Prosedur Prinsip
Tujuan
Memahami dan menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah (PMN)
Melindungi Allianz agar tidak digunakan sebagai media Pencucian Uang,
Pendanaan Kegiatan Terorisme
Memantau Transaksi Keuangan Mencurigakan
Dasar Peraturan
Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2010
tentang Tindak Pidana Pencucian
Uang (TPPU)
Peraturan Menteri Keuangan
No.30/PMK.010/2010
tentang Penerapan
Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga Keuangan Non Bank
Penerimaan
dan Identifikasi
Nasabah
Sales Force dan
Underwriting
Pemantauan
Transaksi
Nasabah
Policy Service Admin
(PSA) dan
Compliance
Penilaian Risiko
dan Evaluasi
Compliance
Prosedur Utama dalam Prinsip Mengenal Nasabah
Melaksanakan
Identifikasi & Verifikasi
Nasabah (Customer
Due Diligence / CDD):
• Mengidentifikasi nasabah • Menganalisa kewajaran transaksi • Melaporkan transaksi mencurigakan ke ComplianceMemantau mutasi
transaksi nasabah:
• Mengidentifikasi pola transaksi yang mencurigakan • Melaporkan transaksi mencurigakan ke ComplianceMelakukan evaluasi
dan risk assesment
SEDERHANA
Produk tanpa pengembalian dana (tradisional)
Premi tunggal atau reguler < 25 juta Rupiah setahun
Premi kendaraan bermotor, alat-alat elektronik dan alat-alat RT < 50 juta
Nasabah perusahaan publik
What To Do:
Meminta data informasi mengenai calon nasabah (baik perorangan maupun perusahaan)
Standar
Produk dengan pengembalian dana dan investasi (unit link)
Premi tunggal atau reguler > 25 juta Rupiah setahun
What To Do:
Melakukan kegiatan CDD sederhana Meneliti hal yang tidak wajar atau
mencurigakan
Memastikan kebenaran dokumen calon nasabah
Melakukan analisa terhadap beneficial owner (BO)*
What To Do:
Melakukan kegiatan CDD biasa
Melakukan verifikasi terhadap informasi calon nasabah untuk mendapatkan kebenaran informasi, tidak hanya didasarkan pada informasi yang diberikan oleh calon nasabah
Melakukan verifikasi hubungan bisnis calon nasabah dengan pihak ketiga Melakukan CDD secara berkala, yaitu
analisa terhadap informasi, sumber dana, tujuan transaksi dan hubungan usaha dengan pihak terkait
Tingkatan dan Prosedur
CDD
LEBIH KETAT
PEP dan high risk customer
High risk business
High risk countries
Kelengkapan Data Nasabah
sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010
Nasabah Perorangan:
• Nama
• Alamat tinggal
• Tempat dan tanggal lahir • Kewarganegaraan
• Keterangan mengenai Pekerjaan /Jabatan
• Spesimen tanda tangan • Keterangan sumber dana • Rata-rata penghasilan
Nasabah Perusahaan:
• Nama perusahaan
• Nama, spesimen tanda tangan dan kuasa ke pihak-pihak yang mempunyai wewenang atas nama perusahaan • Sumber dana
Dokumen Pendukung:
Warga Indonesia: KTP, SIM
Warga Asing: Passport, KITAS
NPWP (jika ada)
Dokumen Pendukung:
• Akta Pendirian dan SK Pengesahannya dari MenKumHam
• Anggaran Dasar Perusahaan yang telah disesuaikan dengan UU 40/2007 ttg PT, termasuk
perubahan-perubahannya dan surat persetujuan/penerimaan dan pemberitahuan dari MenKumHam
• Akta Notaris mengenai susunan Direksi dan Dewan Komisaris dan Surat mengenai penerimaan pelaporan dari MenKumHam
• SKDP, NPWP, TDP, SIUP
Untuk Pemegang Kuasa, harus dilengkapi dengan:
WNI: KTP, SIM, Paspor atau Surat Kuasa
1
Menerima dan memeriksa dokumen
dari Sales Force
Prosedur Penerimaan dan Identifikasi Nasabah
oleh Bagian Underwriting
Menemukan transaksi tidak wajar/ mencurigakan Melakukan CDD & mengisi CDD checklist Termasuk klasifikasi High Risk Mencetak Polis Meminta persetujuan anggota direksi Tidak Ya Ya Tidak Selesai Transaksi dilanjutkan/ diterima Melaporkan transaksi ke Compliance Ya Tidak Mendokumentasikan transaksi yang ditolak
Selesai
2 Menganalisa kembali laporan TKM dari Underwriting Memenuhi kriteria pelaporan transaksi Ya
Prosedur Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan
oleh KYC Officer (Bagian Compliance)
Daftar Nasabah Terlapor
Tidak
Selesai
Persetujuan dari Chief Compliance Pelaporan disetujui Ya Tidak Selesai
Pelaporan via online ke PPATK
Penerimaan Nasabah
Prinsip:
Nasabah tetap diterima meskipun ditemukan adanya Transaksi Mencurigakan
dan atau pelaporan transaksi, kecuali terdapat pertimbangan khusus dari
Underwriter
Kerahasiaan Proses CDD serta Pelaporan Nasabah
Prinsip:
Proses identifikasi dan verifikasi serta pelaporan terhadap calon nasabah
bersifat
RAHASIA, nasabah tidak boleh mengetahui bahwa kita sedang
melakukan CDD dan atau pelaporan terhadap mereka (
anti tipping off
)
No
Nama Formulir
Diisi Oleh
Keterangan
1.
CDD Checklist
(for Azlife,
Azindo and DPLK)
Underwriter
•
Sebagai alat bantu bagi bagian Underwriting
dalam melakukan CDD
•
Sebagai bukti bahwa Allianz telah melakukan
CDD terhadap calon nasabah
2.
Surat Pernyataan Agen
(melekat di SPAJ)
•
Azlife
•
Azindo
Agen
Sebagai bukti bahwa telah dilakukan CDD
terhadap calon nasabah oleh agen, karena
agen merupakan pihak yang berhubungan
langsung dengan calon nasabah
Prosedur Pemantauan Transaksi Nasabah
Pemantauan Transaksi Tunai (Cash Transaction):
Pembayaran secara tunai ke kasir Allianz senilai lebih dari sama dengan Rp 500 juta dalam sehari dan atau beberapa transaksi yang jumlahnya setara dengan Rp 500 juta dalam sehari (structuring)
Segera dilaporkan ke Compliance (tidak lebih dari 14 hari kerja setelah terjadinya transaksi)
Pemantauan Transaksi Mencurigakan (Suspicious Transaction):
Indikator:• Nilai transaksi dengan mata uang Rupiah atau mata uang asing senilai ≥ Rp 500 juta • Terutama untuk nasabah dengan kategori High Risk
• Frekuensi dan mutasi transaksi yang mencurigakan, misalnya:
Tidak sesuai dengan profil nasabah
Sering melakukan transaksi dalam jumlah besar dan kemudian melakukan Withdrawal atau Surrender
Sering memindahkan dana dari satu polis ke polis lainnya
Contoh Modus Transaksi Mencurigakan
atau Tidak Wajar
Menyimpang dari profil nasabah misalnya: orang yang mengasuransikan aset yang jauh di atas
kemampuan ekonominya
Menyimpang dari pola kebiasaan transaksi nasabah misalnya: premi dibayar oleh pihak lain yang
tidak jelas hubungannya dengan nasabah
Menghindari pelaporan misalnya: nasabah tidak mau mengisi data identitas atau melengkapi
dokumen pendukung
Diduga berasal dari tidak pidana misalnya: nasabah sudah diumumkan di media terlibat kasus pidana
keuangan
Calon tertanggung diketahui sedang mengalami masalah keuangan dalam bisnisnya namun
melakukan transaksi dalam jumlah yang besar
Pengakhiran atau pembatalan dini dari produk asuransi, meskipun dengan penalti
Calon tertanggung kelihatan lebih tertarik dengan kesempatan untuk mengakhiri produk lebih awal
dibandingkan memperhatikan kinerja dari investasi
Pembayaran klaim diberikan ke seseorang yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan transaksi
Pembayaran dari beberapa sumber dana untuk satu polis asuransi
Politically Exposed Person (PEP)
Orang yang Populer Secara Politis
•
Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan
•
Wakil Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan
•
Pejabat setingkat Menteri
•
Eksekutif Senior perusahaan negara
•
Direktur Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
•
Eksekutif dan ketua partai politik
•
Pejabat senior di bidang militer dan atau kepolisian
•
Pejabat senior di lingkungan Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung
•
Pejabat yang diangkat berdasarkan Keputusan Presiden
•
Anggota legislatif baik di tingkat pusat maupun daerah
•
Anggota keluarga (pasangan, orang tua, saudara, anak , menantu, cucu) dari kategori-kategori di
atas
•
Siapapun orang yang tidak termasuk di atas namun karena posisinya yang tinggi di masyarakat,
pengaruhnya yang signifikan, kepopulerannya dan atau kombinasi dari posisinya dapat
menempatkan Lembaga Keuangan Non Bank dalam posisi berisiko tinggi
Klasifikasi Tingkat Risiko Tinggi
Nasabah Berisiko Tinggi
Bisnis Berisiko Tinggi
Negara Berisiko Tinggi
Negara yang tidak menerapkan rekomendasi Financial Action Task Force (FATF)
Iran, Korea Utara, Sao Tomoe and Principe
Negara dengan tingkat indeks korupsi tinggi seperti
Colombia, China, Mexico, Saudi Arabia, Egypt, Pakistan, Russia, Venezuela, Afghanistan, Myanmar, Somalia.
Negara yang termasuk dalam daftar “Tax Heaven” atau tidak kooperatif.
Anguilla, Antigua & Barbuda, Aruba, Bahamas, Bermuda, Belize, British Virgin Island, Cayman Island, Liberia, etc.
Negara dengan Tata Kelola (Good Governance) yang rendah.
Jasa keuangan, seperti money changer
Offshore company
Dealer mobil
Agen perjalanan
Pedagang perhiasan, batu permata dan logam berharga
Perusahaan perdagangan ekspor/impor
Usaha yang berbasis tunai seperti minimarket
Penjual grosir dan pengecer barang elektronik
Pengacara, akuntan atau konsultan keuangan
Dealer barang antik dan seni
Agen properti
Orang yang populer secara politis (Politically Exposed Persons/”PEP”)
Pegawai instansi pemerintah
Orang yang berasal dari negara tanpa AML atau mewakili TP tingkat tinggi dan korupsi
Orang yang bekerja pada perusahaan yang rentan AML
Pihak yang disebutkan dalam suatu daftar hitam sebagai teroris
Pihak lain dimuat dalam pedoman PPATK terkait dengan High Risk Customers.