1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tujuan Pembangunan Milenium (
Millennium Development Goals)
atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs adalah Deklarasi Mile nium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut.Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.
Salah satu metode untuk mengukur keberhasilan pembangunan manusia yaitu dengan menggunakan
Human Development Index
atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM), adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, tingkat pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijakan ekonomi terhadap kualitas hidup. Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics. Sejak itu indeks ini dipakai oleh Program Pembangunan PBB pada laporan tahunannya.2
Indeks ini lebih berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekedar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya. IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia: Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran. Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar , menengah , atas gross enrollment ratio (bobot satu per tiga). Standar kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari produk domestik bruto per kapita dalam paritasi daya beli. Di Indonesia institusi pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mengukur dan mempublikasikan angka Indeks Pembangunan Manusia adalah Badan Pusat Statistik melalui survey khusus baik itu Sensus Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS); Pendataan Sosial Ekonomi (PSE) atau bekerja sama dengan Pemerintah Daerah melalui Sensus Sosial Ekonomi Daerah (SUSEDA).
Luasnya cakupan pembangunan manusia menjadikan peningkatan IPM sebagai manifestasi dari pembangunan manusia dapat ditafsirkan sebagai keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan dalam memperluas pilihan-pilihan (
enlarging the choices of the
people
). Seperti diketahui, beberapa faktor penting dalam pembangunan yang sangat efektif bagi pembangunan manusia adalah pendidikan dan kesehatan. Dua faktor penting ini merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu dimiliki agar mampu meningkatkan potensinya. Umumnya, semakin tinggi kapabilitas dasar yang dimiliki suatu bangsa, semakin tinggi pula peluang untuk meningkatkan potensi bangsa itu. Di tengah eskalasi persaingan global, tuntutan terhadap kapabilitas dasar itu dirasakan semakin tinggi. Jika tidak demikian maka bangsa tersebut akan kalah bersaing dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju.Untuk meningkatkan IPM semata-mata tidak hanya pada pertumbuhan ekonomi karena pertumbuhan ekonomi baru merupakan syarat perlu. Agar pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pembangunan manusia, maka pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan syarat cukup yaitu pemerataan pembangunan. Dengan pemerataan pembangunan terdapat jaminan bahwa semua penduduk dapat menikmati hasil-hasil pembangunan. Berdasarkan pengalaman pembangunan di berbagai negara diperoleh pembelajaran bahwa untuk mempercepat pembangunan manusia dapat dilakukan antara lain melalui dua hal, yaitu distribusi pendapatan yang merata dan alokasi belanja publik yang memadai untuk pendidikan dan kesehatan.
3
Pembangunan nasional merupakan perwujudan tujuan nasional bangsa Indonesia pada intinya bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Pembangunan nasional yang dilaksanakan pada hakekatnya mencakup semua aspek kehidupan manusia yang dilakukan secara terarah, terpadu dan berkesinambungan serta menyeluruh keseluruh pelosok tanah air. Agar pembangunan nasional sesuai dengan sasaran, maka pelaksanaannya dapat diarahkan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kegiatan pembangunannya sendiri. Pembangunan daerah yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional mencakup seluruh segi kehidupan masyarakat, sudah barang tentu memerlukan pengorganisasian pemerintah yang mampu mengikuti perkembangan jaman. Pelaksanaan pembangunan yang ditujukan demi kemakmuran rakyat tersebut, penyelenggaraannya dilakukan menyeluruh sampai ke pelosok daerah sesuai dengan kondisi daerah masing-masing, dengan kata lain bahwa negara memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi.
Dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, maka penyelenggaraan otonomi daerah yang sesuai dengan Undang-Undang tersebut dalam substansinya juga mengalami perubahan, namun pada esensinya tetap menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua unsur pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah Pusat. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab.
Implementasi kebijakan otonomi daerah tersebut mendorong terjadinya perubahan secara struktural, fungsional dan kultural dalam keseluruhan tatanan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Salah satu perubahan yang sangat esensial adalah yang berkenaan dengan kedudukan, kewenangan, tugas dan fungsi Camat. Perubahan paradigmatik penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut, mengakibatkan pola distribusi kewenangan Camat menjadi sangat tergantung pada pendelegasian sebagian kewenangan pemerintahan dari Bupati/Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan penyelenggaraan pemerintahan umum, yang mempunyai implikasi langsung terhadap optimalisasi peran dan kinerja Camat dalam upaya pemenuhan pelayanan kepada masyarakat.
4
Sejarah Kecamatan Coblong dimulai pada tahun 1949, pada masa pembentukkan Negara Pasoendan, Haminte Bandoeng terdiri dari 4 Kewedanaan dan 27 Desa, diantaranya Kawedanaan Tjibeunying dengan Desa Tjoblong serta belum dikenal istilah Kecamatan. Pada tahun 1963, keluar PERPRES RI Nomor 22 Tahun 1963 tentang Penghapusan Karesidenan dan Kawedanaan, ditindaklanjuti oleh SK Walikota Kepala Daerah Bandung Nomor 903/64 tanggal 19 Mei 1964 yang mengatur tugas wewenang wedana beralih kepada Pembantu/ Penghubung Walikota. Sehingga pada kurun waktu tersebut Wilayah Kotapraja Bandung terdiri 4 Pembantu/ Penghubung Walikota Kepala Daerah dengan 27 Desa, diantaranya Wilayah Tjibeunying dengan Desa Tjoblong.
Pada tahun 1965, ditetapkan SK Walikota Kepala Daerah Nomor 7362/65 tanggal 14 Mei 1965 tentang Penghapusan Otonomi Desa di wilayah Kotapraja Bandung, sehingga semula terdiri dari 27 Desa menjadi 16 Lingkungan, maka wilayah Kotapraja Bandung terdiri 4 Koordinator Pemerintah Wilayah dengan 16 Lingkungan, diantaranya koordinator Pembantu Wilayah Tjibeunying dengan Lingkungan Tjoblong. Pada tahun 1967, terbit SK Walikota Kotapraja Bandung No. 17751/67 perihal Perombakkan dan Upgrading Kepling dan Korwil, sehingga istilah Koordinator Pembantu Wilayah berubah menjadi Patih, Lingkungan berubah menjadi Ketjamatan dan dikepalai Tjamat.
Pada tahun 1972, ditetapkan SK Gubernur No. 79/B XII/KTT/Pem/SK/72 tanggal 10 Maret 1972 perihal penetapan tentang Pembagian Wilayah Administratip Pemerintahan dalam wilayah-wilayah Kotamadya Bandung, Cirebon, Bogor dan Sukabumi. Berdasarkan SK tersebut Kotamadya Bandung terdiri dari 4 Pemerintahan Wilayah dengan 16 Kecamatan dengan 59 Lingkungan. Ketjamatan Tjoblong terdiri dari Lingkungan Dago, Tjipaganti, Lebak Gede dan Sadang Serang. Pada Tahun 1980, ditetapkan SK Walikotamadya Daerah Tingkat II Bandung No. 10948/81 tanggal 27 Juli 1981 perihal Perubahan Sebutan Pemerintah Lingkungan Menjadi Pemerintah Kelurahan di Wilayah Kotamadya daerah Tingkat II Bandung dan Kecamatan Coblong terdiri dari enam Kelurahan antara lain Dago, Cipaganti, Lebak Gede, Sadang Serang, Lebak Siliwangi dan Sekeloa.
Nama rupa bumi “Coblong” berasal dari nama kampung di wilayah Dago. Batas wilayah Kecamatan Coblong terakhir berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 Tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung.
5
Kemudian ditetapkan menjadi SKPD Kecamatan Coblong berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 19 Tahun 2004 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung sebagaimana kemudian dirubah oleh Peraturan Daerah Nomor 06 tahun 2006 tentang Tentang Pemekaran dan Pembentukan Wilayah Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Terakhir ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Bandung No 14 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
Kecamatan Coblong terletak di wilayah utara Kota bandung sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat yang terletak di antara 6°56’24” (6,941237°) Lintang Selatan dan 107°35’48” (107,596611°) Bujur Timur. Secara topografi Kecamatan Coblong terletak di ketinggian + 700 m dpl. Iklim Kecamatan Coblong identik dengan iklim Kota Bandung yang dipengaruhi batas pegunungan di sekitar, sehingga cuaca yang terbentuk sejuk dan lembab. Temperatur rata-rata yaitu 23,3° C dan temperatur tertinggi mencapai 30,2° C pada bulan April. Curah hujan rata-rata mencapai 322,4 mm dengan kisaran cukup tinggi serta jumlah hari hujan rata-rata 23,8 hari per bulan. Berikut Tabel Iklim Kecamatan Coblong pada tahun 2010 :
6
Tabel Iklim Kecamatan Coblong Tahun 2010
Unsur Satuan Keadaan Tahun 2010
Penguapan mm 3,3
Tekanan Udara mb 922,4
Kelembaban Nisbi % 84
Temperatur ° C 23,3
Curah Hujan mm 322,4
Hari Hujan hari 23,8
Sumber Badan Metereologi dan Geofisika
Adapun batas-batas wilayah administratif Kecamatan Coblong sebagai berikut : Sebelah Utara : Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
dan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Sebelah Timur : Kecamatan Cibeuying Kaler
Sebelah Selatan : Kecamatan Bandung Wetan
Sebelah Barat : Kecamatan Sukajadi dan Kecamatan Cidadap
Gambar Letak Kecamatan Coblong Di Wilayah Kota Bandung
Kecamatan Coblong merupakan salah satu kecamatan dari 30 kecamatan di Kota Bandung. Dalam Peraturan Daerah Nomor 06 tahun 2006 tentang Tentang Pemekaran dan Pembentukan Wilayah Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota
7
Bandung dan Peraturan Daerah Kota Bandung No 14 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung, dimana disebutkan bahwa Kecamatan Coblong terdiri dari 6 (enam) Kelurahan yaitu :
1) Kelurahan Cipaganti. 2) Kelurahan Lebak Siliwangi. 3) Kelurahan Lebak Gede. 4) Kelurahan Sadang Serang. 5) Kelurahan Sekeloa
6) Kelurahan Dago
Tabel Luas Wilayah Kecamatan Coblong per Kelurahan
Kelurahan Satuan Luas Wilayah (Ha)
Cipaganti Ha 34,00 Lebak Siliwangi Ha 100,00 Lebak Gede Ha 101,30 Sadang Serang Ha 133,00 Sekeloa Ha 117,00 Dago Ha 258,00
Total Luas Lahan Ha 743,30
Kecamatan Coblong meliputi luas wilayah 743,3 Ha, berdasarkan luas wilayahnya Kelurahan Dago merupakan Kelurahan terluas yakni mencapai 258 Ha atau sebesar 35% dari total luas wilayah Kecamatan Coblong. Sementara Kelurahan Cipaganti merupakan Kelurahan terkecil dengan wilayah 34,00 Ha atau sebesar 4% total luas wilayah Kecamatan Coblong.
Untuk kepentingan administrasi kependudukan Kecamatan Coblong dibantu oleh 75 Rukun Warga dengan 464 Rukun Tetangga. Sebagian besar wilayah Kecamatan Coblong terdiri dari pemukiman/ pekarangan. Sedangkan kegiatan ekonominya didominasi oleh jasa perdagangan, pendidikan dan perkantoran.
8
Gambar Peta Kecamatan Coblong
Berikut hasil Sensus penduduk Tahun 2000 dan Sensus penduduk Tahun 2010, bahwa selama kurun waktu 2000 sampai dengan 2010 jumlah penduduk Kecamatan Coblong terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Kecamatan Coblong tercatat sebanyak 118.430 jiwa dan pada tahun 2010 tercatat sebanyak 127.588 jiwa. Dengan periode tahun 2000 sampai dengan 2010 rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,72 %.
Tabel Penduduk Kecamatan Coblong per Kelurahan Tahun 2000 dan 2010
Kelurahan 2000 2010 Cipaganti 11.700 12.105 Lebak Siliwangi 4.288 4.777 Lebak Gede 14.392 15.095 Sadang Serang 26.818 27.101 Sekeloa 28.191 30.103 Dago 33.041 38.407 Total Penduduk 118.430 127.588
9
Tabel Penduduk dan Rumah Tangga di Kecamatan Coblong per Kelurahan Tahun 2010
Kelurahan
Penduduk
Rumah Tangga
Cipaganti 12.105 3.785 Lebak Siliwangi 4.777 1.799 Lebak Gede 15.095 6.421 Sadang Serang 27.101 8.104 Sekeloa 30.103 11.404 Dago 38.407 14.906 Jumlah 127.588 46.419
Sumber BPS Kota Bandung, Coblong Dalam Angka 2011
Grafik Penduduk Kecamatan Coblong per Kelurahan berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010
Sumber BPS Kota Bandung, Coblong Dalam Angka 2011
Menurut distribusi penduduk Kelurahan Dago menempati posisi terbanyak yaitu 38.407 jiwa dan paling sedikit yaitu Kelurahan lebak Siliwangi 4.777 jiwa. Sementara jumlah penduduk tahun 2010 menurut jenis kelamin terdiri dari 67.042 laki-laki dan 60.546 perempuan, keseluruhan penduduk laki-laki lebih banyak ketimbang penduduk perempuan, dengan rasio 110 laki-laki dengan 100 perempuan.
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 Cipaganti Lebak
Siliwangi LebakGede Sadang
Serang Sekeloa Dago 6429 2569 7857 13868 16194 20305 5856 2208 7238 13233 13909 18102 Perempuan Laki-Laki
10
Grafik
Penduduk Kecamatan Coblong berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2010Sumber BPS Kota Bandung, Coblong Dalam Angka 2011
Di atas terdapat grafik penduduk Kecamatan Coblong pada tahun 2010 berdasarkan kelompok umur dimana kelompok umur terbanyak di kisaran umur 20-24 tahun dengan jumlah 19.231 jiwa dan kelompok umur paling sedikit pada kisaran umur 60-64 tahun dengan jumlah 2.574 jiwa. Berikut Tabel Penduduk Usia 5 Tahun ke atas menurut Jenis Kelamin dan Partisipasi Bersekolah di Kecamatan Coblong Tahun 2010, dimana dominan penduduk Kecamatan Coblong sudah menamatkan pendidikan atau tidak bersekolah lagi.
Tabel Penduduk Usia 5 Tahun ke atas menurut Jenis Kelamin dan Partisipasi Bersekolah di Kecamatan Coblong Tahun 2010
Partisipasi Bersekolah L P L+P
Tidak/ Belum Sekolah 499 1.584 2.083
Masih Sekolah 20.320 15.367 35.687
Tidak Bersekolah Lagi 40.482 37.960 78.442
Jumlah 61.301 54.911 116.212
Sumber BPS Kota Bandung, Coblong Dalam Angka 2011 0 5000 10000 15000 20000 0-4 10-14 20-24 30-34 40-44 50-54 60-64 5013 3904 5749 10016 10841 6848 5228 4555 3836 3077 2572 1884 1191 2328 4806 3826 5249 7902 8390 5676 4537 4313 3720 3167 2654 2005 1383 2918 Laki-Laki Perempuan
11
Tabel Penduduk Usia 10 Tahun ke atas menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kecamatan Coblong Tahun 2010
Pendidikan Yang Ditamatkan L P L+P
Tidak/ Belum Pernah Sekolah 5 253 258
Belum Tamat SD 7.542 8.188 15.730
SD/ MI/ sederajat 8.124 11.718 19.842
SMP/ MTS/ sederajat 8.101 7.406 15.507
SMA/ MA/ sederajat 19.202 15.402 34.604
SMK/ sederajat 5.326 2.363 7.689
Diploma I dan II 976 1.647 2.623
Diploma III/ Sarjana Muda 3.389 2.380 5.769
Diploma IV/ Sarjana 3.160 1.895 5.055
Strata 2 dan 3 78 58 136
Jumlah 55.903 51.310 107.213
Sumber BPS Kota Bandung, Coblong Dalam Angka 2011
Tabel Penduduk menurut Agama yang Dianut di Kecamatan Coblong Tahun 2010
Agama yang Dianut Jumlah
Islam 96.796 Protestan 5.642 Khatolik 2.274 Hindu 630 Budha 329 Lainnya 90
Sumber BPS Kota Bandung, Coblong Dalam Angka 2011
Tabel Penduduk menurut Jenis Mata Pencaharian di Kecamatan Coblong Tahun 2010
Mata Pencaharian Jumlah
PNS 8.113
TNI/ POLRI 374
Pegawai Swasta 9.798
12 Pedagang 8.546 Pelajar 17.657 Mahasiswa 8.486 Pensiunan 4.296 Lainnya 40.661 Total 98.749
Sumber BPS Kota Bandung, Coblong Dalam Angka 2011
1.2. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum yang menjadi pedoman pelaksanaan Pemerintah Kecamatan Coblong adalah sebagai berikut :
1. Undang - Undang No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria; 2. Undang-undang No. 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian dan
Perubahannya undang No. 43 tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 8 tahun 1974;
3. Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang; 5. Undang-undang nomor 25 tahun 2005 tentang Sistem Perencananan Pembangunan
Nasional;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik;
8. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
9. Peraturan Pemerintah No. 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil dan perubahannya No. 12 tahun 2002
10. Peraturan Pemerintah No. 97 tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil dan perubahannya No. 54 tahun 2003
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 12. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah dan perubahannya No. 38 tahun 2008
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/ Daerah
15. Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 16. Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai;
17. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
13
18. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 sebagaimana diubah dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2006 tentang Pokok Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah
21. Permendagri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
22. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3/1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 Tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Dan Kabupaten/Kota;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
25. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah;
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013
27. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 tahun 2008 tentang Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung Tahun 2005-2025;
28. Keputusan Gubernur Nomor : 465.85/Kep.367-BPMPD/2010 Tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Barat;
29. Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor : 050/Kep.220-Bapp/2011 tentang Kelompok Kerja Penyusunan Rencana Aksi Daerah
Millennium Development Goals
(RAD MDGS) Provinsi Jawa Barat;30. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2006 tentang Pembentukan dan Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung; 31. Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintah Daerah Kota
Bandung;
32. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung;
33. Peraturan Daerah Kota bandung Nomor 7 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota bandung Nomor 05 tahun 2009;
34. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung Tahun 2005-2025; 35. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan;
36. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 29 tahun 2009 Tentang Retribusi Pelayanan Administrasi Kependudukan;
37. Peraturan Daerah Kota Bandung Kota Bandung Nomor 09 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2009-2013;
14
39. Peraturan Walikota Bandung Nomor 121 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Serta Pedoman dan Tata Cara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah
40. Peraturan Walikota Bandung No. 999 Tahun 2009 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kota Bandung;
41. Peraturan Walikota Bandung Nomor 250 tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi pada Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung;
42. Peraturan Walikota
Bandung
Nomor 001 tahun 2010 Tentang Prosedur Dan Tata Cara Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;43. Peraturan Walikota Bandung nomor 870 tahun 2011 Tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Walikota Bandung Kepada Camat Dan Lurah;
44. Peraturan Walikota
Bandung
Nomor 891 tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial;45. Keputusan Walikota Bandung Nomor 250 Tahun 2008. Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Kecamatan;
46. Keputusan Walikota Kota Bandung Nomor 188.342/Kep.152 Bappeda/2011 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kota Bandung;
47. Surat Edaran Walikota Bandung 593.311/1400-Bag.Huk.HAM tanggal 28 Maret 2011 perihal Surat Keterangan Ahli Waris;
48. Surat Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandung Nomor 470/671-Disduk Capil tanggal 16 April 2010 perihal Surat Keterangan Kependudukan;
49. Surat Edaran Walikota Bandung Nomor 440/SE.110-DINKES tanggal 27 Agustus 2010 tentang Pembuatan SKM dan SKTM
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan disusunnya Rencana Kerja ini untuk dijadikan gambaran bagi penyelengaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan pada tahun 2014, serta untuk menjadi bahan pengendalian, evaluasi kegiatan, dan pengukuran tingkat kinerja Pemerintah Kecamatan Coblong.
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan Rencana Kerja Kecamatan Coblong Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan 1.4. Sistematika Penulisan
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA KECAMATAN COBLONG TAHUN 2012
15
RENSTRA Kecamatan Coblong
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan Kecamatan Coblong
2.3. Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Kecamatan Coblong 2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD 3.3 Program dan Kegiatan
16
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA KECAMATAN COBLONG TAHUN 2012
1.1 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA KECAMATAN COBLONG TAHUN 2012 dan
CAPAIAN RENSTRA KECAMATAN COBLONG TAHUN 2012
Sesuai dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta tuntutan peningkatan kinerja pelayanan publik saat ini dan yang akan datang, maka Kecamatan Coblong Kota Bandung menetapkan visi :“ Memantapkan Kecamatan Coblong Sebagai Pusat Pengembangan Jasa Yang Utama Di Kota Bandung”.
Definisi operasional dari visi tersebut adalah bahwa Kecamatan Coblong harus melaksanakan upaya-upaya pemberdayaan kelembagaan dan individual aparatur kecamatan serta bersinergi dengan potensi masyarakat di Kecamatan Coblong, untuk mewujudkan Kecamatan Coblong sebagai sentra kota jasa di Kota Bandung . Visi ini juga sebagai komitmen Kecamatan Coblong terhadap Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung, sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2006 ; sebagai dasar orientasi pengembangan kebijakan dan program Kecamatan Coblong. Di dalam PERDA ini menetapkan Kecamatan Coblong dalam kelompok Wilayah Pengembangan (WP) Cibeunying dengan Sadang Serang sebagai pusat sekunder. Dimana Sadang Serang adalah kawasan yang berada di wilayah Kecamatan Coblong. Di dalam WP Cibeunying, Kecamatan Coblong diarahkan pada fungsi sentra pengembangan wilayah. Visi Kecamatan Coblong tersebut juga merupakan bagian yang terintegrasi dan tidak terpisahkan dengan visi Kota Bandung, yaitu Memantapkan Kota Bandung Sebagai Kota Jasa Yang BERMARTABAT. Untuk mewujudkan visi tersebut di atas Kecamatan Coblong menetapkan misi yang harus dilaksanakan yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan kehidupan sosial yang harmonis dengan didukung sumber daya manusia yang beriman, sehat cerdas dan berprestasi
2. Meningkatkan perekonomian lokal yang berbudaya, dinamis dalam menunjang pengembangan dan keberlanjutan pusat jasa.
3. Meningkatkan penataan lingkungan kecamatan yang berkelanjutan terutama pemukiman.
4. Meningkatkan kinerja pemerintah kecamatan coblong secara profesional, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel
Keinginan untuk mewujudkan Kecamatan Coblong Menjadi Sentra Pengembangan Jasa Di Kota Bandung, memerlukan komitmen yang kuat serta ditunjang oleh sikap dan
17
perilaku profesional dan kehidupan sosial yang kondusif, dari aparat dan warga Kecamatan Coblong. Komitmen ini harus dipenuhi oleh faktor pendukung yang menjadi faktor-faktor kunci keberhasilan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran. Adapun faktor-faktor-faktor-faktor kunci keberhasilan tersebut diantaranya adalah :
Komitmen dan sinergi yang kuat dari aparatur Pemerintah Kecamatan dan warga Kecamatan Coblong.
Ketertiban dan keamanan di Kecamatan Coblong yang kondusif.
Kepemimpinan Kecamatan Coblong yang ditunjang kemampuan manajerial yang unggul, dan mampu menjadi motivator dan dinamisator lingkungan kecamatan.
Sumber Daya Manusia (pegawai) Kecamatan Coblong yang menjunjung profesionalisme, berkomitmen kuat terhadap tujuan organisasi serta memiliki dedikasi dan integritas tinggi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Kebijakan kecamatan yang terintegrasi dengan kebijakan kota, mampu
menjamin kesinambungan program dan berbasis pada kebutuhan lokal. Keterpaduan dan kebersamaan dalam menjalankan tugas dan fungsi
masing-masing unsur organisasi dengan menghilangkan ego sektoral.
Adanya mekanisme dan standar kerja yang mampu memacu peningkatan kinerja setiap pegawai.
Tersedianya prasarana dan sarana kantor yang dapat dimanfaatkan secara optimal dan terpelihara.
Konsisten dan fokus terhadap evaluasi perkembangnya dan kemajuan untuk perbaikan dan penyempurnaan pelayanan prima.
Visi dan misi Kecamatan Coblong hanya dapat diwujudkan apabila seluruh komponen organisasi mampu mencapai tujuan yang menjadi komitmen bersama dalam
hubungannya dengan upaya perwujudan visi dan misi organisasi tersebut. Tujuan yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut :
Misi – 1 Meningkatkan kehidupan sosial yang harmonis dengan
didukung Sumber daya manusia yang sehat, cerdas, berprestasi, dan beriman
Tujuan Terwujudnya sinergitas antara pemerintah dengan lembaga masyarakat
Sasaran Peningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat
Misi – 2 Meningkatkan perekonomian lokal yang berbudaya,
dinamis dalam menunjang pengembangan dan
keberlanjutan pusat jasa.
Tujuan Terwujudnya Pemberdayaan Masyarakat dalam bidang perekonomian
Sasaran Peningkatan kemampuan manajerial lembaga keuangan dan pelaku usaha
Misi-3 Meningkatkan penataan lingkungan Kecamatan yang
berkelanjutan terutama pemukiman. Tujuan – 1 Terwujudnya penataan Lingkunga hidup
Sasaran Peningkatan kualitas Lingkungan hidup
18
Berbagai ketentuan yang telah disepakati pihak terkait yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Bandung, sebagai pedoman, pegangan, petunjuk bagi setiap kegiatan aparatur pemerintah dan masyarakat untuk memperlancar dan perpaduan setiap usaha untuk mencapai tujuan, sasaran serta visi dan misi yang telah diuraikan sebelumnya haruslah di tuangkan dalam bentuk kebijakan. Dengan demikian maka arah makro kebijakan Kecamatan Coblong adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan mewujudkan kehidupan sosial yang harmonis yang didukung oleh sumber daya manusia yang beriman sehat, cerdas dan berprestasi dalam berbagai kegiatan publik dan pemerintahan
2. Kebijakan mewujudkan perekonomian lokal yang berbudaya dinamis dan menunjang pengembangan dan keberlanjutan pusat jasa
3. Kebijakan Penataan lingkungan pemukiman, sarana dan prasarana umum yang mendukung peningkatan citra pariwisata dan pengembangan pusat jasa di Kota Bandung yang memberi rasa aman dan nyaman.
4. Kebijakan mewujudkan Kinerja Aparatur Pemerintah Kecamatan Coblong yang profesional, efektip, efisien, transaparan dan akuntabel
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi serta berdasarkan arah kebijakan yang ditetapkan disusun program-program pembangunan. Perencanaan program yang dibuat adalah program peningkatan peran Kecamatan dan Kelurahan dimana penyusunan program ini disasuaikan dengan alur atau mekanisme perencanaan mulai dari MUSRENBANG hingga penetapan skala prioritas, antara lain : Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan sebagai program operasional Kecamatan Coblong memiliki sasaran program yaitu meningkatnya kualitas sumber daya manusia serta sarana dan prasarana dalam memfasilitasi kegiatan-kegiatan di bidang pemerintahan, perekonomian, pembangunan dan lingkungan hidup, kemasyarakatan dan pendidikan, keamanan dan ketertiban serta pelayanan kepada masyarakat.
Sasaran Peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap Perda No 11 Tahun 2005 tentang K-3 dan kesigapan Hansip/Linmas dalam penanggulangan bencana
Tujuan – 3 Terwujudnya penataan infrastruktur Kelurahan Sasaran Peningkatan kualitas infrastruktur Kelurahan
Misi-4 Meningkatkan kinerja pemerintah Kecamatan Coblong
secara profesional, efektif, efisien, transparan dan akuntable
Tujuan – 1 Terwujudnya profesionalisme aparat dalam pelayanan kepada masyarakat.
Sasaran Peningkatan motivasi dan pola pikir aparatur dalam memahami konsep pelayanan serta ketaatan masyarakat terhadap Perda No. 4 Tahun 2010 tentang RT/RW
Tujuan – 2 Terwujudnya kepuasan masyarakat dalam bidang pelayanan Sasaran Peningkatan pelayanan administrasi kependudukkan.
19
Dalam mencapai tujuan dan sasaran, ditetapkan kebijakan dan program sebagai cara untuk mencapai tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan. Ditetapkannya program Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan direalisasikan melalui berbagai kegiatan diantaranya kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Fasilitasi Peningkatan Perekonomian Masyarakat; Fasilitasi Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat; Fasilitasi Peningkatan Infrastruktur dan Lingkungan Hidup;
Fasilitasi Peningkatan Kualitas Penanganan Ketentraman dan Ketertiban; Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Kecamatan dan Kelurahan; Fasilitasi Peningkatan Peran Pemerintah Kota Dalam Pembangunan
Kelurahan;
Fasilitasi Peningkatan Pelayanan Kepada Masyarakat.
Dilaksanakannya program dan kegiatan-kegiatan dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran organisasi Kecamatan Coblong memerlukan kebijakan-kebijakan yang berfungsi sebagai pedoman dan petunjuk bagi setiap kegiatan aparatur pemerintah. Arah kebijakan Kecamatan Coblong sebagai berikut:
Meningkatkan kehidupan sosial yang harmonis dengan didukung sumber daya manusia yang beriman, sehat cerdas dan berprestasi
Meningkatkan perekonomian lokal yang berbudaya, dinamis dalam menunjang pengembangan dan keberlanjutan pusat jasa.
Meningkatkan penataan lingkungan kecamatan yang berkelanjutan terutama pemukiman.
Meningkatkan kinerja Pemerintah Kecamatan Coblong secara profesional, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
Selain dukungan prasarana dan personil, diperlukan pembiayaan untuk mendukung program dan kegiatan Pemerintah Kecamatan Coblong, baik melaksanakan belanja operasional, belanja aparatur maupun belanja publik. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan peningkatan pelayanan publiK, pengaturan alokasi belanja diupayakan untuk efisien, efektif dan proporsional. Sesuai amanat Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah. Belanja pada dasarnya untuk membiayai kegiatan pada Kecamatan Coblong Kota Bandung yang dibiayai oleh APBD Kota Bandung Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp. 6.644.708.361,00 direalisasikan sebesar Rp. 6.263.580.468,00 dengan kondisi belanja tersebut di atas diserap sebesar 94,26 %.
20
Tabel Realisasi Anggaran Program dan Kegiatan se- Kecamatan Coblong Tahun 2012
KODE
REKENING PROGRAM KEGIATAN
ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN PENYERAPAN ANGGARAN % SISA ANGGARAN BELANJA 6.644.708.361,68 6.263.580.468,00 94,26 381.127.893,68 BELANJA TIDAK LANGSUNG 4.281.416.464,15 4.228.578.203,00 98,77 52.838.261,15 BELANJA LANGSUNG 2.363.291.897,53 2.035.002.265,00 86,11 328.289.632,53 Kecamatan Coblong 1.577.791.897,53 1.451.572.274,00 92,00 126.219.623,53 1.20 . 1.20.15.01 . 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 212.691.897,53 190.282.039,00 89,46 22.409.858,53 1.20 . 1.20.15.01 . 01.02
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
30.141.897,53 27.039.212,00 89,71 3.102.685,53 1.20 . 1.20.15.01 .
01.09
Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
3.000.000,00 2.990.000,00 99,67 10.000,00 1.20 . 1.20.15.01 .
01.10
Penyediaan alat tulis kantor 25.050.000,00 22.917.400,00 91,49 2.132.600,00 1.20 . 1.20.15.01 .
01.11
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
9.950.000,00 8.740.727,00 87,85 1.209.273,00 1.20 . 1.20.15.01 .
01.13
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
89.050.000,00 88.060.000,00 98,89 990.000,00 1.20 . 1.20.15.01 .
01.14
Penyediaan peralatan rumah tangga
12.600.000,00 12.494.200,00 99,16 105.800,00 1.20 . 1.20.15.01 .
01.15
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
10.000.000,00 4.894.000,00 48,94 5.106.000,00
1.20 . 1.20.15.01 . 01.17
Penyediaan makanan dan minuman
14.000.000,00 4.432.500,00 31,66 9.567.500,00 1.20 . 1.20.15.01 .
01.18
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
18.900.000,00 18.714.000,00 99,02 186.000,00 1.20 . 1.20.15.01 .
02
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
681.200.000,00 634.092.500,00 93,08 47.107.500,00 1.20 . 1.20.15.01 . 02.05 Pengadaan Kendaraan dinas/operasional 481.200.000,00 474.430.000,00 98,59 6.770.000,00 1.20 . 1.20.15.01 . 02.10 Pengadaan Mebeulair 29.550.000,00 28.623.700,00 96,87 926.300,00 1.20 . 1.20.15.01 . 02.22 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 16.550.000,00 16.429.800,00 99,27 120.200,00 1.20 . 1.20.15.01 . 02.24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 113.900.000,00 75.900.000,00 66,64 38.000.000,00 1.20 . 1.20.15.01 . 02.42 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 40.000.000,00 38.709.000,00 96,77 1.291.000,00 1.20 . 1.20.15.01 . 03
Program peningkatan disiplin aparatur
35.000.000,00 33.473.000,00 95,64 1.527.000,00 1.20 . 1.20.15.01 .
03.05
Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
35.000.000,00 33.473.000,00 95,64 1.527.000,00 1.20 . 1.20.15.01 .
05
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
66.850.000,00 65.522.000,00 98,01 1.328.000,00
1.20 . 1.20.15.01 . 05.04
Pembinaan Kinerja Aparatur 66.850.000,00 65.522.000,00 98,01 1.328.000,00 1.20 . 1.20.15.01 .
06
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
20.000.000,00 19.631.975,00 98,16 368.025,00
1.20 . 1.20.15.01 . 06.01
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
10.000.000,00 9.841.975,00 98,42 158.025,00
1.20 . 1.20.15.01 . 06.04
Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun
10.000.000,00 9.790.000,00 97,90 210.000,00 1.20 . 1.20.15.01 .
30
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan
21 KODE
REKENING PROGRAM KEGIATAN
ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN PENYERAPAN ANGGARAN % SISA ANGGARAN 1.20 . 1.20.15.01 . 30.01 Fasilitasi Peningkatan Perekonomian Masyarakat Kecamatan dan Kelurahan
23.000.000,00 16.525.750,00 71,85 6.474.250,00
1.20 . 1.20.15.01 . 30.02
Fasilitasi Peningkatan Kualitas Kehidupan Kemasyarakatan Kecamatan dan Kelurahan
45.000.000,00 43.295.550,00 96,21 1.704.450,00
1.20 . 1.20.15.01 . 30.03
Peningkatan Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Tingkat Kecamatan dan Kelurahan
93.500.000,00 83.905.300,00 89,74 9.594.700,00
1.20 . 1.20.15.01 . 30.04
Peningkatan Kualitas Penanganan Ketentraman dan Ketertiban Tingkat Kecamatan dan Kelurahan 23.000.000,00 16.325.900,00 70,98 6.674.100,00 1.20 . 1.20.15.01 . 30.05 Fasilitasi Peningkatan Pemerintahan Umum Kecamatan dan Kelurahan
175.000.000,00 161.607.860,00 92,35 13.392.140,00
1.20 . 1.20.15.01 . 30.07
Fasilitasi Peningkatan Pelayanan Kepada Masyarakat
202.550.000,00 186.910.400,00 92,28 15.639.600,00 Kelurahan Cipaganti 130.000.000,00 96.978.917,00 74,60 33.021.083,00 1.20 . 1.20.15.02 . 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 55.555.000,00 49.385.167,00 88,89 6.169.833,00 1.20 . 1.20.15.02 . 01.02
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
6.290.000,00 4.059.167,00 64,53 2.230.833,00 1.20 . 1.20.15.02 .
01.09
Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
1.500.000,00 1.500.000,00 100,00 0,00 1.20 . 1.20.15.02 .
01.10
Penyediaan alat tulis kantor 8.500.000,00 7.648.000,00 89,98 852.000,00 1.20 . 1.20.15.02 .
01.11
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
4.745.000,00 4.745.000,00 100,00 0,00 1.20 . 1.20.15.02 .
01.13
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
20.460.000,00 18.485.000,00 90,35 1.975.000,00 1.20 . 1.20.15.02 .
01.14
Penyediaan peralatan rumah tangga
4.160.000,00 4.160.000,00 100,00 0,00 1.20 . 1.20.15.02 .
01.15
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
2.000.000,00 1.650.000,00 82,50 350.000,00
1.20 . 1.20.15.02 . 01.17
Penyediaan makanan dan minuman
7.900.000,00 7.138.000,00 90,35 762.000,00 1.20 . 1.20.15.02 .
02
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
38.655.000,00 36.327.250,00 93,98 2.327.750,00 1.20 . 1.20.15.02 . 02.24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 13.655.000,00 12.710.250,00 93,08 944.750,00 1.20 . 1.20.15.02 . 02.42 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 25.000.000,00 23.617.000,00 94,47 1.383.000,00 1.20 . 1.20.15.02 . 30
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan
35.790.000,00 11.266.500,00 31,48 24.523.500,00 1.20 . 1.20.15.02 .
30.06
Fasilitasi Peningkatan Peran Pemerintah Kota Dalam Pembangunan Kelurahan 35.790.000,00 11.266.500,00 31,48 24.523.500,00 Kelurahan Lebak Gede 130.000.000,00 67.991.338,00 52,30 62.008.662,00 1.20 . 1.20.15.03 . 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 66.148.900,00 18.322.788,00 27,70 47.826.112,00 1.20 . 1.20.15.03 . 01.02
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
4.290.000,00 2.347.288,00 54,72 1.942.712,00 1.20 . 1.20.15.03 .
01.09
Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
1.500.000,00 1.500.000,00 100,00 0,00 1.20 . 1.20.15.03 .
01.10
Penyediaan alat tulis kantor 5.165.000,00 5.164.000,00 99,98 1.000,00 1.20 . 1.20.15.03 .
01.11
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
560.000,00 560.000,00 100,00 0,00 1.20 . 1.20.15.03 .
01.13
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
45.836.900,00 1.050.000,00 2,29 44.786.900,00 1.20 . 1.20.15.03 .
01.14
Penyediaan peralatan rumah tangga
3.590.000,00 3.500.000,00 97,49 90.000,00 1.20 . 1.20.15.03 . Penyediaan bahan bacaan dan 2.400.000,00 1.395.000,00 58,13 1.005.000,00
22 KODE
REKENING PROGRAM KEGIATAN
ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN PENYERAPAN ANGGARAN % SISA ANGGARAN 01.15 peraturan perundang-undangan 1.20 . 1.20.15.03 . 01.17
Penyediaan makanan dan minuman
2.807.000,00 2.806.500,00 99,98 500,00 1.20 . 1.20.15.03 .
02
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
41.355.000,00 30.021.550,00 72,59 11.333.450,00 1.20 . 1.20.15.03 . 02.24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 16.355.000,00 6.822.000,00 41,71 9.533.000,00 1.20 . 1.20.15.03 . 02.42 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 25.000.000,00 23.199.550,00 92,80 1.800.450,00 1.20 . 1.20.15.03 . 30
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan
22.496.100,00 19.647.000,00 87,34 2.849.100,00 1.20 . 1.20.15.03 .
30.06
Fasilitasi Peningkatan Peran Pemerintah Kota Dalam Pembangunan Kelurahan 22.496.100,00 19.647.000,00 87,34 2.849.100,00 Kelurahan Sadang Serang 130.000.000,00 88.987.802,00 68,45 41.012.198,00 1.20 . 1.20.15.04 . 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 74.626.450,00 65.461.302,00 87,72 9.165.148,00 1.20 . 1.20.15.04 . 01.13
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
36.050.000,00 34.479.000,00 95,64 1.571.000,00 1.20 . 1.20.15.04 .
01.14
Penyediaan peralatan rumah tangga
1.760.000,00 1.730.000,00 98,30 30.000,00 1.20 . 1.20.15.04 .
01.15
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
2.400.000,00 2.400.000,00 100,00 0,00
1.20 . 1.20.15.04 . 01.17
Penyediaan makanan dan minuman
10.500.000,00 7.700.000,00 73,33 2.800.000,00 1.20 . 1.20.15.04 .
01.02
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
10.290.000,00 6.469.302,00 62,87 3.820.698,00 1.20 . 1.20.15.04 .
01.09
Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
1.000.000,00 1.000.000,00 100,00 0,00 1.20 . 1.20.15.04 .
01.10
Penyediaan alat tulis kantor 9.626.450,00 9.353.000,00 97,16 273.450,00 1.20 . 1.20.15.04 .
01.11
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
3.000.000,00 2.330.000,00 77,67 670.000,00 1.20 . 1.20.15.04 .
02
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
41.355.000,00 11.750.000,00 28,41 29.605.000,00 1.20 . 1.20.15.04 . 02.24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 16.355.000,00 11.750.000,00 71,84 4.605.000,00 1.20 . 1.20.15.04 . 02.42 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 25.000.000,00 0,00 0,00 25.000.000,00 1.20 . 1.20.15.04 . 30
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan
14.018.550,00 11.776.500,00 84,01 2.242.050,00 1.20 . 1.20.15.04 .
30.06
Fasilitasi Peningkatan Peran Pemerintah Kota Dalam Pembangunan Kelurahan 14.018.550,00 11.776.500,00 84,01 2.242.050,00 Kelurahan Dago 130.000.000,00 94.897.002,00 73,00 35.102.998,00 1.20 . 1.20.15.05 . 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 52.189.850,00 42.841.202,00 82,09 9.348.648,00 1.20 . 1.20.15.05 . 01.02
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
6.290.000,00 2.862.502,00 45,51 3.427.498,00 1.20 . 1.20.15.05 .
01.09
Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
0,00 0,00 0,00 0,00
1.20 . 1.20.15.05 . 01.10
Penyediaan alat tulis kantor 7.319.850,00 6.863.500,00 93,77 456.350,00 1.20 . 1.20.15.05 .
01.11
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
3.080.000,00 3.052.200,00 99,10 27.800,00 1.20 . 1.20.15.05 .
01.13
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
23.065.000,00 22.049.000,00 95,60 1.016.000,00 1.20 . 1.20.15.05 .
01.14
Penyediaan peralatan rumah tangga
2.835.000,00 2.685.000,00 94,71 150.000,00 1.20 . 1.20.15.05 .
01.15
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
2.000.000,00 1.747.000,00 87,35 253.000,00
1.20 . 1.20.15.05 . 01.17
Penyediaan makanan dan minuman
23 KODE
REKENING PROGRAM KEGIATAN
ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN PENYERAPAN ANGGARAN % SISA ANGGARAN 1.20 . 1.20.15.05 . 02
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
48.000.000,00 39.783.250,00 82,88 8.216.750,00 1.20 . 1.20.15.05 . 02.24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 23.000.000,00 14.926.000,00 64,90 8.074.000,00 1.20 . 1.20.15.05 . 02.42 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 25.000.000,00 24.857.250,00 99,43 142.750,00 1.20 . 1.20.15.05 . 30
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan
29.810.150,00 12.272.550,00 41,17 17.537.600,00 1.20 . 1.20.15.05 .
30.06
Fasilitasi Peningkatan Peran Pemerintah Kota Dalam Pembangunan Kelurahan 29.810.150,00 12.272.550,00 41,17 17.537.600,00 Kelurahan Sekeloa 135.500.000,00 117.511.977,00 86,72 17.988.023,00 1.20 . 1.20.15.06 . 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 64.057.700,00 60.495.977,00 94,44 3.561.723,00 1.20 . 1.20.15.06 . 01.02
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
3.990.700,00 2.720.377,00 68,17 1.270.323,00 1.20 . 1.20.15.06 .
01.09
Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
1.250.000,00 1.250.000,00 100,00 0,00 1.20 . 1.20.15.06 .
01.10
Penyediaan alat tulis kantor 4.967.000,00 4.967.000,00 100,00 0,00 1.20 . 1.20.15.06 .
01.11
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
5.560.000,00 5.559.600,00 99,99 400,00 1.20 . 1.20.15.06 .
01.13
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
40.700.000,00 39.391.000,00 96,78 1.309.000,00 1.20 . 1.20.15.06 .
01.14
Penyediaan peralatan rumah tangga
1.430.000,00 1.430.000,00 100,00 0,00 1.20 . 1.20.15.06 .
01.15
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
2.000.000,00 2.000.000,00 100,00 0,00
1.20 . 1.20.15.06 . 01.17
Penyediaan makanan dan minuman
4.160.000,00 3.178.000,00 76,39 982.000,00 1.20 . 1.20.15.06 .
02
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
42.550.000,00 36.201.600,00 85,08 6.348.400,00 1.20 . 1.20.15.06 . 02.24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 16.355.000,00 11.365.000,00 69,49 4.990.000,00 1.20 . 1.20.15.06 . 02.42 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 26.195.000,00 24.836.600,00 94,81 1.358.400,00 1.20 . 1.20.15.06 . 30
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan
28.892.300,00 20.814.400,00 72,04 8.077.900,00 1.20 . 1.20.15.06 .
30.06
Fasilitasi Peningkatan Peran Pemerintah Kota Dalam Pembangunan Kelurahan
23.392.300,00 20.814.400,00 88,98 2.577.900,00
1.20 . 1.20.15.06 . 30.08
Pembuatan Pojok Informasi Pembangunan Jawa Barat di Kelurahan (Banprov 2012) 5.500.000,00 0,00 0,00 5.500.000,00 Kelurahan Lebak Siliwangi 130.000.000,00 117.062.955,00 90,05 12.937.045,00 1.20 . 1.20.15.07 . 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 62.627.000,00 57.360.455,00 91,59 5.266.545,00 1.20 . 1.20.15.07 . 01.02
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
4.990.000,00 1.602.455,00 32,11 3.387.545,00 1.20 . 1.20.15.07 .
01.09
Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
800.000,00 665.000,00 83,13 135.000,00 1.20 . 1.20.15.07 .
01.10
Penyediaan alat tulis kantor 7.219.500,00 7.203.000,00 99,77 16.500,00 1.20 . 1.20.15.07 .
01.11
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
3.500.000,00 3.499.000,00 99,97 1.000,00 1.20 . 1.20.15.07 .
01.13
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
35.050.000,00 33.852.000,00 96,58 1.198.000,00 1.20 . 1.20.15.07 .
01.14
Penyediaan peralatan rumah tangga
3.425.000,00 3.318.500,00 96,89 106.500,00 1.20 . 1.20.15.07 .
01.15
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
2.400.000,00 2.208.000,00 92,00 192.000,00
1.20 . 1.20.15.07 . 01.17
Penyediaan makanan dan minuman
24 KODE
REKENING PROGRAM KEGIATAN
ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN PENYERAPAN ANGGARAN % SISA ANGGARAN 1.20 . 1.20.15.07 . 02
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
46.754.000,00 41.740.000,00 89,28 5.014.000,00 1.20 . 1.20.15.07 . 02.24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 16.355.000,00 12.810.000,00 78,32 3.545.000,00 1.20 . 1.20.15.07 . 02.42 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 30.399.000,00 28.930.000,00 95,17 1.469.000,00 1.20 . 1.20.15.07 . 30
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan
20.619.000,00 17.962.500,00 87,12 2.656.500,00 1.20 . 1.20.15.07 .
30.06
Fasilitasi Peningkatan Peran Pemerintah Kota Dalam Pembangunan Kelurahan
20.619.000,00 17.962.500,00 87,12 2.656.500,00
Sumber : Laporan Keuangan Kecamatan Coblong Tahun 2012
Prinsip transparansi dan akuntabel sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Kecamatan Coblong , dapat dilihat dalam Neraca Keuangan Kecamatan Coblong Tahun 2012 terdapat pengurangan aset lancar Rp. 811.750,00 dan penambahan aset tetap Tahun 2012 sebesar Rp. 207.860.301,00.
Tabel Neraca Keuangan Kecamatan Coblong Tahun 2011 dan 2012
NO URAIAN JUMLAH 2012 2011 ASET ASET LANCAR Kas 0,00 0,00 Piutang 0,00 0,00 Piutang Lainnya 0,00 0,00 Persediaan 7.283.810,00 5.034.950,00
Jumlah Aset Lancar 7.283.810,00 5.034.950,00
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investor Non Permanen 0,00 0,00
Dana Bergulir 0,00 0,00
Investasi Permanen 0,00 0,00 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 0,00 0,00
Jumlah Investasi Jangka Panjang
(10+12)
0,00 0,00
ASET TETAP
Tanah 12.217.516.000,00 12.217.516.000,00 Peralatan dan Mesin 2.101.181.412,00 1.244.267.812,00 Gudang dan Bangunan 1.124.739.270,00 876.930.000,00 Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,00 0,00 Aset Tetap Lainnya 25.064.500,00 25.064.500,00 Konstruksi dalam Pengerjaan 0,00 0,00
Jumlah ASET Tetap (15 s/d 20) 15.468.501.182,00 14.363.778.312,00
DANA CADANGAN
Dana Cadangan 0,00 0,00
Jumlah Dana Cadangan (23) 0,00 0,00
ASET LAINNYA
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 0,00 0,00 Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0,00 0,00 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga 0,00 0,00 Aset Tidak Berwujud 4.886.906,00 4.886.906,00
25 Aset Rusak Berat/ Proses Penghapusan 4.482.500,00 4.482.500,00
Jumlah Aset Lainnya (26 s/d 30) 9.369.406,00 9.369.406,00
JUMLAH ASET (7+13+21+24+31) 15.485.154.398,00 14.378.182.668,00
URAIAN JUMLAH
2012 2011
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga 42.614.000,00 0,00
Utang Bunga 0,00 0,00
Utang Pajak 0,00 0,00
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0,00 0,00
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (35
s/d 38)
42.614.000,00 0,00
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri 0,00 0,00
Utang Luar Negeri 0,00 0,00
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
(41+42)
0,00 0,00
JUMLAH KEWAJIBAN (39+43) 42.614.000,00 0,00
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 0,00 0,00 Pendapatan yang Ditangguhkan 0,00 0,00
Cadangan Piutang 0,00 0,00
Cadangan Persediaan 7.283.810,00 5.034.950,00 Dana yang Disiapkan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek 0,00 0,00
Jumlah Ekuitas Dana Lancar (47+51) 7.283.810,00 5.034.950,00
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka
Panjang 0,00 0,00
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 15.425.887.182,00 14.363.778.312,00 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 9.369.406,00 9.369.406,00 Dana yang Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang 0,00 0,00
Jumlah Ekuitas Dana Investasi (54 s/d
57) 15.435.256.588,00
14.373.147.718,0 0
EKUITAS DANA CADANGAN
Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan 0,00 0,00
Jumlah Ekuitas Dana Cadangan (60) 0,00 0,00
JUMLAH EKUITAS DANA (52+58+61) 15.442.540.398,00
14.378.182.668,0 0
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
DANA (44+62) 15.485.154.398,00
14.378.182.668,0 0 Sumber : Laporan Keuangan Kecamatan Coblong Tahun 2012
Adapun Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan RENJA Kecamatan Coblong dan Pencapaian RENSTRA Kecamatan Coblong sampai dengan Tahun 2012 terdapat pada Lampiran 1.
26
1.2 ANALISIS KINERJA PELAYANAN KECAMATAN COBLONG
Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kecamatan tidak lagi merupakan satuan wilayah kekuasaan pemerintahan, melainkan sebagai satuan wilayah kerja atau pelayanan. Status kecamatan kini merupakan perangkat daerah kabupaten/kota yang setara dengan dinas dan lembaga teknis daerah bahkan Kelurahan, hal ini dinyatakan dengan jelas dalam Pasal 120 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yakni, “Perangkat Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan”.
Sejalan dengan itu, Camat tidak lagi ditempatkan sebagai Kepala Wilayah dan Wakil Pemerintah Pusat seperti yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 1974, melainkan sebagai perangkat daerah. Camat tidak lagi berkedudukan sebagai kepala wilayah kecamatan dan sebagai alat pemerintah pusat dalam menjalankan tugas-tugas dekonsentrasi, namun telah beralih menjadi perangkat daerah yang hanya memiliki sebagian kewenangan otonomi daerah dan penyelengaraan tugas-tugas umum pemerintahan dalam wilayah kecamatan. Pemerintah kecamatan merupakan tingkat pemerintahan yang mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan pelayanan terhadap masyarakat, hal ini yang kemudian menjadikan Camat sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan serta sebagian urusan otonomi yang dilimpahkan oleh Bupati/ Walikota untuk dilaksanakan dalam wilayah kecamatan. Namun, tugas tersebut tidak dengan serta merta memposisikan Camat sebagai kepala wilayah seperti pada waktu lalu.
Selain melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan, Camat juga melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh pemerintahan di atasnya untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi aspek Perizinan, rekomendasi, koordinasi, pembinaan, pengawasan, fasilitasi, penetapan, penyelenggaraan, kewenangan lain yang dilimpahkan. Pelimpahan sebagian wewenang ini dilakukan berdasarkan kriteria ekternalitas dan efisiensi. Eksternalitas yang dimaksud adalah adalah kriteria pelimpahan urusan pemerintahan dengan memperhatikan dampak yang timbul sebagai akibat dari penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan. Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat internal kecamatan, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan camat. Sedangkan yang dimaksud dengan efisiensi adalah kriteria pelimpahan urusan pemerintahan dengan memperhatikan daya guna tertinggi yang dapat diperoleh dari penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan dilingkup kecamatan. Apabila urusan pemerintahan lebih berdayaguna ditangani oleh kecamatan, maka urusan tersebut menjadi kewenangan Camat.
27
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 126 ayat 2 bahwa Kecamatan dipimpin oleh seorang Camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang Bupati atau Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Berikut kutipan pelimpahan wewenang Walikota Bandung kepada Camat di Kota Bandung untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah berdasarkan Peraturan Walikota Bandung nomor 870 tahun 2011 Tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Walikota Bandung Kepada Camat Dan Lurah.
Tabel Pelimpahan Wewenang Walikota Bandung Kepada Camat
BIDANG URUSAN URUSAN DAERAH RINCIAN URUSAN YANG DILIMPAHKAN KEPADA KECAMATAN
1. BIDANG PENDIDIKAN 1. Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan non formal.
2. Pemberian izin pendirian serta pencabutan izin satuan pendidikan dasar, satuan pendidikan menengah dan satuan/penyelenggara pendidikan non formal.
3. Penyediaan Bantuan Biaya
Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Nonformal sesuai kewenangan.
1. Koordinasi penyelenggaraan Pendidikan Dasar;
2. Monitoring pelaksanaan pendataan program wajib belajar
3. Koordinasi peningkatan peran serta masyarakat di bidang pendidikan. 4. Fasilitasi pembentukan komite sekolah
tingkat sekolah dasar yg ada di wilayahnya 5. Koordinasi pelaksanaan Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM);
6. Penerbitan rekomendasi sebagai salah satu persyaratan izin operasional pendidikan non formal dan informal (kursus dan pendidikan masyarakat).
7. Surat Keterangan domisili penyelenggaraan pendidikan non formal dan informal (kursus, dikmas dan PAUD);
2. BIDANG KESEHATAN 1. Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
2. Penyelenggaraan penanggulangan gizi buruk
3. Perbaikan gizi keluarga dan masyarakat.
4. Pemberian izin sarana kesehatan meliputi rumah sakit pemerintah Kelas C, Kelas D, rumah sakit swasta yang setara, praktik berkelompok, klinik umum/spesialis, rumah bersalin, klinik dokter keluarga/dokter gigi keluarga, kedokteran komplementer, dan pengobatan tradisional, serta sarana penunjang yang setara.
5. Pengelolaan/penyelenggaraan, jaminan pemeliharaan kesehatan sesuai kondisi lokal.
6. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pengawasan
1. Mengkoordinasikan pencegahan penyakit menular, penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya;
2. Mengkoordinasikan Pencegahan Gizi Buruk.
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan peran serta masyarakat dalam perbaikan gizi keluarga;
4. Penerbitan rekomendasi domisili dalam rangka pemberian izin sarana kesehatan meliputi rumah sakit pemerintah Kelas C, Kelas D, rumah sakit swasta yang setara, praktik berkelompok, klinik umum/spesialis, rumah bersalin, klinik dokter
keluarga/dokter gigi keluarga, kedokteran komplementer, dan pengobatan
tradisional;
5. Koordinasi pembinaan Upaya Kesehatan yang Bersumber daya Masyarakat (UKBM).
6. Koordinasi Pengawasan penyelenggaraan upaya pelayanan Kesehatan Masyarakat;
28 BIDANG URUSAN URUSAN DAERAH RINCIAN URUSAN YANG DILIMPAHKAN
KEPADA KECAMATAN 3. BIDANG PEKERJAAN
UMUM
1. Pemberian izin, rekomendasi, dispensasi dan pertimbangan pemanfaatan ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan.
2. Pengoperasian dan pemeliharaan jalan Kota. (serta bangunan pelengkap Jalan Kota )
3. Pengawasan Pemanfaatan Ruang milik jalan oleh pihak tertentu.
4. Penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan prasarana dan sarana drainase di wilayah.
1. Pengawasan dan Penertiban reklame insidentil, antara lain baligo, spanduk, poster, selebaran, pamflet dan umbul-umbul yang liar;
2. Pengusulan titik lampu penerangan jalan dan taman;
3. Fasilitasi penataan taman di lingkungan pemukiman;
4. Fasilitasi kegiatan dalam upaya membangkitkan partisipasi masyarakat dalam gerakan pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pengawasan lingkungan hidup (GB4LH).
5. Koordinasi pengawasan penggalian jalan, trotoar pada jalan umum dan jalan lingkungan yang dilaksanakan oleh instansi Pengelola Utilitas (PDAM, PLN, TELKOM, dll);
6. Rekapitulasi dan pendataan Pedagang Kaki Lima (PKL) dari kelurahan;
7. Koordinasi penataan dan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL);
8. Koordinasi pembersihan saluran drainase jalan, trotoar, berm dan median di jalan Lingkungan;
9. Koordinasi pengecatan kerb trotoar dan kerb median di jalan Lingkungan; 4. BIDANG PERUMAHAN 1. Penyelenggaraan Penanganan Kawasan
Kumuh Perkotaan.
2. Penyelenggaraan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Gedung.
1. Koordinasi dan pengawasan rumah kumuh;
2. Koordinasi pengawasan Izin mendirikan Bangunan (IMB)
5. BIDANG PENATAAN RUANG
1. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.
1. Koordinasi pengawasan pemanfaatan fungsi bangunan yang tidak sesuai dengan peruntukannya;
6. BIDANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN
1. Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota.
1. Penyampaian prioritas usulan hasil musrenbang tingkat kecamatan; 2. Penyampaian perencanaan kegiatan
UPTD/instansi pemerintah di wilayah kerjanya;
7. PERHUBUNGAN 1. Penentuan lokasi, pengadaan, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan serta fasilitas pendukung di jalan kota.
1. Pengusulan pemasangan rambu-rambu lalu lintas, portal dan polisi tidur di lingkungan jalan pemukiman dan jalan umum; 2. Penetapan pangkalan operasional
kendaraan bermotor (ojek) sebagai kendaraan penumpang / umum perintis dan kendaraan tidak bermotor di wilayah kerjanya
8. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
1. Penyelenggaraan pelayanan di bidang pengendalian lingkungan hidup skala kota.
1. Peningkatan peranserta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup;
2. Pengelolaan sampah yang dihasilkan masyarakat, penghijauan, pembuatan sumur resapan dan biopori.