BAB 8
ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BIDANG CIPTA KARYA
10.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
Untuk Kebijakan dan strategi Penyelenggaraan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan (Turbinwas), dan kegiatan pembangunan (Bang).
Khusus untuk Direktorat Jenderal Cipta Karya, hampir semua tugas pembangunan sudah diserahkan kepada pemerintah daerah, baik pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota, oleh karena itu peran pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen. Cipta Karya lebih terfokus kepada tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Turbinwas). Tugas pengaturan dilakukan melalui penyusunan kebijakan dan strategi, penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK), sdan penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta tugas-tugas lain yang bersifat penyusunan perangkat peraturan. Sedangkan tugas pembinaan dilakukan dalam bentuk pemberian bimbingan dan bantuan teknis, supervisi serta konsultasi. Untuk Tugas pengawasan, peran pemerintah pusat dilakukan dalam bentuk monitoring dan evaluasi. Keseluruhan tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan ini didanai oleh dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Dalam penyelenggaran tugas pembangunan pola penyelenggaraan terdiri dari kegiatan pembangunan yag bersifat pulih biaya (cost recovery) serta kegiatan pembangunan yang bersifat tidak pulih biaya (non cost
recovery). Untuk kegiatan pulih biaya tidak memerlukan bantuan dana pemerintah pusat (APBN) dan dilakukan dengan pengusahaan dan mandiri oleh swasta dan masyarakat. Untuk kegiatan yang bersifat tidak pulih biaya, maka diperlukan peran pemerintah pusat dan daerah, dimana peran pemerintah pusat hanya sebagai stimulan.
Selain pola penyelenggaraan kegiatan pembangunan yag bersifat cost recovery serta non cost recovery Ditjen. Cipta Karya juga menyelenggarakan pembangunan dengan pendekatan pola pemberdayaan khususnya kegiatan yang mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan lingkungannya.
Untuk tugas pembangunan ini juga ada melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) berupa bantuan khusus yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dengan kriteria-kriteria teknis tertentu. Selain itu terdapat pola Hibah, yaitu bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan strategis nasional yang mendesak.
Kebijakan pembiayaan diarahkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber dana bagi dukungan pembinaan dan pengembangan permukiman, yaitu sumber dana nasional (APBN), sumber dana lokal (APBD provinsi, kabupaten, kota), serta sumber dana intenasional (bantuan luar negeri berupa hibah/grant maupun pinjaman/loan) dari lembaga multilateral (World Bank, Asian Development Bank, dll) serta lembaga donor bilateral. Selain itu kebijakan pembiayaan diarahkan untuk dapat memanfaatkan sumber dana non-pemerintah, yaitu sumber dana swasta dan sumber dana masyarakat.
10.2 Profil Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Belanja daerahterdiriatasBelanja TidakLangsungdanBelanjaLangsung, Belanjatidaklangsung
BelanjaHibah,BelanjaBantuanSosial, BelanjaBagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/KotadanPemerintahDaerah
Lainnya,BelanjaBantuanKeuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Daerah Lainnya serta Belanja Tidak
Terduga.SementaraBelanjaLangsung terdiri
dariBelanjaPegawai,BelanjaBarang dan Jasadan Belanja Modal. Sebagaigambaranbelanjadaerah tahun anggaran2008 hinggatahunanggaran2012 dapat dilihatdari beberapatabel di bawahini:
Tabel10.1PerkembanganPendapatanDaerahdalam5TahunTerakhir PENDAPATAN DAERAH 2016 2017 2018 2019 2020 Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) PendapatanAsli Daerah PajakDaerah RetribusiDaerah
HasilPengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-LainPAD DanaPerimbangan DanaBagiHasil DanaAlokasiUmum DanaAlokasiKhusus Lain-Lain PendapatanDaerah yangSah PendapatanHibah DanaDarurat DBHPajakdari PemdaLainnya DanaPenyesuaian&OtonomiKhusus BantuanKeuangan Provinsi/PemdaLain PendapatanLainnya TotalPendapatan
Tabel 10.2 Rekapitulasi Realisasi APBD Belanja Luwu Timur Tahun 2008 s.d 2012
No. Realisasi Anggaran Tahun Rata-Rata
Pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012
A Belanja (b.1 + b.2) 563.672.762.327,00 725.998.675.865,00 516.006.469.440,00 579.555.754.672,00 676.264.955.258,00 16,48%
A.1 Belanja Tidak
Langsung 146.554.548.554,00 203.553.523.788,00 243.983.087.277,00 259.074.148.845,00 289.054.876.664,00 12,51% A.1.1 Belanja Pegawai 109.201.428.622,00 148.920.309.915,00 196.565.796.132,00 224.843.484.272,00 251.962.308.498,00 18.56%
A.1.2 Bunga - - - 0%
A.1.3 Subsidi 72.480.000,00 - - - - 25%
A.1.4 Hibah 3.130.000.000,00 2.718.278.000,00 19.270.541.634,00 4.342.475.000,00 2.288.065.000,00 -5,67% A.1.5 Bantuan Sosial 841.500.000,00 3.999.843.485,00 4.217.620.778,00 2.939.710.000,00 1.207.497.000,00 -3,92% A.1.6 Belanja Bagi Hasil 342.773.577,00 870.058.665,00 1.374.743.876,00 1.573.756.635,00 3.816.561.305,00 42,18% A.1.7 Bantuan Keuangan 32.947.866.355,00 47.045.033.723,00 22.554.384.857,00 25.374.722.938,00 29.497.457.861,00 -13,55%
A.1.8 Belanja Tidak Terduga 18.500.000,00 - - - 282.987.000,00 25%
Belanja Langsung 417.118.213.773,00 522.445.152.077,00 272.023.382.163,00 320.481.605.827,00 387.210.078.594,00 -9,89% A.2.1 Belanja Pegawai 27.142.899.306,00 24.126.062.275,00 22.491.495.833,00 30.699.880.592,00 31.200.748.301,00 2,14%
A.2.2
Belanja Barang dan
Jasa 64.395.147.294,00 79.285.506.723,00 81.664.663.636,00 122.247.082.656,00 127.063.768.591,00 14,67% A.2.3 Belanja Modal 325.580.167.173,00 419.033.583.079,00 167.867.222.694,00 167.534.642.579,00 228.945.561.702,00 -31,30%
B. Pendapatan Daerah
PenerimaanPendapatandaerahterdiriatas PendapatanAsliDaerah, Pendapatan Transfer/DanaPerimbangan dan Lain-lain Pendapatan YangSah,baik yang bersumberdari PemerintahProvinsimaupunPemerintah Pusat.Sebagai gambaranpendapatandaerahtahunanggaran2005hinggatahunanggaran2009 dapatdilihatdari beberapa tabel di bawahini. Tabel 10.3 Rekapitulasi Realisasi APBD Belanja Luwu Timur Tahun 2008 s.d 2012
No. Realisasi Anggaran Tahun Rata-Rata Pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012
A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 509.641.333.964,97 477.399.690.388,06 513.763.892.058,23 653.662.793.255,68 692.442.569.888,29 6,84 %
a.1 Pendapatan Asli Daerah 46.752.051.500,97 64.807.549.036,06 59.143.942.602,28 64.107.149.333,16 98.100.075.156,43 15,19%
a.1.1 Pajak Daerah 9.158.867.327,00 14.572.269.375,39 16.875.521.864,00 40.554.348.573,00 69.822.893.882,93 37,78% a.1.2 Retribusi Daerah 12.284.258.601,00 24.916.852.498,00 25.881.510.149,00 10.021.616.881,89 14.659.294.324,00 25,97%
a.1.3
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan 1.408.415.518,48 3.102.414.418,54 3.131.057.907,13 3.223.465.104,00 5.247.215.444,80 24,24%
a.1.4
Lain-Lain Pendapatan
Daerah yang sah 23.900.510.054,49 22.216.012.744,13 13.255.852.682,15 10.307.718.774,27 8.370.671.504,70 29,23% a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 390.087.996.062,00 350.608.680.551,00 332.247.827.413,00 426.007.675.617,00 488.535.243.324,00 -4,57%
a.2.1 Dana Bagi Hasil 101.490.356.711,00 74.958.595.551,00 65.437.605.413,00 90.943.237.617,00 77.981.234.324,00 -9,63% a.2.2 Dana Alokasi Umum 242.162.691.600,00 227.784.085.000,00 238.661.722.000,00 293.479.338.000,00 365.829.499.000,00 16,60% a.2.3 Dana Alokasi Khusus 46.434.947.751,00 47.866.000.000,00 28.148.500.000,00 41.585.100.000,00 44.724.510.000,00 6,88% a.3 Lain-Lain Pendapatan yang
sah 72.801.286.402,00 61.983.460.801,00 122.372.122.042,95 163.547.968.305,52 105.807.251.407,86 -5,15%
a.3.1 Hibah - 14.965.905.383,00 - 1.150.000.000,00 73.109.000,00 49.08%
a.3.2 Dana Darurat - - - 0%
a.3.3
Dana bagi hasil pajak dari
provinsi kepada kab/kota 65.458.497.913,00 29.337.339.714,00 64.449.225.174,95 83.899.194.331,52 56.738.564.437,86 28,79%
a.3.4
Dana Penyesuaian dan Dana
Otonomi Khusus - 9.371.291.000,00 48.987.964.192,00 68.083.688.880,00 36.681.273.000,00 30,38%
a.3.5
Bantuan Keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya
7.215.288.489,00 8.308.924.704,00 8.934.932.676,00 10.415.085.094,00 12.314.304.970,00
12,45%
a.3.6
Pendapatan Daerah yang
C. Pembiayaan Daerah
1. PenerimaanPembiayaan
PenerimaanPembiayaanterdiri dari Sisalebih perhitunganAnggaranTahun Lalu,penerimaan
kembalipemberianpinjaman,penerimaanpiutangdaerahdan penerimaankembali danakemitraanpihakketiga.
RealisasiPenerimaan PembiayaanTahun Anggaran 2005-2009 bervariasi
tahun2005 realisasi
mencapai99,70persen,tahun2006mencapai102,94persen,
tahun2007mencapai99,58persen,tahun2008sebesar113,99persendan tahun 2009 mencapai103,45persendari target yang direncanakan.
Sementara secarakumulatif target penerimaan pembiayaan pada tahun 2005-2009 sebesar Rp. 282,337,830,142.27 dengan realisasi mencapai Rp.297,628,057,127.96 atau105,42persen.Rata-ratapertumbuhan targetpenerimaan pembiayaanselama tahun 2005–2009 sebesar37,28persen danpertumbuhan realisasi rata-ratapersen, sesuaidengantabel sebesar38,79berikut:
2. PengeluaranPembiayaan
PengeluaranPembiayaan terdiri dariPenggunaansisaUUDP, penyertaan modal pemerintahdaerah,pembayaranpokokutang.RealisasiPengeluaran PembiayaanTahun Anggaran 2005sampai dengan tahun2009
bervariasi,tahun 2005
realisasimencapai2.658,34persen,tahun2006mencapai2,226.48persen,tah un
2007mencapai49,36persen,tahun2008sebesar174,85persendan
tahun2009 mencapai106,35persen dari target yang direncanakan.Sementara secara kumulatif target pengeluaran pembiayaan pada tahun 2005-2009 sebesar Rp.
23,658,392,112.00 denganrealisasimencapai Rp.137,620,855,885.73atau581,70 persen.Rata-ratapertumbuhan targetPengeluaran Pembiayaanselama tahun 2005 sampaidengan tahun2009sebesar129,00 persendanpertumbuhan realisasi rata- ratasebesar 52,46persen.
10.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.
10.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN Dalam 5 Tahun
Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (Permen PU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan untuk Kabupaten Luwu Timur perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di Kabupaten Luwu Timur.
Tabel 10.4
APBN Cipta Karya di Kabupaten Luwu Timur dalam 3 Tahun Terakhir
Sektor 2010 2011 2012
1. Pengembangan Air Minum - - 1.352.620
2. Pengembangan PLP 4.544.500 1.515.100 696.420 3. Pengembangan Permukiman 794.500 2.822.500 - 4. Penataan Bangunan dan Lingkungan 500.000 - - TOTAL 5.839.000 3.337.600 1.949.040
10.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumberdari APBD dalam 3 Tahun
Pemerintah Kabupaten Luwu Timur memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah Kabupaten Luwu Timur dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Perlu disusun tabel proporsi berdasarkan sektor-sektor Cipta Karya yang ada.
Tabel 10.5
Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya dalam 3 Tahun Terakhir
SEKTOR 2010 2011 2012
1. Pengembangan Air Minum - - 5.333.872 2. Pengembangan PLP
159.141 96.000 10.370.35 7 3. Pengembangan Permukiman - - 1.808.255 4. Penataan Bangunan dan
Lingkungan - - -
TOTAL
159.141 96.000 17.512.48 4
Sumber : Dinas PU dan Tata Ruang Kab. Luwu Timur, 2013
Tabel10.6PerkembanganDDUB dalam5TahunTerakhir
Sektor Tahun-1 Tahun–2 Tahun–3 Tahun-4 Tahun-5
Alokasi APBN DD UB Alokasi APBN DD UB Alokasi APBN DD UB Alokasi APBN DD UB Alokasi APBN DDUB (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Pengembangan Air Minum Pengembangan PPLP Pengembangan Permukiman
Penataan Bangunandan Lingkungan
Total
*Catatan : Belum ada data
10.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 tahun
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.
10.3.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta KaryaBersumber dari Swasta
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost-recovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta PermenPPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam
UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Tabel11.7PerkembanganKPSBidangCK dalam5 TahunTerakhir
Kegiatan Tahun Komponen KPS Volume Satuan Nilai(Rp) SkemaKPS Ket.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) PengembanganAir Minum -… -… PengembanganPPLP -… -… PengembanganPermukiman -… -… PenataanBangunandanLingkungan -… -…
*Catatan : Belum ada data
10.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya
Untuk melihat kemampuan keuangan Kabupaten Luwu Timur dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPIJM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.
10.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan
Proyeksi APBD Kabupaten Luwu Timur dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.
Tabel 11.8
Proyeksi Pendapatan APBD Kab. Luwu Timur dalam 5 Tahun ke Depan
No Uraian Proyeksi PAD Kabupaten Luwu Timur
2013 2014 2015 2016 2017
Pendapatan Asli Daerah 72.446.609.025 76.068.939.476 79.872.386.390 83.866.005.710 88.059.305.995
1 Pajak 40.582.231.200 42.611.342.760 44.741.909.890 46.979.005.385 49.327.955.654 2 Retrubusi Daerah 20.442.477.825 21.464.601.716 22.537.831.800 23.664.723.390 24.847.959.560 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 3.583.125.000 3.762.281.250 3.950.395.300 4.147.915.065 4.355.310.818 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 7.838.775.000 8.230.713.750 8.642.249.400 9.074.361.870 9.528.079.964
Dana Perimbangan 451.037.651.715 473.589.533.300 497.269.009.670 522.132.460.154 548.239.083.161
1 Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 81.400.276.125 85.470.288.931 89.743.803.370 94.230.993.539 98.942.543.215 2 Dana Alokasi Umum 323.782.305.840 339.971.421.132 356.969.992.000 374.818.491.600 393.559.416.180 3 Dana Alokasi Khusus 45.855.069.750 48.147.823.237 50.555.214.300 53.082.975.015 55.737.123.766
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 121.599.657.226 127.679.640.050 134.063.621.950 140.766.803.048 147.805143.200
1 Dana Bagi Hasil Pajak Propinsi dan Pemda 91.507.500.000 96.082.875.000 100.887.018.750 105.931.369.688 111.227.938.172 2 Dan Penyesuaian dan Otonomi Khusus 18.192.608.721 19.102.239.150 20.057.351.100 21.060.218.655 22.113.229.588 3 Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya 11.899.548.505 12.494.525.900 13.119.252.100 13.775.214.705 14.463.975.440
Jumalah Pendapatan 645.083.917.966 677.338.112.826 711.205.018.010 746.765.268.911 784.103.532.356
10.4.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah 5 tahun kedepan
Beberapa kabupaten/kota memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air limbah maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentuk business plan. Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi perusahaan daerah untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan sesuai jangka waktu RPIJM.
10.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5 Tahun ke Depan
Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta. Daftar proyek potensial tersebut disusun berdasarkan identifikasi usulan program dan kegiatan setiap sektor serta tingkat kelayakan ekonomi dan finansial dari program tersebut. Tabel11.9ProyekPotensialyangDapat DibiayaidenganKPSdalam5 TahunKeDepan Nama Kegiatan Deskripsi Kegiatan Biaya Kegiatan(Rp) Kelayakan Finansial Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) IRR =...
*Catatan : Belum ada data Keterangan IRR: InternalRateof Return
Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.
10.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
Analisa ini dipergunakan untuk melihat kemampuan Kabupaten Luwu Timur dalam membiayai investasi yang direncanakan di dalam program Jangka Menengah (PJM). Dari hasil analisa perhitungan yang dilakukan terhadap proyeksi pendapatan dalam 5 tahun kedepan, maka akan ada dana yang dapat disisihkan sebagai pendamping di dalam program investasi ini.
Sumber-sumber pembiayaan berasal dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Indonesia, Bantuan Luar Negeri dan Masyarakat . Untuk sektor air minum, limbah dan sampah biasanya komponen yang lebih dominan dalam membiayai adalah pemerintah kabupaten/kota, sebaliknya pada penanggulangan bencana, jalan negara, drainase makro pemerintah pusat lebih dominan dalam membiayai adalah pemerintah kabupaten/kota, sebaliknya pada penanggulangan bencana, jalan negara, drainase makro pemerintah pusat lebih dominan.
Baik bantuan Luar negeri maupun dana pemerintah pusat ke pemerintah kabupaten/kota sifatnya stimulan dan pelengkap, namun pembangunan harus didasarkan kepada kekuatan sendiri, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten/kota dan masyarakat (community based development).
Setelah melalui proses penilaian RPIJM oleh pemerintah kabupaten/kota, maka selanjutnya adalah program sekaligus proses pembiayaannya.
Pada pelaksanaan pembiayaan, maka semua sumber pembiayaan yang sudah disepakati antara pemerintah kabupaten dengan pemerintah pusat (termasuk dana bantuan luar negeri dirumuskan dalam Project Memorandum (Kesepakatan Pelaksanaan Program).
10.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Oleh karena itu pada bagian ini, Satgas RPIJM daerah agar merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, yang meliputi beberapa aspek antara lain :
(1) Strategi peningkatan DDUB Kabupaten Luwu Timur dan provinsi
(2) Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan anggaran;
(3) Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah Kabupaten Luwu Timur
(4) Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya;
(5) Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi infrastruktur permukiman yang sudah ada.