• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMASARAN PRODUK KARTU PERDANA TELKOMSEL (STUDI KASUS PADA TELKOMSEL DISTRIBUTION CENTER BATUSANGKAR) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PEMASARAN PRODUK KARTU PERDANA TELKOMSEL (STUDI KASUS PADA TELKOMSEL DISTRIBUTION CENTER BATUSANGKAR) SKRIPSI"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

BATUSANGKAR)

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Syariah

OLEH:

DADANG HIDAYATULLAH 14 232 016

JURUSAN EKONOMI SYARIAH/MANAJEMEN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

DADANG HIDAYATULLAH, NIM 14 232 016, skripsi yang berjudul “STRATEGI PEMASARAN PRODUK KARTU PERDANA TELKOMSEL

(STUDI KASUS TELKOMSEL DISTRIBUTION CENTER

BATUSANGKAR)” jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Manajemen Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Batusangkar tahun 2019.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran produk kartu perdana telkomsel pada Telkomsel Distribution Center Batusangkar.Jenispenelitian yang adalahpenelitian lapangan dengan metode kualitatif.Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan berupa reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data, sedangkan teknik keabsahan data berupa triangulasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi pemasaran Telkomsel Distribution Center dengan menggunakan strategi pemasaran berupa produk, harga, promosi, dan lokasi. Produk kartu perdana yang ditawarkan oleh Telkomsel Distribution Center adalah kartu Simpati, As, dan Halo dengan keunggukan jaringan yang stabil dan bisa di akses dimana saja. Harga yang ditetapkan oleh pihak Telkomsel Distribution Center sesuai dengan standar dan kualitas layanan yang telah ditetapkan oleh Telkomsel. Untuk harga kartu perdananya yaitu Rp.10.000,. atau Rp.15.000,. dan untuk kartu paket yaitu Rp.25.000,. keatas. Untuk promosi, Telkomsel Distribution Centeraktif melakukan promosi di media sosial, flyer dan banner. Untuk lokasi Telkomsel Distributon Center sudah strategis yaitu terletak di antara pusat keramaian (pasar) dan kampus IAIN Batusangkar.

(6)

iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

LEMBARPERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat dan Luaran Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Strategi Pemasaran ... 9

B. Penelitian yang Relevan ... 55

BAB III METODE PENELITIAN ... 59

A. Jenis Penelitian ... 59

B. Latar dan Waktu Penelitian ... 59

C. InstrumenPenelitian ... 60

D. Sumber Data ... 60

E. TeknikPengumpulan Data ... 60

F. TeknikAnalisis Data ... 61

G. Teknik Keabsahan Data ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

(7)

v

B. Deskripsi Data Penelitian ... 66

C. PEMBAHASAN ... 71

BAB V PENUTUP ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1Hasil Penjualan Produk Kartu Prabayar Telkomsel ... 5 Tabel 3.1Jadwal Kegiatan Penelitian ... 59

(9)

vii

Gambar 2. 1 Daur HidupProduk ... 38 Gambar 2. 2 Hubungan Strategi dan Penjualan ... 54

(10)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kartu SIM (Subscriber Identity Module) pertama dibuat pada tahun 1991 oleh pembuat kartu pintar Munich Giesecke & Devrient , yang menjual 300 kartu pertama SIM ke operator jaringan nirkabel Finlandia Radiolinja.Seiring dengan tingkat kemajuan, maka teknologi SIM card semakin berkembang. Jika pada tahap pertama pengenalan teknologi GSM sekitar tahun 1995, maka yang kita gunakan sudah barang tentu SIM card yang masih bersifat sederhana. Maksudnya seperti kapasitas memory yang masih tergolong kecil (sekitar 8 kilobyte). Dengan berkembangnya waktu dan juga tuntutan berbagai aplikasi baru, terutama dari operator maka hadirlah SIM card dengan kapasitas 16 kilobyte, 32 kilobyte, sampai 64 kilobyte. Semakin besar kapasitas memory tentu akan memudahkan bagi operator dalam mengembangkan berbagai jenis aplikasi, semisal untuk penerapan aplikasi micro browser yang kini sedang populer, standar yang diperlukan yakni SIM card dengan ukuran EEPROM (Electronically Erasable Programable ROM) 32 kilobyte.

Setiap tahun, pelanggan atau konsumen kartu operator selular di Indonesia meningkat secara drastis. Jumlah pelanggan telepon selular pada tahun 2007 mencapai 96,41 juta pelanggan yang meningkat menjadi 143,34 juta pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 pelanggan kartu selular meningkat menjadi 169 juta Pelanggan dari keseluruhan jumlah pelanggan kartu operator selular sebanyak 93 persen adalah pengguna kartu prabayar. Saat ini ada dua teknologi yang di usung oleh perusahaan-perusahaan operator selular yang ada di Indonesia. Pertama adalah 2teknologi Global System for Mobile communication (GSM), dan yang kedua adalah teknologi Code Division Multiple Access (CDMA). Saat ini 85 persen perangkat telepon selular di dunia adalah GSM. Di Indonesia, teknologi GSM masih lebih disukai oleh

(11)

selular, sekitar hampir 141 juta adalah pelanggan kartu GSM..

Seringkali kita menerima SMS dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Penyalahgunaan nomor SIM Card/ponsel oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ini, seperti upaya penipuan, kejahatan seksual, fitnah, penyebaran konten negatif, dan atau hate speech.Hal ini tentu akan membuat resah dan tidak nyaman pengguna layanan telekomunikasi. Selain itu juga data pelanggan prabayar yang dimiliki operator saat ini kebanyakan data palsu yang tidak dapat digunakan.

Pemerintah berupaya untuk melindungi masyarakat dari penyalahgunaan nomor telekomunikasi melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkeminfo) mengeluarkan Peraturan Nomor 14 Tahun 2017 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 12 Tahun 2016 tentang registrasi pelanggan jasa telekomunikasi. Melalui peraturan tersebut pemerintah resmi mewajibkan kepada para pengguna kartu prabayar seluler alias SIM Card untuk mendaftar ulang data pribadi. Caranya dengan mengirim Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan nomor Kartu Keluarga (KK) kepada operator sebagai tanda validasi. Sehingga nomor ponsel tersebut nantinya tersinkronisasi dengan data yang ada di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri: nama, alamat, nama keluarga, umur, dan sebagainya.

Registrasi perlu dilakukan dalam rangka memberi perlindungan terhadap konsumen, terkait penyalahgunaan nomor SIM Card/ponsel oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti upaya penipuan, kejahatan seksual, fitnah, penyebaran konten negatif, dan atau hate speech.Selain itu juga alasan pemerintah mengeluarkan kebijakan ini yaitu mencegah terorisme, tanggulangi hoaks, penting untuk ekonomi, amankan transaksi non-tunai, dan untuk mencegah kejahatan.

Surat Edaran BRTI Nomor 01/2018 dan Surat Ketetapan BRTI No. 3/2008 yang terbit 21 November lalu menyebutkan, pengguna hanya dapat

(12)

atau agen penjual cuma boleh membantu proses pendaftaran kartu yang konsumen beli.Pelanggan yang meminta bantuan dialer atau agen penjual dalam melakukan registrasi kartu wajib menunjukkan e-KTP, kartu keluarga (KK) asli, dan membuat pernyataan di atas meterai.Dalam peraturan sebelumnya, tidak ada pembatasan jumlah nomor kartu SIM untuk registrasi melalui gerai penjual. Yang ada adalah bila registrasi lebih dari 10 nomor, harus melapor ke operator telekomunikasi. Cuma, operator wajib memberikan lisensi ke penjual untuk melakukan registrasi kartu SIM.

Hal ini tentu suatu hal yang positif bagi masyarakat, terutama konsumen pengguna SIM Card. Dengan adanya jaminan ini masyarakat akan nyaman dan aman dari berbagai macam tindak kejahatan yang terjadi melalui SMS/telepon. Bagi produsen kartu perdana tentu kebijakan ini sedikit merugikan karena setiap kartu perdana hanya boleh dilakukan registrasi tiga nomor kartu SIM saja. Tentu hal ini akan berimbas terhadap penjualan kartu perdana. Tapi kebijakan ini haruslah di taati oelh setiap produsen, karena kebijakan ini tentu memiliki dampak yang positif terhadap konsumen-konsumen yang tersebar diseluruh Indonesia.

Massa pemilik toko pulsa yang mengatasnamakan Kesatuan Niaga Cellular Indonesia (KNCI) menggelar aksi demonstrasi di Istana, Senin (2/4/2018). Anggota KNCI yang menggantungkan usaha dari penjualan kartu perdana ini, protes terhadap kebijakan registrasi ulang SIM Card yang mengatur satu NIK hanya untuk pendaftaran tiga SIM Card. Jelas saja, kebijakan bakal membatasi penjualan kartu perdana dan mengurangi kartu SIM card yang beredar. KNCI mengusulkan, konsumen yang ingin melakukan registrasi kartu seluler keempat dan seterusnya, maka tidak bisa lagi dilakukan mandiri lewat SMS. Mereka harus mendatangi gerai resmi dan kios pulsa milik masyarakat dengan tetap membawa serta KTP dan KK (www.tirto.id).

(13)

hanya berimbas bagi pedagang pulsa tapi juga turut memengaruhi kinerja perusahaan operator telekomunikasi. Sejak batas akhir registrasi kartu prabayar pada akhir Februari 2018 hingga satu bulan terakhir, saham saham emiten operator telekomunikasi kompak dalam tren menurun, antara lain saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk, dan saham PT XL Axiata (EXCL).

Adita Irawati VP Corporate Communication Telkomsel menuturkan, pihaknya masih belum bisa melihat dampak dari kebijakan pembatasan aktivasi kartu perdana terhadap bisnis perseroan karena aturan ini masih berjalan. Ia menyebutkan, setiap harinya jumlah pelanggan yang melakukan registrasi kartu prabayar semakin meningkat. “Kami terus berupaya secara maksimal untuk melakukan edukasi dan sosialisasi terkait kebijakan registrasi prabayar. Kami menyadari upaya ini tidak mudah, mengingat pelanggan Telkomsel tersebar di seluruh Indonesia tidak hanya di kota besar tetapi juga hingga pelosok dan daerah perbatasan. Dengan segala keterbatasan yang ada, dibutuhkan waktu yang lebih lama dan metode yang lebih efektif untuk menyampaikan informasi mengenai kebijakan ini,” kata Adita. Bila menilik total jumlah pelanggan prabayar yang dimiliki Telkomsel yang mencapai 196,3 juta pelanggan, yang mana sebanyak 191,58 juta atau setara 97,6 persen merupakan pelanggan prabayar, maka kebijakan soal kartu SIM Card sangat berpotensi memukul bisnis operator ini (www.tirto.id).

Sepanjang 2017, anak usaha PT Telkom ini meraup pendapatan usaha mencapai Rp93,2 triliun. Angka itu tumbuh 7,5 persen dibanding pendapatan 2016 yang sebesar 86,73 triliun. Namun secara kuartal, pertumbuhan pendapatan Telkomsel periode Oktober-Desember 2017 hanya naik 0,7 persen menjadi Rp23,69 triliun dibanding periode Juli-September 2017 yang sebesar Rp23,53 triliun. Tahun lalu Telkomsel memang mencatatkan kenaikan laba atau EBITDA sebesar 7,7 persen menjadi Rp53,59 triliun dari tahun 2016 yang senilai Rp49,78 triliun. Bila dipotret secara spesifik pada

(14)

triliun. Saat bersamaan (November-Desember 2017) memang telah berlaku ketentuan registrasi SIM Card(www.tirto.id).

Agar tidak terkena imbas yang besar, pihak telkomsel perlu menanggapi masalah terkait regulasi ini dengan menyiapkan strategi pemasaran yang baik agar pelanggan atau konsumen telkomsel tidak kabur dan membuat penjualan telkomsel menurun. Tentunya dengan penyusunan strategi yang baik dapat meningkatkan kinerja dari telkomsel.

Telkomsel adalah salah satu produsen kartu perdana terbesar yang ada di Indonesia. Produk-produk kartu perdana yang dijual oleh telkomsel yaitu Kartu Halo, Simpati, Kartu AS, Telkomsel Flash, Kartu Facebook, Simpati Loop, Dan Kartu Loop. Telkomsel Distribution Center atau yang lebih dikenal dengan sebutan TDC merupakan sarana distribusi berbagai produk telkomsel, antara lain kartu perdana simPati, Kartu As, Loop dan M-kios (media isi ulang pulsa) yang dapat dikunjungi oleh para reseller/outlet yang ingin membeli perdana ataupun stok mkios.

CV. Akar Jaya Mandiri adalah salah satu Telkomsel Distribution Center yang beralamat di Jl. Jenderal Sudirman No.63 Talago Kubu Rajo Lima Kaum Batusangkar. TDC Batusangkar ini menyediakan produk-produk kartu perdana dan M-kios. Berikut adalah data hasil penjualan produk kartu prabayar telkomsel pada Telkomsel Distribution Center Cabang Batusangkar.

Berikut adalah data hasil penjualan produk kartu Prabayar Telkomsel mulai dari bulan Maret 2018 sampai Maret 2019 yang disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 1.1

Hasil Penjualan Produk Kartu Prabayar Telkomsel pada Telkomsel Distribution Center (TDC) Cabang Batusangkar

Maret 2018 Sampai Maret 2019

Bulan Maret-Juli (2018) Hasil Penjualan/unit

Maret 7489

April 6756

(15)

Juli 3030 Agustus 3453 September 4422 Oktober 4106 November 3756 Desember 3557 Januari 4652 Februari 4335 Maret 4126

Sumber:Pegawai Telkomsel Distribution Center (TDC) Batusangkar

Berdasarkan tabel diatas, terlihat hasil penjualan Produk Kartu Prabayar Telkomsel pada Telkomsel Distribution Center (TDC) Cabang Batusangkartahun 2018 mulai dari bulan maret sampai maret 2019 adanya fluktuasi hasil penjualan dari tahun terakhir. Yang mana pada bulan Maret 2018 hasil penjualannya sebanyak 7489 unit, kemudian pada bulan April hasil penjualannya turunsebanyak 733 unit atausebesar 9,8% menjadi6756 unit,kemudian pada bulan Mei hasil penjualannya turunsebanyak 2176 unit atausebesar 32,2%menjadi4580 unit, kemudian pada bulan Juni hasil penjualannya turunsebanyak 140 unit atausebesar 3,05% menjadi4440 unit, kemudian pada bulan Juli hasil penjualannya jugaturunsebanyak 1410 unit atausebesar 31,75%menjadi3030 unit. Pada bulan Agustus mengalami kenaikan sebesar 423 unit. Begitupun untuk bulan September juga mengalami peningkatan penjualan sebesar 969 unit. Pada bulan Oktober kembali mengalami penurunan sebesar 316 unit. Dan untuk bulan November sampai Desember juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 350 dan 199 unit. Untuk awal tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 1095. Tetapi untuk 2 bulan selanjutnya kembali mengalami penurunan masing-masing sebesar 317 dan 209 unit.

Berdasarkan data diatas diletakan bahwa efek registrasi kartu juga terjadi pada TDC Batusangkar, oleh sebab itu TDC Batusangkar perlu menyusun strategi pemasaran yang baik agar target penjualan tetap tercapai dan penulis ingin membahasnya dalam karya tulis ilmiah yang berjudul “Strategi

(16)

Telkomsel Distribution Center Batusangkar)”. B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis menfokuskan masalahnya yaitustrategi pemasaran produk kartu perdana telkomsel pada Telkomsel Distribution CenterBatusangkar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahanya yaitu, bagaimana strategi pemasaran produk kartu perdana telkomsel pada Telkomsel Distribution CenterBatusangkar.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran produk kartu perdana telkomsel pada Telkomsel Distribution Center Batusangkar.

E. Manfaat dan Luaran Penelitian 1. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian yang dilakukan yaitu: a. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

b. Bagi Penulis

1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Manajemen Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

2) Untuk menambah pengetahuan penulis dalam bidang manajemen dalam mengelola secara efektif seluruh sumber daya yang ada.

3) Sebagai acuan bagi penulis dalam meniti karir berbisnis dan bekerja di dunia nyata.

(17)

Sebagai informasi dan landasan bagi pimpinan serta manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan ataupun kebijakan untuk perkembangan perusahaan.

2. Luaran Penelitian

Adapun luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan oleh setiap kepala pada sebuah instansi atau perusahaan, serta dapat mengefektifkan sumberdaya yang dimiliki oleh suatu instansi dalam meningkatkan pemasaran yang dilakukan.

F. Definisi Operasional

1. Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan di jalankan untuk tercapainya tujuan pemasaran suatu lembaga (Assauri, 2013).

2. Produk kartu perdana merupakan kartu yang baru pertama kali digunakan (bukan bekas) yang terdiri dari kartu prabayar dan kartu pascabayar.

(18)

9 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Strategi Pemasaran a. Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “strategos” (stratos = militer dan ag = pemimpin), yaitu berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Definisi tersebut juga dikemukakan oleh seorang ahli bernama Clauswitz. Ia menyatakan bahwa strategi merupakan seni pertempuran untuk memenangkan perang. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila istilah strategi sering digunakan dalam kancah peperangan (Rachmat, 2014).

Menurut Alfred Chalder, strategi adalah penentuan tujuan dasar jangka panjang perusahaan, dan adopsi tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan-tujuan ini ini.

Porter mendefinisikan strategi sebagai rumusan untuk bagaimana bisnis bersaing, apa tujuan seharusnya, dan apa kbijakan yang akan dibutuhkan untuk melaksanakan tujuan-tujuan tersebut

Henry Mintzberg mendefinisikan strategi sebagai berikut : 1) Strategi sebagai rencana : tindakan diarahkan untuk mencapai

seperangkat tujuan yang dimaksudkan, sesuai dengan konsep perencanaan strategis.

2) Strategi sebagai pola : pola konsisten perilaku masa lalu, dengan strategi yang diakui dari waktu ke waktu daripada direncanakan atau dimaksudkan, dimana pola direalisasikan adalah berbeda dengan maksud.

(19)

3) Strategi sebagai posisi : posisi merk, produk atau perusahaan dalam pasar, berdasarkan kerangka konseptual konsumen atau pemangku kepentingan lainnya. Strategi ditentukan terutama oleh faktor-faktor diluar perusahaan.

4) Strategi sebagai taktik : manuver tertentu dimaksudkan untuk mengecoh pesaing.

5) Strategi sebagai persfektif : melaksanakan startegi berdasarkan teori bisnis atauperpanjangan alami dari pola pikir atau persfektif ideologi organisasi (Fattah, 2016).

Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu cara untuk bisa mencapai tujuan dari perusahaan ataupun instansi dan supaya bisa menjadi pesaing yang unggul.

Menurut webster’s New World Dictionary dalam buku Jusuf Udaya (2013:6) strategi, adalah:

1) Ilmu merencanakan serta mnegarahkan kegiatan-kegiatan militer dalam skala besar dan skala besar dan memanuver kekuatan-kekuatan ke dalam posisi yang paling menguntungkan sebelum bertempur dengan musuhnya.

2) Sebuah keterampilan dalam mengelola atau merencanakan suatu strategi atau cara yang cerdik untuk mencapai suatu tujuan. Menurut kamus bahasa Indonesia dalam buku Jusuf Udaya (2013:6) strategi adalah rencana yang cermat untuk mencapai sasaran khusus. Menarik untuk mengetahui pendapat agak berbeda dengan definisi-definisi di atas seperti diungkapkan oleh Bob de Wit dan Ron Meyer dalam stratrgy, process, content and context. Kedunya mengatakan bahwa strategi harus dilihat dan dipahami berdasarkan tiga dimensi, yaitu process, content, dan context.

1) Strategi process

Cara bagaimana strategi-strategi timbul, di mana letak Strategi Process (strategi proses). Proses strategi menyangkut

(20)

bagaimana, siapa, dan bilamana strategi itu sendiri, bagaimana strategi tersebut dan bagaimana seharusnya strategi itu dibuat, dianalisis, dibentuk, diformulasikan, diimplementasi, diubah dan dikontrol, siapa yang tersangkut, kapankah kegiatan-kegiatan yang diperlukan dilaksanakan.

2) Strategi content

Hasil produk proses stategi disebut startegi content. Jika dinyatakan sebagai sebuah pertanyaan, strategi content berhubungan dengan apa dari strategi, apa itu strategi, dan bagaimana isi yang seharusnya dari strategi tersebut bagi perusahaan serta untuk unitnya masing-masing.

3) Strategi context

Sekumpulan keadaan berbagai proses strategi dan strategi content ditentukan disebut strategi context. Bila dinyatakan sebuah pertanyaan, strategi context tersebut terkait dengan di mana strategi berada, di perusahaan mana dan di lingkungan apa proses strategi dan strategi content itu berada.

Berdasarkan pengertiannya dapat disimpulkan bahwa strategi memiliki beberapa dimensi atau bersifat multi dimensional. Dimensi-dimensi yang dimaksud adalah:

1) Dimensi Keterlibatan Manajemen Puncak

Salah satu sifat keputusan strategik ialah bahwa keputusan tersebut menyangkut seluruh segi organisasi. Karena hanya pada tingkat manajemen puncaklah akan tampak segala bentuk implikasi dan remifikasi berbagai tantangan dan tuntutan lingkungan internal dan eksternal yang sangat mungkin tidak terlihat oleh para manajer tingkat yang lebih rendah. Selain itu hanya manajemen puncaklah yang memiliki wewenang untuk mengalokasikan

(21)

sarana, prasarana, dan sumber lainnya yang diperlukan untuk mengimplementasikan keputusan yang telah diambil. 2) Dimensi Alokasi Dana, Sarana dan Prasarana

Disini manajemen puncak berperan selaku integrator dari berbagai satuan kerja yang merasa berhak atas pengelolaan dana, sarana, prasarana maupun tenaga kerja dari satuan-satuan kerja lainnya dalam organisasi. Hal ini tergantung pada sifat penugasan, sasaran dan pembatasan waktu, mungkin saja satu satuan kerja diperlukan sebagai “yang terpenting” pada momen tertentu, tetapi pada momen lain satuan kerja lainlah yang bersifat strategik.

3) Dimensi Waktu Keputusan Strategik

Salah satu ciri keputusan strategik ialah jangkauan waktunya yang relative jauh kedepan, apakah itu lima tahun atau pun sepuluh tahun, bahkan bisa lebih. Penting untuk diperhatikan bahwa sekali manajemen puncak membuat suatu keputusan strategik, atas dasar keputusan itulah citra organisasi diciptakan dan dipelihara.

4) Dimensi Orientasi Masa Depan

Disini sebuah organisasi membutuhkan seorang manajer handal yang memiliki sikap antisipatif dan proaktif. Karena dengan sikap yang antisipatif dan proaktif, manajemen akan lebih siap menghadapi tanggapan perubahan yang akan terjadi dan tidak akan dihadapkan kepada situasi “dadakan”.

5) Konsekuensi Isu Strategik Yang Multifaset

Salah satu dimensi keputusan strategik ialah bersifat integrative dan koordinatif, karena keputusan strategik biasanya menjangkau semua komponen atau unsur organisasi.

(22)

6) Dimensi Lingkungan Eksternal

Suatu organisasi biasanya mempengaruhi lingkungannya dan pasti dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang faktor-faktor umumnya berada diluar kendali organisasi yang bersangkutan. Untuk itu agar organisasi berhasil meraih keberhasilan yang didambakannya dimasa depan faktor-faktor eksternal tersebut harus diperhitungkan dengan matang (Siagian, 2014).

Sejalan dengan perkembangan konsep manajemen strategi, strategi tidak didefinisikan hanya semata-mata sebagai cara untuk mencapai tujuan. Karena strategi dalam konsep menejemen strategis mencakup juga penetapan berbagai tujuan itu sendiri (melalui berbagai kepuasan strategis yang dibuat oleh manajemen perusahaan) yang diharapkan akan menjamin terpeliharanya keunggulan kompetitf perusahaan. Melihat strategi hanya sebagai salah satu bagian dari rencana ternyata tidak dapat memberikan penjelasan yang memuaskan terhadap berbagai fenomena strategi dalam dunia bisnis. Oleh sebab itu Mintzberg-sebagaimana dikutip oleh Ismail Sholihin- memperluas konsep strategi dan mendefinisikan strategi dengan memperhatikan berbagai dimensi dari konsep strategi. Mintzberg menamakannya “Strategi 5 P”, yaitu:

1) Strategi sebagai sebuah rencana (Plan)

Dalam hal ini terdapat dua karakteristik strategi yang sangat penting yakni pertama, strategi direncanakan terlebih dahulu secara sadar dan sengaja mendahului berbagai tindakan yang akan dilakukan berdasarkan strategi yang dibuat tersebut. Kedua, strategi kemudian dikembangkan dan diimplementasikan agar mencapai suatu tujuan.

(23)

2) Strategi sebagai sebuah manuver (Play).

Dalam hal ini strategi merupakan suatu manuver yang spesifik untuk memberi isyarat mengancam kepada pesaing perusahaan. Misalnya keputusan yang dibuat oleh pemimpin pasar untuk memperbesar kapasitas pabrik tidak hanya merupakan strategi dalam arti sebuah “plan”, melainkan strategi ini juga akan menjadi “play” sehingga dapat menyurutkan minat pendatang baru potensial untuk memasuki industri bersangkutan karena pendatang baru tersebut misalnya tidak memiliki skala ekonomi yang sebanding dengan pemimpin pasar.

3) Strategi sebagai sebuah pola (Pattern)

Strategi sebagai sebuah pola menunjukan adanya serangkaian tindakan yang dilakukan oleh manajemen dalam mengejar sebuah tujuan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukannya, Mintzberg menemukan fenomena bahwa strategi yang direncanakan perusahaan melalui proses perencanaan yang diterjemahkan ke dalam suatu tindakan strategi yang disengaja seringkali berubah menjadi strategi yang tidak dapat direalisasikan akibat terjadinya perubahan lingkungan perusahaan. Sebaliknya strategi yang tidak dimaksudkan sebelumnya dapat muncul menjadi alternatif strategi yang apabila diimplementasikan perusahaan dapat menjadi strategi yang dapat direalisasikan.

4) Strategi sebagai sebuah posisi (Position)

Dalam hal ini strategi menunjukkan berbagai keputusan yang dipilih perusahaan untuk memposisikan organisasi perusahaan didalam lingkungan perusahaan.

5) Strategi sebagai sebuah sudut pandang (Perspective)

Dalam hal ini strategi menunjukkan perspektif dari para pembuat keputusan strategi didalam memandang dunianya.

(24)

Strategi merupakan pemikiran yang hidup didalam benak para pembuat keputusan strategis dan seperti halnya ideologi atau budaya kemudian berusaha untuk dijadikan nilai bersama didalam suatu organisasi.

Karakter strategi, karena berkaitan dengan keputusan, maka dengan sendirinya keputusan strategik punya kekhasan tersendiri, bila dibandingkan dengan keputusan-keputusan lain. Sebuah keputusan kita katakan bersifat strategik, setidaknya bila ia memenuhi tiga karakteristik, yaitu jarang dibuat, memiliki implikasi yang signifikan dan penting serta menjadi acuan bagi keputusan-keputusan pada level berikutnya yang operasional. Ada tiga karakter strategik:

1) Jarang, extraordinary.

Sebuah keputusan strategis selalu memiliki implikasi luas dalam organisasi. Karena itu, ia tidak bisa diambil secara sembarangan dengan cukup sering. Apalagi dimensi waktunya akan memakan waktu panjang. Ini persis seperti seseorang mahasiswa yang ingin melanjutkan studi ke jenjang kuliah. Secara umum, keputusan seseorang untuk mengambil sebuah program studi atau perguruan tinggi tertentu bukanlah keputusan yang bisa dilakukan secara sering. Tidak mudah untuk mengubah keputusan itu, apalagi kalau seseorang sudah mencapai tingkat tahun 3 atau 4. Keputusan oleh si mahasiswa tadi, bersifat strategis. Contoh lain, misalnya sebuah institusi perguruan tinggi yang memutuskan untuk membangun gedung baru. Tentu institusi ini tidak mudah mengubah keputusannya, apalagi bila persiapan sudah matang, kontraktor sudah dipilih, jadwal sudah ditetapkan, material sudah dipesan. Keputusan ini bersifat strategis, karena otomatis mendirikan gedung (atau tidak

(25)

jadi membangun gedung) bukanlah keputusan yang sering dilakukan, keputusan strategis jarang dibuat.

2) Signifikan, penting.

Derajat keputusan strategis selalu penting dan melibatkan sumber daya dan komitmen yang besar. Bayangkan kembali individu di atas yang memilih untuk kuliah disatu program studi di sebuah pendidikan tinggi. Keputusan itu akan berdampak signifikan padanya, pada waktunya, pada upayanya ataupun mungkin pada sumber daya yang diperlukan (walaupun soal uang, ini bisa berasal dari orang tuanya). Sekali ia memilih maka itu berlaku signifikan padanya. Sebuah perguruan tinggi yang memutuskan untuk membangun gedung juga akan berimplikasi pada berbagai aspek organisasi. Setidak tidaknya, kalaupun itu tidak menganggu operasi perguruan tinggi yang sedang berjalan, maka ia akan secara maksimal mempengaruhi sisi keuangan perguruan tinggi.

3) Berdampak Luas.

Keputusan strategik berdampak luas dan menjadi dasar bagi keputusan-keputusan selanjutnya bagi keseluruhan organisasi. Keputusan individu yang berkuliah tadi, akan berpengaruh pada keputusan tentang penggunaan transportasi, pemilihan tempat tinggal (tempat kos), dan keputusan tentang pembelian prasarana lain. Keputusan membuat gedung baru bagi sebuah perguruan tinggi akan membawa berbagai keputusan terkait dengan jumlah kelas, desain yang akan dibuat, kontraktor yang akan digunakan, serta fasilitas yang akan digunakan. Jadi keputusan yang bersifat strategik akan menjadi landasan bagi keputusan-keputusan lain yang besifat operasional. Ada juga yang mengatakan keputusan diterjemahkan ke lapangan oleh keputusan operasional.

(26)

Dalam manajemen startegi, perusahaan pada umumnya mempunyai tiga level tingkatan strategi, yaitu:

1) Strategi Korporasi

Strategi ini menggambarkan arah perusahaan keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa. Strategi korporat membicarakan tentang pemilihan arah perusahaan secara keseluruhan. Banyak penulis buku manajemen strategik menyebutkan tiga aspek penting dalam strategi korporat, yaitu:

a) Orientasi menyeluruh perusahaan. Apakah menuju pertumbuhan (growth), stabilitas (stability), atau penciutan/penghematan (Retrenchment). Ketiga hal ini disebut Directional Strategy.

b) Industri atau pasar mana yang sesuai dimasuki perusahaan untuk bersaing melalui produk dan unit bisnisnya (Portofolio Strategy).

c) Manajemen perusahaan dalam mengoordinasi aktivitas, transfer sumber daya, dan mendayagunakan kemampuan pada lini produk dan unit bisnis (Parenting Strategy). 2) Strategi Unit Bisnis

Strategi bisnis, biasanya cenderung terkait dengan bagaimana perusahaan atau unit bisnis meningkatkan posisi persaingannya atau produknya diantara industri atau pangsa pasar tertentu. Jadi berbeda dengan strategi korporat yang lebih terkait dengan masalah bidang-bidang mana perusahaan akan masuk dan bagaimana mengelola perusahaan-perusahaan yang ada. Meskipun istilahnya “bersaing”, pada saatnya nanti kita akan lihat bahwa “bekerja sama” pun dengan pesaing

(27)

sekalipun merupakan salah satu pilihan strateginya. Bersaing ini maksudnya tidak sekadar untuk menang dalam arti mengalahkan pesaingnya. Persaingan bisa dalam bentuk berbagai kemitraan. Dengan demikian, hal pertama yang harus dijawab untuk bisa memenangi persaing dalam hal produk adalah produk apa dan seperti apa, serta sekaligus pasar yang mana yang akan dilayani.

3) Strategi Fungsional

Strategi ini menekankan terutama pada pemaksimalan sumber daya produktivitas.Dalam batasan oleh perusahaan dan strategi bisnis yang ada disekitar mereka, departemen fungsional seperti fungsi-fungsi Pemasaran, SDM, Keuangan,Produksi-Operasi mengembangkan strategi untuk mengumpulkan bersama-sama berbagai aktivitas dan kompetensi mereka guna meningkatkan kinerja perusahaan.Lingkup pembahasan strategi fungsional:

a) Strategi Pemasaran

Bertujuan untuk meningkatkan kinerja melalui penggunaan substrategi seperti segmentasi, positioning dan targeting, peningkatan layanan purnajual, rancangan penyerahan khusus, dan pengembangan segmen pasar yang baru.

b) Strategi Operasi

Bertujuan untuk meningkatkan kinerja operasi melalui penggunaan substrategi seperti program pengurangan biaya, pengurangan karyawan/buruh, pengembangan berkelanjutan, atau pengurangan kemubaziran (waste reduction), pengurangan siklus waktu kerja.

(28)

c) Strategi Sumber Daya Manusia

Bertujuan untuk meningkatkan kinerja operasional melalui penggunaan substrategi seperti program motivasi staf, multiskilling, perencanaan jalur karier karyawan, pendidikan, dan pengembangan keterampilan, serta peningkatan partisipasi.

d) Strategi Teknologi

Bertujuan untuk meningkatkan kinerja operasional melalui penggunaan substrategi seperti pengembangan teknologi dari internal (inhouse development), memperoleh teknologi baru (acquisition) dan menggunakan peralatan teknologi informasi/komputer. e) Riset dan Pengembangan

Bertujuan untuk meningkaikan kinerja operasi melalui Penggunaan beberapa strategi, seperti perbandingnn kompetitif, pengembangan produk baru, serta analisis produk substitusi dan peningkatan mutu produk(Amir, 2011, hal. 131-170).

Fungsi dari strategi pada dasarnya adalah berupaya agar strategi yang disusun dapat di implementasikan secara efektif. Untuk itu, terdapat lima fungsi yang harus dilakukan secara simultan, yaitu : 1) Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai

kepada orang lain.

2) Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi dengan peluang dari lingkunganya.

3) Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang didapat sekarang, sekaligus menyelidiki adanya peluang-peluang baru.

4) Menghasilkan dan membangkitkan sumber-sumber daya yang lebih banyak dari yang digunakan sekarang.

(29)

5) Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dihadapi sepanjang waktu (Assauri, 2013, hal. 7).

Tujuan dari strategi ini adalah untuk menggapai suatu posisi unggul dalam pesaingnya dalam dunia usaha. Serta tujuan dari sebuah strategi yaitunya untuk mempertahankan keberlangsungan kehidupan perusahaan dalam jangka panjang.

Implementasi strategi dapat dilakukan dengan baik dengan cara mengembangkan struktur organisasi yang mampu mendukung strategi dan pengembangan perencanaan serta kebijakan yang tepat. Selain pengembangan pada struktur organisasi, implementasi strategi lebih efektif apabila diupayakan melalui penciptaan budaya perusahaan, pola kepemimpinan, dan pengelolaan sumber daya manusia yang mendukung terhadap perencanan strategi. Pengendalian strategi kemudian dilakukan untuk mengetahui kinerja organisasi atas strategi yang dipilih untuk kemudian mencari bentuk umpan balik bagi pengembangan strategi di masa datang.

b. Pemasaran

Seperti halnya masyarakat dan ekonominya, pemasaran juga berkembang. Kebutuhan akan pemasaran timbul dan tumbuh pada waktu ekonomi suatu masyarakat berkembang dari ekonomi agraris dan swasembada perorangan ke arah ekonomi yang bertumpu pada sistem pembagian kerja, industiralisasi dan urbanisasi.

Dalam ekonomi primitif atau agraris, sebagian besar masyarakat bisa berswasembada. Mereka mengerjakan sendiri segala sesuatu mulai dari menanam pangan, membuat pakaian sampai mendirikan rumah dan peralatannya. Pemasaran tidak ada karena tidak ada kegiatan tukar-menukar. Orang-orang mulai berkonsentrasi untuk memproduksi barang-barang terbaik yang bisa dikerjakan. Hal ini menyebabkan terjadinya atas kelebihan barang-barang tertentu dan kekurangan pada barang-barang yang lain. Bilamana orang mulai

(30)

mengahasilkan lebih banyak dari pada yang diinginkan atau menginginkan lebih banyak dari pada yang bisa dihasilkan, maka pada saat itu dasar dari perniagaan dimulai, dan perniagaan (tukar-menukar) itu adalah inti dari pemasaran.

Pada mulanya proses tukar-menukar itu masih sederhana, tekanan sebagian besar terletak pada produksi barang-barang kebutuhan pokok yang biasanya selalu mengalami kekurangan. Perhatian pada pemasaran hampir tidak ada. Tukar-menukar sangat bersifat lokal antar tetangga atau mungkin antar desa terdekat.

Selanjutnya dalam tahap perkembangan pemasaran, para produsen kecil mulai membuat barang-barang dalam jumlah yang lebih besar. Sebagai antisipasi untuk pemesanan di masa yang akan datang, pembagian kerja yang lebih mendalam terjadi, dan timbul suatu jenis bisnis baru yang menolong menjualkan hasil produksi yang mulai berlebihan. Bisnis ini yang menjadi perantara produsen dan konsumen yang disebut pialang (middleman). Untuk memperlancar komunikasi, sekelompok pembeli dan penjual yang berhubungan mulai mengelompokkan diri sehingga terbentuk pusat-pusat niaga. Beberapa negara sekarang masih berada dalam tahap perkembangan ekonomi seperti ini (Abdullah, 2016).

Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Pemasaran menurut American Marketing Association adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berlangsung berkaitan dengan yang mengalirnya barang atau jasa dari produsen ke konsumen, pengertian ini adalah yang menyatakan pemasaran sebagai usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan yang tepat jasa pada orang-orang yang tepat pada waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat.

(31)

Konsep pemasaran menyebutkan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi jika perusahaan itu lebih efektif dari pada pesaingnya dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan manfaat pelanggan yang lebih unggul bagi pasar sasaran yang dipilihnya. Hal ini dinyatakan dalam banyak cara yang penuh warna, seperti berikut ini.

1) Memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. 2) Menemukan keinginan dan memenuhinya.

3) Cintai pelanggan, bukan produk.

Inti dari pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.

Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Assauri, 2013:5).

Terdapat lima konsep pemasaran yang biasa digunakan oleh berbagai perusahaan. Kelima konsep tersebut antara lain :

1) Konsep Produksi

Konsep produksi adalah suatu orientasi manajemen yang menganggap bahwa konsumen akan menyenangi produk-produk yang telah tersedia dan dapat dibeli. Hal-hal yang terkandung dalam konsep produksi ini adalah :

a) Konsep terutama berminat terhadap produk-produk yang telah tersedia dengan harga yang rendah.

(32)

c) Konsumen tidak melihat atau menekankan pentingnya persaingan non harga di dalam kelas produk.

d) Tugas organisasi adalah untuk menjaga perbaikan efisiensi produk dan distribusi serta menekankan biaya sebagai kunci menarik dan mempertahankan dan membina langganan. 2) Konsep Produk

Konsep produk adalah orientasi manajemen yang menganggap konsumen akan lebih tertarik pada produk-produk yang ditawarkan dengan mutu yang terbaik pada tingkat harga tertentu. Hal-hal yang terkandung dalam konsep produk ini adalah :

a) Konsumen membeli produk tidaklah hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan saja.

b) Konsumen terutama selalu menekankan mutu produk. c) Konsumen mengetahui mutu dan penampilan yang

membedakan dari merek-merek bersaing.

d) Konsep memilih di antara produk yang bersaing atas dasar mutu terbaik yang dapat dicapai dari uang yang mereka keluarkan.

e) Tugas organisasi adalah untuk selalu melakukan perbaikan mutu produk guna menarik dan mempertahankan langganan.

3) Konsep Penjualan

Konsep penjualan adalah mutu orientasi manajemen yang menganggap konsumen akan melakukan atau tidak melakukan pembelian pembelian produk organisasi. Hal-hal yang terkandung dalam konsep penjualan ini adalah :

a) Konsep memiliki kecenderungan normal untuk tidak melakukan pembelian produk yang tidak penting.

(33)

b) Kosumen dapat didorong atau dapat dirangsang untuk membeli lebih banyak melalui berbagai peralatan atau usaha-usaha yang mendorong pembelian.

c) Tugas organisasi adalah untuk mengorganisir bagian yang sangat berorientasi pada penjualan sebagai kunci untuk menarik dan mempertahankan langganan.

4) Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah orientasi manajemen yang menekankan bahwa kunci pencapaian tujuan organisasi terdiri dari kemampuan perusahaan menentukan kebutuhan dan keinginan pasar. Hal-hal yang terkandung dalam konsep pemasaran ini adalah :

a) Konsumen dapat dikelompokkan ke dalam segment pasar yang berbeda tergantung dari kebutuhan dan keinginannya. b) Konsumen dalam segmen tertentu lebih menyenangi akan

apa yang ditawarkan perusahaan yang dapat langsung memenuhi kabutuhan.

c) Tugas organisasi adalah untuk meneliti dan memilih pasar yang dituju dan berusaha mengembangkan usaha-uasaha penawaran dan program-program pemasaran.

5) Konsep Pemasaran Kemasyarakat

Konsep pemasaran kemasyarakat adalah suatu orientasi manajemen yang menekankan bahwa tugas utama perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan dari pasar yang dituju. Hal-hal yang terkandung dalam konsep ini adalah :

a) Keinginan konsumen tidak selalu sejalan dengan kepentingan jangka panjangnya dan kepentingan masa depan masyarakat.

(34)

b) Konsumen akan lebih menyenangi perusahaan yang menunjukkan minat untuk memenuhi keinginan konsumen. Dalam prakteknya tujuan perusahaan dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya hanya bersifat sementara dan juga dilakukan sebagai langkah untuk mencapai tujuan jangka panjang. Demikian pula halnya menjalankan kegiatan pemasaran suatu perusahaan memiliki banyak kepentingan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Pemasaran memiliki tujuan yaitu:

1) Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.

2) Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.

3) Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya (Rachmawati, 2011, hal. 145).

Fungsinya adalah menyusun program pemasaran atau rencana untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Kemudian juga untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan pertukaran yang bisa memenuhi tujuan individu dan organisasi (Kotler, 2014).

Kemudian terdapat tiga fungsi pemasaran, yaitu sebagai berikut: 1) Fungsi Pertukaran, dimana terdiri dari fungsi pembelian dan

(35)

2) Fungsi Fisis, yaitu meliputi fungsi pengangkutan, fungsi penyimpanan, dan fungsi pemrosesan.

3) Fungsi Penyedian Sarana, meliputi informasi pasar, penanggunan resiko, pengumpulan, komunikasi, standarisasi, penyotiran, dan pembiayaan.

Pada umumnya ruang lingkup pemasaran meliputi:

1) Falsafah manajemen pemasaran, yang mencakup konsep dan proses pemasaran serta tugas-tugas manajemen pemasaran. 2) Faktor lingkungan pemasaran merupakan faktor yang tidak

dapat dikendalikan pimpinan perusahaan.

3) Analisis pasar, yang mencakup ciri-ciri dan masing-masing jenis pasar, analisis produk, analisis konsumen, analisis persaingan dan analisis kesempatan pasar.

4) Pemilihan sasaran (target) pasar, yang mencakup dimensi pasar konsumen, prilaku konsumen, segmentasi pasar dan kriteria yang digunakan, peramalan potensi sasaran pasar, dan penentuan wilayah atau penjualan.

5) Perencanaan pemasaran perusahaan, yang mencakup perencanaan strategi jangka panjang pemasaran perusahaan (Marketing Corporate Planning), perencanaan operasional pemasaran perusahaan, dan proses penyusunan rencana pemasaran perusahaan.

6) Kebijakan dan strategi pemasaran terpadu (Marketing Mix Strategy), yang mencakup pemilihan orientasi strategi pasar, pengembangan acuan pemasaran untuk strategi pemasaran dan penyusunan kebijakan, strategi dan taktik pemasaran secara terpadu.

(36)

7) Kebijakan dan strategi produk, yang mencakup strategi pengembangan produk, strategi produk baru, strategi lini produk, dan strategi acuan produk (Product Mix).

8) Kebijakan dan strategi harga, yang mencakup strategi tingkat harga, strategi potongan harga, dan strategi penetapan harga. 9) Kebijakan dan strategi penyaluran yang mencakup strategi

saluran distribusi dan strategi distribusi fisik.

10) Kebijakan dan strategi promosi, yang mencakup startegi advertensi, strategi promosi penjualan, strategi personal selling, dan strategi publisitas serta komunikasi pemasaran.

11) Organisasi pemasaran, yang mencakup tujuan perusahaan dan tujuan bidang pemasaran, struktur organisasi pemasaran, proses dan iklim prilaku organisasi pemasaran.

12) Sistem informasi pemasaran, yang mencakup ruang lingkup informasi pemasaran, riset pemasaran, pengelolaan, dan penyusunan sistem informasi pemasaran.

13) Pengendalian pemasaran yang mencakup analisis dan evaluasi kegiatan pemasaran baik dalam jangka waktu (tahun) maupun tahap operasional jangka pendek.

14) Manajemen penjual, yang mencakup manajemen tenaga penjual, pengelolaan wilayah penjual, dan penyususan rencana anggaran penjualan.

15) Pemasaran Internasional, yang mencakup pemasaran ekspor (Export Marketing), pola-pola pemasaran internasional dan pemasaran dari perusahaan multinasional.

Pemasaran bisa dipahami secara lebih lanjut dengan mendefinisikan beberapa dari konsep intinya, seperti:

1) Pasar-pasar sasaran dan segmentasi

Segmen pasar dapat diidentifikasikan dengan melihat perbedaan demografis, psikografis, dan perilaku diantara para

(37)

pembeli. Pemasar lalu memutuskan segmen mana yang memberikan peluang paling besar yang menjadi pasar sasaran mereka (Kotler, 2014, hal. 13).

2) Tempat, ruang, dan metapasar

Para pebisnis sering menggunakan istilah pasar untuk menyebut berbagai pengelompokan pelanggan. Mereka berbicara mengenai pasar kebutuhan, pasar produk, pasar demografis, dan pasar geografis. Konsep metapasar dipergunakan untuk menjelaskan sekelompok produk dan jasa yang saling melengkapi dan berhubungan dengan erat di dalam pikiran para konsumen tetapi sebenarnya tersebar dalam berbagai industri (Kotler, 2014, hal. 13-14).

3) Kebutuhan, keinginan, dan permintaan

Pemasar harus mencoba untuk memahami kebutuhan, keinginan, dan permintaan pasar sasaran. Kebutuhan adalah persyaratan hidup dasar manusia. Orang juga memiliki kebutuhan yang kuat untuk mendapatkan pendidikan dan hiburan. Permintaan adalah keinginan yang terbentuk terhadap produk tertentu yang didukung dengan kemampuan untuk membayar (Kotler, 2014, hal. 15).

4) Produk, tawaran, dan merek

Merek adalah tawaran dari sebuah sumber yang telah dikenal. Merek membawa banyak berkaitan didalam pikiran orang-orang, keterkaitan ini menyusun citra merek. Semua perusahaan berusaha untuk membangun kekuatan citra merek yang kuat dan disukai (Kotler, 2014, hal. 15).

5) Nilai dan kepuasan

Tawaran akan berhasil jika memberikan manfaat dan kepuasan bagi pembeli sasaran. Pihak pembeli memilih antara

(38)

tawaran yang berbeda berdasarkan pada apa yang dianggapnya memberikan nilai terbaik.

6) Saluran-saluran pemasaran

Untuk mencapai pasar sasaran, pemasar memakai tiga jenis saluran saluran pemasaran seperti saluran komunikasi, saluran distribusi, dan saluran layanan (Kotler, 2014, hal. 18).

7) Persaingan

Persaingan meliputi semua tawaran aktual dan potensial dari pesaing serta barang pengganti yang akan dipertimbangkan oleh pembeli. Kita dapat membedakan empat tingkatan persaingan berdasarkan sejauh mana produk bisa digantikan, yaitu persaingan merek, persaingan industri, persaingan bentuk, dan persaingan generik.

8) Program pemasaran

Tugas pemasar adalah menyusun program pemasaran atau rencana untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Program pemasaran terdiri dari sejumlah keputusan mengenai kombinasi alat pemasaran yang akan dipergunkan (Kotler, 2014, hal. 19).

c. Strategi Pemasaran

Startegi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang usaha yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran dalam satu usaha. Dengan kata lain strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan dan alokasinya terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkunag dan persaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas

(39)

analisis lingkungan dan internal melalui analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya. Di samping itu strategi pemasaran yang telah ditetapkan dan dijalankan harus dinilai kembali apakah masih sesuai dengan keadaan/kondisi pada saat ini. Penilaian atau evaluasi ini menggunakan analisis keunggulan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman. Hasil penilaian atau evaluasi ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah strategi yang akan dijalankan perlu diubah, sekaligus digunakan sebagai landasan untuk menyusun atau menentukan strategi yang akan dijalankan pada masa yang akan datang (Assauri, 2013).

Menurut Amstrong dan Kotler strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan. Jadi secara umum strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah di bidang pemasaran untuk memperoleh hasil yang optimal(Kotler, 2014).

Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran merupakan panduan bagi suatu perusahaan atas rancangan strategis untuk mencapai tujuan perusahaan.

Terdapat tiga macam strategi dari strategi bisnis yaitu :

1) Strategi yang pertama adalah strategi yang berorientasi pada produk leadership (keunggulan produk), dimana lebih mengutamakan kualitas produk mulai dari pilihan nama branding, kemasan, cita rasa, maupun fungsi serta kesehatan juga sangat diperhitungkan.

2) Strategi yang kedua adalah strategi yang berorientasi pada operational excellence (keunggulan oprasional), dimana suatu usaha yang membangun proses bisnis yang super efisien. Harapannya dengan efisiensi proses ini, mereka mampu

(40)

menekan ongkos produksi dan ujung-ujungnya bakal mampu menjual produknya dengan harga yang lebih kompetitif.

3) Strategi yang ketiga adalah strategi yang mengacu pada coustomer intimacy (keintiman dengan pelanggan). Dalam kategori ini yang paling utama adalah membangun hubungan yang intim dengan para pelanggannya, dengan harapan terciptanya relasi yang langgeng dan berkelanjutan.

Strategi pemasaran mengandung dua faktor yang terpisah tetapi berhubungan dengan erat, yakni:

1) Pasar target/sasaran, yaitu suatu kelompok konsumen yang homogen. yang merupakan “sasaran” perusahaan.

2) Bauran pemasaran (Marketing mix), yaitu variabel-variabel pemasaran yang dapat dikontrol, yang akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Kedua faktor ini berhubungan erat. Pasar sasaran merupakan suatu sasaran yang akan dituju, sedangkan bauran pemasaran merupakan alat untuk menuju sasaran tersebut (Anoraga, 2011).

Oleh karena itu penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan dan internal melalui analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya. Di samping itu strategi pemasaran yang telah ditetapkan dan dijalankan harus dinilai kembali apakah masih sesuai dengan keadaan/kondisi pada saat ini. Penilaian atau evaluasi ini menggunakan analisis keunggulan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman. Hasil penilaian atau evaluasi ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah strategi yang sedang dijalankan perlu di ubah, sekaligus digunakan sebagai landasan untuk menyusun atau menentukan strategi yang akan dijalankan pada masa yang akan datang (Assauri, 2103).

(41)

Micheal Potter telah mengemukakan tiga strategi umum yang memberikan awal bagi pemikiran strategis :

1) Keunggulan biaya secara keseluruhan. Bisnis bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan distribusi yang terendah sehingga harga yang ditentukan juga menjadi lebih rendah daripada pesaing dan mendapat pangsa pasar yang besar. Perusahaan yang seperti itu harus terampil dalam rekayasa, pembelian, produksi maupun distribusi. Mereka hanya sedikit melakukan keterampilan pemasaran. Masalah dengan strategi ini adalah bahwa perusahaan lain biasanya akan bersaing dengan harga yang lebih murah dan menghantam perusahaan yang hanya mengandalkan biaya rendah.

2) Diferensiasi. Unit bisnis berkonsentrasi untuk mencapai kinerja yang terbaik dalam memberikan manfaat bagi pelanggan yang dinilai penting oleh sebagian besar pangsa pasar. Perusahaan pengolah kekuatan-kekuatan itu yang akan menyumbang diferensiasi yang diharapkan. Jadi, perusahaan yang ingin posisi terdepan dalam mutu menggunakan komponen terbaik, memadukan dengan baik, memeriksanya dengan teliti, dan mengkomunikasikan mutunya secara efektif.

3) Focus. Bisnis memfokuskan diri pada satu atau lebih segmen pasar yang sempit daripada mengejar pasar yang lebih besar. Perusahaan memahami kebutuhan segmen itu dan mengejar kepemimpinan biaya atau deferensiasi dalam segmen sasaran (Abdurrahman, 2013).

Menurut Radiosunu (1983) dalam Fajriyah (2018) strategi pemasaran didasarkan atas 5 (lima) konsep strategi sebagai berikut: 1) Segmentasi pasar

Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang mempunyai kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda. Perusahaan

(42)

tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli. Karena itu, perusahaan harus mengelompokkan pasar yang bersifat heterogen tersebut kedalam satuan-satuan pasar yang bersifat homogen.

2) Market positioning

Perusahaan tidak mungkin dapat menguasai pasar secara keseluruhan, maka prinsip strategi pemasaran yang kedua adalah memilih pola spesifik pasar perusahaan yang akan memberikan kesempatan maksimum kepada perusahaan untuk mendapatkan kedudukan yang kuat. Dengan kata lain perusahaan harus memilih segmen pasar yang akan menghasilkan penjualan dan laba paling besar. Segmen pasar semacam ini memiliki 4 (empat) karakteristik, yaitu :

a) Berukuran cukup besar,

b) Mempunyai potensi untuk berkembang terus,

c) Tidak memiliki atau dipenuhi oleh perusahaan saingan, d) Mempunyai kebutuhan yang belum terpenuhi, yang mana

kebutuhan tersebut dapat dipuaskan oleh perusahaan yang memilih segmen pasar tersebut.

3) Market Entry Strategy

Market entry Strategy adalah strategi perusahaan untuk memasuki segmen pasar yang dijadikan pasar sasaran penjualan. Strategi memasuki suatu segmen pasar dapat dilakukan dengan cara :

a) Membeli perusahaan lain. Cara ini merupakan cara yang paling mudah dan cepat, cara ini ditempuh apabila :

1. Perusahaan pembeli tidak mengetahui tentang seluk beluk industri dari perusahaan yang dibeli.

(43)

2. Sangat menguntungkan untuk secepat mungkin memasuki segmen pasar yang dikuasai perusahaan yang dibeli.

3. Perusahaan menghadapi macam-macam penghalang untuk memasuki segmen pasar yang bersangkutan melalui internal development, misalnya patent, economies of scale, saluran distribusi yang sulit dimasuki, biaya iklan yang mahal atau kesulitan bahan mentah.

b) Internal Development,

Ada perusahaan-perusahaan yang lebih suka berkembang melalui usaha sendiri yaitu melalui research and development karena berpendirian bahwa hanya dengan cara inilah kepemimpinan dalam industri dapat dicapai.

c) Kerjasama dengan perusahaan lain.

Keuntungan dengan cara ini ialah bahwa resiko yang dipikul bersama, dan masing-masing perusahaan saling melengkapi skill dan resources.

4) Marketing Mix Strategy (Strategi Bauran Pemasaran)

Marketing mix strategy adalah kumpulan variabel-variabel yang dapat dipergunakan perusahaan untuk memepengaruhitanggapan konsumen. Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pembeli adalah yang disebut 4P, yaitu Produk (Product), Harga (Price), Tempat (Place), dan Promosi (Promotion). Penjelasannya sebagai berikut:

a) Produk (Product)

Produk merupakan sesuatu yang memenuhi apa yang pelanggan butuhkan atau inginkan. Produk menjadi sesuatu yang diasosiasikan dengan perusahaan oleh pelanggan.

(44)

Setiap produk melalui sebuah roda kehidupan (life-cycle) yang mencakup sebuah fase pertumbuhan diikuti dengan fase kematangan dan akhirnya sebuah periode dimana penjualan produk tersebut menurun. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memprediksi seberapa lama life-cycle dari sebuah produk dan memfokuskan perhatiannya pada tantangan-tantangan yang muncul seiring dengan bergeraknyaproduk melewati setiap fase. Perusahaan juga harus memerhatikan bauran produk (product mix) dari produk mereka. Perusahaan juga harus tahu cara memosisikan produk tersebut, cara menggunakan merk tersebut, cara menggunakan sumber daya perusahaan, dan cara mengatur bauran produk agar masing-masing produk saling melengkapi.

b) Harga (Price)

Harga adalah banyaknya uang yang dibayarkan oleh pelanggan untuk produk tersebut. Harga sangat penting mengingat hal tersebut menentukan keuntungan perusahaan. Menyesuaikan harga memiliki dampak yang mendalam pada strategi pemasaran, dan terkadang dapat juga memengaruhi permintaan dan penjualan.

c) Promosi (Promotion)

Promosi merujuk pada semua metode komunikasi yang digunakan untuk memberikan informasi terhadap pihak lain tentang produk. Promosi terdiri dari elemen-elemen Iklan mencakup komunikasi apapun yang dibayar, mulai dari iklan televisi, radio, internet sampai media cetak dan billboard. Public relations adalah saat komunikasi tidak dibayar secara langsung dan mencakup press release, perjanjian sponsor, pameran dan seminar.

(45)

d) Tempat (Place)

Place merujuk pada menyediakan produk tersebut pada sebuah tempat yang nyaman bagi pelanggan untuk mendapatkannya. Place hampir sama dengan distribusi. Bermacam-macam strategi seperti franchising (waralaba) dapat digunakan oleh perusahaan untuk melengkapi aspek lainnya dari bauran pemasaranseperti iklan, public relations, dan promosi penjualan.

5) Timing Strategy

Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan barang merupakan hal yang perlu diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik menetapkan objektif dan menyusun strategi pemasaran, ini tidaklah berarti bahwa perusahaan dapat segera memulai kegiatan pemasaran. Perusahaan harus lebih dahulu melakukan persiapan-persiapan baik dibidang produksi maupun dibidang pemasaran, kemudian perusahan juga harus menentukan saat yang tepat bagi pelemparan barang dan jasa ke pasar.

Strategi Pemasaran mempunyai ruang lingkup yang luas di bidang pemasaran, di antaranya adalah:

1) Strategi dalam persaingan. 2) Strategi produk.

3) Strategi daur hidup produk.

Dalam persaingan diperlukan suatu kejelasan, apakah pcrusahaan akan menempatkan dirinya sebagai pemimpin, sebagai penantang, ataukah pengikut. Perlu pula ketegasan langkah yang harus dilaksanakan, sesuai dengan sifat dan bentuk pasar yang dihadapi. Langkah yang dilakukan dalam menghadapi pasar yang bersifat monopoli tentu berbeda dcngan langkah yang diperlukan

(46)

untuk pasar yang bersifat oligopoli. Berbeda pula untuk pasar yang bersifat persaingan sempurna.

Dalam strategi produk, terkadang banyak unsur yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Mulai dari desain, warna, bentuk, kemasan, dan perbagai sifat fisik produk lainnya. Mencakup pula kebijakan penetapan harga produk yang akan memberikan kepuasan, baik pada konsumen maupun kepada perusahaan sebagai produsen dan penjual. Perlu pula dipikirkan langkahyang perlu ditempuh untuk menyampaikan produk ke tangan konsumen. Perlu pula direncanakan langkah-langkah untuk mempromosikan produk agar dibeli konsumen. Pendek kata, segala sesuatu yang berkenaan dengan produk merupakan salah satu bagian dari strategi pemasaran, agar dapat diyakinkan bahwa produk yang dihasilkan adalah produk yang betul-betul dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Selanjutnya strategi pemasaran perlu pula mempertimbangkan apa yang disebut daur kehidupan produk (product life cycle). Daur kehidupan produk adalah tahap-tahap yang dilalui oleh suatu barang atau jasa sejak ia mulai diperkenalkan di pasar hingga ia lenyap dari pasar tersebut. Dengan memperhatikan hal ini, dapat dibuat rencana tentang langkah apa yang perludikerjakan dalam menghadapi setiap tahap dalam kehidupan produk. Dengan adanya rencana tersebut dapat dihindarkan kerugian yang besar yang mungkin timbul karena ketidaksesuaian tindakan dengan tahap di mana produk berbeda (Anoraga, 2011). Untuk lebih jelasnya kita lihat pada gambar berikut ini:

(47)

Gambar 2. 1 Daur HidupProduk

Dari gambar diatas dapat kita pahami bahwa daur hidup suatu produk itu akan bersifat fluktuatif, seiring dengan perjalanan waktu yang akan dilalui oleh suatu perusahaan. Adapun setiap fase tersebut adalah: Fas e I : Adalahmasapengembanganprodukdalammenciptakanprodu kbaru, sertamemperbaikiataumemodifikasiproduklamanya, agar selalumemenuhituntutanpasar Fas e II

: adalah perkenalan suatu perusahaan dalam meluncurkan produknya ke pasaran. Pada fase ini konsumen mulai mengenal dan menilai kualitas dan kuantitas produk tersebut. Tahap ini disebut juga sebagai tahap apresiasi konsumen terhadap suatu produk.

Fas e III

: adalah masa pertumbuhan, pada saat produk yang diciptakan oleh perusahaan tersebut telah masuk kepasaran dan mulai memiliki nilai perhatian lebih dari publik, dan publik sebagai konsumen mulai menyukai produk tersebut

(48)

untuk diminati dalam artian telah mulai terbentuk loyalitas produk pada beberapa konsumen dan ini akan terus berlanjut pada konsumen lainnya.

Fas e IV

: adalah dimana produk perusahaan telah mencapaikematangan atau kedewasaan, yaitu produk perusahaan telah masuk kesetiap benak konsumen dan para konsumen telah mengenal produk tersebut memiliki kualitas dan nilai dipasaran. Contohnya produk Indomie, produk Philips, air mineral Aqua, teh botol Sosro, dan lain-lainnya.

Fas e V

: adalah masa penurunan penjualan suatu produk. Pada fase ini konsumen sudah mulai merasa jenuh terhadap produk yang dipakainya, sehingga pada fase ini perusahaan harus melakukan berbagai antisipasi jika tidak menginginkan dampak itu semakin parah. Tingkat keparahan itu bisa mengakibatkan:

Penurunan penjualan yang otomatismenyebabkan menurunnya pendapatan perusahaan dan berdampak pada menurunnya nilai perusahaan dimata konsumen dan mitra bisnis.

d. Tujuan strategi pemasaran

Pemasaran sebuah perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan utama, yaitu mencapai tingkat keuntungan tertentu, pertumbuhan perusaan atau peningkatan pangsa pasar. Di dalam pandangan konsep pemasaran, tujuan perusaan ini dicapai melalui keputusan konsumen. Keputusan konsumen diperoleh setelah kebutuhan dan keinginan konsumen dipenuhi melalui kegiatan pemasaran yang terpadu.

(49)

Tujuan pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi berbagai persoalan, karena adanya perubahan dalam ciri-ciri pasar dewasa ini yang cenderung berkembang. Perubahan tersebut terjadi antara lain karena pertambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli, peningkatan dan meluasnya hubungan atau komunikasi,perkembangan teknologi, dan perubahan faktor lingkungan pasar lainnya.

Kotler mengemukakan bahwa pemasaran mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama pelanggan, pemasok, distributor dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan referensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang mereka (Kotler, 2014).

Buchari Alma mengemukakan tentang tujuan pemasaran sebagai berikut:

1) Untuk mencari keseimbangan pasar, antara buyer's market dan seller's market, mendistribusikan barang dan jasa dari daerah surplus ke daerah minus, dan produsen ke konsumen, dari pemilik barang dan jasa ke calon konsumen.

2) Tujuan pemasaran yang utama ialah memberi kepuasan kepada konsumen. Tujuan pemasaran bukan komersial atau mencari laba. Tapi tujuan pertama ialah memberi kepuasan kepada konsumen, Dengan adanya tujuan memberi kepuasan ini, maka kegiatan marketing meliputi berbagai lembaga produsen (Alma, 2013).

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dari strategi pemasaran yaitunya menjaga pelanggan agar tetap loyal terhadap produk-produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Selain itu juga tujuan

(50)

strategi pemasaran yaitu membantu perusahaan mencapai tujuan akhirnya yakni menghasilkan laba yang maksimal.

e. Fungsi Strategi Pemasaran

Menurut william j shultz, fungsi pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan dalam bisnis yang telibat dalam menggerakan barang dan jasa dari produsen sampai ke tangan konsumen. Dalam konsep pemasaran mengklarifikasikan fungsi-funsi pemasaran atas tiga fungsi dasar yaitu: fungsi transaksi melalui transfer meliputi: pembelian dan penjualan: fungsi sufli fisik (pengangkutan dan penggudangan atau penyimpanan) dan fungsi penunjang (penjagaan,standarisasi dan grading, financing, penanggungan resiko dan informasi pasar) (Assauri, 2013).

Berikut ini empat fungsi strategi pemasaran pada umumnya antara lain:

1) Meningkatkan motivasi untuk berpikir jauh ke depan

Strategi pemasaran memaksa manajemen perusahaan untuk berfikir out of the box, hal ini sangat dinajurkan untuk menjaga ritme atau kelangsungan perusahaan. Usahakan tidak terus mengikuti ritme pasar, akan tetapi sesekali coba menggebrak pasar dengan sesuatu yang baru.

2) Koordinasi pemasaran yang lebih efektif dan terarah

Strategi pemasaran berfungsi untuk mengatur arah dan jalannya perusahaan sehingga membuat tim koordinasi menjadi jauh lebih baik dan terarah.

3) Dapat merumuskan tujuan perusahaan yang akan dicapai

Dengan strategi pemasaran, pelaku usaha bisa terbantu untuk merinci tujuan yang ingin dicapai perusahaan, baik itu tujuan jangka panjang maupun jangka pendek.

4) Pengawasan kegiatan pemasaran lebih efektf atas standard prestasi kerja

Gambar

Gambar 2. 1  Daur HidupProduk

Referensi

Dokumen terkait

Atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah: Jaminan kualitas pakaian (tidak menciut), Tersedianya pakaian batik dengan kualitas bahan yang bervariasi, Harga bersaing dengan

Ahmad Senopati Perdana (2018) Penentuan Strategi Pemasaran Berdasarkan Matrix Boston Consulting Group pada Jamu Tradisional Studi Kasus GP Mandiri Banyumas Tujuan dari