• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING. Seminar Nasional Teknologi Manufaktur 2014 (STEMAN 2014) Tema: Teknologi Manufaktur Sebagai Pendorong Produk Industri Nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING. Seminar Nasional Teknologi Manufaktur 2014 (STEMAN 2014) Tema: Teknologi Manufaktur Sebagai Pendorong Produk Industri Nasional"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

STEMAN 2014 ISBN: 978-979-17047-5-5

PROSIDING

Seminar Nasional Teknologi Manufaktur 2014

(STEMAN 2014)

Tema:

Teknologi Manufaktur Sebagai Pendorong Produk

Industri Nasional

Bandung, 19-20 Agustus 2014 RINEKAMAYA

Politeknik Manufaktur Negeri Bandung Jl. Kanayakan No. 21 Oago

Bandung - 40135

Penyelenggara:

~ -,

::.

c:

~;:

J

patman

-

P<rt~inExailfYre

POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BAN DUNG

Jln. Kanayakan 21, Dago-Bandung 40135

Homepage· http://www.polman-bandung.ac.id

Telepon :(022) 250 0241, Fax: (022) 2502649 E-mail: steman@polman-bandung.ac.id

(2)

STEMAN 2014 . ISBN: 978-979-17047-5-5

Seminar Nasional Teknologi Manufaktur 2014 (STEMAN 2014)

Tema:

Teknologi Manufaktur Sebagai Pendorong Produk Industri Nasional Bandung, 19-20 Agustus 2014,

Politeknik Manufaktur Negeri Bandung

RINEKAMAYA Editor: Siti Aminah, S.T., M.T. Nuryanti, S.T., M.Sc. Dewi Idamayanti, S.Sc., M.T. Desain Sampul:

Pramudiya Tri Hartadi

Hak Cipta (C)pad aPenulis.

HakPublikasi pada Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (pOLMAN Bandung). Artikel pada prosiding ini dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial, dengan syarat tidak menghapus atau mengubah atribut penulis.

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari Penerbit dan Penulis. Pemegang Hak Publikasi prosiding ini tidak bertanggung jawab atas tulisan dan opini yang dinyatakan oleh penulis dalam prosiding ini.

(3)

STEMAN 2014 ISBN 978-979-17047-5-5

KATA PENGANT AR

Prosiding ini berisi makalah-makalah yang dipresentasikan pad a STEMAN2014, yaitu

seminar dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-37 Politeknik Manufaktur

Negeri Bandung (pOLMAN Bandung) dalam bidang Rekayasa dan Teknologi

Manufaktur di Indonesia. STEMAN2014 memilih tema Teknologi Manufaktur Sebagai

Produk Industri Nasional.

Tujuan utama dari seminar ini adalah:

1. Meningkatkan kontribusi akademisi dan profesional dalam pengembangan

rekayasa dan teknologi manufaktur.

2. Sebagai media diskusi dan pertukaran informasi dalam kegiatan penelitian

dan pengembangan di bidang rekayasa dan teknologi manufaktur.

3. Membangun komunikasi dan jaringan antara perguruan tinggi, industri,

lembaga penelitian dan pihak lainnya yang terkait.

Topik-topik yang dibahas di dalam seminar dan prosiding ini meliputi:

1. Rekayasa dan Teknologi Manufaktur untuk Pertanian, Pertambangan,

Otomotif, Elektronika, Lingkungan, Mitigasi Bencana, Energi Alternatif dan

Terbarukan, Industri Kecil, dll.

2. Perancangan dan Pengembangan Produk Manufaktur

3. Teknologi Material & Metalurgi 4. Proses dan Teknologi Manufaktur

5. Mesin dan Peralatan Industri Manufaktur 6. Sistem Manufaktur

7. Sistem Kendali dan Mekatronika Industri Manufaktur

8. Sosio-Manufaktur

9. Topik-topik lainnya yang terkait dengan rekayasa dan teknologi manufaktur

Seminar ini merupakan sarana diskusi ilmiah, komunikasi dan pertukaran informasi

bagi para akademisi, peneliti, praktisi industri, pemerintah dan stakeholder lainnya

dalam pengembangan rekayasa dan teknologi manufaktur. Panitia STEMAN 2014

menerima Extended Abstract sebanyak 75 hasil penelitian dari mahasiswa dan

dosen Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, Universitas Gajah Mada, Universitas

Jenderal Achmad Yani, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, Universitas Syiah

Kuala Aceh, Universitas Trunojoyo Madura, Politeknik Merlimau dan Kolej Komuniti

Jasin, Malaysia, dan UPT. Balai Pengolahan Mineral Lampung-LiPI. Setelah melalui

seleksi dan evaluasi oleh tim reviewer dan dewan editor, panitia memutuskan

sebanyak 70 makalah dapat diterima untuk dipresentasikan dalam STEMAN2014.

Hasil dari seminar nasional ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran

untuk mendukung terbentuknya industri manufaktur nasional yang unggul dan

(4)

STEMAN 2014

SUSUNAN PANITIA STEMAN 2014

Komite Program :

Ketua Anggota

Direktur POLMAN Para Wadir POLMAN

Tim Pengarah :

Prof. Dr. Ir. Isa Setiasyah Toha, M.Sc. (Direktur POLMAN Bandung) Prof. Dr. Ir. Yatna Yuwana M. (Dekan FTMD - ITB)

Prof. Dr. Ir. Tresna Priyana Soemardi, SE., M.S. (Universitas Indonesia)

Dr. Zainal Arief, S.T., M.T. (Direktur PENS Surabaya)

Tim Penelaah :

Prof. Dr. Ir. Isa Setiasyah Toha, M.Sc. (pOLMAN Bandung/ITB)

Prof. Dr. Ir. Yatna Yuwana M. (FTMD ITB)

Engr. Dr. Md Saidin Wahab (UTHM - Malaysia)

Ir. Dadet Pramadihanto, M.Eng., Ph.D. (PENS- Surabaya) Dr. Ismet P. Ilyas, BSMET, M.Eng.Sc. (pOLMAN Bandung) Dr. Carolus Bintoro, MT. (Politeknik Negeri Bandung)

Dr. Ing. Yuliadi Erdani, M.Sc. (pOLMAN Bandung)

Dr. Beny Bandanadjaya, ST., MT. (pOLMAN Bandung)

Dr. Noval Lilansa, MT. (pOLMAN Bandung) Dr. Amang Sudarsono (PENS- Surabaya) Dr. Ali Ridho (pENS - Surabaya)

Dr. Dipl. Ing. Ahmad Taqwa, MT. (POLSRI-Palembang)

Pelaksana:

Ketua Anggota

Emma Dwi Ariyani, S.Psi., M.Si. Adies Rahman Hakim, ST., MT.

Agus Surjana Saefudin, ST., MT.

Dewi Idamayanti, ST., MT.

Nuryanti, S.T, M.Sc.

Reza Yadi Hidayat,

51

.,

MT.

Roni Kusnowo, ST., MT.

Supriyadi Sadikin, S.IP., M.Si. Siti Aminah, ST., MT.

Wiwik Purwadi, ST., MT. Yoyok Setiyo Pamuji, ST.

Kiki Sri Nur Endah, ST.

Ratih Suhartini, S.Pd.

Yati Yulia, S.AP

Elis Siti Munawaroh, S.AP Idan Sukmara

Pramudiya Tri Hartadi Engkos Koswara

Alamat Sekretariat :

Politeknik Manufaktur Negeri Bandung Sdri. Ratih Suhartini

JI. Kanayakan No.21 DagoBandung -40135

Tel. 022 - 2500241 ; Fax. 022-250 2649

Email: steman@polman-bandung.ac.id Homepage: steman.polman-bandung.ac. id

11

(5)

STEMAN 2014 ISBN 978-979-17047-5-5

DAFTAR ISI

Kata Pengantar . Susunan Panitia ii Daftar Isi... . .. ... . ... . . ... . . ... ... . . . ... ... . . . ... .. ... .. ... .. . . .. iv Keynote Speaker Universitas Indonesia

Prof. Dr. Ir. Tresna Priyana Soemardi, SE.,M.S.

Dirjen Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Ir. Agus Tjahajana, SE.,M.Sc.

Chief Operation Officer PT Astra Otoparts-Winteq Direktur - PT Federal Izumi Mfg.

Reiza Treistanto

Abstrak Makalah Peserta

BIDANG KAJIAN : REKAYASA DAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR UNTUK PERTANIAN,

PERTAMBANGAN, OTOMOTIF, ELEKTRONIKA, DLL

Aplikasi Metode Perancangan Pahl-Beitz pada Perancangan Lini Produksi

1man Apriana . .......... . .. ... .... ... . .... ... . ... ... ... . ... . . 2 Design for Sustainability (DFS) and Design for Environment (DfE) Practices in

Automotive industry

SKH Muhammad Bin SKH Abd Rahim. 8

Pembuatan dan Pengujian Model Pahat Insert dari Baja 34CrNiMo6 Melalui Proses Pack Carburizing

Umen Rumendi. 15

Pengaruh Temperatur dan Dwell Time Degassing terhadap Porositas Gas pada Aluminium JIS AC4C dengan Metode Gravity Casting

Balqis Mentari Efendi. 21

The Optimization Of Power Conversion From Wind Energy

Norhana Binti Safee. 27

Modifikasi Vessel Nissan CWB45-ALDN45 untuk Peningkatan Kapasitas Angkut Unit Truck

Herman Bud; Harja. 32

(6)

STEMAN 2014 ISBN 978-979-17047 -5-5

Kajian Pengaruh Jenis Pasir, Temperatur Tuang, dan Jumlah Deoksidasi Alumunium terhadap Porositas Gas dalam Proses Gravity Sand Casting pada Nozzle Cup Material 13

Ade Rachman -....... 38

Pengembangat: Sistem Pengendali Suhu pada Heater Reaktor Auger untuk Proses Pirolisis Cepat Cangkang Sawit

/zarul Machdar 48

Perencanaan strategis persediaan peralatan kebencanaan berdasarkan siklus kebencanaan

Muhammad Dirhamsyah -..... 54

Perancangan Ulang Tool Holder Untuk Alur Dovetail Pada Ragum Polman 125 Menggunakan Metode DFMA

Somantri........................................................................ 57

Perbaikan Rancang-Bangun Kopling-Dog Pengendali Roda Traktor- Tangan Polman Bandung

Haris Sayoko, /sa Setiasyah Toha r:':': 63

Perancangan Coren-Baja Menggunakan Bantuan Perangkat Lunak Simulasi Coran Solidcast 8.2.5 Studi Kasus pada Produk Link Track

8eny 8andanadjaja . . . . ... ....... .. . ... 71

BIDANG KAJIAN : PERAN(ANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR

Implementasi Surfaces 3D Scanner Menggunakan Metode Triangulation dan Tesselation untuk Reverse Engineering Obyek Sederhana

Bolo Dwiartomo. 78

Analisis Simulasi Reinforced Thermoplastic Pipe Dengan Metoda Elemen Hingga Melalui Pendekatan Pipa Multilayer Menggunakan Perangkat Lunak Rekayasa

Asep Indra Komara. . . ... ... . . ... . . . .. . . . ............ ... ... ....... .. ... .. 86

Optimasi Bentuk Pisau Penghancur Limbah Tempurung Kelapa Berbentuk Piringan Bertakik untuk Mendapatkan Berat Optimum

Aji Gumilar 92

Perancangan dan Pembuatan Prototipe Mesin Pengolah Air Bersih Sistem Mobile untuk Keadaan Darurat Air

Yuliar Yasin Erlangga....................................................... .. ..... 98

(7)

STEMAN 2014 ISBN 978-979-17047-5-5

Perancangan Konstruksi Portable Bridge dan Alat Bantunya untuk Mobil Perkebunan (Wintor) dengan Mekanisme Lipat

Adies Rahman Hakim........... 105

BIDANG KAJIAN : TEKNOLOGI MATERIAL METALURGI

Perbaikan Ketangguhan Meterial Baja Cor Paduan NI-CR-MO Melalui Proses Tempering Ganda

Beny Bandanadjaja. 112

Simulasi Proses Perlakuan Panas Permukaan untuk Mendapatkan Waktu Pemanasan yang Sesuai

Oyok Yudianto. 116

Pengaruh Laju Pendinginan dan Bahan Paduan terhadap Pembentukan Karbida M3Cdan Ketahanan Aus Besi Cor EN-JN2019

Kus Hanaldi. 121

Kajian Faktor-Faktor yang Memberi Kesan Proses EDM terhadap AISI H13

Mohamad Shahril Bin Ibrahim................. 126

A Study On Types Pineapple Leaf Fibers (PALF) Reinforced Po/ylactide (PLA)

Nurul Hayati Binti Jamil.. 131

Analisis Struktur Mikro dan Kekerasan Permukaan Baja ST 37 Carburized melalui Proses Dekarburasi Oleh Air

Muhammad Hilmi Wahhab.................................. 137

Riserless Casttng of FCD 500 in Green Sand Mold

Wiwik Purwadi............... 145

Analisis Kakisan Air pad a Logam dalam Sistem Aliran Dandang

Noor Azlan Bin Ngasman 152

Kajian Prestasi Mata Alat Karbida Bersalut Semasa Melarik Keluli AISI H13 Menggunakan Bendalir Pemotong

Azlan Shah Bin Kamaruddin 158

Analisa Uji Keausan Material ST 37 Hasil Carburizing dan Hardening dengan Menggunakan Mesin Uji Keausan Horizontal

Tri Sugeri Gumilar Permana............................... 163

Analisa Perbandingan Kekerasan, Distribusi Kekerasan dan Struktur Mikro Material ST 37 pada Proses Karburasi dengan Metoda Single Quenching dan Direct Quenching

Gerri Rinaldi................................................... 169

(8)

STEMAN 2014 ISBN 978-979-17047-5-5

Kajian Pengaruh Aditif terhadap Pembentukan Nano Deposite Nikel pada Elektroplating Baja Karbon Rendah

Dewi Idamayanti 177

Optimalisasi Desain dan Simulasi pada Coran Blade Turgo- Turbine

Roni Kusnowo.................................. 182

BIDANG KAJIAN : PROSESDAN TEKNOLOGI MANUF AKTUR

Optirnalisasi Proses Pemesinan CNC Milling 3 Axis dengan Menggunakan Metode Taguchi

Benny Haddli lrawan..................... 189

Pengaplikasian CAIP (Computer Aided Inspection Planning) pada Operasi OMM (On

Machine Measurement) dengan Alat Ukur Probe: Sistem Global CAIP

Yogi Muldani Hendrawan.. 195

Pengaplikasian CAIP (Computer Aided Inspection Planning) pada Operasi OMM (On

Machine Measurement) dengan Alat Ukur Probe: Rekonstruksi Feature dengan Metode

Perbandingan Antara Permukaan '

Yogi Muldani Hendrawan.. 202

Pengaruh Minyak Kelapa sebagai Dielektrik Alternatif terhadap Kinerja Edm Diesinking

pada Benda Kerja AISI P21

Tjun Mahsunadi.. 208

3 Axis CNC Milling Tool Path Strategy for Machining Spherical Surface

Liyana Bintt Norizan :......................................... 216

Pengukuran kesesuaian prod uk terhadap spesifikasi untuk diameter dan posisi lubang

pada bidang datar yang berbeda dan tidak sejajar

Nandang Rusmana........ 222

Analisis Pengaruh Variasi Temperatur Media Quenching Pada Proses Hardening

Terhadap Kekerasan Permukaan dan Tingkat Distorsi Baja AISI 1045

Fikry Fauzi Rachman....... 227

The Study Of Mechanical Properties of Laminated Bamboo (Bmb) Strip/Epoxy

Composites

Muhammad Hafiz Bin Kamarudin... 234

(9)

STEMAN 2014' ISBN 978-979-17047-5-5

'I BIDANG KAJIAN : SISTEM MANUFAKTUR

Metoda Overall Equipment Effectiveness Sebagai Ukuran Kinerja Strategis dalam

Mengelola Fasilitas Pusat Unggulan Teknologi dan Inovasi

Iwan Harianton. 239

Quality Issue As a Part Of PBE (Production Based Education) System in POLMAN

Gamawan Ananto .. 244

Analisa Kuantitatif dengan Metoda BPR Membuka Kebuntuan Usaha Mengembalikan

POLMAN Pada Performa Unggulnya

Haris 5ayoko 250

Optimasi Waktu Mesin Pouching Gel Menggunakan Perangkat Lunak Simulasi Promodel

Ruminto Subekti 262

Analisa Alternatif Periode Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Probabilitas

Kerusakan pada Mesin Bubut Schaublin 102N-VM dan Mesin Frais Aciera F3 di POLMAN Bandung

Abidin Husein . 268

Rancang Bangun Welding Fixture untuk Modifikasi Tubular Propeller Shaft Otomotif

Oedy Ariefijanto . 274

BIDANG KAJIAN : SISTEM KENDAll DAN MEKATRONIKA INDUSTRI MANUFAKTUR

Monitoring Temperatur dan Kendali Level Air pada Sistem Pembangkit Uap Superheat

Kontinue

Nuryanti 281

Rancang Bangun Piranti Akuisisi Data Mesin Uji Tarik Polimer Berbasis Mikrokontroller

ATMEGA16

Adhitya Sumardi Sunarya 288

Optimasi Zero Voltage Switching dan Buck Converter sebagai Pemanas Induksi untuk

Pemasangan Bearing

Ismail Rochim............................................................. 294

Implementasi Teknologi GSM-SMSuntuk Kendali Mesin CNC dari Jarak Jauh

Yuliadi Erdani 299

Rancang Bangun Stasi un Pemantau Cuaca Otomatis dengan Parameter Suhu,

Kelembaban dan Kecepatan Angin

Yuliadi Erdani 307

Pengendalian Kecepatan Motor DC dengan Logika Fuzi untuk Program Grafcet- PLC

Ridwan 314

(10)

STEMAN 2014 ISBN 978-979-17047-5-5

ANAL

I

SA

ALTERNATIF

P~RIODE

PENJADWALA

N

PE

RA

WATAN

ME SIN

DENGAN METODE PROB

A

B

ILITAS

K

E

RUSA

K

AN

PADA MESIN BUBUT SCHA

U

B

L1N l

0

2N-VM

DAN

ME SIN

F

RAIS ACIERA F3 DI POLMA

N

BA

NDUNG

Abidin Husein", Novi Saksono BMb

Program Studi Teknik dan Sistem Produksi Politeknik Manufaktur Negeri Bandung

"Email :husein.abidin@gmail.com

bEmail:novi@polman-bandung.ac.id

ABSTRAK

Politeknik Manufaktur Bandung sebagai perguruan tinggi negeri telah melakukan kegiatan preventivemaintenancesej ak tahun 1980 pada mesin-mesin di bengkel pendidikan dengan menggunakan nilai kerumitan perawatan sebagai penentu periode perawatan dan pemeliharaan mesin. Namun pada perhitungan periode perawatan menggunakan nilai kerumitan ini diasumsikan bahwa penggunaan mesin pada kondisi ideal yang relatif kurang sesuai dengan kondisi kenyataan.

Sehingga kebijakan perawatan tersebut kurang ekonomis dari segi biaya dan kurang efisien dari segi waktu perbaikan. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan kebijakan pemeliharaan dan perawatan mesin

yang efektif dan efisien dengan mempertimbangkan faktor biaya, frekuensi breakdown, dan waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan. Maka dilakukanlah penelitian terhadap kebijakan pemeliharaan dan perawatan mesin pada mesin bubut Schaublin 102N-VM dan mesinfraisAciera F3. Tahapan yang digunakan dalam penyelesaian masalah tersebut dengan menghitung distribusi frekuensi breakdownmenggunakan distribusi Poisson, menghitung biaya perawatan,

memilih altematif kebijakan perawatan mesin berdasarkan biaya perawatan untuk mesin bubut Schaublin 102N-VM dan mesinfraisAciera F3. Dari pengolahan data, maka diperoleh hasil untuk Schaublin 102N-VM biaya PM = Rp 1.408.565,16 per bulan, biaya breakdownmaintenance= Rp 239.168,40 per bulan. Sedangkan Aciera F3 biaya PM = Rp1.l83.838,38 per bulan, biaya breakdownmaintenance= Rp 253.268,90 per bulan. Kebijakan perawatan yang diambil untuk Schaublin 102N- VM adalah preventivemaintenance dengan periode perawatan setiap 6 bulan sekali,

sedangkan untuk Aciera F3 kebijakan yang diambil adalah preventivemaintenance dengan peri ode perawatan 7 bulan sekali.

Kata kunci:preventivemaintenance, breakdownmaintenance, probabilitas kerusakan, alternatifkebijakan

1. PENDAHULUAN

Pemeliharaan dan perawatan mesin adalah kombinasi dari semua tindakan teknik dan tindakan administratif yang terkait, dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi atau mengembalikan satu suku barang ke keadaan semula sehingga dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhannya. Kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan perawatan ini meliputi kegiatan pelumasan mesin

(lubrication) dan perbaikan atas kerusakan-kerusakan

yang ada serta penyesuaian/penggantian suku cadang mesin yang terdapat pada fasilitas terse but.

Jenis pemeliharaan dan perawatan mesin yang dilakukan di Polman Bandung ada dua yaitu,

preventivemaintenancedan

breakdownmaintenance.PreventiveMaintenanceatau

pemeliharaan pencegahan adalah metode pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah atau meniadakan kemungkinan terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan ketika mesin sedang dioperasikan.

BreakdownMaintenance merupakan perbaikan yang

dilakukan tanpa adanya rencana terlebih dahulu.

Dimana kerusakan terjadi secara mendadak pada suatu alatlproduk yang sedang beroperasi, yang

mengakibatkan kerusakan bahkan hingga alat tidak dapat beroperasi.

Pemeliharaan dan perawatan mesin sendiri menjadi

kunci untuk produktivitas perusahaan. Pemeliharaan dan perawatan mesin yang baik dapat memaksimalkan kapasitas produksi, mempertahankan keakuratan dan kepresisian produk, meminimalkan biaya produksi per unit, serta dapat mencegah bahaya keamanan terhadap pekerja dan lingkungan.

Namun tak dapat dipungkiri bahwa kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin membutuhkan biaya yang besar untuk operasionalnya. Biaya ini

digunakan untuk pembelian komponen/suku cadang,

peralatan, barang habis pakai, maupun upah tenaga kerja. Oleh karena itu diperlukan langkah penghematan dalam pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan mesin namun tetap tidak mengurangi kinerjanya.

Kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin sudah dilakukan di Polman Bandung sejak tahun 1980 dengan menerapkan jenis perawatan pencegahan

(preventivemaintenance). Kegiatan pemeliharaan

pencegahan (preventivemaintenance) terdiri dari

inspeksi, smallrepair, medium repair, danoverhaul.

(11)

-STEMAN 2614

Kegiatan tersebut dilakukan secara periodik dengan interval waktu tertentu. Penentuan interval (periode preventive) menggunakan nilai kerumitan perawatan, dimana penentuan nilai kerumitan adalah aspek teknisnya, seperti dimensi mesin, material yang diproses di mesin, lama penggunaan mesin dalam 1 hari, jenis produksinya, dan menggunakan cairan pendingin atau tidak. Namun pada pcrhitungan periode pcrawatan menggunakan nilai kcrumitan ini diasumsikan bahwa penggunaan mesin pada kondisi ideal yang relatif kurang sesuai dcngan kondisi kenyataan. Sehingga kebijakan perawatan tersebut kurang ekonomis dari segi biaya dan kurang efisien dari segi waktu perbaikan.

Maka dalam penclitian ini dibuat altcrnatif periode pcnjadwalan pemeliharaan dan perawatan mesin di Polman Bandung dcngan mcnghitung probabilitas kerusakan mesinberdasarkan data kerusakan mesin per tahun. Agar dapat diperoleh kebijakan perawatan yang sesuai dengan kondisi mesin di bengkel Pol man Bandung.

2. METODOLOGI

a. Idcntifikasi masalah

Dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan terdapat dua persoalan yang harus dihadapi yaitu persoalan teknis dan persoalan ekonomis. Persoalan teknis dalam hal ini menyangkut usaha untuk menghilangkan kemungkinan terhentinya kegiatan yang disebabkan karena kondisi fasilitas atau pcralatan produksi yang tidak baik.

Sedangkan persoalan ekonomis dalam hal ini adalah persoalan yang menyangkut bagaimana usaha yang harus dilakukan supaya kegiatan pemcliharaan yang dibutuhkan secara teknis dapat efisicn. Jadi dalam persoalan ekonomis ini yang ditckankan adalah cfisiensi, dengan memerhatikan biaya yang terjadi, dan tentunya alternatif tindakan yang dipilih adalah yang mcnguntungkan bagi perusahaan.Maka dari itu jenis kegiatan pcmcliharaan dan perawatan yang dilakukan sangat mempengaruhi ekonomi perusahaan, Sehingga dibutuhkan pcrcncanaan yang cermat dalam memutuskan jenis kegiatan pemeliharaan.

b. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang diambil adalah data bcrupa: waktu terjadinya breakdown dan preventive. suku cadang yang digunakan, dan lama pengerjaan (manhour) yang diambil dari kartu riwayat mesin; data harga suku cadang yang digunakan dan tarif tenaga kerja yang diambil dari laporan hasil perbaikan; serta data jumlah unit mesin, nomor mesin, dan siklus preventivemesin yang diambil dari jadwal preventivemaintenance tahunan.

c. Pengolahan Data

Setelah diperoleh data dalam rentang waktu tertentu mengenai jumlah kerusakan mesin (breakdown). jumlah manhour perbaikan, dan jumlah bulan

dioperasikan maka data kemudian diolah. Dari data kerusakan mesin tersebut kcmudian dihitung

ISBN 978-979-17047-5-5

probabilitas kerusakannya menggunakan distribusi probabilitas Poisson. Distribusi probabilitas Poissondipilih karena dianggap sesuai dengan karakteristik data yang acak, jumlah kejadian yang sangat bcrvariasi, dan dalam waktu yang saling bebas sejak kcjadian tcrakhir. Rurnus distribusi probabilitas J>oissol1adalah:

e-AAx

p ex)

=

P(X

=

x)

= -

,

(1}

x.

e= basis logaritma natural (c

=

2.71828...) x =jumlah kcjadian suatu peristiwa x! = faktorial darix

),=rata-rata data (bilangan riil positif)

Jika probabilitas kerusakan mesin sudah didapatkan maka selanjutnya dihitung perk iraan jumlah kcrusakan mesin dalam suatu periode untuk menentukan biaya pemeliharaan preventivemeliputi pemeliharaan setiap satu bulan, dua bulan, tiga bulan dan scterusnya.

Rumus perhitungannya adalah berikut:

B, - N

2:~

PD+B(D.1)PI+B('.2IPl +B(n.lIP; + ...+BIP(D.I) Bn =Jumlah kerusakan yang diperkirakan dalam n

bulan.

N ;:Jumlah mesin7fasilitas.

pn = Probabilitas kerusakan mesin dalam periode n bulan

Kemudian untuk menghitung total biaya pera watan dalam satu bulannya dibutuhkan tarifbreakdowndan tarifpreventive. Rumusannya adalah sebagai berikut: Tarif Breakdown= rata-rata tenaga kerja per bulan +

biaya scwa toolsper bulan + rata-rata suku cadang yang digunakan

per bulan (3}

Tarif PM =FixCost + VariableCost (4}

=(rata-rata tenaga kerja per bulan +sewa toolsoet bulan) + (rata-rata biaya suku cadang per bulan + rata-rata penggunaan pelumas + rata-rata penggunaan majun)

Setelah total biaya perawatan dengan menggunakan kebijakan preventivemaintenancediketahui, rnaka berikutnya dibandingkan dcngan perawatan yang mcnggunakan kebijakan breakdownsaja. Agar dapat dibandingkan mana kebijakan yang biayanya paling rendah. Rumusan biaya breakdown adalah berikut:

TC.

2:~

NC

n

(Pn)

(5) TC = Total biaya breakdownmaintenance per

bulan.

N=Jumlah fasilitas /mesin. C=Biaya perbaikan suatu kerusakan T - Bulan sctclah perawatan.

p~~ Probabil.tas kcrusakan mesin dalam peri ode 11

bulan

In

2 iPi - jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan i-I

(12)

a e er an mzan lava erawatan per n u an eSlD c au m

-

a un

Preventive Total Rata-Rata Total Biaya Biaya Biaya Total

Setiap N Ekspektasi Kerusakan Breakdown Per PreventiveMaintenance Preventive Dan

Kerusakan Mesin Per Breakdown Per

Bulan

Mesin Bulan Bulan Per Bulan Bulan

a b c =b/a d= c x Rp e=lIa x Rp 529.978 x 8 f=d+ e 399.409 mesin I 0,833 0,833 Rp332.746,85 Rp4.239.831,58 Rp 4.572.578,43 2 1,198 0,599 Rp239.156,89 Rp2.119.915,79 Rp.359.072,67 3 2,098 0,699 Rp279.256,66 Rp1.413.277,19 Rp1.692.533,85 4 5,040 1,260 Rp503.243,11 Rp 1.059.957,89 Rp1.563.201,01 STEMAN 2014

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Probabilitas Kerusakan Mesin

Untuk mendapatkan hasil kerusakan mesin maka perlu

didapatkan data kerusakan mesin, jurnlah bulan dioperasikan, dan jumlah manhour perbaikan dalam kurun waktu 1 tahun. Mesin yang diambil datanya ada

Tabel 1.Probabilitas Kerusakan Mesin

BubutSchaublin l02N-VM (8Unit Mesin)

Jurnlah Bulan Man Probabi

-Bulan

Kerusakan Diope- Hour litas

rasikan Kerusakan

1 4 4 13 0,1041 2 5 10 210,5 0,0347 3 0 0 0 0,1041 4 3 12 15,5 0,3515 5 I 5 4 0,2343 6 2 12 12 0,2636 7 2 14 40,1 0,3515 8 1 8 0,6 0,2636 9 0 0 0 0,2636 10 0 0 0 0,2636 II 0 0 0 0,2636 12 0 0 0 0,2343 Jmlh 18 65 295,7 Rata2 1,5 3,61 16,43

Pada tabel tersebut dapat dibaca bahwa jurnlah

kerusakan mesin bubut pada bulan ke-l setelah

dilakukan perawatan terdapat 3 kali kerusakan dengan jurnlah bulan dioperasikan 3 bulan dan manhours

perbaikan selama 3,5 jam. Dan bulan ke-4 setelah dilakukan perawatan terjadi I kerusakan denganjumlah

bulan dioperasikan selama 4 bulan dengan lama

perbaikan 0,5 jam

Tabel 2.Probabilitas Kerusakan MesinFraisAciera

F3 (8Unit Mesin)

Jumlah Bulan Man

Probabi-Bulan

Kerusakan Diope- Hour litas

rasikan Kerusakan

I 4 4 13 0,0471

T b 13 P b dl B' P

ISBN 978-979-17047-5-5

dua jenis yaitu mesin bubut Schaublin 102N-VM dan mesin jraisAciera F3. Kedua mesin ini dipilih karena jurnlah unitnya yang banyak yaitu masing-masing 8 unit. Untuk menentukan probabilitas kerusakannya menggunakan distribusi probabilitas Poissonyang ada

pada rumus (1). 2 5 10 210,5 0,0141 3 0 0 0 0,2231 4 3 12 15,5 0,1255 5 1 5 4 0,3347 6 2 12 12 0,2510 7 2 14 40,1 0,2510 8 I 8 0,6 0,3347 9 0 0 0 0,2231 10 0 0 0 0,2231 11 0 0 0 0,2231 12 0 0 0 0,2231 Jrnlh 18 65 295,7 Rata2 1,5 3,61 16,43

b. Perbandingan Biaya Perawatan Mesin

Dari data probabilitas kerusakan mesin yang telah

didapat maka selanjutnya biaya perbaikan dan

perawatan mesin dengan interval' perawatan 1 bulan sampai interval perawatan 12 bulan dapat diperkirakan. Untuk menghitung biaya tersebut maka ekspektasi kerusakan mesin dalam periode Ibulan sampai dengan 12 bulan harus dihitung terlebih dahulu. Untuk perhitungan ekspektasi mesin digunakan rumus (2).

Perhitungan ekspektasi kerusakan mesin Schaublin 102N-VM adalah sebagai berikut:

Preventivemaintenance untuk setiap 1 bulan Bl =N (PI).

=8 (0,1041) =0,833 kerusakan

Preventive maintenance untuk setiap 2 bulan B2=N (PI +p2)+ Bl p l.

=8 (0,1388) +0,833 (0,1041) = 1,198 kerusakan

Preventivemaintenance untuk setiap 3 bulan B3=N(PI +p2 +p3)+ B2pl+ Blp2 =8(2,7235) + 1,198 (0,1041) +0,833 (0,347) = 2,098 kerusakan Dan seterusnya. B 1M' S h

su

102N VM T h 1999 270

(13)

STEMAN 2014 ISBN 978-979-17047-5-5 5 7,645 1,529 Rp610.714,98 Rp847.966,32 Rp 1.458.681,30 6 10,544 1,757 Rp701.926,56 Rp706.638,60 Rplo408.565,16 7 14,676 2,097 Rp837.403,91 Rp605.690,23 Rp1.443.094,14 8 19,221 2,403 Rp959.636,46 Rp529.978,95 Rplo489.615,40 9 24,439 2,715 Rp 1.084.553,85 Rp47 1.092,40 Rp1.555.646,25 10 30,716 3,072 Rp 1.226.813,54 Rp423.983;l6 Rp 1.650.796,70 II 38,538 3,503 Rpt.3~9.306,26 Rp385.439,23 RpI.784.745,49

--.-

~

--

--_._--

"

~"_.- f---

--12 47,562 3,963 Rpl.583.058,00 Rp353.319,30 RpI.936.377,30 a e er an lOgan raya erawatan per n u an "esm crera a un

Preventive Total Rata-Rata Total Biaya Biaya Biaya Total

Ekspektasi Kerusakan Setiap N

Kerusakan Mesin Per Breakdown Per PreventiveMaintena Preventive Dan Bulan

Mesin Bulan Bulan nee Per Bulan Breakdown Per Bulan

a b c=b/a d=cx Rp4020482 E=l/a xRp 441.072 f=d+ e I x 8 mesin I 0,377 0,377 RpI51.547,41 Rp3.528.577,78 Rp3.680.125,19 2 0,529 0,264 RpI06.396,67 Rp 1.764.288,89 Rp 1.870.685,56 3 2,305 0,768 Rp309.204,63 Rpl·.176.192,59 Rp 1.485.397,23 4 3,479 0,870 Rp350.0 16,0 1 Rp882.144,44 Rp 1.232.160,45 5 6,318 1,264 Rp508.550,19 Rp705.715,56 RpI.214.265,75 6 9,017 1,503 Rp604.894,06 Rp588.096,30 Rp 1.192.990,35 7 11,823 1,689 Rp679.795,84 Rp504.082,54 Rpl.183.878,38 8 16,179 2,022 Rp813.957,54 Rp441.072,22 Rp 1.255.029,76 9 20,170 2,241 Rp902.0 I0,83 Rp392.064,20 Rpl.294.075,03 10 24,995 2,500 Rp 1.006.004,48 Rp352.857,78 Rp 1.358.862,26 II 30,393 2,763 Rpl.lI2.0n,51 Rp320.779,80 Rp 10432.852,31 12 37,792 3,149 RpI.267.547,57 Rp294.048,15 Rpl.56 1.595,72 T b 14 P b dl B' P

Schau

b

lin l02N-VM

5 4,5 4

.

--=

3,5

.

s

.

== r.... 3 <\I

-

== 2,5

·s

:0; 2 '; '0 '-' 1,5 ~

.~

=:I 1 0,5

°

12 II 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Tingkat Pemeliharaan (per n bulan)

- •• • Breakdown ••••• Preventive •••••• Total Cost

B 1M' A' F3 T h 1999

Aciera

F

3

5 4,5 4

:i

i

:

3 5,~' 0-== 3 r.... ~

-

== 25'-', E ? ~

-

~ '0 '-' 1,5~ ~ 1

=

0,5

°

o

12 II 10 9 8 7 6 5 4 3 2

Tingkat Pemeliharaan (per n bulan)

••• -Breakdown •••••• Preventive •••••• Total Cost Gambar 1.Grafik Perbandingan Biaya Mesin Schaublin 102N-VM dan Aciera F3 Tahun 1999

Pada gambar I terlihat bahwa biaya perawatan Schaublin 102N-YM mencapai titik terendah jika dilakukan preventivemaintenance setiap 6 bulan sekali, yaitu sebesar Rp 1.408.565, 16 per bulan untuk 8 unit mesin. Sedangkan pada Aciera F3 biaya perawatan mencapai titik terendah jika dilakukan

preventivemaintenance setiap 7 bulan sekali, yaitu sebesar Rp 1.183.878,38 per bulan untuk 8unit mesin.

c. Biaya Perawatan Breakdown

Setelah biaya perawatan prevenfiveterendah didapatkan, maka selanjutnya dibandingkan dengan 271

(14)

STEMAN 2014

biaya perawatan jika hanya dilakukan perawatan breakdownmaintenancesaj a. Perhitungannya menggunakan rumus (5). • Biaya BreakdownSchaublin I 02N- VM TC= NC

2::

T

n(pJ

2:~n (pJ

=

13,36 TC

=

8xRp 399.409 13,36 TC= Rp.239.168,40

Biaya perbaikanjika hanya melakukan breakdown saja adalah sebesar Rp. 239.168,40. Sedangkan biaya preventivemaintenance dengan peri ode 6 bulan adalah Rp. 1.408.565,16.Dimana, biaya preventive ini lebih tinggi daripada biaya breakdownmaintenance. Jika dilihat secara sepintas maka biaya breakdown lebih murah daripada preventive, maka bisa jadi metode perawatan yang dipilih breakdown saja. Namun, biaya breakdown dapat menjadi rendah karena preventivemaintenance dilakukan dengan baik.Oleh karena itu perawatan yang dipilih adalah preventivemaintenancedan dilakukan setiap 6 bulan

sekali. • Biaya BreakdownAciera F3 TC= NC

2::

Tn(Pn)

I~Tn

(Pn)

=

12,71 TC

=

8X Rp 402.482 12,71 TC = Rp 253.268,90

Biaya perbaikan jika hanya melakukan breakdown saja adalah sebesar Rp. 253.268,90. Sedangkan :biaya preventivemaintenance dengan peri ode 7 bulan adalah Rp. 1.183.838,38. Dirnana, biaya preventivemaintenancelebih rendah, jika dibandingkan dengan breakdownmaintenance. Jika dilihat secara sepintas maka biaya breakdown lebih murah daripada preventive, maka bisa jadi metode perawatan yang dipilih breakdown saja. Namun, biaya breakdown dapat menjadi rendah karena preventivemaintenance dilakukan dengan baik.Oleh karena itu metode perawatan yang dipilih untuk Aciera F3 adalah preventivemaintenance dan dilakukan setiap 7 bulan

sekali.

4. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diambil kesimpulan sebagai berikut:

• Biaya perawatan terendah untuk rnesin bubut Schaublin 102N-VM adalah sebesar Rp.

1.408.565,16 per bulan untuk 8 unit mesin.

Sedangkan untuk mesin fraisAciera F3 sebesar Rp 1.183.838,38 per bulan untuk 8 unit mesin.

ISBN 978-979-17047-5-5

• Biaya perawatan dengan metode breakdown saja untuk mesin bubut Schaublin 102N-VM sebesar TC = Rp. 239.168,40 per bulan untuk 8 unit mesin. Sedangkan untuk mesin jraisAciera F3 sebesar Rp 253.268,90 per bulan untuk 8 unit mesin. Biaya breakdown lebih rendah daripada preventivekarena program preventive dapat mencegah kerusakan yang lebih besar.

• Untuk Schaublin 102N-VM metode perawatan yang dipilih adalah preventive dengan periode antara dua kegiatan perawatan yang sesuai adalah 6 bulan, sedangkan untuk mesin fraisAciera F3 metode perawatan yang dipilih adalah preventive dengan peri ode 7 bulan sekali.

5. SARAN

Dalam pengerjaan penelitian ini tentu masih terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu perlu diberikan saran, antara lain:

• Penulisan laporan perbaikan dan riwayat mesin perlu dilakukan secara konsisten, agar mempermudah pengambilan data dan dapat diperoleh data yang lebih lengkap dan riil.

• Untuk penelitian selanjutnya, diperlukan penghitungan biaya breakdown secara menyeluruh meliputi kerugian akibat terhentinya mesin, biaya penyimpanan persediaan, dan Jain-lain.

• Diperlukan pengolahan data yang serupa untuk tahun-tahun sebelumnya dan agar tren kerusakan mesin dapat terlihat. Sehingga nantinya interval perawatan antara 2 kegiatan dapat sesuai dengan keadaan mesin di bengkel.

DAFT AR PUST AKA

I. Ahyari, Agus. 2002. Manajemen Produksi; Pengendalian Produksi. Yogyakarta: BPFE. 2. Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan

Operasi. Jakarta: LP-FEUI

3. Corder, Anthony dan K. Hadi. 1992. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta: Erlangga.

4. Daryus, Asyari. 2007. Manajemen Pemeliharaan Mesin. Jakarta: Universitas Darrna Persada. 5. Dhillon, B.S. 2006. Maintainability, Maintenance,

andReliability for Engineers, BocaRaton: Taylor & Francis.

6. Garg, H. P. Industrial Maintenance. New Delhi: S. Chand& Company Ltd.

7. Hazma, Sri Nur Y. 2006. Bahasa Indonesia Ilmiah dan Tata Tulis Laporan. Bandung: Politeknik Manufaktur Bandung.

8. Handoko, T. Hani. 1991. Dasar-dasar Manajemen

Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE

9. Heizer, Jay dan Barry Render. 2001. Operation Management, 10th edition, New Jersey: Prentice-HallInc.

10.Mobley, R. Keith. 2008.

MaintenanceEngineeringHandbook. New York: McGraw Hill.

(15)

--

STEM AN 2014

11.Mulyadi. 1999.Akuntansi Biaya. Yogyakarta: UPP

STIM YKPN.

12.Setiawan, F.D. 2008. Perawatan Mekanikal Mesin

Produksi. Yogyakarta: Maximus.

13.Sudjana, 1996. Teknik Analisis Data Kualitatif.

Bandung: Penerbit Tarsito.

14. Supranto, J. 1988. Statistik: Teori dan Aplikasi Jilid

2.Jakarta: Erlangga.

ISBN 978-979-17047-5-5

Gambar

Tabel 1. Probabilitas Kerusakan Mesin BubutSchaublin l02N-VM (8 Unit Mesin)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan mengenai kecepatan putar dari generator yang dikopelkan dengan motor listrik sebagai penggeraknya dipasang switch controller bank kapasitor

Pada gambar 5.1 (a, b, c, d, dan e) menunjukkan bahwa semakin tinggi kecepatan angin maka daya output generator induksi akan semakin tinggi, hal ini terjadi karena tingginya

Teori Dua Faktor (Two-Factor Theory) yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg merupakan kerangka kerja lain untuk memahami implikasi motivasional dari lingkungan kerja dan

Secara psikologis, individu yang normal yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah).Dengan adanya integritas yang

Area ini memiliki kategori S1 (sangat sesuai) dengan nilai IKW 87.50 %. Kegiatan wisata yang dapat dikembangkan antara lain, Flying Fish dan Rolling Donuts guna melengkapi

Dalam pemberitaan tentang selebriti Kristiani tersebut, tentunya proses framing sudah terjadi ketika wartawan yang merupakan bagian tak terpisah dari Majalah Bahana

Pergaulan suami istri secara ma’ruf dalam hal hubungan seksual antara mereka berdua pun seharusnya dilakukan dengan cara yang baik bagi kedua pihak, tidak cukup

Jurnalisme Damai SKH Kompas Terkait Adanya Klaim Tari Pendet Sebagai Budaya Malaysia (Studi Analisis Framing Penerapan Jurnalisme Damai Pada SKH Kompas Terkait Pemberitaan Klaim