• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat Di Rumah Sakit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat Di Rumah Sakit"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK PELAKSANAAN JENJANG KARIR PERAWAT DI RUMAH SAKIT

DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2013

(2)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI ... i DAFTAR LAMPIRAN ... ii BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang... 1 B.Tujuan... 2 C.Sistematika... 3

BAB II PENJENJANGAN KARIR PERAWAT PROFESIONAL INDONESIA... 4

BAB III PENJENJANGAN KARIR PERAWAT PROFESIONAL INDONESIA A. Skema Implementasi Jenjang Karir Perawat Klinik... 11

B. Pengorganisasian Implementasi Jenjang Karir di Rumah Sakit... 20

C. Pengembangan Profesional Berkelanjutan bagi Perawat (CPD)... 22

D. Sistem Informasi Jenjang Karir Perawat... 25

BABIV MONITORING DAN EVALUASI A. Monitoring dan Evaluasi Proses Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat... 26

B. Monitoring dan Evaluasi Hasil Implementasi Jenjang Karir di Rumah Sakit... 27

(3)

DAFTAR LAMPIRAN

Format M.1 : Data Profil Individu Perawat

Format M.2 : Proses Mapping Perawat

Format M.3 : Rekapitulasi Hasil Mapping Perawat

Format PM.1 : Log Book Perawat

Format AK.1 : Permohonan Asesmen Kompetensi

Format AK.2 : Assesmen Mandiri (Self-Assesment)

Format AK.3 : Instrumen Assesmen Kompetensi

Format AK.4 : Pelaksanaan Assesmen Kompetensi

Format AK.5 : Permohonan Banding Assesmen Kompetensi

Format K.1 : Aplikasi Kredensialing Perawat

Format K.2 : White Paper

Format K.3 : Proses Kredensialing

Format PK.1 : Surat Penugasan Klinik

Format P.1 : Uraian Tugas Individu

Format P.2 : Penilaian Kinerja Perawat

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan spesifik pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung juga pada kontribusi perawat dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi pasien. Perawat melakukan praktik keperawatan untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien yang terganggu karena sakit dalam bentuk respon bio-psiko-sosio-spiritual sehingga setiap pasien dapat secara mandiri melaksanakan program keperawatan dan pengobatannya sampai sembuh atau meninggal dengan sejahtera. Untuk ini diperlukan perawat yang memiliki kompetensi yang selalu dipertahankan dan dikembangkan sesuai area tanggung jawab praktiknya. Oleh karena itu, diperlukan sistem karir bagi setiap perawat.

Karir adalah suatu jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja perawat, sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi yang dipilihnya. Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana karir yang dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan keahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih baik sesuai dengan kemampuan dan potensi perawat (Marquis & Huston, 2010).

Beberapa rumah sakit telah menerapkan sistem pengembangan karir perawat namun masih terdapat beberapa kendala atau hambatan antara lain belum optimalnya dukungan pimpinan dimana belum adanya kebijakan dan ketentuan jenjang karir perawat, bervariasinya penerapan jenjang karir perawat, dan perawat belum memahami sistem jenjang karir dengan baik. Selain itu berbagai kebijakan dan perubahan-perubahan yang terjadi mempengaruhi jenjang karir antara lain terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), rumusan kompetensi perawat oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan perubahan kebijakan tentang jabatan fungsional perawat serta ditetapkannya sistem akreditasi rumah

(5)

sakit berstandar internasional yang mempersyaratkan perawat memiliki kewenangan dan penugasan klinis yang jelas sesuai area praktinya.

Implementasi jenjang karir perawat profesional merupakan upaya pengembangan profesi keperawatan dan penataan pelayanan keperawatan ke arah yang lebih baik. Dalam mencapai upaya tersebut, Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik bekerja sama dengan Japan International Cooperation

Agency (JICA) mengembangkan 9 (sembilan) Rumah Sakit Model Jenjang Karir

Perawat antara lain RS Persahabatan Jakarta, RS Fatmawati Jakarta, RS Hasan Sadikin Bandung, RS Soetomo Surabaya, RS Petrokimia Gresik, RS Adam Malik Medan, RS Universitas Sumatera Utara Medan, RS Wahidin Sudirohusodo Makassar, dan RS Universitas Hasanudin.

Berdasarkan tantangan, kondisi perubahan dan hambatan – hambatan tersebut, implementasi sistem pengembangan karir perawat membutuhkan suatu petunjuk pelaksanaan (Juklak) sebagai acuan dalam menerapkan jenjang karir perawat di rumah sakit.

B. Tujuan

Tujuan Umum :

Dengan adanya Petunjuk Pelaksanaan Implementasi Jenjang Karir Perawat di Rumah Sakit dapat memberikan arah dan panduan sehingga terlaksananya jenjang karir perawat di rumah sakit.

Tujuan Khusus :

1. Adanya skema implementasi jenjang karir perawat di rumah sakit

2. Adanya pengorganisasian pelaksanaan jenjang karir perawat di rumah sakit 3. Teridentifikasi program – program pengembangan professional berkelanjutan

(Continuing Professional Development/ CPD) perawat,

4. Terlaksananya kegiatan pengembangan professional berkelanjutan (Continuing

Professional Development/ CPD) bagi perawat,

5. Terlaksananya penilaian perawat sesuai indikator kinerja pada setiap level karir, 6. Terlaksananya monitoring evaluasi terhadap implementasi jenjang karir

(6)

C. Sistematika

Sistematika penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat di Rumah Sakit sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang B.Tujuan

C.Sistematika

BAB II PENJENJANGAN KARIR PERAWAT PROFESIONAL INDONESIA. BAB III PENJENJANGAN KARIR PERAWAT PROFESIONAL INDONESIA

A. Skema Implementasi Jenjang Karir Perawat Klinik

B. Pengorganisasian Implementasi Jenjang Karir di Rumah Sakit C. Pengembangan Profesional Berkelanjutan bagi Perawat (CPD) D. Sistem Informasi Jenjang Karir Perawat

BABIV MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring dan Evaluasi Proses Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat B. Monitoring dan Evaluasi Hasil Implementasi Jenjang Karir di Rumah

Sakit

(7)

BAB II

PENJENJANGAN KARIR PERAWAT PROFESIONAL INDONESIA

Penjenjangan karir perawat mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang akuntabel dan etis sesuai batas kewenangan digambarkan dalam bentuk pola penjenjangan karir Bagan 1.1. Secara umum, penjenjangan karir professional perawat terdiri dari 4 (empat) bidang, meliputi:

1. Perawat Klinik (PK), yaitu perawat yang memberikan asuhan keperawatan langsung kepada pasien/klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,

2. Perawat Manajer (PM) yaitu perawat yang mengelola pelayanan keperawatan disarana kesehatan, baik sebagai pengelola tingkat bawah (front line manager), tingkat menengah (middle management) maupun tingkat atas (top manager), 3. Perawat Pendidik (PP) yaitu perawat yang memberikan pendidikan kepada

peserta didik di institusi pendidikan keperawatan.

4. Perawat Peneliti/Riset (PR) yaitu perawat yang bekerja di bidang penelitian keperawatan/kesehatan

Keempat jalur jenjang karir profesional perawat digambarkan dalam Bagan 1.1

Bagan 1.1 Pola Penjenjangan Karir Perawat di Rumah Sakit

PK V PKIV IV PKIII III PK I PK II PM V PM IV PM III PM I PM II PP V PP IV PP III PP I PP II PR V PR IV PR III PR I PR II Perawat Klinik Perawat Manajer Perawat Pendidik Perawat Peneliti

(8)

Pola penjenjangan karir perawat klinik menggambarkan fungsi perawat sebagai berikut:

1. Pelaksanaan adalah fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan baik langsung maupun tidak langsung dengan metode proses keperawatan, 2. Pengelolaan adalah fungsi perawat dalam mengelola pelayanan maupun

pendidikan keperawatan sesuai dengan manajemen keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan,

3. Pendidikan adalah fungsi perawat dalam mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada di bawah tanggung jawabnya

4. Penelitian adalah fungsi perawat dalam Mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan

Fungsi-fungsi tersebut dapat dilihat pada Bagan 1.2 FUNGSI

LEVEL

PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN PENELITIAN

PK V

Pelayanan keperawatan

kompleks, spesialis dan sub

spesialis Pengelolaan pelayanan keperawatan di tingkat organisasi fasyankes luas (RS Tipe A) Pendidikan keperawatan kepada pasien dengan masalah kompleks dan peserta didik Mengelola, memimpin penelitian keperawatan dan terpadu PK IV Pelayanan keperawatan spesialis dan advanced Pengelolaan Pelayanan keperawatan pada organisasi fasyankes terbatas (RS Tipe B) Pendidik keperawatan kepada pasien dengan masalah keperawatan spesifik dan peserta didik di bidang keahlian Melakukan penelitian dan Evidence Based Nursing Practice (EBNP) di bidang keahliannya PK III Pelayanan keperawatan spesialis lanjut Pengelolaan pelayanan keperawatan pada organisasi fasyankes dasar (RS tipe C/D) Pendidikan kesehatan kepada sekelompok pasien dan peserta didik melakukan penelitian terbatas dan membuat laporan kasus

(9)

PK II Pelayanan keperawatan dasar untuk setiap bidang keahlian Pengelolaan pelayanan keperawatan pada sekelompok pasien di unit ruang rawat Pendidikan kesehatan kepada sekelompok pasien dengan masalah keperawatan sederhana Mengumpulk an data penelitian dan laporan kasus berdasarkan bukti. PK I Pelayanan keperawatan dasar dan umum

Pengelolaan pelayanan keperawatan terhadap seorang pasien Pendidikan keperawatan terhadap pasien dengan masalah keperawatan sederhana Membuat laporan kasus sederhana.

Bagan 1.2 Level dan Fungsi Perawat Klinik

Fungsi perawatklinik dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perawat Klinik I (PK I)

a. Fungsinya :

1) Memberikan asuhan keperawatan dasar dan umum kepada pasien, 2) Memberikan pendidikan kepada pasien sehubungan dengan prosedur

keperawatan yang dilakukan. b. Deskripsi :

1) Menguasai konsep teoritis bidang keperawatan umum dan mampu menyelesaikan masalah-masalah prosedural,

2) Mampu mengelola kelompok kerja dengan teman sejawat dan menyusun laporan tertulis,

3) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja sendiri,

4) Memerlukan supervisi ketat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan pasien,

5) Memperlihatkan keterampilan asuhan keperawatan dasar dan bersifat rutin,

6) Mulai mengembangkan keterampilan pengkajian pasien dan komunikasi.

(10)

2. Perawat Klinik II (PK II)

a. Fungsinya :

1) Melaksanakan asuhan keperawatan dasar untuk setiap area praktik keperawatan,

2) Mengelola asuhan dan pelayanan keperawatan sekelompok pasien pada unit ruang rawat,

3) Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga serta kepada peserta didik dalam tim pembimbing/ pendidik klinik,

4) Membuat laporan kasus yang sederhana yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Deskripsi :

1) Mampu mengaplikasikan bidang keperawatan (sesuai area praktik) dan memanfaatkan IPTEK dan atau seni dalam menyelesaikan masalah pasien serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi,

2) Menguasai konsep teoritis bidang keperawatan khusus sesuai area praktik serta mampu menyelesaikan masalah prosedural,

3) Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis data dan informasi tentang kondisi pasien dan mampu memberikan petunjuk dan memilih berbagai tindakan keperawatan secara mandiri dan kelompok,

4) Mengerti tujuan bagian (unit) tempat bekerja dan berusaha mencapainya,

5) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan kelompok tempat bekerja,

6) Memperlihatkan kinerja asuhan dan pelayanan keperawatan yang adekuat dan dapat diterima,

7) Dapat membedakan pentingnya situasi dan menetapkan prioritas, 8) Untuk hal-hal tertentu memerlukan sedikit supervisi,

9) Memperlihatkan keinginan untuk mengembangkan kemampuan profesional berkelanjutan (CPD).

(11)

3. Perawat Klinik III (PK III)

a. Fungsinya :

1) Melaksanakan asuhan keperawatan mempergunakan proses

keperawatan dengan tepat sesuai area praktiknya,

2) Mengelola pelayanan keperawatan kepada sekelompok pasien pada area manajemen/ organisasi terbatas,

3) Melaksanakan pendidikan keperawatan/ kesehatan bagi pasien dan peserta didik secara mandiri,

4) Melakukan pengumpulan data untuk penelitian, mempergunakan hasil penelitian dalam asuhan keperawatan serta membuat laporan kasus berbasis bukti di bidang keahliannya.

b. Deskripsi :

1) Mampu merencanakan dan mengelola sumber daya di bawah tanggung jawabnya,

2) Mampu mengevaluasi pekerjaannya dengan memanfaatkan IPTEK untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategisnya organisasi tempat bekerja,

3) Mampu melakukan penelitian, menyelesaikan permasalahan IPTEK dalam bidang keilmuan keperawatan melalui pendekatan disiplin keperawatan,

4) Mampu mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keperawatannya,

5) Memperlihatkan kompetensi, mempergunakan proses keperawatan tanpa supervisi,

6) Mampu merencanakan dan mengorganisir tujuan jangka pendek dan panjang,

7) Memperlihatkan arahan dalam kegiatan,

8) Siap menerima tanggung jawab kepemimpinan,

9) Memperlihatkan perkembangan keterampilan komunikasi dengan baik,

(12)

4. Perawat Klinik IV (PK IV)

a. Fungsinya :

1) Melakukan asuhan keperawatan spesialis secara mandiri,

2) Mengelola pelayanan keperawatan terhadap sekelompok pasien pada area manajemen yang luas,

3) Melaksanakan dan mengelola pendidikan keperawatan kepada pasien, keluarga, teman sejawat dan peserta didik,

4) Melaksanakan penelitian keperawatan sesuai bidang keahliannya. b. Deskripsi:

1) Mampu mengembangkan IPTEK bidang keperawatan atau praktik profesionalnya melalui penelitian hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji,

2) Mampu menyelesaikan masalah IPTEK bidang keperawatan melalui pendekatan inter atau multi disiplin,

3) Memperlihatkan pengetahuan dan keterampilan spesialis

keperawatan,

4) Bertanggung jawab sebagai pemimpin dan supervisor,

5) Mengakui dan beradaptasi terhadap situasi sesuai nilai dan norma profesi,

6) Mendelegasikan tanggung jawab dengan tepat, mempergunakan alternatif yang luas dalam menyelesaikan masalah asuhan/pelayanan keperawatan,

7) Mengembangkan pendidikan keperawatan berkelanjutan.

5. Perawat Klinik V (PK V)

a. Fungsinya :

1) Melaksanakan asuhan/ pelayanan keperawatan sebagai expert/ ahli di bidangnya,

2) Mengelola pelayanan keperawatan dengan menghasilkan kebijakan pada area manajemen yang luas,

3) Mengelola, memimpin dan mengembangkan riset di bidang keperawatan dan atau terpadu,

4) Melakukan peran konsultan bagi pasien, teman sejawat dan peserta didik.

(13)

b. Deskripsi :

1) Mampu mengembangkan IPTEK Keperawatan baru atau praktik profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original dan teruji,

2) Mampu menyelesaikan masalah IPTEK keperawatan melalui pendekatan inter, multi dan transdisipliner,

3) Mampu mengelola, memimpin dan mengembangkan riset di bidang keperawatan atau terpadu serta mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional,

4) Memperlihatkan keahlian dalam praktik kliniknya,

5) Menerima dan mendelegasikan tanggung jawab tentang personel dan manajemen,

6) Melakukan pendidikan/ pendampingan kepada teman sejawat tentang asuhan keperawatan pasien yang kompleks,

7) Melakukan konsultasi mengenai pendidikan dan praktik profesional sesuai bidang keahliannya,

8) Mampu merencanakan perubahan di bidang keperawatan secara intituitif, kreatif dan inovatif.

(14)

BAB III

IMPLEMENTASI JENJANG KARIR PERAWAT KLINIK DI RUMAH SAKIT

Implementasi penjenjangan karir perawat terdiri dari alur jenjang karir perawat klinik, baik untuk perawat klinik baru maupun lama, pengorganisasian implementasi jenjang karir perawat di rumah sakit dan program pengembangan profesionalisme berkelanjutan (CPD).

A. Skema Implementasi Jenjang Karir Perawat Klinik

Skema implementasi akan menguraikan tentang tahapan yang dilalui oleh perawat klinik sesuai dengan perkembangan karirnya, sebagai perawat baru, perawat lama dan pindah tugas.

Perawat baru adalah perawat yang baru lulus pendidikan dan atau baru pertama kali bekerja dengan masa kerja 0-1 tahun dan perawat lama adalah perawat dengan masa kerja lebih dari 1 tahun.

1. Skema implementasi jenjang karir perawat klinik baru

Implementasi jenjang karir bagi perawat baru terdiri dari tahapan setelah melalui proses rekruitmen dan seleksi yaitu orientasi dan magang, assesmen kompetensi, kredensialing, penugasan klinik, pelaksanaan praktik, kenaikan level klinik dan seterusnya merupakan siklus. Tahapan ini dapat dilihat pada skema 3.1.

(15)

Proses magang

selama 1 tahun

pada 4 (empat)

pelayanan

dasar, yaitu:

Anak,

Maternitas,

Medikal,

Bedah

Bidang

Keperawatan

Kredensialing

Rekrutmen

dan seleksi

Assessmen

Kompetensi :

1. Usulan

2. Prakonsultasi

3. Assesmen

4. Banding

5. Hasil

Assesmen

Bidang

Keperawatan

Komite

Keperawatan

Pemberian

penugasan

klinik

Penugasan

kerja sesuai

dengan area

praktiknya

KENAIKAN

JENJANG

Direktur

Rumah Sakit

Bidang

Keperawatan

(16)

a. Rekruitmen dan seleksi

Saat ini proses rekruitmen dan seleksi untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilakukan oleh pemerintah (Kementerian Kesehatan) dan untuk pegawai swasta dilakukan oleh RS masing-masing. Setiap perawat harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) untuk masuk ke dunia kerja.

b. Magang (Internship)

Proses magang (internship) dimulai dengan dengan kegiatan orientasi. Orientasi adalah memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan kerja baru dalam suatu organisasi, meliputi organisasi tata laksana, kebijakan, tugas, fungsi, tanggung jawab dan wewenang bagi perawat baru. Melalui orientasi, diharapkan perawat baru akan merasa lebih siap dalam menerima tanggung jawab, serta dapat bekerja dengan tujuan yang jelas. Akhirnya program orientasi perawat dapat menyepakati kontrak kerja dengan Rumah Sakit.

Proses magang merupakan bagian dari proses pembelajaran yang diselenggarakan secara terpadu dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan perawat yang lebih berpengalaman dalam rangka meningkatkan pengetahuan menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. Magang juga memberikan kesempatan kepada perawat beradaptasi dengan lingkungan kerja dan mengurangi shock realita. Perawat baru menjalani proses magang selama 1 tahun pada 4 pelayanan dasar yaitu keperawatan anak, keperawatan Maternitas, keperawatan Penyakit dalam dan bedah. Proses magang ini di bawah tanggung jawab kepala bidang keperawatan serta diperlukan perseptor dan mentor selama magang.

c. Assesmen Kompetensi

Perawat baru yang telah melalui proses magang selama 1 tahun, mengajukan permohonan untuk dilakukan assement kompetensi sehingga diketahui kompetensi yang telah dikuasainya sebagai Perawat Klinis (PK I). Assement kompetensi menjadi tanggung jawab kepala bidang keperawatan.

(17)

Tahapan assesmen kompetensi terdiri dari :

1) Mengajukan permohonan assesmen (Format AK.1 terlampit) 2) Assesmen Mandiri (Format AK.2 terlampir)

3) Pra konsultasi

4) Assesmen (Format AK.3 dan AK.4 terlampir)

5) Usulan banding (jika perlu) (Format AK.5 terlampir) 6) Keputusan hasil assesmen

7) Pemberian Sertifikat Kompetensi.

d. Kredensialing PK I

Setelah perawat baru dinyatakan kompeten sebagai PK I maka dalam rangka melaksanakan tugas dilaksanakan kredensialing dengan langkah sebagai berikut:

1) Mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan (Format K.1 terlampir) sesuai Rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih (White Paper) (Format K.2 terlampir)

2) Memperoleh persetujuan untuk dilakukan kredensial dari Subkomite Kredensial

3) Mengikuti proses kredensial dengan cara review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode yang dilakukan oleh panitia Adhoc (Mitra Bestari) yang ditentukan. (Format K.3 terlampir)

Hasil kredensialing berupa daftar kewenangan klinis bagi PK I dan

selanjutnya direkomendasikan oleh Komite Keperawatan untuk

mendapatkan Penugasan Klinis dari Pimpinan/ Direktur Rumah Sakit.

e. Pemberian Penugasan Klinik (Clinical Appointment) PK I

Perawat baru yang telah mendapatkan rekomendasi kewenangan klinis oleh Komite Keperawatan akan dibuatkan penugasan klinik oleh direktur rumah sakit, dalam bentuk penerbitan surat keputusan penugasan klinik (Format PK.1 terlampir).

(18)

f. Penugasan Kerja

Perawat baru akan mendapatkan penugasan di unit kerja sesuai dengan penugasan klinik (clinical appointment) yang telah ditetapkan. Perawat melaksanakan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan selama 3 (tiga) tahun dengan mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan kompetensi-kompetensi melalui program – program Pengambangan Profesional Berkelanjutan bagi perawat (CPD) yang telah ditentukan. Dalam Pelaksanaan tugas ini, bidang keperawatan melakukan monitoring kompetensi, penerapan etik dan disiplin profesi. Melakukan supervisi klinik melalui preseptorship dan mentorship. Selama melaksanakan penugasan, perawat mengisi logbook (terlampir).

g. Kenaikan Tingkat Penjenjangan Karir PK I ke PK II

Setiap perawat mempunyai hak untuk meningkatkan jenjang karir sesuai perencanaan karir yang telah dipilih. Setelah melaksanakan tugas memberikan asuhan keperawatan selama 3 (tiga) tahun, perawat PK I mengusulkan kenaikan tingkat dengan tahapan kredensial (tahap 5) dan selanjutnya melaksanakan tugas pada jenjang yang baru. Bagi perawat yang belum memenuhi persyaratan untuk naik tingkat selama 2-3 tahun akan mendapatkan sanksi sesuai ketentuan.

(19)

2. Skema Implementasi Jenjang Karir Perawat Klinik Lama

Implementasi jenjang karir bagi perawat klinik lama (telah mempunyai pengalaman kerja) terdiri dari tahapan pemetaan (mapping), assesmen kompetensi, kredensial, pemberian penugasan klinis, penugasan kerja serta kenaikan penjenjangan karir. Tahapan ini dapat dilihat pada skema 3.2

a. Pemetaan (Mapping)

Bagi rumah sakit yang belum melaksanakan jenjang karir perawat dan akan melaksanakan, maka sebagai tahap awal melakukan mapping/ pemetaan. Mapping atau pemetaan adalah suatu proses mengidentifikasi perawat lama sesuai penjenjangan karir dengan prasyarat yang ditetapkan sesuai kebijakan masing-masing rumah sakit.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Survey data dasar perawat saat ini (proses mapping) mencakup : Nama, Pendidikan Keperawatan terakhir, Pelatihan, lama bekerja, umur, golongan/ pangkat atau level (jika ada) (Format M.1 dan M.2 terlampir)

2) Melakukan review dan analisis hasil survey data dasar untuk menetapkan level setiap perawat.

3) Menyusun rekapitulasi profil perawat berdasarkan penjenjangan karirnya.

4) Setiap perawat mengikuti assesmen kompetensi

b. Assemen kompetensi

Asessmen kompetensi sesuai hasil mapping (pemetaan) setiap perawat lama sesuai penjenjangan hasil mapping, mengajukan permohonan untuk dilakukan assesmen kompetensi untuk memvalidasi kompetensi yang harus dimiliki sesuai hasil mapping.

Tahapan assesmen kompetensi terdiri dari :

1) Mengajukan permohonan assesmen (Format AK.1 terlampit) 2) Assesmen Mandiri (Format AK.2 terlampir)

3) Pra konsultasi

4) Assesmen (Format AK.3 dan AK.4 terlampir)

(20)

6) Keputusan hasil assesmen 7) Pemberian Sertifikat Kompetensi

Hasil assesmen kompetensi dibuatkan surat keputusan Direktur/ Pimpinan RS dalam bentuk Daftar Profil Perawat RS sesuai Penjenjangan Klinik.

c. Kredensialing perawat sesuai penjenjangan karirnya (PK I, II, III, IV, dan V).

Pada tahap ini dilakukan review, evaluasi terhadap bukti-bukti untuk menetapkan kewenangan klinis setiap perawat sesuai dengan masing-masing penjenjangan. Adapun tahap kredensial sama dengan kredensial PK I.

d. Pemberian Penugasan Klinis bagi PK I, II, III, IV dan V

Pemberian penugasan klinis dilakukan oleh Pimpinan/ Direktur RS. Perawat yang telah dilakukan kredensial akan direkomendasi untuk memperoleh penugasan klinik oleh Pimpinan/ Direktur RS dalam bentuk Surat Keputusan Direktur (Format PK.1 terlampir).

e. Penugasan Kerja sesuai dengan area praktiknya

Perawat melaksanakan tugasnya dalam memberikan asuhan

keperawatan sesuai dengan Surat Keputusan Penugasan Klinik yang telah diberikan. Selain itu perawat dituntut untuk mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan kompetensi melalui program-program Pengembangan Profesional Berkelanjutan bagi perawat. Perawat lama (PK I,II, III, IV, V) melaksanakan tugas baik secara individu atau tim, saling membimbing dan dilakukan supervisi berjenjang, setiap perawat memiliki Logbook dan diisi secara benar.

f. Kenaikan tingkat penjenjangan klinik.

Sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan bagi setiap perawat lama, maka perawat berhak mengajukan permohonan untuk kenaikan jenjang karir, dan mengikuti proses kredensialing. Selanjutnya melaksanakan tugas pada jenjang yang baru dan bagi perawat lama

(21)

mempunyai hak untuk promosi ke jabatan yang baru. Bagi perawat lama yang 2 x 3 tahun belum memenuhi syarat untuk kenaikan akan mendapatkan sanksi sesuai ketentuan.

(22)

Mapping Penempatan Perawat sesuai Area Praktik ASSESMEN KOMPETENSI

Proses

Kredensial

Pemberian Penugasan Klinis Penugasan kerja sesuai area praktiknya Pelaksanaan pendidikan berkelanjutan Pelaksanaan Askep Monitoring kompetensi Monitoring penerapan etik dan disilpin profesi Supervisi Klinik Monitoring indikator mutu keperawatan klinik Monitoring indikator kinerja individu

Kenaikan

Penjenjangan

Karir

Bidang keperawatan Bidang keperawatan Komite Keperawatan Direktur RS Bidang keperawatan Bidang keperawatan

(23)

B. Pengorganisasian Implementasi Jenjang Karir di Rumah Sakit

Pengorganisasian implementasi jenjang karir perawat di rumah sakit melibatkan beberapa unsur terkait yaitu pimpinan rumah sakit,kepala bidang keperawatan, komite keperawatan dan unit terkait lainnya :

1. Pimpinan Rumah sakit

Pimpinan/ Direktur RS merupakan penanggung jawab utama dalam pelaksanaan jenjang karir perawat melalui peran Kepala Bidang Keperawatan, Komite Keperawatan serta Bidang/ Unit Diklat. Peran dan fungsi Pimpinan/ Direktur RS dalam implementasi jenjang karir sebagai pengarah dan pembuat kebijakan utama dalam menerbitkan Surat Keputusan tentang implementasi jenjang karir. Adapun tugasnya adalah sebagai berikut :

a. Membuat Surat Keputusan tentang Implementasi Jenjang Karir Perawat di Rumah Sakit

b. Memberi arahan kepada Kepala Bidang Keperawatan, Komite

keperawatan dan unit terkait lainnya dalam rangka implementasi jenjang karir perawat

c. Menerbitkan Surat Keputusan Penugasan Klinik bagi setiap perawat atas rekomendasi Komite Keperawatan

d. Menerbitkan Surat Keputusan Pencabutan Kewenangan Klinis sekaligus Penugasan Klinik atas rekomendasi Komite Keperawatan

e. Menerbitkan sertifikat kompetensi bagi program pengembangan profesional berkelanjutan bagi perawat yang dilaksanakan oleh RS (sesuai ketentuan yang berlaku)

f. Mempertimbangkan dan menyetujui pembiayaan dalam rangka

implementasi jenjang karir perawat di RS

g. Menerima laporan berkala pelaksanaan implementasi jenjang karir perawat di RS

2. Bidang Keperawatan/ Direktur Keperawatan

Implementasi jenjang karir perawat merupakan tanggung jawab Bidang/ Direktur Keperawatan dalam rangka melakukan fungsi manajemen keperawatan yaitu ketenagaan (staffing). Adapun tugasnya sebagai berikut : a. Melakukan seleksi perawat baru (sesuai kebijakan RS)

(24)

b. Melakukan magang bagi perawat baru c. Melakukan mapping bagi perawat lama

d. Melakukan assesmen kompetensi (sesuai kebutuhan)

e. Pada akhir magang bagi perawat baru untuk memberi pengakuan sebagai PK I dan pada perawat sesuai hasil mapping untuk validasi dan pengakuan terhadap penjenjangan hasil mapping. Assesmen kompetensi juga bisa dipergunakan sebagai seleksi terhadap perawat baru.

f. Mengelola penugasan kerja bagi setiap perawat setelah memperoleh “penugasan klinik” sebagai hasil kredensialing.

g. Melakukan supervisi klinik melalui preceptorship h. Melakukan penilain kinerja bagi setiap perawat

i. Melakukan monitoring evaluasi terhadap implementasi jenjang karir perawat di RS

3. Komite Keperawatan

Komite keperawatan bertanggung jawab terhadap profesionalisme perawat sehingga dapat melaksanakan tugas sesuai dengan jenjang kewenangannya. Dalam implementasi jenjang karir Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan proses kredensialing bagi setiap perawat yang mengajukan surat permohonan kredensial dengan tahapan sebagai berikut :

Pengajuan Surat Permohonan Kredensial

Proses kredensial : pengisian format kewenangan klinis oleh Mitra Bestari yang ditunjuk

Proses assesmen kompetensi (disepakati), review dan verifikasi oleh Mitra Bestari

Mengambil keputusan tentang kewenangan klinis Proses Rekomendasi

(25)

b. Membuat rekomendasi hasil assesmen kompetensi (disepakati), review, verifikasi bagi yang berhak untuk diterbitkan penugasan klinis oleh Direktur RS.

c. Memelihara profesionalisme perawat melalui pembinaan mutu profesi dengan melakukan audit mutu profesi dan identifikasi kebutuhan pengembangan profesionalisme berkelanjutan bagi perawat (CPD).

d. Melakukan pembinaan etik-disiplin bagi perawat dalam melaksanakan tugas pemberian asuhan keperawatan. Jika terjadi pelanggaran terhadap standar dan merugikan pasien maka dilakukan kredensial dan merekomendasikan untuk pencabutan kewenangan klinis sehingga penugasan klinik tidak dapat dipergunakan.

e. Melakukan program pembinaan khusus (proctoring) sesuai permintaan f. Melakukan monitoring evaluasi terhadap proses kredensialing

peningkatan mutu profesi dan pembinaan etik-disiplin

C. Pengembangan Profesional Berkelanjutan bagi Perawat (CPD)

Pengembangan profesional berkelanjutan bagi perawat dilaksanakan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kompetensi perawat agar tetap dapat melaksanakan tugas berorientasi pada proses dan keselamatan pasien. Terdapat 2 (dua) alasan CPD dalam rangka implementasi jenjang karir perawat dapat dilihat pada skema berikut :

Perawat

Kredensial

GAP

Kompetensi

Kenaikan

Penjenjangan

(

challenge

)

Kompetensi yang perlu dilatih Program CPD (unit Diklat) Kompetensi Baru

(26)

Dalam mencapai karirnya setiap perawat harus mengikuti program CPD. Terdapat 2 (dua) CPD yaitu 1) Gap kompetensi karena terjadi perkembangan IPTEK sehingga perlu penyesuaian atau kompetensi yang belum dikuasai; 2) Dalam rangka kenaikan jenjang karir (challenge). Setelah mengikuti CPD perawat memperoleh kompetensi baru, dan terhadap kompetensi baru ini perlu dilakukan kredensial ulang untuk mendapatkan penugasan klinik. Program CPD disusun sesuai kompetensi pada setiap level karir seperti yang terlihat di bawah ini :

LEVEL PROGRAM CPD/ PELATIHAN

PK I (Sampai challenge PK II)

1. Paket kompetensi kunci keperawatan dasar-generalis (12

Core Competencies)

2. Caring dalam pelayanan keperawatan 3. Sosialisasi profesional

4. Keselamatan pasien 5. Emergency Nursing dasar

PK II 1. Kepemimpinan dalam keperawatan 2. Manajemen asuhan pasien

3. Manajemen unit ruang rawat

4. Paket kompetensi klinik dasar sesuai bidang keahlian keperawatan, misalnya :

 Terapi bermain untuk bidang keperawatan anak,

 Manajemen nyeri

 Manajemen luka

PK III 1. Manajemen pelayanan keperawatan pada organisasi terbatas

2. Evidence Based Nursing Practice (EBNP) 3. Metode penelitian

4. Paket kompetensi klinik lanjut sesuai bidang keahlian keperawatan, misalnya :

(27)

negative pressure

Palliative care

 Hemodialisa

5. Supervisi klinik, preceptorship, mentorship 6. Kerja tim

7. Manajemen konflik

PK IV 1. Manajemen pelayanan keperawatan pada organisasi luas

2. Evidence Based Nursing Practice (EBNP) lanjut 3. Laporan hasil penelitian dan menulis jurnal

4. Paket kompetensi klinik spesialis sesuai bidang keahlian

keperawatan

PK V 1. Metode konsultasi

2. Penelitian keperawatan terpadu

3. Paket kompetensi klinik spesialis dan subspesialis sesuai bidang keahlian keperawatan

D. Penilaian Kinerja dan Supervisi

Penilaian kinerja adalah menilai seberapa (performance appraisal) baik kinerja tugas-tugas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan seperti yang dijabarkan pada uraian tugas. Penilaian kinerja yang dilaksanakan dengan benar dan tepat dapat meningkatkan motivasi dan produktifitas kerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas penilaian kinerja perawat antara lain : 1. Penilaian harus berdasarkan standar (indikator kinerja),

2. Perawat harus memahami dan mengimplementasikan standar secara mendalam,

3. Perawat harus mengetahui sumber data yang dikumpulkan untuk penilaian, 4. Penilaian harus ditujukan kepada seseorang yang diobservasi terhadap

(28)

5. Penilaian akan lebih disenangi dan memperoleh hasil positif jika penilai meyakini dan respek terhadap profesinya.

Penilaian kinerja perawat dapat dilakukan secara berkala sesuai kebijakan internal rumah sakit. Penilaian minimal dilakukan oleh diri sendiri, atasan langsung dan peer review.

E. Sistem Informasi Jenjang Karir Perawat

Sistem informasi jenjang karir perawat merupakan manajemen informasi dalam bentuk dan proses informasi tentang perkembangan karir perawat yang bertujuan agar perawat, bidang keperawatan dan jajaran, komite keperawatan, pimpinan RS dan unit-unit yang memerlukan informasi secara mudah mendapatkannya. Komponen sistem informasi, minimal terdiri dari :

1. Data dasar profil perawat di RS yang selalu di update setiap 6 (enam) bulan 2. Skema yang menggambarkan proses implementasi jenjang karir baik bagi

perawat baru maupun lama beserta instrumen dan kelengkapannya. a. Program dan proses mapping

b. Program dan proses magang

c. Program dan proses assesmen kompetensi d. Program dan proses kredensialing

e. Penetapan penugasan klinik

f. Program CPD bagi PK 0, I, II, III, IV, V

g. Program Supervisi klinik (preseptorship-mentorship) 3. Monitoring dan evaluasi implementasi jenjang karir

Semua informasi tersebut di atas dapat dengan mudah diakses oleh semua unsur melalui sebuah situs (website), grup milis dan lain sebagainya.

(29)

BAB IV

MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui keberhasilan/ pencapaian hasil pelaksanaan jenjang karir di rumah sakit. Hal tersebut mencakup proses implementasi jenjang karir dan hasilnya.

A. Monitoring dan Evaluasi Proses Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat

Monev dilakukan terhadap :

1. Adanya pengorganisasian jenjang karir 2. Terlaksananya program magang

3. Terlaksananya Mapping (pemetaan) perawat lama 4. Terlaksananya assesmen (perawat lama dan baru) 5. Terlaksananya Proses kredensialing Perawat 6. Terlaksananya Supervisi Klinik

7. Terlaksananya program CPD ( pelatihan perawat) 8. Terlaksananya program kenaikan tingkat jenjang karir

NO KOMPONEN INDIKATOR PENGUKURAN HASIL KET

ADA TDK 1 Pengorganisasian Jenjang Karir a. SK Direktur b. Peran dan fungsi Kabid c. Peran dan Fungsi Komite Keperawatan d. Peran dan Fungsi Diklat Dokumen dan laporan pengorganisasian 2 Program Rekruitmen-Seleksi a. ... a. Dokumen dan laporan rekruitmen-seleksi perawat b. ...

(30)

NO KOMPONEN INDIKATOR PENGUKURAN HASIL KET ADA TDK 3 Program Magang/ Internship perawat baru a. ... a. ... 4 Pemetaan (mapping) perawat lama a. Portofolio perawat sesuai kualifikasi per level b. ... a. Dokumen portofolio perawat b. ... 5 Assesmen (perawat lama dan baru) a. Kompetensi perawat per level b. ... a. Dokumen hasil assesmen perawat b. Sertifikat kompetensi c. ... d. 6 Proses Kredensialing Perawat a. Kewenangan klinis perawat sesuai kompetensi b. ... a. Daftar rincian kewenangan klinis setiap perawat b. ... 7 Supervisi Klinik a. ... a. ... 8 Program CPD a. ... a. ... 9 Program Kenaikan tingkat Jenjang Karir a. ... a. ...

B. Monitoring dan Evaluasi Hasil Implementasi Jenjang Karir di Rumah Sakit

Monitoring dan evaluasi hasil dilakukan terhadap :

1. Peningkatan kinerja perawat dalam melaksanakan tugas 2. Peningkatan kepuasan kerja perawat

3. Peningkatan kepuasan pasien

(31)

NO KOMPONEN INDIKATOR PENGUKURAN HASIL KET ADA TDK 1 Kinerja perawat dalam melaksanakan tugas a. ... a. ... 2 Kepuasan kerja perawat a. Angka Turn over perawat b. ... a. Survey kepuasan kerja perawat

3 Kepuasan pasien a. Angka

Kepuasan pasien b. ... a. Survey kepuasan pelanggan 4 Kualitas pelayanan keperawatan a. Audit mutu pelayanan keperawatan b. ... a. Dokumen audit mutu keperawatan b. ...

Untuk mengetahui hasil implementasi jenjang karir, maka perlu dilakukan survey awal dan survey akhir dengan kerangka kerja sebagai berikut:

Survey Awal

Tingkat Pengetahuan Kinerja Perawat Kepuasan Perawat Kepuasan Pasien

Survey Akhir

Tingkat Pengetahuan Kinerja Perawat Kepuasan Perawat Kepuasan Pasien Skema Jenjang Karir (Model) Monev MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN

(32)

BAB V PENUTUP

Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) implementasi jenjang karir perawat di rumah sakit disusun sebagai pedoman pelaksanaan, agar seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik. Juklak ini dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ada di masing-masing rumah sakit. Diharapkan kepada tim implementasi jenjang karir di rumah sakit dapat mempergunakan juklak ini dengan baik dan berkontribusi dalam seluruh proses, sehingga tujuan akhir dari program ini dapat dicapai dengan efektif dan efisien.

Referensi

Dokumen terkait

tidak tentu, tergantung pada si8at dan kondisi permukaan bahan -oeparno, 13.+enelitian yang dilakukan oleh oeparno -13dalam membuat briket arang dari

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang9.

Implementasi metode Fuzzy C-MEANS untuk pengelompokkan dari 400 data tes ujian PMB dengan menggunakan software matlab, dengan tujuan menentukan anggota pada klaster

Kebudayaan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio GT di Kota Malang sesuai dengan teori Swastha dan Handoko (2000:60) yaitu

VOR/ILS Sistem adalah peralatan utama navigasi dan landing aid dipesawat KT- 1B,VOR adalah alat navigasi yang digunakan untuk menuntun pesawat ke tempat tujuan yang

Pada keluarga yang mempunyai lahan luas ternyata bahwa kondisi dasar keluarga tidak berpengaruh nyata baik terhadap peluang gerak komutasi maupun sirkulasi, yang berarti bahwa

buah kolom, kolom I yang terbuat dari gelas dengan diameter dalam 1,5 cm dan panjang 5 cm yang berisi Molibdenum teriradiasi dan PZC, kolom II berisi serbuk alumina aktif yang

Penyuluhan sudah berperan dalam diseminasi atau inovasi informasi terbaru tentang teknologi budidaya usaha sawit kepada petani itu dilihat dari rata-rata