• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KF Panas Pelarutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KF Panas Pelarutan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM LABORATORIUM ILMU KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Windi Andriyani NIM : 4301409002

Jurusan/Prodi : Kimia/ Pendidikan Kimia Regu : I (Satu)

Kelompok : 1. Nur Amalia Afiyanti 2. Ratna Zahrotus S. Tanggal : 28 Oktober 2011

Percobaan : Panas Kelarutan dan Hukum Hess

(2)

A. TUJUAN

a. Menentukan panas pelarutan.

b. Menggunakan hukum Hess untuk menentukan panas reaksi secara tidak langsung.

B. DASAR TEORI

Perubahan entalpi pelarutan adalah kalor yang menyertai proses penambahan sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan tetap. Terdapat dua macam entalpi pelarutan yaitu entalpi pelarutan integral dan entalpi pelarutan diferensial. Entalpi pelarutan integral adalah perubahan entalpi jika satu mol zat terlarut dilarutkan ke dalam n mol pelarut. Jika pelarut yang digunakan adalah air, maka persamaan reaksi pelarutnya dituliskan sebagai berikut:

X + n H2O X. nH2O ΔHr = ...kJ

Persamaan tersebut menyatakan bahwa satu mol zat x dilarutkan ke dalam n mol air. Sebagai contoh entalpi pelarutan integral dalam percobaan kita kali ini adalah CuSO4:

CuSO4 + 5 H2O CuSO4. 5 H2O ΔHr = ...kJ

Pelarut yang kita gunakan dalam hal ini adalah air. Karena air mempunyai sifat khusus. Salah satu sifatnya adalah mempunyai kemampuan melarutkan berbagai jenis zat. Walaupun air bukan pelarut yang universal (pelarut yang dapat melarutkan semua zat), tetai dapat melarutkan banyak macam senyawa ionik, senyawa organik dan anorganik yang polar dan bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa yang polaritasnya rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air.

Salah satu sebab mengapa air itu dapat melarutkan zat-zat ionik ialah karena kemampuannya menstabilkan ion dalam larutan hingga ion-ion itu dapat terpisah antara satu dengan lainnya. Kemampuan ini disebabkan oleh besarnya tetapan dielektrika yang dimiliki air. Tetapan dielektrik adalah suatu tetapan yang menunjukkan kemampuan molekul mempolarisasikan dirinya atau kemampuan

(3)

sehingga dapat mengarah pada menetralkan muatan-muatan listrik yang terdapat di sekitarnya. Dalam hal ini, kekuatan tarik menarik muatan yang belawanan akan sangat diperkecil bila medianya mempunyai tetapan dielektrik besar.

Dalam percobaan ini akan dicari panas pelarutan dua senyawa yaitu CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat. Biasanya panas reaksi senyawa sangat sulit

untuk ditentukan, tetapi dengan menggunakan hukum Hess panas reaksi ini dapat dihitung secara tidak langsung. Hukum Hess menyatakan bahwa entalpi reaksi adalah jumlah total perubahan entalpi untuk setiap tahapnya atau bisa disimpulkan kalor reaksi tidak bergantung pada lintasan, tetapi hanya ditentukan keadaan awal dan akhir. Jadi jika suatu reaksi dapat berlangsung menurut dua tahap atau lebih maka kalor reaksi totalnya sama dengan jumlah aljabar kalor tahapan reaksinya. Oleh karena itu hukum Hess disebut juga hukum penjumlahan kalor.

C. ALAT DAN BAHAN

a. Alat:

1. Kalorimeter dan pengaduk 2. Mortal dan pastel

3. Termometer 0-100ºC 4. Gelas ukur 100 ml 5. Cawan porselin 6. Stop watch 7. Desikator

8. Pembakar bunsen dan kaki tiga b. Bahan

(4)

D. CARA KERJA

10 gram CuSO4.5H20

Haluskan Catat suhu setiap 30detik Hingga suhu konsatn 3x Temperatur Kesetimbangan Serbuk

Timbang dineraca Analitik 2x @ 5 gram CuSO4.5H2O

Aduk hingga air Kristal Menguap sempurna (Biru menjadi putih)

Serbuk Anhidrat (CuSO4) 50mL air dingin 50mL air panas Simpan dalam desikator hingga dingin

Catat suhu setiap 30detik Serbuk Anhidrat (CuSO4) hingga suhu konstan 3x

Temperatur kesetimbangan

Aduk kuat

Hingga suhu konstan

(5)

E. DATA PENGAMATAN

a. Menghitung tetapan kalorimeter

Waktu (menit) Suhu air dingin (ºC) Suhu air panas (ºC)

0.0 27 67 0.5 27 47 1.0 27 46 1.5 27 46 2.0 27 45 2.5 27 45 3.0 27 45 3.5 27 44 4.0 27 44 4.5 27 43.5 5.0 27 43.5

b. Menghitung panas pelarutan CuSO4. 5 H2O

Waktu (menit) Suhu air (ºC) CuSO4. 5 H2O (ºC)

0.0 27 27 0.5 27 26.5 1.0 27 26 1.5 27 26 2.0 27 26 2.5 27 26 3.0 27 26 3.5 27 25 4.0 27 25 4.5 27 25.5 5.0 27 24.5

c. Menghitung panas pelarutan CuSO4 anhidrat

Waktu (menit) Suhu air (ºC) CuSO4 Anhidrat (ºC)

0.0 27 27

0.5 27 31

1.0 27 31

1.5 27 31.5

(6)

2.5 27 31.5 3.0 27 31.5 3.5 27 31.5 4.0 27 31.75 4.5 27 31.75 5.0 27 32 5.5 27 32.5 6.0 27 32.7 6.5 27 32.7 7.0 27 32.75 F. PEMBAHASAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, pada pengamatan pertama yakni saat CuSO4.5H2O dimasukkan ke dalam air yang ada di calorimeter, suhu

air mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena system melepaskan kalor ke lingkungan sehingga suhunya turun atau disebut reaksi eksoterm.

Turunnya suhu air dalam calorimeter ini dikarenakan serbuk CuSO4.5H2O

telah mengandung air sehingga pada saat dilarutkan ke dalam air terjadi interaksi antara keduanya yang menyebabkan suhu larutan menjadi turun. Selain itu juga didapatkan panas pelarutan CuSO4.5H2O sebesar -3,073kj/mol. Nilai negative

pada entalpi pelarutan, menunjukkan bahwa reaksinya melepaskan kalor (eksoterm).

(7)

Setelah dilakukan analisa data diperoleh hasil:

Tetapan kalorimeter = + 61.764 Jmol-1 (menerima kalor)

Kalor pelarutan ΔH CuSO4. 5 H2O = - 3073.65 Jmol-1 (melepaskan kalor)

Kalor pelarutan ΔH CuSO4. anhidrat = + 9055.92 Jmol-1 (menerima kalor)

Panas pelarutan = + 14 kJmol-1 (menerima kalor)

Tetapan kalorimeter dapat diperoleh dari pencampuran air dingin dengan air panas dalam kalorimeter dan mencatat suhunya (suhu awal dan akhir). Jika kalorimeter tidak menyerap kalor dari campuran air, maka kalor yang diberikan oleh air panas sama dengan kalor yang diserap oleh air dingin. Tetapi karena kalorimeter juga ikut menyerap kalor, maka kalor yang diserap oleh kalorimeter adalah selisih kalor yang diberikan 0leh air panas dikurangi dengan kalor yang diserap oleh air dingin (q3 = q2 – q1). Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan

cara membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter (q3) dengan

penghangatan perubahan suhu pada kalorimeter. t q C ∆ = 3 C = tetapan kalorimeter (JºC-1)

q = kalor yang diserap (J) Δt = perubahan suhu (ºC)

Kalor atau panas pelarutan dari CuSO4. 5 H2O maupun CuSO4 anhidrat

dapat dieroleh dengan cara mencampurkan serbuk zat tersebut ke dalam kalorimeter yang berisi air dingin, sehingga akan bereaksi dan akan timbul suatu reaksi yang disertai dengan perubahan suhu, dan pelepasan sejumlah kalor. Perubahan kalornya tergantung ada konsentrasi awal dan akhir larutan yang terbentuk.

Dalam percobaan ini, dihasilkan panas pelarutan CuSO4 anhidrat lebih

tinggi daripada CuSO4. 5 H2. hal ini disebabkan karena beberapa faktor, antara

lain:

 Massa CuSO4 murninyalebih banyak CuSO4 anhidrat daripada CuSO4. 5

H2O. CuSO4. 5 molekur air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O akan

memperkecil massa CuSO4 murni. Karena kalor berbanding lurus dengan

massa, maka zat yang massanya lebih besar (CuSO4 anhidrat) menghasilkan

(8)

 Perbedaan suhu. Molekul air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O adalah air

dingin. Ini jelas berpengaruh pada kalor yang dihasilkan. Tambahan 5 molekul air (yang tidak ada pada CuSO4 anhidrat mengakibatkan panas

pelarutan menjadi lebih kecil.

Hasil percobaan kurang sempurna, mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Kekurangtelitian praktikan saat percobaan, misalnya pada saat menimbang bahan.

2. Validitas alat yang digunakan.

3. Kesalahan analisa data

G. JAWABAN PERTANYAAN

Untuk menghitung panas reaksi secara langsung dapat dilakukan sebagai berikut adalah

1. Dilakukan dengan mereaksikan reaktan dalam kalorimeter, dimana wadah dicelupkan pada bak yang terisolasi dengan air yang diketahui massanya. Dengan mengukur suhu, sebelum, dan sesudah reaksi maka dapat ditentukan besarnya ∆H yakni dengan :

●membuat grafik T (suhu) Vs t ( waktu) -m. ∆His/ N = W.∆T + A. Cp. ∆T Keterangan : M = massa (gram) N = berat molekul ∆T= suhu A = Massa larutan

∆His= panas pelarutan integral W= kapasitas kalor

Cp= Kalor jenis iar

● Membuat grafik antara ∆His

-d (m.∆His)/ dm = slope, dan intersep = ∆H ds, sehingga ∆H diketahui. 2. Dengan menggunakan hukum Hess (kalor reaksi hanya ditentukan oleh keadaan awal dan akhir reaksi). ΔH = q CuSO4. 5 H2O – q

(9)

H. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

• Tetapan kalorimeter hasil percobaan adalah 61,764 KJmol-1.

• Panas pelarutan CuSO4. 5

H2O hasil percobaan adalah - 3073,65 kJmol-1.

• Kalor pelarutan CuSO4.

anhidrat hasil percobaan adalah +9055,92 kJmol-1 .

• Panas pelarutan air per mol hasil percobaan adalah +14 kJmol-1

.

• Panas pelarutan CuSO4

anhidrat lebih tinggi daripada CuSO4. 5 H2O karena CuSO4anhidrat

mengikat 5 molekul air. b. Saran

1. Praktikan hendaknya melakukan persiapan secara matang. 2. Praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatam 3. Alat yang digunakan sesuai dengan standar.

I. DAFTAR PUSTAKA

1. Tim Dosen Kimia Fisika. 2004. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I. Semarang. Jurusan Kimia FMIPA UNNES.

2. Wiryoatmojo, Suyono. 1998. KIMIA FISIKA I. Jakarta. Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

(10)

3. Purba, Michael. 1995. KIMIA 2 untuk kelas 2 SMU. Jakarta. Erlangga.

4. Agus Yulianto, dkk. 2001. PETUNJUK Praktikum Fisika Dasar I. Semarang FMIPA UNNES.

Mengetahui, Semarang, 28 September 2011

Dosen Pengampu Praktikan

Ir. Sri Wahyuni, M.Si Windi Andriyani

NIP NIM 4301409002

LAMPIRAN

1. Dari percobaaan yang telah dilakukan diperoleh grafik suhu vs waktu sebagai berikut:

(11)

1. ANALISA DATA

Data hasil Praktikum

(12)

= 50mL x 1gr/mL = 50gr Ta1 air dingin = 280C = 301 K Ta2 air panas = 670C = 340 K T campuran = 450C = 318 K A. Menentukan C Kalorimeter Q lepas = Qterima

Qair panas = Qkalorimeter + Qair dingin Qkalorimeter = Qair panas – Qair dingin

Ckal (Tc - Ta1) = m x Cair (Ta2 – Tc) – m x Cair (Tc - Ta1)

Ckal (318 – 301) = 50 x 10-3 x 4200 (340-318) - 50 x 10-3 x 4200 (318-301)

Ckal (17) = 4620 – 3570

Ckal =

Ckal = 61,764 J/K

B. Panas Pelarutan (ΔH) CuSO4.5H2O

T1 = 27oC = 300 K T2 = 26oC = 299 K ΔT = 299 K – 300 K = -1 Massa air = 100 x 10-3 Kg C = 61,764 J/K Q = Qair + Qkalorimeter = m x c x ΔT + C x ΔT = 100 . 10-3 x 4200 x (-1) + 61,764 (-1) = - 62,18 J/K Massa CuSO4.5H2O = 5,0476 gr Mol = = 2,023 x 10-2 ΔH =

(13)

=

= - 3073,65 J/K

C. Panas Pelarutan CuSO4 Anhidrat

T1 = 27oC = 300 K T2 = 31,5oC = 304,5 K ΔT = 304,5 K – 300 K = 4,5 K Massa air = 100 x 10-3 Kg C = 61,764 J/K Q = Qair + Qkalorimeter = m x c x ΔT + C x ΔT = 100 . 10-3 x 4200 x (4,5) + 61,764 (4,5) = 279,828 J/K Massa CuSO4.5H2O = 4,9300 gr Mol = = 0,0309 ΔH = = = 9055,92 J/K

Dengan menggunakan Hukum Hess maka panas pelarutan adalah CuSO4 + 5H2O CuSO4.5H2O ∆H = ∆H CuSO4 + 5H2O - ∆H CuSO4 = -3,073Kj/mol – 9,055 Kj/mol = -6,00 Kj/mol ∆H q permol = -6,00/ 5 = -1,2 Kj/mol

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip kerja dari mesin Water Chiller ini adalah mendinginkan suatu media yang menghasilkan panas dengan cara di aliri air yang dingin, sehingga melalui air

Prinsip kerja dari mesin Water Chiller ini adalah mendinginkan suatu media yang menghasilkan panas dengan cara di aliri air yang dingin, sehingga melalui air

Reaksi selanjutnya yaitu reaksi antara K2Cr2O7 +HCl+air menghasilkan larutan yang berwarna kuning oil dan menimbulkan gas yang berbau tidak sedap!. Warna kuning oil

Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih

Penentuan kadar air dilakukan dengan cara destilasi, yaitu dengan memasukkan 5 gram serbuk simplisia, lalu ditambahkan 200 ml toluen jenuh air ke dalam labu yang telah

Pada percobaan ini kita akan melakukan uji reaksi kimia ion kation/ion positif yang dengan cara reaksi uji nyala api, melarutkan ion kation dengan campuran zat lain, memanaskan

Penentuan kadar air dilakukan dengan cara destilasi, yaitu dengan memasukkan 5 gram serbuk simplisia, ditambahkan 200 mL toluen jenuh air ke dalam labu yang telah

Energi listrik dapat diubah menjadi panas dengan cara mengalirkan arus listrik pada suatu kawat tahanan yang tercelup dalam air yang berada dalam kalorimeter. DAFTAR PUSTAKA 