Nilai Bisnis Sistem Informasi
Nilai Bisnis Sistem Informasi
Manajemen menggunakan sistem informasi untuk mencapai tujuan dan harapan atas investasi Manajemen menggunakan sistem informasi untuk mencapai tujuan dan harapan atas investasi besar yang
besar yang telah dtelah dilakukan. Alasan ilakukan. Alasan untuk untuk menerapkan Tekmenerapkan Teknologi nologi Informasi Informasi dan dan KomunikasiKomunikasi dalam organisasi adalah untuk mendapatkan nilai bisnis melalui pengurangan biaya, efektivitas dalam organisasi adalah untuk mendapatkan nilai bisnis melalui pengurangan biaya, efektivitas yang lebih besar, peningkatan efisiensi ditingkatkan dan meningkatkan kualitas layanan. yang lebih besar, peningkatan efisiensi ditingkatkan dan meningkatkan kualitas layanan. Biasanya, tujuan manajemen dan tujuan dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung Biasanya, tujuan manajemen dan tujuan dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses bisnis meliputi: kerahasiaan, integritas, ketersediaan, keandalan dan kepatuhan terhadap proses bisnis meliputi: kerahasiaan, integritas, ketersediaan, keandalan dan kepatuhan terhadap persyaratan hukum dan peraturan.
persyaratan hukum dan peraturan. Dasar Manajemen proyek TI Dasar Manajemen proyek TI
Terdapat tiga konteks pemahaman dalam sebuah kerangka proyek, yaitu : Terdapat tiga konteks pemahaman dalam sebuah kerangka proyek, yaitu :
a.
a. Tujuan Tujuan Manajemen Manajemen Proyek, Proyek, tujuan tujuan manajemen manajemen proyek proyek TI TI mencakup mencakup empat empat komponenkomponen yaitu ruang
yaitu ruang lingkup, biaya, kualingkup, biaya, kua lilitas dtas dan waktu. an waktu. Ukuran keberhasilan Ukuran keberhasilan proyekapabilaproyekapabila ruang lingkupnya tercapai , kualitasnya terpenuhi, selesai sesuai jadwal dan ruang lingkupnya tercapai , kualitasnya terpenuhi, selesai sesuai jadwal dan menggunakan dana sesuai dengan yang disediakan.
menggunakan dana sesuai dengan yang disediakan. b.
b. Proses Proses manajemen manajemen proyek, proyek, manajemen manajemen proyek proyek TI TI mengacu mengacu pada pada fase-fasefase-fase pelaksanaan
pelaksanaan proyek proyek yang yang mencakup mencakup fase fase inisiasi inisiasi proyek, proyek, perencanaan proyek,perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, pengendalian proyek dan penyerahan proyek.
pelaksanaan proyek, pengendalian proyek dan penyerahan proyek. c.
c. Pengetahuan Pengetahuan manajemen manajemen proyek. proyek. Area Area pengetahuan pengetahuan (Knowledge (Knowledge area) area) yangyang diperlukan
diperlukan dalam dalam mengelola mengelola sebuah sebuah proyek, proyek, terdapat terdapat delapan delapan aspek aspek pengetahuanpengetahuan yaitu manajemen ruang
yaitu manajemen ruang
lingkup, manajemen kualitas, manajemen waktu,manajemen biaya, manajemen komuni lingkup, manajemen kualitas, manajemen waktu,manajemen biaya, manajemen komuni kasi,
kasi, manajemen manajemen sumberdayamanusia,manajemen sumberdayamanusia,manajemen resiko resiko dan dan manajemen manajemen pengadaan.pengadaan. Ketiga
Ketiga konteks konteks tersebut tersebut merupakan merupakan satu satu kesatuan kesatuan dalam dalam memahami memahami proyek proyek dandan menyatu dalam manajemen pro
menyatu dalam manajemen proyek terintegrasi (Integrated Project Management).yek terintegrasi (Integrated Project Management). Tujuan Proyek
Tujuan Proyek Terdapat empat
Terdapat empat komponen penting yang komponen penting yang menjadi tujuan sebuah menjadi tujuan sebuah proyek, yaitu ruang proyek, yaitu ruang lingkuplingkup (scope) , waktu, biaya dan kualitas. Empat komponen tersebut yang menjadi batasan terhadap (scope) , waktu, biaya dan kualitas. Empat komponen tersebut yang menjadi batasan terhadap
dihasilkan dari proyek meliputi kriteria atau batasan waktu, batasan ruang lingkup, batasan biaya dan batasan kualitas. Jadi terdapat empat keharusan dalam sebuah proyek yaitu:
a. Proyek harus diselesaikan dan diserahkan tepat waktu.
b. Proyek harus cukup dibiayai dengan dana yang telah ditentukan c. Proyek harus sesuai dengan ruang lingkup yang disepakati
d. Proyek harus memiliki kualitas hasil sesuai kriteria yang disepakati antara pelaksana dan pemberi proyek
Batasan waktu
Proyek dilaksanakan dengan memperhatikan waktu penyerahan produk atau hasil akhir sesuai kesepakatan pihak-pihak yang berkepentingan. Keberhasilan dari sebuahproyek dapat diukur dari ketepatan waktu sesuai yang telah direncanakan. Penyelesaian yang terlambat akan berdampak buruknya kredibelitas pelaksana proyekdimata user atau pemberi proyek, karena bagi
user proyek tersebut bisa mempengaruhi aktivitas organisasi. Sehingga waktu merupakan faktor yang sangat penting dari sebuah proyek.
Batasan Ruang lingkup
Ruang lingkup menyatakan batasan pekerjaan yang perlu diselesaikan dalam sebuahproyek. Ruang lingkup memberi gambaran sejauh mana yang menjadi tanggung jawab pelaksana proyek dan hasil-hasil yang harus dilaporkan atau diserahkan kepada pemberi proyek.
Batasan Biaya
Biaya menjadi salah satu faktor sebuah proyek yang memiliki potensi resiko tinggi.Proyek dilaksanan dengan biaya yang telah disepakati oleh penyandang dana yang harus digunakan untuk mencover seluruh pembiayaan proyek. Manajer proyek harus memperkirakan dan mendistribusikan ke setiap aktivitas proyek yang membutuhkan dana dan mengendalikan agar realisasi biaya yang digunakan tidak melebihi dari yang telah direncanakan.
Batasan Kualitas
Kualitas menjadi kriteria yang ditetapkan bersama antara pemberi dan penerima proyekuntuk dicapai oleh pelaksanan proyek sebagai standar kualitas dari produk yang dihasilkan. Berdasarkan standar kualitas pelaksana proyek berusaha untuk menetapkan target-target yang harus dipenuhi dari setiap tahap pelaksanaan proyek.
Empat komponen dari proyek tersebut diatas menjadi faktor yang saling mempengaruhi. Sebagai contoh, untuk menghasilkan kualitas yang lebih tinggi maka perlu menaikkan biaya, atau dengan pengurangan ruang lingkup, jika menginginkan waktu penyelesaianproyek dipercepat maka perlu biaya yang lebih besar, dan sebagainya.
Proyek Sistem Informasi
Sistem Informasi memiliki pengertian suatu sistem yang memiliki fungsi menghasilkaninformasi-informasi yang dibutuhkan pihak user. Komponen yang termasuk sisteminformasi meliputi infrastruktur hardware, Software dan ketersediaan sumber daya manusia bidang teknologi informasi. Proyek sistem informasi mencakup sebagian atau keseluruhan dari rangkaian aktivitas rekayasa pembangunan sistem informasi. Contoh-contoh proyek sistem informasi
y Proyek sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan pemilu y Proyek pembangunan infrastruktur E-Government di Jawa Tengah
y Proyek pengembangan sistem CRM (Customer Relationship Management) pada di PT
Garuda.
y Proyek pembangunan sistem E-business pada PT. Global Jaya. y Proyek penjualan elektronik (E-Commerce)
Beberapa perbedaan karakteristik proyek sistem informasi dibandingkan denganproyek bidang lain adalah sebagai berikut :
1. Memiliki tujuan untuk menghasilkan produk yang bersifat intangible seperti perangkat lunak, database, jaringan yang sulit untuk mengukur nilai manfaat dari produk tersebut.
beragam
4. Ukuran yang dijadikan standar sulit dibakukan, karena sulit mengukur kualitas yang dimengerti berbagai pihak secara seragam.
Organisasi sering merasa perlu untuk meningkatkan nilai bisnis TI, tetapi dalam prakteknya mereka sering tidak mendapat cukup perhatian untuk topik ini. Organisasi TI sering terbebani oleh tekanan dari dalambisnis karena harus menghemat biaya dan memberikan layanan lebih baik atau lebih cepat. Mereka menemukan bahwa tekanan ini sulit untuk diatasi. Ini disebabkan
oleh kurangnya pemahaman tentang dampak dari sifat-sifat unik pada bisnis ekonomi TI. Untuk tujuan ini, maka ada 3 hal yang dapat dikenali:
Nilai TI untuk bisnis (TI sebagai faktor produksi);
Manfaat TI (membuat pilihan yang didasari nilai);
Kinerja TI (return on IT).
Nilai TI untuk bisnis
Kapan sebuah organisasi menciptakan nilai? Dari beberapa teori manajemen bisnis, teori laba-rugi rekening yang walaupun sangat tradisional masih menjadi kriteria dominan untuk menciptakan atau menghancurkan nilai bagi perusahaan: TI harus membuktikan
kontribusinya dalam laba-rugi. Berbagai cara untuk
mewujudkan nilai tambah bisnis dengan nilai tambah TI mengarah pada: Bertambahnya omset dengan biaya tetap, atau;
Berkurangnya biaya proses bisnis dengan omset tetap, atau;
Berkurangnya biaya aset TI dengan omset tetap. Manfaat dari proyek-proyek dan layanan TI
Organisasi TI menyediakan layanan TI bagi bisnis. Ketika bisnis memerlukan satu atau lebih layanan TI, dimulailah proyek untuk tujuan ini. Organisasi TI juga memprakarsai proyek, ketika
ia ingin menyediakan layanan TI dengan biaya yang lebih rendah atau dengan kualitas yang lebih baik.
Manfaat dari proyek-proyek dan layanan TI, dapat diukur dengan:
Profitabilitas
Profitabilitas layanan TI ditentukan oleh rasio antara nilai layanan TI untuk bisnis dan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menggunakan dan mengelola layanan tersebut.
Penggunaan relatif aset TI
Merupakan perbandingan antara penggunaan riil aset TI dan potensi maksimum yang dapat dicapai.
Melalui perbandingan antara profitabilitas layanan TI dengan penggunaan relatif aset TI, maka organisasi dimungkinkan untuk membuat pilihan; pilihan ditujukan pada penciptaan nilai dan penggunaan optimal TI oleh bisnis.
Manajemen Kinerja TI
Pada dasarnya, manajemen kinerja memastikan bahwa kinerja bisnis yang ada tetap terkendali dan bahwa efek perubahan yang mempengaruhi hasil dapat diprediksi dan direalisasikan. Manajemen kinerja TI berfokus pada pelaksanaan strategi dan siklus perencanaan bisnis TI. Di samping itu, manajemen kinerja TI juga berfokus pada pembuatan nilai bisnis organisasi TI yang terkendali dan terukur, pada penyediaan layanan yang berkualitas tinggi, pada pembuatan aset TI dan pada pencapaian skala ekonomis.
Sebuah bagian spesifik dari manajemen kinerja adalah kepatuhan atau kesesuaian. Kepatuhan berfokus pada pemantauan organisasi TI pada bukti perilaku yang baik. Alat utama adalah kunci kontrol, hal barang bukti, rencana pemeriksaan dan kontrol manajemen. Kunci kontrolnya, yang berasal dari undang-undang, adalah norma-norma yang harus dipatuhi oleh organisasi. Hal barang bukti membentuk dasar untuk menunjukkan bahwa organisasi berjalan sesuai dengan kunci kontrol. Akhirnya, rencana pemeriksaan menentukan seberapa sering pengecekan