masyarakat masih kurang mengenai kelebihan lampu LED.

NON LED Umur lampu relatif pendek

Sensitif terhadap tegangan

Menghasilkan cahaya yang menyilaukan Sumber:wikikomponen.com;neraca.co.id

Pada tabel 1.4 menerangkan bahwa lampu LED juga memiliki kelemahan diantaranya harga yang di pasarkan relatif lebih mahal bila dibandingkan dengan lampu biasa. Selain itu lampu non LED seperti lampu pijar memiliki kekurangan yaitu umur lampu yang relatif lebih pendek bila dibandingkan dengan lampu LED.

Tabel 1. 5

Dampak penggunaan lampu LED dn non LED

JENIS DAMPAK

LED Akan menimbulan kerusakan pada mata dan kulit apabila tidak diikuti dengan penggunaan kaca penutup tambahan.

Menyebabkan gangguan tidur

Meyebabkan kantuk pada saat menyetir

NON LED Merusak lingkungan

Menimbulkan efek kurang tidur. Sumber: cantik.tempo.com;nationalgeographic.co.id

Tabel 1.5 menjelaskan mengenai dampak – dampak yang terjadi dalam penggunaan lampu LED maupun lampu non LED. Untuk penggunaan lampu LED

(8)

8

dalam jumlah watt yang besar akan menimbulkan gangguan tidur dan kantuk saat berkendara bagi pengguna. Sedangkan untuk lampu non LED mengakibatkan lampu sulit untuk didaur ulang dan dapat merusak lingkungan. (National Geographic,2013, Diakses pada 15 September 2016).

Menurut Chen (2010) Green Trust merupakan keinginan untuk bergantung pada objek berdasarkan kepercayaan atau harapan dari kredibilitas dan kinerja terkait dengan aspek lingkungan.

Menurut netralnews.com, menyatakan penggunaan ekolabel mempengaruhi pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan, dari mulai bahan baku produksi dan distribusi hingga pasca konsumsi dimana terdapat pemerintah, pelaku bisnis dan konsumen yang terlibat. Tujuannya untuk menginformasikan kepada masyarakat, terkait perbedaan produk ramah lingkungan atau tidak ramah lingkungan. Hal ini dimulai dari segi bisnis, dimana sebagai produsen harus tahu apa produk yang dianggap ramah lingkungan, yakni melalui edukasi dan pemahaman pelaku bisnis dan kepada konsumen, tidak hanya sebagai tugas pemerintah saja.( netralnews.com, Diakses pada 14 November 2016).

Green Perceived Risk adalah kemungkinan timbulnya konsekuesi negatif pada lingungan yang disebabkan oleh perilaku pembelian konsumen (Chen dan Chang,2012).

Seperti dilansir dalam merdeka.com, dalam hal ekosistem biologis, polusi cahaya juga membawa hal negatif. Sebuah organisasi non-profit bernama The International Dark Sky Association, menyatakan bahwa polusi cahaya telah membunuh puluhan ribu penyu yang masih tukik setiap tahunnya. Penyu lahir di pantai, dan mereka hanya tahu arah untuk mencapai laut dengan menggunakan pendaran cahaya alami dari garis horison. Ketika banyak sekali polusi cahaya, bintang yang masih bayi tersebut kehilangan arah dan mati (merdeka.com, Diakses pada 14 November 2016).

Selain itu, menurut sebuah penelitian dalam metrotvnews.com menyatakan bahwa polusi cahaya di wilayah perkotaan sudah sangat tinggi, sehingga membuat langit menjadi sangat terang dan menutupi cahaya bintang. Parahnya, fenomena tersebut terjadi di banyak belahan dunia, dan kondisinya semakin parah. Penelitian tersebut juga mengatakan, penyebab terhalangnya sinar bintang yang

(9)

9

ada di langit ketika malam hari disebabkan oleh "kabut cahaya" dari sumber cahaya buatan seperti lampu. Cahaya yang sangat terang dari permukaan Bumi ternyata bisa membuat langit menjadi lebih terang hingga menutup cahaya bintang (teknologi.metrotvnews.com, 2016, Diakses pada 14 November 2016).

Menurut Mahmoudzadeh (2014) Purchase Intention merupakan kemungkinan bahwa pelanggan akan merencanakan atau bersedia untuk membeli produk atau jasa tertentu.

Terciptanya produk-produk ramah lingkungan maupun produk hemat energi seperti lampu philips tak luput dari kesadaran masyarakat akan peggunaaan produk yang dapat mengurangi tingkat kerusakan lingkungan. Green Marketing digunakan sebagai strategi untuk perusahaan tidak hanya membangun image perusahaan tetapi juga memberi value bagi perusahaan.

PT.Philips Indonesia optimis penjualan lampu Light Emitting Diode (LED) akan meningkat seiring pertumbuhan konstruksi di Indonesia yang mencapai 12% (industri.bisnis.com,2014, Diakses pada 19 September 2016).

Hal ini memberikan tantangan bagi pihak perusahaan untuk terus meningkatkan jumlah penjualan lampu Philips LED di Indonesia. PT.Philips Indonesia perlu menyadari ketatnya persaingan pada pasar produk ramah lingkungan ini. Niat pembelian konsumen dilihat menggunakan Theory Planned Behaviour menurut Ajzen (2002) dapat terbentuk dari sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku akan berpengaruh pada niat beli konsumen.

Keterkaitan antara green product dengan purchase intention ditunjukan kepada perusahaan yang memiliki produk ramah lingkungan dapat menimbulkan niat beli oleh konsumen sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suzanna, D.P (2013) menjelaskan bahwa variabel Green Product berpengaruh signifikan terhadap minat konsumen.

Hal serupa juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Roby dan Andjarwati (2014) menyatakan bahwa variabel Green Product pada minyak goreng ECOplanet berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.

(10)

10

Kemudian diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati,D.W (2015) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa variabel Green Product berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Kepercayaan konsumen terhadap lampu Philips LED memerlukan waktu yang relatif lama karena masih terbilang baru di pasar Indonesia. Dalam penelitiannya konsumen perlu membuktikan lebih lanjut apakah produk lampu Philips benar-benar tidak merugikan penggunanya serta tidak menimbulkan bahaya bagi lingkungan. Meyakinkan konsumen agar memiliki kepercayaan pada suatu produk memang tidak mudah dilakukan oleh suatu perusahaan. Kepercayaan akan membuat para konsumen lebih loyal terhadap suatu produk ramah lingkungan untuk memunculkan suatu niat beli terhadap suatu produk. Konsumen yang telah memiliki kepercayaan terhadap suatu produk akan menimbulkan minat pembelian pembeian terhadap produk tersebut. (Sari,et al,2015).

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Green Perceived Risk terhadap Green Purchase Intention yang dimediasi oleh Green Trust Studi Pada Produk Lampu Philips LED di Kota Bandung”

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana Green Perceived Risk terhadap produk Philips LED? 2. Bagaimana Green Trust terhadap produk Philips LED?

3. Bagaimana Green Purchase Intention terhadap produk Philips LED?

4. Seberapa besar pengaruh Green Preceived Risk terhadap Green Trust pada produk Philips LED?

5. Seberapa besar pengaruh Green Trust terhadap Green Purchase Intention pada produk Philips LED?

6. Seberapa besar pengaruh Green Perceived Risk yang dimediasi oleh Green Trust terhadap Green Purchase Intention pada produk Philips LED?

(11)

11

7. Seberapa besar pengaruh Green Perceived Risk terhadap Green Purchase Intention?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah pada laporan diatas, maka penulis melakukan penelitian tersebut yang bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui Green Perceived Risk terhadap produk Philips LED 2. Untuk mengetahui Green Trust terhadap produk Philips LED

3. Untuk mengetahui Green Purchase Intention terhadap produk Philips LED 4. Untuk mengetahui besar pengaruh Green Preceived Risk terhadap Green Trust

pada produk Philips LED

5. Untuk mengetahui besar pengaruh Green Trust terhadap Green Purchase Intention pada produk Philips LED

6. Untuk mengetahui besar pengaruh Green Perceived Risk yang dimediasi oleh Green Trust terhadap Green Purchase Intention pada produk Philips LED 7. Untuk mengetahui besar pengaruh Green Perceived Risk terhadap Green

Purchase Intention pada produk Philips LED

1.5 Kegunaan Penelitiaan

Adapun kegunaan penelitian ini disusun oleh penulis, adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

a. Bagi peneliti dapat digunakan untuk menerapkan ilmu manajemen pemasaran yang diperoleh dibangku kuliah dan untuk mempertajam pengetahuan serta wawasan dalam ilmu manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh Green Preceived Risk terhadap Green Purchase Intention yang dimediasi oleh Green Trust.

b. Bagi Universitas Telkom, hasil penelitian ini dapat menambah referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai pentingnya pengaruh Green Preceived Risk terhadap Green Purchase Intention yang dimediasai oleh Green Trust.

(12)

12 2. Kegunaan Praktis

a. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan mengenai adanya pengaruh Green Preceived Risk terhadap Green Purchase Intention yang dimediasi oleh Green Trust pada produk lampu Philips LED di Kota Bandung.

b. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi guna melakukan penelitian sejenis.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan ini, sistematika penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Sistematika penelitian dari penelitian ini disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar menuju penelitian yang berisi gambaran singkat mengenai isi skripsi yang menyangkut latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Merupakan tinjauan yang membuat konsep teori sebagai penguat dalam skripsi ini. Dalam bab ini juga akan dibahas mengenai penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis yang digunakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Merupakan metode penelitian yang digunakan, skala pengukuran, teknik pengumpulan dan pengolahan data, populasi dan sampel serta sistematika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang uraian hasil penelitian dan pembahasan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menyajikan pemaknaan dan penafsiran peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian dan saran

(13)

13

yang merupakan implikasi dari kesimpulan yang berhubungan dengan masalah dan alternatif pemecahan masalah.

Gambar

Tabel  1.5  menjelaskan  mengenai  dampak  –  dampak  yang  terjadi  dalam  penggunaan lampu LED maupun lampu non LED

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian mengenai alih kode dan campur kode dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Darul Hikmah menunjukkan bahwa guru mata

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan baru tentang ketahanan bakteri asam laktat Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus acidophilus dalam saluran cerna

Pengguna hak pilih dalam Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb)/pengguna KTP dan KK/Nama sejenis lainnyta3. Pengguna hak pilih dalam Daftar Pemilih Khusus

Melalui serangkaian kegiatan pengumpulan data dan analisis data dapat dirumuskan beberapa simpulan hasil penelitian yaitu: pertama, berdasarkan hasil pengujian

Ini berarti bahwa : variabel kredibilitas pegawai dapat menjelaskan setiap variasi perubahan kepuasan masyarakat sebesar 0,147 dengan asumsi bahwa variabel lainnya

Bahwa dalam rangka memasyarakatkan Olah Raga dan untuk mengantisipasi era ekonomi global dan pertumbuhan perekonomian Daerah khususnya dalam pengelolaan aset-aset

Dampak dari rasa emosi tersebut dapat berpengaruh terhadap penyesuaian pribadi dan sosial anak, beberapa dampak tersebut yaitu (Suwanti & Suidah, 2017: 27-28): a) Emosi

Buku ini adalah suatu kajian terhadap kelompok dan pemikir-pemikir Muslim India yang berpengaruh dalam setengah abad terakhir, di mana Asghar Ali Engineer ditempatkan sebagai