• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN GEDEBAGE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN GEDEBAGE"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Isu-isu Strategis 39 BAB III

ISU-ISU STRATEGIS

3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN GEDEBAGE

Beberapa permasalahan yang terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kecamatan Gedebage adalah sebagai berikut :

1. Persoalan yang terkait dengan struktur organisasi dan tata kerja di Kecamatan Gedebage eksisting, diantaranya :

1). Kecamatan Gedebage sangat tergantung pada Peraturan Perundang-undangan, seringkali terjadi perubahan/ pemutakhiran terhadap Peraturan Perundang-undangan baik yang berlaku secara lokal maupun nasional. Namun sampai saat ini belum terdapat fungsi khusus sehingga Kecamatan Gedebage menjadi kurang adaptif. Adanya kebutuhan dalam hal pengawasan dan pengendalian maupun advokasi dari aspek regulasi, sehingga memperlancar kegiatan pelayanan;

2). Dibutuhkan mekanisme teknis perihal hubungan kerja dan koordinasi dengan SKPD lain perihal pemberian izin/ rekomendasi, khususnya fungsi kendali/ kontrol atas waktu pelayanan. Mengingat SLA (Service Level Agreement)

(2)

Isu-isu Strategis 40 Kecamatan Gedebage salah satunya adalah aspek waktu. Saat ini waktu proses menjadi lebih lama karena Kecamatan Gedebage tidak punya kendali atas waktu ketika proses izin sudah masuk ke SKPD lain.

2. Persoalan yang terkait dengan prosedur operasional pelayanan di Kecamatan Gedebage eksisting, diantaranya :

1). Cakupan layanan belum lengkap (pemberian pelayanan perizinan/ rekomendasi baru, perubahan, perpanjangan/ daftar ulang) dan beberapa diantaranya belum memiliki SOP (pemberian salinan perizinan/ legalisasi). Kemudian, perlu diperjelas batasan izin yang perlu rekomendasi teknis dan yang tidak perlu;

2). Prosedur masih perlu distandarisasi, dipersingkat dan dapat diotomasikan melalui teknologi informasi untuk mempermudah tata kelola proses pelayanan dan perlu ada pendelegasian wewenang penandatanganan sesuai kondisi untuk meningkatkan kecepatan dan volume pelayanan.

3.2. TELAAHAN VISI DAN MISI KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH

Dengan terpilihnya Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah baru sesuai hasil Pemilihan Kepala Daerah Kota Bandung pada Tahun 2013, maka Renstra Kecamatan Gedebage perlu

(3)

Isu-isu Strategis 41 menyesuaikan dengan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah, khususnya yang terkait dengan Pelayanan kepada masyarakat.

3.2.1. VISI DAN MISI

Visi dari Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih untuk periode 2013-2018 adalah “Terwujudnya Kota Bandung

Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera” yaitu dengan menciptakan

kenyamanan, unggul dari berbagai segi dan mensejahterakan masyarakat.

Adapun Misi dari Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih untuk periode 2013-2018 yaitu :

1. Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan;

2. Menghadirkan tata kelola pemerintah yang efektif, bersih dan melayani;

3. Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing;

4. Membangun perekonomian yang kokoh, maju dan berkeadilan. Terkait dengan Visi, Pelayanan sangat terkait dengan frasa “Unggul”. Pelayanan di Kota Bandung oleh Kecamatan Gedebage harus menjadi yang terdepan, minimal dalam skala nasional. Visi

(4)

Isu-isu Strategis 42 pelayanan harus diarahkan pada pelayanan prima yang unggul. Kemudian, terkait dengan misi, pelayanan tercakup ke dalam Misi ke-2 (dua), yaitu menghadirkan tata kelola pemerintah yang efektif, bersih dan melayani. Pelayanan Kecamatan Gedebage Kota Bandung ke depan harus berorientasikan pada pelayanan yang transparan, bersih dan melayani, yang artinya :

1. Pelayanan yang transparan berarti semua masyarakat dapat mengetahui waktu, prosedur dan biaya pelayanan secara transparan, baik dengan datang secara langsung atau melalui media elektronik;

2. Pelayanan yang bersih berarti membangun sistem pelayanan yang akuntabel serta bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), serta membangun budaya aparatur yang jujur dan professional;

3. Pelayanan yang melayani adalah pelayanan yang berorientasi pada kepuasan masyarakat.

3.2.2. PROGRAM

Program dari Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih untuk periode 2013-2018 dituangkan kedalam kelompok-kelompok kerja antara lain :

1. Pokja Kemacetan Bandung; 2. Pokja PKL;

(5)

Isu-isu Strategis 43 3. Pokja Sampah Bandung;

4. Pokja Bandung Hijau;

5. Pokja Bandung Aman (Masalah Sosial); 6. Pokja Banjir Bandung;

7. Pokja Kota Kreatif Bandung; 8. Pokja Bandung Kota Budaya; 9. Pokja Bandung Smart City; 10. Pokja Kolaborasi Bandung; 11. Pokja Kampung Juara; 12. Pokja Revitalisasi Bandung; 13. Pokja Reformasi Pendidikan; 14. Pokja Pariwisata Bandung;

15. Pokja Reformasi Pasar Bandung; 16. Pokja Taman Tematik;

17. Pokja Bandung Kota Musik/ Film; 18. Pokja Bandung Kota Desain;

19. Pokja Indeks Kebahagiaan (Index Of Happiness) Bandung; 20. Pokja Public Relation Bandung;

21. Pokja Reformasi Dekranasda Bandung; 22. Pokja Reformasi PKK Bandung;

23. Pokja Kesehatan;

(6)

Isu-isu Strategis 44 Pelayanan Kecamatan Gedebage Kota Bandung terkait dengan pelaksanaan program pada pokja pelayanan publik dan dapat menjadi pendukung dalam hal penyelenggaraan program prioritas yang lain, khususnya dalam hal :

1. Aspek kemudahan pelayanan (Pokja Sampah Bandung, Pokja Bandung Hijau, Pokja Bandung Aman, Pokja Kota Kreatif Bandung, Pokja Bandung Kota Budaya, Pokja Bandung Smart City, Pokja Kampung Juara, Pokja Indeks Kebahagiaan (Index Of Happiness) Bandung dan Pokja Reformasi PKK Bandung); 2. Aspek pengendalian (Pokja Kemacetan Bandung, Pokja Banjir

Bandung, Pokja Revitalisasi Bandung, Pokja Kesehatan dan Pokja Bandung To WTP)

3.3. TELAAHAN RENSTRA KEMENTRIAN/ LEMBAGA DAN RENTRA SKPD PROVINSI

3.3.1. TELAAHAN RENSTRA KEMENTRIAN/ LEMBAGA

Berdasarkan hasil telaahan pada Renstra Kementerian Dalam Negeri 2010-2014, khususnya pada Matrix program dan kegiatan dapat dilihat beberapa program/ kegiatan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan Kecamatan di Kota Bandung, diantaranya sebagai berikut :

1. Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) selambat-lambatnya 5 (lima) tahun setelah terbitnya Peraturan

(7)

Isu-isu Strategis 45 Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan harus sudah dilaksanakan oleh Kecamatan sebagai penyelenggara PATEN;

3.3.2. TELAAHAN RENSTRA SKPD PROVINSI

Provinsi Jawa Barat memiliki visi “Jawa Barat Maju dan

Sejahtera Untuk Semua” dengan Misi sebagai berikut :

1. Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing; 2. Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan;

3. Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik;

4. Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan; 5. Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran

Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal.

Dari Misi ke-3 (tiga) dapat dilihat keterkaitan antara Kecamatan Gedebage Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat dimana perlu didorong Sinergitas Pelayanan. Isu sinergitas ini baik di tataran strategis khususnya yang terkait dengan isu kelembagaan dan regulasi sampai pada teknis, khususnya dalam proses izin/ rekomendasi yang membutuhkan koordinasi antara kedua pihak. Isu pemanfaatan teknologi dalam pelayanan juga

(8)

Isu-isu Strategis 46 muncul berulang kali baik di tataran Kementerian/ Lembaga maupun SKPD Provinsi.

Hal ini untuk mendukung dalam menciptakan sosok Provinsi Jawa Barat di Tahun 2018 yaitu Pemerintahan Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya dalam pelayanan yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem yang modern berbasis IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta menerapkan model manajemen pemerintahan hibrida yang mengkombinasikan manajemen berbasis Kabupaten/ Kota dengan manajemen lintas Kabupaten/ Kota;

3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

3.4.1. TELAAHAN RTRW KOTA 2011-2031 Isu Strategis Menurut RTRW 2011-2031

Berdasarkan RTRW, terdapat penetapan kawasan strategis kota yang dinilai berdasarkan sudut kepentingannya, antara lain kawasan yang memiliki nilai strategis dari :

1. Sudut Kepentingan Ekonomi

Berdasarkan pengelompokan kegiatan perekonomian yang menjadi keunggulan Kota Bandung, dibentuklah Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang terdapat di : Alun-alun,

(9)

Isu-isu Strategis 47 Gedebage dan sentra industri kecil : sentra sepatu & olahan kulit Cibaduyut, sentra boneka Sukamulya, sentra rajutan Binong Jati, sentra tekstil Cigondewah, sentra kaos Surapati, sentra jeans Cihampelas serta sentra tahu dan tempe Cibuntu. 2. Sudut Kepentingan Sosial Budaya

Sebagai kota yang berkembang pesat, Bandung memerlukan sebuah pusat budaya yang difungsikan sebagai pusat pendidikan dan budaya serta balai pertemuan nasional dan internasional. Selain itu juga diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan sarana pusat budaya yang representative lengkap dengan ruang terbuka hijau. Di Bandung, kawasan tersebut akan dibangun di Kawasan Puseur Budaya Pajajaran.

3. Sudut Kepentingan Fungsi Daya Dukung Lingkungan Hidup Kawasan Babakan Siliwangi, sungai Cikapundung dan Punclut merupakan kawasan yang memiliki peran sebagai Ruang Terbuka Hijau, sumber air baku dan kawasan resapan air kota. Karena itulah pembangunan di daerah ini perlu dibatasi dan dikendalikan.

Dengan demikian kawasan Strategis Nasional yang berada di wilayah Kota Bandung adalah Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung. Kawasan strategis provinsi yang berada di wilayah Kota

(10)

Isu-isu Strategis 48 Bandung adalah Kawasan Bandung Utara dan Kawasan sekitar Pusat Pemerintahan Gedung Sate.

Disamping hal tersebut di atas, terdapat pula detail-detail peruntukan ruang pada RTRW Kota Bandung 2011-2031 yang perlu menjadi perhatian Kecamatan Gedebage dalam memberikan dukungan terhadap pelayanan yang selaras dengan dokumen perencanaan kota. Diperlukan bantuan dan peran serta Kecamatan Gedebage dalam merekomendasikan izin yang dikeluarkan SKPD terkait agar tidak bertentangan dengan rencana pada RT/RW ini.

Selain itu terdapat pula kebijakan perihal pengembangan Rencana Pola Ruang, yang penjelasannya akan digabungkan dengan telaahan kajian Rencana Induk Ruang Terbuka Hijau pada bab selanjutnya.

3.4.2. TELAAHAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS Isu Strategis Menurut Rencana Induk RTH Kota Bandung 2012-2032

Dalam Rencana Lingkungan Hidup Strategis terdapat penjelasan mengenai isu-isu strategis mengenai kebutuhan pembangunan di Kota Bandung di bidang Lingkungan Hidup khususnya dalam Rencana Pola Ruang, dengan penjelasan berikut :

(11)

Isu-isu Strategis 49 1. Rencana Kawasan Lindung

1). Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya

Merupakan kawasan resapan air di wilayah Bandung Utara (dengan ketinggian di atas 750 mdpl). Kawasan resapan air adalah daerah yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga berguna sebagai sumber air. Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada tanah dan pengendalian banjir.

2). Kawasan perlindungan setempat

Meliputi daerah seperti : jalur sempadan sungai, jalur sempadan rel kereta api, kawasan di bawah saluran udara tegangan tinggi, sempadan jalan dan jalan bebas hambatan, kawasan sekitar danau buatan dan kawasan sekitar mata air.

Dalam kaitannya dengan pembangunan, diperlukan penambahan jalur hijau di sejumlah jaringan jalan (Jl. Ir. H. Djuanda, Jl. L.L.R.E Martadinata dan jalur hijau Pasupati), sempadan Sungai Cikapundung serta intensifikasi dan ekstensifikasi RTH di kawasan Bandung

(12)

Isu-isu Strategis 50 Utara dan rencana kolam retensi di kawasan Pusat Gedebage.

3). Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Diperlukan ruang terbuka hijau dengan luas sedikitnya 30% dari luas wilayah Kota Bandung dengan rincian : 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Untuk itu, pembangunan RTH perlu menjadi suatu syarat dalam mendapatkan izin pembangunan terkait.

4). Kawasan pelestarian alam dan cagar budaya

Kawasan Taman Hutan Raya Juanda dan kawasan cagar budaya merupakan kawasan pelestarian bangunan fisik dan pelestarian lingkungan alami yang memiliki nilai historis dan budaya Kota Bandung. Terdapat sejumlah titik yang peruntukan pembangunannya spesifik untuk keperluan pelestarian ini.

5). Kawasan rawan bencana

Untuk mengendalikan kawasan rawan bencana yang terdapat di sejumlah titik, dibuatlah rencana penanganan kawasan bencana kebakaran, garakan tanah dan longsor, serta genangan dan banjir yang meliputi kegiatan relokasi, pengendalian pembangunan, maupun rehabilitasi dan penataan saluran drainase jalan.

(13)

Isu-isu Strategis 51 Untuk mendukung rencana-rencana ini, dibutuhkan dukungan administratif perizinan agar rencana pembangunan dapat berjalan baik tanpa terganggu isu non-teknis.

6). Kawasan lindung lainnya

Kawasan yang dimaksud adalah kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ Kebun Binatang Bandung. Kawasan ini tidak diperuntukkan bagi pembangunan apapun, sehingga tidak ada perizinan pembangunan yang mungkin ada di daerah ini.

Sebagaimana yang dijelaskan di atas, diperlukan pengendalian pembangunan untuk kepentingan perlindungan lingkungan hidup. Oleh karena itu dalam upaya melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Gedebage Kota Bandung, diperlukan pengawasan dan pengendalian terhadap rekomendasi perizinan pembangunan di daerah-daerah sebagaimana yang telah disebutkan di atas.

2. Rencana Kawasan Budidaya

1). Rencana pengembangan kawasan perumahan

Dengan kecenderungan pembangunan yang intensitasnya meningkat di wilayah dalam Kota Bandung, muncul upaya revitalisasi kawasan pemukiman di wilayah

(14)

Isu-isu Strategis 52 pusat-pusat perkembangan kota, yaitu melalui program pengembangan pemukiman vertikal.

Selain itu, pada kawasan pemukiman sangat padat dan kumuh akan dilakukan urban renewal dan revitalisasi sehingga tercapai kualitas lingkungan yang baik pada daerah seperti Kelurahan Tamansari, Braga, Cigondewah, Cicadas, Kecamatan Andir dan Kiaracondong.

2). Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa Terdapat rencana pengembangan kawasan

perdagangan dan jasa ke wilayah berikut : a). Pengembangan kegiatan jasa profesional, perdagangan,

pariwisata, dan keuangan ke wilayah Bandung Timur; dan b). Pembatasan konsentrasi perkantoran di wilayah Bandung Barat.

3). Rencana pengembangan kawasan perkantoran

Perkantoran yang dimaksud adalah perkantoran pemerintahan, yang terdiri dari kegiatan pemerintahan berskala nasional, regional, dan kota. Rencana pengembangan kawasan perkantoran Kota Bandung dilaksanakan dengan mempertahankan perkantoran pemerintah berskala nasional, provinsi dan kota pada lokasi yang sudah berkembang serta mengembangkan perkantoran pemerintahan baru di PPK Gedebage.

(15)

Isu-isu Strategis 53 4). Rencana pengembangan kawasan industri dan

perdagangan

Sektor perindustrian yang akan dikembangkan di Kota Bandung berupa sektor industri ringan, pergudangan dan rumah tangga yang ramah lingkungan, sehingga industri polutif harus keluar dari wilayah Kota Bandung.

Untuk itu akan dilakukan relokasi ataupun pengalihfungsian industri yang tidak ramah lingkungan serta pembatasan kawasan pergudangan di wilayah Bandung Barat untuk diarahkan ke wilayah Bandung Timur.

5). Kawasan pengembangan wisata buatan

Rencana pengembangan kawasan wisata buatan meliputi pengembangan dan pelestarian objek wisata bersejarah, objek wisata pendidikan dan budaya, serta pengendalian dan pembatasan kegiatan hiburan di lokasi sekitar kegiatan peribadatan, pendidikan, dan perumahan. 6). Rencana pengembangan kawasan ruang terbuka non-hijau

(RTNH).

Rencana pengembangan terdiri dari RTNH publik : a). Lapangan terbuka non hijau yang dapat diakses masyarakat secara bebas; dan b). RTNH privat : plaza milik

(16)

Isu-isu Strategis 54 pribadi yang dapat diakses oleh masyarakat sesuai ketentuan yang ditetapkan.

7). Rencana pengembangan ruang kegiatan sektor informal Meliputi pembatasan ruang publik untuk kegiatan sektor informal (PKL) pada lokasi yang diperbolehkan, serta ketentuan batas gangguan yang diizinkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

8). Rencana pengembangan ruang evakuasi bencana

Terdapat rencana pengembangan ruang evakuasi bencana seperti banjir dan longsor di sejumlah titik, serta pengembangan taman-taman skala lingkungan di kawasan perumahan, maupun di ruang terbuka publik yang cukup besar seperti di alun-alun, lapangan dan sebagainya.

9). Rencana pengembangan kawasan peruntukan lainnya

Rencana pengembangan kawasan peruntukan lainnya di Kota Bandung terdiri dari kawasan pertanahan dan keamanan, pertanian, serta pelayanan umum, pendidikan, kesehatan dan peribadatan.

Untuk mendukung realisasi perencanaan sebagaimana yang telah disebutkan di atas, diperlukan perhatian dan dukungan tersendiri dalam sisi rekomendasi perizinan yang akan membantu rencana pembangunan tersebut. Pengendalian rekomendasi perizinan untuk keperluan

(17)

jasa-Isu-isu Strategis 55 jasa di atas diperlukan agar rencana pengembangan kawasan menjadi lebih terarah.

Dalam kaitannya untuk kepentingan pembangunan Kota Bandung, Kecamatan Gedebage perlu berkoordinasi dan berkonsultasi lebih lanjut dengan SKPD terkait lainnya seperti Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT), Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (Distarcip), Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP), Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Pelayanan Pajak (Disyanjak) Kota Bandung untuk dapat selektif dalam mengeluarkan izin-izin yang terkait dengan pembangunan agar tidak bertentangan dengan isu-isu atau peruntukan pembangunan sebagaimana yang telah dituangkan dalam RTH Kota Bandung 2011-2031.

3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Dinamika perubahan lingkungan strategis berpengaruh terhadap program dan kegiatan yang dilakukan oleh Kecamatan Gedebage. Perubahan lingkungan strategis baik yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal akan berdampak pada pelaksanaan peran Kecamatan Gedebage Tahun 2014-2018. Penentuan isu-isu strategis akan menggunakan metode analisis SWOT.

(18)

Isu-isu Strategis 56 SWOT (Strengthts, Weanesses, Opportunity, Threats) analisis adalah proses assesment yang subyektif pada suatu organisasi secara terstruktur untuk mengidentifikasikan faktor-faktor strategis yang berupa faktor-faktor internal (kelemahan dan kekuatan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman).

Analisa ini diperlukan untuk menetapkan sasaran dan merumuskan strategi organisasi yang realistik dalam mewujudkan visi dan misi guna menjalankan tugas pokok dan fungsinya. SWOT juga diperlukan untuk mengetahui posisi terhadap lingkungan dalam rangka menetapkan strategi dan prioritas program dalam rentang waktu 5 (lima) tahun ke depan.

Analisa SWOT juga diperlukan untuk membuat aktivitas lebih fokus pada area dimana kita mempunyai kekuatan dan terdapat peluang yang besar. SWOT dapat menginspirasikan untuk berpikir inovatif dan proaktif dari pada perilaku yang reaktif bila terjadi permasalahan.

Berikut ini beberapa kondisi internal yang berpengaruh terhadap pelaksanaan peran Kecamatan Gedebage Kota Bandung :

3.5.1. KEUNGGULAN LINGKUNGAN INTERNAL

1. Kecamatan Gedebage merupakan SKPD yang berwenang dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kewenangannya atau dengan kata lain tidak ada persaingan;

(19)

Isu-isu Strategis 57 2. Aparatur Kecamatan Gedebage memiliki pemahaman terkait

karakteristik dan perilaku customer/ masyarakat;

3. Kepemimpinan dan kebijakan yang sudah mendorong inisiatif pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pemberian pelayanan;

4. Berdasarkan survey yang pernah dilakukan, kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di Kecamatan Gedebage sudah cukup baik;

5. Kecamatan Gedebage menjadi koordinator untuk administrasi pelayanan sesuai pelimpahan kewenangan;

6. Kecamatan Gedebage sudah memiliki inisiatif untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam fitur pelayanan.

3.5.2. PERMASALAHAN LINGKUNGAN INTERNAL

1. Belum seluruh produk pelayanan mampu bersaing baik dari sisi kecepatan waktu, kemudahan prosedur dan biaya;

2. Mekanisme koordinasi lintas sektor antara Kecamatan Gedebage dengan SKPD teknis lain belum cukup terkoordinasi, terintegrasi, sederhana dan tersinkronisasi baik dalam hal pelayanan perizinan/ rekomendasi maupun pemenuhan aspek pendukung;

(20)

Isu-isu Strategis 58 3. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di internal

Kecamatan Gedebage untuk pelayanan dan aspek pendukungnya belum optimal;

4. Masih ada prosedur pelayanan yang perlu diatur lebih teknis baik dalam hal izin/ rekomendasi maupun proses (pencabutan, penangguhan, dan sebagainya);

5. Belum adanya analisis beban kerja sesuai dengan kebutuhan; 6. Kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendukung

pelayanan perlu ditingkatkan agar lebih memadai.

3.5.3. POTENSI LINGKUNGAN EKSTERNAL

1. Iklim kondusifitas masyarakat Kota Bandung yang sangat mendukung pelayanan prima;

2. Adanya unit kerja lain yang mendukung fungsi Kecamatan Gedebage dalam memberikan pelayanan;

3. Tersedianya standar-standar yang dapat dijadikan acuan dalam hal peningkatan pelayanan yang berlaku secara nasional/ internasional;

4. Banyaknya lembaga penyedia barang dan jasa untuk berbagai kebutuhan pendukung pelayanan Kecamatan Gedebage.

(21)

Isu-isu Strategis 59 3.5.4. TANTANGAN LINGKUNGAN EKSTERNAL

1. Produk pelayanan di daerah lain semakin kompetitif baik dari sisi kecepatan waktu, kemudahan prosedur dan biaya;

2. Persepsi publik terhadap kinerja birokrasi pemerintahan yang belum membaik;

3. Kesadaran masyarakat untuk mengurus pelayanan yang masih rendah;

4. Waktu pengurusan beberapa jenis pelayanan masih tergantung pada SKPD teknis;

5. Pengawasan dan pengendalian tidak dibawah kewenangan Kecamatan Gedebage;

6. Munculnya regulasi dan kebijakan baru yang terkait dengan pelayanan;

7. Terdapat kerangka kebijakan dan peraturan yang tumpang tindih.

3.6. PENETAPAN POSISI DAN STRATEGI DASAR

Berdasarkan gambaran tentang potensi dan permasalahan lingkungan internal dan eksternal yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap penyelenggaraan pelayanan kedepan, maka perlu dikembangkan upaya strategis sebagai tindak lanjutnya antara lain sebagai berikut :

(22)

Isu-isu Strategis 60 berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan;

2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur guna menunjang keberhasilan pelaksanaan keseluruhan proses penyelenggaraan pelayanan;

3. Peningkatan/ penataan kembali sistem aplikasi dan data base penyelenggaraan;

4. Perbaikan sistem pengendalian internal di lingkungan Kecamatan Gedebage Kota Bandung. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan pengendalian yang sehat, terselenggaranya penilaian resiko, aktifitas pengendalian, sistem informasi dan komunikasi serta kegiatan pemantauan pengendalian;

5. Peningkatan intensitas koordinasi dan konsultasi dengan Dinas/ Instansi teknis terkait baik secara horizontal maupun vertikal. Hal ini bermanfaat dalam memecahkan berbagai permasalahan dan hambatan yang dihadapi;

6. Peningkatan fungsi-fungsi staf sebagai dukungan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi (meliputi pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana, sarana dan pengelolaan aset).

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pengelasan SMAW pada baja SA 36 dengan bentuk bevel groove lebih kuat dibandingkan v groove dikarenakan nilai kekuatan tarik

Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, yang dalam hal ini pelayanan administrasi pemberintahan, adalah untuk memperoleh Kartu Tanda Penduduk seumur hidup,

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui kualitas air sumur di sekitar Tempat Penampungan Akhir sampah (TPA) Mojosongo secara fisik dan kimia; (2) Untuk mengetahui apakah

-Masjid, SPBU dan Rumah Makan di sekitar Cikampek -Rest Area Tol Cikampek di KM 62, 42, 33 Bekasi -Rest Area Tol Cipularang di KM 97 dan 88 -Masjid Aliyah Karawang Barat..

Tidak hanya itu saja perkembangan dari peserta didik dalam mengikuti kegiatan bengkel ngaji ini, sebenarnya masih bayak lagi jika mau disebutkan satu

Berdasarkan hasil yang di peroleh berdasarkan tindakan sosial yang di lakukan pemuka agama Islam terhadap komunitas punk , diantara nya Pemuka agama Islam yang

Aktivitas antioksidan yang tertinggi pada perlakuan D 3 E 3 yaitu dengan formulasi perbandingan perasa (2:1) jahe 0,50 g dan lengkuas 0,25 g dengan lama pengeringan 120 menit,

5 Sistem Use Case Sisfo Pemesanan Lapangan Futsal berbasis SaaS Cloud Computing .... 7 Class Pimpinan Futsal