• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SD N BALONG, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SD N BALONG, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
194
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENERAPKAN

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA

KELAS V SD N BALONG, BANTUL, YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Dwi Kurniyati NIM 11108244024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO

“Yakinlah. Ketika kau berlari Allah SWT melihatmu berlari” (Penulis)

“Belajarlah dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit, dari yang dekat ke yang jauh”

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang mempunyai makna istimewa bagi bagi kehidupan penulis, diantaranya:

1. Orang tua tercinta Bapak Mufid dan Ibu Sri Suharyanti yang selalu memberikan doa dan motivasi baik secara riil maupun materil.

(7)

vii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA

KELAS V SD N BALONG, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh Dwi Kurniyati NIM 11108244024

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Balong melalui penerapan model Quantum Teaaching dengan menggunakan tahap TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan) dalam pembelajaran IPS.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Kemmis Taggart. Subyek penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Balong yang berjumlah 25 siswa. Penelitian berlangsung dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes tertulis berbentuk soal pilihan ganda, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskripsi kuantitatif dan deskripsi kualitatif.

Hasil penelitian menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching menunjukkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD N Balong hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata pra tindakan 46,5 meningkat menjadi 78,6 pada siklus I. Berdasarkan indikator keberhasilan penelitian yang telah ditentukan dan hasil refleksi dari siklus I, penelitian dilanjutkan ke siklus II sehingga diperoleh peningkatan nilai rata-rata 82,6 pada siklus II. Pembelajaran Quantum Teaching dengan tahap TANDUR mengunakan metode penugasan, tanya jawab, ceramah, permainan, dan diskusi. Media yang digunakan dalam penelitian yaitu miniatur candi prambanan, gambar kaligrafi, dan miniatur candi borobudur. Model Quantum Teaching dengan tahap TANDUR dapat menciptakan suasana yang menyenangkan karena dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam memahami materi, semangat siswa dalam belajar, tanggung jawab siswa menyelesaikan tugas, dan kerjasama siswa dengan teman kelompok selama mengikuti proses pembelajaran. Peningkatan tersebut diperoleh dari hasil observasi keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching dengan tahap TANDUR pada siklus I mendapatkan skor 53 dengan kategori cukup baik meningkat menjadi 79 pada siklus II dengan kategori sangat baik.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Quantum Teaching Pada

Kelas V SD N Balong Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul” ini dengan baik. Skripsi ini tersusun atas bimbingan dan bantuan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Ketua Jurusan PSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. 4. Ibu Hidayati, M.Hum, dosen Pembimbing Skripsi I yang selalu memberikan

bimbingan, saran dan motivasi dalam menyelesaikan tugas skripsi ini dengan baik.

5. Ibu Safitri Yosita Ratri, M.Pd, M.Ed, dosen Pembimbing Skripsi II yang juga selalu memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam menyelesaikan tugas skripsi ini dengan baik.

6. Bapak Karno, S.Pd, Kepala Sekolah SD Negeri Balong yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

(9)

ix

8. Seluruh siswa kelas V SD Negeri Balong atas kerjasama yang diberikan selama peneliti melakukan penelitian..

9. Sahabat-sahabatku Anjar Kumaya Sari, Rafika Dewi, yang telah membantu dalam melaksanakan observasi kelas dan selalu memberikan masukan-masukan yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Mbak Danik, Mas, Joko, Reza, dan Mas Ikhsan yang selalu memberikan doa, bantuan, dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman PGSD UNY 2011 kelas I yang telah berjuang bersama dan saling memberikan motivasi.

12.Semua pihak yang memberikan bantuan, doa dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

(10)

x

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Hasil Belajar ... 11

1. Pengertian Hasil Belajar ... 11

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 13

B. Kajian Pembelajaran Quantum Teaching ... 16

1. Pengertian Pembelajaran Quantum Teaching ... 14

2. Tahap-Tahap Pembelajaran Quatum Teaching ... 17

C. Kajian Pembelajaran IPS ... 19

(11)

xi

2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 21

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS SD/MI Kelas V ... 23

D. Karakteristik Siswa Kelas V SD ... 24

1. Karakteristik Siswa Menurut Piaget ... 24

2. Karakteristik Siswa Menurut J.S Bruner ... 26

E. Pembelajaran IPS dengan menggunakan Quantum Teaching ... 27

F. Penelitian Yang Relevan ... 29

G. Kerangka Berpikir ... 29

H. Definisi Operasional Variabel ... 32

I. Hipotesis Tindakan ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 41

F. Instrumen Penelitian ... 43

G. Teknik Analisis Data ... 47

H. Kriteria Keberhasilan ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51

B. Deskripsi Subjek Penelitian ... 52

C. Deskripsi Dta Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V ... 52

1. Deskripsi Kondisi Awal ... 52

2. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ... 54

3. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ... 72

D. Anakisis Data ... 89

(12)

xii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir ... 33 Gambar 2. Siklus Model Kemmis dan Mc Taggart ... 38 Gambar 3. Perkembangan Persentase Jumlah Siswa yang mencapai KKM Pratindakan dan Tindakan SiklusI ... 57 Gambar 4. Perkembangan Nilai Rata-rata Kelas Pratindakan

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Standar Kompetensi pembelajaran IPS kelas V ... 25

Tabel 2. Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget ... 27

Tabel 3. Rencana Kegiatan Penelitian ... 26

Tabel 4. Kisi-kisi lembar observasi guru ... 43

Tabel 5. Lembar Observasi guru ... 45

Tabel 6. Kisi-kisi lembar pengamatan siswa ... 47

Tabel 7. Kisi-kisi Soal Tes Siklus I dan II ... 48

Tabel 8. Hasil Belajar Siswa pada awal Pratindakan ... 67

Tabel 9. Hasil Belajar IPS Siklus I ... 67

Tabel 10. Perkembangan Hasil belajar pada pra Tindakan dan Siklus I .. 68

Tabel 11. Observasi Guru Selama Proses pembelajaran IPS Siklus I ... 71

Tabel 12. Aktivitas siswa Selama Pembelajaran IPS Siklus I ... 73

Tabel 13 Hasil Belajar IPS Siklus II. ... 89

Tabel 14. Perkembangan Hasil belajar IPS pada Siklus I dan Silklus II .... 90

Tabel 15. Observasi Guru Selama Proses pembelajaran IPS Siklus II ... 91

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas V SD Negeri Balong ... 111 Lampiran 2. RPP Siklus I danSiklus II ... 113 Lampiran 3. Soal dan Kunci Jawaban Soal Pre-test Pratindakan,

Post-test Siklus I dan Siklus II ... 146

Lampiran 4. NilaiHasil Belajar IPS PraSiklus, Siklus I danSiklus II ... 154 Lampiran 5. Lembar Observasi Kegiatan Guru, Siswa, dan Indikator

Instrumen Lembar observasi Guru dan Siswa ... 158 Lampiran 6. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dan Keaktifan Siswa

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas No 20 pasal 3 tahun 2003). Pendidikan dapat diperoleh dari jalur pendidikan formal, nonformal, maupun informal. Semua jalur yang digunakan dalam pendidikan memiliki tujuan yang sama yaitu mengembangkan potensi siswa untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Jenjang pendidikan formal di Indonesia dimulai dari tingkat Sekolah Dasar. Berdasarkan Permendiknas No 22 Tahun 2006, dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar, siswa diajarkan berbagai macam mata pelajaran yaitu: Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan Pendidikan Agama.

(17)

2

mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu global.

Pada jenjang Sekolah Dasar mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Menurut Hidayati (2002:19) tujuan pengajaran IPS adalah menjadikan warga negara yang baik sehingga melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

(18)

3

dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik.

Sekolah mempunyai peran yang sangat penting untuk mewujudkan tujuan mata pelajaran IPS seperti tersebut di atas. Menurut Tatang Amirin dkk (2010:31) sekolah merupakan tempat institusi penyelenggaraan pendidikan formal. Sekolah berusaha memberikan pengaruh pada siswa dengan kebijakan pendidikan sehingga dapat mengarahkan siswa pada prestasi. Sekolah idealnya memiliki sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran seperti tempat, media, dan buku-buku penunjang pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa.

Menurut Nana Sudjana (2002: 42) fasilitas dan sumber belajar yang tersedia dapat mempengaruhi kualitas pengajaran. Fasilitas sekolah yang baik dan lengkap dapat membantu meningkatkan kualitas pengajaran dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Potensi siswa yang dapat berkembang dengan baik akan meningkatkan prestasi siswa. Siswa yang berprestasi akan mampu bersaing di era globalisasi untuk membangun bangsa menjadi lebih maju dan sejahtera.

(19)

4

yang tepat dan bervariasi disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru harus menguasai materi pembelajaran dengan baik agar siswa mudah memahami penjelasan yang disampaikan guru.

Keberhasilan proses belajaran mengajar dapat dipengaruhi oleh metode mengajar guru, peyampaian materi dan pengelolaan kelas. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula (Slameto, 2013: 65). Sebaiknya guru menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa agar materi yang diberikan dapat mudah dipahami. Penyampaian materi disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa, terutama berkaitan dengan metode, media, dan alat peraga konkret atau abstrak. Di samping itu guru juga memperhatikan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang baik bukan membuat siswa pasif dan merasa takut pada guru, tetapi membuat suasana kelas kondusif dan menyenangkan untuk belajar sehingga siswa dapat aktif dalam mengikuti pembelajaran. Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran IPS dapat diukur dari keberhasilan siswa yang dilihat dari tingkat penguasaan materi serta hasil belajar siswa. Semakin tinggi penguasaan materi serta hasil belajar, maka semakin tinggi pula keberhasilan pembelajaran.

(20)

5

pelajajaran IPS. Perbandingan rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan mata pelajaran lain dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Hasil Rata-rata Ujian Tengah Semester

Mata Pelajaran Nilai Rata-rata UTS

PPKn 84

Bahasa Indonesia 78

IPA 80

IPS 69

Matematika 75

Sumber: Hasil Rata-rata Ujian Tengah Semester Ganjil Kelas V SD N Balong tahun Ajaran 2015/2016.

Berdasarkan tabel di atas, rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS lebih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Sehingga hal ini mendorong peneliti untuk melakukan pengamatan secara langsung pembelajaran di kelas V SD N Balong.

(21)

6

Selama pengamatan guru lebih sering menggunakan buku paket sebagai sumber belajar untuk menyampaikan materi. Sedangkan di sekolah terdapat beberapa media dan alat peraga seperti peta, globe dan gambar-gambar pahlawan namun peta sudah sobek dan globe juga sudah tidak dapat diputar lagi karena rusak. Di dalam kelas hanya ada media gambar-gambar pahlawan sedangkan media peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam seperti gambar candi dan kaligrafi belum ada.

Pada saat pembelajaran IPS, guru belum dapat optimal menumbuhkan semangat belajar siswa karena belum adanya media peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam. Siswa belum pernah diajak guru mengunjungi museum untuk mengalami pengalaman belajar secara langsung Padahal kegiatan mengalami sangat penting untuk memudahkan siswa dalam proses menamai pengetahuan baru. Kegiatan demonstrasi untuk siswa jarang dilakukan karena pembelajaran yang bepusat pada guru. Pada akhir pembelajaran, guru sudah mengulangi materi dengan memberikan pertanyaan terkait materi yang telah dibaca. Namun guru tidak memberikan pujian atau tepuk tangan untuk siswa yang sudah menjawab pertayaan.

(22)

7

siswa laki-laki di belakang yang ramai pada saat pembelajaran langsung diingatkan oleh guru agar tidak mengganggu siswa yang lain.

Berdasarkan permasalahan di atas dibutuhkan suatu model pembelajaran yang sesuai untuk dapat menumbuhkan semangat belajar siswa demi meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS. Setelah dilakukan diskusi antara peneliti dan guru, dalam penelitian ini peneliti berkolaboasi dengan guru menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching di kelas V Sekolah Dasar Negeri Balong. Penelitian ini berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Quantum Teaching pada Siswa Kelas V SD Negeri Balong”.

Menurut Bobby The Potter (2014:127) kerangka TANDUR menjamin siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap mata pelajaran. Peneliti memilih model pembelajaran Quantum Teaching karena pembelajaran Quantum Teaching menggunakan tahap Tumbuhkan, Alami, Namai,

(23)

8

menerapkan pembelajaran yang aktif menggunakan metode permainan sehingga banyaknya materi yang dipelajari siswa tidak akan terasa membosankan. Oleh karena itu model pembelajaran Quantum Teaching sangat cocok diterapkan untuk anak kelas V karena sesuai dengan karakteristik siswa kelas V yaitu aktif, berada pada tahap operasional konkret, mempunyai rasa ingin tahu, dan keinginan belajar yang tinggi.

Pembelajaran Quantum Teaching mengubah metode pembelajaran lerning with effort menjadi learning with fun Miftahul A’la (2011:44). Pembelajaran yang menyenangkan akan menciptakan suasana belajar yang positif sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuannya dengan baik. Dalam Pembelajaran Quatum Teaching siswa diajak untuk mempelajari segala sesuatu dimulai dari lingkungan terdekat, dari apa mereka kenal. Kemudian guru mengajak siswa untuk memperluas pengetahuannya, sehingga siswa mudah mengerti dan memahami pengetahuan baru yang disampaikan guru.

Dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching, pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa karena siswa “mengalami” apa yang sedang dipelajari bukan sekedar melihat atau menghafal. Tahap-tahap Quantum Teaching yang digunakan pada penelitian adalah TANDUR

(24)

9

namai. Pada saat tahap demonstrasi siswa diberikan kesempatan untuk menunjukkan pengetahuan yang mereka pelajari. Tahap ulangi dilakukakan siswa saat siswa mengulangi pengetahuan baru yang telah diperoleh. Pada saat pembelajaran IPS siswa mengulangi materi dengan cara tanya jawab dengan guru. Tahap rayakan memberi penghormatan dan pujian atas ketekunan dan kesuksesan siswa selama pembelajaran. Guru selalu memberikan pujian dan reward berupa stiker bintang prestasi untuk siswa yang aktif mengikuti pembelajaran IPS sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna, aktif, dan menyenangkan. Oleh karena itu, pembelajaran dengan model Quantum Teaching dengan tahap TANDUR dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri Balong.

2. Guru menggunakan model belajar yang masih berpusat pada guru (teacher centered) pada mata pelajaran IPS.

3. Guru menggunakan buku paket mata pelajaran IPS sebagai bahan ajar. 4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran mata pelajaran IPS.

(25)

10

C. Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai, maka peneliti membatasi permasalahan pada masalah butir nomor dua yaitu guru masih menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) dan masalah pada nomor butir satu yaitu rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD N Balong.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah peneliti kemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana meningkatkan Hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD N Balong, Bantul, Yogyakarta dengan menerapkan Model Pembelajaran Quantum Teaching?”.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah peneliti kemukakan maka penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk meningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran Quatum Teaching tahap TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan) pada siswa kelas V SD N Balong, Bantul, Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis. a. Guru

(26)

11

2) Memberikan wawasan dalam pembelajaran yang dapat mengakomodasi kebutuhan dan karakteristik siswa

3) Melalui penerapan model pembelajaran Quantum Teaching guru dapat melakukan refleksi setelah kegiatan pembelajaran sehingga guru akan berusaha memperbaiki pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar.

4) Memberikan pengalaman pembelajaran IPS dengan menggunakan model Quantum Teaching sehingga guru dapat menyebarkan pengalamannya kepada teman-teman sejawat atau KKG

b. Siswa

1) Proses belajar mengajar menjadi menarik dan menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. 2) Memberikan kesempatan kepada siswa kelas V untuk berpartisipasi

(27)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Guru mengakhiri tindak mengajar dengan dengan proses evaluasi hasil belajar siswa sedangkan hasil belajar bagi siswa adalah puncak dari proses belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2014: 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya NanaSudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Nana Sudjana, 2014: 22). Menurut Bloom dalam Sardiman (2006: 23) mengemukakan kemampuan sebagai hasil belajar, terdiri dari 3 kemampuan yaitu sebagai berikut.

a. Kemampuan kognitif yaitu kemampuan dalam mengingat materi yang telah dipelajari dan kemampuan mengembangkan intelegensi. b. Kemampuan afektif, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan

sikap kejiwaan seperti kecenderungan akan minat dan motivasi. c. Kemampuan psikomotor, yaitu kemampuan yang berhubungan

dengan keterampilan dan fisik.

(28)

13

diperoleh siswa setelah ia menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti akan melakukan penilaian hasil belajar kognitif siswa untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan pengetahuan siswa.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar setiap siswa dalam satu kelas akan berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut pendapat Sugihartono dkk (2007: 76), terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang terdapat pada diri masing-masing individu meliputi faktor jasmaniah seperti kesehatan dan cacat tubuh dan faktor psikologis seperti intelegensi, minat, dan bakat. Faktor internal dapat diihat dari faktor jasmani dan psikologis.

Faktor jasmani seperti kesehatan dan keadaan cacat tubuh dapat mempengaruhi belajar. Siswa yang mengalami gangguan kesehatan dan cacat tubuh belajarnya akan terganggu oleh karena itu siswa hendaknya belajar menggunakan alat bantu agar dapat mengurangi pengaruh kecacatannya.

(29)

14

tingkat inteligensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan inteligensi hanyalah salah satunya. Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap belajar karena bila mata pelajaran tidak sesuai dengan minat maka siswa tidak tertarik untuk belajar dengan sebaik-baiknya. Apabila mata pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakat siswa maka hasil belajarnya lebih baik karena siswa akan senang dan giat dalam belajar

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri masing-masing seperti keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua dan latar belakang keluarga

(30)

15

Menurut Muhibbinsyah dalam Sugihartono dkk (2007 :77), membagi faktor belajar menjadi tiga macam yaitu :

1) Faktor internal yang meliputi kesehatan jasmani dan rohani siswa seperti kesehatan dan intelegensi,

2) Faktor eksternal yang meliputi kondisi lingkungan sekolah dan masyarakat,

3) Faktor pendekatan belajar yaitu faktor yang digunakan siswa untuk belajar seperti belajar secara berkelompok, pendekatan kontekstual, klasikal, ataupun pendekatan pembelajaran Quantum Teaching.

Berdasarkan paparan di atas , maka faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor dari diri sendiri (internal), faktor dari luar (eksternal), dan faktor pendekatan belajar yang digunakan guru atau siswa dalam belajar. Faktor internal pada diri siswa dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Sedangkan faktor eksternal paling penting yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah guru. Salah satu faktor pendekatan pembelajaran yang digunakan guru adalah model pembelajaran. Guru perlu menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching yang berpusat pada siswa untuk menciptakan suasana

(31)

16

B. Kajian Pembelajaran Quantum Teaching

1. Pengertian Pembelajaran Quantum Teaching

Bobbi DePotter (2014:34) menjelaskan bahwa Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Sedangkan Teaching artinya mengajar. Sehingga jika diartikan secara makna kata, Quantum Teaching artinya cara yang digunakan guru untuk mengajar dengan

memanfaatkan segala energi atau kemampuan yang ada pada diri siswa dan lingkungannya untuk diubah menjadi pengetahuan yang lebih bermakna bagi siswa dalam situasi belajar mengajar.

Menurut Syaiful Sagala (2006:108), Quantum Teaching adalah mengubah belajar meriah dengan segala nuansanya, juga menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan untuk memaksimalkan momen belajar. Menurut Zainal Arifin dan Adhi Setiawan (2012: 7) Quantum Teaching menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre learning) yang menempatkan siswa sebagai subjek yang

(32)

17

disertai dengan saling interaksi antara guru, siswa, dan lingkungan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Quantum Teaching menekankan kepada keaktifan siswa dalam interaksi belajar dan kemampuan guru dalam memaksimalkan momen belajar.

2. Tahap-tahap Pembelajaran Quantum Teaching

Menurut Bobbi DePotter (2014: 128-136) Pembelajaran Quantum dikenal dengan pendekatan TANDUR, yakni:

T : Tumbuhkan

Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya Bagiku” (AMBAK) dan manfaatkan kehidupan siswa, artinya seorang guru harus menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Minat ini bisa ditumbuhkan dengan menunjukkan apa manfaat pengetahuan baru yang akan mereka pelajari.

A : Alami

Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa. Dalam mengajar guru menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa. Pengalaman ini hendaknya yang berkaitan dengan lingkungan sekitar siswa.

N : Namai

(33)

18

D : Demonstrasikan

Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Hal ini bisa dilakukan guru dengan banyak menggunakan alat peraga sehingga siswa akan cepat memahami pelajaran

U : Ulangi

Tunjukkan kepada siswa cara-cara mengulang materi dan menegaskan “Aku tahu bahwa aku memang tahu”. Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali pengetahuan yang sudah dipelajari agar siswa tidak lupa dengan pengetahuan baru tersebut.

R : Rayakan

Bentuk reward harus senantiasa diberikan setiap siswa berhasil dalam pembelajaran. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang sudah belajar baik partisipasinya, kerelaannya dalam belajar pengetahuan baru.

(34)

19

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pegetahuan tentang materi tersebut dengan melakukan preentasi lalu mengulangi materi taersebut dengan melakukan tanya jawab agar tidak lupa. Reward berupa pujian secara verbal dan tepuk tangan selalu ditunjukkan selama proses pembelajan.

C. Kajian Pembelajaran IPS SD

1. Hakikat Pembelajaran IPS SD

Menurut Fakih Samlawi & Bunyamin Maftuh (1991: 1), Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial disusun melalui pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya. Sedangkan menurut Saidiharjo (Hidayati, 2002: 17), IPS merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah secara pedagogis/psikologis untuk pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendiddikan nasional yang berdasarkan Pancasila.

(35)

20

RI Nomor 22 Tahun 2006 disebutkan bahwa IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan humaniora. IPS melatih siswa memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial dilingkungannya, serta memiliki keterampilan untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah sosial tersebut.

Aspek “pendidikan” pada pembelajaran IPS lebih ditekankan dari

pada transfer konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep sehingga dapat mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. IPS juga membahas hubungan antara manusia dan lingkungannya.

(36)

21

pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, kosep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.

2. Tujuan Pembelajaran IPS SD

Tujuan Pembelajaran IPS secara umum dikemukakan oleh Fenton dalam Hidayati (2002: 21) yaitu untuk mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik. Hal ini ditegaskan lagi oleh Thamrin Talut dalam Hidayati (2002: 22) Siswa diharapkan dapat menjadi anggota yang produktif, berpartisipasi dalam masyarakat yang merdeka, mempunyai rasa tanggung jawab, tolong menolong dengan sesamanya dan dapat mengembangkan nilai-nilai dan ide-ide dari masyarakat.

Menurut Chapin dan Messick dalam Isjoni (2007: 39) tujuan khusus pengajaran IPS di sekolah dasar dapat dikelompokkan menjadi empat komponen yaitu:

1. Memberikan siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan masa akan datang.

2. Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan (skill) untuk mencari dan mengolah informasi.

3. Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat.

(37)

22

Sesuai Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar menyebutkan bahwa Pembelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memilki kemampuan untuk berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.

d. Memilki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

Dari pernyataan di atas maka tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dan dapat mengembangkan keterampilannya dalam berbagai segi kehidupan dimulai dari keterampilan akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya. Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran IPS yang sudah disebutkan di atas, maka guru perlu memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memilih dan menggunakan beberapa model dan metode yang tepat dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

(38)

23

konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan. Tujuan pembelajaran di atas dapat tercapai dengan menerapkan model Quantum Teaching dengan tahap TANDUR dalam pembelajaran karena Quantum Teaching dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat dengan mudah mempelajari konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.

3. Ruang Lingkup Mata pelajaran IPS SD/MI kelas V

Dalam permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi untuk satuan pendidikan dasar dan ruang lingkup pembelajaran IPS kelas V antara lain:

Tabel 2. Standar Kompetensi pembelajaran IPS kelas V

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan

suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia

1.1 Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia

1.2 Menceriterakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia

1.3 Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan

peta/atlas/globe dan media lainnya 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan

budaya di Indonesia

1.5 Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan

ekonomi di Indonesia

(39)

24

Kompetensi Dasar : 1.1 Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia Indikator :

1.1.1 Menyebutkan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan Islam yang pernah berdiri di Indonesia.

1.1.2 Menjelaskan peninggalan kerajaan-kerajaan sejarah Hindu-Buddha dan Islam.

1.1.3 Menjelaskan pentingnya peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam

1.1.4 Menghargai peninggalan sejarah Hindu-Buddha dan Islam D. Karakteristik Siswa Kelas V SD

1. Karakteristik Siswa Menurut Piaget

Piaget mengajarkan bahwa perkembangan kognitif adalah hasil gabungan dari kedewasaan otak dan sistem saraf, serta adaptasi pada lingkungan (Rita Eka,2008: 35). Piaget menggunakan lima istilah untuk menggambarkan dinamika perkembangan kognitif, yaitu:

a. Skema

Skema menunjukkan struktur mental, pola berpikir yang orang gunakan untuk mengatasi situasi tertentu di lingkungan.

b. Adaptasi

Adaptasi adalah proses menyesuaikan pemikiran dengan memasukkan informasi baru ke dalam pemikiran individu. Anak-anak menyesuaikan diri dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi.

c. Asimilasi

Asimilasi adalah proses memperoleh informasi baru dan memasukkannya ke dalam skema sekarang dalam respon terhadap stimulus lingkungan yang baru.

(40)

25

Akomodasi merupakan proses penyesuaian pada informasi baru dengan menciptakan skema yang baru ketika skema lama tidak berhasil. Ketika anak-anak memperoleh semakin banyak informasi maka mereka akan menyusun pemahamannya tentang dunia secara berbeda.

e. Equilibration

Equilibration yaitu kompensasi untuk gangguan eksternal. Perkembangan intelektual menjadi kemajuan yang terus-menerus bergerak dari satu ketidakseimbangan structural ke kesimbangan sktruktur baru yang lebih tinggi.

Piaget menguraikan empat tahapan perkembangan Kognitif: sensorimotor, Praoperasional, Operasional konkret, dan Operasional formal. Tahapan perkembangan kognitif menguraikan ciri khas perkembangan kognitif tiap tahap yang saling berkaitan dan berkesinambungan.

Tabel 3. Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget

Usia Tahap Perilaku

Lahir-18 bulan Sensorimotorik Belajar melalui perasaan

Belajar melalui reflex Memanipulasi bahan 1 bulan – 6 tahun Praoperasional Ide berdasarkan persepsinya

Hanya dapat memfokuskan

6 tahun – 12 tahun Operasional Konkret Ide berdasarkan pemikiran Membatasi pemikiran pada benda-benda dan kejadian yang akrab

12 tahun ke atas Operasional Formal Berpikir secara konseptual Berpikir secara hipotetis

(41)

26

Berdasarkan karakteristik perkembangan kognitif dari piaget, siswa kelas V SD termasuk dalam tahap operasional konkret. Oleh karena itu media yang digunakan untuk menjelaskan materi harus bersifat nyata. Siswa dapat menyentuh dan mengamati media secara langsung sehingga dapat memudahkan siwa dalam memahami materi. Media miniature candi prambanan dan candi Borobudur dapat diamati secara langsung oleh siswa sehingga siswa mengetahui contoh nyata peningalan sejarah kerjaan Hindu dan Budha.

2. Karakteristik Siswa Menurut J.S Bruner

Bruner memahami karakteristik perkembangan kognitif tidak didasarkan pada usia tertentu, namun berdasarkan pengamatannya terhadap perilaku anak (Slameto, 2013:11). Tahap perkembangan kognitif siswa kelas V menurut J.S Bruner berada pada tahap simbolik (>8 tahun). Pada tahap ini, tindakan tanpa pemikiran terlebih dahulu dan pemahaman perseptual sudah berkembang. Bahasa, logika, matematika memegang peranan penting. Tahap simbolik ini memberikan peluang anak untuk menyusun gagasannya secara padat, misalnya menggunakan gambar yang saling menghubungkan bentuk-bentuk rumus tertentu. Siswa dapat memahami sesuatu tanpa harus mengalaminya langsung. Namun dengan penjelasan yang cukup atau menyertakan simbol-simbol tertentu/ gambar siswa sudah mengerti.

(42)

27

mempelajari sesuatu harus disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa agar pembelajaran menjadi efektif. Guru diharapkan dapat memfasilitasi siswa dengan benda konkret agar siswa dapat mudah mengerti. Untuk pembelajaran di SD hendaknya membuat siswa aktif dan menggunakan alat peraga/media yang konkret.

Dilihat dari teori perkembangan kognitif Piaget, siswa kelas V SD berada pada tahap operasional konkret sehingga dalam belajar masih memerlukan benda konkret untuk memudahkan pemahaman. Sedangkan dalam teori Bruner siswa kelas V SD berada pada tahap simbolik sehingga memerlukan media/alat peraga dalam bentuk simbol/gambar agar siswa cepat memahami pelajaran.

Siswa kelas V SD termasuk siswa kelas tinggi yang mempunyai sifat aktif, rasa ingin tahu yang tinggi, dan suka belajar dalam kelompok. Dalam pembelajaran guru berusaha membangkitkan keinginan belajar siswa dengan menyajikan pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.

E. Pembelajaran IPS dengan menggunakan Quantum Teaching

Menurut Bobbi DePotter (2014: 128-136) Pembelajaran Quantum Teaching meliputi tahap-tahap tanamkan, alami, namai, demonstrasikan,

(43)

28

dengan menyenangkan dan menarik jika dilakukan dengan Quantum Teaching, hal ini karena siswa ikut aktif dalam pembelajaran.

Quantum Teaching menggunakan tahap pembelajaran Tumbuhkan

sehingga siswa mampu mempelajari materi yang telah dikaitkan terlebih dahulu dengan pengetahuan awal mereka. Guru menumbuhkan motivasi belajar siswa tentang peninggalan sejarah dengan mengunakan miniature candi. Tahap alami mengajak siswa belajar dengan pengalaman langsung sehingga dapat memudahkan untuk pemberian makna belajar pada tahap namai.

(44)

29

dengan karakteristik anak SD kelas V yang aktif dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi karena menggunakan tahap TANDUR.

F. Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kajian beberapa penelitian yang telah dilakukan para penulis sebelumnya yang terdiri dari:

1. Sumiyati (2012:85) melakukan penelitian bahwa hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Timbulharjo Sewon Bantul dapat meningkat melalui pembelajaran Quantum Teaching. Hal ini terbukti karena pada penelitian menunjukkan bahwa pada hasil belajar siswa dapat meningkat 63,33% pada siklus I dan 93,33% pada siklus II.

2. Chindra Triwulan (2012:113) melakukan penelitian hasil belajar IPS pada siswa kelas IV A SD Negeri Gentan dapat meningkat melalui model pembelajaran Quantum Teaching. Hasil penelitian menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching menunjukkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV A SD N Gentan hal ini ditunjukkan dengan siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 73,6 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,0.

G. Kerangka Berpikir

Salah satu tujuan pembelajaran IPS di SD yaitu siswa mengenal

(45)

30

menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat dengan mudah mempelajari konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan

Model pembelajaran QuantumTeaching menerapkan tahap pembelajaran Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan (TANDUR) yang menyenangkan dan aktif. Pada tahap Tumbuhkan guru akan merangsang rasa ingin tahu siswa sehingga siswa yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi akan terdorong untuk aktif dalam pembelajaran. Siswa mengalami dan mendemonstrasikan secara langsung pengalaman belajar sehingga kegiatan belajar menjadi lebih bermakna dan hal ini sesuai dengan karakteristik siswa kelas V SD yang berada pada fase operasional konkret dan aktif.

TANDUR dalam Quantum Teaching berusaha mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan dipelajari sehingga siswa dapat lebih memahami materi dengan baik. Tahap tumbuhkan menumbuhkan minat belajar siswa. Pada tahap Alami guru memberikan pengalaman belajar yang nyata kepada siswa dengan menggunakan metode penugasan, diskusi menyusun puzzle, tanya jawab, dan permainan. Pada tahap Namai siswa menamai, memaknai konsep materi yang dipelajari lalu mendemonstrasikan pengetahuan yang mereka peroleh. Tahap rayakan siswa bersama dengan guru merayakan keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaran Quantum Teaching dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan interaktif

(46)

31

sehingga sangat cocok dengan karakteristik siswa kelas V SD yaitu aktif, mempunyai rasa ingin tahu, dan ingin belajar yang tinggi. Apabila siswa lebih aktif dan mempunyai semangat belajar yang tinggi, maka siswa akan mampu memahami materi dengan baik sehingga hasil belajar juga akan meningkat. Dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching, proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan siswa semakin aktif mengikuti pembelajaran, sehingga akan meningkatkan hasil belajar IPS siswa.

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Kondisi Awal

Penerapan model pembelajaran Quantum

Teaching dalam proses pembelajaran IPS

Model Quantum Teaching menggunakan tahap TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonsrasikan, Ulangi, dan Rayakan)

Tindakan

Kondisi Akhir Hasil belajar ranah kognitif mata pelajaran IPS siswa meningkat

Pembelajaran bersifat teacher center. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran

(47)

32

H. Definisi Operasional Variabel

1. Hasil Belajar

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif setelah siswa menerima pengetahuan yang diberikan guru. Hasil belajar kognitif merupakan hasil belajar yang diperoleh siswa berkaitan dengan perubahan pengetahuan/kognitifnya. Hasil belajar kognitif diukur dengan menggunakan tes tertulis.

2. Mata Pelajaran IPS

IPS untuk SD kelas V merupakan perpaduan mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi yang dilebur menjadi satu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, kosep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejarah dengan materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia.

3. Model Pembelajaran Quantum Teaching

Quantum Teaching menggunakan tahap Tumbuhkan, Alami, Namai,

(48)

33

mendemonstrasikan pembelajaran, mengulangi/merefleksi pembelajaran, dan merayakan pembelajaran yang sudah dilakukan.

4. Siswa SD Kelas V

Siswa SD kelas V termasuk siswa kelas tinggi yang duduk di bangku kelas 4, 5 dan 6. Siswa SD kelas V rata-rata berusia 11 tahun. Berdasarkan teori Piaget dalam pembelajaran Siswa kelas V SD masih memerlukan gambar/simbol atau benda konkret dalam pembelajaran sehingga siswa dapat mudah memahami materi. Siswa kelas V SD mempunyai karakteristik aktif, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, dan suka belajar dalam kelompok.

I. Hipotesis Tindakan

(49)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam satu kelas (Zainal Aqib, 2007:17). Menurut Suyanto (Sujati, 2000:2) Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara professional. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam kelas secara bersama, dan tindakan tersebut dilakukan oleh guru kepada siswa (Suharsimi Arikunto dkk, 2010: 3).

Model penelitian kelas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif. Menurut Suharsimi Arikunto dkk (2010:17) dalam penelitian kolaboratif, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan pengamat berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti.

(50)

35

belajar siswa melalui model pembelajaran Quantum Teaching dalam pembelajaran IPS. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses penelitian yang di dalamnya terdapat kegiatan antara guru dan siswa tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar.

B. Setting Penelitian

1. Tempat dan waktu penelitian a. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas V SD Negeri Balong, Timbulharjo, Sewon, Bantul. Model Quantum Teaching menggunakan diskusi dalam pelaksanaannya sehingga tata ruang kelas dibuat mendukung pelaksanaan kerja kelompok. Tempat duduk siswa dibuat melingkar pek kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Sedangkan guru mengelilingi tempat duduk siswa untuk membimbing dan mengawasi siswa saat melakukan kegiatan diskusi kelompok. b. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus-September semester ganjil tahun 2015/2016, alasannya karena materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam terdapat dalam semester ganjil.

(51)

36

Tabel 3. Rencana Kegiatan Penelitian

Kegiatan

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini adalah siswa kelas V SD Negeri Balong tahun ajaran 2015/2016 yang berjumah 25 siswa. Peneliti mengambil kelas V SD Negeri Balong sebagai subjek penelitian karena hasil pengamatan peneliti bahwa hasil belajar siswa mata pelajaran IPS masih rendah. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD N Balong yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 10 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.

D. Desain Penelitian

(52)

37

tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sehingga dapat dilaksanakan secara optimal.

Desain penelitian model Kemmis dan Mc Taggart menggunakan siklus system spiral yang masing-masing siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observing), dan refleksi (reflecting) (Sujati, 2000: 23). Keempat kegiatan ini berlangsung berualang dalam bentuk siklus. Berikut ini adalah gambar siklus tindakan kelas model Lemmis dan Mc Taggart yang digunakan dalam penelitian ini (Sujati, 2000: 24).

Gambar 1. Desain Penelitian Menurut Kemmis dan Taggart Siklus I

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan dilakukan kolaborasi antara peneliti dan guru kelas untuk memperbaiki, meningkatkan proses dan hasil belajar. Pada

Keterangan: Siklus I

1 = Perencanaan

2 = Tindakan dan Pengamatan 3 = Refleksi

Siklus II

4 = Perencanaan

5 = Tindakan dan Pengamatan 6 = Refleksi

(53)

38

tahap perencanaan, peneliti dan guru mempersipakan perlengkapan untuk penelitian yaitu:

a.

Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Kompetensi Dasar Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia. b. Lembar pengamatan/observasi yang meliputi lembar observasi untuk

guru dan siswa.

c. Soal evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam belajar d. Menentukan media dan alat peragayang tepat dalam pembelajaran 2. Tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan dilakukan selama dua kali pertemuan pada masing-masing siklus. Pada tahap tindakan, guru yang mengajar pembelajaran IPS dengan menggunakan model Quantum Teaching. Alokasi waktu yang digunakan pada setiap pertemuan yaitu 2x35 menit. Materi yang digunakan yaitu peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. Kegitan pelaksanaan dilakukan berdasarkan model Quantum Teaching dengan tahap-tahap Tumbuhkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan (TANDUR) sebagai berikut:

(54)

39

b. Guru pada tahap Alami membimbing siswa untuk melakukan kegiatan diskusi, memberikan penugsan kepada siswa, melakukan tanya jawab, dan menggunakan metode permainan stik berjalan untuk mempelajari materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam kemudian menuliskan siswa kembali dalam peta konsep untuk memberikan pengalaman nyata kepada siswa.

c. Siswa dapat (Namai) yaitu menginvestigasi, membedakan, dan mengkonsep materi yang diperoleh melalui kegiatan Alami yang telah dilakukan

d. Siswa (Demonstrasikan) yaitu dapat mendemonstrasikan atau mempresentasikan hasil diskusi di depan kelompok lain untuk menunjukkan pengetahuan baru yang siswa peroleh.

e. (Ulangi) yaitu siswa bersama guru menyimpulkan dan mengulang kembali materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam yang telah dipelajari secara ringkas.

f. Guru (Rayakan ) memberikan reward kepada kelompok dan siswa yang memperoleh nilai terbaik berupa stiker prestasi.

3. Observasi

(55)

40

mengobservasi kinerja guru serta partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan panduan lembar observasi yang telah disusun.

4. Refleksi

Refleksi ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan dengan cara penelitian terhadap proses yang terjadi, dan untuk mengetahui masalah yang muncul. Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat guru melakukan proses pembelajaran dengan tahap TANDUR pada siklus I. Peneliti dan guru melakukan refleksi kendala-kendala yang terjadi pada saat siklus I kemudian mengidentifkasi masalah tersebut sehingga menjadi hasil refleksi yang dijadikan acuan untuk memperbaiki siklus berikutnya.

Siklus II

a. Rancangan Siklus II

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus I. Rancangan siklus II mengacu pada hasil refleksi siklus I. Tahapan yang dilakukan pada tahap siklus II sama dengan siklus sebelumnya. Guru menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching sesuai dengan RPP dengan tahap Tumbuhkan,

(56)

41

mengalami pengalaman belajar langsung dengan berdiskusi dengan kelompok menentukan gambar yang tepat yang sesuai dengan materi peninggalan sejarah Hindu, Bidha, dan Islam. Kemudian siswa melakukan tahap namai yaitu mulai , memaknai, mengidentifikasi dan mengkonsep gambar yang sesuai dengan materi peninggalan sejarah Hindu, Budha dan Islam lalu mendemonstrasikan pengetahuan baru tentang materi tersebut di depan teman kelompoknya. Pada tahap Ulangi siswa dan guru mengulangi materi peninggalan sejarah Kerajaan Hindu, Budha dan Islam bersama-sama dengan melakukan tanya jawab. Siswa yang selalu aktif mengikuti proses pembelajaran mendapatkan reword bintang prestasi untuk merayakan keberhasilan belajar.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam pengambilan data ini peneliti harus benar-benar teliti agar tidak terjadi kesalahan pada hasil penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Dibawah ini akan di jabarkan dari ketiga teknik tersebut, yaitu.

1. Observasi

(57)

42

penelitian ini bersifat langsung dan sistematis karena dilakukan dengan menggunakan pedoman instrumen pengamatan. Observasi ini dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran model Quantum Teaching dan aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching pada mata pelajaran IPS. Peneliti dibantu oleh dua orang observer yaitu Rafika Dewi dan Anjar Kumaya untuk mengamati aktifitas siswa dan guru. Pada penelitian ini masing-masing observer mengamati maksimal sembilan siswa dan mengamati aktifitas guru. Cara mengamati yaitu observer memberikan penilaian terhadap aktivitas-aktivitas yang siswa dan guru lakukakan selama berlangsung pada lembar observasi.

2. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar ranah kognitif dalam penelitian ini adalah Tes tertulis yang dilakukan untuk mengetahui nilai siswa dalam bentuk soal evaluasi pilihan ganda. Soal tes pilihan ganda berjumlah 20 butir. Tes tertulis ini untuk mengukur prestasi belajar IPS siswa kelas V.

3. Dokumentasi

(58)

43

yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui data-data tertulis siswa yang akan diteliti sebagai bukti penelitian meliputi, daftar nilai hasil belajar siklus I dan II, dan foto-foto saat pembelajaran berlangsung.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar penelitian menjadi sistematis dan mudah dianalisis (Suharsimi Arikunto, 2015:101). Instrumen harus disesuaikan dengan metode yang dipilih dalam pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah disusun dikonsultasikan kepada expert judgement dosen pembimbing yaitu Hidayati, M.Hum sebagai dosen Pendidikan IPS. Adapun instrument dalam penelitian ini adalah:

1. Bentuk Instrumen

a. Lembar Observasi

(59)

langkah-44

langkah pembelajaran Quantum Teaching yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan.

Lembar observasi memuat butir-butir pertanyaan berdasarkan variabel yang disusun dalam kisi-kisi instrument, kemudian kisi-kisi tersebut dijabarkan ke dalam aspek-aspek pengamatan. Dalam penelitian ini indikator yang diobservasi yaitu aktivitas guru dalam penerapan model Quantum Teaching dan aktivitas siswa saat pembelajaran IPS dengan Quantum Teaching.

Peneliti dibantu mengisi lembar observasi siswa dan lembar observasi guru. Untuk mengamati aktifitas siswa, peneliti dibantu oleh dua orang observer yaitu Rafika Dewi dan Anjar Kumaya. Pada penelitian ini masing-masing observer mengamati maksimal sepuluh siswa. Cara mengamati yaitu observer memberikan penilaian terhadap aktivitas-aktivitas yang siswa lakukakan selama berlangsung pada lembar observasi. Setelah data diperoleh kemudian data tersebut diolah sehingga mendapatkan hasil aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching.

(60)

45

1= sangat tidak baik 2= kurang baik,3= cukup baik 4= sangat baik Selanjutnya kisi-kisi lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Observasi Guru dalam pembelajaran IPS materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam dengan menggunakan model Quantum Teaching

4. Perasaan tenang dan nyaman

1,2,3,4 4

2 Alami

1. Memberikan pengalaman nyata

2. Mengaktifkan pengetahuan yang telah dimiliki

5,6,7 3

3 Namai

1. Mengkonsep, membedakan, menginvestigasi

8,9,10,11,1 2,13,14

7

4 Demonstrasikan

1. Presentasi hasil diskusi 2. Penempelan hasil diskusi

15,16 2

5 Ulangi

1. Mengulang kesimpulan materi

17 1

6 Rayakan

1. Reward bintang prestasi 2. Tepuk tangan

18,19,20 3

7 Guru membimbing proses jalannya kegiatan dengan Quantum Teaching

21 1

8 Guru menguasai materi pelajaran yang diajakan dengan baik 22 1 9 Guru menggunakan buku paket atau buku penunjang 23 1 10 Guru mengelola kegiatan belajar dengan TANDUR yang

mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran

24 1

(61)

46

Tabel 6. Kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Quantum Teaching

No Indikator Nomor Jumlah

Butir 1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran 1 1

2 Tanggung jawab siswa mengerjakan tugaas 2 1

3 Kemampuan siswa dalam menjelaskan materi 3 1

4 Semangat siswa mengikuti pelajaran 4 1

5 Sikap siswa saat mengikuti pelajaran 5 1

b. Soal Tes Hasil Belajar

Soal tes tercantum di dalam RPP, tujuan dari tes evaluasi ini untuk mengukur ketercapaian indikator dan mengetahui hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Sol tes berbentuk pilihan ganda berjumlah 20 butir. Tes evaluasi ini dilakukan pada siklus I dan siklus II karena untuk membandingkan adanya peningkatan nilai.

Tabel 7. Kisi-kisi Soal Tes Siklus I dan II

Kompetensi Dasar Indikator Pilihan Ganda

Jumlah butir

Nomor

1.1 Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia

Siklus I dan II

1.1.1 Menyebutkan peninggalan- peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia

1.1.2 Menjelaskan peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia

(62)

47

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2008:224) analisis data adalah proses menyusun secara sistematis data yang diperoleh kemudian menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, dan membuat kesimpulan. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis data secara deskriptif, artinya mendeskripsikan data-data yang terkumpul. Analisis data deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis peningkatan proses belajar aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching. Analisis data deskriptif kuantitatif dengan rata-rata digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa dari setiap tindakan yang dilakukan guru (Wina Sanjaya: 2013:106)

Hasil tes siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan cara menghitung nilai rata-ratanya pada akhir setiap siklus penelitian Untuk dapat menghitung nilai rata-rata hasil belajar aspek kognitig penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada siswa kelas V SD N Balong maka peneliti menghitung data dengan menggunakan rumus, sebagai berikut (Zainal Aqib, dkk, 2009: 40-41):

Cara mencari rata-rata (mean) menggunakan rumus,

Keterangan:

(63)

48

Sedangkan untuk menghitung persentase keberhasilan

pembelajaran menggunakan rumus,

Keterangan:

P = Angka persentase

F = Jumlah siswa yang mencapai nilai ≥ KKM N = Banyaknya individu dalam subjek penelitian

Teknik analisis data yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap

pertama mereduksi data atau menyeleksi data sesuai degan focus masalah,

tahap kedua mendeskripsikan data sehingga data yang dikumpulkan menjadi

lebih bermakna, tahap ketiga yaitu membuat kesimpulan berdasarkan

deskripsi data (Wina Sanjaya, 2013: 106-107).

Berdasarkan langkah-langkah analisis data yang dipaparkan, peneliti

dapat mendeskripsikan data yang diperoleh melalui instrument tes hasil

belajar siswa aspek kognitif serta instrument aktivitas siswa dan guru. Berikut

langkah-langkah analisis data pada penelitian ini.

1. Langkah-langkah analisis data hasil belajar kognitif siswa:

a. Menentukan nilai siswa dengan cara menghitung butir jawaban soal yang benar. Nilai maksimal yang di dapat siswa yaitu 100. b. Menentukan nilai rata-rata kelas dengan menjumlahkan nilai

seluruh siswa kemudian dibagi dengan jumlah siswa.

c. Mengelompokkan hasil belajar siswa berdasarkan persentase ketuntasan belajar

d. Mendeskripsikan data dalam bentuk tabel dan diagram

(64)

49

e. Membuat kesimpulan sementara

2. Analisis data pengamatan aktivitas guru dan siswa

Data observasi yang telah diperoleh berupa observasi terhadap

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, data ini di analisis secara

deskriptif kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dengan pemberian skor

1- 4 dalam setiap indikatornya dengan cara mencari rata-rata dari

keseluruhan data observasi. Hal ini dilakukan agar data-data tersebut

mudah dipahami dan dapat diinformasikan dengan jelas serta tepat.

Pada penelitian ini untuk mengetahui akifitas guru dan siswa

dalam kegiatan pembelajaran maka peneliti menilai menggunakan

lembar observasi guru dan siswa dengan penilaian ratingscale dengan

skor 1-4 untuk setiap indikatornya. Menurut Sugiyono (2008: 99)

untuk menganalisis data kualitatif dengan sistem penilaian ratingscale

dapat dengan cara, sebagai berikut:

Perhitungan analisis aktivitas guru dalam penelitian ini adalah

4×1×1= 4 dan untuk menentukan intervalnya 4:4= 1, dimana ≤1 tidak

baik, 2 kurang baik, 3 cukup baik, dan 4 sangat baik. Sedangkan

perhitungan analisis aktivitas siswa adalah 4×1×25= 100 dan untuk

menentukan intervalnya 100:4= 25, dimana ≤25 tidak baik, 26-50

kurang baik, 51-75 cukup baik, 76-100 sangat baik

(65)

50

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dalam bentuk naratif dan

membuat kesimpulan sementara terkait keterlaksanaan aktifitas guru

dan siswa selama mengikuti pembelajaran Quantum Teaching.

G. Kriteria Keberhasilan

Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan, keberhasilan penelitan

yindakan ditandai dengan adanya perubahan menuju arah perbaikan. Indikator

keberhasilan mengarah pada aspek kognitif siswa dalam menguasai mata

pelajaran IPS materi peninggalan sejarah kerajaan Hndu, Budha, dan Islam di

Indonesia yang telah dipelajari pada proses pembelajaran. Keberhasilan

diperoleh jika minimal nilai yang diperoleh siswa adalah 75 dan minimal 80%

(66)

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri Balong, Di desa Balong, kelurahan Timbulharjo, kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Sekolah ini berada di belakang pasar seni Gabusan sehingga tidak sulit untuk ditemukan. SD N Balong memiliki fasilitas ruang yang terdiri 6 ruang kelas untuk kelas I sampai kelas VI, 1 ruang kantor guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang komputer, 1 tempat ibadah yaitu masjid, 1 gudang sebagai tempat penyimpanan alat- alat olahraga, 1 kantin sekolah dan 4 kamar mandi.

Guru dan karyawan SD N Balong secara keseluruhan berjumlah 15 orang, yaitu Kepala Sekolah, 7 guru kelas, 1 guru keagamaan, 1 guru olahraga, 1 guru batik, 1 karyawan TU, 1 guru computer , 1 guru bahasa inggris, 1 guru bahasa jawa, 1 guru TPA dan 1 penjaga sekolah yang merangkap sebagai tukang kebun. Dilihat dari jenjang pendidikannya ada 10 guru dari jenjang S1 dan 5 guru dari jenjang D3.

(67)

52

B. Deskripsi Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah anak-anak kelas V SD N Balong Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 10 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Pada saat pelaksanaan tindakan siklus 1 siswa yang mengikuti proses kegiatan pembelajaran berjumlah 23 siswa karena ada 2 siswa yang sedang sakit. Sedangkan pada siklus II siswa yang mengikuti proses kegiatan pembelajaran berjumlah 24 siswa karena masih ada 1 siswa yang sedang sakit.

C. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V

1. Deskripsi Kondisi Awal Siswa Sebelum Tindakan

(68)

53

yang digunakan dalam proses pembelajaran cenderung menggunakan metode ceramah karena dengan menggunakan metode ini dianggap siswa akan lebih mudah menerima materi. Dari observasi awal yang dilakukan peneliti dapat diketahui bahwa nilai rata-rata belajar IPS siswa kelas V SD N Balong pada UTS Semester 1 adalah 69.

Pada tahap awal penelitian, dilaksanakan tes pra tindakan untuk memperoleh data awal nilai ketuntasan siswa pada mata pelajaran IPS materi peninggalan sejarah yang berskala Nasional dari masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. Soal tes pra tindakan yang diberikan pada siswa berjumlah 10 soal pilihan ganda. Data awal diperoleh dari tes pra tindakan yang dilaksanakan pada Selasa, 8 September 2015. Siswa kelas V SD N Balong berjumlah 25 tetapi ada 2 siswa yang tidak berangkat karena sakit, jadi siswa yang mengikuti tes pra tindakan berjumah 23. Tabel 8. Hasil Belajar Siswa pada Awal Pratindakan

Jumlah Siswa

Ketuntasan Persentase Rata-rata Nilai Siswa

T BT T BT

23 0 23 0% 100% 46,5

(69)

54

2. Deskripsi Penelitian Hasil Belajar IPS pada Tindakan Siklus I

Penelitian pada siklus I ini dimulai pada tanggal 10 September dan 11 September 2015. Siklus I ini dilaksanakan dengan dua kali pertemuan. Standar Kompetensi yang digunakan dalam siklus I adalah “Menghargai

berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia”. Kompetensi Dasar dalam penelitian ini adalah “Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang

berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia”. Pokok bahasan pertemuan pertama tentang kerajaan- Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia sedangkan pada pertemuan kedua peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. Berikut penjelasan dari pelaksanaan tindakan siklus I:

a. Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan dalam siklus ini mencakup beberapa kegiatan sebagai berikut:

Gambar

Tabel 1. Hasil Rata-rata  Ujian Tengah Semester
Tabel 3. Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget
Tabel 3. Rencana Kegiatan Penelitian
Gambar 1. Desain Penelitian Menurut Kemmis dan Taggart
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Consumer has found a reasonably satisfactory brand (minimum level) and will stick with it. brand (minimum level) and will stick

Selain itu, UMM memiliki laboratorium PLTMH di kampus yang dimanfaatkan oleh mahasiswa dan masyarakat umum untuk belajar mengembangkan energi alternatif.. “Saya berharap sumber air

Based on Diagram 3, plan a laboratory experiment to compare the effectiveness of cleaning agent X and cleaning agent Y in hard water. You are required to give a name of cleaning agent

Analysis of data in the Unified Database for Social Protection Programs according to the sex of the head of the household and where possible, other members of

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat suatu website yang diberi nama Website Company Profile PT Adimitra Wilangtama Menggunakan Macromedia Dreamweaver dan Flash MX,

[r]

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 001/Jurug/APBDP/BM_DPU/IX/2017 tanggal 29 September 2017 , Berita Acara Penjelasan Dokumen

Bogarasa Aditama (Le Gourmet) perlu menerapkan e-marketing sehingga dapat lebih memperluas pangsa pasarnya, memberikan informasi yang lebih baik pada pelanggan, mempermudah