KORELASI Z-SCORE ALTMAN DENGAN QUALIFIED
ASEAN BANKS DI ASEAN 5
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Oleh:
Azis Muslim
2012110017
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN
Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013
BANDUNG
THE CORRELATION BETWEEN ALTMAN Z-SCORE
AND QUALIFIED ASEAN BANKS IN ASEAN 5
UNDERGRADUATE THESIS
Submitted to complete part of the requirements
for Bachelor’s Degree in Economics
By
Azis Muslim
2012110017
PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY
FACULTY OF ECONOMICS
PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS
Accredited by BAN – PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013
BANDUNG
PERNYATAAN
Saya yang bertanda-tangan di bawah ini,
Nama
: Azis Muslim
Tempat, tanggal lahir
: Kebumen, 9 September 1994
NPM
: 2012110017
Program studi
: Ekonomi Pembangunan
Jenis Naskah
: Skripsi
menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
KORELASI Z-SCORE ALTMAN DENGAN
QUALIFIED
ASEAN BANKS
DI ASEAN 5
yang telah diselesaikan dibawah bimbingan: Dr. Miryam. B. L.
Wijaya. dan Charvin Lim. M. Sc
adalah benar-benar karya tulis saya sendiri;
1. Apa pun yang tertuang sebagai bagian atau seluruh isi karya tulis saya tersebut di atas dan merupakan karya orang lain (termasuk tapi tidak terbatas pada buku, makalah, surat kabar, internet, materi perkuliahan, karya tulis mahasiswa lain), telah dengan selayaknya saya kutip, sadur atau tafsir dan jelas telah saya ungkap dan tandai
2. Bahwa tindakan melanggar hak cipta dan yang disebut, plagiat (Plagiarism) merupakan pelanggaran akademik yang sanksinya dapat berupa peniadaan pengakuan atas karya ilmiah dan kehilangan hak kesarjanaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan oleh pihak mana pun.
Bandung,
Dinyatakan tanggal : 26 Juli 2017 Pembuat pernyataan :
Pasal 25 Ayat (2) UU No.20 Tahun 2003: Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya.
Pasal 70 Lulusan yang karya ilmiah yang
digunakannya untuk mendapatkan gelar
akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana perkara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 200 juta.
ABSTRAK
Dalam merealisasikan integrasi perbankan pada tahun 2020 para anggota ASEAN menyepakati dibentuknya Qualified ASEAN Banks (QABs). QABs adalah ketentuan yang harus dipenuhi bagi bank yang akan melakukan ekspansi bisnis di regional ASEAN. Kriteria QABs yang harus dipenuhi salah satunya adalah bank dinilai penting di negara asalnya. Penelitian ini mengkaji keterkaitan antara kesehatan bank dengan kriteria QABs tersebut. Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data time series untuk lima anggota ASEAN. Teknik analisis yang digunakan di dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi pearson. Variabel yang dikorelasikan adalah kesehatan bank dan jumlah kredit yang disalurkan. Kesimpulan dari penelitian ini memberikan gambaran bahwa karateristik sektor perbankan di ASEAN belum terkonvergensi. Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien korelasi yang positif di Indonesia dan Malaysia dan koefisien korelasi yang negatif di Singapura, Thailand, dan Philipine.
i
ABSTRACT
In the progress to reach ASEAN banking integration in 2020, ASEAN membership agreed to establish Qualified ASEAN Banks (QABs). QABs constitute the conditions that have to be required for banks if they want to operate their businesses in ASEAN region. One of QABs criteria is the bank has to be considered as an important bank in home country. This research will study the relationship between soundness bank and one of QABs criteria. Altman z-score was chosen as a tool to value bank soundness. The data that used in this research is time series data for each ASEAN countries membership. Analysis technique that used in this research is Pearson coefficient correlation. This study correlated between z-score and QAB. The Conclusion from this result gives the information that the characterics of banking sector in ASEAN 5 is not convergence.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya atas rahmat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Korelasi z-score dan
Qualified ASEAN Bank di ASEAN 5. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima sebagai bahan perbaikan dan untuk menambah wawasan penulis di masa yang akan datang.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala hormat dan ketulusan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang penulis cintai, Bapak Teguh Gunawan dan Ibu Pargiyati, dan adik penulis, Agus Dwi Aryati, terima kasih atas segala kasih sayang, doa dan dukungan yang tulus selama ini.
2. Ibu Dr Miryam B. L. Wijaya, selaku dosen pembimbing skripsi, dan Pa Charvin Lim, selaku ko pembimbing, terima kasih atas waktu, pikiran, tenaga, dan segala bentuk dukungan yang tulus selama ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Bapak Eko, Karyawan Tata Usaha Unpar yang sangat banyak membantu dalam memberikan informasi serta bantuan lainnya.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan yang telah memberikan banyak pelajaran berharga baik di bidang akademik maupun diluar akademik. Semoga ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun masyarakat luas.
5. Teman-teman IESP yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya, terima kasih telah memberikan semangat, dukungan dan doa kepada penulis selama mengerjakan skripsi ini.
iii 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang turut memberikan segala bantuan kepada penulis selama ini dalam menyelesaikan skripsi.
Akhir kata, semoga Allah SWT selalu melimpahkan kasih dan berkatNya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Bandung, 12 Juli 2017 Azis Muslim
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i ABSTRACT ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR TABEL ... v BAB I ... 1 1.1 Latar Belakang ... 11.2 Masalah, Tujuan, dan Manfaat Penelitian ... 3
1.3 Kerangka Pemikiran ... 3
BAB II ... 6
2.1 Manfaat dan Risiko yang Muncul dari Integrasi Perbankan ... 6
2.2 Sejarah Qualified ASEAN Banks (QABs) ... 6
2.3 Z-score Altman sebagai Alat Ukur Kesehatan Bank ... 8
BAB III ... 10
3.1 Variabel Penelitian ... 10
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 10
3.3 Z-score ... 10
3.4 Koefisien Korelasi Pearson ... 12
BAB IV... 13
4.1 Hasil Penelitian ... 13
4.2 Pembahasan ... 28
BAB V ... 30
5.1 Simpulan... 30
5.2 Saran untuk Penelitian Selanjutnya ... 30
DAFTAR PUSTAKA ... 31
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Nilai z-score Altman untuk bank-bank yang listed di Indonesia .... 13 Tabel 2 Nilai z-score Altman untuk bank-bank yang listed di Malaysia ... 15 Tabel 3 Nilai z-score Altman untuk bank-bank yang listed di Singapura .... 16 Tabel 4 Nilai z-score Altman untuk bank-bank yang listed di Thailand ... 16 Tabel 5 Nilai z-score Altman untuk bank-bank yang listed di Philippine ... 17 Tabel 6 Rasio Kredit terhadap Gross Domestic Product untuk bank-bank yang listed di Indonesia tahun 2013 ... 17 Tabel 7 Rasio Kredit terhadap Gross Domestic Product untuk bank-bank yang listed di Indonesia tahun 2014 ... 19 Tabel 8 Rasio Kredit terhadap Gross Domestic Product untuk bank-bank yang listed di Indonesia tahun 2015 ... 20 Tabel 9 Rasio Kredit terhadap Gross Domestic Product untuk bank-bank yang listed di Philipine tahun 2013 ... 21 Tabel 10 Rasio Kredit terhadap Gross Domestic Product untuk bank-bank yang listed di Philipine tahun 2014 ... 22 Tabel 11 Rasio Kredit terhadap Gross Domestic Product untuk bank-bank yang listed di Philipine tahun 2015 ... 22 Tabel 12 Rasio Kredit terhadap Gross Domestic Product untuk bank-bank yang listed di Thailand tahun 2013 ... 23 Tabel 13 Rasio Kredit terhadap Gross Domestic Product untuk bank-bank yang listed di Thailand tahun 2014 ... 24 Tabel 14 Rasio Kredit terhadap Gross Domestic Product untuk bank-bank yang listed di Thailand tahun 2015 ... 25 Tabel 15 Rasio Kredit terhadap Gross Domestic Product untuk bank-bank yang listed di Singapura tahun 2013 ... 26 Tabel 16 Rasio Kredit terhadap Gross Domestic Product untuk bank-bank yang listed di Singapura tahun 2014 ... 27 Tabel 17 Rasio Kredit terhadap Gross Domestic Product untuk bank-bank yang listed di Singapura tahun 2015 ... 28 Tabel 18 Rasio Kredit terhadap Gross Domestic Product untuk bank-bank yang listed di Malaysia tahun 2013 ... 29 Tabel 19 Rasio Kredit terhadap Gross Domestic Product untuk bank-bank yang listed di Malaysia tahun 2014 ... 30 Tabel 20 Rasio Kredit terhadap Gross Domestic Product untuk bank-bank yang listed di Malaysia tahun 2015 ... 31 Tabel 21 Koefisien Korelasi Pearson untuk bank-bank listed di ASEAN 5 .. 32 Tabel 22 Z-score Altman di ASEAN 5 untuk bank-bank listed yang termasuk sebagai bank penting dari negara asalnya ... 33
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum disepakatinya QAB usaha ke arah integrasi keuangan di ASEAN di konsentrasikan pada area pasar modal. Hal ini dapat dilihat dengan
didirikannya Asian Bond Market Initiative (ABMI) pada tahun 2003 oleh ASEAN
dan tiga negara Asia seperti Jepang, China, dan Korea. Bagaimanapun, sistem keuangan di negara-negara ASEAN masih banyak didominasi oleh bank-bank komersil. Hal tersebut menandakan sistem keuangan mereka masih terkonsentrasi pada pendanaan tidak langsung. Kondisi ini masih akan berlangsung untuk sebagian besar negara anggota. Karenanya, akan lebih masuk akal untuk memulai integrasi pada sektor perbankan.
Pada sektor perbankan di ASEAN, usaha yang telah dibuat untuk
mencapai integrasi sektor perbankan adalah dengan dibentuknya ASEAN
Framework Agreement on Services (AFAS), yang secara resmi di sahkan pada
15 Desember, 1995 dalam ASEAN Summit ke lima di Bankok, dan Thailand.
Salah satu sasaran AFAS adalah penghapusan hambatan pada perdagangan jasa antar negara-negara anggota ASEAN. AFAS juga ditujukkan untuk
melengkapi pembentukan ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan Visi ASEAN
2020.
Pada tahun 2007 negara-negara anggota ASEAN melakukan kesepakatan-kesepakatan mengenai pertukaran barang dan jasa yang tertera di
dalam ASEAN Economic Community (AEC). AEC blueprint sendiri adalah
sebuah dokumen yang diadopsi oleh kepala pemerintah dari masing-masing
negara anggota selama ASEAN Summit ke 13 diselenggarakan di Singapura
pada 20 November 2007. Dimana di dalam kesepakatan tersebut terdapat berbagai karakteristik dan elemen dari AEC yg dibentuk pada 2015 dengan target dan sasaran yang harus dicapai.
Dengan kondisi pembangunan ekonomi yang berbeda-beda di negara anggota ASEAN, membuat pasar tunggal untuk jasa perbankan akan menjadi sulit untuk dicapai tanpa aturan tertentu. Lebih lanjut, masing-masing negara anggota di ASEAN memiliki aturan tersendiri untuk mengizinkan bank asing masuk ke dalam wilayahnya. Melihat latar belakang tersebut, QAB dibentuk
2
untuk mempermudah bank di regional ASEAN untuk ber ekspansi dengan aturan tunggal.
Dalam perjalanan menuju ABIF 2020 para anggota ASEAN menyepakati
Qualified ASEAN Banks (QABs) sebagai pra-kondisi integrasi perbankan. Kriteria yang tertera di dalam QABs adalah sebagai berikut; pengelolaan baik, kecukupan modal, direkomendasikan oleh otoritas terkait, lulus ketentuan basel III, dan merupakan bank domestik yang dinilai penting di negara asalnya.
ASEAN Banking Integration Framework (ABIF) adalah tantangan sekaligus peluang untuk bank-bank di regional ASEAN. Semakin besarnya pasar memerlukan strategi tertentu untuk berkompetisi. Besarnya jumlah bank-bank di dalam suatu negara adalah salah satu kekuatan untuk memenangkan kompetisi, terlebih dalam hal jaringan.
Bank di dalam perekonomian memainkan peranan penting karena
mampu memobilisasi dana dari surplus unit ke deficit unit di suatu
perekonomian. Salah satu prinsip utama bank dalam memberikan jasa intermediasi keuangan ditujukkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi (Solomon, 2012) di dalam Oluwakayode (2017). Calomiris dan Mason (2003)
menguji konsekuensi dari bank distress di Nigeria terhadap perekonomian
dengan menggunakan OLS dan pada hasil penelitianya disimpulkan bahwa
bank-bank yang mengalami distress memaksa terjadinya kontraksi pada suplai
kredit yang memainkan peranan penting pada perekonomian. Dore dan Singh
(2012) yang meneliti tentang peran kredit pada great recession 2007 sampai
2009 dan menyimpulkan bahwa penurunan suplai kredit karena kesehatan bank-bank yang bermasalah dapat menurunkan kinerja perekonomian.
Wai-Mun et. al. (2011) menggunakan pearson’s correlation analysis untuk
mengevaluasi kesiapan ASEAN dalam proses integrasi sektor perbankan,
mereka menggunakan base lending rate, saving rate, growth rate of M2 dan
surat-surat berharga pemerintah untuk merepresentasikan sektor perbankan.
Pada penelitian ini pearson’s correlation analysis digunakan untuk melihat
hubungan antara kesehatan bank dan penyaluran kredit perbankan di suatu perekonomian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin sehat suatu bank maka semakin besar kredit yang disalurkan oleh bank tersebut, hal ini dibuktikan pada studi kasus Indonesia dan Malaysia yang nilai koefisien korelasinya positif dan signifikan pada tingkat signifikansi sebesar lima persen. Berbeda dengan Sigapura, Thailand, yang nilai koefisien korelasinya negatif dan
3
signifikan pada tingkat signifikansi lima persen. Nilai koefisien korelasi tersebut menandakan semakin sehat suatu bank maka jumlah kredit yang disalurkan semakin sedikit. Pada kasus Philippine nilai koefisien korelasi negatif tidak signifikan pada tahun 2013, dan 2014. Nilai koefisien korelasi yang tidak signifikan menandakan hubungan yang lemah antara semakin sehatnya suatu bank dengan semakin sedikitnya jumlah kredit yang disalurkan bank.
1.2 Masalah dan Tujuan Penelitian
Kesehatan bank dapat memengaruhi penyaluran kredit karena terganggungnya fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi. Penelitian ini
ingin mencari bagaimana keterkaitan kesehatan bank-bank listed di lima negara
ASEAN dengan QABs, terutama dengan kriteria terkait bank yang dikatakan penting.
1.3 Kerangka Pemikiran
Hipotesis pada penelitian ini adalah jika suatu bank semakin sehat, maka peran bank terhadap perekonomian akan semakin besar karena fungsi bank sebagai lembaga intermediasi tidak terganggu. Penelitian ini menggunakan
z-score Altman untuk mengukur kesehatan bank listed di lima negara ASEAN.
Z-score Altman dipilih sebagai alat untuk menilai kesehatan dikarenakan